SYARIFAH

Namanya Syarifah. Kulitnya putih bersih. Kulitnya terlihat sangat terawat, halus dan licin (tapi tentu saja saya belum pernah menyentuhnya). Wajahnya mirip banget sama Aishwarnya Rai, Miss Universe itu lho. Hidungnya mancung, matanya indah, bulu matanya lentik. Bibirnya apa lagi…nggak pernah kena lipstick tapi selalu basah dan menggoda. Bikin pengen nyipok dan French kiss habis-habisan. Pipinya sering merekah indah kalo digodain cowok-cowok. Semua cowok napsu sama dia…wajar lah, primadona kampus.

Gak Cuma wajahnya yang oke. Bodinya juga montok banget. Payudaranya yang gede dan indah itu gak bisa disembunyiin gamisnya yang longgar. Bokongnya yang indah apalagi. Kalo lagi jalan lenggak-lenggok indah, bikin ngaceng. Tubuhnya tinggi semampai, 178 centian lah. Kalo mau jadi model, pasti deh gak ada yang nolak. Aku jadi penasaran dengan betis, leher, atau kakinya bagaimana. Pasti indah banget.

Suaranya merdu. Kalo lagi nanya sama dosen, suara indahnya bikin terangsang. Apalagi kalo lagi ketawa. Wauh…gak nahaan.

sayangnya, gue Cuma bisa ngiler doang. Jilbabnya gede banget khas aktivis kampus. Pengen ngentotin dia tapi kayaknya gak mungkin. dia udah nikah. Sama mahasiswa juga. Huh, bikin emosi aja.

Tapi, mimpi itu akhirnya jadi kenyataan. Gue bisa ngentotin dia habis-habisan. Dari memek, mulut, sampai bokong semuanya gue tusuk. Sempet malah penis gue jepitin ke toketnya yang gede itu. “uh…ah…”suaranya yang indah dan matanya yang sayu bikin pengalaman itu gak pernah terlupakan.

Semuanya berawal ketika suaminya main ke kampus. Kebetulan gue lagi nongkrong di tempat sepi. Dasar suami-istri, si suami gak nahan lagi. Iya lah, kalo punya istri seperti itu siapa sih yang tahan. Akhirnya, di pojokan kampus mereka mulai beraksi.

Suaminya mengecup dahinya, terus bibirnya dilumat. Gila, jago juga French kissnya. Lidah keduanya dengan buas saling berpagutan. Wajah keduanya sayu, menyiratkan nafsu yang amat sangat. Tangan suami Syariffah kemudian meraba-raba payudaranya dari luar gamis. Diremas-remasnya dengan penuh nafsu. Beberapa saat kemudian, lidahnya kemudian menjilat-jilat payudaranya tersebut.

Aku tegang luar biasa. Tanganku udah memegang penis yang mulai membesar. Apalagi setelah Syarifah mulai mengerang-erang. “Ahhh…enak…terus…enak…masss…”. Rupanya gamisnya udah dirogoh rogoh sama suaminya. Tangannya menyelusup dari bawah. Gamisnya tersingkap memperlihatkan pahanya yang luar biasa indah itu. Betisnya juga indah banget. cepat, kancutnya udah dilepas turun. Warnyanya pink. Tapi, gamisnya masih kepake, sementara baju atasnya udah kebuka. Beha tidak lagi mampu menampung payudaranya yang sempurna. Seakan meloncat, toket gedenya lepas dari beha dan membusung iindah. Oohhh…seandainya gue suaminya.

Payudaranya semakin membusung karena terangsang. Warnanya putih mulus, sampai uratnya kelihatan dikit. Pentilnya yang merah jambu tegang menantang. Wajahnya juga semakin sayu merayu. Ahh…mass…

Suaminya mengeluarkan kontolnya. Betapa terkejutnya aku, ternyata ia nggak ada reaksi apa-apa. Kontolnya tetep pada ukuran normal.

Keduanya lalu bergumam lirih. “Maafin mas ya…mas gak bisa muasin adek…”. Syarifah Cuma tersenyum merana. “Gak papa kok bang. Ini kan bagian dari terapi. Pasti bisa suatu saat nanti…”

Suaminya terduduk lesu, sementara Sarifah kemudian memainkan putingnya dengan tangannya sendiri. Diputar-putar dan dipilin pilin toketnya yang indah dan besar itu. Matanya merem melek menyiratkan kehausan atas kenikmatan seksual yang nggak pernah didapatnya dari suaminya. Sesekali dia meremas toketnya dan membawanya ke atas untuk dijilati dengan lidahnya sendiri. Ia menjilatinya kehausan seperti menjilati permen. Suaranya indah, merayu, tapi sendu.

Kesempatan nih! Kontol gue yang udah ngaceng akhirnya bisa ngentotin dia juga. Suaminya yang sedih segera gue bekap sementara Ifah masih asik masturbasi. Gua ikat dia. Nih, tonton cara laki-laki sejati memuaskan Istri.

Aku segera meluncur. Sayrifah gelagapan ketika toketnya tiba-tiba gue remas-remas dengan penuh nafsu. Keterkejutannya gua sumpal dengan ciuman maut di bibirnya yang seksi dan ranum. Dasar nafsu, ternyata ia menyambut juga dengan lidahnya.

Gamisnya segera gue pelorotin.wow, gadis berjilbab ini tinggal polos. Tinggal jilbabnya aja yang semampir. Aku tidak bosan memandang tubuh yang sudah haus seks ini. Dadanya membusung dan mulai berwarna kemerahan. Bodinya ideal: pantat gede, betis oke, kaki jenjang, jemari lentik. Memeknya terlihat indah. Kue apemnya terlihat besar merangsang dan mulai basah oleh cairan nafsu.

Tadinya, dia protes. Tapi nafsu rupanya udah gak ketahan. Istri sholehah ini akhirnya diam saja ketika gua raba-raba. Aku pilin pilin putingnya dengan teknik canggih. Kutelusuri tubuhnya dari bawah ke atas. Mulai dari kakinya yang mulus itu. Gua jilat jmarinya yang bersih karena selalu tertutup kaos kaki. Terus ke atas, ke betisnya yang indah. Aku gigit-gigit kecil. “Awww….awas….nanti kamu kulaporinn,,,uhh….”

Mulutnya memang protes, tapi tubuhnya mendukung aksiku. Lidahku naik dan menemukan sasarannya. Pertama, kucium-cium dan jilat perutnya yang rata dan indah itu. Sementara tanganku masih memutar-mutar dan memilin-milin toket dan putingnya yang tegang dan membusung terangsang. Berikutnya, lidahku akhirnya mengaduk-adik liang kewanitaannya yang sudah terangsang berat. Rasanya yang unik menambah nafsuku. jembutnya halus menggelitik penisku.

Akhirnya, kumasukkan jari-jariku bermain di liang rahasianya. Sementara mulutku gentian … …meskipun sudah lemas. Aku masih ingin menikmati tubuhnya.

Penisku segera kuangkat ke atas. Kusuruh gadis sholehah ini duduk berjongkok. TAngannya kubimbing mengocok penisku. Ia meronta tapi sia-sia. Sensasi yang kurasakan luar biasa ketika tangannya yang halus lembut dan lentik itu mengocok kontolku. Nikmat sekali.

Akhirnya, kumasukkan kontolku ke mulutnya yang indah itu. Wajahnya yang masih memakai jilbab terlihat semakin cantik dan terangsang. Tadinya ia menolak dengan menutp mulutnya. Namun, kontol yang udah licin karena cairan kewanitaannya ini akhirnya bisa masuk. Ia akhirnya mengulumnya dengan indah. Jauh lebih enak daripada pacarku.

Hampir 10 menit penisku dikocok di mulutnya. Auh….seruku kenikmatan, Akhirnya, aku meledak juga. Tumpahlah spermaku di mulutnya. Matanya kelihatan terkejut karena spermaku tertelan. Ia muntah-muntah dari bibirnya yang seksi.

Aku kemudian mengocok penisku yang mengecil. Ku French kiss dia beberapa menit. Payudaranya tiba-tiba mengencang lagi. Wow…indah membusung. Dengan sigap, burungku yang tadinya kecil ini membesar lagi. Kujepitkan di antara payudaranya yang besar. Payudaranya berguncang-guncang indah ketika kugenjot dia. Ahhh uhhh…desisnya gak karuan.

Payudaranya yang ngaceng semakin besar. Mulutnya semakin basah oleh air liur. Memeknya mulai basah lagi. Setelah beberapa lama, tiba-tiba ia orgasme lagi yang kedua. Awwww….Kali ini cairannya menyemprot jauh.

Kuambil sisa-sisa cairannya sambil merogoh-rogoh memeknya yang basah dan memerah jambu. Kuusap-usap di pentilnya yang indah. Kemudian, kujilati dan kugigit-gigit toketnya itu dengan bernafsu. Ia menggelinjang keenakan lagi, meskipun terlihat sangat lemas.

Akhirnya, tiba saatnya bagiku. Kubalik badannya dan terlihatlah bodinya yang indah. Bongkah pantatnya sangat menggoda. Tadinya aku pengen doggy style. Tapi, sepertinya lebih enak untuk anal seks.

Kumasukkan penisku ke pantatnya yang besar dan indah. Kujejalkan ke anusnya yang sempit. Ia berteriak kesakitan. Teriakan yang indah. Kugenjot-genjot terus pantatnya yang padat berisi itu. Tubuhnya putihnya berguncang-guncang. Payudaranya naik turun sementara ia terus mendesah-desah. Kepalanya yang tertutup jilbab mengangguk-angguk kenikmatan. Lidahnya terjulur keluar, tidak mampu menahan nikmatnya. Tanganku menangkap toketnya dan memilin-milinnya. Akhirnya kami orgasme bersamaan.

Ohhhh! Crottt!

Kucabut penisku yang belum selesai muncrat. Kuhadapkan wajahnya yang cantik itu. Wajah sayu yang cantik itu kutembak dengan sperma. Wajahnya berlumuran cairan cinta, sebagian mengenai jilbabnya.

Tidak berhenti di situ, kusiramkan spermaku di tubuhnya kemudian kuoles-oleskan ke seluruh tubuhnya yang idah. Betisnya, lehernya yang jenjang, kakinya yang indah, perutnya yang sempurna, sekarang semuanya terkena sperma, ludah, dan cairan kewanitaannya. Ia tampak berkilauan. Bodinya yang montok semakin indah. Ia tergolek lemas….dan berbisik…”innalillahi….”

Untuk terakhir kalinya. Aku ngentot cewek yang udah lemes ini dengan doggy style sampai beberapa kali. Kumasukkan juga pisang ke vaginanya. Suaminya pingsan melihat istrinya diperlakukan sebejat itu. Sebaliknya, Syarrifah seperti menikmatinya. Ia orgasme sampai beberapa kali. Yang paling aku suka, tubuhnya menggelinjang indah, dengan pantat padat dan toket yang bergoyang-goyang menggoda. Matanya menyiratkan kesedihan, sekaligus kepuasan yang luar biasa.

HENI

JILBAB TOKET SUPER GEDE TOGE SEMOK (6)

Malam itu, jam sebelas lebih, cuaca sangat tidak bersahabat. Sejak jam sebelasan tadi hujan sudah turun dengan derasnya disertai guruh dan petir. Di tempat yang sepi depan pintu kamar periksa itulah dokter Maman, dokter jaga di rumah sakit itu menghabiskan waktunya dengan membaca buku. Maman (37 tahun), dalam usia sekian itu masih tampak ganteng dan gagah dengan tinggi badan 175 cm. Sudah hampir sepuluh tahun dia bekerja sebagai dokter di rumah sakit ini, istrinya masih muda (29 tahun) dengan 2 anak. Kesepian dan suasana sepi sudah menjadi temannya sehari-hari apabila dia dapat tugas jadi dokter jaga, maka mendengar suara-suara aneh dan cerita-cerita seram lainnya sudah tidak membuatnya merinding lagi, istilahnya sudah kebal dengan hal-hal seperti itu. Sungguh, malam itu menjadi malam panjang baginya, suasana hujan dengan angin yang dingin mudah membuai orang hingga ngantuk.

JILBAB TOKET SUPER GEDE TOGE SEMOK (1)

Pak dokter Maman masih terus juga membaca buku yang sengaja dia bawa dari rumah. Hening sekali suasana di sana, bunyi yang terdengar hanya bunyi rintik hujan, angin. Tak lama kemudian terdengar bunyi lain di lorong itu, sebuah suara orang melangkah, suara itu makin mendekat sehingga mengundang perhatian dokter itu.
“Siapa tuh ya, malem-malem ke sini ?” tanya dokter maman dalam hati.

Suara langkah makin terdengar, dari tikungan lorong muncul lah sosok itu, ternyata seorang gadis cantik berpakaian perawat dan berjilbab. Di luar seragamnya dia memakai jaket cardigan abu-abu berbahan wol untuk menahan udara dingin malam itu. Suster itu ternyata berjalan ke arahnya.

“Permisi, Pak” sapanya pada Maman dengan tersenyum manis.

“Malam Sus, lagi ngapain nih malem-malem ke sini” balas Maman.

“Ohh…hehe…anu Pak abis jaga malam sih, tapi belum bisa tidur, makannya sekalian mau keliling-keliling dulu”

Dokter Maman bingung sebab tidak tahu kalau suster itu juga jaga. Maka Maman bertanya, “Oh iya kok saya rasanya baru pernah liat Sus disini yah ?” tanya Maman.

“Iya Pak, saya baru pagi tadi sampai disini, pindahan dari rumah sakit *****” jawabnya, “jadi sekalian mau ngenal keadaan disini juga”

“Oo…pantes saya baru liat, baru toh” kata Pak dokter Maman.

“Emang bapak kira siapa ?” tanyanya lagi sambil menjatuhkan pantatnya pada bangku panjang dan duduk di sebelah Maman.

“Wow, hoki gua” kata pria itu dalam hati kegirangan.

“Dikirain suster ngesot yah, hahaha” timpal dokter Maman mencairkan suasana. “Hehehe dikira suster ngesot, nggak taunya suster cantik” sambung Maman lagi tertawa untuk menghangatkan suasana.

“Kalau ternyata memang iya gimana Pak” kata gadis itu dengan suara pelan dan kepala tertunduk yang kembali membuat pria itu merasa aneh.

Tiba-tiba gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangan dan tertawa cekikikan.
“Hihihi…bapak dokter ini lucu ah, sering jaga malam kok digituin aja takut” tawanya.

“Wah-wah suster ini kayanya kebanyakan nonton film horror yah, daritadi udah dua kali bikin kita nahan napas aja” kata Pak Maman.

“Iya nih, suster baru kok nakal ya, awas Bapak laporin loh” kata Maman menyenggol tubuh samping gadis itu. Sebentar kemudian suster itu baru menghentikan tawanya, dia masih memegang perutnya yang kegelian.

“Hihi…iya-iya maaf deh pak, emang saya suka cerita horror sih jadi kebawa-bawa deh” katanya.

“Sus kalau di tempat gini mending jangan omong macem-macem deh, soalnya yang gitu tuh emang ada loh” sahut dakter Maman dengan wajah serius.

“Iya Pak, sori deh” katanya “eh iya nama saya Heni Puspita, panggil aja Heni, suster baru disini, maaf baru ngenalin diri…emmm Bapak dokter siapa yah?” sambil melihat ke dokter itu.

“Kalau saya Suherman, tapi biasa dipanggil Maman aja, saya yang jadi dokter jaga di sini malam” pria setengah baya itu memperkenalkan diri.

JILBAB TOKET SUPER GEDE TOGE SEMOK (2)

“Omong-omong Sus ini sudah lama di RS ini?” tanya si dokter.

“Ya belum sih” kata Suter Heni.

“Pantas baru saya lihat, saya sudah lihat namanya dalam jadwal tapi baru inilah saya lihat orangnya. Cantik!” kata Maman sambil memandang wajah cantik yang sedang mengobrol dengannya itu.

Malam itu dokter Maman merasa beruntung sekali mendapat teman ngobrol seperti suster Heni, biasanya suster-suster lain paling hanya tersenyum padanya atau sekedar memberi salam basa-basi. Maklumlah mereka semua tahu kalau dokter Maman sudah beristri dan punya dua anak.

Mereka pun terlibat obrolan ringan, pria itu tidak lagi mempedulikan buku bacaannya dan mengalihkan perhatiannya pada suster Hena yang ayu itu. Sejak awal tadi dokter Maman sudah terpesona dengan gadis ini. Pria normal mana yang tidak tertarik dengan gadis berkulit putih mulus berwajah kalem seperti itu, rambut hitamnya disanggul ke belakang tampak terbayang walau tertutup dengan jilbab panjangnya yang putihnya, tubuhnya yang padat dan montok itu lumayan tinggi (168 cm), pakaian perawat dengan bawahan rok panjang itu menambah pesonanya.

Suster Heni sendiri baru berusia 24 tahun dan belum menikah. Untuk gadis secantik Heni sebenarnya tidak begitu susah mendapat pasangan ditambah lagi dengan bodinya yang montok dan padat, tentu banyak lelaki yang mau dengannya. Tapi sejauh ini belum ada pria yang cocok di hati Suster Heni. Sebagai wanita alim berjilbab dia sangat menjaga pergaulannya dengan lawan jenis. Namun malam ini dia gelisah juga melihat dokter Maman yang tampan dan gagah itu. Sayang dia sudah beristri, keluh Suster Heni dalam hati. Namun hati kecilnya tidak dapat dibohongi bahwa dia suka pada dokter Maman itu.

