GADIS KONTRAKAN : ARINA

Namanya Arina Syafarani Putri. Tidak terlalu tinggi, 25 tahun, cantik, berkerudung, payudara 34B dengan puting bulat kecil berwarna coklat gelap. Arina adalah penghuni kontrakan yang paling tua, paling disegani, dan tentu saja, paling pengalaman soal melayani penis cowok. Sejak kehilangan keperawanan di acara kemping SMA-nya saat kelas 3, Arina berjanji tidak akan melakukannya lagi. Ironisnya, pemerkosaan yang dialaminya di minggu pertamanya menggunakan jilbab oleh teman kampusnya di lab justru menjadi titik balik kebiasaannya. Ia menjadi wanita berjilbab haus sex yang selalu ingin dipuaskan, meski hal itu dapat ditutupinya di lingkungan umum.

Di kontrakan, Arina selalu menjadi tempat Hani, Okta, dan Eva untuk berkonsultasi mengenai seks. Arina juga satu-satunya yang memiliki vibrator dan obat-obatan yang diperlukan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti disemburkannya sperma tepat di rahim Hani saat masa suburnya oleh Edwin. Arina sering meminjam pacar-pacar Hani, Eva, atau Okta untuk memuaskan hasrat seksnya.

Siang itu, Arina baru saja akan pulang dari shift-nya di sebuah bank. Ia mengenakan batik berbahan licin berwarna putih dengan beberapa aksen biru dan bunga. Baju tersebut menonjolkan payudara besarnya dengan sempurna, hal ini tentu menjadi santapan teman-teman prianya di kantor yang melihatnya keluar dari WC setelah ganti baju.

“Susunya mbak Arina mantep bener ya. Gede.” bisik seorang office-boy kepada teman di sebelahnya, diikuti sebuah cubitan kecil seorang office-girl di belakang mereka.

“Gak gue kasih susu lagi nih.” ujar sang office-girl ketus sambil berlalu.

***

“As…” Arina yang hendak mengucapkan salam tiba-tiba terhenti saat mendengar suara desahan dan lenguhan yang tidak asing baginya. Ya, tentu saja, Okta dan Bang Kiki, ujarnya dalam hati.

Melangkah pelan menuju teras, Arina melihat pergumulan Bang Kiki dan Okta. Okta yang terduduk pasrah sambil memejamkan mata dengan kepala mendongak sedang memangku Bang Kiki yang terlihat asik menikmati susu gadis itu, menjilat-jilat dan menghisap putingnya. Sesekali digigit dan ditarik kuat-kuat hingga Okta melenguh panjang karena nikmatnya.

“Duhh… ini si abang nagihnya nggak liat-liat tempat ya?” tegur Arina kepada kedua insan itu. Bang Kiki yang mendengar langsung menoleh dan mendapati sosok Arina sedang berdiri di sampingnya.

“Eh, mbak Arina. Hehehe. Biasa, mbak…” jawab Bang Kiki sambil tangannya terus memainkan puting besar Okta. Hal ini membuat Okta terus melayang dalam kenikmatan sehingga tidak menyadari kehadiran Arina di sana.

“Mbak mau?” lanjutnya. Matanya langsung tertuju ke bongkahan buah dada Arina yang menonjol ketat dari balik pakaiannya.

“Yeee… enak aja. Aku kan selalu bayar full, Bang.” ujar Arina sambil sesekali melirik ke arah penis Bang Kiki yang tertancap di memek Okta.

“Ya sudah lanjutkan sana, Bang. Aku masuk dulu ya.” ujar Arina sambil masuk ke dalam, meninggalkan Okta yang tubuhnya masih tertindih Bang Kiki.

“Oke, mbak.” jawab Bang Kiki singkat sambil tiba-tiba menggoyang-goyangkan pinggulnya ke memek Okta.

***

“Wah, dasar. Lagi pada pesta rupanya.” ujarnya dalam hati saat melihat Hani di kamar Okta tengah mengoral penis seorang cowok yang terbaring di sana dengan kaki menjulur ke lantai.

“Hufff… semua pada asik. Aku makan dulu aja deh.” ujarnya pelan kepada diri sendiri sambil menuju meja makan. “Kamu sabar ya,” lanjutnya sambil mengelus vaginanya yang terasa mulai berkedut dan basah.

***

“Kenapa, Ta?” tanyanya sambil menghampiri Okta. Okta tampak terkejut karena sebelum menghampiri Bang Kiki, penis Edwin mengacung dengan tegak dan terlihat sangat besar. Tapi, setelah pergumulannya selesai, penis Edwin tiba-tiba tampak mengecil. Hal tersebut tidak mungkin terjadi jika tidak ada yang menguras isi penis Edwin.

“Dia siapamu?” tanya Arina kepada Okta di sebelahnya.

“Temen chatting doang sih, mbak. Masih perjaka, dia minta diajarin ML, ya aku suruh dateng.” jawabnya.

“Tapi kok penisnya mengecil, tadi pas aku tinggal sebelum ke Bang Kiki tuh gede banget loh. Mbak Arina ya yang habis mainin penis dia sampe isinya keluar?” lanjut Okta.

“Yee… enak aja. Bukan mbaklah, mbak kan selalu bilang-bilang kalo mau ML sama pasangan kalian.” Arina melangkah memasuki kamar Okta.

“Mbak mau ngapain?”

“Cari pelakunya.” jawab Arina singkat meski dia sudah tahu bahwa Hani lah yang telah menggarap cowok itu.

Tanpa banyak bicara, Arina langsung jongkok tepat di depan penis Edwin, membuka paha cowok itu dengan kedua tangan, dan melahap penisnya langsung ke dalam mulutnya. Edwin yang sedang terlelap langsung melenguh saat Arina tiba-tiba menghisap penisnya.

“Ohh… mbak Haniiii… aah… hhh…” desah Edwin.

Arina langsung melepas emutannya dari penis Edwin yang baru saja akan ereksi. Sambil menoleh ke arah Okta yang tampak terkejut dengan kejadian tiba-tiba tersebut, ia berkata singkat, “Maharani Dwi Putrantiwi alias Hani.”

“Wow, mbak. Aku kaget tiba-tiba langsung masuk kamarku dan tau-tau oral penisnya.”

“Hmm, yahh… sebenernya aku udah tahu kalo itu Hani. Cuma mau nyobain aja. Hehehe,” ujar Arina sambil tertawa genit.

“Dasar, mbak ini. Udah lama ya, mbak? Hehehe… si Hani mah, perjakain jatah orang.” dengus Okta sebal sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya yang membuatnya terangkat dan semakin membusung indah.

“Yahh… hampir sebulanan. Hehehe. Makanya vibrator mbak cepet habis baterenya belakangan ini. Hehehe.” Arina tertawa. “Oh ya, kamu mau langsung main lagi apa mandi dulu? Bersihin itu tuh…” tanya Arina sambil menunjuk selangkangan Okta yang masih meneteskan sperma segar dari penis Bang Kiki yang baru saja mencicipi lubang kenikmatannya.

“Duh, iya nih. Masih lemes juga rasanya, pengen mandi dulu. Mbak emang mau ngapain?” tanya Okta.

“Umm… kalo boleh. Selagi kamu mandi, mbak pinjem cowoknya ya.” tanya Arina malu-malu. Sebulan tidak mendapat pasangan pemuas birahi tentu membuat nafsunya bertumpuk. Hal tersebut disebabkan putusnya Hani, Eva, dan Okta dari pacarnya masing-masing.

“Umm… ya udah, mbak. Pake aja dulu. Udah diduluin Hani juga, aku gak masalah nanti terakhir.”

“Wah, oke, Okta! Makasih yaa!!!” Arina kegirangan karena akhirnya bisa memberi makan vaginanya dengan daging asli, bukan daging palsu berwarna putih yang hanya bisa menggali vaginanya tanpa variasi.

Arina langsung masuk ke kamar Okta dan menutup pintunya. Ia terkagum-kagum melihat penis Edwin yang tadinya mengkerut sudah mulai mengembang ke ukuran normal karena hisapannya tadi.

“Dek, Dek,” Arina mencoba untuk membangunkan Edwin, tampaknya ia tidak tertarik untuk bermain di saat Edwin sedang tidur, seperti yang dilakukan Hani.

Edwin perlahan membuka matanya, dilihatnya sosok Arina yang sedang duduk di tepi ranjang sambil tersenyum kepadanya. Saat sepenuhnya sadar, Edwin kaget dan reflek menutup kemaluannya.

“Eh, oh… I-iya. Mbak siapa ya?”

“Kenalin, nama mbak Arina. Mbak juga penghuni kos di sini. Kamu temennya Okta kan?” tanyanya. Melihat Edwin yang terlihat gugup, Arina berusaha menenangkannya, “Udah buka aja. Santai aja kali. Mbak udah biasa lihat penis cowok kok.” lanjutnya.

Mendengar hal itu, Edwin perlahan membuka tangan dari kemaluannya. Dan seperti sulap, penisnya menjadi lebih besar daripada saat sebelum ditutup tadi. Jelas saja, siapa tidak terangsang berduaan saja dengan gadis berkerudung cantik dan berdada montok seperti Arina.

“Gimana?”

“Gimana apanya, mbak?”

“Ah, kamu. Itu, ML sama Okta dan Hani.” tanya Arina penasaran.

“Owhh, baru sama mbak Hani, mbak. Sama mbak Okta cuma baru sempet oral dia aja, belum sempet coba masukin penisku ke vaginanya.” jawab Edwin dengan lebih santai.

“Ohh… Okta lagi mandi sekarang, memeknya habis dipenetrasi sama orang tadi di teras. Dia masih lemes, jadi perlu jeda sebelum main sama kamu.”

“Hah? Mbak Okta diperkosa orang, mbak!?”

“Ummm… yaa, lebih tepatnya ada orang datang, Okta tiba-tiba buka handuk, tiba-tiba penis orang itu di dalam memeknya, semua senang. Nggak diperkosa kok.” jelas Arina. “Sambil nunggu Okta mandi, kamu mau main sama mbak dulu ya?”

“Eh?” Edwin tampak kaget dengan permintaan Arina yang tiba-tiba dan langsung ke poinnya.

“Iya, sejak temen-temen mbak pada putus sama pacarnya, mbak udah lama gak ML, nih. Mumpung ada kamu, mau ya? Gapapa kan sama kerudungan?”

Edwin hanya melongo saat Arina menjelaskan keadaannya. Ia sama sekali tidak menyangka akan bisa mencicipi tubuh gadis berkerudung yang selama ini cuma bisa menjadi fantasi seksnya.

“Kamu ga papa?” tanya Arina yang bingung melihat Edwin terdiam.

“Eh, oh, umm… gak papa kok, mbak. Aku cuma keinget temen SMA-ku. Namanya Syifa, dia kerudungan gitu deh. Waktu study tour ke pantai, aku nggak sengaja pegang dadanya waktu main games. Entah kenapa dia ketagihan, akhirnya kalo senggang dia selalu minta teteknya aku remes-remes. Sampe lulus, aku masih suka remes-remes payudaranya, padahal waktu itu aku punya pacar. Pas dia mau pindah kuliah di Sumatera, dia bilang makasih karena udah bikin dadanya jadi tambah gede. Dan di hari terakhir itu, pertama kalinya dia ngebolehin aku ngisep dada hasil karyaku itu.” cerita Edwin tentang masa SMA-nya.

“Wow, so sweet. Berarti kamu pengalaman sama cewek jilbab ya?” tanya Arina setelah mendengar cerita Edwin.

“Yah, tapi selama 3 tahun aku cuma remes-remes teteknya doang, mbak. Gak ML, nggak ciuman, nggak ngapa-ngapain. Itu pun dari luar baju seragam doang.” jelas Edwin.

“Owhh… kasiaaan. Ya udah, kalo gitu sama mbak aja yuk? Kalo bisa kamu bikin tetek mbak tambah gede juga ya. Hehehe,”

“Ah, punya mbak kan udah gede tuh. Hehehe.”

“Biarin, biar lebih gede dari punya Okta. Haha.”

Tanpa lama, Arina langsung mengarahkan tangan kanannya ke penis Edwin. Diremas-remasnya penis cowok itu dengan lembut, dirasakannya penis itu mengembang sedikit demi sedikit seperti adonan kue. Edwin sendiri menggeser duduknya sehingga kini mereka berdempetan. Ditariknya dagu Arina sehingga kedua bibir mereka mulai beradu.

“Hmmpphhh… hmmppphhhh…” sambil berciuman, Edwin meremas-remas bongkahan dada Arina. Dipijatnya bukit kembar itu dengan lembut. Arina sendiri tidak ketinggalan meremas penis Edwin sehingga batang itu semakin membesar dan tegang.

“Hmmpphh… slurrrppp… sluurrrrpppp…” lidah mereka saling berpagutan di dalam mulut masing-masing. Edwin memejamkan mata, berusaha menikmati bibir tipis Arina. Dikenyotnya bibir merekah itu sambil terus meremas dada Arina yang tampak semakin besar karena terangsang.

Arina meremas-remas batang Edwin seperti sedang memerah susu sapi. Dirasakannya batang itu semakin besar sehingga tangan mungilnya semakin kesulitan memerahnya. Edwin hanya menikmati momen sensual bersama karyawati berjilbab itu, seakan tidak ingin melepaskan kesempatan emas di depan mata untuk menikmati tubuh gadis berjilbab.

Keduanya saling melenguh, menikmati bibir dan remasan satu sama lain. Sudah hampir 20 menit mereka saling berpagut dan meremas. Penis dan payudara keduanya sudah tampak menegang maksimal, siap digarap lebih jauh lagi.

“Hhh… hhh… hhh… Dek, mbak mau tanya,” kata Arina sambil terengah-engah.

“Hhh… hhh… hhh… a-apa, mbak?”

“Kamu punya fantasi seksual?”

Edwin tersenyum mendengar pertanyaan Arina

***

Edwin memegang sebuah pisau. Sambil telanjang, ia berjalan pelan mengitari sebuah tubuh seksi berbungkus jilbab yang sedang duduk di sebuah kursi kayu. Tangan dan kakinya terikat erat dengan tali tambang tipis, sedangkan mulutnya tertutup. Arina terbelalak melihat Edwin menyeringai kepadanya sambil memegang sebuah pisau. Ia merasa sedikit takut, takut karena permintaannya sendiri agar Edwin dapat merealisasikan fantasi seksualnya kepadanya.

Cowok itu mendekati tubuh Arina, dibukanya satu per satu kancing baju gadis itu. Dirasakannya desah nafas yang semakin cepat dari Arina saat Edwin semakin menuju kancing bawah.

“Wooww!!” takjub Edwin saat akhirnya ia disuguhkan kedua bongkahan dada Arina hanya dengan BH. Begitu besar dan menggairahkan, tampak dua gunung Arina mengeras karena sudah diisi birahi oleh jari jemari terampil Edwin.

BRETTT… BRETTTT… SERRRTTTT…!!!

Dengan gerakan pisau yang lihai, Edwin merobek baju Arina, meninggalkan BH dan celana dalam melekat di tubuh gadis itu, dan jilbab tentunya.

Edwin melongo melihat badan Arina yang kini setengah telanjang, begitu putih dan mulus. Tidak ada lipatan di perutnya, begitu rata dan menggairahkan. Pinggang kecilnya membuat Arina tampak memiliki pantat dan payudara besar. Edwin menelan ludah melihat tubuh indah itu terikat tak berdaya, di depannya, di kamar yang tidak ada siapapun kecuali mereka.

SLURRRPPPPP…!!!

Arina mendongak, terdengar lenguhan pelan saat Edwin menjilat belahan dadanya. Ia mencucuk dada besarnya yang hanya tertutup setengah oleh branya yang seksi. Tanpa kesulitan, Edwin melepas kait bra Arina yang berada di depan. Tampaklah kedua gunung kembar gadis itu, begitu besar dan menantang. Puting coklatnya menghias ujung dadanya seperti buah ceri di atas kue tart. Tidak ingin melewatkan pesta, Edwin pun langsung memasukkan ceri coklat itu ke dalam mulutnya, menghisapnya seperti anak kecil mengemut permen favoritnya. Dihisap, diemut, kadang digigit kecil dan ditarik. Edwin membuat Arina bergelinjang dengan permainannya di puttng susu gadis itu.

“Hmmphhhh… hhhmmppphhhh…” Arina tiba-tiba tampak panik saat dilihatnya Edwin mendekatkan mata pisau yang dipegangnya ke puting susunya. Edwin menyeringai kecil. Ditariknya puting susu Arina kuat-kuat dan didekatkannya pisau itu seolah ingin memisahkan puting kecil itu dari dada Arina.

Edwin mulai menggesekkan pisaunya di puting Arina. Arina tampak kesakitan, terlihat dari badannya yang terus bergerak seolah ingin melepaskan diri dari kursi yang mengikatnya tersebut. Kepalanya mendongak, melenguh panjang dan mulai terdengar isakan tangis di baliknya. Edwin terus menikmati gesekan pisaunya dengan puting Arina, gesekan sisi tumpul pisau dengan puting gadis itu benar-benar dinikmati Edwin. Hal yang sama terjadi dengan puting sebelahnya, sehingga tidak terbayang betapa sakitnya Arina karena perlakuan Edwin terhadap puting susunya.

Selesai bermain dengan kedua puting Arina, Edwin mulai melirik ke arah organ intim gadis itu, satu-satunya yang masih tertutup.

BREEETTTT…!!

Satu tarikan, vagina Arina terbuka bebas, menampakkan gundukan daging tebal dengan balutan bulu tipis di sekitarnya. Edwin terbelalak melihat indahnya vagina Arina. Ia mengelusnya, memasukkan jarinya ke dalam, dan sesekali menarik rambut kelamin Arina.

“Mbaak, seksi banget sih?” ujar Edwin pelan sambil perlahan menjilat vagina gadis berjilbab itu, terus naik sampai ia menjilat kedua payudara Arina hingga kemudian berhenti dengan mencium hidung karyawati tersebut.

Arina menggelinjang karena geli oleh serangan lidah Edwin. Edwin terus menyapu seluruh badan Arina tanpa tertinggal setitik pun. Lidahnya berakhir di vagina. Dibukanya lebar-lebar vagina Arina dengan kedua tangannya sebelum lidahnya menyapu bagian dalam lubang pribadi gadis itu. Dirasakannya vagina Arina sudah sangat basah oleh cairan kenikmatannya sendiri. Edwin menjilat dan sesekali menggigit klitoris Arina yang ditemukannya. Arina bergelinjang semakin kuat saat Edwin menggigit dan menarik biji kecil itu, seolah ingin melepasnya dari vagina Arina.

Edwin menghentikan kegiatannya. Ia berdiri memandang Arina yang terengah-engah setelah tubuhnya dijamah habis-habisan oleh cowok itu. Tampak sedikit air mata menitik dari tepi mata Arina, hasil menahan sakit fantasi Edwin terhadap tubuh indah yang telanjang itu.

PLAKK…!!!

Edwin mendapat tamparan keras saat ia memutuskan untuk melepas ikatan Arina dan mengakhiri fantasinya. Arina langsung bangkit dan tanpa pikir panjang mendaratkan tangannya ke pipi Edwin.

“Kamu apa-apaan sih! Aku kira fantasi apa, ternyata seperti itu! Kamu pikir gak sakit apa putingku kamu sayat kayak gitu, klitorisku kamu tarik kayak gitu! Kamu kira… AAAKKKHHHHH…!!!” Arina yang sedang memarahi Edwin mendadak menjerit tertahan saat Edwin menusukkan sesuatu ke tubuh telanjang Arina.

Tubuh Arina bergetar, kepalanya mendongak sambil mulutnya mengeluarkan lenguhan, “Akkhhh… aakkkhhhh…”

Dalam satu serangan tiba-tiba, Edwin menusuk Arina tepat di alat kelaminnya. Tusukan yang begitu dalam hingga mentok ke rahim karyawati bank itu. Arina tidak berdaya di tangan Edwin. Tangan yang saat ini sedang memegang kedua bongkahan pantatnya, mendorong tubuhnya hingga tusukan penis cowok itu di vaginanya mencapai maksimal. Edwin memastikan penis 20 cm-nya menusuk vagina Arina sepenuhnya, seperti yang dilakukannya kepada vagina kecil Hani.

“Akkkhhhh… aaakkkhhhhh…” Arina menjerit kecil karena kelaminnya dipaksa menelan seluruh penis besar Edwin.

Edwin terus menerus mendorong pantat Arina sambil ia sendiri menggoyangkan pinggulnya menusuk-nusuk liang surgawi Arina. Jilbabnya sudah sangat berantakan. Tubuhnya mulai bergetar tanda orgasme hebat akan datang melanda. Edwin yang menyadari hal tersebut semakin cepat mengocok tubuh Arina.

“Sssshhh… aaakkkkkkk… aaaaaaaaaakkkkkk…” pekik Arina saat dirasakannya penis Edwin mendesak rahimnya.

“S-siap… mbak? Akkhhhh…” Edwin memperingatkan Arina bahwa mereka akan segera orgasme hebat.

CROOOT… CROOOT… CROOOOOTTTTT…!!!

Edwin orgasme. Penisnya menyemburkan sperma ke dalam rahim Arina seperti selang air, begitu banyak dan kencang. Tubuh Arina bergetar hebat menerima tembakan peju itu. Lelehan putih sperma tampak mengalir pelan dari celah vagina gadis itu, mengalir turun melalui paha, sebagian langsung menetes ke lantai.

Arina tampak terkulai. Tulangnya serasa dilolosi setelah dilanda orgasme hebat tersebut. Nafasnya tersengal-sengal seolah ia baru saja melakukan olahraga

PLOP!

Begitu bunyi ketika Edwin melepas penisnya dari vagina Arina. Dasar Edwin, penisnya tidak mengecil sedikit pun meski sudah menyemburkan sperma seperti itu. Edwin membopong tubuh lemas Arina ke ranjang. Direbahkannya tubuh telanjang itu dengan kaki terjulur ke lantai. Vagina Arina yang masih melelehkan peju tampak terekspose jelas.

Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Edwin mengambil telepon genggamnya dan langsung memotret tubuh indah yang tergeletak hanya tertutup jilbab itu. “Dapet banyak nih gue.” ujarnya salam hati sambil terus mengabadikan tubuh Arina.

“Duh! Tadi gue lupa lagi ngambil foto mbak Hani habis ngentot sama dia.” lanjutnya. Beberapa diambilnya secara selfie. Tampak ia tidur di samping Arina dan mengambil foto mereka berdua, ada juga pose Edwin sedang mengemut puting susunya, sampe pose di mana Edwin foto bersama vagina Arina yang masih mengeluarkan peju dari kelaminnya.

Edwin memang membuat semacam perjanjian dengan teman-temannya, siapapun yang berhasil meniduri cewek selain pacarnya, akan ditraktir teman-temannya yang lain. Sampai saat ini, baru Geri yang sukses mendapat makan dan nonton gratis setelah berhasil menembus memek Shela, adik tingkatnya di kampus, saat diadakan kemping. Shela sendiri memang terkenal binal dan sudah lama tidak perawan, jadi Geri beruntung saat berpasangan dengannya untuk mencari kayu bakar di hutan karena tiba-tiba mahasiswi semester 3 itu menciumnya. Sebagai cowok normal, Geri tentu membalas ciuman tersebut dan berlanjutlah hingga penisnya hinggap di vagina Shela. Berbekal foto dirinya sedang memeluk Shela yang sedang topless dari belakang, Geri langsung makmur saat pulang.

Walau melewatkan tubuh Hani, Edwin tetap merasa menang setelah mendapat bukti fotonya bersama tubuh Arina yang masih tergeletak lemas. Belum lagi setelah ini ia akan mencicipi Okta, semakin makmur lah ia sepulang nanti. Selain Farid, itu pun pacarnya semua, belum ada lagi temannya yang bisa meniduri 3 cewek sekaligus dalam satu hari.

Setelah melihat-lihat foto Arina yang telah diambilnya, Edwin pun kembali bernafsu. Arina yang masih terlihat lemas tidak tahu bahwa akan ada bagian kedua yang diterimanya.

Edwin membalikkan tubuh Arina menjadi tertelungkup, menampakkan bongkahan pantat yang begitu indah dan sekal. “Hhh… hhh… hhh… kamu mau apa lagi, Win?” tanya Arina tanpa bisa mengelak lagi.

Tanpa menjawab, Edwin mengarahkan penisnya ke lubang anus Arina yang tampak masih perawan. Dipegangnya dua bongkah pantat itu dan dibuka sehingga menampakkan lubang kecil anus gadis berjilbab itu.

Tanpa aba-aba dan tanpa belas kasih, Edwin langsung menghujamkan penis besarnya dengan kekuatan penuh, menembus anus Arina dalam sekali hentak.

JLEBBBBB…!!!

“AAAAAAAAAA…!!!”

AZIZAH

Azizah, gadis berjilbab lebar yang berwajah manis adalah seorang mahasiswi yang kuliah di salah satu PTS di kota ini. Aku dan teman2ku adalah para kuli yang sedang memperbaiki salah satu bagian rumah kost Azizah. Sudah sejak lama kami menyimpan hasrat birahi pada mahasisiwi berjilbab ini. Tubuhnya yang selalu tertutup jubah longgar dan jilbab yang lebar justru membuat kami semakin penasaran. Kamipun tidak segan mengintipnya saat ia sedang mandi, dan ternyata memang tubuh gadis cantik berjilbab yang selama ini ia sembunyikan memang benar2 indah. Akhirnya kami tidak kuasa untuk menahan hasrat kami terlalu lama. Kami memilih saat yang tepat, yaitu saat teman2 kost Azizah pergi kuliah, untuk menikmati tubuh Azizah yang putih mulus menggairahkan itu. Akhirnya saat itu tiba juga.

toket akhwat - farida janah (1)

Pada hari itu cuaca sangat panas, sehingga pintu kamar kost Azizah dibiarkan terbuka, agar udara segar dapat masuk. Gadis berjilbab itu sedang duduk menyelesaikan laporan kuliahnya di komputer waktu aku, Doni dan Ferry datang ke kamarnya. Tiba -tiba kami bertiga sudah ada di samping dan di belakangnya.

“Mbak Azizah, kami minta jatah..!” kataku yang diiyakan juga oleh Ferry dan Doni yang berdiri di samping kiri-kanannya membaca monitor sambil mengusap-usap celana bagian depannya yang nampak makin lama makin menonjol. Azizah kaget sekali “mau apa kalian? Maksudnya apa ini?” tanya gadis alim itu panik. Terdengar nada ketakutan dalam suaranya yang lembut. Suaranya malah semakin membangkitkan birahi kami.

toket akhwat - farida janah (5)

Azizah semakin kaget lagi sewaktu mereka secara bersamaan tiba-tiba membuka celana sekaligus CD-nya ke bawah, sehingga di kanan-kiri Azizah muncul dua benda panjang menjulur ke depan. “Ah, masak mbak Azizah nggak tau…?” kata Dony. Rupanya mereka sudah tidak tahan membayangkan tubuh Azizah yang pernah mengundang birahi mereka, saat mereka mengintip gadis berjilbab itu saat mandi.

“Tuh kan, jadi keras nih punyaku.., ayo pegang..!” kata Doni sambil menarik tangan mulus gadis berjilbab itu dan ditempelkannya di batang kontolnya sekaligus kontol Ferry.
“Eh, ngapain nih pada..?” tanya Azizah sambil agak meronta. Wajahnya nampak merah padam. Mungkin karena dia belum pernah melihat kemaluan laki2 sebelumnya, apalagi memegangnya.
“Udah deh, pegang aja..!” kata Doni yang tiba-tiba menyusupkan tangannya ke bawah jilbab Azizah hingga menyentuh gundukan buah dadanya yang masih tertutup jubah coklat muda itu.