Maman, si dokter, makin mendekatkan duduknya dengan gadis itu sambil sesekali mencuri pandang ke arah belahan dadanya membayang di balik baju panjang dan jilbab panjangnya. Suasana malam yang dingin membuat nafsu pria itu mulai bangkit, apalagi Pak Maman sudah seminggu tidak ngentot istrinya karena lagi datang bulan dan walaupun istri Maman lebih cantik dari Suster Heni, tapi dalam hal bodinya tentu saja kualitasnya kalah dengan suster muda di sebelahnya ini. Semakin lama dokter Maman semakin berani menggoda suster muda yang alim itu dengan guyonan-guyonan nakal dan obrolan yang menjurus ke porno. Suster Heni sendiri sepertinya hanya tersipu-sipu dengan obrolan mereka yang lumayan jorok itu.
“Terus terang deh Sus, sejak Sus datang kok disini jadinya lebih hanget ya” kata Maman sambil meletakkan tangannya di lutut Heni dan mengelusnya ke atas sambil menarik rok panjang suter berjilbab itu sehingga pahanya mulai sedikit tersingkap.

“Eh…jangan gitu dong Pak, mau saya gaplok yah ?!” Heni protes tapi kedua tangannya yang dilipat tetap di meja tanpa berusaha menepis tangan pria itu yang mulai kurang ajar.

“Ah, Sus masa pegang gini aja gak boleh, lagian disini kan sepi gini, dingin lagi” katanya makin berani, tangannya makin naik dan paha yang mulus itupun semakin terlihat.

“Pak saya marah nih, lepasin gak, bapak kan sudah punya istri, saya itung sampai tiga” wajah Heni kelihatannya BT, matanya menatap tajam si dokter yang tersenyum mesum.

“Jangan marah dong Sus, mendingan kita seneng-seneng, ya?” sahut Dokter Maman, entah sejak kapan tiba-tiba saja pria tidak tau malu itu sudah di sebelahnya .
Dokter jaga itu dengan berani merangkul bahu Heni dan tangan satunya menyingkap rok suster muda itu di sisi yang lain. Suster itu tidak bergeming, tidak ada tanda-tanda penolakan walau wajahnya masih terlihat marah.

“Satu…” suster itu mulai menghitung namun orang itu malah makin kurang ajar, dan tangannya makin nakal menggerayangi paha yang indah itu, “dua…!” suaranya makin serius.

JILBAB TOKET SUPER GEDE TOGE SEMOK (3)

Entah mengapa suster itu tidak langsung beranjak pergi atau berteriak saja ketika dilecehkan seperti itu. Si pria yang sudah kerasukan nafsu itu menganggapnya sandiwara untuk meninggikan harga diri sehingga dia malah semakin nafsu.

“Tig…” sebelum suster Heni menyelesaikan hitungannya dan bergerak, si dokteritu sudah lebih dulu mendekapnya dan melumat bibirnya yang tipis.

“Mmm…mmhh !” suster itu berontak dan mendorong-dorong Maman berusaha lepas dari dekapannya namun tenaganya tentu kalah darinya, belum lagi dokter Maman juga mendekapnya serta menaikkan rokknya lebih tinggi lagi. Heni merasa hembusan angin malam menerpa paha mulusnya yang telah tersingkap, juga tangan kasar dokter itu mengelusinya yang mau tak mau membuatnya terangsang.

“Aahh…jangan…mmhh !” Heni berhasil melepaskan diri dari cumbuan si dokter tapi cuma sebentar, karena ruang geraknya terbatas bibir mungil itu kembali menjadi santapan Maman.

Lalu tangan Pak Maman mulai meremas-remas dadanya yang masih tertutup seragam suster dan jilbab lebarnya – Maman dapat merasakan kalau tetek suster alai mini masih kencang dan padat pertanda belum pernah dijamah lelaki lain – sementara tangan satunya tetap mengelus paha indahnya yang menggiurkan. Heni terus meronta, tapi sia-sia malah pakaian bawahnya semakin tersingkap dan jilbab lebar perawat itu nyaris copot. Pak Maman melepaskan jaket cardigan pinknya suster Heni sehingga tinggal baju seragam perawatnya yang terlihat. Lama-lama perlawanan suster Heni melemah, sentuhan-sentuhan pada daerah sensitifnya telah meruntuhkan pertahanannya. Birahinya bangkit dengan cepat apalagi suasananya sangat mendukung dengan hujan yang masih mengguyur dan dinginnya malam. Ditambah lagi hati kecil suka dengan dokter Maman. Bulu kuduk Heni merinding merasakan sesuatu yang basah dan hangat di lehernya. Ternyata dokter Maman itu sedang menjilati lehernya yang jenjang dengan menyingkapkan jilbab panjang suster alim itu, lidah itu bergerak menyapu daerah itu sehingga menyebabkan tubuh Heni menggeliat menahan nikmat. Mulut Heni yang tadinya tertutup rapat-rapat menolak lidah Maman kini mulai membuka. Lidah kasap si doketr itu langsung menyeruak masuk ke mulut suster berjilbab itu dan meraih lidahnya mengajaknya beradu lidah. Heni pun menanggapinya, lidahnya mulai saling jilat dengan lidah pria itu, liur mereka saling tertukar. Sementara Pak Maman mulai melucuti kancing bajunya dari atas dan sekaligus mencopot jilbab panjang suster Heni, tangan perkasa dokter itu menyusup ke dalam cup branya, begitu menemukan putingnya benar-benar masih kencang dan padat, belum terjamah lelaki lain lalu langsung dimain-mainkannya benda itu dengan gemasnya.

Di tengah ketidak-berdayaannya melawan dokter brengsek itu, Heni semakin pasrah membiarkan tubuhnya dijarah. Tangan doketr Maman menjelajah semakin dalam, dibelainya paha dalam gadis itu hingga menyentuh selangkangannya yang masih tertutup celana dalam. Sementara baju atasan Heni juga semakin melorot sehingga terlihatlah bra biru di baliknya.

“Kita ke dalam aja biar lebih enak” kata Pak Maman.

“Kamu emang kurang ajar yah, kita bisa dapet masalah kalau gak lepasin saya !” Heni masih memperingatkan dokter itu.

“Udahlah Sus, kurang ajar- kurang ajar, kan lu juga suka ayo !” Maman narik lengan suster itu bangkit dari kursi. “Sus, seneng-seneng dikit napa? Dingin-dingin gini emang enaknya ditemenin cewek cantik kaya Sus” lanjut Pak Maman.

JILBAB TOKET SUPER GEDE TOGE SEMOK (4)
Dokter Maman menggelandang suster alim itu ke ruang periksa pasien tempat mereka berjaga. Heni disuruh naik ke sebuah ranjang periksa yang biasa dipakai untuk memeriksa pasien. Selanjutnya pria itu langsung menggerayangi tubuh Virna yang terduduk di ranjang. Maman menarik lepas celana dalam gadis alim itu hingga terlepas, celana itu juga berwarna biru, satu stel dengan branya. Kemudian ia berlutut di lantai, ditatapnya kemaluan suster alim itu yang ditumbuhi bulu-bulu yang lebat, bulu itu agaknya rajin dirawat karena bagian tepiannya terlihat rapi sehingga tidak lebat kemana-mana. Hena dapat merasakan panasnya nafas pria itu di daerah sensitifnya. Pak Maman mempreteli kancing baju atasnya yang tersisa, lalu bra itu disingkapnya ke atas. Kini terlihatlah payudara suster Heni yang berukuran sedang sebesar bakpao dengan putingnya berwarna coklat.

“Uuuhh…Pak!” desah Henia ketika lidah Pak Maman menelusuri gundukan buah dadanya. Lidah itu bergerak liar menjilati seluruh payudara yang kencang dan padat itu tanpa ada yang terlewat, setelah basah semua, dikenyotnya daging kenyal itu, puting mungil itu digigitinya dengan gemas.

“Aahh !” tubuh Heni tiba-tiba tersentak dan mendesah lebih panjang ketika dirasakannya lidah panas Maman mulai menyapu bibir vaginanya lalu menyusup masuk ke dalam. Maklum Maman sudah pengalaman merangsang wanita. Heni sebagai gadis alim sebenarnya jijik melakukan hal ini dengan dokter Maman ini, tapi rupanya libidonya membuatnya melupakan perasaan itu sejenak. Mulut Pak Maman kini merambat ke atas menciumi bibirnya, sambil tangannya tetap menggerayangi payudaranya. Kemudian dokter itu kembali menghisap memek suster ini, si dokter makin membenamkan wajahnya di selangkangan Heni, lidahnya masuk makin dalam mengais-ngais liang kenikmatan suster muda itu menyebabkan Heni menggelinjang dan mengapitkan kedua paha mulusnya ke kepalanya Maman.

“Nah, sekarang tinggal kita mulai Sus” kata Pak Maman membuka pakaiannya “pokoknya malam ini Bapak bakal muasin Sus hehehe!”

Heni tertegun melihat pria gagah itu sudah telanjang bulat di hadapannya, tubuhnya terbilang kekar, penisnya yang sudah menegang itu lumayan besar juga dengan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat. Dia naik ke ranjang ke atas tubuh gadis alim itu, wajah mereka saling bertatapan dalam jarak dekat. Kali tanpa penghalang sebab jilbab panjang suster alim itu sudah dicopot dokter Maman. Pak Maman begitu mengagumi wajah cantik Heni, dengan bibir tipis yang merah merekah, hidung bangir, dan sepasang mata indah yang nampak sayu karena sedang menahan nafsu.

“Pak, apa ga pamali main di tempat ginian ?” tanya Heni.

“Ahh…iya sih tapi masabodo lah, yang penting kita seneng-seneng dulu hehehe” habis berkata dia langsung melumat bibir gadis itu. Mereka berciuman dengan penuh gairah, Heni yang sudah tersangsang berat itu melingkarkan tangannya memeluk tubuh Pak dokter Maman. Ia masih memakai seragam susternya yang sudah terbuka dan tersingkap di mana-mana, bagian roknya saja sudah terangkat hingga pinggang sehingga kedua belah pahanya yang jenjang dan mulus sudah tidak tertutup apapun. Pak Maman sudah seminggu lamanya tidak menikmati kehangatan tubuh wanita sebab istrinya lagi datang bulan sehingga dia begitu bernafsu berciuman dan menggerayangi tubuh Heni. Mendapat kesempatan bercinta dengan gadis seperti Heni bagaikan mendapat durian runtuh, belum pernah dia merasakan yang sesintal dan montok ini, bahkan istrinya pun tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengannya meskipun lebih cantik dari pada Suster Heni.

Setelah lima menitan berciuman sambil bergesekan tubuh dan meraba-raba, mereka melepas bibir mereka dengan nafas memburu. Pak Maman mendaratkan ciumannya kali ini ke lehernya. Kemudian mulutnya merambat turun ke payudaranya, sebelumnya dibukanya terlebih dulu pengait bra yang terletak di depan agar lebih leluasa menikmati dadanya.

“Eemmhh…aahhh…aahh !” desahnya menikmati hisapan-hisapan dokter jaga itu pada payudaranya, tangannya memeluk kepala yang rambutnya lebat dan hitam itu.
Heni merasakan kedua putingnya semakin mengeras akibat rangsangan yang terus datang sejak tadi tanpa henti. Sambil menyusu, pria itu juga mengobok-obok vaginanya, jari-jarinya masuk mengorek-ngorek liang senggamanya membuat daerah itu semakin basah oleh lendir.

“Bapak masukin sekarang yah, udah ga tahan nih !” katanya di dekat telinga Heni.
Suster Heni hanya mengangguk. Pak Maman langsung menempelkan penisnya ke mulut vagina gadis alim itu. Terdengar desahan sensual dari mulut gadis itu ketika Pak Maman menekan penisnya ke dalam.

JILBAB TOKET SUPER GEDE TOGE SEMOK (5)

“Uuhh…sempit banget Sus, masih perawan ga sih ?” erang pria itu sambil terus mendorong-dorongkan penisnya.

Heni mengerang kesakitan dan mencengkram kuat lengan pria itu setiap kali penis itu terdorong masuk ke dalam memeknya yang masih rapet itu. Setelah beberapa kali tarik dorong akhirnya penis itu tertancap seluruhnya dalam vagina suster alim itu. Darah mengalir dari memek suter alim itu.

“Weleh-weleh, enaknya, legit banget Sus kalau masih perawan” komentar pria itu, “Belum pernah ngentot ya Sus sebelumnya, kalo boleh tau ?”

Sebagai jawabannya Heni menarik wajah pria itu mendekat dan mencium bibirnya, agaknya dia tidak berniat menjawab pertanyaan itu.

Pak Maman mulai menggoyangkan pinggulnya memompa vagina gadis itu. Desahan tertahan terdengar dari mulut Heni yang sedang berciuman. Pria itu memulai genjotan-genjotannya yang makin lama makin bertenaga. Lumayan juga sudah seusia hampir kepala empat tapi penisnya masih sekeras ini dan sanggup membuat gadis alim itu menggelinjang. Dia mahir juga mengatur frekuensinya agar tidak terlalu cepat kehabisan tenaga. Sambil menggenjot mulutnya juga bekerja, kadang menciumi bibir gadis itu, kadang menggelitik telinganya dengan lidah, kadang mencupangi lehernya. Suster Heni pun semakin terbuai dan menikmati persetubuhan beda jenis ini. Dia tidak menyangka pria seperti dokter itu sanggup membawanya melayang tinggi. Pria itu semakin kencang menyodokkan penisnya dan mulutnya semakin menceracau, nampaknya dia akan segera orgasme.

“Malam masih panjang Pak, jangan buru-buru, biar saya yang gerak sekarang !” kata gadis perawat itu tanpa malu-malu lagi.

Pak Maman tersenyum mendengar permintaan suster itu. Merekapun bertukar posisi, Pak Maman tiduran telentang dan Heni menaiki penisnya. Batang itu digenggam dan diarahkan ke vaginanya, Heni lalu menurunkan tubuhnya dan desahan terdengar dari mulutnya bersamaan dengan penis yang terbenam dalam vaginanya. Mata Pak Maman membeliak saat penisnya terjepit diantara dinding kemaluan Heni yang sempit. Ia mulai menggerakkan tubuhnya naik turun dengan kedua tangannya saling genggam dengan pria itu untuk menjaga keseimbangan.

“Sssshhh…oohh…yah…aahh !” Heni mengerang sambil menaik-turunkan tubuhnya dengan penuh gairah.

JILBAB TOKET SUPER GEDE TOGE SEMOK (7)

Tangannya meraih ujung roknya lalu ditariknya ke atas seragam yang berupa terusan itu hingga terlepas dari tubuhnya. Seragam itu dijatuhkannya di lantai sebelah ranjang itu, tidak lupa dilepaskannya pula bra yang masih menyangkut di tubuhnya sehingga kini tubuhnya yang sudah telanjang bulat terekspos dengan jelas. Sungguh suster Heni memiliki tubuh yang sempurna, buah dadanya montok dan proporsional, perutnya rata dan kencang, pahanya juga indah dan mulus, sebuah puisi kuno melukiskannya sebagai kecantikan yang merobohkan kota dan meruntuhkan negara.
Kembali Heni dan dokter jaga itu memacu tubuhnya dalam posisi woman on top. Heni demikian liar menaik-turunkan tubuhnya di atas penis Pak dokter Maman, dia merasakan kenikmatan saat penis itu menggesek dinding vagina dan klitorisnya.
“Ayo manis, goyang terus…ahh…enak banget !” kata Pak Maman sambil meremasi payudara gadis itu.

Wajah Heni yang bersemu merah karena terangsang berat itu sangat menggairahkan di mata Pak Maman sehingga dia menarik kepalanya ke bawah agar dapat mencium bibirnya.

Akhirnya Heni tidak tahan lagi, ia telah mencapai orgasmenya, mulutnya mengeluarkan desahan panjang. Pak Maman yang juga sudah dekat puncak mempercepat hentakan pinggulnya ke atas dan meremasi payudara itu lebih kencang. Ia merasakan cairan hangat meredam penisnya dan otot-otot vagina suster alim itu meremas-remasnya sehingga tanpa dapat ditahan lagi spermanya tertumpah di dalam dan membanjir, maklum sudah seminnggu gak dikeluarkan. Setelah klimaksnya selesai tubuh Heni melemas dan tergolek di atas tubuh dokter itu. Virna yang baru berusia 24 tahun itu begitu kontras dengan pria di bawahnya yang lebih pantas menjadi bapaknya, yang satu begitu ranum dan segar sementara yang lain sudah agak tua.

“Asyik banget Sus, udah selama seminggu saya gak ginian loh !” ujar Pak Maman dengan tersenyum puas.

“Gile nih malem, ga nyangka bisa dapet yang ginian” dia seperti masih belum percaya hal yang dialaminya itu.

Ketika sedang asyik memandangi Heni, tiba-tiba Pak Maman nafsunya bangkit lagi dan minta jatah sekali lagi. Tangan Maman terus saja menggerayangi tubuh Heni, kadang diremasnya payudara atau pantatnya dengan keras sehingga memberi sensasi perih bercampur nikmat bagi gadis itu. Sedangkan Pak Maman sering menekan-nekan kepala gadis itu sehingga membuat Heni terkadang gelagapan.
“Gila nih doketer, barbar banget sih” kata Heni dalam hati.

Walau kewalahan diperlakukan seperti ini, namun tanpa dapat disangkal Heni juga merasakan nikmat yang tak terkira. Tak lama kemudian Maman menyiorongkan penisnya lalu berpindah ke mulut Heni. Heni kini bersimpuh di depan pria yang senjatanya mengarah padanya menuntut untuk diservis olehnya. Heni menggunakan tangan dan mulutnya bergantian melayani penis itu hingga akhirnya penis Maman meledak lebih dulu ketika ia menghisapnya.

Sperma si doketr langsung memenuhi mulut gadis itu, sebagian masuk ke kerongkongannya sebagian meleleh di bibir indah itu karena banyaknya. Pria itu melenguh dan berkelejotan menikmati penisnya dihisap gadis itu. Tak lama kemudian Pak Maman pun menyemburkan isi penisnya dalam kocokan Heni, cairan itu mengenai wajah samping dan sebagian rambutnya. Tubuh Heni pun tak ayal lagi penuh dengan keringat dan sperma yang berceceran.

“Sus hebat banget, sepongannya dahsyat, saya jadi kesengsem loh” puji Maman ketika beristirahat memulihkan tenaga.

“Sering-sering main sini yah Sus, saya kalau malem kan sering kesepian hehehe” goda Pak Maman.

Heni tersenyum dengan hanya melihat pantulan di cermin, katanya, “Kenapa nggak, saya puas banget malem ini, mulai sekarang saya pasti sering mendatangi dokter”
Jam telah menunjukkan pukul setengah dua kurang, berarti mereka telah bermain cinta selama hampir satu setengah jam. Heni pun berpamitan setelah memakai jaket pinknya dan memakai kembali jilbab putih panjangnya. Sebelum berpisah ia menghadiahkan sebuah ciuman di mulut. Manam membalas ciuman itu dengan bernafsu, dipeluknya tubuh padat dan montok itu sambil meremas pantatnya selama dua menitan.

“Nakal yah, ok saya masuk dulu yah !” katanya sebelum membalik badan dan berlalu.
Lelah sekali Maman setelah menguras tenaga dengan perawat alim yang cantik itu sehingga selama sisa waktu itu agak terkantuk-kantuk. Setelah pagi mereka pun pulang dan tertidur di tempat masing-masing dengan perasaan puas.

Setiap kali kalau ada jadwal piket bersama, mereka selalu ngentot. Dokter Maman bermaksud menjadikan Suster Heni yang alim berjilbab sebagai istri keduanya, oleh sebab itu dokter Maman tidak memakai alat kontrasepsi apa pun jika ngentot dengan Suster Heni. Maman ingin wanita alim itu hamil, hingga terpaksa mau menikah dengannya sebagai istri keduanya. Hebat Dokter Maman!

BU SISKA

Hari ini seorang guru baru diperkenalkan di sekolahku, tentu saja setiap guru baru apalagi seorang wanita mendapat perhatian lebih. Maklum di sekolahku wanita termasuk barang langka. Aku sekolah di STM dan ambil jurusan listrik. Namanya Bu Siska, guru bahasa inggris kami yang baru, wajahnya yang teduh, bibir tipisnya yang selalu menyungingkan senyum. Tampak anggun dengan baju safari dipadu jilbab pinknya. Tingginya sekitar 160-an, dan dari perawakannya yang tidak kurus dan tidak gemuk terpampang sosok tubuh yang ideal bagi seorang wanita. Kulitnya yang bersih, semakin memancarkan kecantikannya. Dia baru lulus kuliah dan baru menjadi tenaga honorer di sekolahku.

JILBABER BIKIN KONAK (1)
Pada pelajaran ini aku sulit sekali konsentrasi, pikiranku meracau kemana-mana membayangkan tubuhnya, apalagi ketika dia merunduk ketika melulis di papan yang agak bawah, hatiku semakin tidak karuan. Walaupun sudah memakai jilbab namun lekukan di dadanya masih sulit disembunyikan, aku bayangkan sepasang payudara yang menantang dan sangat indah, aku taksir sekitar 36 A atau 36 B. “Rusdi…apa yang kamu pikirkan? kamu sakit?” suaranya memanggilku, aku tersentak, cepat sekali dia hafal nama murid di sini. “Maaf Bu, tidak ada apa-apa” sahutku. “Oke guys, give me an attention please.” katanya untuk mengambil perhatian kami.
“Hai Rus, rumah kamu di sini juga ya?” seseorang memanggilku saat sedang duduk di halaman rumah. “Oh Ibu, ya Bu, Ibu tinggal disini juga?”, “Jangan panggil Ibu, panggil teteh aja, Panggil Ibunya di sekoah saja ya” sahutnya ramah, “i…iya Bu, eh…Teh”. Sosok wanita yang sangat diidamkan pria, cantik, ramah, dan shalehah. Ternyata dia kos di kontrakan yang tidak jauh dari rumahku, setiap sore rumahnya selalu ramai oleh anak-anak yang belajar mengaji padanya. Sedangkan aku sendiri semakin terlarut dalam fantasiku membayangkan Teh Siska, hampir setiap kesempatan. Apalagi setiap pagi selalu lewat depan rumahku, dan terkadang kita berangkat bersama ke sekolah. Dia sudah menganggapku seperti adiknya sendiri, padahal aku sendiri menyimpan perasaan yang tidak mungkin aku ungkapkan. Dia adalah guruku, 8 tahun lebih tua dariku.
Suatu siang, aku beranikan mengetuk pintu rumah kontrakannya, “Siang Teh”. “Eh Rusdi, ada apa? ada yang bisa teteh bantu?” “Enggak teh, cuma tadi masih ada yang blum mengerti tentang tenses yang teteh ajarkan, mau kan mengulangi lagi mengajarkan?” tanyaku sedikit berbohong, padahal aku ingin sekali bertemu dengannya. “Kenapa tadi tidak disekolah saja?”, “Gak enak teh terlalu banyak tanya, kasihan temen-temen jadi terganggu”. “Ohh..kalau begitu baiklah tapi diluar saja ya, tidak enak sama tetangga”, “Ba…baik Teh, sahutku” sayang sekali padahal aku ingin berdua dengannya di dalam. Siang ini dia begitu cantik dengan balutan gamis warna pink dan jilbab putih yang menjuntai, tak lupa kaos kaki yang semakin membuatku penasaran seperti apakah kakinya, yang pasti jenjang dan menarik. Bedua dengannya saja sudah membuatku berdebar, aroma tubuh wanita yang has tercium membangkitkan kelaki-lakianku. “Rus…gimana sudah faham?”, “eh…yang mana Teh”, “katanya mau belajar, kok malah melamun terus, kamu harus konsentrasi”, “I..iya teh”. Tak terasa hari beranjak sore. “Assalaamu’alaikum…” terdengar suara beberapa anak-anak yang memanggil, “Maaf yah Rus, teteh harus mengajar anak-anak, lain waktu dilanjutkan ya, jangan sungkan kalau masih ada yang tidak faham”, “Iya teh, terima kasih ya”

JILBABER BIKIN KONAK (2)
Kecantikannya dalam sekejap menjadi buah bibir di desaku, namun sayang setiap laki-laki yang menyatakan cinta padanya selalu ditolak dengan cara halus, bahkan seorang anak saudagar terkaya di desa kamipun tidak mampu menaklukan hatinya. dan tidak sedikit yang mulai sakit hati padanya. November ini hujan mulai sering turun, sore ini Teh Siska, mampir ke rumahku, menitipkan kunci, kebetulan ayahku adalah ketua RT di sini. “Teteh mau pulang dulu, sudah lama tidak menengok orang tua”, yang aku suka semakin hari kita semakin akrab, walaupun sebatas pertemanan saja. “Tidak besok pagi saja teh? hari ini hujan dan sudah gelap, nanti kalau ada apa-apa gimana?”, dia tersenyum manis padaku “Terima kasih atas perhatiannya adikku sayang…mudah-mudahn tidak ada apa-apa di jalan.”, akupun membalas senyumannya. Namun, hatiku tidak tenang, setelah teh siska pergi aku pun menyusulnya.
Ternyata, Bertus anak saudagar kaya itu sakit hati dan punya niat jahat padanya. Dia dan teman-temannya merencankan sesuatu. Tanpa curiga teh siska membenhentikan ojeg yang sebenarnya adalah anak buah Bertus. AKu berusaha mencari teh siska dengan menggunakan sepedaku namun sepeda motor yang membawanya keburu hilang dari pandangan mata. Hujan semakin lebat, tiba-tiba motor yang ditumpangi teh siska berbelok dari arah terminal yang dituju. “lho…ini mau kemana pak, saya mau ke termina, tolong antar saya”, “Lewat sini aja neng, lebih cepat” ujar si tukang ojek. Tiba-tiba muncul 2 sepeda motor yang masing-masing berisi dua orang mencegat ojeg itu, “Cepat turun jangan macam-macam”, sambil mengacungkan senjat tajam, keempat orang bertopeng itu segera menghentikan ojeg itu. “Tolong…ada apa ini pak, tolong jangan apa-apakan saya” teh siska mulai ketakutan. “Sudah jangan banyak cingcong ikut saja”, sambil menarik paksa teh siska, “Pak tolong saya” sambil memohon pada tukang ojeg, namun ternyata si tukang ojeg itu kini sudah mengenakan topeng. Hujan semakin lebat, payung yang dibawa juga sudah entah kemana. Hujan yang lebat membasahi seluruh pakaian teh siska, sehingga lekuk tubuhnya nampak tercetak di tubuhnya. Sambil menangis, teh siska memohon untuk dilepaskan. Sampai tiba di sebuah rumah tua ditengah kebun. Tampak rumah itu sangat tidak terurus, atpnya 80 persen sudah tidak pada tempatnya. Hujan yang besar membuat suasana semakin mencekam, hanya suara hujan yang terdengar, tangisan dan jeritan tolong teh siska hampir tidak terdengar.
Sesampainya di rumah itu telah menunggu seseorang yangjuga menggunakan topeng. “Hahaha…akhirnya si cantik datang juga, teruslah minta tolong jika ada yang bisa menolong”, “Siapa kamu, tolong lepaskan aku”, “kamu lupa sama saya ya? sekarang tidak hanya cintamu yang dapat aku miliki, bahkn tubuhmu hahaha…” sambil tangan bertus membelai pipi teh siska yang basah, teh siska hanya bisa memalingkan wajahnya karena kedua tangan teh siska dipegang erat dua orang dan yang lainnya mengamati situasi. “Lepaskan, tolong” jeritan itu tidak dihiraukan bertus, terus diciumi wajah teh siska, dengan sedikit keberanian teh siska menendang perut bertus hingga terjerembab ke belakng. “Sialan, aku balas sekarang dengan yang lebih menyakitkan”, ditampar wajah teh siska sehingga terhuyung dan jatuh ke tanah. Jilbabnya masih tampak rapih ditengah kuyup basah karena hujan yang membashi, saat jatuh betisnya yang putih tersingkap bahkan gelappun tak mampu menyembunyikannya.
Bertuspun mulai menindih teh siska dan menciumi pipi dan bibirnya, teh siska ters memalingkan wajahnya sambil berupaya mendorong bertus. “Joko…Jarot…pegang tangannya, Tunggul…Bondan pegang kakinya” bertus memberi perintah, teh siska semakin tidak berdaya. dia hanya bisa menangis sambil menggigit bibirnya. bertus mulai meraba betis hingga naik ke pahanya, sekaligus mnyingkap roknya yang lebar. “Hahaha sekarang aku bisa melakukan apa saja padamu”, tangan kiri bertus memegang payudara kanan teh siska dari luar jilbabnya sambil meremas, Aaa….saki… it….tolong lepasin” bertus semakin bersemangat meremas payudara teh siska. Teh siska hanya mengerang dan pasrah. bertus mulai leluasa menindih tubuh teh siska, kemudian menarik bagian atas gamsnya hingga robek, nampak dua buah payudara yang indah dan putih seakan ingin melompat dari bra yang dikenakannya, payudara gadis yang selalu terawat dan masih sangat kencang. bertus menyibak jilbab teh siska yang lebar ke ata sehingga bagian dada dan lehernya yang jenjang terlihat. tidak menunggu waktu lagi langsung mencium kedua payudara itu kemudian nik ke leher, dan menggigitnya. Sekali lagi teh siska hanya bisa mengerang kesakitan sambil mengggit bbir bawahnya. Tangan bertus semakin tidak erkendali, tangan kanannya yang sedari tadi mengelus paha teh siska mulai berani menyeruak ke selangkangan dan mengelus daerah vagina teh siska. “Tolong…jaaa…ngaann…apapun yang kamu mau, tapi tolong jangan renggut itu dariku, sekali lagi tolong,…apapun akan aku lakukan”, bertus tersentak, dan kemudian menghentikan kegiatannya. “Benar, mau melakukan apa saja?”, “ya…apa saja, amu mau ambil uangku, HPku silahkan saja semuanya, tapi tolong lepaskan aku” teh siska sedikit memiliki harpan. “Kalau itu aku sudah punya banyak, tapi aku hargai perkataanmu, ayo semua…lepaskan pegangannya” anak buah bertuspun melepaskan pegangannya.

JILBABER BIKIN KONAK (3)
Teh siska mulai dapat bernapas lega, dan beringsut menutupi bagian dadanya yang terbuka dan menarik ke bawah roknya yang tersingkap. Bertus mulai melepaskan celananya, terlihat penis bertus yang mengacung bak tombak yang akan menghujam saat pertempuran. teh siska mulai terduduk sambil terus menutupi dadanya menggunakan jilbabnya yang sudah tidak karuan warnanya. “Ayo sini mendekat…katanya kamu mau melakukan apapun”, teh siska mendekati bertus hingga tepat wajahnya di depan penis bertus yang mengacung. Wajah teh siska terus menunduk ke bawah dan terus menangis tersedu. “katanya kamu mau melakukan apapun, sekarang jilat penisku!” teh siska masih terdiam dan tidka berani melakukan apapun. “cepat! atau aku paksa kamu menyerahkan mahkotamu” teh siska mulai berani mendekat, dipegangnya penis bertus dengan tangan kiri dan mulai menjilatnya. “hahaha…sekarang kamu milikku” teh siska semakin terguncang, tangisnya mulai mengeras. “Kok cuma sekali, ayo teruskan” teh siska mulai menjilat-jilat kembali penis bertus, bertus mlai merasakan geli yang sangat di jung penisnya. Tanan kanan bertus memegang kepala belakang teh siska, kemudian mendorong sehingga wajah teh siska semakin masuk ke dalam selankangannya. “uhhmm….phhmmff…” seluruh mulut teh siska penuh oleh penis bertus yang hanya terlihat setengahnya saja. Tangan bertus mulai memaju mundurkan kepala teh siska sehingga penis bertus keluar masuk ke mulut teh siska yang mungil. “uhh…uh…mhhppp…” teh siska tak dapat berkata apapun. Sedangkan bertus mulai merasakan kenikamatan.
Sedanhgkan aku masih terus memacu sepedaku mengikuti jejak sepeda motor yang ditinggalkan, sudah lama aku berputar-putar tapi masih belum menemukannya teh siska. “mhh…bukannya ini payung yang dipakai teh siska” gumamku ketika menemukan payung kecil yang cantik teronggok dipinggir jalan. Ku merasa ni jalan yang sudah benar. Hari yang gelap dengan hujan yang deras semakin menyulitkan pencarianku, jas hujan yang kupakai sudah tidak mampu menahan air karena derasnya hujan sehingga tembus hingga kedalam.
“aahh…enak…terus sayang” teriak bertus, “hahaha lihat gadis alim itu, sok gaya menolak bos kita sekarang tau akibatnya” ujar kawanan anak buah bertus. “Bos, kalau sudah puas jangan lupa bagi-bagi ya, kita juga belum pernah nih ngerasain gadis alim yang sok suci ini”, Mata bertus mulai merem melek merasakan kenikmatan, sedangkan teh siska hanya pasrah ketika angan bertus memaksa kepalanya untuk maju mundur di depan selangkangan pria itu. Sampai akhirnya “Aaahh…siska aahh…” bertus mengejang, gerakan tangan yang memajumundurkan kepala siska semakin kencang, dan…”aahh…” mulut siska merasakan sesuatu yang hangat menyemprot ke dalam rongga mulutnya, sesuatu yang sangat menjijikkan. “huk….mhhh..ppff…huk” siska terbatuk. “Ayo telan, jangan dibuang sedikitpun” siska pun menjilati sisa sperma yang masih menetes di ujung penis bertus. Jilbabnya mulai acak-acakan, dan sesekali sisa sperma bertus yang muncrat mengenai wajah teh siska. Bertus terduduk dan menikmati hal fantastis yang baru dia alami, seorang gadis yang masih terbalut dengan jilbabnya melakukan oral padanya. Sedangkan teh siska terus menunduk dan menangis.
Aku terus menerobos pakatnya hujan dan menuju ladang milik orang tua bertus, aku curiga sesuatu terjadi dengan teh siska, aku tidk mau seseorang yang aku sayangi terluka. Tanpa mennggu komando, anak buah bertus menyerbu siska yang masih terpaku, ada yang mnarik tangannya, ada yang menarik kakinya, ada yang meremas-remas payudaranya. “Jangan dibuka jilbabnya, biarkan sja biar kita merasakan tubuh gadis alim ini hahaha” seru joko. teh siska semakin tak karuan dan menangis dalam diamnya. Aku mulai menemukan sebuah rumah tua yang nampak gelap dan tidak terurus, nampaknya seperti bekas gudang milik keluarga bertus. Aku mengendap-endap mendekati rumah kosong itu, sambil memperhatikan keadaan sekeliling. dan aku menemukan suara gaduh didalamnya. gelak tawa beberapa laki-laki dan jeritan yang terputus-putus dari seorang wanita yng suaranya saya kenal sekali.