Azizah langsung menggeliat merasakan usapan tangan Doni pada bagian sensitifnya yang menimbulkan sensasi tersendiri, namun gadis alim itu tetap berusaha meronta. Akupun segera mengeluarkan pisauku yang tajam, dan menyodorkannya kedepan gadis berjilbab alim itu. “Diam!! Jangan berontak!! Kalo berontak, pisau ini menancap di memekmu!!” kataku mengancam. Azizah langsung diam. Wajahnya pucat pasi. “jangan, bang…” bisiknya putus asa. “ambil apa aja yang abang inginkan…” saat itu Ferry pun tidak mau kalah, tangannya ikut masuk menggerayangi buah dada yang kiri sambil memilin-milin lembut puting Azizah yang masih tertutup jubah, yang ternyata semakin mengeras.
“Boss!! Putingnya jadi keras bos!!” kata Ferry. “wah, ternyata cewek alim kita ini rindu belaian cowok ya ferr!!” kata Dony sambil tertawa. Azizah semakin pucat. Ternyata memang tubuhnya tidak mampu menahan gejolak birahi akibat rangsangan kedua temanku.

toket akhwat - farida janah (6)
“kamu diam dan tutup mata!! Nikmati aja!!” kataku kembali mengancam.
Azizah, gadis alim itu mulai pasrah. Matanya yang indah ia pejamkan rapat2, seoalah berharap bahwa itu semua hanyalah mimpi. Sementara itu, kedua tangannya masih terus dipaksa mengelus dan mengocok kontol Ferry dan Dony. aku segera menyarungkan kembali pisauku, dan mulai menjulurkan tanganku kearah jubah panjang gadis manis yang alim itu. Kucoba menyingkapkan jubah panjangnya keatas. Dengan agak susah payah, akhirnya aku berhasil menyingkapnya sampai atas lututnya. Segera kurogohkan tanganku masuk ke daerah selangkangannya, mencoba meraih memeknya. Tubuhnya menggeliat saat tanganku menyentuh bagian tubuh yang selama ini ia jaga. Segera kukocok2 dan kuremas2 memeknya, yang membuat ia semakin menggeliat2. “mmmhhh…..nnnnggghhh….” mulai terdengar lenguhan tertahan dari mulutnya. Matanya masih tertutup rapat. Bibirnya yang indah membuatku tak bisa menahan diri. Segera kulumat bibirnya. Lidahku bertemu lidah gadis berjilbab itu, dan saling berpilin. Tidak banyak penolakan yang ia berikan. Sepertinya ia memang takut akan ancaman yang kukatakan tadi.

“Aaah.., sshh..,” 5 menit kemudian, desahannya semakin terdengarsaat tubuhnya tidak mampu lagi menahan kenikmatan yang diberikan 3 pria yang ia sendiri tidak mengenalnya. Tangan gadis berjilbab itu dengans endirinya terus menggenggam dan sesekali mengocok batang kontol Dony dan Ferry.

Tiba2 kami serentak menghentikan kegiatannya, membuat Azizah menggeliat2 sendiri untuk beberapa saat. Jilbab lebarnya kusut dan ujung2nya sudah terlingkar hilehernya. Kancing jubahnya sudah terbuka sampai ke perutnya, memperlihatkan tubuh yang indah, dengan buah dada yang ranum menggantung dan mengacung kedepan, keras karena dirangsang oleh Dony dan Ferry. Kutang yang tadi dipakai gads berjilbab itu sudah berada dipojok ruangan. Memek gadis berjilbab itu sudah basah oleh cairan yang keluar karena rangsangan jemariku tadi.

“buka mulutmu!” perintahku. Dengan pelan Azizah membuka mulutnya yang indah. Segera kumasukkan jemariku yang basah kuyup oleh lendir kemaluannya kedalam mulut gadis alim itu. “kulum!!” perintahku. Terasa kemudian lidah Azizah menari2 di jemariku, sambil sekali2 menyedot2nya. Aku mulai penasaran, seperti apa nikmatnya kuluman gadis berjilbab ini.

toket akhwat - farida janah (7)

“ayo berdiri!” perintah Dony, sambil menarik Azizah berdiri. “ampun baaang… “katanya pelan. Matanya sudah basah. Tubuhnya sudah lemas karena rangsangan yang kami berikan. “ampun baaang… minta apa saja akan saya berikan baaang…” kata gadis berjilbab itu memelas. Tangan Dony dan Ferry langsung melayang ke pipi kiri dan kanannya. Ternyata mereka juga ingin memberinya gertakan. “Diam kamu!!” teriak Dony. kami tidak takut ketahuan, karena disini temboknya tebal dan tidak ada orang lain selain kami berempat di rumah kost yang besar ini. Mendengar bentakan itu Azizah langsung kembali terdiam.

aku.dengan lembut menanggalkan jubah yang sudah terbuka kancingnya. Segera jubah itu melorot belantai, membuat tubuh Azizah yang putih mulus terlihat jelas. Kami bertiga menelan air liur melihat tubuh Azizah yang biasanya tertutup jubah longgar dan jilbab lebar itu sekarang terpampang dihadapan kami, hampir tanpa apa2, tinggal jilbab putih yang sudah kusut dan tersampir ke leher, dan celana dalam putih yang menggairahkan.

toket akhwat - farida janah (2)

Azizah dibawa kedekat ranjangnya, dimana aku duduk di pinggir ranjangnya tanpa busana. Pisauku tadi kembali kuacungkan, membuatnya kembali takut dan mulai menutup matanya lagi. Gadis berjilbab itu semakin pasrah berdiri sambil terus terisak2 waktu Ferry dan Doni merentangkan kedua tangannya, dan mulai menciumi dari mulai ujung jari hingga ke lengan bagian atas. Bulu-bulu halus Azizah langsung berdiri menerima perlakuan ini. Kecupan dan permainan lidah Ferry dan Doni di sepanjang kulit tangan Azizah membuatnya seperti terbang melayang. Rintihan gadis berjilbab itu mulai terdengar dan makin menggila sewaktu mereka menaikkan tangan Azizah ke atas dan menyusupkan bibir-bibir mereka ke ketiak gadis berjilbab itu yang berbau harum.

Jilatan-jilatan Ferry dan Doni yang belum pernah Azizah rasakan sebelumnya itu, membuat gadis alim itu menggelinjang kegelian penuh rangsangan. Hatinya menolak keras terhadap apa yang terjadi dengannya, namun tubuhnya tidak bisa melawannya. Kepalanya yang menengadah ke atas langsung disambut dengan ciuman liar Dony, sementara Ferry meneruskan jelajahan bibir dan lidahnya yang liar ke samping pinggang Azizah. aku berdiri dari ranjang dan tak kusia-siakan buah dada gadis alim berjilbab yang membusung itu dengan kukecup lembut di sekitarnya. Putingnya yang mencuat kujilat, kukulum dan kuhisap bergantian yang membuat tubuh gadis alim yang tancik itu bergetar hebat menahan nikmat.

Desahan dan erangannya yang semakin mengeras tidak terdengar lagi, karena tiba-tiba Doni membungkam mulut Azizah dengan mulutnya yang liar sambil memiringkan kepala Azizah. Mau tidak mau Azizah melayani permainan bibir dan lidah Doni yang menari-nari di dalam rongga mulut gadis alim itu.
“Mmph.. mmph..,” erangnya di tengah hebatnya serangan kami bertiga.

toket akhwat - farida janah (8)

Sementara itu Ferry sudah berada di bawah tubuh Azizah yang asyik menciumi belakang batang kakinya mulai dari paha, betis hingga tumit kaki gadis berjilbab itu. Tangan Ferry yang tadinya meremas-remas pantat Azizah, tiba-tiba begitu cepat turun ke bawah bersamaan dengan CD-nya, hingga akhirnya tak sehelai benang pun menempel di tubuh Azizah kecuali jilbab putih yang kami biarkan bertengger dikepala Azizah. Jilbab itu memberi sensasi dan gairah sendiri pada kami bertiga. Pemandangan indah gundukan memek Azizah tidak kusia-siakan dengan bibirku yang sudah turun dari melumat buah dada gadis berjilbab itu menjadi ke perutnya.

Setelah puas memutar-mutarkan lidahku di seputar perut dan pusarnya, aku kembali duduk di pinggir ranjang dengan posisi wajahku berhadapan dengan memek Azizah. Tanganku kemudian menarik pinggulnya lebih mendekat ke arah wajahku, dan bibirku langsung mengecup gundukan memek Azizah dengan lembut yang membuat gadis solehah itu menggeliat merasakan sensasinya.

Tidak puas dengan itu, makin kuturunkan tubuhku ke bawah dengan posisi berlutut. Tanganku kemudian merenggangkan kakinya, hingga memek Azizah terbuka bebas menggantung di depan wajahku. Tidak lama kemudian kubenamkan wajahku ke selangkangan Azizah yang kemudian diikuti oleh usapan lidah Ferry di seputar pipi pantat gadis alim itu. Azizah semakin hebat menggelinjang, apalagi sewaktu aku sudah mulai menjilat dan mengisap klitorisnya dari bawah yang membuat memek gadis alim berjilbab lebar itu semakin basah.

toket akhwat - farida janah (3)

Azizah kembali mencoba meronta, tapi kami malah semakin menggila. Tubuh Azizah kami dorong ke ranjang, dan kusuruh menungging di pinggir ranjang dengan posisi kakinya menggantung. Doni naik ke ranjang dan berlutut di depannya dengan kontolnya yang mengarah ke wajah Azizah. Tangan Doni kemudian mencengkeram kepala Azizah yang masih terbalut jilbab putih dan menengadahkan kepalnya.
“Buka mulutmu..!” perintah Doni yang segera diikuti, karena memang Azizah sudah pasrah dan sangat terangsang, sehingga sudah tidak mampu lagi berbuat apa2.

Begitu mulut gadis berjilbab itu terbuka, masuklah batang kontol Doni yang tegang itu sedikit demi sedikit. Azizah mulai mengemut kontol Doni. Kepalanya dipaksa maju mundur sesuai gerakan tangan Doni yang masih mencengkeram kepalanya.
“Ayo isep dan jilat..!” perintah Doni lagi yang segera diikuti Azizah dengan menjilati sepanjang batang kontolnya yang divariasi dengan mengemut kepala kontolnya.Sambil terus menghisap, Azizah merasakan ada sesuatu di bawah selangkangannya. Ternyata kepala Ferry sudah menengadah di antara kedua paha Azizah dengan posisi badannya berada di bawah ranjang. Bibir dan lidah Ferry mulai beraksi dengan buasnya di memek gadis berjilbab itu. Yang membuat Azizah semakin histeris adalah ketika aku menyambut goyangan-goyangan pantatnya yang mencuat ke atas dengan menyapukan lidahku ke belahan pantat Azizah dengan sesekali menusukkan ujung lidahku ke lubang pantat gadis alim itu.

Tanganku pun tidak mau tinggal diam, maju ke depan meremas-remas buah dadanya yang menggantung. Lengkaplah sudah bagian-bagian sentra kenikmatan gadis berjilbab itu diserang habis-habisan. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan indah ini. Kutarik kepalaku dari pantatnya, dan kugantikan dengan menusukkan kontolku ke memek gadis berjilbab itu dari belakang. Dan untuk mempermudah genjotanku, ferry memindahkan kepalanya dari selangkangan Azizah ke bawah buah dadanya yang menggantung, dan mulai menggeluti puting Azizah dengan mulutnya.

Pelan2 kutuskkan kontolku kedalam memeknya. Terasa sempit sekali. Aku berpikir, pastilah gadis berjilbab ini masih perawan. Pelan2 kutambah kedalaman kontolku, menghujam memeknya yang nikmat. Ia mengentikan kuluman bibirnya dara kontol Dony, dan menengadah. Wajahnya terlihat kesakitan. Aku berhenti untuk memberinya waktu untuk bernafas. Namun kemudian aku langsung menghujamkan kontolku dalam2, membuatku merasa ada sesuatu yang sobek dalam memek gadis alim ini. Sesaat terlihat ia akan menjerit, namun Dony dengan sigap mengulum bibir gadis berjilbab itu sehingga jeritannya tertahan lidah Dony yang menari2 di mulutnya. saat kulihat, dari memek gadis alim berjilbab itu mengalir darah segar keperawanannya. terbersit rasa bangga karena berhasil memerawani memek gadis alim yang biasanya selalu menjaga tubuhnya itu.

toket akhwat - farida janah (4)

Semakin lama semakin kupercepat genjotan kontolku dalam memek gadis alim ini yang sangat nikmat. Terdengar jeritan kesakitan Azizah berubah menjadi desahan dan erangan penuh napsu. Mulutnya dengan pasrah menurut saat dituntun Dony untuk kembali mengulum kontolnya.

Bersamaan dengan semakin cepatnya gerakan maju-mundur kontol Doni di mulut Azizah, kupercepat juga sodokan kontolku ke lubang memeknya sambil mencengkeram keras pinggulnya. Sampailah pada erangan keras Azizah diikuti dengan mengejangnya tubuh gadis berjilbab itu tanda mencapai puncak. Terasa hangatnya cairan di lubang memek Azizah yang diikuti dengan kencangnya otot-otot di situ yang menjepit kontolku.

Tanpa istirahat, Doni yang lalu mencabut kontolnya dari mulut Azizah, membaringkan dirinya dan menarik tubuh mulus Azizah yang sudah sangat lemas ke atasnya, hingga posisinya jadi berjongkok dengan memeknya yang tepat berada di atas kontol Doni yang masih tegak berdiri. Sesaat kemudian, terbenamlah kontol Doni bersamaan dengan diturunkannya tubuh Azizah. Erangan Azizah terdengar cukup keras merasakan nikmat, dan semakin memacu Doni untuk mempercepat pompaan pada memek gadis berjilbab itu. Jhilbab putihnya sudah basah kuyup karena keringat dan air liur Azizah sendiri yang mengalir deras saat mengulum kontol Doni.

Sementara itu, Ferry yang menunggu giliran mengambil inisiatif dengan berdiri di samping Azizah, dan memasukkan kontolnya ke mulut Azizah dengan memutar sedikit kepalanya. Memek dan mulut Azizah kembali bekerja keras memompa, sementara aku juga tidak tinggal diam dengan menarik kedua tangan Azizah ke belakang, lalu menjilat-jilat puting di buah dada kirinya yang terguncang-guncang seirama naik-turunnya tubuhnya.

Rupanya Doni mencapai puncaknya lebih cepat. Ia menekan tubuhnya ke atas yang secara naluriah diimbangi Azizah dengan menahan ke bawah. Azizah melenguh tertahan saat Dony menyemprotkan air maninya yang putih kental kedalam memek Azizah yang semakin basah oleh cairan kenikmatannya yang kembali membanjir.

Ferry yang sudah tidak tahan kontolnya dilumat, langsung mengambil inisiatif dengan mendorong tubuh Azizah ke samping hingga merebah di ranjang. Kedua tangan Azizah direntangkan ke atas, hingga berpegangan pada ujung tiang ranjang, lalu kedua kaki putih gadis berjilbab itu direntangkan, dan Ferry ambil posisi di antara kedua paha Azizah. Memek Azizah yang terbuka langsung dihujam oleh kontol Ferry yang masih basah bekas lidah Azizah. Azizah kembali melenguh. Ferry mulai menyodokkan kontolnya dengan lembut yang membuat Azizah mengerang dan mendesah.

Sementara itu, Doni yang berada di samping Ferry membantu merangsang Azizah dengan menciumi, menjilat, dan mengulum jari-jari kaki Azizah yang mulus itu. Bibir sensual Azizah yang terus mengerang itu membuatku tidak tahan melihatnya. Aku bergerak maju dan kukangkangi wajah cantiknya, hingga kontolku yang masih tegang berada tepat di depan mulut gadis berjilbab itu. Kuangkat sedikit kepalanya dan kudorong masuk kontolku. Azizah pun menyambut perlakuanku ini. Dihisap dan dikulumnya kontolku dengan bibir dan lidahnya.

Genjotan kontol Ferry semakin cepat di bawah yang membuat Azizah menggelinjang hebat.
“Mmmh.. mmph.. mmph..,” teriak Azizah tertahan kontolku di mulutnya bersamaan dengan melengkungnya tubuh Azizah ke atas.
Azizah telah mencapai puncaknya bersamaan dengan Ferry.
“Tunggu, aku juga mau keluar..!” kataku lagi sambil melepas kontolku dari mulutnya dan mengocok kontolku di depan bibirnya yang sengaja dibukanya lebar.
“Aaagghh..!” erangku yang bersamaan dengan semprotan maniku ke wajah dan mulut Azizah.

Tak hanya itu, waktu semprotanku berhenti, langsung dikulumnya kontolku lagi dalam-dalam yang membuatku terasa ngilu tapi nikmat sekali. Akhirnya kami berempat merebah jadi satu di ranjang. Beberapa saat kemudian terdengar isak tangis Azizah. Doni dan ferry mendekatinya, dan seolah menenangkannya, namun kemudian Azizah kembali melenguh. Ternyata Doni dan Ferry belum puas, dan kembali menggilir gadis berjilbab itu sampai tiga kali.

MBAK TARI

Aku bangun dari tidur setelah ritual yang melelahkan karena kenikmatan. Aku makan siang, terus buka diktat kuliahku kalau-kalau ada tugas. Aku ingat bahwa ada tugas yang belum aku kerjakan. Dengan terpaksa aku berangkat ke kost temanku untuk kerjakan tugas yang terlupakan. Setelah sampai kost, ternyata teman-temanku sudah ngumpul, sudah mengerjakan tugas yang cukup menyita waktu itu. Aku langsung nimbrung ngerjakan tugas dengan semangat, jangan sampai aku tidak berhasil gara-gara memek mbak Lasmi. Aku lupakan dulu semua, toh mbak Lasmi pun mungkin akan menerima alasanku tidak nyodok memeknya. Sampai tengah malam, aku baru selesai. Akhirnya aku tertidur kelelahan di rumah temenku sampai pagi.

Tanpa pulang dulu, aku langsung kuliah dengan pakaian seadanya. Maklum mahasiswa teknik, isinya cowok semua, kuliah tidak ganti baju tidak masalah. Tugas berhasil aku kumpulkan meskipun masih ada sedikit kesalahan, tapi dosen memakluminya. Ia menghargai mahasiswa yang masih mau berusaha. Sampai sore, aku sibuk di kampus. Jam tiga baru aku pulang ke rumahku. Dalam perjalanan pulang, sudah mulai terbayang lagi kemontokan tubuh mbak Lasmi. Dalam hati aku berucap, ”Mbak, akan kuganti ketidakhadiranku. Akan kuentot mbak sampai pagi.”

Sampai rumah…

“Pergi kok sehari semalam to, Riz, kemana kamu?” tanya ibuku.

“Anu, bu, semalam ngerjakan tugas di kost teman, trus langsung kuliah.“ jawabku.

“Oalah, masak anak ibu kuliah tidak ganti baju… tugasnya beres tidak?” kata ibu.

“Beres dong, lha ibu mau kemana?” tanyaku melihat kedua orang tuaku siap dengan tas besar.

“Ini, Riz, aku dan bapak mau ke Semarang sama om Joko, ada acara mantenan besok pagi. Malam ini acara midodareni, jadi aku sama bapak nginep di sana.“ jelas ibuku.

“Lha kok gantian yang pergi, aku jadi sendirian lagi.” kataku sambil ngeloyor ke kamarku.

Tak berapa lama, mobil om Joko datang. Aku keluar untuk bantu angkat-angkat barang bawaan orang tuaku.

“Kamu nggak ikut, Riz?” tanya om Joko.

“Tidak, om. Besok masuk.“ jawabku singkat. Dalam hati: ”Aku malam ini mau merengkuh kenikmatan, om.”

“Walah, paling kamu kencan sama pacarmu ya?” canda om Joko.

“Ti-tidak, om. Belum ada yang mau.” jawabku agak gelagapan.

“Hati-hati di rumah ya, Riz. Jangan kamu tinggalkan rumah lagi.” pesan ibu.

“Iya, bu. Salam untuk keluarga disana.” jawabku.

Akhirnya mereka berangkat, aku lambaikan tanganku mengantar mereka pergi, dalam hati aku berdoa semoga lancar perjalanan mereka. Aku lihat rumah mbak Lasmi kosong, mungkin lagi pergi. Sebenarnya aku pengin kesana, tapi akhirnya aku langsung tidur di kamarku. Sampai sore aku tertidur, terasa lapar saat aku bangun. Aku langsung makan dan mandi. Sore itu kuisi dengan mengobrol dengan tetangga di luar rumah sambil melihat keadaan rumah mbak Lasmi.

Habis maghrib hujan malah turun, kelihatan jalan sudah sepi. Aku merasa sepi di rumah, sementara kulihat rumah mbak Lasmi masih saja gelap pertanda tidak ada kehidupan disana, mungkin mbak Lasmi memang pergi atau malah marah karena semalam aku tidak main ke rumahnya. Mungkin dia ingin balas dendam kepadaku. Dalam kesendirian, terlihat sepeda motor mbak Lasmi datang, tapi dia cuek saja, tidak sedikitpun melihat ke rumahku. Aku tidak sabar ingin langsung ke rumah mbak Lasmi, tapi sebelumnya tak lupa beres-beres rumah supaya kelihatan aku pergi jauh. Motor kusembunyikan di belakang supaya kalau ada yang datang mengira aku pergi keluar. Aku pingin memberi kejutan kepada mbak Lasmi. kulihat rumah mbak Lasmi lampunya sudah menyala. Karena situasi saat itu yang sepi, akupun masuk ke rumahnya lewat pintu samping seperti biasa dan mendengar ada yang sedang mandi. Kulihat pintu kamar mandi terbuka sedikit. Saat akan mengintipnya, kurasa ada yang memergokiku dan langsung menguncinya dari dalam. Aku jadi ragu, apakah mbak Lasmi benar-benar marah?

Setelah pintu samping kututup, kupanggil mbak Lasmi yang ada di kamar mandi. “Mbak, lagi mandi yah?” tanyaku basa-basi.

Tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi. Akupun melanjutkan. “Kamu marah yah. mbak? Maaf yah, aku gak kasih tahu kalo aku mau nginep di kost temanku. Malam ini aku mau buat mbak puas. Aku akan cium mbak, bikin mbak puas hari ini. Aku akan jilati tubuh mbak mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki.” rayuku.

Masih tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi. Aku mendekati pintu kamar mandi sambil berkata, “Mbak. Aku akan bikin kamu puas beberapa kali hari ini sebelum kau rasakan kontolku. Aku akan cium memekmu sampai kau menggelinjang puas dan memohon agar aku memasukkan kontolku. Mbak ingat waktu memekmu kusodok dibelakang mas slamet?”

Terdengar suara batuk kecil dari dalam kamar mandi, sudah tidak terdengar guyuran air lagi, tinggal suara orang yang menggunakan handuk.

“Mbak, maafkan aku. Aku rela mencium kakimu untuk memohon maaf. Mbak nggak usah pakai baju saja, toh nanti akan kuciumi semua. Tidak hanya kakimu, pokoknya semua, sampai itilmu. Aku kunci pintu depan dulu dan matikan lampunya ya, mbak.” Akupun berbalik untuk mengunci pintu dan mematikan lampu depan, sekarang tinggal lampu ruang tengah yang menyala. Kupikir dengan begini, aku bisa ngentot mbak Lasmi dengan tenang.

Ketika kumatikan lampu depan, kudengar pintu kamar mandi terbuka. Akupun tersenyum dan bersorak dalam hati. Aku langsung balik ke ruang tengah, pengin langsung memeluk mbak Lasmi. Tapi ternyata, yang ada dalam kamar bukanlah mbak Lasmi, tapi mbak Tari, adiknya. Aku jadi kaget dan mematung, memang mbak Tari mirip sekali dengan mbak Lasmi, tapi agak sedikit hitam. Namun untuk masalah bodi, tidak kalah sama mbak Lasmi, malah menurutku lebih bahenol mbak Tari. Aku memang sering memperhatikan bodinya ketika ia berkunjung kesini. Mbak Tari umurnya lebih muda dua tahun dari pada mbak Lasmi, suaminya seorang PNS di Jogja. Mereka belum dikaruniai anak, entah apa sebabnya, aku tidak tahu.

Terlihat mbak Tari yang baru saja selesai mandi keluar dengan menggunakan daster bertali merah milik mbak Lasmi yang sangat ketat membalut tubuh sintalnya. Ia berdiri memandangiku penuh pertanyaan. Ia memang sudah mengenalku. Aku juga memandanginya; mulai dari kakinya yang mulus terawat, betisnya yang indah, pahanya yang kencang, bokong dan pinggulnya yang besar, pinggangnya yang ramping, hingga ke belahan buah dadanya yang terlihat sangat menantang sekali untuk diremas dan dielus. Ukurannya jelas sedikit lebih besar dari punya mbak Lasmi.

Mbak Tari hanya tersenyum sambil berkata, ”Cari siapa, Riz, kok langsung nylonong masuk?”

“Anu, mbak, aku cuma pingin nyambangi rumah ini. Kan mbak tahu aku sudah seperti keluarga sendiri.” kataku berkelit. “Mbak Lasmi kemana, mbak, kok nggak kelihatan?” tanyaku sambil duduk di sofa.

Mbak Tari pun ikut duduk. “Mbak Lasmi sedang ke Yogya, menginap di acara dikeluarga mas Slamet. Tadi aku ketemu di Solo, mbak Lasmi ke Jogja dan motornya aku pakai. Karena besok masih ada acara, maka aku menginap disini.” terang mbak Tari sambil menyilangkan kakinya sehingga hampir semua pahanya kelihatan. Tidak aku sia-siakan pemandangan itu, langsung aku memelototinya, otomatis kontolku yang tadi sempat tertidur sebentar langsung berdiri tegak.

“Kalau mbak sudah di sini, aku sebaiknya pulang saja. Mau jaga rumah, kebetulan rumahku juga kosong.” kataku kaya maling ketahuan.

“Tunggu, Riz, ada yang perlu aku omongkan.“ kata mbak Tari mencegah kepergianku.

“A-ada apa, mbak?” tanyaku penuh cemas, jangan-jangan mbak Tari akan marah atas rayuanku yang salah sasaran tadi.

“Kamu harus jawab jujur! Tadi mbak sudah dengar rayuanmu, maaf mbak memang sengaja mendengarkan rayuanmu ataupun pengakuanmu, jadi selama ini kamu suka ngentot ya sama mbak Lasmi? Padahal aku percaya kamu tidak akan begitu sama kakakku.” kata mbak Tari.

“Kuakui, mbak, aku memang pernah ngentot sama mbak Lasmi. Tapi mungkin baru sebulan ini, semenjak mas Slamet ditahan kemarin karena kita sama-sama mau dan keadaan memungkinkan.” jelasku sambil menunduk.

“Kamu cinta mbak Lasmi?” tanya mbak Tari.

“Tidak, mbak. Hubungan kita cuma atas nama nafsu, saya tidak akan mengganggu rumah tangga mas Slamet, itu prinsip kami.” jawabku sedikit lebih berani.

“Kamu pernah ngentot yang lain selain mbak Lasmi?” tanya mbak Tari lebih lanjut.

“Tidak, mbak. Baru sama mbak Lasmi dan itupun aku banyak diajari untuk menjadi lelaki sejati olehnya.“ jelasku.

Kami diam beberapa saat dengan pikiran masing-masing. Akhirnya aku beranikan ngomong untuk mencairkan suasana. “Maaf, mbak. Aku nggak tahu kalo yang di dalam itu mbak Tari.” kataku sambil kuberanikan diri memandangnya meskipun aku masih takut. Tapi di lain sisi aku juga terangsang melihat tubuhnya. Mbak Tari menyadari kalau aku sedang memandanginya, tapi ia membiarkannya saja. Rambutnya yang hitam sepundak tampak tergerai basah. Dada yang menantang dengan belahan yang terlihat cukup dalam. Paha yang mulus dan kencang hingga betis yang terawat rapi. Kalau menurutku, mbak Tari boleh mendapat nilai 8 hingga 8,5 dari 10.