JILBABER BIKIN KONAK (4)
“Ah….jangan sakit…tolong lepaskan…ahh…” pinta teh siska memelas, ketika dua tangan kasar meremas kedua payudaranya. sedangkan seorang lagi nampaknya mulai melepskan celana dalam teh siska. Aku yang melihat pemandangan itu segera berpikir dan cari akal apa yang harus aku lakukan karena untuk melawan mereka sangat tidak mungkin. Rok teh siska mulai disingkap ke atas, kedua kakinya direntangkan sehingga terlihat jelas selangkangannya yang samar oleh sedikit cahaya bulan. Hujan nampaknya mulai mereda, tapi tangis teh siska semakin menjadi. Ssosok tubuh gempal mulai menurunkan celananya, dan mendekati ke selangkangan teh siska. Teh siska hanya bisa memalingkan wajahnya dan tak tahan terhadap apa yang dia alami. Sihingga penis pria gempal itu mulai mendekati dan menempel pada bibir vagina teh siska. Aku semakin cepat berpikir, apa yang harus aku lakukan. Sesaat sebelum pria itu melepaskan hajatnya tiba-tiba Buu…ukk… tubuh gempal pria itu terjengkak. “Bodoh kau Bondan, itu bagianku tahu…!!!”, “Iy…iya boss, maafkan saya”, “hampir saja kamu merusak acaraku bodoh”, “sekali lagi maafkan saya”. Sekarang terlihat bertus yang mulai jongkok diantara selangkangan teh siska, teh siska hanya bisa menangis lemah. penis bertus yang masih loyo setelah tadi memuntahkan lahar hangat mulai ditempelkan dan digessek-gesekkan ke vagina teh siska. Teh siska terlihat pasrah terhadap nasibnya, dia hnya terus menangis.
Aku akhirnya menemukan ide, aku ambil besi yang teronggok disebelahku. Penis bertus yang mulai tegang kembali sepertinya siap menembus pertahanan terakhir teh siska yng mulai lemah tak berdaya. Aku mulai beraksi, ketika penis itu mulai menempel di bibir vagina teh siska, aku pukulkan keras-keras besi yang aku ambil tadi ke tiang listrik yang ada didekatku untuk membangunkan warga. Mendengar dentingan suara tiang listrik bertus dan kawannya kaget, dan segera melarikan diri. “Sialan…siapa itu, sambil” umpat bertus sambil membetulkan celananya. sedangkan teman-temannya sudah kabur duluan. Aku segera mendekati teh siska yang terbujur lemah, dan menutup badannya dengan jas hujan yang aku pakai. “Ayo teh cepat sebelum warga datang” aku memapah teh siska ke arah sepedaku dan memboncengkannya, sampai akhirnya saat warga datang aku sudah hilang dutelan malam.
“Sialan…ada apa sich sampai pukul tiang listrik segala, aku kira ada maling” umpat warga yang mulai berduyun-duyun datang ke sumber suara tadi. Namun mereka tidak menemukan apapun. Aku sendiri bersykur tidak diketahui bertus dan temantemannya jika saja mereka tahu bisa mampus aku. dan teh siska juga bisa selamat. “terima kasih ya Rus, entah jika tidak ada kamu apa yang terjadi”, ujar teh siska lemas ketika sampai di kosnya. “ya sudah teh siska istirahat saja, mau aku temani?”, “hus…jangan apa kata orang nanti kalau lihat kamu tidur di rumahku, bisa jadi fitnah”, “baiklah aku pulang, tapi aku panggil dulu ya si asih adikku ntuk menemani teteh”, kebetulan adikku juga sering diajar mengaji oleh teh siska. “Terima kasih ya Rus, tapi ingat peristiwa ini hanya kita saja yang tahu, teteh malu kalau orang lain sampai tahu”, “baiklah teh, aku janji”
Sejak itu aku semakin akrab saja dengan teh siska, bahkan sudah seperti keluarga sendiri. Namn perasaanku terus berkecamuk, nampaknya teh siska belum menyadari apa yang aku rasakan. sebenarnya akupun menginginkan dia, bisa bersama dia, mereguk cinta terindah di dunia.
Sore itu hujan sangat lebat di bulan desember ini, ada seorang anak kecil datang mencari ke rumah. Aku diminta datang ke rumah Teh Siska, untuk memperbaiki jaringan listrik rumahnya yang rusak. “Cepat ya, Mas. Sudah ditunggu Teh Siska” ujar anak SD murid mengaji teh siska.
Dalam hati, aku sangat girang. Betapa tidak, guru bahasa inggris ini rupanya makin lengket dan akrab denganku. Sesampainya di rumah teh siska, “Rus…tadi waktu ngajar listriknya tiba-tiba mati, mana mau hujan lebat lagi, aku takut sendirian kalau lampu masih mati begini, tolong perbaiki ya”, “Oke teh, asal bayarannya jelas” aku berseloroh, “emang bayarannya berapa sih? sama teteh sendiri aja pake bayaran”, “mahal atuh teh, pokoknya sesuatu yang mahal”, “apa itu?” teh siska penasaran, “ada aja dech teh” ujarku, “awas kamu ya kalu mikir yang macem-macem” ancam teh siska sambil tersenyum, yang semakin memancarkan kecantikannya dalam balutan jilbab hitamnya, dan dia sat itu mengenakan kemeja longgar warna putih dipadu rok abu-abu polos ang napak ketat mengikuti lekung pinggulnya, hanya saja terturup oleh kemejanya yang diurai keluar. rok seperti itu maka lekukan panggul teh siska semakin nampak, seperti gitar spanyol yang indah, aku tertegun memandang tubuhnya yang penuh misteri. “Rusdi, please don’t look at me like that” dia mulai jengah ku perhatikan tubuhnya, “apa artinya tuh teh?” “makanya belajar anak bandel” sambil melihatku gemas yang membuat aku semakin berdegup dan gemas padanya.
Di rumah kontrakan teh siska, suasana sepi. hampir malam dan mendung membuat sore itu seakin pekat. “Boleh khan aku masuk teh?” “kalau kamu gak masuk gimana bisa diperbaiki?”, “ya biasanya khan aku gak boleh masuk sama teteh”, “iya tentu, tapi ini kan darurat,” pintanya.
Darahku mendesir ketika membuntuti langkah teh siska. Betapa tidak, walaupun tertutup darah pinggul dan pantat tetap membentuk dan terbayang sangat indah ketika kulihat dari belakang. “Anu, Rus… akhir-akhir ini listrik rumahku mati melulu. Mungkin ada ada kabel yang konslet. Tolong betulin, ya… Kau tak keberatan kan?” pinta teh siska kemudian.
Tanpa banyak basa-basi menunjukkan ku di tempat MCB dan Sekering berada yang kebetulan dekat sekali dengan kamarnya
“Nah saya curiga jaringan di kamar ini yang rusak. Buruan kau teliti ya. Nanti keburu mahrib dan hujan”
Aku hanya menuruti segala permintaannya. Setelah merunut jaringan kabel, akhirnya aku memutusukan untuk memanjat atap kamar melalui ranjang. Tapi aku tahu persis, kamar itu pasti tempat tidur teh siska jika dilihat dari tata letak ruangan yang rapih dan bau yang mewangi di sekitarnya. Celakanya, ketika aku menelusuri kabel-kabel, aku belum menemukan kabel yang lecet. Semuanya beres. Kemudian aku pindah ke ruangan sebelah. aku juga tak bisa menemukan kabel yang lecet. Kemudian pindah ke ruangan lain lagi. Celakanya lagi, ketika hari telah gelap, aku belum bisa menemukan kabel yang rusak. Akibatnya, rumah teh siska tetap gelap total. Dan aku hanya mengandalkan bantuan sebuah senter serta lilin kecil yang dinyalakan teh siska.
Lebih celaka lagi, tiba-tiba hujan deras mengguyur seantero desa. Tidak-bisa tidak, aku harus berhenti. Maunya aku ingin melanjutkan pekerjaan itu besok pagi. “Wah, maaf teh aku tak bisa menemukan kabel yang rusak. Ku pikir, kabel bagian puncak atap rumah yang kurang beres. Jadi besok aku harus bawa tangga khusus,” jelasku sambil melangkah keluar kamar. “Yah, tak apa-apa. Tapi sorry yah. Aku…. merepotkanmu,” balas teh siska. “Itu teh hangatnya diminum dulu.”
Sementara menunggu hujan reda, kami berdua berakap-cakap berdua di ruang tengah. Cukup banyak cerita-cerita masalah pribadi yang kami tukar, termasuk masalah yang sensitif. Entah bagiamana awalnya, tahu-tahu nada percakapan kami berubah mesra dan menjurus ke arah yang pribadi. Aku membeanikan diri memegang tangan teh siska, “ihh…rusdi apa-apaan sich” bentaknya agak kaget sambil menarik tangannya. “Maaf teh, hanya ingin aja memegang tangan teteh, abis menggemaskan sekali jari teteh yag lentik itu”, “mhh…kamu ini, hayo sudah berapa wanita yang kamu perdaya dengan rayuan gombalmu itu?” tanya teh siska, “wah gak keitung teh, cuma yang belum pernah yang seperti teteh”, “kamu nih…” sambil tangannya mulai berani mencubit lenganku, “aku tuh sudah menganggap kamu tuh seperti adik teteh sendiri”, “aku khan cuma bercanda teh, emang teteh belum pernah disentuh laki-laki ya?” tanyaku mulai memancing, “tidak juga” jawabnya singkat, “teteh gak pernah pacaran ya?” tanyaku lagi, “mhh…pernah juga sich dulu waktu SMU, tapi sejak kuliah aku sudah tidak mau pacaran lagi”, ungkapnya mulai terbuka. “kalau kamu pasti sering ya?” teh siska balik bertanya, aku hanya menjawab dengan senyuman. “waktu pacaran teteh gak pernah disentuh? cium atau apa gitu?”, “ya paling cium, sama pegangan tangan aja”, “apanya yang dicium?” aku semakin mencecar “bibir?”, teh siska hanya terdiam, aku yakin jawabannya pasti iya. “waktu teteh dicium itu, apa teteh tidak merasakan sesuatu?”. “ihh…rusdi kamu kok nanyain begituan sich?, teteh khan manusia normal juga, ya pasti merasakan lah, dan itu salah satu alasan teteh gak mau pacaran, takut tidak bisa terkontrol”, “berarti ada dong teh rasa terangsang, atau dorongan seksual?”, sambil agak melotot “ya iya atuuhh…teteh khan manusia bukan malaikat”, “Rusdi kira orang seperti teteh gak pernah merasakan itu”, sambil aku mulai memegang tangannya lagi. Tapi anehnya sekarang dia tidak menarik tangannya. Aku mulai berani melakukan belaian lembut ke tangan teh siska, teh siska tidak bergeming dan tidak marah, aku mulai berani menaikan tanganku ke arah lengannya yng tertutup lengan dari gamisnya. Suasana hening saat itu, aku menaksikan wajah teh siska yang bersemu merah dari cahaya lilin yang terpendar. Aku mulai berani naik keatas dan merangkul pundak teh siska, teh siska hanya terdiam saja ketika kepalanya mulai kusandarkan ke bahuku. yang ku rasakan badannya begitu panas seperti api yang membara, nafasnya mulai terengah-engah tanda dia tidak dapat mengontrol dirinya.
Merasa di atas anginm aku bahkan tak segan-segan membelai wajah teh siska, membelai hidungnya yang bangir, mata, hingga bibirnya dan sebagainya. Tak sadar, tubuh kami berdua jadi berhimpitan hingga menimbulkan rangsangan yang cukup berarti untukku. Apalagi setelah dadaku menempel erat pada payudaranya yang berukuran lebih besar dari yang aku kira. Dan tak ayal lagi, penisku pun mulai berdiri mengencang. Aku tak sadar, bahwa aku sudah terangsang oleh guru sekolahku sendiri! Namun hawa nafsu birahi yang mulai melandaku sepertinya mengalahkan akal sehatku. Teh Siska sendiri juga tampaknya juga mulai kehilangan akal sehatnya. bahkan dia tidak bergeming ketika aku dekatkan wajahku ke wajahnya dan mengecup lembut bibirnya yang tipis. Dia tidak bereaksi, tidak marah juga tidak membalas.
Akhirnya, nafsuku sudah tak tertahankan lagi. Sementara bibirku masih tetap terus memagut, tanganku mulai menggerayangi tubuh guru sekolahku itu. Kujamah gundukan daging kembar yang menghiasi dengan indahnya dada teh siska yang masih berpakaian lengkap. Dengan segera kuremas-remas bagian tubuh yang sensitif tersebut. Semua kulakukan masih dari luar pakaiannya dan masih terhalang oleh jilbabnya yang masih nampak rapih.
Tiba-tiba “Aaah…Rusdi…jangan…” Teh siska menepis tanganku yang berada di payudaranya, dan bibirnya melepaskan dari bibirku. matanya masih terpejam, nafasnya tidak teratur sepereti sehabis berlari. hujan semakin lebat disertai kilatan petir yang terus menggelegar, seorangpun tidak daat mendengar aktivitas yang kami lakukan. kubelai lembut wajahnya, matanya terpejam dan bibirnya masih membuka. Teh siska cantik sekali malam ini, aku tahu dia sebenarnya merasakan sesuatu yang sangat fantastis.
Aku beranikan kembali memagut bibirnya, bibir yang begitu tipis dan hangat. berganian kupagut bibir bawah dan bibir atasnya. Teh siska masih tidak bereaksi, hanya desah nafasnya semakin tidak beraturan, aku rasakan detak jantunya pun semakin kencang. Ku beranikan tanganku menyusup dibalik jilbabnya, masih dari luar kemejanya. Ku mulai meremas payudaranya yang sangat kencang dan menantang itu. Anehnya, kali ini teh siska tidak bereaksi menolak dan menepis tangaku. AKu pikir dia mulai menikmati itu. Mengetahui teh siska tidak menghalangiku, aku semakin berani. Remasan-remasan tanganku pada payudaranya semakin menjadi-jadi. Sungguh suatu kenikmatan yang baru pertama kali kualami meremas-remas benda kembar indah nan kenyal milik guru sekolahku itu yang selama ini selalu terlihat tertutup dibalik jilbab dan gamisnya. Ku usap-usap terus payudaranya yang begitu menggiurkan itu. Tubuh teh siska mulai bergerak menggelinjang tak beraturan.
“Uuuuhhh… Rus…..aaahh…” teh siska mendesah saat jamahan tangan kiriku mendarat di selangkangannya. Penisku pun bertambah menegang akibat pantat teh siska yang begitu kencang dan montok berulang kali menempel di selangkanganku, membuatku bagian selangkangan celana panjangku tampak begitu menonjol. Aku yakin teh siska juga merasakannya, membuatku semakin bernafsu meremas-remas payudaranya dengan tanganku itu dari kemejanya yang masih tertutup rapat. Nafsu birahi yang menggelora nampaknya semakin menenggelamkan kami berdua, sehingga membuat kami melupakan hubungan kami sebagai guru-murid.