“Lalu kalo bukan mbak Lasmi kenapa? Kamu nggak mau mencium mbak, buat mbak puas, menjilati tubuh mbak seperti yang kamu bilang tadi?” tanya mbak Tari memancingku.

“Aku sih mau aja, mbak, kalo mbak kasih!” jawabku langsung tanpa berpikir, seperti kejatuhan duren lagi sambil melangkah mendekatinya. Sebab sebagai laki-laki normal, aku sudah tidak kuat menahan nafsuku melihat sesosok wanita cantik yang hampir pasti telanjang karena baru selesai mandi. Belum lagi pemandangan dada putih mulusnya yang sangat menggoda.

Setelah duduk di sebelahnya, aku mencium wangi harum tubuhnya. “Tubuh Mbak harum sekali,” kataku sambil mencium lehernya yang putih dan jenjang.

Mbak Tari menggeliat dan mendesah ketika lehernya kucium, mulutku pun naik dan mencium bibirnya yang mungil dan merah merekah. Mbak Tari pun membalas ciumanku dengan hangatnya. Perlahan kumasukkan lidahku ke dalam rongga mulutnya dan lidah kami pun saling bersentuhan, hal itu membuat mbak Tari semakin hangat.

Perlahan tangan kiriku menyelusup ke dalam dasternya, ternyata mbak Tari tidak memakai bra, persis seperti dugaanku. Kuraba payudaranya yang hangat dan kenyal, terasa lebih besar dari punya mbak Lasmi. Sambil terus berciuman, kuusap dan kupijat lembut kedua payudaranya bergantian. Payudaranya pun makin mengeras dan putingnya pun mulai naik. Sesekali kumainkan putingnya dengan tanganku sambil terus melumat bibirnya.

Tidak puas dengan itu, aku angkat dasternya dan mbak Tari membantuku sehingga dengan mudah kain itu melewati kepalanya. Aku pun mengubah posisiku, kurebahkan tubuh mbak Tari di sofa sambil terus melumat bibirnya dan meraba payudaranya.. Aku berhenti mencium lehernya sebentar untuk melihat tubuh wanita yang akan kutiduri sebentar lagi ini, karena aku belum pernah melihat tubuh mbak Tari tanpa seutas benang sedikitpun. Sungguh pemandangan yang indah dan tanpa cela.

Payudaranya yang montok dan tegak menantang berukuran lebih mantap dari milik mbak Lasmi, dengan puting yang sudah naik penuh, terlihat sangat menggairahkan. Pinggangnya juga langsing karena perutnya yang kecil. Bulu halus yang tumbuh di sekitar selangkangannya tampak rapi, mungkin mbak Tari baru saja mencukur rambut kemaluannya. Sungguh pemandangan yang sangat indah dan menggiurkan.

“Hh, gimana, Riz, kamu mau ngentot denganku?” desah mbak Tari membuyarkan lamunanku.

Aku pun langsung melanjutkan kegiatanku yang tadi sempat terhenti karena mengagumi keindahan tubuhnya. Kembali kulumat bibir mbak Tari sambil tanganku mengelus payudaranya dan perlahan-lahan turun ke perutnya. Ciumanku pun turun ke lehernya. Desahan mbak Tari pun makin terdengar. Perlahan mulutku pun turun ke payudaranya dan menciuminya dengan leluasa. Payudaranya yang kenyal pun mengeras ketika aku mencium sekeliling putingnya.

Tanganku yang sedang mengelus perutnya pun turun ke pahanya. Sengaja aku membelai sekeliling memeknya dahulu untuk memancing reaksi mbak Tari. Ketika tanganku mengelus paha bagian dalamnya, kaki mbak Tari pun merapat. Terus kuelus paha mbak Tari hingga akhirnya perlahan tanganku pun ditarik olehnya dan diarahkan ke belahan memeknya.

“Elus dong, Riz. Biar mbak ngerasa enak, Riz.” ucapnya sambil mendesah.

Bibir memek mbak Tari sudah basah ketika kusentuh. Kugesekkan jariku sepanjang bibir kemaluannya, dan iapun mendesah. Tangannya meremas kepalaku yang masih berada di atas gundukan payudaranya.

“Ahh, terus, Riz!” Pinggulnya makin bergoyang hebat sejalan dengan rabaan tanganku yang makin cepat. Jari-jariku kumasukkan ke dalam lubang memeknya yang semakin terasa basah. “Ohh… Riz, enak sekali, Riz!!” desah mbak Tari makin hebat dan goyangan pinggulnya juga menjadi semakin cepat.

Jariku pun semakin leluasa bermain dalam lorong sempit memek mbak Tari. Kucoba memasukkan kedua jariku dan desahan serta goyangan mbak Tari makin hebat, membuatku semakin terangsang.

“Ahh… Riz!!” mbak Tari pun merapatkan kedua kakinya sehingga tanganku terjepit di dalam lipatan pahanya, tapi jariku masih terus mengobok-obok memeknya yang sempit dan basah dengan leluasa.

Remasan tangan mbak Tari di kepalaku semakin kencang, mbak Tari seperti sedang menikmati puncak kenikmatannya. Setelah berlangsung cukup lama, mbak Tari pun melenguh panjang, jepitan tangan dan kakinya pun perlahan mengendur.

Kesempatan ini langsung kupergunakan secepat mungkin untuk melepas kaos dan sarungku. Setelah aku tinggal mengunakan CD saja, kuubah posisi tidur mbak Tari. Semula seluruh badan mbak Tari ada di atas sofa, sekarang kubuat hanya pinggul ke atas saja yang ada di atas sofa, sedangkan kakinya menjuntai ke bawah. Dengan posisi ini, aku bisa melihat memek mbak Tari yang merah merekah. Kuusap sesekali benda itu, masih terasa basah. Akupun mulai menciuminya. Terasa lengket tapi harum sekali. Pasti mbak Tari selalu menjaga bagian kewanitaannya ini dengan teratur sekali.

“Ahh… Riz, enak, Riz!!” racau mbak Tari. Pinggulnya bergoyang seiring jilatan lidahku di sepanjang memeknya. Memek merahnya semakin basah oleh lendir cinta yang harum lengket. Desahan mbak Tari pun makin hebat ketika kumasukkan lidahku ke dalam lubang memeknya. Ia menggelinjang hebat. “Terus, Riz!!” desahnya.

Tanganku yang sedang meremas pantatnya yang padat ditariknya ke payudara. Tangannku pun bergerak meremas-remas payudaranya yang kenyal. Sementara lidahku terus menerus menjilati memeknya. Kakinya menjepit kepalaku dan pinggulnya bergerak tidak beraturan. Sepuluh menit hal ini berlangsung dan mbak Tari pun mengalami orgasme yang kedua. “Ahh… Riz, aku keluar, Riz!!!” jeritnya.

Aku pun merasakan cairan hangat keluar dari lubang memeknya. Cairan itu pun kujilat dan kuhabiskan dan kusimpan dalam mulutku dan secepatnya kucium bibir mbak Tari yang sedang terbuka agar dia merasakan cairannya sendiri.

Lama kami berciuman, dan perlahan posisi penisku sudah berada tepat di depan memeknya. Sambil terus menciumnya, kugesekkan ujung penisku yang mencuat keluar dari CD-ku ke bibir memeknya. Tangan mbak Tari yang semula berada disamping, kini bergerak ke arah penisku dan menariknya. Tangannya mengocok penisku perlahan-lahan.

“Besar juga punya kamu, Riz, panjang lagi. Lebih besar dari milik suamiku dan mas Slamet.” ucap mbak Tari di sela-sela ciuman kami.

Aku kaget, kok mbak Tari bisa ngomong lebih besar dari milik mas Slamet? Berarti dia pernah merasakannya. “Kok kontol mas Slamet? Jangan-jangan mbak pernah ngentot sama mas Slamet ya?” tanyaku.

“Iya, Riz. Tapi itu tidak sengaja. Cepat, Riz, mau nggak sama memek mbak?” desaknya. ”Meskipun sudah dipakai dua orang, tapi kurasa akan nikmat untuk kontolmu yang besar ini.” kata mbak Tari lagi. “Nanti aku ceritakan bagaimana kau bisa ngentot sama mas Slamet, sekarang cepet sodok memekku, Riz.” tambahnya.

Aku sudah tanggung pinging ngentot meskipun dapat dua memek yang semuanya pernah dipakai oleh mas Slamet, tapi kurasa akan tetap sempit sebab milikku lebih besar. Sambil masih berciuman, aku melepaskan CD-ku sehingga tangan mbak Tari bisa leluasa mengocok kontolku. Setelah lima menit, akupun menepis tangan mbak Tari dan menggesekkan kontolku ke bibir memeknya. Posisi ini lebih enak dibandingkan dikocok.

Perlahan aku mulai mengarahkan penisku ke dalam memeknya. Ketika penisku mulai masuk, badan mbak Tari pun sedikit terangkat. Terasa basah sekali sekaligus nikmat. Lobang memeknya lebih sempit dibandingkan punya mbak Lasmi, atau mungkin karena lubang memeknya belum terbiasa dengan kontolku?

“Ahh… Fariz. Ya, begitu, sayang! Uhh, enak sekali!” racaunya ketika kontolku mulai kugerakkan maju mundur. Pinggul mbak Tari bergoyang liar mengimbangi gerakanku. Akupun terus menciumi bagian belakang lehernya.

“Ahh…” desahnya semakin menjadi. Akupun semakin bernafsu untuk terus memompanya. Semakin cepat gerakanku, semakin cepat pula goyangan pinggul mbak Tari. Kaki mbak Tari yang menjuntai ke bawah pun bergerak melingkari pinggangku. Akupun mengubah posisiku sehingga seluruh badan kami ada di atas sofa.

Setelah seluruh badan ada di atas sofa, akupun menjatuhkan dadaku diatas payudara besar dan kenyalnya. Tanganku bergerak ke belakang pinggulnya dan meremas pantatnya yang padat. Goyangan mbak Tari pun semakin menjadi-jadi oleh remasan tanganku. Sedangkan pinggulku pun terus menerus bergerak maju mundur dengan cepat yang diimbangi goyangan pinggul mbak Tari yang semakin lama menjadi semakin liar.

“Riz, kamu hebat, Riz. Terus, Riz. Penis kamu besar dan panjang, Riz. Terus. Goyang lebih cepat lagi, Riz.” begitu racau mbak Tari di sela kenikmatannya.

Aku pun semakin cepat menggerakkan pinggulku. Memek mbak Tari memang lebih enak dari punya mbak Lasmi, lebih sempit, sehingga penisku sangat menikmati berada di dalam lorongnya. Goyangan mbak Tari yang semakin liar, juga desahannya yang tidak beraturan, membuatku semakin bernafsu hingga mempercepat gerakanku.

“Mbak, aku mau keluar, Mbak!” kataku tersengal.

“Di dalam aja, Riz, biar enak.” desah mbak Tari sambil tangannya memegang pantatku seolah dia tidak mau penisku keluar dari memeknya barang sedikitpun.

“Ahh!!” desahku saat aku memuntahkan semua cairanku ke dalam lubang rahimnya.

Tangan mbak Tari menekan pantatku sambil pinggulnya mendorong keatas, seolah dia masih ingin melanjutkan lagi, matanya terpejam. Aku pun mencium bibir mbak Tari, dengan posisi badan masih diatasnya dan penisku masih dalam memeknya. Mata mbak Tari terbuka, dia membalas ciuman bibirku cukup lama. Badannya basah oleh keringat.

“Kamu hebat, Riz, aku belum pernah sepuas ini sebelumnya.” kata mbak Tari.

“Mbak juga hebat. Memek Mbak sempit, legit dan harum lagi.” ucapku.

“Memang memek mbak Lasmi nggak?” senyumnya sambil menggoyangkan pinggulnya.

“Sedikit lebih sempit punya mbak dibanding punya mbak Lasmi.” jawabku sambil menggerakkan penisku yang masih menancap di dalamnya. Sepertinya dia masih ingin melanjutkan lagi, pikirku.

“Penis kamu masih keras, Riz?” tanya mbak Tari sambil memutar pinggulnya.

“Masih, Mbak masih mau lagi?” tanyaku.

“Mau, tapi Mbak diatas ya?” kata mbak Tari. “Cabut dulu, Riz.” Ia menyuruh.

Setelah kucabut, mulut mbak Tari pun bergerak untuk menciumi penisku. Ia mengulum penisku terlebih dahulu sambil memberikan memeknya kepadaku. Kembali terjadi pemanasan dengan posisi 69. Desahan-desahan mbak Tari dan hangat lubang memeknya yang harum membuatku melupakan mbak Lasmi untuk sementara waktu. Malam itu sampai pagi, aku ngentot mbak Tari. Mungkin sampai lima kali aku orgasme di memek maupun mulutnya, tapi mbak Tari lebih banyak lagi. Kupikir mumpung mbak Lasmi tidak ada, kucumbu saja adiknya dulu.

ZASKIA

Godaan birahi bisa menerpa siapa saja, tak kenal tebal tipis imannya, tak kenal dia alim atau bermuka mesum. Orang berjilbab pun tak pernah bisa lepas dari namanya godaan seks, bahkan malah lebih parah, sangat doyan seks dibanding wanita tidak berjilbab. Entah kenapa pikiranku kini tertuju pada wanita mungil bernama Zaskia Adya Mecca, artis berjilbab ini toketnya tidak besar justru malah membuatku ngaceng. Aku secara pribadi aku tidak mengenalnya, namun jika aku menyatut nama salah satu artis yang pernah aku garap pastilah dia akan tahu. Dengan berbekal modal seperti itu aku menjadi nekad, aku pengin menyetubuhi Zaskia Adya Mecca ini. Aku pengin sekali lagi merasakan batangku ditelan dalam bibir mungil seperti milik Cut Memey, kalau Zaskia Adya Mecca yang melakukan apalah jadinya, lebih kecil di banding milik Cut Memey.

Modal nekad saja yang aku bawa untuk mencoba menyantroni vagina Zaskia Adya Mecca yang pastilah sangat sempit untuk ukuran kontolku. Aku juga hanya bisa fifty fifty saja untuk kali ini. Dengan kutambahi semangat sore itu aku meluncur ke rumah Zaskia Adya Mecca yang tinggal bersama suaminya Hanung Bramantyo seorang sutradara. Tepat ketika menginjak jam 7 malam aku sampai di depan rumahnya, entahlah .. kalo orangnya nggak ada ya sudah .. lain hari aku bisa lakukan lagi. Kukantongi nomer handphone Zaskia Adya Mecca dari artis yang sering kuajak bercinta. Tak lama kemudian aku pun cuap cuap dengan Zaskia Adya Mecca.

“Oooh .. Burhan .. okee deeh .. tunggu saja yaaa .. surprise daaah “ sahut Zaskia Adya Mecca dengan tertawa, rupanya Zaskia Adya Mecca malah mengenalku. Tak lama kemudian Zaskia Adya Mecca membukakan gerbang, aku pun memasukan mobilku, huuuuh ..sungguh megah rumahnya, wanita mungil ini sangat cantik sekali dengan pakaian baju lengan panjang dan celana panjang, tak lupa jilbabnya yang menambah kecantikan dan kemolekan tubuhnya semakin tercetak jelas karena pakaiannya tidak longgar, justru malah menampakan busungan dadanya itu. Tak terasa penisku semakin tidak tahan dengan kemolekan tubuh mungil seksi milik Zaskia Adya Mecca.

Aku dipersilakan duduk di ruang tamu bagian depan, yang mungkin kelak di mana aku menggeluti Zaskia Adya Mecca dengan bertelanjang bulat, kubayangkan tubuh Zaskia Adya Mecca meliuk liuk di sofa yang kududuki itu, dengan merengek rengek pengin disetubuhi dengan kontol besar, atau aku pengin kontolku hanya dijilati oleh lidah Zaskia Adya Mecca karena besarnya bibir mungilnya tak akan muat dimasukin batangku, kurasakan penisku mendesak desak luar biasa, untung aku memakai kaus yang longgar sampai menutupi selakanganku. Senyum manis diberikan padaku setelah aku bersalaman dengannya, tangannya lumayan dingin.

Tak lama kemudian aku dihidangkan minuman dingin agar aku segar, kami berbincang bincang berdua, entah kenapa Zaskia Adya Mecca tidak merasa risih padaku yang baru dikenalnya.

“Sudah lama berkecipung dalam dunia itu ?” tanya Zaskia Adya Mecca dengan mimik yang membuatku semakin tergoda, terkadang muka mesumnya tampak, entah aku merasa terkejut tiba tiba rokok di depanku diambil, Zaskia Adya Mecca langsung menyulutnya, kemudian menghisapnya dalam dalam.

“Doyan rokok juga ya “ tanyaku dengan bercanda

“Aaaaah ..dah lama .. “ jawab Zaskia Adya Mecca dengan cuek

“Kalo rokok hidup pasti juga suka .. “ kataku dengan tertawa sampai membuat Zaskia Adya Mecca melemparkan bungkus rokokku. Hampir sejam kami saling berbicara, banyak masukan yang aku berikan, saatnya aku melancarkan aksiku, entahlah .. aku bingung melakukan dari mana, meminta langsung jelas tidak mungkin. Entahlah . aku sampai termenung sampai Zaskia Adya Mecca mengibaskan tangannya agar aku tidak tercenung seperti orang bloon. Apalagi dari obrolan kami, Zaskia Adya Mecca sedang di rumah sendirian, hanya pembantu tua renta di pojokan belakang yang jauh dari rumah megahnya itu.

“Sorry deh .. aku banyak pikiran yang tak bisa kuselesaikan sendir .. terkadang kita manusia tidak bisa hidup sendirian .. “ kataku menetralisir dan disambut senyum manis plus nakalnya itu, muka mesumnya semakin tampak ketika ekor matanya yang nakal itu melirik ke selakanganku, ketika aku tak sengaja mengambil handphoneku karena bergetar dan berdering, mata Zaskia Adya Mecca sampai membuka ke atas kemudian tersenyum kecut karena kaosku kembali menutupi selakanganku.

Zaskia Adya Mecca kemudian pamit menuju ke belakang, aku menguntitnya diam diam, ketika masuk ke ruang tengah, aku menyelinap lebih dalam, tak lama kemudian Zaskia Adya Mecca mencariku karena tidak ada di ruang tamu

“Haaaaan .. kemana nich .. “ panggil Zaskia Adya Mecca padaku, aku kemudian sudah berada di belakangnya, aku sudah tidak tahan lagi, aku pengin segera melucuti pakaian Zaskia Adya Mecca itu, kurasakan batangku sungguh tersiksa, aku langsung membekap tubuhnya, kubekap bagian mulutnya agar tidak berteriak. Zaskia Adya Mecca meronta ronta. Tangannya kuat hendak melepaskan diri, namun aku kuat memegangnya dan tanganku tepat meremas kedua bukit kembarnya itu.

“Mmmmffffffff …mmmmmmmmmhhhhhhhhh .. “ suara yang keluar dari mulut Zaskia Adya Mecca yang kubekap dengan telapak tanganku. Kubisikan kata kata gombal

“Aku sudah nggak tahaaan . pengin merasakan tubuhmu, Zaskiaaaaa “ kataku membuat mata Zaskia Adya Mecca melotot, Zaskia Adya Mecca masih mencoba melawan, namun sudah tidak mampu karena aku sangat kuat memegang tubuhnya, kakinya hendak menendang nendang, namun aku sudah menguncinya, kutarik tubuhnya kemudian aku membawanya ke karpet empuk di belakangku, kemudian aku memaksa Zaskia Adya Mecca bisa berada di karpet, aku langsung menindihnya

“Mau apa kau “ bentak Zaskia Adya Mecca dengan memukul kepalaku. Kutahan rasa sakit itu.

Anehnya Zaskia Adya Mecca tidak berteriak ketika tanganku kulepas itu.

“Aku pengin bercinta denganmu .. “ kataku polos

“Aku istri milik orang .. nggak bisa .. “ tolak Zaskia Adya Mecca dengan masih kesal. Aku tak tahan, maka aku langsung menyerbu bibirnya, Zaskia Adya Mecca menolak dengan diam tidak membuka bibirnya, aku terus merangsangnya, kuremas buah dadanya itu, buah dadanya sudah mulai menyembul menegang karena rangsanganku yang gencar melakukan gerilnya

“Pleasee ..jangaaan aaaaaaah .. pleasee “ rengek Zaskia Adya Mecca, ketika berbicara itu mulutnya terbuka, maka aku langsung menyumpal dengan bibirku dan kusedot. Zaskia Adya Mecca sampai melotot karena aku sudah melumat bibirnya dan menghisap, tanganku semakin nakal, bagian selakangannya aku elus elus dan kutekan meembuat Zaskia Adya Mecca menjadi tak karuan

“Haaaaan ..aaakuu mooohoon .. jangaan lakukaan .. “ iba Zaskia Adya Mecca dengan menatapku lekat, namun tak lama kemudian kembali menunduk mmebiarkan aku semakin nakal bermain dengan selakangannya itu, kuusap selakangan Zaskia Adya Mecca dengan telapak tanganku

“Uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh …aaaaaah “ erang Zaskia Adya Mecca ketika aku naik meremas buah dadanya itu dengan penuh kelembutan. Aku juga tidak tahan lagi, aku membuka kancing bajunya, Zaskia Adya Mecca seolah olah pasrah, membiarkan aku lebih dalam memasukan tanganku masuk ke dalam bajunya, kemudian menyingkirkan cup BHnya, tanganku langsung menangkap bukit kembarnya sebelah kirinya lalu kuremas dengan gemas

“Pleasee ..Haaaaaaan .. jangaaaan .. Ooooh .. dosaa aaaaaaaaaah “ Zaskia Adya Mecca masih mencoba melawan pikirannya, namun hatinya sudah buta oleh birahi. Aku menjadi semakin menguasai wanita ini, kubisikan kata kata yang membuat Zaskia Adya Mecca sampai melotot

“Kau akan merasakan kontol besarku, Zaskia .. kontolku lebih besar dari pada punya suamimu .. buktikan saja “

“Jangaaaaaaaaaan “ tolak Zaskia Adya Mecca lagi.

“Kalo begitu aku akan memperkosamu .. “

“Jangaaaaaaaaaan “ kata itu lagi yang keluar dari mulut Zaskia Adya Mecca

“Kalo begitu aku akan pergi .. “ pancingku untuk membuang logika berpikirnya.

“Jangaaaaaaaaaaaan “ sahut Zaskia Adya Mecca dengan merem merasakan remasan tanganku di buah dadanya dengan lembut. Aku sampai pengin tertawa keras namun kutahan, kulirik selakangannya sudah mulai membasah.

“Maukah kau bercinta denganku . “ tanyaku dengan lekat memandang wajah Zaskia Adya Mecca yang masih merem menikmati remasan tanganku di buah dadanya, kelembutan buah dadanya sungguh membuatku semakin ingin terus menggeluti Zaskia Adya Mecca sepuasku, kutarik resluting celanaku dengan tangan kiriku, kemudian tanganku memaksa membuka, walau sulit namun aku berhasil mengeluarkan rudalku yang sudah ngaceng bak tugu monas itu. Zaskia Adya Mecca masih belum menyadari kalau batangku sudah menyembul keluar dari celana dalamku, aku tetap meremas buah dadanya dengan pelan pelan.

Jilbabnya masih terpasang di kepalanya hanya bergeser ke samping membuka sedikit kelihatan rambutnya.

“Akan kuberikan kenikmatan cinta, sayang “ kataku dengan menindihnya lagi membuat Zaskia Adya Mecca membuka matanya dan memandangku

“Kau benar benar nekad …. “ ujar Zaskia Adya Mecca hanya malah memburu dengan nafas tak karuan. Kugiring tangannya menyelusup ke selakanganku, Zaskia Adya Mecca sampai melotot matanya ketika penisku digenggamnya.

“Ooooooh .. My God .. … “ teriak Zaskia Adya Mecca dengan kaget dan mendorong dadaku dengan kuat, aku sampai terduduk dengan penisku mengacung perkasa, Zaskia Adya Mecca sampai menutup mulutnya menyaksikan batangku itu tepat di hadapannya. Zaskia Adya Mecca sampai tak berkedip memandang batangku yang besar itu, bahkan Zaskia Adya Mecca sampai sangat kawatir, bibirnya sampai gemetaran menyaksikan kontol besar, Zaskia Adya Mecca hanya diam memandang batangku yang bergerak pelan ke sana kemari karena nafasku juga mulai tak karuan.

“Ayolah, sayaaang .. nikmati saja kontolku .. “ bujukku dengan memegang tangan Zaskia Adya Mecca ke penisku, Zaskia Adya Mecca sangat kuat menahan tangannya namun akhirnya Zaskia Adya Mecca menurut juga sehingga kini penisku terpegang namun Zaskia Adya Mecca masih diam, lingkaran jari tangannya tidak bisa melingkari batang penisku.

“Sialan kau Haan .. kamu kesini hanya pengin tubuhku ?” pandang Zaskia Adya Mecca tanpa melepaskan pegangan pada batangku

“Aku sudah nafsu .. sudahlah sayaaang .. malam ini akan kuberikan kenikmatan tiada duanya .. akan kuberikan kepuasan batin .. “ rayuku dengan semakin nakal mengusap selakangannya yang semakin membasah. Zaskia Adya Mecca melirik ke samping.

“Jangan di sini .. “ bisik Zaskia Adya Mecca ke telingaku dengan mendekat, aku menjadi senang, akhirnya kudapatkan wanita bengal nan mesum wal doyan kontol ini. Aku langsung meraup tubuh mungil Zaskia Adya Mecca ini dan kupondong ke kamar di arah lirikan Zaskia Adya Mecca tadi. Zaskia Adya Mecca merangkulku

“Kalo ketahuan Kang Hanung kamu harus berani ambil resiko “ ucap Zaskia Adya Mecca dengan wajah mesumnya yang mulai tampak, ketika masuk kamar dan kututup dengan kakiku, Zaskia Adya Mecca memegang handle kemudian mengancing pintu itu, kulemparkan wanita mesum ini ke ranjang kamar tidur tamu ini. Zaskia Adya Mecca sampai tersenyum semakin nakal.

“Buka bajumu, Zaskia sayaaang ..sisakan jilabmu .. “ perintahku dengan tidak memandangnya karena aku membuka kaosku dan membuangnya, kemudian memelorotkan celanaku yang sudah tak karuan karena lepas kancing dan reslutingnya. Zaskia Adya Mecca dengan ragu hendak membuka bajunya, namun melihatku yang sudah naik dengan telanjang bulat membuat Zaskia Adya Mecca pelan pelan membuka kancing bajunya. Birahi telah membutakannya.

Aku kemudian langsung menarik kakinya, kubuka celana panjangnya

“Kau sudah tidak tahan, bukan ?”

“Kau benar benar nakal, Haaaaan .. hhhhmmm .. tapi kontolmu .. benar benar besar sekaaalii .. aku tak yakin bisa masuk ke vaginaku … “ kata Zaskia Adya Mecca dengan sikap nakalnya mulai mengemuka. Bajunya sudah lepas, punting susunya sudah mencuat, tangannya ke belakang membuka kaitan BHnya, dan BH itu akhirnya lepas, kemudian dilempar kemukaku.