JILBABER BIKIN KONAK (5)
“Aaauuhh… Rus… uuuh…..” teh siska mendesis-desis dengan desahannya karena remasan-remasan tanganku di payudaranya bukannya berhenti, malah semakin merajalela. Matanya terpejam merasa kenikmatan yang begitu menghebat.
Tanganku mulai membuka satu persatu kancing kemeja teh siska dari yang paling atas hingga kancing terakhir, kemudian aku sibak jilbabnya ke atas. Aku terpana sesaat melihat tubuh guru sekolahku itu yang putih dan mulus dengan payudaranya yang membulat dan bertengger dengan begitu indahnya di dadanya yang masih tertutup beha katun berwarna krem kekuningan. Tetapi aku segera tersadar, bahwa pemandangan amboi di hadapannya itu memang tersedia untukku, terlepas itu milik guru sekolahku sendiri.
Tidak ingin membuang-buang waktu, bibirku berhenti menciumi bibir teh siska dan mulai bergerak ke bawah. Kucium dan kujilati leher jenjang teh siska yang terbuka karena jilbabnya aku singkapkan, membuatnya menggelinjal-gelinjal sambil merintih kecil. Sementara itu, tanganku kuselipkan ke balik beha teh siska sehingga menungkupi seluruh permukaan payudara sebelah kanannya. Puting susunya yang tinggi dan mulai mengeras begitu menggelitik telapak tanganku. Segera ku elus-elus puting susu yang indah itu dengan telapak tanganku. Kepala teh siska tersentak menghadap ke atas sambil memejamkan matanya. Tidak puas dengan itu, ibu jari dan telunjukku memilin-milin puting susu teh siska yang langsung saja menjadi sangat keras. Memang baru kali ini aku menggeluti tubuh indah seorang wanita yang begitu menjaga kesuciannya. Berbeda dengan pacar-pacarku yang lain, begitu murah menjual tubuhnya demi kepuasan dan harta.
“Iiiihh….. auuuhhh….. aaahhh…..” teh siska tidak dapat menahan desahan-desahan nafsunya. Segala gelitikan jari-jemariku yang dirasakan oleh payudara dan puting susunya dengan bertubi-tubi, membuat nafsu birahinya semakin membulak-bulak. AKu yakin, baru kali ini dia merasakan sensasi yang begitu fantastis, sensasi manusia normal secara umum, yang mungkin dia sendiri tidak akan enyangka akan merasakan ini dengan seorang muridnya sendiri.
Kupegang tali pengikat beha teh siska lalu kuturunkan ke bawah. Kemudian beha itu kupelorotkan ke bawah sampai ke perut teh siska. Puting susu teh siska yang sudah begitu mengeras itu langsung mencelat dan mencuat dengan indahnya di depanku. Aku langsung saja melahap puting susu yang sangat menggiurkan itu. Kusedot-sedot puting susu teh siska. Kuingat saat aku menyedot payudara pacarku. Bedanya, payudara teh siska ini jauh lebih terawat dan kencang karena belum terjamah oleh siapapun. teh siska menggeliat-geliat akibat rasa nikmat yang begitu melanda kalbunya. Lidahku dengan mahirnya tak ayal menggelitiki puting susunya sehingga pentil yang sensitif itu melenting ke kiri dan ke kanan terkena hajaran lidahku.
“Oooh…. Ruuuuuuuus” desahan teh siska semakin lama bertambah keras. Untung saja hujan masih deras dan letaknya rumah kontrakannya yang memang agak berjauhan dari rumah yang paling dekat, sehingga tidak mungkin ada orang yang mendengarnya.
Belum puas dengan payudara dan puting susu teh siska yang sebelah kiri, yang sudah basah berlumuran air liurku, mulutku kini pindah merambah bukit membusung sebelah kanan. Apa yang kuperbuat pada belahan indah sebelah kiri tadi, kuperbuat pula pada yang sebelah kanan ini. Payudara sebelah kanan milik guru sekolahku yang membulat indah itu tak luput menerima jelajahan mulutku dengan lidahnya yang bergerak-gerak dengan mahirnya. Kukulum ujung payudara teh siska. Lalu kujilati dan kugelitiki puting susunya yang tinggi. Puting susu itu juga sama melenting ke kiri dan ke kanan, seperti halnya puting susu payudaranya yang sebelah kiri tadi. teh siska pun semakin merintih-rintih karena merasakan geli dan nikmat yang menjadi-jadi berbaur menjadi satu padu. Seperti tengah minum soft drink dengan memakai sedotan plastik, kuseruput puting susu guru sekolahku itu.
“Ruuusss….. Aaaahhhhh…..” teh siska menjerit panjang.
Lidahku tetap tak henti-hentinya menjilati puting susu teh siska yang sudah demikian kerasnya. Sementara itu tanganku mulai bergerak ke arah bawah. Ku singkap rok yang teh siska kenakan. Terpapang didepan mata paha yang putih mulus dan jenjang, paha yang belum tersentuh oleh lelaki manapun. Kemudian tanganku berpindah ke selangkangannya, kurasakan celana dalam yang teh siska kenakan sudah basah oleh cairan yang keluar dari vaginanya. Aku makin berani dengan menanggalkan celana dalamnya itu ke bawah hingga terlepas dari mata kaki. Tubuh bagian bawah teh siska sekarang tek tertutup sehelai benangpun. Samar-samar kulihat rambut di vaginanya tercukur rapih. Hanya menyisakan bulu-bulu yang kecil dan membuat geli ketika kupegang.
Tak ayal, jari tengahku mulai menjamah bibir vagina teh siska di selangkangannya yang sudah mulai ditumbuhi bulu-bulu tipis kehitaman. Kutelusuri sekujur permukaan bibir vagina itu secara melingkar berulang-ulang dengan lembutnya. Tubuh teh siska yang masih terduduk di sofa melengkung ke atas dibuatnya, sehingga payudaranya semakin membusung menjulang tinggi, yang masih tetap dilahap oleh mulut dan bibirku dengan tanpa henti.
“Oooohhh….. Ruuusssdddyyyy….. Aaaahhh….. Ruuusss…..ssshhh…aaahhh….!”
Jari tengahku itu berhenti pada gundukan daging kecil berwarna kemerahan yang terletak di bibir vagina teh siska yang telah dibasahi cairan-cairan bening. Mula-mula kuusap-usap daging kecil yang bernama klitoris ini dengan perlahan-lahan. Lama-kelamaan kunaikkan temponya, sehingga usapan-usapan tersebut sekarang sudah menjadi gelitikan, bahkan tak lama kemudian bertambah lagi intensitasnya menjadi sentilan. Klitoris teh siska yang bertambah merah akibat sentuhan jariku yang bagaikan sudah profesional, membuat tubuh pemiliknya itu semakin menggelinjal-gelinjal tak tentu arahnya. Jilbabnya yang sudah tersingkap semakin tidak karuan, ku mulai melihat rambutnya yang panjang dan legam membuat penampilan teh siska malam itu semakin erotis. Wajah dan lehernya mulai ditumbuhi titik-titik keringat walaupun sesungguhnya malam itu cukup dingin.
Melihat teh siska yang tampak semakin merangsang, aku menambah kecepatan gelitikanku pada klitorisnya. Dan akibatnya, klitoris teh siska mulai membengkak. Sementara vaginanya pun semakin dibanjiri oleh cairan-cairan kenikmatan yang terus mengalir dari dalam lubang keramat yang masih perawan itu.
Puas menjelajahi klitoris teh siska, jari tengahku mulai merangsek masuk perlahan-lahan ke dalam vagina guru sekolahku itu. Setahap demi setahap kumasukkan jariku ke dalam vaginanya. Mula-mula sebatas ruas jari yang pertama. Ruusss…jangan sakkii..iitt…jangan Ruusss aku masih perawan” Dengan susah payah memang, sebab vagina teh siska memang masih teramat sempit. “Ruuss…..sakiitt….aahhh…” Kemudian perlahan-lahan jariku kutusukkan lebih dalam lagi. Pada saat setengah jariku sudah amblas ke dalam vagina teh siska, terasa ada hambatan. Seperti adanya selaput yang cukup lentur.

JILBABER BIKIN KONAK (6)
“Aiiihh… Ruusss…” teh siska merintih kecil seraya meringis seperti menahan rasa sakit. Saat itu juga, aku langsung sadar, bahwa yang menghambat penetrasi jari tengahku ke dalam vagina teh siska adalah selaput daranya yang masih utuh. Ternyata guru sekolahku satu-satunya itu benar-benar masih perawan. Dan untuk menghargainya, aku memutuskan tidak akan melanjutkan perbuatanku itu.
“Russs….. Kok distop…..” tanya teh siska dengan nafas terengah-engah. Aku yakin kalimat itu diluar kesadarannya, tapi itu adalah perkataan yang jujur terhadap apa yang dialaminya. “teteh, teteh kan masih perawan. Nanti kalo aku terusin kan teteh bisa…..”. “Teteh mau kalau aku teruskan?” aku tak mndengar jawaban dari mulutnya, nafasnya terus mendesah dan terengah.
Ku tuntun tangan teh siska menggapai selangkanganku. Begitu tangannya menyentuh ujung penisku yang masih ada di dalam celana pendek yang kupakai, penisku yang tadinya sudah mengecil, sontak langsung bergerak mengeras kembali. Ternyata sentuhan lembut tangannya itu berhasil membuatku terangsang kembali, membuatku tidak dapat membantah apapun lagi, bahkan aku seperti melupakan apa-apa yang kukatakan barusan.
Dengan secepat kilat, Aku memegang kolor celana pendekku, lalu dengan sigap pula celanaku itu ku lucutinya sebatas lutut. Yang tersisa hanya celana dalamku. Tanganku menuntun tangan teh siska untuk meremas-remasnya penisku, membuat penisku itu semakin bertambah keras dan bertambah panjang. Kutaksir panjangnya sekarang sudah bertambah dua kali lipat semula. Bukan main! Semua ini akibat rangsangan yang kuterima dari guru sekolahku itu sedemikian hebatnya. Kali ini aku lihat teh siska membuka matanya, dan terperangah melihat penisku yang sudah sangat menegang dan kaku. Mungkin baru kali ini dia melihat penis laki-laki didepan matanya langsung. Penisku ini memang sedikit diatas ukuran pada umumnya laki-laki di indonesia. Dengan anjang yang hampir mencapai 20 cm dan diameter 5 cm, aku yakin psti akan dapat memuaskan wanita yang kutiduri.
“Teh….. aku buka dulu ya,” tanyaku sambil menanggalkan celana dalamku. sehingga bagian bawahku tidak mengenakan apapun. Teh siska terdiam, yang aku tau jika wanita diam tandanya setuju, atau masih terkesima dengan penisku.
Penisku yang sudah begitu tegangnya seperti meloncat keluar begitu penutupnya terlepas.
“Aw!” teh siska menjerit kaget melihat penisku yang begitu menjulang dan siap tempur. Namun kemudian ku raih tanganya dan mengarahkan ke penisku kemudian perlahan-lahan ia menggosok-gosok batang ‘meriam’-ku itu tanpa aku perintah dan aku bimbing, sehingga membuat otot-otot yang mengitarinya bertambah jelas kelihatan dan batang penisku itu pun menjadi laksana tonggak yang kokoh dan siap menghujam siapa saja yang menghalanginya. Kali ini teh siska melakukannya denan melihat langsung penisku tanpa memejamkan matanya. Kemudian aku menarik tangan teh siska yang masih menggenggam penisku dan membimbingnya menuju selangkangannya sendiri. Diarahkannya penisku itu tepat ke arah lubang vaginanya.
“Ruus…aku masih perawan…jangan…” Sekilas, aku seperti sadar. Astaga! teh siska kan guru sekolahku sendiri! Apa jadinya nanti jika aku sampai menyetubuhinya? Apa kata orang-orang nanti mengetahui aku berhubungan seks dengan guru sekolahku sendiri? atau kalau dia sampai hamil, pasti akan heboh jika wanita yang selama ini menutup dan menjaga tubuhnya tenyata bobol juga.
Akhirnya aku memutuskan tidak akan melakukan penetrasi lebih jauh ke dalam vagina teh siska. Kutempelkan ujung penisku ke bibir vagina teh siska, lalu kuputar-putar mengelilingi bibir gua tersebut. teh siska menggerinjal-gerinjal merasakan sensasi yang demikian hebatnya serta tidak ada duanya di dunia ini.
“Aaahhh….. uuuhhhh…..” teh siska mendesah-desah dengan kerasnya sewaktu aku sengaja menyentuhkan penisku pada klitorisnya yang kemerahan dan kini kembali membengkak. Sementara bibirku masih belum puas-puasnya berpetualang di payudara teh siska itu dengan puting susunya yang menggairahkan. Terlihat payudara guru sekolahku itu dan daerah sekitarnya basah kuyup terkena jilatan dan lumatanku yang begitu menggila, sehingga tampak mengkilap. Kini jilbabnya sudah kusut tidak karuan walau masih tetap menutupi sebagian rambutnya, kemejanya sudah hampir telepas dari tubuhnya yang indah, dan roknya telah tersingkap ke atas. Selangkangannya terbuka seakan siap menerima hujaman tombak tumpulku, matanya terpejam dengan bibir yang terbuka, nafasnya naik turun tidka teratur. AKu tau dia sedang berada di puncak fantasinya.
Aku perlahan-lahan mulai memasukkan batang penisku ke dalam lubang vagina teh siska. “aaahh….Ruussdii…aahh…” ucapnya sambil semakin memejamkan matanya seperti sedang menahan rasa sakit. Sengaja aku tidak mau langsung menusukkannya. Sebab jika sampai kebablasan, bukan tidak mungkin dapat mengoyak selaput daranya. Aku tidak mau melakukan perbuatan itu, sebab bagaimanapun juga teh siska adalah guru sekolahku, seseorang yang sudah aku anggap seperti kakakku sendiri!
teh siska mengejan ketika kusodokkan penisku lebih dalam lagi ke dalam vaginanya. Ku rasakan sekali himpitan rongga vaginanya yang masih sangat sempit, sekian kali aku masukan sekian kali teh siska berteriak tertahan menahan rasa sakit. Sewaktu kira-kira penisku amblas hampir setengahnya, ujung “tonggak”-ku itu ternyata telah tertahan oleh selaput dara teh siska, sehingga membuatku menghentikan hujaman penisku itu. Segera saja kutarik penisku perlahan-lahan dari Yaning surgawi milik guru sekolahku itu. Gesekan-gesekan yang terjadi antara batang penisku dengan dinding lorong vagina teh siska membuatku meringis-ringis menahan rasa nikmat yang yang tak terhingga. Baru kali ini aku merasakan sensasi seperti ini. Lalu, kembali kutusukkan penisku ke dalam vagina teh siska sampai sebatas selaput daranya lagi dan kutarik lagi sampai hampir keluar seluruhnya.
Ku lihat teh siska malah menikmati apa yang aku lakukan, giginya menggigit bibir bawahnya, tidak nampak rasa penderitaan dari wajahnya, hanya kenikmatan dan sesasi yang baru dialaminya. DIa sudha tidak ingat lagi komitmennya untuk memberikan kesucian hanya pada suaminya kelak, yang dia tau adalah bagaimana hasratnya saat itu tertuntaskan. Akal sehatnya sudah tidak bekerja lagi, kenikmatan duniawi yang baru dia rasakan telah merasuk keseluruh tubuhnya. Walau dalam hatinya menolak, tapi tubuhnya tidak dapat berbohong tentu agar syahwatnya terlepaskan.
Begitu terus kulakukan berulang-ulang memasukkan dan mengeluarkan setengah batang penisku ke dalam vagina teh siska. Dan temponya pun semakin lama semakin kupercepat. Gesekan-gesekan batang penisku dengan dinding vagina teh siska semakin menggila. Rasanya tidak ada lagi di dunia ini yang dapat menandingi kenikmatan yang sedang kurasakan dalam permainan cintaku dengan guru sekolahku sendiri ini. Kenikmatan yang pertama dengan kenikmatan berikutnya, disambung dengan kenikmatan selanjutnya lagi, saling susul-menyusul tanpa henti. Baru kali ini aku merasakan vagina seorang peraan, dan tidak tanggung vagina seorang yang selalu menjaga kesuciannya.
Tampaknya setan mulai merajalela di otakku seiring dengan intensitas gesekan-gesekan yang terjadi di dalam vagina teh siska yang semakin tinggi. Kenikmatan tiada taranya yang serasa tidak kesudahan, bahkan semakin menjadi-jadi membuat aku dan teh siska menjadi lupa segala-galanya. Aku pun melupakan semua komitmenku tadi.
Dalam suatu kali saat penisku tengah menyodok vagina teh siska, aku tidak menghentikan hujamanku itu sebatas selaput daranya seperti biasa, namun malah meneruskannya dengan cukup keras dan cepat, sehingga batang penisku amblas seluruhnya dalam vagina teh siska. “Ahh…russs…ddii” jeritnya tertahan sambil menggigit bibir bawahnya, rasanya cukup menyakitkan. Vaginanya yang amat sempit itu berdenyut-denyut menjepit batang penisku yang tenggelam sepenuhnya.