“Silakan beri aku kenikmatan yang kau katakan .. “ kata Zaskia Adya Mecca dengan membuka lebar pahanya ketika celana panjangnya kutarik itu, celana dalam warna pink itu sudah basah termakan birahi, kupelorotkan celana dalamnya, Zaskia Adya Mecca sampai tangannya menutup vaginanya karena malu

“Luar biasa sempit .. tenang saja,sayang .. vagina eeh .. tempek dan kontol itu lentur .. “ kataku ngawur

“Kamu jorok “ maki Zaskia Adya Mecca dengan mencubit lenganku

“Katakan deh .. bilang suka sama kontol besarku .. “ desakku

“Ogaaaah aaaaaaaaaah “ tolak Zaskia Adya Mecca dengan tersenyum nakal, kini Zaskia Adya Mecca mulai bersikap mesum, namun belum sempat aku bicara, Zaskia Adya Mecca menyela

“Tadi aku sempat melihat selakanganmu pas ngambil hape .. kontolmu besar banget ..aaaaah .. meman betul, Han .. kontolmu besar .. malah lebih besar dari dugaanku .. “ sahut Zaskia Adya Mecca dengan memegang batangku dengan kuat kemudian menggeleng geleng.

“Kau benar benar munafik .. nggak mau nyatanya sangat mau .. payah aah “ ejekku

“Habis kamu maksa sih “ balas Zaskia Adya Mecca dengan tertawa.

“Masak aku bilang .. yuuk bercinta denganmu .. kuno aaah “ kataku dengan langsung mendorong tubuh Zaskia Adya Mecca dan menindihnya, kulumat bibirnya. Zaskia Adya Mecca kemudian membalas lumatanku, kutahan kepalanya agar jilbab yang menututpi bagian atas tidak terlepas. Kurasakan lumatan demi lumatan kami saling menghisap. Zaskia Adya Mecca sampai kewalahan ketika dengan sangat nakalnya aku melumat da meremas buah dadanya.

“Mmmmmhhhh ..mmmmmmmhhhhhhh …hhh.. “ lenguh Zaskia Adya Mecca ketika bibir kami terlepas, nafsu sudah semakin memburu.

“Lakukan Haan .. lakukan sayang .. lakukan .. jangan biarkan aku kedinginan .. malam ini aku adalah milikmu .. aku sudah 2 minggu tidak digauli sama suamiku .. beri aku .. aaaah .. aku pengin air manimu memenuhi memekku .. “ kata Zaskia Adya Mecca dengan memohon. Aku hanya menggeleng geleng

“Tidak mau ? jahat aaaaaah “ protes Zaskia Adya Mecca

“Bukan itu, bukan itu ..sayaaang .. kamu menolak awalnya .. kini malah pengin .. “ kataku dengan gemas

“Aaaaaaaaaah ..kalo itu aaah mana kutahu .. segera deh .. yuuk … aku nggak keberatan bercinta denganmmu .. aku pengin merasakan kontol besarmu .. aku menikah dengan Hanung cuma masalah harta kok .. ayooo deh .. masak kamu mau membiarkan aku kesepian .. aku milikmu sayaaang .. milikmu ..segera tumpahkan spermamu di dalam tempekku .. sodok tempekku dengan kontolmu .. aku senang denga kontol besarmu itu .. “ pancing Zaskia Adya Mecca.

Aku langsung kembali menindih, kami saling memeluk dengan penuh nafsu, kami saling memilin dan meremas, Zaskia Adya Mecca sampai meremas sprei sekuatnya ketika tidak tahan akan lumatan dan remasan tanganku di buah dadanya bergantian. Jilbabnya semakin basah dengan keringat kami, namun menambah indahnya tubuh telanjang polos dan hanya ada penutup kepala. Sebentar lagi akan kumasukin lubang surgawinya dengan kontolku, namun aku pengin mengerjai dengan mengulum penisku mampu atau tidak.

Kami berdua saling merangsang dengan penuh birahi, Zaskia Adya Mecca semakin lama semakin terbuai dengan indahnya birahi, penisku juga sudah tidak tahan lagi, aku pengin merasakan kuluman dan jilatan lidah Zaskia Adya Mecca yang mungil itu. Tak terasa aku menggeluti istri Hanung Bramantyo ini dengan penuh kelembutan, kulakukan dengan penuh kemesraan, pelan pelan kuatur ritme lumatanku dari ganas menjadi penuh kelembutan, remasan tanganku di buah dada Zaskia Adya Mecca kulakukan dengan lembut meremas dan kadang memutir punting susunya itu. Zaskia Adya Mecca dengan gemas melingkarkan kakinya menjepit pinggangku kemudian memegang kepalaku, namun tangan kirinya menggapai gapai mencari pegangan karena tidak tahan dengan lumatanku yang panjang tanpa memberikan nafas kepada Zaskia Adya Mecca. Gerakan geliat tubuh mulus nan putih Zaskia Adya Mecca sering tertahan dengan tubuhku yang menindih sangat gemas, terkadang Zaskia Adya Mecca dengan memaksa menahan kepalaku untuk mengambil nafas, kulepas remasan buah dadanya itu dan kedua tanganku menyelusup di balik jilbabnya itu, kuangkat dan aku kembali melumat bibir Zaskia Adya Mecca tanpa memberikan jeda dalam berpagutan sangat lama. Zaskia Adya Mecca sampai terengah engah ketika aku melepaskan pagutan dan lumatan itu.

“Sssssssssshhhhh ..ssssssssssssssshhh …mmmmmmmhhh .. hhhhhsssss ..hhhhh “ Zaskia Adya Mecca merasakan beratnya nafas, nafasnya berantakan kepalanya mengeleng pelan menandakan tidak kuat melayani adu bibir dengan lama. Dadanya naik turun, badanya semakin mengkilap karena keringat. Matanya semakin sayu pertanda lapar sekali akab birahi. Aku mendiamkan saja Zaskia Adya Mecca mengatur nafasnya, aku kemudian bangun dan berposisi duduk, kutarik tubuh Zaskia Adya Mecca agar kupangku, Zaskia Adya Mecca menurut dan kemudian dengan gemulai menopangkan kedua tangannya kepundakku

“Kaaauu ..heee..heebaaat ..saay sayaaaang “ ujar Zaskia Adya Mecca dengan terbata bata sambil mengusap mukanya yang penuh air liur itu. Dibenahi jilbanya yang posisinya berantakan itu.

“Jangan dilepas jilbabmu, sayaaang .. “ kataku sambil menghembuskan nafasku menerpa ke mukanya

“Oke deeeh ..sayaaang .. nggak masalaaah .. walaaau panaas .. tapi demi sebuah kenikmatan cinta harus berani mengambil resiko .. “ kata Zaskia Adya Mecca sampai merogoh ke bawah dan meremas batangku dengan pelan. Kupangku Zaskia Adya Mecca dalam pahaku itu, Zaskia Adya Mecca mengangkang dari vaginanya sudah sangat basah termakan birahi. Kuberikanw aktu untuk menghela nafas agar Zaskia Adya Mecca bisa kembali bersemangat mengarungi samudera birahi bersamaku.

“Sekarang .. aku pengin kamu mainin kontolku .. emut kontolku yaa . tapi aku pengin ini duluuu .. “ perintahku pada Zaskia Adya Mecca yang tersenyum dengan sangat mesumnya

“Srruuuuuuuuuuuuuuuup “

Punting susunya aku kulum dan air permainkan, Zaskia Adya Mecca meremasi kepalaku, menekan nekan kepalaku agar aku bermain di kedua bukit kembarnya itu, kukulum punting itu dengan kusedot sedot

“Sayaaaaaaang aaaaaaaaaah … isaaaaaaaaap ..aaaaaaaah ..enaaaaaaak “ erang Zaskia Adya Mecca dengan menggelinjang sehingga membuat penisku jutsru malah terdesak oleh selakangan Zaskia Adya Mecca yang menekan, gesekan antara dinding luar vagina dengan penisku membuat Zaskia Adya Mecca semakin lama semakin tidak tahan.

“Sayaaaaaaang .. geliiiii aaaaaaaaaaaaah “ timpal Zaskia Adya Mecca dengan merangkulku lebih erat agar aku bisa semakin lama bermain dengan buah dadanya, kuremas buah dadanya ketika aku mengulum punting sebelahnya. Zaskia Adya Mecca sampai mendongak ke atas merasakan remasan tanganku yang semakin kuat merengkuh kenyalnya daging di dadanya itu, Zaskia Adya Mecca sampai melengkung memberikan buah dadanya dan kupermainkan dengan lidah dan tanganku.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ teriak Zaskia Adya Mecca penuh kenikmatan ketika buah dadanya aku remas dengan kuat, kepalanya kemudian menggeleng geleng dengan ke sana kemari membuat jilbabnya yang memanjang ke belakang bersliweran ke sana kemari, luar biasa nafsu seksnya wanita ini, tubuh mungil itu sudah memberikan jiwa raganya untuk kuberikan kenikmatan surga. Memberikan tubuhnya untuk kunikmati luar dalam, untuk disantroni vaginanya dengan penisku dan menyemburkan air maniku dalam dalam.

Cumbuan demi cumbuan, rangsangan demi rangsangan semakin membuat Zaskia Adya Mecca menjadi semakin suka

“Teruuus Haaaaan .. aaaaaah .. akuuu sukaaaa kamuuu aaaaaaaah .. kaaau aaaaaaaah .. benaar benaar memuaskan akuuuuuuu ..hhhsssss ….ssssssssshhhhh .. mmmmmmmmhhhh “ kata kata Zaskia Adya Mecca bercampur dengan desisan tak karuan itu, kusudahi bermain dengan buah dadanya, kemudian aku memberikan pagutan mesra.

“Haaaaaaaaaan ..aaah, sayaaang … saatnya aku disetubuhi, sayaaaaaaaaaaang “ ajak Zaskia Adya Mecca

“Belum, Zaass .. aku masih pengin kitaaa .. kitaaa …saling mencumbuuu duluuu .. aku pengiin kamuuu menguluuum kontolkuuu kalo kamu sanggup menelan kontolku ini .. “ kataku sambil membawa tangan Zaskia Adya Mecca menuju ke penisku yang mengaceng dengan sangat kuat itu. Zaskia Adya Mecca kemudian mundur dari selakanganku dan menyaksikan batangku mengkilap karena keringat yang membanjir di seluruh tubuhku.

Zaskia Adya Mecca memandang ke batangku dengan sangat kawatir, saking besarnya batangku itu.

“Nggak bakalan masuk dalam mulutku, sayaaaaaaang .. jadi maafin yaaa .. aku cukup menjilati kontolmu itu .. palingan aku telan buah telurmu itu ..hi hi hi hi hi hi .. “ ucap Zaskia Adya Mecca dengan tertawa kecil.

“Lakukan Zaskiaaa .. aku pengin kamuuu menjilati kontolku ini .. sebelum aku menggenjotmu nanti ..”

“Iiih … omonganmu sangat jorok banget .. dari kontol, tempek, genjot, memek, vagina, itil, silit .. muka mesum, kau sangat menghinaku dengan kata itu … aku bermuka mesum ndak sih ? “ kata Zaskia Adya Mecca dengan tertawa lagi dan kali ini sangat mesum sekali.

“Lha kamu merasa mesum ndak sih ?” tanyaku yan balik yang disambut tawa Zaskia Adya Mecca

“Lha kalo posisi begini dengan suami brengseku itu .. ya mesumlah .. “ balas Zaskia Adya Mecca kemudian dan mencubitku

“Katakan deh .. aku memang mesum “ godaku

“Nakaaaaaaal aaaaaaaaah ..dasar muka kontooool “ ejek Zaskia Adya Mecca dengan tertawa.

“Emang mukamu nggak yaka tempekmu apa ?” balasku lagi yang di sambut dengan rengkuhan tangan Zaskia Adya Mecca ke kepalaku dan langsung melumat bibirku dengan rakus, kulayani lumatan Zaskia Adya Mecca itu sampai dirinya ngos ngosan lagi.

“Trims, sayaaaaaang .. biarlah aku bermuka tempek .. kamu bermuka kontol .. “ kata Zaskia Adya Mecca sambil melepaskan tangannya dari kepalaku kemudian menepuk nepuk pipiku.

“Janji yaaa .. kalo aku ngajak kamu begini kamu nggak boleh nolaaak .. aku punya villa di Bogor .. kapan kapan kita berdua saja di sana, mengadu birahi, memuaskan hasrat kita .. diperlakukan aku di sana bak seorang istri yang harus kau geluti siang malam .. kamu nanti bisa menggenjotku terserah kapan kamu mau ..”

“Oke deeh “

Zaskia Adya Mecca kemudian mundur lagi, kini dengan membungkuk langsung menjilati batangku dari atas ke bawah kemudian naik lagi, lidahnya yang kecil itu terasa membuat batangku geli.

“Yaaaa aaaaaaaah .. kaaamuu …aaaaah .. mukaaa tempeeek yangg sukaaa sama kontol “ kataku sambil mengelus elus kepala lewat jilabnya itu. dengan penuh kerakusan Zaskia Adya Mecca menjilati batangku berulang ulang, tangan kiriku menyusuri punggung mulusnya itu, sedang tangan kananku turun ke arah dadanya dan meremasnya dengan gemas, tangan Zaskia Adya Mecca sampai menahan tangan kananku agar tidak meremas dengan kuat

“Sssssssssh …hhhhmmm ..mmmmmmmmfffff .. “ desis Zaskia Adya Mecca ketika dengan sangat rakusnya menjilati batangku naik turun, bahkan mulutnya membuka dan ingin menelan diameter batangku pas ditengah, sialnya Zaskia Adya Mecca kemudian menggigit batangku dengan giginya walau pelan membuat sampai meremas buah dadanya dengan kuat

“Zaaaaaaaaskiaaaaaaaaa …..aaaaaaaaaaaaaaah ..nakaaaaaaaaaaal kamuuuuuuuu .. “

Zaskia Adya Mecca kemudian tersenyum ke atas padaku sambil menjulurkan lidahnya

“Kontolmu adalah kontol terbesar yang pernah kurasakan .. punya suamiku .. wuiih .. sudah jelek kecil lagi ..kalo ini mah extra large deh .. mimpi apa aku ini dapat kontol besaaaaaar “ kata Zaskia Adya Mecca yang kemudian kembali menjilati batangku nai turun, kemudian menjilati buah zakarku dan dimasukan ke dalam mulutnya dan dikulum, lidahnya sangat piawai mengerjai telurku, aku sampai berdegup kencang.

Jilatan lidahnya kembal menjur julur, tangannya kemudian mengocok batangku dengan gemas dan senang sekali, sesekali tersenyum melihat besarnya batangku itu, kocokannya sangat nikmat dan tidak kasar, tidak cepat sampai membuatku gemetaran di kaki. Kocokan demi kocokan dilakukan Zaskia Adya Mecca dengan senang dan sesekali naik mencium pipiku tanda senang sekali.

Zaskia Adya Mecca membuka mulutnya dan memasukan kepala penisku, terasa sangat sesak, diemutnya kepala batangku dan disedot dengan kuat

“Huuuuuuuuuuuuuuuuh .. pinteeer kamuuu mainin kontol, sayaaang “ pujiku sambil merapikan jilbabnya itu. Zaskia Adya Mecca kemudian berusaha membuka lebar mulutnya namun besaran penisku tidak muat, Zaskia Adya Mecca hanya mampu menelan batangku sepertiganya saja.

“Panjaaaaaaaang .. besaaaaaaaar ..uuuuuuuh .. luar biasa kontolmu ini .. aku bisaaa pingsan kalo aku digenjot oleh kontolmu ini .. hihihihihihi “ goda Zaskia Adya Mecca dengan sangat nakalnya.

Zaskia Adya Mecca kemudian mengeluarkan batangku dan dikocok kocok lagi, lingkaran jari jari tangannya tidak bisa menjangkau diameter batangku itu.

“Kau wanita hebaaaaat ,sayaaaaaang .. aku suka sama muka mesummu yang persis tempekmu itu “ pujiku yang disambut dengan senyum nakal Zaskia Adya Mecca itu

“Trim .. aku suka julukan ituuuu, sayaaaaaaang .. muka tempek, membuat aku bersemangat ingin segera aku disetubuhi.. aku sudah nggak tahaaan .. pengiiin kontolmuuu mengoyak tempekku “ balas Zaskia Adya Mecca dengan kembali langsung menjilati batangku. Zaskia Adya Mecca akhirnya berhenti bermain dengan batangku kemudian merebah ke ranjang lalu membuka pahanya lebar lebar

“Giliran aku sayaaaaaaaang .. cumbu aku di tempekku ini .. buat aku menggelepar sampai puncaaak ..ajaaak akuu ke puncaaaaaaak birahiii ..segeraaa sayaaaaaaang .. “ pancing Zaskia Adya Mecca dengan menatapku penuh dengan kenafsuan birahi.

Aku langsung saja menyusuri pahanya yang mulus itu dengan menjilati sampai membuat Zaskia Adya Mecca menjadi menggelinjang

“Gelii aaaaaah… sayaaaaaaang ‘’ kata Zaskia Adya Mecca dengan mengelus elus kepalaku, aku menjilati dengan pelan pahanya sebelah kiri itu sampai di segitiganya yang sudah membasah itu, sampai di vaginanya yang jembutnya tipis itu, aku menjilati pelan pelan, terasa asin dan amis bau vaginanya, namun bau wangi samar samar menerpa hidungku, terasa menambah semangatku untuk terus menguliti nafsu birahi Zaskia Adya Mecca yang kelihatan alim di luar karena berjilbab itu, namun nyatanya tak beda dengan tempeknya .. suka mesum.

Kususuri daging belahan vaginanya itu dengan lidahku membuat Zaskia Adya Mecca menggelinjang bak cacing kepanasan di padang pasir.

“Uuuuuuuuuuh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaah ..uuuuuuuuh ..sssssssshhh .. ooouuuh ..aaaah .sayaaaaaang ..teruuuus ..cumbuuuu aaaaaaaah …tempekkku aaaaaah eeenaaaaaaaaaaaak .. pinteeer aaaaah “ teriak Zaskia Adya Mecca dengan meremas sprei dengan kuat merasakan jilatan demi jilatan lidahku merongrong vaginanya itu. Tangannya sangat kuat sekali meremas sprei, tubuhnya kadang hendak menggelinjang ke kanan dan kekiri, lidahku semakin dalam membuka daging kenyal itu, cairan dari dalam tak pernah berhenti meneteskan cairan kewanitaannya.

Kusedot bibir vaginanya itu sampai membuat Zaskia Adya Mecca menggigit bibirnya kuat kuat, Zaskia Adya Mecca sampai merem melek keenakan, bola matanya hanya memutih, badannya kembali menggeliat, kuremas buah dadanya dengan kuat membuat Zaskia Adya Mecca semakin kewalahan

“Teruuuus aaaaaah teruuuus ..yaaaaaaaaaaa.. teruuuus .nggaaak aaaaaaah ..taaahaaaaaaan “ teriak Zaskia Adya Mecca dengan keras membuat kamar sangat berisik penuh dengan rintihan, erangan dan lenguhan serta desisan kami. Lubang vaginanya semakin melebar, kaki Zaskia Adya Mecca mulai merapat menjepit kepalaku, sehingga aku tak bisa kemana mana sekalin bermain dengan tempek milik Zaskia Adya Mecca ini.

“Teruus … yaa ..sayaaaang ..aaakuu sukaa kamuu .. kamuuu pandaai memuaskaaan aaaakuu “ kata Zaskia Adya Mecca tanpa membuka kepalanya, jilbabnya kemudian diatur lagi agar tidak lepas, nafasnya semakin berantakan. Pahanya merapat dan aku pun juga merasakan, tidak lebih dari sepuluh menit Zaskia Adya Mecca pasti akan menggelepar merasakan sedotan bibirku dan jilatan lidahku.

Zaskia Adya Mecca semakin tak karuan gelinjangannya, tangannya memukul mukul ranjang pertanda tidak kuat lagi. Tangannya kadang mencakar cakar ke lenganku sampai berdarah membuatku perih.

“Haaaaaaaaan ..aaaakuuu aaaaaaaaaaaaah “ jerit Zaskia Adya Mecca dengan keras

Jepitan pahanya semakin kuat, kurasakan orgasmenya akan datang, kujilati dan kupermainkan klitorisnya membuat Zaskia Adya Mecca semakin kuat menggelinjang, tubuhnya kemudian menegang dengan membusung ke atas cukup lama, kuremas buah dadanya dengan kuat, kusedot lagi bibir vaginanya itu dan dari dalam akhirnya muncrat menerpa mukaku

“Cruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuut “

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” erang Zaskia Adya Mecca panjang mendapatkan orgasmenya. Tubuhnya kemudian berkelonjotan tak karuan, badannya melemas dengan cepat, tubuhnya bak disetrum lisrik ribuan volt, dadanya naik turun, kutarik mukaku dan kulihat Zaskia Adya Mecca memejamkan matanya dengan sangat erat, desahan dan desisannya masih terdengar, lama kudiamkan Zaskia Adya Mecca ini, dadanya masih naik turun dengan berantakan, aku kemudian meraba raba pahanya untuk memberikan rangsangan agar bangun lagi, naik dan meremas buah dadanya dengan penuh kelembutan.

Zaskia Adya Mecca menikmati orgasmenya dengan penuh kesenangan, tak lama kemudian matanya membuka dan tersenyum padaku.

“Baruuu kalii ini kurasakan seks yang nikmat, sayaaang ..Oooh ..pacarku memang hebaaaat “ puji Zaskia Adya Mecca padaku

“Pacar ???” tanyaku heran

“Selingkuhanku .. mau ya jadi selingkuhanku .. tenang saja .. kita atur waktu kita .. janji ya selalu memenuhi kebutuhan batinku” pinta Zaskia Adya Mecca sambil menunggu jawabanku

Aku tak menjawab sehingga membuat Zaskia Adya Mecca senewen

“Mau ndak sih ? oke deh .. kalo kamu ngajak aku bercinta begini make jilbab nggak masalah kok .. aku juga menikmati .. aku ini wanita .. butuh kenikmatan seks donk .. “ iba Zaskia Adya Mecca dengan memohon belas kasihan.

“Dasar muka tempek “ makiku gemas

“Lha khan sudah aku akui .. aku bermuka tempek .. masih aja ngejek .. “ canda Zaskia Adya Mecca sambil menjawil hidungku tanda sayang

“Oke deeeh .. akan kupenuhi kebutuhan batinmuuu “ sahutku enteng

“Naaaaaaaaaah gitu .. muka kontol,sayaaaaaaaaang “ ejek Zaskia Adya Mecca balik

Kami berdua diam sejenak aku kemudian menindihnya sambil menempelkan batangku ke belahan vaginanya agar tidak cepat menutup. Kini saatnya aku ingin memasukan lubang surgawinya yang sempit itu. Entah bagaimana rasanya, tunggu saja besok lanjutan cerita mesum Zaskia Adya Mecca ini.

LASMI 3

Setelah mas Slamet di rumah, memang aku seperti duda dan kembali ke kebiasaan lama yaitu onani, tetapi kadang aku membayangkan ngentot dengan cewek atau artis tapi ujung-ujungnya yang terbayang kebahenolan mbak Lasmi, ditambah setiap hari ketemu entah dalam pakaian komplit maupun terbuka ataupun membukakan diri. Dan koleksi bf-ku sekarang kebanyakan wanita-wanita dengan tetek besar (bigtits).

jilbab bikin ngaceng - zhi (1)

Kuingat hari itu hari kamis, aku pulang dari kuliah sampai sore. Mbak Lasmi datang ke rumah, ngomong kalau aku dicari mas Slamet, ada yang perlu diomongkan. Hatiku was-was, apa mas Slamet tahu apa yang kami perbuat? Akhirnya setelah aku mandi, aku datang ke rumah mas Slamet. Kulihat mas Slamet duduk santai di meja tamu. Dengan hati-hati aku menyapanya. “Ada apa, mas, kok mencariku?” kataku dengan was-was.

“Anu, Ris, cuma tanya, kamu ada acara tidak malam ini?“ tanya mas Slamet.

“Ti-tidak, mas.” jawabku agak canggung.

“Ini kan malam jum’at, aku mau ajak kamu ritual di Umbul Kendat, Pengging. Itupun kalau kamu mau, sekalian kamu nanti nemani mbakmu.” ajak mas Slamet.

“Iya, mas. Aku besok libur kok. Ngapain ritual segala, mas?” kataku.

“Gini lho, Ris, aku kan baru lepas dari cobaan kemarin dan besok minggu depan aku harus nyetir lagi. Supaya aku lancar dikemudian hari maka harus ritual.” jelas mas Slamet. “Kalau kamu mau, boleh sekalian ikut kungkum sekalian minta apa yang kamu inginkan.” sambungnya.

jilbab bikin ngaceng - zhi (2)

“Iya, mas, sekalian aku nanti minta cepat lulus dan dapat istri cantik dan bahenol kaya mbak Lasmi, haha…” jawabku keceplosan karena kebetulan kulihat mbak Lasmi keluar dari kamar.

“Kamu bisa aja, Riz. Mau ikut mas slamet?” tanya mbak Lasmi.

“Ya itu, Ris, mbakmu itu kalau tak ajak tidak mau, alasannya takut. Gimana, ma, kalau Fariz ikut, mama mau tidak?” tanya mas Slamet.

“Ok, mas. Kalau gitu kan aku jadi ada temannya. Sekalian aku nanti minta biar kita cepat dapat momongan.” jawab mbak Lasmi.

“Kalau semua mau gini, Riz, nanti jam sembilan kita berangkat naik motor.” ajak mas Slamet.

“Nanti prosesnya gimana, mas?” tanyaku.

“Pokoknya nanti kamu ikuti aku. Kalau misalnya tidak kuat, kamu naik. Nanti setelah aku hampir selesai nanti tak panggil.” jelas mas Slamet.

“Nanti bawa apa?” tanyaku penasaran meskipun aku kurang percaya hal-hal tersebut, tapi yang penting bisa bersama mbak Lasmi.

“Bawa badan sehat aja, Riz. Nanti semua sesaji dan yang lain aku persiapkan.” kata mas Slamet.

“Iya, mas. Aku pamit dulu, nanti kalau mas berangkat, aku susul tapi tunggu dipertigaan.“ kataku.

“Kebetulan, Riz, kamu tunggu di rumah dulu, ada yang perlu dikerjakan sama mas Slamet untuk malam jum’at.” kata mbak Lasmi memancing.

“Apa, mbak, aku kok tidak tahu?” tanyaku.

“Mbak-mu bisa aja, Riz. Biasa, proses membuat momongan.” kata mas Slamet.

jilbab bikin ngaceng - zhi (3)

Aku langsung tertawa iri membayangkan mbak Lasmi sama mas Slamet akan bercumbu. “Oo… aku baru tahu, monggo. Aku tak pulang dulu.” kataku sambil pamit.

Aku langsung pulang dan masuk kamar, terlihat rumah mas Alamet langsung gelap, perkiraanku mereka langsung bertempur. Aku hanya bisa membayangkan dan berakhir dengan kenikmatan meskipun cuma onani. Aku terkapar beberapa menit kemudian. Kulihat jam sembilan kurang seperempat, aku sekedar mengguyur badan agar bugar lagi sekalian biar bersih. Motor mas Slamet sudah berderu, langsung aku keluar menyusul mereka.

Dipertigaan, mereka menungguku. Terlihat mbak Lasmi membawa tas lumayan besar. Kami pun berangkat. Setelah beberapa saat mengikuti mereka, tibalah kami disebuah tempat yang belum pernah aku kunjungi, meskipun hanya dekat mungkin sekitar tiga kilo dari rumah kami.

Tempat yang di tepi sungai dimana terdapat sebuah makam yang besar, dan sebuah sumber air kira-kira 10m persegi, penerangan hanya dari sinar bulan yang kebetulan sedang purnama. Aku sebenarnya tidak percaya tahayul, tapi karena diajak, aku mau juga.

“Riz, ini Umbul Kendat yang sering aku kunjungi.” terang mas Slamet.

“Kok sepi, mas?” tanyaku sedikit gimana.