JILBABER BIKIN KONAK (7)
“Aaaauuuuwwww…..” teh siska menjerit cukup keras kesakitan. Tetapi aku tidak menghiraukannya. Sebaliknya aku semakin bernafsu untuk memompa penisku itu semakin dalam dan semakin cepat lagi penetrasi di dalam vagina teh siska. Tampaknya rasa sakit yang dialami guru sekolahku itu tidak membuat aku mengurungkan perbuatan setanku. Bahkan genjotan penisku ke dalam lubang vaginanya semakin menggila. Kurasakan, semakin cepat aku memompa penisku, semakin hebat pula gesekan-gesekan yang terjadi antara batang penisku itu dengan dinding vagina teh siska, dan semakin tiada tandingannya kenikmatan yang kurasakan.
Hujaman-hujaman penisku ke dalam vagina teh siska terus-menerus terjadi sambung-menyambung. Bahkan tambah lama bertambah tinggi temponya. teh siska tidak sanggup berbuat apa-apa lagi kecuali hanya menjerit-jerit tidak karuan. Rupa-rupanya setan telah menguasai jiwa kami berdua, sehingga kami terhanyut dalam perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh dua guru dan murid.
“Aaaah….. Russdyyy….. aaahhh…..” teh siska menjerit panjang. Dia sudah tidak merasakan sakit namun kini telah berganti menjadi kenikmatan yang tiada taranya. Tampaknya ia sudah seakan-akan terbang melayang sampai langit ketujuh. Matanya terpejam sementara tubuhnya bergetar dan menggelinjang keras. Peluh mulai membasahi tubuh kami berdua. Kutahu, guru sekolahku itu sudah hampir mencapai orgasme. Namun aku tidak mempedulikannya. Aku sendiri belum merasakan apa-apa. Dan lenguhan serta jeritan teh siska semakin membuat tusukan-tusukan penisku ke dalam vaginanya bertambah menggila lagi. teh siska pun bertambah keras jeritan-jeritannya. Pokoknya suasana saat itu sudah gaduh sekali. Segala macam lenguhan, desahan, ditambah dengan jeritan berpadu menjadi satu.
Akhirnya kurasakan sesuatu hampir meluap keluar dari dalam penisku. Tetapi ini tidak membuatku menghentikan penetrasiku pada vagina teh siska. Tempo genjotan-genjotan penisku juga tidak kukurangi. “Russ…jangan keluarkan di dalam…aku takut hamil” keluh teh siska sambil terus menikmati orgasme panjang yang ia rasakan. Dan akhirnya setelah rasanya aku tidak sanggup menahan orgasmeku, kutarik penisku dari dalam vagina teh siska secepat kilat. Kemudian dengan tempo yang tinggi, kugosok-gosok batang penisku itu dengan tanganku. Tak lama kemudian, cairan-cairan kental berwarna putih bagaikan layaknya senapan mesin bermuncratan dari ujung penisku. Sebagian mengenai muka teh siska. Ada pula yang mengenai payudara dan bagian tubuhnya yang lain. Bahkan celaka! Ada pula yang belepotan di jok sofa yang diduduki teh siska. Ditambah dengan darah yang mengalir dari dalam vaginanya, menandakan keperawanan guru sekolahku itu berhasil direnggut olehku, murid yang sudha dianggap adik kandungnya sendiri!
Dan akhirnya karena kehabisan tenaga, aku terhempas begitu saja ke atas sofa di samping teh siska. Tubuh kami berdua sudah bermandikan keringat dari ujung rambut ke ujung kaki. Aku hanya mengenakan kaus oblong saja, sedangkan teh siska hampir telanjang bulat dengan jilbab yang tersingkap keatas tak karuan, kemeja yang tidak dapat lagi menutupi kemolekan tubuhnya, serta rok yang tersingkap ke atas sampai di perutnya.
Sesaat teh siska merasakan kenikmatan yang baru ia rasakan, tak lama kemudia ia mulai tergugu menangis terhadap apa yang kami lakukan. AKu tahu rasanya seseorang yang baru saja kehilangan mahkotanya, anehnya dia tidak marah padaku. Mungkin karena diapun menikmatinya, mungkin karena aku pernah menolongnya, atau mngkin karena aku yang melakukannya. Aku mulai mendekap tubunya dan kamipun tertidur kelelahan dalam pikuknya suara hujan dan guntur yang terus bergemuruh.
Sejak itu, teh siska memang agak menarik diri dan menahan diri setiap bertemu denganku, mungkin karena malu, takut atau rasa bersalah. Tapi setiap aku “mengingikannya” aku selalu datangi rumah konrakannya, dan “melakukan” hal itu lagi dengannya walau dengan sedikit memaksa. Walau tidak setuju dan tidak merespon terhadap yang au lakukan, tapi dia tidak marah dan melaporkan atas apa yang aku lakukan. Dan akupun tahu diri, aku tidak pernah menumpahkan spermaku di rahimnya, tapi terkadang memintanya untuk mengulum dan menumpahkan dalam mulutnya, dadanya, atau bahkan perutnya.
Namun sejak sebulan lalu, dia diterima menjadi PNS di kota, akupun kesulitan untuk menghubunginya lagi. Demikian sekelumit ceritaku dengan guruku yang tak mungkin aku lupakan.

MUNIFAH

Gak kerasa usia si cikal anakku dari Nida istri pertamaku dah hampir 6 tahun.Dan istriku Nida nyekolahin Nazril anakku di RA/TPA.
Dan untuk semakin menunjang pendidikan anakku,istriku Nida memanggil guru prifat ngaji untuk anakku.
Abi,mulai maghrib nanti,kita bakal kedatangan guru ngaji buat si Nazril,biar ngaji dia semakin bagus.Begitu kata istriku.Ya sudah,terserah ummi aja.Jawabku.Memang selama ini aku terlalu sibuk bisnis dan usaha.Sehingga,untuk urusan pendidikan anak,aku kurang memperhatikan.Untung istri2ku sangat perhatian terhadap anak2ku.

jilbab toge (1)

Setelah berjamaah maghrib,agak lama kemudian,tiba2 terdengar bel berbunyi.Istriku Nida yang bukain pintu.Aku anteng aja liat berita di TV.Lagi anteng liatin TV,eh ada yang bilang salam.”Assalaamu’alaikum!” Pas kutengok dan hendak kujawab salamnya,alama….k,disamping istriku berdiri seorang gadis ayu dan anggun dengan jilbab dan gamisnya. “Wa’alaikum salam”. Jawabku.

“Abi,ini yang ummi ceritakan tadi.Ini guru ngajinya Nazril.Namanya Munifah”. Kata istriku. “O…h,ini guru ngajinya ya.Mas Eggy mah cuman bisa bilang nitip dan ajarin Nazril aja ya sampe pinter ngaji”.
Setelah itu,istrku mengantar ke ruang belajar anakku untuk mengajarinnya ngaji. “Gila,kirain laki,ternyata bidadari yang mrifat anakku ngaji”. Batinku.
Aku ngelanjutin nonton berita di TV.Munifah mungkin langsung ngajarin anakku ngaji.
Gak terasa,waktunya sholat isya.Setelah semua selesai berjamaah di mesjid dekat rumahku,kami langsung menuju ruang makan.Ya kata istriku,biar semua kenal dan gak kaku sama guru ngajinya Nazril.
Pas lagi makan,kuperhatikan si Munifah ini.Dia sangat cantik gan.Hidung mancung,mata lentik,bibir mungil dan seksi.Merah asli tanpa lipstik.Dan kalo senyum,ambo…y,ada lesung pipitnya.Kulit wajah dan tangan dia sangat putih.Ini yang membuat aku membayangkan bagaimana kalo pas dia telanjang.Ngeres lagi dah.Hehehe.Memang pesona wanita bergamis dan berjilbab selalu membuat rasa penasaran yang sangat.

jilbab toge (2)
Setelah makan malam,lalu kami ngobrol sebentar.Ternyata Munifah ini sangat mandiri.Dia lalu menceritakan dirinya.Munifah ternyata masih kuliah semester 4.Dan untuk membantu kuliahnya,dia menjadi guru TPA dan memberi prifat anak2 ngaji.Seperti yang dia lakukan sama anakku.Dia salah satu alumni sebuah ponpes modern di jawa timur.

Setelah itu,lalu dia pamitan.”Abi,anterin iffah ke kosan dia ya.Biar gak digangguin anak2 kampung”. Kata istriku. “Deket kok.Seperempat jam”. Tambah istriku.
Yah,walau malas beranjak,kalo disuruh nganterin bidadari mah,sapa yang mau nolak.Sapa tau nanti ada jalan dan kesempatan.Hehehe.
Kuanterin dia pake motor aja,biar cepet.Setelah ngidupin motor,lalu aku suruh dia naik.Ya…h,kampret,kirain dia naik motor mau nemplok.Ternyata duduk dia nyamping.Tapi lumayan,untuk pertama mah.Hehehe.Daripada lumanyun.
Setelah seperempat jam dan melalui jalanan gang,akhirnya nyampe juga ke tempat kos dia.Ternyata dia kos di rumah Ust Syafi’i saudaranya yang suka ngisi pengajian di mesjidku.Pantes saja istriku minta si munifah mrifat anakku ngaji.Begitu toh ceritanya.Setelah basa basi,aku langsung pamit sama beliau.
Sepanjang perjalanan pulang,aku keingetan sama si Munifah ini.Parfum yang dia pake,masih tercium brow.Fikiran kotorku membayangkan,andai aku bisa ngerasain tubuh dia,dukh nikmat kali.
Entah mengapa,aku suka sama cewek berjilbab.Apa lagi kalo yang berdandan kek akhwat,suka bikin penasaran.

jilbab toge (3)

Begitulah,dah sebulan Munifah memberi prifat ngaji anakku.Semakin kuperhatikan,aku jadi tambah kesengsem dan tertari sama dia.Tertarik pengen ngerasain tubuhnya.Hehehe Suatu hari,kalo gak salah hari Selasa sekitar jam dua siang,Istriku Nida dapet telpon penting.Katanya ada acara mendadak.Karena begitu pentingnya,hingga dia terburu-buru pergi.Ada urusan keluarga.
Karena Nazril anakku sorenya harus belajar di TPA,terpaksa gak ikut.Nida cuman nelpon ke toko nyuruh cepet pulang biar nemenin anakku.Pas kebetulan hari itu giliran di rumah Nida.
Akhirnya aku cepet pulang langsung menuju rumahku.Sesampainya di rumah,kulihat Nazril lagi nonton TV. “Assalaamu’alaikum!”. “Wa’alaikumsalam” jawab anakku. “Aa,ummi kapan berangkatnya?” Tanyaku. “Barusan bi,katanya disuruh ke rumah nenek”. Jawab Nazril. “Lho kamu gak ikut sama ummi?Nggak bi,kan Nazril harus sekolah TPA dan nanti ngaji sama teh Iffah”. Jawab anakku. “Ya sudah,abi mau mandi dulu”.
Setelah jamaah ashar,Nazril pergi ke TPA.Dia pulang biasanya jam 5 sore.Memang aku terlalu sibuk usaha,so jadi kurang perhatian sama anak.Nida gak mau ngambil pembantu lagi.Katanya biar jadi ibu rumah tangga sejati jawabnya.Ya begini ni jadinya.Pas kutelpon Nida ada urusan apa,jawabnya ibunya lagi sakit dan lagi dirawat.Kemungkinan dia gak bisa pulang.Terus besoknya aku disuruh dateng setelah si Nazril sekolah TK.Ya sudah jawabku.

jilbab toge (4)

Menj***** maghrib,Munifah dateng ke rumahku.Biasa mau prifat ngaji anakku.Dia suka sholat maghrib berjamaah di mesjid dekat rumahku dengan istriku kemudian ngajarin ngaji anakku.
“Assalaamu’alaikum”. Iffah memberi salam. “Wa’alaikumsalam” jawabku sama anakku. “E…h dek Iffah,ayo masuk”. Sambutku.Setelah duduk sambil nunggu datangnya maghrib,kami ngobrol sebentar. “Lho,mbak Nida nya kemana mas?” Tanya Munifah atau Iffah panggilannya. “O…h,ummi Nazril tadi berangkat ke Tangerang,ibu sakit mendadak”. Jawabku. “Lho mas sama Nazril gak ikut?” Tanyanya lagi. “Enggak Fah,kan sayang gak ikut TPA sama prifat ngaji sama kamu.Paling besok habis pulang sekolah Nazril” jawabku. “O…h gitu mas”.Kata Iffah. “Iya Fah,ya sudah,sekarang ke Mesjid dulu jamaah.Dah adzan”. Kataku.
Lalu kami bertiga menuju mesjid.Pas lagi sholat berjamaah maghrib,eh turun hujan.Pertama gerimis.Untung aja,pas udahan jamaah,hujan belum gede.Lagian jarak dari Mesjid ke rumah cuman 20meteran lah.Lalu kami langsung menuju rumah.Iffah dan Nazril langsung ke ruang belajarnya untuk belajar ngaji.
Diluar hujan tambah deres aja.Aku ke dapur wat nyiapin makan.Untung aja Nida pas pergi dah nyiapin lauk pauknya.Jadi kami tinggal makan aja.

Sambil nungguin Iffah dan Nazril selesai ngaji,aku nyalain TV.Mereka selesai biasa pas waktunya Isya.Diluar hujan semakin deres aja.Wah kampret juga.Alamat dingin neh.Mana Nida pergi lagi.Tapi sejurus kemudian,terlintas dalam fikiranku si iffah.Wa…h,kebetulan ne.Nida lagi gak ada.Semoga aja hujan gak berhenti dan tambah deras,so aku gak usah nganterin iffah pulang.Moga aja dapet kesempatan bisa berduaan sama Iffah.Hehehe.Syetan dah ngasih jalan dan gambaran aja neh.Wkwkwkwk.

jilbab toge (5)
Sekitar jam 7 lebih dah,pas waktunya isya.Iffah dah Nazril selesai ngaji.Biasanya kalo gak hujan,kami berjamaah isya di mesjid.Karena hujan,aku ngajakin makan malam mereka.
“Iffah,diluar hujan deras,ayo kita makan malam aja dulu ya.Biar nanti pas hujan berhenti,mas Eggy langsung nganter pulang”. “A…h,gak usah mas.Makasih.Iffah dah kenyang”. Jawabnya.Padahal aku tahu,dia gak enak coz gak ada istriku.Tapi dengan sedikit paksaan dan ajakan,akhirnya dia mau juga.Aku bilangin kasihan Mbak Nida yang dah capek2 nyiapin makanan.
Kami langsung ke ruang makan.Kulihat Iffah seperti gak nafsu makan.Apa lagi pas dia tahu kalo aku suka liatin dia terus.
Memang cantik ni anak.Moga malam ini gua bisa dikasih kesempatan.Batinku.Ternyata hujan malah makin deras,aku terus berharap dan berdoa,hujan,hujan,jangan berhenti.Mohon mengerti sama gue yang lagi horny.Hehehe.Kacau dah.

Selesai makan,karena hujan makin deres,aku ajakin mereka sholat isya dulu.Lalu nyuruh si Nazril tidur.Setelah anakku masuk kamar,aku ngajakin iffah ke ruang tengah. “Fah,sini aja.Kamu liat2 majalah dulu atau nonton TV sambil nungguin hujan berhenti”. Kataku.Yaa walau dia agak ogah2an akhirnya dia mau juga.
Untung pas tadi dia ngajar ngaji anakku,aku dah nyeting keadaan.Kusiapin majalah hot dibawah tabloid Nova dan TV dah kuseting sama Dvd player film hot.
“Sudah fah,kamu disini aja.Baca2 dulu sama liat tv.Kalo mau liat film,tinggal pilih aja,dvd nya tinggal pilih”. Padahal dvd nya dah kuganti semua dengan film hot.Jadi cuman covernya aja yang film biasa.Hehehe.Moga berhasil.Aku mengharap.

jilbab toge (6)
Akhirnya iffah mau juga. “Sudah kamu disini aja.Mas Eggy mau kedepan,pengen merokok”. Kataku.Tampaknya iffah seneng aku bilang mau kedepan.Hehehe.
Iffah lalu duduk di sofa.Kulihat dia dari depan cantik dan anggun banget.Memakai gamis warna ungu dan jilbab ungu pula serasi dengan warna gamisnya.
Diluar hujan semakin deras aja.Ayo hujan,jangan berhenti batinku.Lalu aku ambil hp dan menelepon pamannya iffah. “Pak Ustadz,maaf ni belum nganterin iffah pulang,hujan deres kataku.Kebetulan mobil lagi dipake ibu mertua”. Kataku berbohong. “Aku bilangin,kalo hujan terus,palingan iffah nginep biar tidur sama Nazril anakku”. Akhirnya paman iffah bilang,gak apa2.Toh istri beliau juga akrab sama istriku.Istrinya pimpinan majlis taklim istriku.Lagi pula beliau tahu,Nazril anak didik Munifah.
Kulihat jam tanganku dah pukul setengah sembilan.Dan ternyata hujan bukannya berhenti,malah tambah deres aja.Yes yes yes.Aku bersorak.

Pas aku masuk kedalam,aku mengendap liatin si iffah lagi ngapain.Pas kulihat,dia lagi anteng liatin majalah playboy.Asyi…k batinku.Kulihat dia juga asyik mindahin channel TV. Sambil nengok kanan kiri takut aku liat kali,dia nyetel DVD player.Kulihat dia milih2 dan lihat cover filmnya.Setelah itu dia duduk di sofa kembali.Aku tersenyum.Yes,kena juga dia jebakan bekmen.Hehehe.
Sambil meliat2 majalah,dia nyetel DVD.Swit swi….t,yang keluar ternyata film no yes.Hehehe.Dia nengok kanan kiri lagi,setelah dirasa sepi dan nyangka aku masih di teras rumah,dia anteng men,liatin film bokef.
Hujan tetep deres aja.Aku yakin,dia baru pertama liat2 majalah playboy sama film bokef.Gak tau dah kalo di HPnya,dia nyimpen file film gituan.

jilbab toge (7)
Coz ane tau,si iffah kan ketua LDK(Lembaga Dakwah Kampus) di tempat kuliahnya.Dah gitu,guru TPA,mrifat ngaji lagi.Hehehe.
Sambil terkadang nengok kanan kiri,terkadang juga mindhin chanel ke TV,trus balik lagi ke film bokef sama buka2 majalah playboy,kulihat dia meremas2 teteknya sendiri.Kulihat tangan kanan dia meremas2 pangkal pahanya dari balik gamis dia.
Aku yang ngintipin dia tanpa disadari bersorak dalam hati.Yes,yes.
Kulihat,dia ganti dvd lg,eh yang keluar film bokef lagi.Hehehe.Wa…h,kulihat dia anteng banget,tak lupa tangannya maenin tetek plus mekinya walau dari balik gamisnya.Kuliat juga,muka dia memerah.Du…kh,semakin cantik aja dia.Cukup lama aku liatin dia begitu.Dengan penuh kesabaran aku menunggu dia on dulu.Sekitar 3/4 jam aku liatin dia.Berapa kali ganti kaset dvd,ya tetep aja yang keluar film bokef.Hehehehe.