“Sini ramainya kalau sore. Jam segini kebanyakan orang ke Pengging, tapi aku lebih senang disini, lebih khusuk. Kamu ikuti saja aku.” terang mas Slamet. “Nanti kita ziarah dulu di makam kyai sambil minta apa yang kita inginkan, terus kita turun untuk kungkum, setelah itu kita bersihkan diri di pancuran itu.” jelasnya lagi.

jilbab bikin ngaceng - zhi (4)

“Tidak dingin, mas? Kalau aku nggak kuat gimana?” tanyaku.

“Gini, Riz, nanti kamu sama mbakmu ikuti saja aku. Tapi waktu kungkum, aku biasa satu setengah jam. Kalau kamu tidak kuat, mungkin baru pertama, ya nanti naik dulu. Baru kalau aku sudah selesai, kamu ikut di pancuran.” jelas mas Slamet.

Mas Slamet menyuruh mbak Lasmi mengelar tikar dan mengeluarkan sesaji yang kita perlukan. Mbak Lasmi mengeluarkan handuk besar dan sarung tiga buah. Sesuai perintah mas Slamet, aku hanya mengikuti saja. Pertama kita melepas jaket. Mas Slamet melepas kaos lalu memakai sarung, kemudian melepas celana dan cd-nya dan memberikannya kepada mbak Lasmi untuk dilipat. Aku hanya mengikuti tapi melipat sendiri bajuku, sambil melihat mbak Lasmi melepas bajunya.

Pertama dia melepas jilbabnya, lalu mengalungkan sarung menghadap ke arah yang berlawanan. Dia mengangkat bajunya dan melepas branya, kemudian menurunkan sarung untuk menutupi teteknya yang montok. Disusul melepas celana dan cd-nya sambil sedikit menggodaku dengan memperlihatkan bokongnya yang bahenol sambil tersenyum sedikit. Aku nikmati pertunjukan itu, dan tahu-tahu kontolku bergerak.

Kita berjalan. pertama mas Slamet, kemudian mbak Lasmi, terakhir aku. Mas Slamet memberikan sesaji sambil berdoa, aku dan mbak Lasmi hanya mengamini saja. Terlihat mas Slamet sangat khusuk melakukannya, tapi aku lebih sering melirik tetek mbak Lasmi yang kelihatan seperti mau tumpah.

jilbab bikin ngaceng - zhi (5)

Setelah berdoa, kita turun untuk kungkum atau berendam. Mas Slamet mengangkat sarungnya dan langsung masuk ke dalam kolam dan meletakkan sarungnya di tepian batu yang kering. Kulihat mbak Lasmi mengangkat sarungnya sehingga dia bugil, terlihat teteknya bergoyang indah ke kanan dan ke kiri. Meskipun aku pernah merasakan dan melihat benda itu, tapi hari itu lain karena di ruang terbuka dan ditunggui suaminya. Aku hanya berani melirik, terlihat mbak Lasmi sedikit berlama-lama, seperti mau memamerkannya kepadaku. Aku yang tidak kuat, langsung ikut masuk air untuk meredam nafsuku yang sudah diubun-ubun.

Kolam itu ternyata lumayan dalam, aku dan mas Slamet sampai dada, dan mbak Lasmi teteknya terendam sebatas air. Karena posisi mas Slamet sebagai petunjuk, maka dia akan di depan, aku dan mbak Lasmi berdampingan di belakangnya. Dengan khusuk kita berendam tanpa bersuara sedikitpun, utamanya mas Slamet. Tapi nafsuku mengalahkan semuanya. Bayangkan, disampingku ada wanita telanjang yang selalu aku pingin entot, tapi suaminya berada didepanku.

Aku melirik mbak Lasmi, dengan hati-hati aku pegang dan remas tangannya. Di luar dugaan, mbak Lasmi membalas meremasku. Beberapa saat kita saling remas, akhirnya mbak Lasmi melepas tangannya sambil menoleh ke arahku dan tersenyum sangat manis. Ingin aku lumat bibirnya, tapi masih kutahan. Tak kusangka mbak Lasmi malah langsung memegang kontolku yang sudah setengah berdiri, otomatis benda itu langsung berdiri total karenanya. Aku hanya merem melek menikmati elusannya. Aku yang tidak tahan, akhirnya tanganku memegang memeknya, kukocok dengan pelan.

jilbab bikin ngaceng - zhi (6)

Tak terasa kita benar-benar horni. Mbak Lasmi menoleh ke arahku sambil mengedipkan matanya, memberi isyarat. Dia lalu menepuk mas Slamet dan ijin untuk naik duluan. Dengan tubuh telanjang, mbak Lasmi naik sambil membawa sarung tanpa memakainya, dia berjalan ke arah tikar tempat kita duduk tadi. Aku tidak konsentrasi, pengen menyusul mbak Lasmi, tapi masih ragu. Dalam keraguan itu, kulihat mbak Lasmi menyuruhku naik dengan isyarat tangan sambil memegang teteknya.

Tanpa kompromi, aku tepuk punggung mas Slamet dengan hati-hati. Mas Slamet hanya mengangguk menyetujui. Aku langsung naik menyusul mbak Lasmi dengan telanjang. Terlihat mbak Lasmi masih telanjang. Kita geser tikar sedikit ke belakang batu supaya tidak terlihat oleh mas Slamet. Aku yang sudah tidak tahan langsung memeluk tubuh montok mbak Lasmi dengan penuh nafsu. Mbak Lasmi membalasnya. Menyadari situasi yang mendesak, mbak Lasmi lekas merebahkan badannya. Dalam posisi mengangkang memperlihatkan memeknya, dia siap kueksekusi. Tanpa perlu diminta, aku langsung menubruknya. Kutindih tubuh mulusnya. Terasa hangat badan mbak Lasmi di suasana yang dingin itu.

jilbab bikin ngaceng - zhi (7)

“Mbak, aku pingin. Mbak tidak takut?” bisikku.

“Aku takut kalau ada ular.” jawab mbak Lasmi.

“Kalau ular ini gimana, mbak?“ kataku sambil mengarahkan kontolku ke belahan memeknya.

“Riz, ohhh… aku rindu dengan ularmu. Cepat masukkan ke sarangku.” perintah mbak Lasmi.

Tanpa kompromi, dengan tekanan yang kuat, kumasukan kontolku ke lubang memeknya. Terasa mudah karena memang sudah sangat basah.

“Aduh, Riz, jangan kasar-kasar. Memekku bisa rusak.“ bisik mbak Lasmi.

“Salah sendiri, aku nggak pernah dikasih.” jawabku sambil kugenjot memeknya tanpa ampun.

Mbak Lasmi menikmatinya sambil ikut menggoyang pinggulnya. Kita nikmati persetubuhan terlarang ini tanpa perduli orang atau mas Slamet melihat, yang penting kami berdua bisa puas. Terdengar nafas kami yang berpacu dengan nafsu.Tak berapa lama, terlihat mbak Lasmi mulai mengejang dan akupun sudah hampir sampai.

“Mbak, aku mau keluar.” bisikku.

“Aku juga, Riz. Kita barengan, siram memekku!” teriaknya tertahan.

Kugenjot pinggulku tanpa aturan, hingga akhirnya diiringin teriakan yang tertahan, aku dan mbak Lasmi keluar secara bersamaan dengan posisi kontolku terbenam sempurna di dalam memeknya. Aku tahan terus sambil merasakan sisa- sisa kenikmatan yang masih menjalar. Setelah beberapa saat, baru kita mengatur nafas. Menyadari situasi, kita langsung melihat mas Slamet. Terlihat mas Slamet masih khusuk dengan kungkumnya. Kulihat jam yang ada di atas tas, menujukkan pukul setengah sebelas. Aku dan mbak Lasmi kemudian duduk, masih dalam kondisi tubuh telanjang. Bayangkan saja, duduk di alam terbuka dengan badan polos tanpa ada yang melekat di tubuh kami masing-masing, dimana suami mbak Lasmi berada sekitar beberapa meter di depan, benar-benar memberi sensasi tersendiri.

jilbab bikin ngaceng - zhi (8)

“Riz, kamu kok kaya orang kesetanan pas ngentot aku?” tanya mbak Lasmi sambil mempermainkan burungku.

“Maaf, mbak, sudah dua minggu ngempet.” jawabku, kubalas dengan meremas-remas bulatan payudaranya.

”Mosok main langsung sodok aja tanpa permisi, jadi sakit nih memekku disodok kontolmu yang besar ini.” kata mbak Lasmi.

“Mbak tidak takut ketahuan mas Slamet?” kataku agak was-was.

“Ya takut sih, tapi nggak masalah, mas Slamet kalau sudah kungkum tidak peduli siapapun, paling-paling tengah malam baru selesai.” jawab mbak Lasmi.

“Mbak, katanya memeknya sakit, mungkin lecet, coba kulihat.” kataku penuh nafsu.

“Nggak usah, Riz, kan gelap. Apa kelihatan?“ kata mbak Lasmi sambil mengangkang sehingga memeknya terhidang di depanku.

“Coba, mbak, tak lihat.” kataku sambil mendekatkan mukaku ke memeknya. Tanganku meraba memeknya dan membukanya sedikit, tapi bukannya mataku yang kudekatkan, malah mulutku langsung menciumi memeknya dan lidahku langsung menari di itilnya.

Mbak Lasmi hanya menahan rintihan sambil berkata, ”Enak, Riz… mbak jadi pingin lagi.”

“Katanya perih, kok minta lagi? Kan sudah dua kontol yang masuk sejak tadi sore!” kataku.

“Tapi aku pengin kontolmu yang besar ini, Riz.” kata mbak Lasmi sambil mencari kontolku. Tanpa permisi, dia langsung membalik tubuhku dengan posisi 69. Kontolku langsung dimasukan ke mulutnya, tanpa jijik mbak Lasmi mengulum dan menjilatnya. Aku lebih semangat lagi menyedot dan mempermainkan memeknya. Beberapa saat kita dalam posisi 69.

“Riz, kita masih punya waktu, cumbui aku dulu.“ kata mbak Lasmi sambil telentang.

Melihat tubuh yang montok dan bahenol itu, aku hanya bisa mengangguk. Langsung aku lumat bibir mbak Lasmi tanpa ampun. Mbak Lasmi mengimbanginya dengan menyedot mulutku kuat-kuat.

“Riz, kamu tidak kangen tetek mbak?” kata mbak Lasmi sambil memamerkan teteknya yang super montok itu. Meskipun hanya diterangi sinar bulan, tapi terlihat lebih menggairahkan.

Tanpa diminta dua kali, segera aku remas benda favoritku itu. Karena memang besar sehingga perlu dua tangan untuk memainkannya secara bergantian. Aku yang sudah tidak tahan, langsung melumat putingnya dengan mulutku dan menyedotnya dengan sekuat tenaga. Tidak bosan-bosan aku memainkan tetek itu. Mbak Lasmi terlihat menikmatinya, perlahan nafasnya mulai berpacu dan menjadi berat. Menyadari itu, segera aku sudahi permainan tetek. Aku mau langsung entot tubuh molek mbak Lasmi. Tapi mbak Lasmi malah berdiri sambil melihat situasi.

jilbab bikin ngaceng - zhi (9)

“Riz, entot mbak dari belakang.“ perintahnya.

“Ok, mbak.“ jawabku sambil mengikuti berdiri.

Mbak lami langsung membungkukkan badannya sambil menahan tangannya di batu, terlihat teteknya menggantung dengan indahnya dan memeknya terlihat jelas dari belakang karena kakinya dikangkangkan lebar. Aku berdiri dibelakang mbak Lasmi, karena posisiku berdiri maka aku dapat melihat dengan jelas mas Slamet yang masih asyik kungkum. Aku tak peduli itu, malah aku merasa lebih aman karena bisa ngentoti istrinya dengan lebih bebas.

“Riz, cepat entot mbak!” kata mbak Lasmi sambil mencari kontolku. Diarahkan kontolku ke lubang memeknya yang tembem. Dengan sekali sodokan, kontolku sudah amblas menerobos memeknya.

Kupompa memek mbak Lasmi sambil sesekali meremas teteknya yang menggantung kaya melon. Mbak Lasmi hanya menahan teriakannya, takut didengar oleh mas Slamet. Aku waspada melihat mas Slamet. Aku sempat berpikir, kalau mas Slamet sampai tahu perbuatan kami, akan aku suruh pegangin tetek istrinya biar aku ngentotnya lebih enjoy. Aku tarik tubuh mbak Lasmi agak berdiri sehingga dapat melihat suaminya yang sedang kungkum.

Ada sensasi tersendiri kita ngentot di belakang suaminya, di alam terbuka lagi. Mbak Lasmi kelihatan tambah gairah. Karena posisiku kurang nyaman untuk menuntaskannya, maka mbak Lasmi langsung mendorongku untuk rebahan. Tanpa ampun dimasukkannya kontolku ke memeknya, dan langsung digoyang sehingga teteknya bergerak ke kanan dan ke kiri tanpa aturan. Melihat itu, aku langsung meremasnya. Mbak Lasmi tampak akan keluar, akupun sama. Akhirnya terasa kejang di memeknya dan ada cairan yang banyak mengguyur kontolku yang sudah di ujung orgasme. Hanya selisih beberapa detik, aku semprotkan spermaku di rahimnya. Mbak Lasmi langsung ambruk di tubuhku dengan kontolku tetap menancap di memeknya. Kita mengatur nafas, kemudian bangkit dan terus duduk berdampingan lagi.

“Riz, mbak puas banget malam ini.” kata mbak Lasmi.

“Iya, mbak, aku juga sama. Kok tadi tambah nafsu begitu lihat mas Slamet?” tanyaku.

“Entahlah, Riz. Seperti ada perasaan aneh ketika kita ngentot di depan mas Slamet.” kata mbak Lasmi.

“Kan mbak tadi udah sama mas Slamet,” kataku.

“Mbak pingin dientot dua orang, Riz. Kelihatannya enak banget ya?” kata mbak Lasmi.

“Apa mbak kuat nerima kontolku dan kontol mas Slamet?” tanyaku.

“Siapa takut. Tunggu waktunya, Riz.” jawab mbak Lasmi penuh teka-teki.

Kita ngobrol sebentar, terus mbak Lasmi berjalan ke kolam untuk menyusul suaminya, aku disuruh nanti supaya mas Slamet tidak curiga. Dengan langkah gontai, mbak Lasmi berjalan menyusul suaminya dengan menggunakan sarung, dan masuk ke air untuk membasuh memeknya yang habis kuhajar. Mereka berendam sebentar, kelihatan mas Slamet sudah mau selesai. Dia melihat kanan kiri mencariku, kemudian memanggilku saat sudah melihatku. Aku yang pura-pura tidur langsung ikut masuk kolam dengan lemas, pura-pura kelihatan baru bangun.

Prosesi kungkum sudah selesai, terakhir kita mandi di pancuran dengan telanjang. Mas Slamet menutup kontolnya dengan tangan, aku mengikutinya. Terlihat mbak Lasmi mau pakai sarung, tapi oleh mas Slamet dilarang, disuruh menutupi memek dan teteknya dengan tangan. Kebetulan pancuran ada tiga, aku paling kiri membelakangi mereka, mas Slamet di tengah menghadap mbak Lasmi, sedangkan mbak Lasmi di kanan membelakangi kami berdua. Aku tidak berani meliriknya. Setelah bersih, kita naik. Aku mendahului untuk ganti baju. Terlihat mas Slamet horny memeluk istrinya. Aku hanya bisa melihat dari jauh, tapi hanya sebatas itu. Kemudian mereka naik ke atas untuk berganti baju. Kita duduk sebentar, mbak Lasmi menuangkan kopi yang dibawa dari rumah dengan termos. Kita minum sambil ngobrol.

jilbab bikin ngaceng - zhi (10)

“Riz, kamu kalau pingin berhasil permintaanmu harus kuat, jangan tidur saja.” kata mas Slamet.

“Iya, mas. Besok aku tahan lebih lama.“ kataku sambil melirik mbak Lasmi yang sudah berpakaian lengkap.

“Mosok diajak tirakat malah tidur?“ sambung mbak Lasmi untuk menutupi perbuatan kami. Aku hanya tertawa menanggapi. “Gimana, mas, sudah siap untuk keluar kota?“ tanya mbak Lasmi pada mas Slamet.

“Sudah, mas kalau habis dari sini jadi mantap. Mama sendiri gimana, sudah siap hamil?” canda mas Slamet.

“Ya tergantung semprotannya papa, pas apa tidak?!“ canda mbak Lasmi.

“Beres itu, nanti sampai rumah tak semprot lagi, biar ini segera isi.“ kata mas Slamet sambil mengelus perut istrinya.

“Ih, malu, Pa. Ada Fariz, mosok tadi berangkat minta, pulang minta lagi?” kata mbak Lasmi munafik.

“Namanya suami istri, ya nggak apa-apa dong, biar cepet jadi. Kan tadi sudah minta ke kyai, kalau semprotannya papa kurang pas, nanti biar dibantu Fariz… haha.“ canda mas Slamet.

Aku dan mbak Lasmi langsung kaget. Wajahku langsung terlihat pucat, tapi karena gelap jadi tidak terlihat jelas.

“Gimana, Riz, mau nyemprot mbakmu tidak?” tanya mas Slamet kepadaku.

“Papa! Mosok istrinya ditawarkan?! Kasihan itu fariz jadi bingung.” elak mbak Lasmi.

Aku hanya tersenyum kecut. Dalam hati aku berkata, sudah berulang kali memek istrimu kusemprot, mas!

Kita langsung beres-beres mau pulang, tapi mas Slamet merasa ada sesaji yang tertinggal di makam. Dia pergi untuk mengambilnya.

“Apa tidak rusak tuh memek dipakai terus?” candaku kepada mbak Lasmi waktu mas Slamet pergi.

“Ini kan bukan buatan Jepang, setelah mandi juga jadi bagus lagi.” kata mbak Lasmi.

“Mbak tidak capek, digarap terus semalaman?” tanyaku.

“Untuk itu tidak ada capeknya, Riz. Kan mas slamet baru sekali, biar dia tidak curiga.” jawabnya.

“Apa nanti tidak longgar, kan habis disodok kontol yang lebih besar?” tanyaku.

“Kan sudah direndam, jadinya normal lagi. Bisa jepit kuat, mau coba?” canda mbak Lasmi.

Terlihat mas Slamet sudah kembali berjalan ke arah kami.

jilbab bikin ngaceng - zhi (11)

“Mbak, terima kasih hadiahnya, ngentot outdor penuh sensasi.” kataku.

“Riz, kamu pengin hadiah yang lain? Tunggu saja nanti. Malam ini aku milik mas Slamet, tapi besok, dua malam memekku milikmu sepenuhnya karena mas slamet sudah mulai keluar kota.” kata mbak Lasmi.

“Iya, mbak, gigolomu ini siap untuk tante girangku.” candaku.

“Besok malam kutunggu semprotanmu biar mengisi rahimku, Riz.” pesan mbak Lasmi.

Mas Slamet datang, kita langsung pulang. Aku duluan sampai rumah, baru setelah aku masuk kamar, kulihat mereka datang, kuintip dari jendela kamarku. Terlihat mas Slamet memasukkan motornya. Tidak sadar atau memang sengaja, mbak Lasmi membuka jendelanya, sehingga dari kamarku dapat terlihat jelas apa yang dilakukan orang yang di dalam. Terlihat mbak Lasmi membuka bajunya hingga telanjang bulat, tahu-tahu mas Slamet masuk juga sudah dalam posisi telajang. Langsung ia melumat bibir mbak Lasmi dan menggerayangi tetek mbak Lasmi yang besar sambil berdiri. Aku sudah akan onani sambil menonton saat kemudian mereka tidak terlihat, mungkin mbak Lasmi sudah terbaring ngangkang dientot oleh mas Slamet.

Dalam kegundahanku, aku bicara sendiri. ”Itu memek kok nggak ada matinya?! Tunggu, mbak, besok gantian kupakai.”

Aku pun merebahkan diri dan tidur sampai siang. Esoknya mas Slamet sudah mulai menyopir truk lagi ke Surabaya, berarti perlu dua malam. Senangnya, jadi ada memek nganggur dua malam ke depan… siap kusemprot…

SITI MAEMUNAH

Masih ingatkan denganku?Lihat lagi dong ceritaku dengan pegawai Telkom atau Tukang Bersih2. Ya, namaku Siti Maemunah, panggil saja aku Mae. Keluargaku cukup terpandang dengan gelar kebesaran mereka dari tanah Arabia, tapi masih kolot, apa-apa selalu dihubungkan dengan agama, huh… keluargaku adalah keluarga muslim yang teramat taat sehingga aku pun diwajibkan memakai baju kurung dan berjilbab sedari kecil. Namun segala sesuatu yang membuatku tidak bebas bergerak malah membuatku selalu ingin tahu dan aku sangat antusias bisa merasakan hal-hal baru di luar dunia kolot ini. Apalagi, ternyata aku tercipta menjadi seorang muslimah yang mempunyai hasrat nafsu sangat tinggi dan aku sangat bernafsu bila tubuhku dinikmati oleh banyak laki-laki, hal ini membuat lebih bersemangat. Mungkin aku jadi begini karena kehidupan sosialisasiku sangat terkekang semenjak kecil jadi ya beginilah, tahu enaknya di luar jadi susah ngilanginnya,he..he..he

jilbab semok (1)

Di kota ini aku lebih sering mengendarai motor bebekku, lebih gesit kalo mau pergi-pergi, kalau pengen naik mobil ya tinggal nebeng saja kan dengan lelaki. Gara-gara naik motor inilah, aku jadi punya lelaki cadangan untuk memuaskan dahagaku. Suatu hari aku harus ke tempat dosenku untuk menyerahkan tugas kuliahku yang belum kelar di daerah Kota Baru Jogja dan aku mengambil untuk jalan Tiro untuk lebih cepatnya dan saking terburu-burunya karena si Dosen mau pergi , aku nggak sengaja melanggar lampu merah padahal di perempatan Cik Di Tiro tersebut ada pos polisi,mampuslah aku.

Sampai di sebelah selatan Gramedia aku distop oleh seorang anggota polisi, kutaksir usianya masih muda, paling juga baru lulus dari Secaba di Purwokerto. Jadilah semua surat-suratku diperiksa dan seperti biasanya dengan Rp. 10 ribu serta bilang kalau anak kuliahan, loloslah aku, karena aku lagi ngejar waktu begitu ku kasih uang dan kuminta STNKnya aku langsung tancap gas tapi sepintas dia lumayan ganteng juga, tinggi dan tegap lagi, “Uu’uuhh… sial” batinku, gara-gara dosen gila aku jadi kehilangan tambahan cadangan kontol dah.

Fiiuhh.. untungnya si dosen masih keburu dan karena capek, aku langsung aja balik ke rumah. Sorenya, pas sehabis mandi lagi benerin jilbab karena mo jalan ada yang ngetuk pintu rumahku. “Kulonuwun… Assalamualaikum… ”, pikirku mungkin temen lelakiku ada yang dateng buat nagih jepitan dagingku, kebetulan banget aku lagi pengen di sodok-sodok, dengan masih memakai daster terusan kebanggaanku, aku buka pintu. “Maaf mbak Siti Maemunah, ini SIMnya tadi belum kebawa” kata lelaki berseragam itu. Uups, ternyata bapak polisi tadi yang datang. Kebetulan nih,aku lagi penasaran pingin ngrasain kontol berseragam dan kalau dipikir-pikir, ngapain polisi repot-repot nyari rumahku kalau nggak pingin mencoba yang lain? Aku jadi bergairah untuk menggodanya. “Oohh… trima kasih pak,maaf merepotkan” kataku, kutahu namanya Wibowo. P dari nama di seragamnya.

Ternyata dia lumayan tinggi, sekitar 170 cm-an, tubuh tegap dan ideal, kulit sudah mulai terbakar matahari dan wajahnya lumayan ganteng juga dengan kumisnya. “Panggil saja aku Mae” kataku supaya lebih akrab. Kita ngobrol banyak hal dan Bowo ternyata asik juga dibuat ngobrol walaupun gayanya yang tegas kadang kelihatan. Dan lebih kelihatan lagi saat matanya sering melirik tetekku dan aku sempat kaget saat aku sadar aku masih belum memakai bra jadinya bentuk tetekku lumayan tercetak di dasterku itu. Tapi itu membuatku jadi bertambah terangsang pingin dientotin sama kontol lelaki berseragam.

Tiba-tiba gerimis mulai turun dan karena kita masih di teras, aku ajak dia masuk ke dalam. Aku sengaja mengubah posisi dudukku sehingga pakaianku yang terusan tipis itu jadi agak tersingkap. Pahaku yang mulus kini sepenuhnya kelihatan. Hal ini membuat duduknya semakin gelisah. Matanya berkali-kali mencuri pandang ke arah pahaku.

“Sebentar Wo, saya ambil teh dulu,” kataku sambil bangkit dan berjalan ke dapur
“I..iya, Mbak..” jawab Pak Bowo agak tergagap karena lamunannya terputus oleh kataku tadi.
Suasana sepi di rumahku ditambah dengan dinginnya malam membuat gairahku bergejolak menuntut penuntasan. Apa boleh buat aku harus berhasil menggoda Bowo, apapun caranya. Demikian tekad nakalku menari-nari dalam kepalaku.

Setelah mengambil minuman, aku duduk berhadap-hadapan dengan Bowo. Duduknya semakin gelisah melihat penampilanku yang sangat segar habis mandi tadi. Akhirnya mungkin karena tidak tahan atau karena udara dingin ia minta ijin untuk ke kamar kecil.

“Eh.. anu, Mbak.. Boleh minta ijin ke kamar kecil, Mae.” , “Silakan, Wo.. Pakai yang di dekat dapur saja.” Kataku, “Baik, Mae… ” Sambil berdiri ia membetulkan celana seragam dinasnya yang ketat. Aku melihat ada tonjolan besar yang mengganjal di sela-sela pahanya.
Agak ragu-ragu ia melangkah masuk hingga aku berjalan di depannya sebagai pemandu jalan. Akhirnya kutunjukkan kamar kecil yang bisa dipakainya. Begitu ia masuk aku pun pergi ke dapur untuk mencari makanan kecil, sementara di luar hujan semakin deras saja.
Aku terkejut saat aku keluar dari dapur tiba-tiba ada tangan kekar yang memelukku dari belakang. Piring bakpia hampir saja terlepas dari tanganku karena kaget. Rupanya aku salah menduga. Bowo yang kukira tidak mempunyai keberanian ternyata tanpa kumulai sudah mendahului dengan cara mendekapku. Napasnya yang keras menyapu-nyapu kudukku hingga membuatku merinding.

“Ma..maaf, Mbak.. say.. saya sudah tidak tahan… ” desisnya diiringi dengus napasnya yang menderu.
Lidahnya menjilat-jilat tengkukku hingga aku menggeliat sementara tangannya yang kokoh secara menyilang mendekap kedua dadaku. Untuk menjaga wibawaku aku pura-pura marah.
“Pak Bowo… apa-apaan ini” suaraku agak kukeraskan sementara tanganku mencoba menahan laju tangan Bowo yang semakin liar meremas tetekku dari luar gaunku.

“Ma..af, Mbaak.. say.. saya.. sudah tidak tahan lagi..” diulanginya ucapanya yang tadi tetapi tangannya semakin liar bergerak meremas dan kedua ujung ibu jarinya memutar-mutar kedua puting tetekku dari luar gaun tipisku.
Perlawananku semakin melemah karena terkalahkan oleh desakan napsuku yang menuntut pemenuhan. Apalagi tonjolan di balik celana Bowo yang keras menekan kuat di belahan kedua belah buah pantatku. Hal ini semakin membuat nafsuku terbangkit ditambah dinginnya malam dan derasnya hujan di luar sana. Suasana sangat mendukung bagi setan untuk menggoda dan menggelitik nafsuku.

Tubuhku semakin merinding dan kurasakan seluruh bulu romaku berdiri saat jilatan lidah Bowo yang panas menerpa tulang belakangku. Tubuhku didorong Bowo hingga tengkurap di atas meja makan dekat dapur yang kokoh karena memang terbuat dari kayu jati pilihan. Saat itulah tiba-tiba salah satu tangan Bowo beralih menyingkap gaunku dan meremas kedua buah pantatku.
Aku semakin terangsang hebat saat tangan Bowo yang kasar menyusup celana dalamku dan meremas pantatku dengan gemas. Sesekali jarinya yang nakal menyentuh lubang anusku.

Gila..!! Benar-benar lelaki yang kasar dan liar. Tapi aku senang karena ini sensasi lain..!! Kasar dan liar… apa lagi samar-samar kucium aroma keringat Bowo yang berbau khas lelaki! Tanpa parfum… gila aku jadi terobsesi dengan bau khas seperti ini.

“Aakkhhh….Bowoo… ooohh jaangg… aannhhhh” desahku antara pura-pura menolak dan meminta.
Ya, harus kuakui kalau aku benar-benar rindu pada jamahan lelaki kasar macam Bowo. Bowo yang sudah sangat bernafsu sudah tidak mempedulikan apa-apa lagi. Dengan beringas dan agak kasar dijilatinya dan dikecupnya punggungku di sana-sini sehingga membuat aku menggeliat dan menggelepar seperti ikan kekurangan air. Apalagi saat bibirnya yang ditumbuhi kumis mulai menjilat-jilat pantatku.

“Aaa… … aakkkhh..Wo..aakhh..jang..aakkhhh”
Kepura-puraanku akhirnya hilang saat dengan agak kasar mulut Bowo dengan rakusnya menggigiti dan mengecup kedua belah pantatku!! Luar biasa sensasi yang kurasakan saat itu. Pantatku bergoyang-goyang ke kanan dan kiri menahan geli saat digigit Bowo.
“Eemmmhh..pantat mbak indahh… ” kudengar Pak Bowo menggumam mengagumi keindahan pantatku. Lalu tanpa rasa jijik sedikitpun lidahnya menyelusup ke dalam lubang anusku dan jilat sana jilat sini.

“Oouuucchhh… ssshhhhh… Aamm… … .ampunnhhh” aku mendesis karena tidak tahan dengan rangsangan yang diberikan lelaki kasar yang sebenarnya harus melindungi dan mengayomiku. Aku benar-benar pasrah total.

Liang memekku sudah berkedut-kedut seolah tak sabar menanti disodok-sodok. Rangsangan semakin hebat kurasakan saat tiba-tiba kepala Bowo menyeruak di sela-sela pahaku dan mulutnya yang rakus mencium, menjilat dan menyedot-nyedot liang memekku dari arah belakang.
Secara otomatis kakiku melebar untuk memberikan ruang bagi kepalanya agar lebih leluasa menyeruak masuk. Aku sepertinya semakin gila. Karena baru kali ini aku bermain gila dengan lelaki berseragam. Tapi aku tak peduli yang penting gejolak nafsuku terpenuhi. Titik!
“Ooouuucchhh… sssshhhhh… tteerussshhhh.. Oohhh, Bowoooo… … oookkkhhhh… ”

Pantatku semakin liar bergoyang saat lidah Bowo menyelusup ke dalam alur sempit di selangkanganku yang sudah sangat basah dan menjilat-jilat kelentitku yang sudah sangat mengembang karena birahi. Aku merasakan ada suatu desakan teramat dahsyat yang menggelora, tubuhku seolah mengawang dan ringan sekali seperti terbang ke langit kenikmatan. Tubuhku kelojotan menahan terpaan gelora kenikmatan.

Bowo semakin liar menjilat dan sesekali menyedot kelentitku dengan bibirnya hingga akhirnya aku tak mampu lagi menahan gelombang kenikmatan itu.
“Aaaa… … aakkkkhhh… Bowoooo… ooouucchhh aaakkkhhh… ”

Aku mendesis melepas orgasmeku yang pertama. Nikmat sekali rasanya. Tubuhku bergerak liar untuk beberapa saat lalu akhirnya terdiam karena lemas. Napasku masih memburu saat Bowo melepaskan bibirnya dari gundukan bukit di selangkanganku. Lalu masih dengan posisi tengkurap di atas sofa dengan setengah menungging tubuhku kembali ditindih Bowo.
Kali ini ia rupanya sudah menurunkan celana seragamnya karena aku merasakan ada benda hangat dan keras yang menempel ketat di belahan pantatku. Gila panas sekali benda itu! Aku terlalu lemas untuk bereaksi.

Beberapa saat kemudian aku merasakan benda itu menggesek-gesek belahan memekku yang sudah basah dan licin. Sedikit demi sedikit benda keras itu menerobos kehangatan liang kemaluanku. Sesak sekali rasanya. Mungkin apa yang kubayangkan tadi benar!! Karena selama ini aku belum pernah melihat ukuran, bentuk maupun warnanya! Tapi aku yakin kalau warnanya kecoklatan.
Aku kembali terangsang saat benda hangat itu menyeruak masuk dalam kehangatan bibir kemaluanku.

“Hhhkkk… … hhhhhh… … sssshhh… … meeemm… … meeekkkkhhhh… Mbak… Mmaaee… …nni… benar-benar legithhhh… … ” Gumamnya di sela-sela napasnya yang memburu. Didesakkannya batang kemaluan Bowo ke dalam lubang kemaluanku. Ouhhh lagi-lagi sensasi yang luar biasa menerpaku. Di kedinginan dan terpaan deru hujan kami berdua justru berkeringat…

Gila… Bowo menyetubuhiku di ruang tamu tempat aku biasanya belajar ngaji dengan Pak Fathoni dengan ibu-ibu disini! Dasterku tidak dilepas semuanya, hanya disingkap bagian bawahnya sedangkan celana dalam sudah terbang entah kemana dilemparnya.
“Oooo… … uuukkkhhhh Bowoooo… … … aaaahhhh… .”

Aku hanya mampu merintih menahan nikmat yang amat sangat saat Bowo mulai memompaku dari belakang! Dengan posisi setengah menungging dan bertumpu pada sofa tamu, tubuhku disodok-sodok Bowo dengan gairah meluap-luap.

Tubuhku tersentak ke depan saat Bowo dengan semangat menghunjamkan kontolnya ke dalam jepitan liang memekku! Lalu dengan agak kasar ditekannya punggungku hingga dadaku agak sesak menekan permukaan sofa! Tangan kirinya menekan punggungku sedangkan tangan kanannya meremas-remas pantatku dengan gemasnya.

Tanpa kusadari tubuhku ikut bergoyang seolah-olah menyambut dorongan batang kemaluan Bowo. Pantatku bergoyang memutar mengimbangi tusukan-tusukan kontol Bowo yang menghunjam dalam-dalam. Suara benturan pantatku dengan kontol Bowo yang terdengar di sela-sela suara gemuruh hujan menambah gairahku kian berkobar. Apalagi bau keringat Bowo semakin tajam tercium hidungku. Tanpa sadar mulutku bergumam dan menceracau liar. “Oouuhhh… … mmmpphhhh… … terussshhh… … .. terushh… … yang kerass… ssshhh… … ” Aku menceracau dan menggoyang pantatku kian liar saat aku merasakan detik-detik menuju puncak.

“Ggooyyaaannggghhhh… … , Mmmhh… mmbaakkkhhh… kkkhhhheeemmm… … mmoothhinnhhh… … ”
Kudengar pula Bowo menggeram memberiku instruksi untuk memuaskan birahinya sambil meremas pantatku kian keras. Batang kontolnya semakin keras menyodok liang memekku yang sudah kian licin. Aku merasakan kontolnya mulai berdenyut-denyut dalam jepitan liang kemaluanku.
Aku sendiri merasa semakin dekat mencapai orgasmeku yang kedua. Tubuhku serasa melayang. Mataku membeliak menahan nikmat yang teramat sangat. Tubuh kami terus bergoyang dan beradu, sementara dasterku sudah basah oleh keringatku sendiri. Bowo semakin keras dan liar menghunjamkan kontolnya yang terjepit erat memekku. Lalu tiba-tiba tubuhnya mengejang-ejang dan mulutnya menggeram keras.

“Aaarrrrggghhhh… terusshhhh, Mmbaakkhhh… goyangghhhh… … aaaarrrrggghhhhhh… .sshhhh… … ”
Kontolnya yang terjepit erat dalam memekku berdenyut kencang dan akhirnya aku merasakan adanya semprotan hangat di dalam tubuhku…

Ccrrroott… .ccrroottt… .crrrooottt… ..Serr.. serr.. serr… hhhaaaa… aaakkkhhhh… … ooouuucchhh… … ..
Beberapa kali air mani Bowo menyirami rahimku seolah menjadi pengobat dahaga liarku. Tubuhnya kian berkejat-kejat liar dan tangannya semakin keras mencengkeram dan menarik-narik jilbabku hingga aku merasa agak sakit dibuatnya. Tapi aku tak peduli. Tubuhku pun seolah terkena aliran listrik yang dahsyat dan pantatku bergerak liar menyongsong hunjaman kontolnya yang masih menyemprotkan sisa-sisa air maninya.

“Ooouuuccchhhh… aaakkkkhh.. terussshhh… … Bbhhoo… wwooo… ooookkkkkhhh… sssshhhhh… … ”
Tanpa malu atau sungkan aku sudah meminta Bowo untuk lebih kuat menggoyang pantatnya untuk menuntaskan dahagaku.

jilbab semok (2)

Akhirnya aku benar-benar terkapar. Tulang-belulangku serasa terlepas semua. Benar-benar lemas aku dibuat oleh Bowo. Kami terdiam beberapa saat menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kami peroleh.

Kontolnya kurasakan mulai mengkerut dalam jepitan memekku. Perlahan namun pasti akhirnya kontol itu terdorong keluar dan terkulai menempel di depan bibir kemaluanku yang basah oleh cairan kami berdua.

Gila, banyak sekali Bowo mengeluarkan air maninya! Aku tahu itu karena banyaknya tumpahan air mani yang menetes dari lubang kemaluanku ke lantai ruang tamu.

“Mbak benar-benar hebat… Saya jadi tergila-gila sama mbak… ” bisik Bowo di telingaku. Aku hanya diam merasakan batinku terpuaskan hasrat liarku. Ya, aku baru saja disetubuhi oleh seorang laki-laki yang bukan muhrimku… Aku hanya bisa termenung tapi seluruh jiwaku sangat menikmati batang kontolnya. Persetan dengan aturan, toh yang membuat aturan adalah manusia juga. Yang kurasakan adalah bagaimana bisa merasakan permainan dunia dan aku sudah sering keluar masuk surga ini, aku teramat mencintai kenyamanan surga ini.
Kuremas tangan kekar Bowo yang sedang memeluk tubuhku. Bowo dengan mesra lalu menciumi tengkuk dan telingaku.

Aku berusaha melepaskan diri dari jepitan tubuh Bowo yang kekar. Lalu aku meninggalkan Bowo yang masih bugil dan lemas begitu saja untuk bergegas ke kamar mandi untuk membetulkan jilbabku yang awut-awutan, mencuci muka dan memekku yang teramat lembab oleh air mani kami tadi.

Aku keluar dari kamar mandi dengan masih mengenakan dasterku yang sebetulnya agak kotor kena keringat. Baru kusadari betapa kacaunya ruang tamuku! Meja tamuku sudah bergeser tak karuan. Sementara kulihat celana dalamku terlempar ke sudut ruangan dekat televisi. Bowo masih membetulkan celana seragamnya.

“Mbak, saya.. boleh numpang mandi, Mae… ” “Silakan, Wo.. Handuknya ada di dalam.” Aku mengambil kain pel dan membersihkan cairan sisa-sisa persenggamaanku dengan Bowo yang berceceran di lantai, kalau besok pagi Mbok Sarinem tahu bisa gawat aku. Sementara itu Bowo mandi di kamar mandi yang baru saja kupakai..

Aku masih mengepel cairan sisa-sisa perjuangan kami tadi yang masih menempel di lantai. Tanpa kusadari tiba-tiba Bowo yang hanya mengenakan handuk memelukku lagi dari belakang.
Gila! Orang ini benar-benar bernafsu kuda!! Tubuhku diangkatnya dan hendak dibawa ke meja makan di belakang ruang tamuku ini.

“Jangan di situ, Wo… ” bisikku, “Ke kamar tidurku aja… ”
Aku tahu tak mungkin aku menolak keinginan Bowo! Apalagi aku juga teramat menyukainya. Jadi aku menurut saja saat ia ingin menyetubuhiku lagi…
Akhirnya tubuhku dibopong ke kamar tidurku. Kamar tidurku dilengkapi tempat tidur springbed, dan kamar mandi di dalam, serta AC! Tempat yang sama dimana aku juga sering menikmati kejantanan lelaki.

Setelah menutup pintu kamar dengan kakinya, Bowo menurunkan tubuhku di lantai dan bibirnya mulai mencari-cari bibirku.
Aku diam saja saat bibirnya menyedot-nyedot bibirku. Kumisnya yang tipis terasa geli mengais-ngais hidungku. Aku semakin geli saat lidahnya berusaha menyusup ke dalam mulutku dan mengais-ngais didalamnya. Tanpa sadar lidahku ikut menyambut lidahnya yang mendesak-desak dalam mulutku. Akhirnya kami saling pagut dengan liar dan menggelora.
Aku sudah tak peduli kalau Bowo itu adalah seorang aparat yang harusnya melindungi dan mengayomi diriku dan walaupun aku baru mengenalnya sore tadi tapi dengan lelaki-lelaki yang masih asing bagiku justru ku dapatkan gairah yang meluap-luap. Yang kutahu adalah nafsuku mulai bangkit lagi. Apalagi tangan Bowo mulai menyingkap dasterku ke atas dan melepaskannya melalui kepalaku yang masih berjilbab hingga aku telanjang bulat di depannya! Gila aku telah telanjang bulat tapi masih berjilbab!! Aku memang belum sempat memakai celana dalam dan BH setelah mencuci memekku tadi. Lalu dengan sekali tarik Bowo melepas handuk yang melilit di pinggangnya hingga ia juga telanjang bulat di depanku!

Benar dugaanku! Ternyata kontolnya berwarna kecoklatan dengan rambut yang sangat lebat. Topi bajanya tampak mengkilat dan mengacung ke atas dengan gagahnya! Mungkin bila dijajarkan dengan senapan revolver yang biasa dibawanya ukurannya hampir sama besarnya!! Makanya tadi kurasakan betapa sempitnya liang memekku menjepit benda itu!! Aku jadi tak merasa rugi menyerahkan tubuhku padanya…

Aku tidak sempat berlama-lama melihat pemandangan itu, karena sekali lagi Bowo menyergapku. Mulutnya dengan ganas melumat bibirku sementara tangannya meremas erat kepala berjilbabku. Aku merasa kegelian saat tangannya meremas-remas pantatku yang telanjang. Aku semakin menggelinjang saat bibirnya mulai turun ke leher dan terus ke dua buah tetekku yang padat menjadi sasaran mulutnya yang bergairah!
Gila.. Liar dan panas! Itulah yang dapat kugambarkan. Betapa tidak! Bowo mencumbuku dengan semangat yang begitu bergelora seolah-oleh kucing lapar menemukan bandeng! Agak sakit tapi nikmat saat kedua buah tetekku secara bergantian digigit dan disedot dengan liar oleh mulut dan lidahnya.

Tanganku pun dibimbing Bowo untuk dipegangkan ke batang kemaluannya yang tegak menjulang.
“Oouucchhh… ssshhhhh… niikmaatthhhhh… ”
Mulutku tak sadar berbicara saat lidah Bowo yang panas dengan liar mempermainkan puting tetekku yang sudah mengeras. Sambil masih tetap memeluk tubuhku dan menciumi tetekku, Bowo duduk di pinggir tempat tidur.
Dilepaskannya mulutnya dari tetekku dan kembali diciuminya bibirku dengan ganasnya. Aku jadi terjongkok didepan tubuh telanjang Bowo yang sudah duduk di kasur springbedku, aku jadi berdiri di atas kedua lututku. Tetekku yang kencang menjepit batang kontolnya yang kecoklatan dan keras itu!

“Hhhaaahhhh… sssshhh… .”

Bowo mendesis saat batang kontolnya yang besar dan kecoklatan itu terjepit tetekku. Dipeluknya tubuhku dengan semakin ketat dan ditekankannya hingga tetekku semakin erat menjepit batang kontolnya. Aku merasa kegelian saat bulu-bulu kemaluan Bowo yang sangat lebat menggesek-gesek pangkal tetekku. Apalagi batang kontolnya yang keras terjepit di tengah belahan kedua buah tetekku, hal ini menimbulkan sensasi yang lain daripada yang lain.

Aku tidak sempat berlama-lama merasakan sensasi itu saat tangan Bowo yang kokoh menekan kepalaku ke bawah. Diarahkannya kepalaku ke arah kontolnya, sementara tangan satunya memegang batang kontolnya yang berdiri gagah di depan wajahku. Aku tahu ia menginginkan aku untuk mengulum kontolnya.

Tanpa perasaan malu lagi kubuka mulutku dan kujilati batang kontol Bowo yang mengkilat. Gila besar sekali!! Mulutku hampir tidak muat dimasuki benda itu.

“Aarrggghhhhh… … ter… … terushhh, Mbbaakkhhh… ”

Mulut Bowo mengoceh tak karuan saat kumasukkan kontolnya yang sangat besar itu ke dalam mulutku. Kujilati lubang di ujung kontolnya hingga ia mendesis-desis seperti orang kepedasan. Sementara itu, kedua tangan Bowo terus memegangi dan meremas gemas kepalaku yang masih berjilbab seolah takut kalau aku akan menarik kepalaku dari selangkangannya.

Setelah beberapa lama, dengan halus kubelai tangan Bowo dan kulepaskan cengkeramannya dari kepalaku yang masih berjilbab. Setelah itu, sambil mulut dan tanganku terus bekerja memanjakan kontolnya, mataku senantiasa menatap sendu mata Bowo. Sesekali aku pun melempar senyum genitku padanya jika mulutku sedang tak dipenuhi oleh kontolnya. Dengan begitu, aku seolah ingin mengatakan padanya.

“Jangan khawatir. Aku tak akan menjauhkan kepalaku dari selangkanganmu. Aku akan terus memanjakan kontolmu yang besar dan panjang ini dengan mulut dan kedua tanganku… .”
Bowo pun jadi lebih santai dan menikmati pekerjaanku yang kulakukan dengan penuh hasrat yang menggelora, bisa merasakan kontol seorang aparat penegak hukum.
Tidak puas bermain-main dengan batang kontolnya saja, mulutku lalu bergeser ke bawah menyusuri guratan urat yang memanjang dari ujung kepala kontolnya hingga ke pangkalnya. Bowo semakin blingsatan menerima layananku! Tubuhnya semakin liar bergerak saat bibirku menyedot kedua biji telor Bowo secara bergantian.

“Mmbb… mbaakk… … hheeb… … baathhh… ooohhh… sssshhh.. aakkkhhhhh… … ”
Aku semakin nakal, bibirku tidak hanya menyedot kantung zakarnya melainkan lidahku sesekali mengais-ngais anus Bowo yang ditumbuhi rambut. Bowo semakin membuka kakinya lebar-lebar agar aku lebih leluasa memuaskannya.

Beberapa saat kemudian tubuhku ditarik Bowo dan dilemparkannya ke tempat tidur.
Aku masih tengkurap saat tubuh telanjangku ditindih tubuh telanjang Bowo. Kakiku dibentangkannya lebar-lebar dengan kakinya. Otomatis kontolnya kini terjepit antara perutnya sendiri dan pantatku. Ditekannya pantatnya hingga kontolnya semakin ketat menempel di belahan pantatku.

Tubuhku menggelinjang hebat saat lidahnya kembali menyibak kain jilbabku dan menyusuri tulang belakangku dari leher terus turun ke punggung dan turun lagi ke arah pantatku.
Tanpa rasa jijik sedikitpun, lidah Bowo kini mempermainkan lubang anusku. Aku merasakan kegelian yang amat sangat tetapi aku tidak dapat bergerak karena pantatku ditekannya kuat-kuat. Aku hanya pasrah dan menikmati gairahnya…

Aku tahu Bowo melakukan itu karena aku pun telah melakukan hal yang sama padanya barusan. Aku sama sekali tak mengharapkan balas budi seperti itu, tapi tentu saja aku sangat berterima kasih pada Bowo karena aku pun kini dapat menikmatinya.

Seluruh tubuhku dijilatinya tanpa terlewatkan seincipun. Dari lubang anus, lidahnya menjalar ke bawah pahaku terus ke lutut dan akhirnya seluruh ujung jariku dikulumnya. Benar-benar gila!! Rasa geli dan nikmat berbaur menjadi satu.

Setelah puas melumat seluruh jari kakiku, Bowo membalikkan tubuh telanjangku hingga kini aku terlentang di tempat tidur. Kakiku dibentangkannya lebar-lebar dan ia sekali lagi menindihku. Kali ini posisi kami saling berhadap-hadapan dengan tubuhku ditindih tubuh kekarnya.

Lidahnya kembali bergerak liar menjilati tubuhku. Sasarannya kali ini adalah daerah sensitif di belakang leherku. Aku menggelinjang kegelian. Bibir Bowo dengan ganasnya menyedot-nyedot daerah itu sambil sesekali menyentil, menggigit dan menarik-narik lembut kain jilbabku dengan giginya.
“Jang… jang… aannhh dimerah ya, Wwoo… ” erangku memohon padanya.
“Tidak.. Mbak… . saya cuma gemasss!!” desis Bowo sambil tetap menjilati bagian belakang telingaku.

“Tapi kalo di sini boleh kan?” katanya nakal sambil tiba-tiba menyedot tetekku.

“Aaaauuwwww… … ” jeritku terkejut karena gerakannya yang tiba-tiba.

Rupanya Bowo dengan sengaja meninggalkan cupangan merah yang banyak di seputar kedua tetekku. Tingkah lakunya seperti ingin menandai bahwa tubuhku sekarang telah jadi miliknya juga… Aku kegelian dan semakin bertambah horny karena aksinya itu.

Sementara itu tangannya terus bergerak liar meremas tetekku bergantian. Aku semakin mendesis liar saat mulutnyadengan liar dan gemas menyedot tetekku bergantian. Kedua puting tetekku dipermainkan oleh lidahnya yang panas sementara tangannya bergerak turun ke bawah dan mulai bermain-main di selangkanganku yang sudah basah. Liang memekku berdenyut-denyut karena terangsang hebat, saat jari-jari tangannya menguak labia mayoraku dan menggesek-gesekkan jarinya di dinding lubang memekku yang sudah semakin licin.
Sensasi hebat kembali menderaku saat dengan liar mulutnya menggigit-gigit perut bagian bawahku yang masih rata. Perutku memang rata karena aku rajin berlatih kebugaran atau sekedar joging di sekitar kampusku.

“Aaakkkhhhh… Wwooo… ooouuucchhhhh… ssshhhh… .” Aku mendesis saat bibir Bowo menelusuri gundukan bukit memekku.

Lidahnya menyapu-nyapu celah di selangkanganku dari atas ke bawah hingga dekat lubang anusku. Lidahnya terus bergerak liar seolah tak ingin melewatkan apa yang ada di sana.
Tubuhku tersentak saat lidahnya yang panas menyusup ke dalam liang memekku dan menyapu-nyapu dinding kemaluanku. Kakiku dibentangkannya lebar-lebar hingga wajah Bowo bebas menempel gundukan memekku. Rasa geli yang tak terhingga menderaku. Apalagi kumisnya yang tipis kadang ikut menggesek dinding lubang memekku membuat aku semakin kelojotan dibuatnya.
Tubuhku serasa kejang karena kegelian saat wajahnya dengan giat menggesek-gesek bukit memekku yang terbuka lebar. Perutku serasa kaku dan mataku terbeliak lebar. Kugigit bibirku sendiri karena menahan nikmat yang teramat sangat.

“Aaakkkhhh… … … Boo… woooohhhh… aakk… .kkkuuuuu… … oookkkhhhh… ssshhh… .”

Aku tak kuasa meneruskan kata kataku karena aku sudah keburu orgasme saat lidah Bowo dengan liar menggesek-gesek kelentitku. Tubuhku seolah terhempas dalam nikmat. Aku tak bisa bergerak karena kedua pahaku ditindih lengannya yang kokoh.

Tubuhku masih terasa lemas dan seolah tak bertulang saat kedua kakiku ditarik Bowo hingga pantatku berada di tepi tempat tidur dan kedua kakiku menjuntai ke lantai. Bowo lalu menguakkan kedua kakiku dan memposisikan dirinya di tengah-tengahnya.

Sejenak ia tersenyum menatapku yang masih terengah-engah tak berdaya di bawahnya. Sebuah senyum kemenangan karena ia telah berhasil mengalahkanku satu ronde! Aku pun tentu saja sangat senang diperlakukan seperti itu oleh seorang lelaki. Maka aku pasrah saja membiarkannya berbuat apa pun yang disukainya untuk melampiaskan nafsunya pada diriku sekarang.

Kemudian ia mencucukkan batang kontolnya yang sudah sangat keras ke bibir memekku yang sudah sangat basah karena cairanku sendiri.
Aku menahan napas saat Bowo mendorong pantatnya hingga ujung kontolnya mulai menerobos masuk ke dalam jepitan liang memekku. Secenti demi secenti batang kontolnya mulai melesak ke dalam jepitan liang memekku. Aku menggoyangkan pantatku untuk membantu memudahkan penetrasinya.

Rupanya Bowo sangat berpengalaman dalam hal seks. Hal ini terbukti bahwa ia tidak terburu-buru melesakkan seluruh kontolnya tetapi dilakukannya secara bertahap dengan diselingi gesekan-gesekan kecil ditarik sedikit lalu didorong maju lagi hingga tanpa terasa seluruh kontolnya sudah terbenam seluruhnya ke dalam memekku.

Bibir Bowo memagut bibirku dan akupun membalas tak kalah liarnya. Aku merasakan betapa kontol Bowo yang terjepit dalam memekku mengedut-ngedut.

Kami saling berpandangan dan tersenyum mesra. Tubuhku tersentak saat tiba-tiba Bowo menarik batang kontolnya dari jepitan liang memekku.

“Aaakkkhhhh… ” aku menjerit tertahan.
“Enak, Mbak… ?” bisiknya.
“Kamu nakal Woohhh… oohhh… ”
Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Bowo mendorong kembali pantatnya kuat-kuat hingga seolah-olah ujung kontolnya menumbuk dinding rahimku di dalam sana.
Aku tidak diberinya kesempatan untuk bicara. Bibirku kembali dilumatnya sementara memekku digenjot lagi dengan tusukan-tusukan nikmat dari kontolnya yang besar.

Setelah puas melumat bibirku, kini giliran tetekku yang dijadikan sasaran lumatan bibir Bowo. Kedua puting tetekku kembali dijadikan bulan-bulanan lidah dan mulut Bowo.

Tubuhku mulai mengejang… Gawat, aku hampir orgasme lagi. Kulihat Bowo masih belum apa-apa!! Ini tidak boleh dibiarkan… pikirku. Aku paling suka kalau posisi di atas sehingga saat orgasme bisa merasakan kenikmatan yang penuh. Lalu tanpa rasa malu lagi kubisikkan sesuatu di telinga Bowo.
“Giliran aku di atas, Sayang… .”
Gila… ! Aku sudah mulai sayang-sayangan dengan polisi muda itu!
Bowo meluluskan permintaanku dan menghentikan tusukan-tusukannya. Lalu tanpa melepaskan kontolnya dari jepitan memekku, ia menggulingkan tubuhnya ke samping. Kini aku sudah berada di atas tubuhnya.