Pas dia lagi,anteng dan asyik liatin majalah porno dan film bokef,aku mengendap2 perlahan tanpa dia sadari sampe aku berdiri dibelakang sofa tempat dia duduk.
“Ehe…m,” aku berdehem.Si iffah kaget setengah mati,langsung matiin tv dan ngedudukin majalah playboy.Mukanya merah banget.
“Gimana fah,majalah sama filmnya bagus2 gak?” Aku tanya dia sambil tersenyum. “E…h,i…ya,eh bagus mas”. Jawab dia tergagap lalu nunduk. “Lho,kenapa tv nya dimatiin fah?” “A…anu mas”. Gapap dia. “Sudah,nyalain lagi fah”, kataku sambil ngambil remote tv dan langsung nyetel.Ternyata masih film bokef brow,dia gak matiin playernya coz keburu kaget pas aku tiba2 dateng.Wajah dia tambah merah.
“Lho,film ginian toh.Aduh,maaf,mas lupa nyimpen bekas kemarin malem sama mbak Nida.Untung Nazril gak liat”. Kataku sambil tersenyum.
“A…a…anu mas,maafin iffah ya dah lancang”. Dia masih tergagap dan makin nunduk karena malu mungkin.
“O…h,gak apa2 kok.Mas yang harusnya minta maaf naruh dvd sembarangan”. Ujarku sambil duduk di kurs samping sofa.
“Lho,kamu suka baca majalah itu ya?” Kataku sambil menunjuk majalah yang dia duduki.Wajah iffah semakin bertambah merah. “Sudah,gak apa2 kok.Lagian kamu dah dewasa.Kan pendidikan sex perlu buat orang dewasa mah”. Kataku lagi.
“Udah,biar mas eggy temenin ya nontonnya”. Aku langsung pindah ke sofa tempat duduk dia.Kuliat dia mau pindah duduk,tapi gak jadi coz dia malu lagi dudukin majalah playboy.
Untung diluar hujan semakin deras dan anakku Nazril mungkin dah tidur.Kutambah lagi volume tv nya.Si iffah semakin nunduk aja.Sudah,ayo liatin filmnya.Bagus tuh.Kataku sambil tersenyum.Kuliat di tv,seorang cowok lagi jilatin memek si cewek.Aku tambahin lagi volumenya.Terdengar si cewek mendesah dan mengerang.
Pertama si iffah nunduk aja.Aku pura2 anteng liatin film,tapi kadang kulihat dia sesekali nengokin tv.Yes,yes,ye….s.Kena kamu iffah.Batinku.Kami gak banyak ngomong,aku pura2 tanganku menyenggol tangan dia,e…h,dia diem aja.Kucoba tanganku menumpang di tangan dia,aku pura2 gak nyadar.Filmnya semakin hot aja.Diluar hujan semakin deras.Agak kuremas tangan dia,tapi dia diem aja.Aku makin berani.Semakin aku mepet kesamping dia.

JILBAB SEMOK (1)

Kudengar nafas iffah rada berat.Mungkin dia dah on lagi terpengaruh film.Tanganku menumpang diatas paha dia.Iffah mencoba melepaskan tanganku dari pahanya.Tapi kutaruh lagi disana.Lama2 kucoba mengelus dan meremas pahanya,pertama dia seperti gak mau,tapi akhirnya lama2 dia jadi terhanyut.Aku dan dia cuman diem aja.Kulihat dada dia naik turun seperti bernafas berat.
Aku taruh tanganku pas dipangkal paha dia,eh kedua tangan dia mau melepaskan tanganku dari sana,tapi aku keburu menekan tanganku dan langsung meremas pangkal pahanya.
Pertama dia terus berusaha mau menyingkirkan tanganku tanpa bicara,tapi tenagaku lebih kuat,aku tetap menekannya dan memainkan jemariku meremas dan ngobel2 dari balik gamisnya.Akhirnya dia seperti pasrah dan menikmati setiap remasan jemariku diatas pangkal pahanya.
Nafas dia semakin berat,dadanya naik turun,kudengar dia seperti menahan desahan biar gak keluar.Mata dia kadang terpejam manakala aku meremas pangkal pahanya agak kuat.
Begitu juga dengan aku,nafasku semakin terasa berat menahan gejolak dan hasratku.Tanpa dia sadari,tangan kiriku hinggap di payudaranya.Sementara tangan kananku tetap meremas pangkal pahanya.Ketika tanganku hinggap di payudaranya,tangan kanan iffah seperti mau menyingkirkan tangan kiriku dari atas payudara kirinya.
Langsung aku meremas2 pangkal paha dia dengan jemari tanganku agak kuat dan cepat.
Sekarang dia seperti terhanyut dan menikmati apa yang kulakukan.
Mau melepaskan tangan kiriku dari atas payudaranya,tangan kananku meremas pangkal pahanya.Begitu sebaliknya,ketika dia mau melepas tangan kananku dari atas pangkal pahanya,tangan kiriku meremas payudaranya yang sekal dan empuk.
Dia gak bisa ngapa2in.Cuma pasrah dan menikmati apa yang aku lakukan.Kami gak saling bicara.Aku terus meremas pangkal pahanya dan payudaranya.
Sesekali terdengar desahan pelan iffah walau agak ditahan. “Ssshhh mmmh a….h!” Nafas kami semakin memburu.Tiba2 iffah semakin merapatkan pahanya dan badan dia agak kejang.
Kulihat mata Iffah terpejam dan dia menggit bibir bawahnya.Aku tahu dia mengalami orgasme.Hal nikmat yang mungkin baru dia rasakan untuk pertama kalinya.

Aku gak diem aja,kedua tanganku semakin intens meremas pangkal paha dan payudaranya.Kini dari mulutnya mulai keluar suara desahan. “A….h,ssh….hhh mm…mhh”. Aku semakin semangat aja.Iffah semakin memejamkan matanya.Tak kusia-siakan,aku mencium pipinya.Ternyata diam aja.Dan ketika aku melumat bibirnya,dia juga diam.Kulumt bibirnya,tapi dia tidak membalas.Ketika aku semakin meremas pangkal paha dan payudaranya,tiba2 dia membalas lumatan bibirku.Pertama biasa aja.Karena kedua tanganku semakin aktif bermain,akhirnya dia membalas juga lumatan bibirku dengan ganas.A….h,sungguh sangat nikmat dan tidak bisa dilukiskan.Sambil kami berciuman,kedua tanganku aktif meremas2 bagian paling sensitif dia.
Sambil begitu,aku geser dia supaya berbaring di sofa sambil tetap melakukan ciuman bibir.
Dia seperti terhipnotis dan menuruti ketika kubaringkan di sofa.Aku duduk dibawah sofa dan agak menindih badan dia dengan merangkulnya.Tak lupa tangan kananku tetap meremas pangkal pahanya.
Iffah bagai terbius dan kesadarannya sudah hilang.Dia lupa akan dirinya siapa dan lupa apa yang sedang dia lakukan.Ifah kini merenggangkan kedua pahanya.Dan dengan secepat kilat tangan kananku menerobos gamis dia dari bawah dan langsung hinggap diatas gundukan kenyal yang tertutupi celana dalam.
Ternyata iffah hanya memakai celana dalam saja tanpa memakai kaos kaki panjang atau stoking yang biasa dia pakai sehari2.Mungkin karena malam dan gak beraktifitas diluar.
Ambo…y,kulit paha dia terasa halus dan licin.Pas jemariku hinggap dibukit kenyal dia,terasa celana dalam dia dah basah oleh cairan.Bulu2 jembut dia agak jarang.Langsung kuremas gundukan kenyal dia dari balik celana dalamnya.Iffah semakin ganas dalam membalas lumatan bibirku.

JILBAB SEMOK (3)
Apa lagi,ketika jemariku menerobos lewat bawah cenala dalamnya dan langsung hinggap diatas kemaluan dia,iffah semakin ganas melumat bibirku.Begitu pula ketika jari telunjukku mengobel dan memainkan klitoris dia.Iffah semakin ganas.Kemaluan dia semakin basah dan becek oleh lendir yang keluar.Aku menarik celana dalamnya kebawah.Dan tanpa sadar,iffah membantu melorotkan CD-nya kebawah.
Tangan kiriku melepas kain sarung yang melilit pinggangku.Juga menarik kebawah CD riderku sambil terus melumat bibir iffah.Kini aku cuman memakai atasan baju koko aja.Burungku sudah berdir tegak dan keluar lendir juga tanda dah siap pengen menerobos masuk.Aku menarik gamis iffah keatas.Lalu sambil tetap melakukan ciuman,aku naik keatas tubuh iffah dan menindihnya.
Iffah gak melawan sama sekali.Malah dia semakin melebarkan kedua pahanya.Lalu keeua pahaku kini sudah berada diantara kedua paha Munifah.

Tanpa menunggu waktu lama takut kesadaran iffah kembali,sambil terus ciuman,tangan kiri meremas payudara iffah yang berhasil menerobos lewat gamisnya yang telah berhasil kutarik dan kusingkap keatas.Melewati BH dia,tanganku kini tepat memegang payudaranya yang padat dan sekal,ketika kupegang putingnya,terasa sudah mengeras.Tanganku meremas2 dan memilin puting susunya.Kedua tangan iffah meremas2 rambut dikepalaku.Terkadang dia menjambak rambutku sambil terus berciuman.Aku membimbing burung dan mengarahkannya ke lobang kenikmatan munifah.Setelah tepat,lalu aku menggesek2kan ujung kemaluanku di bibir kemaluan iffah.
Dia semakin melebarkan pahanya.Terasa memeknya sudah sangat licin.Tanpa menunggu waktu,aku mencoba menekannya masuk.Tapi terus meleset karena licin.
Gila juga,lobang kemaluannya sangat sempit.Apa lagi pantat dia bergoyang2 terus.Sehingga aku agak kesulitan memasukkan batang kelakianku.
Tapi tangan kananku tetap membimbing supaya ujung kemaluanku tepat dilobang kenikmatan Munifah.
Dan ketika tepat berada di lobang kemaluan iffah yang sempit,dengan bantuan tangan kananku,aku menekannya masuk.Clep,gila sangat sempit tapi licin.Aku dah gak mikirin berapa kali munifah orgasme.Yang penting aku ingin segera memasukkan burungku di memeknya.
Ketika kutekan,akhirnya ujung kemaluanku berhasil menancap sebatas kepalanya.
Iffah semakin ganas melumat bibirku.
Jari telunjukku memainkan klitorisnya,dan ini membantu kemaluan munifah semakin banjir oleh cairan lendir.
Lalu aku menekan pantatku dan mendorng kontolku masuk,clep,kini batang kemaluanku hampir masuk setengahnya.Setelah dapat masuk setengahnya,tangan kananku menerobos masuk kebalik BH dia dan menariknya keatas.

Kini kedua payudara iffah sudah berada dalam genggaman kedua tanganku.Kedua payudaranya kuremas2 dan kupilin kedua puting susunya.Munifah semakin ganas melumat bibirku.
Lalu kontolku kutarik dan semakin kutekan kedalam.Gila,sangat2 sempit.Kontolku terasa sangat dijepit dan diremas memek munifah.Ketika kutekan lagi,kini kontolku bisa masuk setengahnya dan sepertinya ada sesuatu yang menghalangi.Mungkin ini karena ukuran burungku yang besar diatas rata2 orang indonesia Ketika aku menggenjot kontolku dengan perlahan,Iffah semakin ganas melumat bibirku.Tangan dia gak berhenti meremas dan menjambak rambutku.

JILBAB SEMOK (4)
Lobang kemaluan dia semakin licin dan basah oleh cairan,tapi sangat sempit dan sulit ditembus.
Sambil menaik turunkan genjotanku,kedua tanganku meremas2 kedua payudara Iffah.Kini dia semakin melebarkan kedua pahanya.Dia gak merasakan perih ketika batang kemaluanku dah menembus lobang kenikmatannya.Walau baru masuk setengah.Mungkin dia dah sangat bernafsu,sehingga memeknya basah dan licin oleh lendir kenikmatan.
Aku sampai kesulitan bernafas meladeni lumatan iffah yang super ganas.Apa lagi pas kugenjot kontolku secara perlahan.
Ketika kedua puting susunya kupilin dengan jemariku,iffah semakin ganas sajah.Pantatnya ikut bergoyang.Kedua pahanya semakin ngangkang.Dan ini agak memudahkanku untuk menekan terus kontolku semakin dalam.

Kugenjot dengan perlahan.Kutarik keatas lalu kutekan kedalam.Memeknya semakin basah dan licin saja.Dan pada suatu kesempatan,ketika aku menarik kontolku keluar,dengan sekali hentakan yang penuh tenaga,aku tekan kontolku dengan kuat.Slep,pret,blez,a…mmhh,munifah menjerit tapi tertahan karena bibir kami saling berpagutan.Dia mencakar punggungku ketika kontolku amblas seluruhnya kedalam memek Munifah.Untung aku masih memakai baju koko.Agak perih juga sih.
Kubiarkan kontolku didalam memeknya merasakan sensasi kedutan dan remasan memeknya.Kedua kakinya mengapit di pinggangku.
Kemudian aku mulai menggoyang pantatku naik turun.Aku menghentikan lumatan bibirku di bibirnya.Kulihat wajah dia yang cantik penuh keringat dalam balutan jilbab ungu.Matanya merem.Tampak gigi dia menggigit bibir bawahnya yang tipis dan seksi.
Sambil kugoyang memeknya,aku menarik lepas jilbabnya dan melemparnya kebawah sofa.Ambo…y,betapa cantiknya dia tanpa jilbab.Rambutnya lurus panjang sepunggung ketika aku menarik ikatan rambutnya.Kini tampak leher dia yang jenjang putih mulus.
Gak kuat melihatnya,aku langsung mencupang lehernya itu sambil tetap menggenjot pantatku dan meremas2 payudaranya.

Karena kurang bebas sebab dia masih memakai gamis,maka aku tarik lepas keatas.Dan iffah ikut membantu melepas gamisnya itu.Kini dia hanya memakai BH warna hitam yang tertarik diatas payudaranya yang sekal.Wo…w,betapa putih dan mulusnya tubuh dia.Payudara yang bulat dengan pentil berwarna pink berhias biru kehijauan urat2 payudaranya.Aku semakin semangat menggentot pantatku.
Dari mulut dia keluar desahan lembut. “Emm….mmmhhh a….h,sshhh a…h”. Ternyata dia tipe cewek yang gak berisik waktu bercinta.Tapi dia sangat penuh penghayatan.Dia meresapi setiap goyangan pantatku dan remasan tanganku di payudaranya.Karena gerah,aku juga menarik lepas baju koko ku dan melemparkannya kesamping.Aku juga melemparkan kaos dalamku yang berhasil kulepas.Kucupangi payudara dan lehernya.Kini di leher dan payudaranya ada tanda merah bekas cupanganku.
Pantat dia ikut bergoyang mengimbangi tusukan kontolku.A…w,terasa memeknya menyedot dan meremas kontolku.
Ketika aku semakin cepat menggenjot kontolku,iffah semakin memejamkan kedua matanya dan dia semakin menggigit bibir bawahnya.Dan waktu kujilati telinganya dengan lidahku sambil terus kugenjot kontolku,tiba2 dia menggigit leherku sambil kuat memegang punggungku dan kedua kakinya merapat dengan kuat di pinggangku.Tampaknya dia baru mengalami orgasme yang hebat.Maka aku pun semakin kencang memompa kontolku.Kini aku pun mau menyusul orgasme.Dan pada hentakan terakhir yang kuat ketika ujung kontolku mentok dalam memek iffah,ser,crot crot crot crot,kontolku memuntahkan laharnya dengan banyak. “A….h,iffa….h!!!” Aku berteriak menyebut namanya ketika aku pun mencapai orgasme.Tubuhku lemas dan ambruk diatas tubuh iffaah.Aku meresapi sisa2 orgasmeku.Kontolku tetap menancap dalam memek Munifah.Terasa memeknya berkedut2.Kami saling berpelukan dengan kuat.Hujan diluar gak membuat kami kedinginan,tapi justru kami bersimbah peluh setelah menggapai kenikmatan.
Setelah kontolku lemas dan keluar sendiri dari memek iffah,aku duduk tersandar di ujung sofa.Sementara iffah terbaring lemas sambil memejamkan matanya.

JILBAB SEMOK (2)
Tak berapa lama,iffah membuka matanya.Dan dia sangat kaget dengan keadaannya.Kini dia tersadar.Kemudian dia nengok kanan kiri.Dan ketika dia melihat gamisnya melumbuk dibawah sofa dan menyambarnya.Kemudian dia menutupi tubuhnya dan duduk diujung sofa sambil menangis.
Tampak dia sangat menyesali apa yang telah dilakukannya.Dia menangis tapi menahan suara tangisnya.Tampak kedua matanya bersimbah air mata.Mungkin dia sangat dan sangat menyesal dan tampak sangat shock.

Tapi apa daya,semuanya dah terjadi.Dan dia pun menikmatinya.Ketika aku menghampiri dia dan duduk disampingnya,tiba2 dia memukuliku dan meledak lah tangisnya.
Tapi kupegang tangannya dan menariknya supaya dia bersandar di dadaku.
Sambil kubelai rambut lurusnya yang acak2an.Aku bilang sama dia. “Dek Iffah,maafin mas eggy ya.Sungguh mas sangat khilaf dan gelap mata.Mas gak sadar iffah”. Lalu aku bilang, “tapi iffah jangan kuatir.Mas Eggy bener2 bakal bertanggung jawab sama kamu”. Dan dengan segala rayuan dan bujukan,akhirnya tangisnya berhenti.Tapi tetap saja,kedua matanya masih berlinang air mata.
Ketika kulihat diatas sofa ada lendir bercampur noda darah.Dan ketika kulihat kontolku,juga ada lendir bercampur darah.Aku hampir gak percaya dan seakan dalam mimpi saja bisa merenggut keperawanan iffah guru TPA dan ngaji anakku.Lalu kuambil celana dalam iffah dan dipakai membersihkan sisa2 hasil bercinta kami. Setelah itu,aku duduk kembali samping iffah.Dia masih terus tampak shock.Tapi terus kurayu dan kukasih harapan.
Dia menatap wajahku. “Beneran mas mau tanggung jawab?” Tanya dia dengan penuh harap. “Beneran sayang”. Jawabku.
“Gimana dengan mbak Nida?Iffah gak enak sama dia.Iffah dah ngerusak rumah tangga mas sama mbak Nida”. Tambahnya sambil terisak dan menyandarkan kepalanya di dadaku.Aku mengusap dan membelainya dengan lembut.