Aku sedikit berjongkok dengan kedua kakiku di sisi pinggulnya. Kemudian perlahan-lahan aku mulai menggoyangkan pantatku. Mula-mula gerakanku maju mundur lalu berputar seperti layaknya goyangan para penyanyi dangdut. Kulihat matanya mulai membeliak saat batang kemaluannya yang terjepit dalam liang memekku kuputar dan kugoyang. Pantatnya pun ikut bergoyang mengikuti iramaku.

“Ssshhh… oouuugghhh… terusshhh… Mmbaakk… aarrgghhhh… !”
Bowo mulai menggeram. Tangannya yang kokoh mencengkeram kedua pantatku dan ikut membantu menggoyangnya.

Gerakan kami semakin liar. Napas kami pun semakin menderu seolah menyaingi gemuruh hujan yang masih turun di luar sana. Cengkeraman tangan kekarnya semakin kuat menekan pantatku hingga aku terduduk di atas kemaluannya. Kelentitku semakin kuat tergesek batang kontolnya hingga aku tak dapat menahan diri lagi.

jilbab semok (3)

Tubuhku bergerak semakin liar dan kepalaku tersentak-sentak ke belakang saat puncak orgasmeku untuk yang kesekian kalinya tercapai. Tubuhku mengejang kuat di atas perut Bowo. Ada semacam arus listrik yang menjalar dari ujung kaki hingga ke ubun-ubun. Akupun menggeliat tak karuan.

“Aaaakkkkkhhhh… … … ooookkkkhhhh… ter… … rruussshhhhhh… , Wwooo… ooouukkkhhh… … aakhhh… aakkhh… aakkhh… … sssshhhhh… … ”

Aku menggelinjang dan menjerit melepas orgasmeku meminta Bowo untuk semakin kuat memutar pantatnya. Akhirnya aku benar-benar ambruk di atas perut Bowo. Tulang belulangku seperti dilolosi. Tubuhku lemas tak bertenaga. Napasku ngos-ngosan seperti habis mengangkat beban yang begitu berat.

Aku hanya pasrah saat Bowo yang belum orgasme mengangkat tubuhku dan membalikkannya. Ia mengganjal perutku dengan beberapa bantal hingga aku seperti tengkurap di atas bantal. Kemudian Bowo menempatkan diri di belakangku. Dicucukkannya kontolnya di belahan memekku dari belakang. Rupanya ia paling menyukai kalau aku menungging.

Setelah tepat sasaran, Bowo mulai menekan pantatnya hingga kontolnya amblas tertelan memekku. Ia diam beberapa saat untuk menikmati sensasi legitnya jepitan liang memekku. Dengan bertumpu pada kedua lututnya, Bowo mulai menggenjot memekku dari arah belakang.
Kembali terdengar suara beradunya pantatku dengan tulang kemaluannya yang semakin lama semakin cepat mengayunkan pantatnya maju mundur. Kurang puas dengan jepitan memekku, kedua pahaku yang terbuka dikatupkannya hingga kedua kakiku berada diantara kedua pahanya.

Kembali ia mengayunkan pantatnya maju mundur. Aku merasakan betapa jepitan memekku kian erat menjepit kontolnya. Aku bermaksud menggerakkan pantatku mengikuti gerakannya, tetapi tekanan tangannya terlalu kuat untuk kulawan hingga aku pasrah saja.

Aku benar-benar dibawah penguasaannya secara total. Tempat tidurku ikut bergoyang seiring dengan ayunan kontolnya yang menghunjam keras ke dalam memekku.

Nafsuku mulai terbangkitkan kembali. Perlahan-lahan gairahku meningkat saat kontolnya menggesek-gesek kelentitku.

“Uugghhh… uugghh… uuukkhhh… ”

Terdengar suaranya mendengus saat memacu menggerakkan pantatnya menghunjamkan kontolnya.

“Terusshhh… terusshhhh… .,Wwoo… geenjooothhh… yyaangg… … kkkhheerrr… .rrraasss… … ssshhhh… … aarrrrggggghhhhhh… aakkhh… aakkhh… .aakkhh… ooowwwhhhhh… … ssssstttthhhh… .sseerrr… .sseerrrr… ”

Kembali tubuhku menggelepar melepas orgasmeku. Kepalaku terdongak ke belakang, sementara Bowo tetap menggerakkan kontolnya dalam jepitan memekku sambil tangan kanannya menjambak jilbabku, meremasnya kuat-kuat sedang tangan kirinya meremas kuat tetekku. Kini tubuhnya sepenuhnya menindihku. Kepalaku yang terdongak ke belakang didekapnya dan dilumatnya bibirku sambil tetap menggoyangkan pantatnya maju mundur. Aku yang sedikit terbebas dari tekanannya ikut memutar pantatku untuk meraih kenikmatan lebih banyak.

Kami terus bergerak sambil saling berpagutan bibir dan saling mendorong lidah kami. Entah sudah berapa kali aku kelojotan mencapai orgasme selama bersetubuh dengannya. Hebatnya ia baru sekali mengalami ejakulasi saat ngentotin aku pertama tadi.

Tubuhku terasa lemas sekali. Aku sudah tidak mampu bergerak lagi. Bowo melepaskan kontolnya dari jepitan memekku dan mengangkat tubuhku hingga posisi terlentang.
Aku sudah pasrah. Dibentangkannya kedua pahaku lebar-lebar lalu kembali Bowo menindihku.
Memekku yang sudah sangat licin disekanya dengan handuk kecil yang ada di tempat tidur. Kemudian ia kembali menusukkan kontolnya ke bibir kemaluanku. Perlahan namun pasti, seperti gayanya tadi dikocoknya kontolnya hingga sedikit demi sedikit kembali terbenam dalam kehangatan liang memekku. Tubuh kami yang sudah basah oleh peluh kembali bergumul.

“Boowwooo… kkaammuu… hebatthhh..” bisikku.

Namun kami tidak dapat berbicara lagi karena lagi-lagi bibirnya sudah melumat bibirku dengan ganasnya. Lidah kami saling dorong-mendorong sementara pantatnya kembali menggenjotku sekuat-kuatnya hingga tubuhku timbul tenggelam dalam busa springbed yang kami gunakan.
Kulihat tonjolan urat di kening Bowo semakin jelas menunjukkan napsunya sudah mulai meningkat. Napasnya semakin mendengus seperti kerbau gila. Aku yang sudah lemas tak mampu lagi mengimbangi gerakannya.

“Uuggh… ugghh… uuukkhhhh… ”

Dengus napasnya semakin bergemuruh terdengar di telingaku. Bibirnya semakin ketat melumat bibirku. Lalu kedua tangannya menopang pantatku dan menggenjot memekku dengan tusukan-tusukan gencar kontolnya. Aku tahu sebentar lagi ia akan sampai. Aku pun menggerakkan pantatku dengan sisa-sisa tenagaku. Benar saja, tiba-tiba ia menggigit bibirku dan menghunjamkan kontolnya dalam-dalam ke dalam dasar liang memekku.

Ccrroot… crroott.. ccrrott… croottt.. cccrrroottt… “mmpphhh… ooookkkhhh… hhaahh… haahh… aaakkhhh… .” Desahnya. Ada lima kali mungkin ia menyemprotkan spermanya ke dalam rahimku. Ia masih bergerak beberapa saat seperti berkelojotan, lalu ambruk di atas perutku. Aku yang sudah kehabisan tenaga tak mampu bergerak lagi.

Kami tetap berpelukan menuntaskan rasa nikmat yang baru kami raih. Kontolnya yang masih kencang tetap menancap erat ke dalam memekku. Keringat kami melebur menjadi satu. Akhirnya kami tertidur sambil tetap berpelukan dengan kontolnya tetap tertancap dalam liang kenikmatanku.
Hampir pagi ia membangunkanku untuk pamit pulang karena ia harus ikut apel pagi di kantornya. Sebelum pergi, Bowo sempat melumat hangat bibirku. Ohhh… nikmatnya kontol polisi muda ini, membuat aku ingin menikmatinya kembali.
III
Sudah hampir dua minggu sejak persetubuhanku dengan Bowo kami tidak melakukannya lagi. Selama itu aku kadang menikmati kontol-kontol teman kampusku tapi tidak ada yang membuatku menggelepar seperti Bowo. Duh,aku begitu bernafsu ingin merasakan kehangatan dan keganasan kontolnya kembali. Lama-lama aku merasa kangen juga dengan pistol gombyoknya (kontol,bhs prokem jogja.red). Aku sudah merindukan keliarannya, bau keringatnya dan juga kejantanannya.

Sabtu itu kuberanikan datang ke pos polisi dekat gramedia jogja untuk mencari tahu, tidak ada satupun polisi disitu yang menatapku heran karena aku memakai jaket angkatan yang bertuliskan almamaterku, kemeja panjang dengan tetap berjilbab jadinya kelihatan musilamah dan alim banget kan?ha..ha.. tetapi sayangnya dia lagi nggak bertugas di pos itu. Kata salah satu polisi tua disitu katanya saat ini dia lagi tugas jaga di pos Janti. Dengan mengucap terima kasih, akupun langsung meluncur ke pos jaga di Janti dan ternyata sesampainya di situ memang kulihat ada dua motor laki-laki. Aku pun langsung masuk ke dalam tetapi Cuma ada satu polisi yang sudah lumayan berumur. Dia mengatakan kalau Pak Bowo mungkin lagi istirahat di belakang pos karena sehabis tugas malam tadi, tanpa curiga karena dandananku yang kelihatan sholekah bapak itu menyuruhku langsung saja ke belakang. Pos jaga di sini memang menempel dengan rumah dibelakangnya yang oleh pemiliknya digunakan untuk titipan parkir mahasiswa yang mau pulang kampung dengan bus.

Bangunan itu nggak begitu besar, di ruang tamu dan terasnya sudah dijadikan tempat titipan motor terbukti banyak motor berbagai jenis yang ada di situ. Oleh penjaga disitu aku disuruh langsung ke belakang lewat celah samping rumah. Dengan penasaran aku masuk lewat samping rumah itu dan begitu aku menemukan pintu lagi aku masuk ke dalamnya yang ternyata sebuah ruang makan yang menyatu dengan dapur dan kamar mandi di sebelahnya dan sayup-sayup kudengar suara berkecipak air di kamar mandi yang terletak di sudut belakang rumah.

Kudengar suara parau mendendangkan lagu pop dengan suara fals. Itu suara Bowo yang sangat kukenal di telingaku. Ku duduk di salah satu kursi panjang di situ sambil minum air yang sudah kubawa dari rumah. Bowo yang hanya berbalut handuk tampak kaget melihatku ada disitu. Tetapi kemudian dia tersenyum nakal mengetahui tujuan kedatanganku apalagi tiga kancing kemeja lengan panjangku sudah ku lepas dari tadi karena merasa agak gerah juga sehingga belahan dadaku lumayan mengintip dan rupanya memancing gairahnya.

Tanpa banyak kata Bowo berjalan menutup pintu kayu samping tadi dan menguncinya. Begitu pintu ditutup, Bowo langsung memeluk tubuhku dari belakang. Disibakkannya kain jilbabku lalu diciuminya tengkukku dengan ganas seperti biasanya.
“Saya.. kangen sama Mbak Mae… ” bisiknya di telingaku.

Aku sendiri juga kangen dengan cumbuannya dan kangen dengan senapan revolvernya, bahkan birahiku sudah mulai meledak-ledak tadi saat melihatnya Cuma memakai handuk dan aku sudah nggak sabar untuk merasakan daging kerasnya lagi di dalam memekku.

Tangannya yang terampil segera melepas jaket angkatan yang ku pakai dan melemparkannya ke kursi. Mulutnya tak henti-hentinya menciumi tengkukku hingga membuatku menggerinjal karena geli. Ia tahu benar kelemahanku. Dijilatinya daerah belakang telingaku lalu tangannya melepas sisa kancing baju kemejaku satu demi satu dan dilemparkannya ke kursi tempat ia melempar jaketku tadi.

Begitu punggungku terbuka, dengan serta merta dicumbunya punggungku dengan jilatan-jilatan dan gigitan-gigitannya yang membuatku kangen. Kemudian dengan mulutnya digigitnya kaitan bra ku hingga terlepas. Tangannya yang kekar menyusup ke dalam kutangku dan meremas isinya yang penuh. Jari-jarinya dengan lincah memainkan dan memilin-milin kedua puting tetekku.
Setelah puas, dilepasnya kutangku dan dilemparkannya jadi satu dengan kemejaku tadi. Kini aku hanya mengenakan celana panjang sementara tubuh atasku sudah terbuka sama sekali. Jilbabku sama sekali tidak dilepasnya karena menurutnya membuatku lebih kelihatan cantik dan itu membuatnya sangat bergairah bisa bercinta dengan perempuan yang masih berjilbab.
Jilatan lidahnya terus merangsek seluruh punggungku dengan ganas. Seolah-olah orang yang sedang kelaparan mendapatkan makanan lezat. Kumisnya yang tipis dan jarang terasa geli menggesek-gesek kulit punggungku.

“Jangan di sini, Wwoo… oohhhhh… ”

Aku yang sudah mulai terangsang masih mampu menahan diri untuk tidak disetubuhi di dapur yang keliahatan jarang dibersihkan itu.
Tanpa banyak bicara didorongnya tubuhku masuk ke kamar satu-satunya yang ada di ruangan itu. Di situ tidak ada tempat tidur seperti di rumahku. Yang ada hanya kasur yang sudah agak kumal yang terhampar di lantai yang dilapisi karpet plastik serta meja kecil untuk tempat minuman, mungkin ruangan ini digunakan jika para polisi itu mengantuk atau membawa gadis-gadis yang pengen mereka nikmati waktu tugas jaga malam. Tubuhku didorong hingga punggungku memepet tembok tanpa plester di kamar itu. Kali ini bibirku langsung disosornya dengan ganas. Dilumatnya bibirku dan disisipkannya lidahnya masuk ke dalam mulutku mencari-cari lidahku.

Aku semakin gelagapan mendapatkan serangan-serangannya. Apalagi kedua tetekku diremas-remas dengan ganas oleh tangannya yang kasar. Bibirnya mulai merayap turun dari bibirku ke dagu lalu leherku dijilat-jilatnya dengan ganas. Aku semakin menggelinjang. Napasnya yang mendengus-dengus menerpa kulit leherku membuat seluruh bulu romaku berdiri. Dari leher, bibirnya terus turun ke bawah dan berhenti di dadaku. Sekarang giliran tetekku yang dijadikan bulan-bulanan serbuan bibirnya. Kumisnya terasa geli menyentuh dan mengilik-ngilik tetekku. Aku merasa semakin terangsang dengan ulahnya itu.
Dengan masih berdiri memepet tembok, celanaku dilucuti oleh tangan terampilnya. Aku membantunya melepas celana panjangku dengan mengangkat kaki dan menendang jauh-jauh. Tanganku pun tak tinggal diam, kutarik handuk yang melilit di pinggangnya hingga ia telanjang bulat didepanku. Rupanya ia tidak mengenakan celana dalam!! Kontolnya yang panjang, besar dan berwarna kecoklatan gagah nampak tegak berdiri. Benar-benar jantan kelihatannya.

Tanpa disuruh, tanganku pun segera menggenggam kontolnya dan meremas serta mengurutnya.
“Oouugghhh… ssshh… terusshhhh, Mmaaee… ” desahnya, kini ia berani memanggil namaku saja.
Bowo mendengus keenakan saat kuremas-remas gemas dan kuputar-putarkan tanganku di kontolnya yang membuat aku tergila-gila.

“Aaakkkhhh… oouuccchhhhhh… .”

Kini giliranku yang mendesis kenikmatan saat kurasakan tangannya menyusup ke dalam celana dalamku dan meremas-remas gundukan memekku yang sudah basah. Tidak Cuma itu… jarinya mengorek-ngorek ke dalam celah memekku dan mempermainkan tonjolan kecil di celah memekku. Aku semakin liar bergoyang saat jari-jarinya semakin masuk ke dalam liang memekku. Rasanya liang memekku semakin basah oleh cairan akibat rangsangannya itu.
Aku agak kecewa saat tiba-tiba ia menghentikan rangsangan di selangkanganku. Tangannya kini bergerak ke belakang dan meremas buah pantatku. Sementara itu mulutnya terus turun ke arah perutku dan lidahnya mengosek-ngosek pusarku membuat aku kembali terangsang hebat. Tiba-tiba Bowo melepaskan tanganku dari batang kemaluannya dan bersimpuh di depanku yang masih berdiri. Serta-merta digigitnya celana dalamku dan ditarik dengan giginya ke bawah hingga teronggok di pergelangan kakiku. Aku membantunya melepaskan satu-satunya penutup tubuhku selain jilbabku tentu saja dan menendangnya jauh-jauh.

jilbab semok (4)

Kini mulutnya sibuk menggigit dan menjilat daerah selangkanganku. Dikuakkannya kakiku lebar-lebar hingga ia lebih leluasa menggarap selangkanganku. Dengan bersimpuh Bowo mulai menjilati labia mayoraku sementara tangannya meremas pantatku dan menekannya ke depan hingga wajahnya lebih ketat menyuruk ke bukit kemaluanku.

Aku hanya bisa merintih saat lidahnya menyeruak ke dalam liang memekku yang sudah sangat licin. Ditekankannya wajahnya ke selangkanganku hingga lidahnya semakin dalam menyeruak ke dalam memekku. Aku semakin menggelinjang saat lidah Bowo dengan nakalnya mempermainkan kelentitku. Sesekali ia menyedot kelentitku dan menyentil-nyentil kelentitku dengan lidahnya. Gila… tubuhku mulai mengejang dan perutku seakan-akan diaduk-aduk karena harus menahan kenikmatan.

Bowo sudah tidak peduli dengan keadaanku yang kepayahan menahan nikmat. Lidahnya bahkan semakin liar mempermainkan tonjolan di ujung atas liang memekku. Akhirnya aku tak mampu menahan gempuran badai birahi yang melandaku. Tubuhku berkelojotan. Mataku membeliak menahan nikmat yang amat sangat. Tubuhku melayang…

“Aaaaakkkhhh… .hhhhh… … teerrr… … ruusssshhhhhh… ssshhhh… … aakkhh… aaakkhhhh… … ”

Tubuhku terus berkejat-kejat sampai titik puncaknya dan kurasakan ada sesuatu yang meledak di dalam sana. Tubuhku melemas seolah tak bertenaga. Aku hanya bersandar dengan lemas ke dinding kamar tanpa mampu bergerak lagi.
Bowo lalu berdiri di hadapanku.

“Bagaimana, Mae..?” bisiknya di telingaku.

“Oohhh… luar biasa… kamu hebbb … bathh,” desahku.

Masih dengan posisi berdiri dengan aku menyandar dinding, Bowo menyergap bibirku lagi. Bowo menempatkan dirinya di antara kedua pahaku yang terbuka lalu dicucukkannya batang kontolnya ke lubang memekku yang sudah sangat basah. Dengan tangannya Bowo menggosok-gosokkan kepala kontolnya ke lubang memekku. Tubuhku kembali bergetar. Aku mulai terangsang lagi, saat kepala kontolnya menggesek-gesek tonjolan kecil di memekku.
Dengan perlahan Bowo mendorong pantatnya ke depan hingga kontolnya menyeruak masuk ke dalam liang kenikmatanku.

“Hhmmmhhhh… … hhhhhhhhh… … ”

Hampir bersamaan kami mendengus saat kontolnya menerobos memekku dan menggesek dinding liang memekku yang sudah sangat licin. Lidah kami saling bertaut, saling mendorong dan saling melumat. Tubuhku tersentak-sentak mengikuti hentakan dorongan pantatnya. Bowo terus menekan dan mendorong pantatnya menghunjamkan kontolnya ke dalam memekku dengan posisi berdiri.

Entah karena kurang leluasa atau kurang nyaman, tiba-tiba Bowo mencabut batang kontolnya yang terjepit liang memekku. Ia membalikkan tubuhku menghadap dinding dan ia sekarang berdiri di belakangku. Tubuhku sedikit ditunggingkan dengan kedua tangan menopang tembok. Dibentangkannya kedua kakiku lebar-lebar, lalu ditusukkannya kontolnya yang keras itu ke memekku dari belakang. Kali ini gerakanku dan gerakannya agak lebih leluasa.

Kedua tangannya meremas dan memegang erat pantatku sambil mengayunkan pantatnya maju mundur. Kontolnya semakin lancar keluar masuk liang kenikmatanku yang sudah sangat licin.

“Ughh… .uugghhh… uuugghhhh… … ” Kudengar Bowo mendengus-dengus seperti kereta sedang menanjak.

Aku pun mengimbangi gerakan ayunan pantatnya dengan sedikit memutar pantatku dengan gaya ngebor.

Napasnya semakin menderu saat kulakukan gaya ngeborku. Kontolnya seperti kupilin dalam jepitan liang memekku. Nafsuku yang sudah terbangkit semakin mengelora. Desakan-desakan kuat di dalam tubuh bagian bawahku semakin menekan. Kugoyang pantatku semakin liar menyongsong sodokan gencar kontol Bowo.

“Terusss… Mmaaee… terusshhh… ” Bowo mendesis-desis dan tangannya semakin kuat mencengkeram pantatku membantuku bergoyang semakin kencang.

“Aaarrrgggghhhh… … aarrrgghhhhhh… . aakkkhhh… … ssay… .sssaayaaa… … .keluaaarrrrhhh,Mmaaee… … eessssshhhhh… .Hhhhhhhh… … ”

Kudengar Bowo menggeram saat kontolnya mengedut-ngedut dalam jepitan memekku. Aku pun merasa sudah di ambang puncak kenikmatanku. Kugoyangkan pantatku semakin liar dan akhirnya kuayunkan pantatku ke belakang menyongsong tusukan Bowo hingga kontolnya melesak sedalam-dalamnya seolah-olah menumbuk mulut rahimku. Aku seperti melayang begitu puncak kenikmatan itu datang mengaliri sekujur tubuhku.
“Oooouuuccchhhh… .ssshhhhhh… .aakhh… aakkhh… aaakkkhhhh… .” Baru saja aku menikmati orgasmeku, kurasakan ada semburan cairan hangat dari kontolnya di dalam liang memekku.

Ccrrraattt… crrooott..crrrruutt… cccrroooottt..crott..!! “Uughhh… ugghh… hhaahhh… hahhh… aaaahhhh… ”

Banyak sekali cairan sperma Bowo yang tersembur menyiram rahimku, hingga sebagian menetes ke karpet plastik kamar tidurnya.

Kami tetap terdiam sambil mengatur napas. Tangannya memeluk dadaku dan kontolnya masih mengedut-ngedut menyemburkan sisa-sisa air mani ke dalam liang memekku. Akhirnya kami berdua menggelosor ambruk ke kasur kumal itu.

Kami berbaring dengan Bowo masih memeluk tubuhku dari belakang. Kontolnya yang sudah terkulai menempel di belahan pantatku. Kurasakan ada semacam cairan pekat yang menempel ke pantatku dari kontolnya. Aku tak tahu dengan kain apa Bowo menyeka memekku untuk membersihkan cairan sperma yang menetes dari labia mayoraku. Aku terlalu lemas untuk memperhatikan. Akhirnya aku tertidur kelelahan setelah digempur habis-habisan olehnya.

Aku tidak tahu berapa lama aku telah tertidur di kasur itu. Aku tersadar saat ada sesuatu benda lunak yang memukul-mukul bibirku. Saat kulirik aku terkejut ternyata benda yang memukul-mukul bibirku tadi adalah kontolnya yang sudah setengah ereksi.

Ternyata ia sedang berjongkok dengan mengangkangi mukaku. Tangannya memegangi batang kontolnya sambil dipukul-pukulkannya pelan-pelan ke bibirku. Begitu melihat aku terbangun, serta-merta Bowo memegang bagian belakang kepalaku yang masih berjilbab dan mencoba memasukkan kontolnya ke dalam mulutku. Aku menjadi gelagapan karena bangun-bangun sudah disodori batang kontol laki-laki!! Gila. Aku pun tak mempunyai pilihan lain kecuali menyambutnya dengan mulut terbuka… Walaupun sedikit gelagapan, tentu saja aku melakukannya dengan setulus hati. Sedikit demi sedikit batang kontol itu semakin mengeras dalam kulumanku.

Beberapa saat kemudian Bowo membalikkan posisinya. Kontolnya masih kukulum dengan liar kemudian ia menundukkan tubuhnya dan wajahnya kini menghadap selangkanganku.

Dibentangkannya kedua pahaku kemudian lidahnya mulai bekerja menjilat dan melumat gundukan memekku. Aku semakin gelagapan karena merasa kegelian diselangkanganku sementara mulutku tersumpal kontolnya yang mulai membesar dan mengeras.

Aku ikut menyedot kontolnya saat Bowo menyedot kuat memekku. Kami saling menjilat dan menyedot kemaluan kami masing-masing dengan posisi wajah Bowo menyeruak ke selangkanganku dan wajahku dikangkanginya.

Aku semakin menggelinjang liar saat lidahnya mengais-ngais lubang anusku dengan menekuk kedua pahaku ke atas. Aku sangat terangsang dengan perlakuannya itu. Apalagi saat lidahnya dimasukkan dalam-dalam ke lubang memekku. Aku tak mampu menjerit karena mulutku tersumpal kontolnya yang teramat besar dan keras.

Tubuhku bergetar hebat menahan kenikmatan yang menyergapku. Bowo dengan ganas menjilat-jilat tonjolan kecil di lubang kenikmatanku dengan kedua tangannya membuka lebar-lebar labia mayoraku ke arah berlawanan. Aku tak mampu bertahan lama atas perlakuannya itu. Tubuhku mengejan dan kelojotan seperti cacing kepanasan. Lalu tubuhku tersentak selama beberapa saat dan akhirnya terdiam. Aku mengalami orgasme lagi dengan cepatnya.

“Mmmmhhhhhh… … eeehhhhhmmmm… … ”

Bowo masih membiarkan kontolnya menyumpal mulutku sambil sesekali lidahnya menyapu-nyapu dinding vulvaku. Setelah aku mulai dapat mengatur napasku, Bowo menggulingkan tubuhnya ke samping dan menarik tubuhku agar naik ke perutnya. Ia bergeser ke arah dekat dinding dan menumpuk beberapa bantal di belakang punggungnya hingga posisinya kini setengah duduk.

Tubuhku ditariknya hingga menduduki perutnya lalu diangkatnya pantatku dan dicucukannya kontolnya ke lubang memekku. Dengan pelan aku menurunkan pantatku hingga batang kontolnya secara perlahan melesak ke dalam jepitan liang memekku. Aku menahan napas menikmati gesekan batang kontolnya di dinding lubang kemaluanku. Setelah beberapa kocokan yang kulakukan akhirnya amblaslah seluruh kontolnya ke dalam memekku.

Kini aku duduk di atas perut Bowo yang setengah duduk dengan punggung diganjal bantal. Dengan tangan bertumpu dinding tembok aku mulai bergerak menaik-turunkan pantatku secara perlahan. Sementara itu tangannya mencengkeram pantatku membantu menggerakkan pantatku naik turun, mulutnya sibuk menetek dan memilin-milin putting tetekku, tak ketinggalan lidahnya disentil-sentilkannya dengan teratur pada putingku yang semakin mengeras.
Posisi di atas merupakan salah satu posisi favoritku. Karena dengan posisi ini aku dapat mengontrol sentuhan-sentuhan pada daerah sensitifku dengan kontol laki-laki yang menancap keras di memekku.

“Aaaa… … aaakkkkhhhhh… sssshhh… teerrr… rruuushhh… … Wwooo… ooouucchhhh… .hhhhhkkk… ”

Aku mendesis-desis saat Bowo ikut mengimbangi goyanganku sambil kedua tangannya menekan kedua tetekku hingga kedua putingku masuk ke dalam mulutnya. Kedua putingku dijilat-jilat dan disedot-sedot secara bersamaan hingga membuat nafsuku meningkat secara cepat. Aku semakin liar menggerakkan pantatku di pangkuannya. Tubuhku kembali menggelinjang-gelinjang tak karuan dan kelojotan seperti terhantam aliran listrik.

“Terusshhh… … teee… rrrusshhh … oooouuuccchhh… … aaauuuhhhh… … aaaaakkkkhhhhhhh… … hhhooohhh… ”

Aku semakin liar mendesis saat kurasakan sesuatu meledak-ledak, kuremas kuat rambutnya. Ssseerrrrrr… … “Hhhh… hhaahhhh… hhhaaahhh… … mmmhhhhh… .aaaahhhhhh… .oookkhhh… .yyyaaaa… .. sssshhhhhh… … .” Tubuhku terasa terhempas ke tempat kosong lalu akhirnya aku ambruk di dada Bowo.

Bowo lalu bangkit dan berganti menindihku dengan tanpa melepaskan batang kemaluannya dari jepitan memekku. Bantal yang tadi mengganjal punggungku ditaruhnya untuk mengganjal pantatku hingga gundukan memekku semakin membukit. Aku yang sudah lemas kembali dijadikan bulan-bulanan genjotan kontolnya yang teramat keras.
Bibirnya tak henti-hentinya melumat bibirku dan pantatnya dengan mantap memompa kontolnya, menusuk-nusuk memekku dengan cepatnya. Kedua tangannya mengganjal bongkahan pantatku hingga tusukannya kurasakan sangat dalam menumbuk rahimku.

“Uugghh… ugghhh… putarrrhhh… Mmaaee… eeekkhhh… … puttaa… … aarrrhhh… uuugghhhhh… ”

Kudengar Bowo mendengus memerintahku memutar pantatku.

Aku mematuhi perintahnya memutar pantatku dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada.

“Terruuussshhhhh… … terrusss… … ssshhhhh… teerrr… oouugghhhh… … .!!”

Akhirnya dengan diiringi dengusan panjang tubuh Bowo berkelojotan. Tubuhnya tersentak-sentak dan hunjaman kontolnya serasa menghantam sangat dalam karena didorong sekuat tenaga olehnya. Jilbabku diremas dan digenggamnya dengan kuat. Batang kontolnya berdenyut-denyut cepat dalam jepitan liang memekku.

Crottt… crott..crott… sseeerrrrr… … “Aaaarrgggghhhhh… … aaaakkhhh… aakkhh… aakkhh… hhhhhhh… … ”

Kontolnya menyemburkan cairan kenikmatan ke dalam memekku. Aku merasa ada desiran hangat menyembur beberapa kali dalam lubang kemaluanku. Nikmat sekali rasanya. Tubuhnya masih berkelojotan untuk beberapa saat lalu akhirnya terdiam.

“Oouughhhh… Mbbaakkh… Mmaa… aaee… .hhhh… hebattthhhh… ” bisiknya di telingaku dengan napas yang masih ngos-ngosan.

Tubuh kekarnya ambruk menindih tubuh telanjangku. Kontolnya dibiarkannya tertancap erat dalam jepitan liang memekku. Kami berdua sama-sama diam menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kami raih.

jilbab semok (5)

Hari sudah semakin siang saat aku bangun dari kasur. Aku kaget saat mau kupakai celana dalamku ternyata sudah basah oleh lendir yang masih menempel. Rupanya tadi Bowo menyeka lubang memekku dengan celana dalamku! Sialan juga, terpaksa aku tidak memakai celana dalam.
Dengan memakai celana dan baju kemejaku aku keluar ke kamar mandi dan cebok membersihkan lubang kemaluanku dari sisa-sisa lendir sehabis persetubuhan dasyat tadi.

Aku baru saja mau berdiri dan menaikkan celanaku saat tiba-tiba Bowo yang hanya dililit handuk ikut masuk ke kamar mandi. Belum selesai membenahi celanaku lagi-lagi Bowo merangsekku di kamar mandi yang kelihatan kuno itu.

Diturunkannya lagi celanaku hingga sebatas lutut lalu didekapnya aku dari belakang. Bibirnya dengan ganas dan rakus menyibak jilbabku, menjilat dan mencumbu daerah belakang telingaku hingga gairahku mulai terbangkit lagi.

Melihat aku sudah dalam genggamannya, dilepasnya lilitan handuknya hingga ia telanjang bulat. Batang kontolnya yang sudah setengah keras menempel ketat di belahan pantatku. Aku sengaja menekan pantatku mundur hingga menggencet batang kontolnya semakin terbenam di antara kedua belah buah pantatku. Kugeser-geser pantatku dengan lembut hingga lama-kelamaan batang itu mulai mengeras lagi.

Setelah keras, dicucukkannya kontolnya ke celah-celah sempit di gundukan bukit kemaluanku lalu digesek-geseknya ujungnya ke alur sempit itu yang sudah mulai basah.
Sekali lagi kami bersetubuh dengan hanya menurunkan celana panjangku sebatas lutut dan Bowo menggenjotku lagi dengan posisi berdiri. Aku harus bertumpu pada bak mandi yang terbuat dari gentong tanah sambil setengah nungging sementara Bowo menggenjotku dari belakang sementara tangan kanannya dengan liar meremas-remas tetek kananku dan tangan kirinya menarik dan menjambak kuat kain jilbabku sambil sesekali jari-jari tangannya dimasukkan ke dalam mulutku, aku menghisap jari kekar itu dengan kuat sambil lidahku aku mainkan sama seperti waktu aku mengenyot kontolnya.

Dengan cepat ia menyodok-nyodokkan kontolnya yang besar itu ke dalam memekku , sambil kedua tangannya meremas dan memlintir kedua tetekku yang sudah menegang. Aku yang sudah diamuk birahi yang teramat dalam hanya bisa mengelinjang tak karuan. Akupun mendesah hebat tiap kali sodokan kontolnya yang begitu besar menghantam rahimku yang terdalam. Aku Cuma bisa mengerang kenikmatan sambil menggigit bibir bawahku, saking cepatnya sodokan kontolnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang kenikmatan yang mulai datang menderu dan untuk kesekian kalinya aku menggerinjal, tubuhku melengkung dan kepalaku yang berjilbab terdongak ke atas. Nikmat sekali. Ssserrrr… … ssseerrrrr… …

“Aaaaaa… … aaakkhhhhhhh… … aaakkuuu… kkkeeell… … llluuuaaarrrr… …
wooo… Okkkhhhhh… … akh… akh… aakkhhh… … ssshhhhhhh… hhhhhhhh… … ” Lolongku panjang

Melihatku berkelojotan dan mendesah-desah, membuat Bowo semakin bergairah mempercepat tusukan kontolnya, kontol itu menghujam rahimku lebih cepat dan akhirnya kesekian kali ia tusukkan teramat dalam kontol panjangnya ke dalam rahimku sembari menekankan pinggulku kuat-kuat ke arah pinggangnya. Ccrrooottttt… … croooooot… ccrroott…

“Uuugghhhhhhh… … hhaaahhhhh… … aaakkhhhh… … leeggiitthhhh… bbaaanggeetthhh… Mmaaee… mmee… meekmuu… uuuukkhhhhh… …
hhhhhhhhhhh… … hhhh… … aakkhhh… aaahhhhhh… ”

Ceracaunya dan rahimku benar-benar tersiram air kenikmatan yang teramat hangat. Tiba-tiba setelah tiga kali semprotan ke dalam rahimku, kontolnya yang panjang itu ia cabut dan sembari mengocok dengan tangan kanannya ia semprotkan kembali spermanya yang hangat itu ke mulut dan wajahku sambil tangan kirinya mendorong kepalaku yang berjilbab untuk menelan dan mengemuti kontolnya yang ternyata masih mengeluarkan sisa-sisa sperma yang ada. “Hhaagghh… hhaahh… haahhh… hhhhhh… … ”. Dengan gelagapan aku yang masih diamuk birahi kenikmatan langsung melumat dan mengenyot kontolnya sambil tanganku ikut mengurut batang kontol Bowo yang masih mengacung dengan kerasnya. Kujilat dan kutelan sampai habis semua spermanya, kusedot-sedot kuat kepala kontolnya sampai Bowopun menggelinjang geli dan nikmat. Iapun ikut menyeka sperma-sperma yang berceceran di jilbabku saking kuat dan banyaknya dan memberikannya kepadaku untuk aku jilati. “Uuuummmmhhh… Mae… kamu meem… bbuatkuu… melayang… mem… meek kamu… nnikk..mmaatthh… bangeettt… ” Pujinya kepadaku sambil ngos-ngosan.

“Kontol kamu juga bikin aku selalu kelojotan Wo, manteb banget” Balasku sambil masih menjilat-jilat kontolnya yang sudah mulai lemas tapi masih keras itu.
“Kapanpun kamu mau, aku siap melayani kamu” Katanya menirukan slogan kantornya.
Setelah diam sejenak kamipun bergegas merapikan baju masing-masing dan tak lupa sedikit kubasuh dengan sabun jilbabku yang terkena tembakan peluru kenikmatannya tadi. Kemudian Bowo mengantar aku keluar sampai Pos Jaga di depan. Sebelum menaiki motorku pun ia sempat meremas gemas pantatku.

Gila. Polisi muda satu ini memang gila! Bagaimana tidak ia sanggup membuat aku merem-melek keenakan dengan kontolnya yang gagah itu! Aku pun jadi teramat ketagihan dibuatnya dan semenjak itu ia menjadi salah satu kontol cadanganku di saat aku membutuhkan semburan kehangatan lelaki.

NAFISAH

Sudahkah ****-**** tahu,kalo ternyata syahwat para akhwat itu sangat besar.Dibalik balutan jilbab dan jubah nan anggun,tersimpan syahwat nan besar yang terpendam.Dan kalo bisa membuka potensi itu ***** akan merasakan sensasi ngentot yang sangat sangat lezat dan nikmat.Kepuasan agung yang akan didapat dan berlipat melebihi ngentot dengan siapa pun.Apa lagi dapet yang perawan.Seperti kisahku ini.

jilbab toket (13)
Pernikahanku dengan seorang akhwat cantik bernama Nida terbilang cukup bahagia.Kami menikah ketika kami masih kuliah.Ya istilah kerennya pacaran sambil nikah.Hubungan sexsual kami sangat hot dan kehidupan kami sangat harmonis.Maklum masih 3 bulan menikah.Boleh dibilang masih bulan madu.Kehidupan kami membuat iri teman2ku di kampus.Mereka sangat mengagumi kehidupan kami.Salah satu yang mengaguminya adalah Nafisah teman dekat istriku.Satu kampus tapi beda jurusan.Nah akan kuceritakan kisah ngentotku sama Nafisah ini.Setelah nikah kami langsung berpisah dan tinggal di rumah kontrakan.Ya biar bisa bebas dan hitung2 belajar mandiri.

jilbab toket (2)
Nafisah ini orangnya cantik juga.Sebanding sama istriku Nida.Cuma dia agak pendekan aja.Bahkan dalam hati ada keinginan untuk polygami sama dia.Hehehe.Padahal masih bulan madu loh.Ya emang dah sifat laki2.***** juga pasti sama lah.Di depan dia kami suka mengumbar kemesraan.Bahkan sampe peluk cium.Kadang istriku suka bercandain dia.Nafisah,cepetan nikah,entar nyesel loh.Katanya.Dan Nafisah cuman tersenyum aja.Gila juga ya.Kalo cewek dah nikah,gak canggung ovenbar tentang nikmatnya menikah.Bahkan aku suka mendengar,istriku suka bercerita tentang nikmatnya bercinta dan kegagahanku dalam memberi nafkah bathin.Nafisah ini sudah seperti saudara sendiri.Bahkan dia gak canggung dan sungkan kalo maen ke rumah.Cukup salam,langsung masuk ke rumah tanpa mendengar jawaban salam dulu,tau2 dah masuk rumah aja.Dan aku juga gak merasa keberatan.Toh dia dah seperti saudara sendiri.Kadang dia juga suka nginap di rumahku sambil ngerjain tugas.Biasa minjam komputer.Enak kan kalo gratis.

jilbab toket (3)
Pagi itu hari rabu pas libur kuliah sehari.Sekitar jam 8 pagi,kami sedang asyik masyuk bercinta dengan istriku setelah kami lebih dulu nonton BF.Karena dah kebelet,kami langsung ngelanjutin ngentotan di kamar tanpa lebih dulu mematikan DVD player.Pintu rumah juga gak dikunci.Lagian siapa yang mau dateng pagi2 pas liburan.

Cukup lama aku ngentot sama istriku.Kami melakukan berbagai macam gaya.Sampe kami merasa puas dan kelelahan.Bahkan istriku Nida sampe pulas tertidur karena kecapekan.Sampe2 digoyang2 badannya gak bangun.Mungkin saking lelahnya.Padahal aku pengen nambah loh.Karena haus,aku keluar dari kamar yang lupa kututup.Ketika nyampe ruang tengah aku kaget.Lho kok DVD sama TV mati?Siapa yang matiin ya?Batinku.Aku telanjang loh pas itu.

Ketika aku mau ke dapur,aku mendengar suara desahan dan rintihan dari kamar belakang.Lho,kok sepertinya aku mengenal suaranya.Tapi bagen lah.Karena semakin erotis,membuatku jadi penasaran.Siapa gerangan ya?Lalu dengan perlahan aku mendekati kamar yang pintunya terbuka sedikit.

jilbab toket (4)
Subhanallaah!!!Maa ajmalahaa.Alangkah indahnya.Kulihat Nafisah gak telanjang sih,cuman naekin jubahnya ke atas sebatas payudaranya.Kulihat dia lagi meluk guling.Tangan kanannya maenin memeknya.Tangan kirinya ngeremasin toketnya sendiri.Kadang dia meluk2 guling.Aku berdiri terpana melihat pemandangan indah ini.Kulihat memek Nafisah merekah merah nan indah dihiasi lebatnya bulu nan hitam.Payudaranya yang putih dan pentilnya yang berwarna pink.Ukurannya sekitar 36D.Tampak dia sangat menikmati yang dia lakukan tanpa menyadari aku yang berdiri mematung menyaksikan yang dia lakukan.Tak terasa kontolku jadi bangun dan berdiri kokoh.Sekitar 10 menitan aku menyaksikan Nafisah yang lagi asyik tanpa dia sadari.Perlahan aku dorong pintunya ke dalam untuk melihat lebih dekat dan jelas.

Nafisah tidak menyadari kalo aku dah masuk dan ada dekat dia.Maklum,disamping dia lagi horny berat dan asyik masturbasi,wajah dia ditutupi bantal.Entah apa maksudnya.Kutatap dan kulihat dengan jelas.Memek nafisah dah basah oleh lendir.Kulihat paha nafisah sangat putih mulus.Pantat dia tampak bergoyang2.Perlu diketahui,pantat Nafisah lebih bohay dari pantat istriku.

jilbab toket (5)

Kulihat jemari Nafisah menggesek2 memeknya dan memainkan itilnya.Mulutku jadi ngiler ngelihatnya.Jakunku naik turun.Aku berusaha mengatur nafas.Terasa kontolku semakin keras dan menegan.Dengan perlahan kututup pintu biar rapat.
Jantungku dagdigdug gak jelas.Karena aku sudah gak kuat dan horni berat melihat Nafisah yang lagi ngangkang dan maenin memek dan itilnya,maka dengan perlahan aku mendekatkan kepalaku diantara kedua paha nafisah yang mengangkang lebar.Tercium bau cairan khas yang keluar dari memek.Kepalaku semakin mendekati pangkal pahanya. Ambo….y!!!Seger banget!!!Gila gan!Memeknya merekah indah.Aku semakin mendekatkan kepalaku.Nafisah belum nyadar juga kalo kepalaku sejengkal depan memek dia.Telunjuk Nafisah asyik gesek2 itilnya.Asli sampe ngiler gan.Memek sempit dengan lobang kecil ditumbuhi bulu lebat hitam nan tertata rapi.

Gila gan,pahanya tuh!Putih dan muluz banget.Bikin gemez aja.Aku sampe ngiler dan ngaceng berat melihat memek indah Nafisah.Karena sudah gak kuat,aku langsung memegang erat kedua paha Nafisah dan mulutku langsung nyosor memeknya yang sudah sangat basah oleh lendir kenikmatan.

jilbab toket (6)
Nafisah tampak sangat kaget. “A…..w!!!” Teriak dia mendapat perlakuan begitu.Dia berontak dan meronta2.Tapi pegangan tanganku di pahanya sangat kuat dan mulutku dah aktif nyosor dan jilatin memeknya.Kusedot2 itilnya dan kusapu lobang memeknya dengan lidahku.Kuhisap habis cairan yang keluar dari memek Nafisah.Sekarang Nafisah gak meronta2 lagi malah ganti dengan desahan dan rintihan erotis. “A…..h,uo….h,sshhh a….h!!!.Terus A….!Teru….s!!!”. Dengan rakusnya aku jilatin dan nyedot2 memeknya.Tiba2 Nafisah mengapitkan kedua pahanya dan menjambak rambutku sehingga aku hampir sulit bernafas. “A…..h!” Nafisah berteriak merasakan kenikmatan.Dari memeknya keluar lagi cairan kenikmatan yang habis kusapu dan kuhisap sampe habis.

Aku langsung menaiki tubuh Nafisah.Dia tampak pasrah dan menantikan yang kulakukan selanjutnya.Kuremas payudaranya dengan kedua tanganku.Kadang kujilat dan kuhisap puting susunya.Sehingga Nafisah semakin merintih dan mendesah.Aku dah lupa diri terhanyut dalam buaian nafsu syahwat yang melandaku.Akal sehatku dah hilang sudah.

Kutarik dan kulepas jubah dan jilbab Nafisah ke atas.Kutarik BH-nya di atas dadanya sampe terlepas.Kini dalam dekapanku terbujur sesosok akhwat yang telanjang bulat dengan body yang sangat aduhai.Pantat semok dan payudara putih mengkal dengan puting berwarna pink.Kira2 gedenya sekitar 36D.Lehernya yang putih jenjang habis kujilat dan kucupangi.Sehingga nampak bekas tanda merah sisa cupanganku.

 Nafisah semakin pasrah aja.Dia menatapku nanar dan tidak menolak.Ketika ku kiz bibirnya,dia malah membalasnya dengan ganas.Tangan dia mencari2 sesuatu dan hinggap di kontolku.Dia tampak kaget memegang kontolku yang super tegang gede dan panjang.Tapi selanjutnya malah dia mengocok2 dan meremas2 kontolku.Kujilati telinga dia hingga dia tambah merintih.Lalu jilatanku beralih ke payudaranya yang putih mengkal.Tak luput aku mencupangnya juga dengan ganas.

jilbab toket (7)

“A Eggy,Nafisah sayang kamu A”. Kata dia dengan desahnya yang erotis.
Lalu aku bersiap mengarahkan dan membimbing kontolku ke arah lobang memek Nafisah.Kedua pahanya semakin kubuka lebar.Tampak mata Nafisah merem melek dan dia menggigit2 bibir bawahnya karena saking nikmatnya kala kontolku kuusap2 tepat di lobang memeknya. “A….h,uo….h,ssshhh a….kh!Cepet masukin kontolna A.Cepet ewe memek Nafisah”. Desahnya.Nafsu syahwat telah membuat Nafisah lupa kalo dia seorang akhwat.Seorang perempuan yang menjaga dan menutupi semua auratnya.Dia malah ngomong jorok pengen cepet2 kuentot.

jilbab toket (12)

“Aa masukin ya sayang?” Nafisah cuma mengangguk tanda setuju.Lalu aku semakin menggesek2 kontolku di lobang memeknya.Memek dia semakin basah dan licin aja.Maka dengan perlahan kutekan masuk kontolku ke dalam memeknya.Blep,kontolku masuk helemnya doang.Terasa sangat hangat dan nikmat.Memeknya meremas dengan kuat dan terasa ngempot2 mau nyedot kontolku kedalam.Karena sudah basah dan licin,tak sulit aku dalam mendorong masuk kontolku.Tampaknya memek nafisah dah bener2 siap untuk dimasukin kontol.Ketika kutekan lagi kedalam,terasa ada sesuatu yang mengganjal.Tapi dengan memompa secara perlahan dan disertai hentakan agak kuat,slep,pret blez!! “.A….kh!” Nafisah berteriak merasakan sedikit perih di memeknya tatkala kontolku berhasil masuk seluruhnya kedalam memek Nafisah Aku membiarkan sejenak kontolku didalam memek Nafisah merasakan sensasi nikmat yang tak terlukiskan.Kontolku terasa terjepit dan diremas memek Nafisah.Memeknya seperti menyedot kontolku.Kala aku mulai memompa keluar masuk kontolku,Nafisah mulai mendesah erotis lagi.Kami bermain bibir sama dia.Kadang kujilati telinganya dan ini semakin membuat Nafisah mendesah.

jilbab toket (8)

Ketika aku memompa dengan ritme cepat,tiba2 dia memeluk aku dan menghimpitkan kedua kakinya di pinggangku dan berteriak, “a…..h,A Eggy….!!!” Mungkin dia orgasme.Terasa memeknya berkedut2.Kubiarkan sejenak.Setelah itu aku memompa kontolku lagi.Walau terasa licin,tapi jepitan memeknya terasa kuat.Aku merasakan ngilu bercampur nikmat tiada tara.Aneh juga,aku belum mau keluar juga.Mungkin ini karena sebelumnya aku maen dulu sama istriku Nida.Pantat Nafisah tak berhenti bergoyang mengimbangi setiap sodokan kontolku.Mulut Nafisah tak berhenti mendesah.Kadang bercampur ucapan jorok.Membuat aku semakin mempercepat setiap sodokan kontolku.Sekitar 40 menitan aku memompa kontolku di memek Nafisah.Dan aku merasakan sesuatu mau keluar dari kontolku.Semakin kupercepat sodokanku. “Sayang,aa mau keluar ne!!!” Dan ketika pada hentakan terakhir,ser,crot crot crot,kontolku memuntahkan laharnya dengan banyak.Disertai teriakan Nafisah sambil mencakar punggungku dan menggigit pundakku. “A…..h,a Eggy….!!!” Lalu aku terkulai lemas diatas tubuh Nafisah.Dia memelukku dengan erat.Kami merasakan sisa2 orgasme kami.Setelah itu aku jatuh disamping tubuh Nafisah.Tiba2 setelah itu,Nafisah mengambil bantal dan menutupi memek dan teteknya dengan cara mendekap bantal itu.Dia terisak dan memalingkan mukanya.Aku juga seperti tersadar.Kulihat Nafisah memunggungiku.Kupegang dan kuusap pundaknya,tapi dia melepaskannya.Dia seperti ingin menangis dengan keras,tapi dia menahannya.

jilbab toket (9)

“Nafisah,maafin A Eggy ya!!!Aa bener2 khilaf.Sungguh aa sangat menyesal”. Kutarik tubuh dia dan memeluknya sambil membelai rambutnya.Dia terisak dan membenamkan wajahnya di dadaku.”Gak apa2 A.Lagian salah Nafisah juga.Datang ke rumah Aa tanpa memberi tahu dulu.Tadi Nafisah dah salam sampe beberapa kali,tapi gak ada jawaban.Tapi TV terus nyala.Nafisah masuk aja sapa tau Aa dan Nida gak dengar karena sibuk.Pas masuk ke rumah,liat film begitu.Terus ada suara Aa sama Nida di kamar.Pas diliat,lagi gituan.Ya udah,karna gak kuat,aku masuk kamar belakang.Tau2 pas sadar,kita dah ngelakuin begini”. Babarnya disertai isakan. “Sekali lagi maafin Aa ya!” “Gak apa2 a.Toh dah terjadi.Mau gimana lagi.Toh aku juga sama2 menikmatinya.Cuman aku gak enak sama Nida aja A”.

jilbab toket (11)
Aku langsung terperanjat.Sambil bilang tunggu sebentar,aku mengendap2 pergi ke kamar depan.Kulihat Nida masih tertidur pulas.Mungkin karena capek banget.Alhamdulillaah.Untung saja dia gak bangun.Kalo dia tahu,bisa kiamat nanti.

jilbab toket (10)

Lalu aku menutup pintu kamarku pelan2 sampe rapat.Lalu berjingkat2 kembali ke kamar belakang nyamperin Nafisah lagi.Kulihat dia duduk termenung dan matanya sembab.Kuhampiri dia dan duduk disampingnya.Kubelai rambutnya lalu kukecup keningnya.Dia diam saja.Dan pandangan matanya kosong kedepan.Sambil kubelai rambutnya,aku ngomong sama dia. “Nafisah,maafin Aa ya.Aa akan tanggung jawab dengan menikahimu.Walau secara siri dulu.Aa gak mau sampe Nida tahu dulu.Dan aa harap,kamu bisa mengerti”. “Beneran yang aa bilang?” “Bener Nafisah.Aa gak mau jadi lelaki yang gak bertanggung jawab.Aa gak mau rumah tangga aa yang baru 3bulan sama Nida hancur berantakan.Kuharap kamu mengerti”. Nafisah cuma mengang tanda mengerti.Aku memeluk dia sambil mengelus2 punggung dia.Kulihat dibekas CD dia yang dipake membersihkan sisa2 hubungan kami terlihat ada bercak darah kemerahan.Aku telah merenggut keperawanan Nafisah.Lalu kuusap2 payudaranya.Dia mendesah lagi. “Sudah a,nanti Nida bangun.Bisa gawat nanti”. Kata Nafisah. “Tenang aja sayang,dia lagi pules tidur”. Jawabku. “Jangan a,Nafisah takut” “.Takut apa sayang?Tenang aja.Kita maennya pelan2 ya”. Langsung kupeluk dan kutindih dia.Kami bermain cinta lagi walau disertai degdegan takut Nida bangun.Tapi sensasinya sangat luar biasa.Bahkan kalo Nafisah mendesah agak keras,lalu kulumat bibirnya.Ya takut Nida bangun dan ketahuan.Bisa gawat nanti.Kami melakukan dengan berbagai macam gaya.Terasa lebih nikmat karena terkejar waktu.Kami melakukannya hampir 1 jam.Kadang kami berhenti sambil melihat situasi.Setelah dirasa aman,kami lanjut lagi.Aku merasa sangat puas.Karena dapat menikmati seluruh lekuk tubuh Nafisah dengan sempurna gak seperti main yang pertama.Setelah puas,Nafisah membersihkan badannya dengan handuk.Lalu setelah merapikan pakaiannya kembali,dia pamit pulang.Ya takut ketauan Nida.Beruntung dia datang pake motor beatnya.Setelah pulang,aku kembali ke kamar tidurku dan tidur pulas.Tau2 aku dibangunin Nida. “Abi,bangun,cepet mandi gih.Kita sholat jamaah ya.Katanya.Lalu setelah mandi,aku sholat berjamaah sama istriku ini.Dilanjutkan dengan makan siang”.

jilbab toket (1)

Begitulah kisahku *****.Selanjutnya hubunganku sama Nafisah tetap berlanjut.Aku belum menikahinya,toh Nafisah juga gak menuntut.Kadang kami bercinta dengan Nafisah pas ada istriku loh,di dapur,di kamar mandi lah.Pokoknya setiap ada kesempatan dan memungkinkan kami lakukan.Tapi ya gak bisa sambil telanjang.Cukup singkap rok ke atas sama pelorotin celdam lalu nungging,jadi deh.Pokoknya sangat nikmat.
Percaya atau tidak,akhirnya aku menikahi Nafisah.Tentu dengan seizin istriku.Setelah melalui pendekatan Nafisah ke Nida melalui curhat dan sharing pendapat.Dalam jamaah kami,polygami adalah sesuatu yang wajar.