“Iffah,asal kamu mau bersabar dan menyimpan rahasia sampai ada kesempatan,mas bener2 akan menikahi kamu.Kamu mau kan?” Dia cuman mengangguk.Ya apa boleh buat.Dia gak punya pilihan.
Lalu aku mengajaknya mandi di kamar mandiku yang jadi satu dalam kamar tidur.Sebelumnya kulihat dulu Nazril di kamarnya.Ternyata dia dah pulas tidur.Aku membetulkan letak selimutnya.
Lalu aku mandi bareng sama iffah dan berendam air hangat.Kami saling menyabuni.Ketika dia sedang menyiram rambutnya dengan shower,kulihat betapa seksi dan langsingnya tubuh dia.Timbul hasratku kembali.Maka aku langsung menghampiri dia dan langsung memeluknya.Sekarang dia dengan sepenuh hati dan gak malu2 bercinta denganku.Kami melakukan percintaan dengan berbagai macam gaya.Di kamar mandi,juga di kamar tidur.Ternyata hasrat dan nafsu sex iffah sangat besar.Malam itu kami habiskan berdua dengan iffah,menikmati setiap lekuk tubuh dia.Dan iffah pun tak sungkan untuk mengulum kontolku.Dan hasrat dan nafsu sex nya yang besar,membuat dia menjadi cepat ahli dan profesional.Apa lagi aku stelin film hot pake laptop di kamar.
Begitulah,sebelum tidur,aku pasang alarm supaya bangun jam setengah empat.Biasanya anakku bangun jam 5 lebih.Biar dia gak tahu.Nanti bisa gawat kalo dia tahu dan ngomong sama ummi nya.Ketika alarm berbunyi,iffah masih tidur.Dan sebelum mandi,aku masih melakukan percintaan.Setelah azan shubuh,jam 5 pagi aku anterin iffah dulu.Dia memakai CD dan BH istriku.Punya dia kusimpan wat kenang2an.Sebelum aku pergi nganterin iffah,aku tulis pesan di kamar Nazril.Sayang,abi pergi keluar dulu mau beli bubur ayam wat sarapan.Kalo bangun,nazril langsung mandi aja ya.Kan sudah besar.
Kemudian aku nganterin iffah.Seperempat jam kalo pake motor ke rumah pamannya itu.Setelah itu aku kembali lagi sambil mampir dulu beli bubur ayam.
Sesampai di rumah,ternyata Nazril dah bangun dan menjalankan pesanku.
“Anak pintar,ini baru anak abi”. Kataku.Terus kami makan.Aku putuskan nazril gak sekolah dan menelpon gurunya minta izin dan langsung setelah itu menyusul ke rumah sakit tempat ibu mertua dirawat.
Setelah kejadian itu,kalo ada kesempatan,aku mencuri2 waktu untuk bisa bercinta dengan iffah.Untung pas bercinta pertama gak bikin dia hamil.Biar aman,aku suruh dia pakai KB.
Terkadang dia menuntutku kapan mau menikahinya.Tapi kujawab sabar dan sabar.Belum ada kesempatan dan memungkinkan.Anehnya dia gak nolak kalo diajak bercinta.Malah dia sering minta.Ya nafsunya emang besar.Terkadang kalo habis dia ngajar ngaji anakku,pas ada kesempatan,aku hajar aja.Kami melakukan hubungan intim.Walau terburu2 takut ketahuan.Tapi sensasinya sangat lain dan luar biasa.

AYU NURUL

Samat agak terperanjat apabila tiba di rumah pada pagi itu. Samat melihat 3 pasang sepatu sekolah warna hitam berselerakan di depan pintu termasuk sepatu sekolah Firdaus. “Eh, apakah Firdaus tidak sekolah hari ni” bisik hati kecilnya karena Firdaus tidak mengeluh apa-apa kepadanya sewaktu Samat mengantarnya dalam perjalanan ke sekolah pagi tadi. Apa yang lebih memeranjatkan Samat adalah mobil isterinya, Ayu Nurul Qomariah, juga ada di situ.

Padahal mereka sama-sama keluar rumah pagi tadi. Samat terpaksa memarkir mobilnya agak jauh sedikit dari lingkungan rumahnya karena rumahnya sebenarnya berada di ujung gang dan tidak mungkin memarkir di tengah gang tersebut, dan juga karena mobil sedan ceria milik isterinya telah menutupi jalan masuk ke garasi rumah. Firdaus adalah anak saudara isterinya yang terpaksa menumpang di rumah mereka semenjak 3 bulan yang lalu karena telah dikeluarkan dari sekolah asalnya di Malang akibat berbagai masalah kedisiplinan. Ibunya, yaitu kakak iparnya, meminta mereka menolong menyekolahkan anaknya mengingat akan ujian kelulusan kelas 3 SMP di tempat Nurul, isterinya itu, mengajar. Benar isterinya adalah seorang guru di salah satu sekolah SMP. Seharusnya tahun ini Firdaus sudah duduk di bangku kelas 2 SMU namun karena bermasalah sudah 2 tahun dia tidak naik kelas di sekolahnya. Jadi ibunya Firdaus merayu-rayu kepadanya agar membenarkan anaknya tinggal bersama mereka dan bersekolah di sekolah menengah tempat isterinya mengajar. Segala urusan persekolahan juga diuruskan oleh Samat dan isterinya, melihat juga bahwa isterinya Samat adalah guru sekolah tersebut juga.

Umurnya Nurul sendiri masih cukup muda untuk ukuran seorang guru, baru 24 tahun, mengingat Nurul baru mengajar di SMP tersebut persis setelah lulus dari fakultas pendidikan di salah satu universitas di kota tempat mereka tinggal. Nurul adalah ibu guru cantik sensual yang berjilbab, seorang aktivis parpol sekaligus guru bahasa inggris. Penampilannya yang bersahaja, dengan tubuh padat berisi yang selalu terbungkus jubah panjang, mengenakan jilbab lebar, semakin menambah keanggunannya, dan Samat fikir hanya dia yang tahu kepadatan serta kemolekan tubuh isterinya itu. Bagaimana teteknya putih kemerah-merahan dengan puting yang bulatannya kecil namun meruncing tajam. Sungguh sosok manis dia memang selaku wanita berjilbab…isterinya Samat itu memang muda berwajah cantik dan manis, dengan kulit putih bersih, tinggi badan sekitar 168 cm, potongan muka manis, dengan dagu agak meruncing dengan dibalut jilbab/kerudung lebarnya sangat menawan hati. Tak banyak yang tahu kalau di balik baju panjang yang selalu dikenakannya..,tercetak tonjolan buah dadanya yang montok, sedangkan pinggangnya amat langsing dengan perut yang rata, pinggulnya serasi dengan pantatnya yang montokpadat. Langkahnya terlihat sangat sexy dan gemulai. Namun pagi ini Samat agak heran karena selepas keluar dari rumah tadi, isterinya tidak pula menyatakan apa-apa yang salah mengenai dirinya atau anak mereka Hafiz yang diantar ke playgroup dekat dia mengajar. Samat menjadi agak tegang juga takut kalau-kalau isteri atau anaknya sakit. Kebetulan pagi ini Samat sendiri meminta izin pulang lebih cepat dari kantornya di sebuah kontraktor bangunan karena dia merasa agak demam sedikit. Perlahan-lahan Samat menuju ke depan pintu dan mendapati pintunya berkunci. Samat mengambil kunci rumah dari sakunya sambil matanya mengira-ngira sepatu sekolah di hadapan rumahnya. Yang jelas sepatu sekolah Firdaus dikenanya karena Samat yang membelinya karena sepatunya Firdaus telah agak uzur waktu dia datang ke rumah mereka tiga bulan yang lalu itu. Dua pasang lagi tidaknya dikenalinya.

Setelah pintunya terbuka Samat agak terperanjat mendengar suara orang mendengus dengan perlahan dari arah dapur rumahnya. Dari depan memang dapur dan meja makan mereka tertutupi oleh dinding yang memisahkan antara ruang tamu dan dapur yang dapat dilalui oleh pintu di sisi sebelah kanan saja. Samat terperanjat besar. Samat coba mememastikan suara tersebut dan Samat yakin itu adalah suara isterinya yang kebiasaannya keluar di saat-saat Samat bersamanya dalam keadaan yang mengairahkan. “Astaga, apa yang sedang terjadi ” detak hatinya. Perlahan-lahan Samat menghampiri pintu ke dapur dan alangkah terperanjatnya Samat apabila mendapati isterinya yang cantik berjilbab dan Samat tahu pasti dia isterinya itu selalu mengenakan jilbab lebar menutupi tubuhnya dan terkadang juga mengenakan baju kurung ataupun rok panjang sehingga terkadang hanya kelihatan wajah dan pergelangan tangannya saja itu, sedang dikangkangkan seluas-luasnya di atas meja makan sambil Firdaus yang masih mengenakan pakaian seragam SMPnya, namun celana pendek birunya entah sudah tersampir kemana dan juga kolornya tak terlihat di ruang tersebut, sedang berada betul-betul di celah kangkangan tersebut menjilat memek isterinya dengan hanya menyingkapkan ke pinggir celana dalam putih kecil tipis yang dipakai isterinya ke pinggir selangkangan. Samat kembali ke belakang dinding. Dua orang lagi pelajar yang telah telanjang juga dari perut kebawah sedang lekat dan sibuk mengerjai buah dada isterinya yang kenyal membulat kencang dan pejal indah sambil tangan isterinya meremas-remas kontol mereka yang agak besar berbanding dengan usia sebenarnya mereka. Jangan-jangan mereka juga adalah pelajar-pelajar yang sering tidak naik kelas sehingga sebenarnya tidak cocok lagi sebagai pelajar SMP kelas 3.

Nampak Firdaus terus menyingkap kain jubah lebar yang menutupi tubuh indah Nurul itu !!! “Ohhh rupanya kau masih pakai kain dalam juga dan stoking yaah”, terdengar kata anak kelas 3 SMP kepada wanita berjilbab yang seharusnya menjadi bibi dan gurunya yang harus dihormati. Nurul mengenakan kain dalam yang transparan dan memakai stoking putih model garther belt yang agak panjang hingga ke pertengahan pahanya. Kain dalam Nurul yang berwarna coklat itu terus disingkap secara perlahan-lahan oleh Firdaus hingga ke pinggangnya dan terlihatlah seluruhnya kini celana dalam berwarna putih yang menutupi alat vital Nurul namun sudah tersingkap kesamping agar tangannya Daus bebas berkreasi dengan memek yang seharusnya ditutupi celana dalam itu. Teman-teman Firdaus yang berada disitu semuanya masih tetap saja terlihat terkejut dan merasa amat ghairah melihat kecantikan tubuh putih mulus ibu guru cantik yang bernama Nurul ini yang selama ini terjaga dengan rapi dan sopan sekali. Firdaus tidak memberi peluang lebih banyak lagi untuk bergerak kepada Nurul dan dia dengan serta merta menanggalkan sampai ke lutut celana dalam Nurul itu sehingga menampakkan memek gurunya itu yang ditutupi bulu-bulu halus yang agak lebat juga. Sementara itu bagian atas tubuh Nurul masih ditutupi oleh baju jubah yang dipakainya serta jilbab yang masih menutupi kepalanya.

Jadilah bu guru Nurul seorang wanita alim bersahaja yang lengkap berbusana jubah dibagian atas tetapi dibagian bawah tiada seurat benang pun, suatu pemandangan yang sungguh luar biasa indahnya. Stokingnya masih menutupi kaki hingga ke tengah kakinya yang jenjang, tetapi pahanya yang putih itu terbuka lebar hingga menampakkan kemaluannya, satu pemandangan yang agak luar biasa lebih-lebih lagi dengan status Nurul sebagai guru wanita yang alim yang senantiasa menjaga kesopanan dalam pakaiannya. Samat berfikir bagaimana cara yang terbaik untuk mengendap perbuatan mereka tersebut. “Baiklah aku panjat dari tingkap loteng dalam kamar mandi di kamar tidur” fikir hatinya yang sekarang berdebar-debar tidak dapat dikatakan lagi. Samat terus dengan berhati-hati masuk ke kamar tidur mereka dan memanjat ke atas bak mandi dan membuka tutup tingkap loteng dan langsung masuk ke atas loteng tersebut. Dari situ Samat merangkak perlahan-lahan menuju ke dapur.

Dari celah celah untuk memasang lampu dan kabel Samat dapat melihat dengan jelas wajah isterinya yang cantik hidung mancung dan berdagu runcing, mukanya memang agak mirip Karina Suwandhi, serta mengenakan jilbab warna kuning muda yang senada dengan baju sejenis baju kurungnya berwarna oranye kini ternganga karena keenakkan dijilat dan dihisap memeknya oleh anak saudara dan teman-teman SMPnya itu. Samat melihat Firdaus menarik isterinya ke ujung meja dan menurunkan kakinya ke lantai. Isterinya masih memakai jilbabnya di kepala dan baju jubahnya masih melekat di badan. Firdaus lalu meghujamkan senjatanya ke memek isterinya sambil seorang temannya mengulurkan senjatanya di mulut isterinya. Isterinya dengan bersahaja memasukkan senjata tersebut ke dalam mulut dan terus mengulumnya. Samat agak terperanjat karena selama ini isterinya begitu semangat untuk menghisap zakarnya. Firdaus menyingkapkan keatas baju jubah isterinya dan terus menusukkan dengan ganas kontolnya ke memek isterinya dalam posisi “doggie”. Isterinya menggoyang-goyangkan punggungnya ke kiri dan kanan dan sesekali ke atas dan bawah. Sementara seorang teman Firdaus menikmati hisapan dari isterinya, seorang lagi sedang asyik meremas-remas buah dada isterinya Samat yang berjilbab itu yang bergoyang-goyang mengikut rentak tusukan Firdaus dari belakang. Samat melihat teman Firdaus yang sedang melakukan ‘face fuck’ ke atas isterinya. Dia melajukan tusukan senjatanya dan menarik keluar senjata tersebut sejurus sebelum memancurkan isi zakarnya ke muka isterinya.

Samat sendiri hampir-hampir jatuh melihat adegan tersebut. Isterinya mendengus sambil kepalanya terangkat ke atas. Namun matanya ditutupi oleh jilbab yang telah agak kurut masai menutupi wajahnya. Si teman Firdaus yang sedang memainkan buah dada isterinya beralih pula ke depan untuk di hisap oleh isterinya. Firdaus pula semakin cepat menunggang wanita cantik berjilbab yang masih terhitung bibi itu sambil mukanya berkerut-kerut keenakan yang amat sangat. Isterinya dengan lahap menghisap kontol pelajar yang ada di depannya dan menyonyot seakan-akan menikmati es krim walls kegemarannya. “Daus, aku sudah mau keluar nih” terkeluar perkataan tersebut dari mulut teman Firdaus yang sedang dihisap ganas oleh isterinya. “Keluarin aja dalam mulut dia” kata Firdaus pula dalam keadaan terketar-ketar.

Dalam beberapa saat setelah itu Samat terdengar isterinya tersedak seakan-akan kelemasan karena tercekik air mani teman Firdaus yang telah klimaks itu. Namun dia tidak dapat melepaskan senjata tersebut dari mulutnya karena kepalanya ditarik ke depan oleh pelajar tersebut. Firdaus dengan agak ganas meghujamkan senjatanya ke memek isterinya yang sekarang telah mulai mengerang lantang karena tiada lagi tersumbat barang satu senjata pun di mulutnya sambil punggungnya juga semakin laju mengikut rentak hujaman kontol keponakannya yang bandel itu. Firdaus pula memberikan pengarahan kepada bibi sekaligus ibu gurunya itu yang sedang ditungganginya dengan ganas sambil meneriakkan panggilannya sehari-hari dia kepada bibinya itu. Akhirnya isterinya tersandar ke meja diikuti oleh Firdaus yang melekat erat di belakangnya. Sesekali Firdaus menghentak-hentak lemah selangkangannya ke pantat isterinya Samat itu. Sekarang tiba pula giliran teman mereka yang seorang lagi menuju ke belakang isterinya setelah Firdaus menarik badannya dari punggung bibinya.

“Li, kau coba pula tunggingan dia” arah Firdaus yang sedang terduduk kecapean di lantai bersama teman mereka yang melakukan ‘face fuck’ tadi. Murid yang bernama Li itu menarik tubuh isterinya ke lantai dan mengarahkannya menungging sambil punggung terangkat ke atas agak tinggi. Samat betul-betul heran karena isterinya menurut saja kehendak mereka. Bagai hendak gila Samat apabila menonton aksi isteri sendiri dikerjai oleh orang lain. Namun dia tak mampu berucap apa-apa.