TANTI 2 : WINDY

Malam terasa dingin. Gerimis masih mengguyur pelan ketika aku tiba di rumah Tanti. Seiring usia kandungannya yang semakin besar, ia sudah tidak bisa lagi menjemputku di terminal. Dokter melarangnya menyetir mobil sendirian. Jadi terpaksa aku harus naik angkot kalau mau ke rumahnya. Meski jadi agak lama dan sedikit berdesak-desakan, tapi aku rela melakukannya. Demi bisa meniduri wanita cantik dan montok seperti dia, apapun akan aku lakukan.

Kulihat rumahnya sangat sepi. Hanya lampu teras yang menyala, menerangi halamannya yang mungil namun cukup asri. Ruang tamu terlihat agak sedikit gelap, tidak ada tanda-tanda kehidupan. Apakah dia ada di rumah? Atau sedang tertidur? Untuk memastikan, kupencet bel di pintu. Tak lama kemudian, kudengar suara langkah kaki. Tanti melongokkan kepalanya yang berbalut jilbab dari celah jendela dan langsung tersenyum begitu melihatku.

“Ayo masuk, mas. Dingin ya?“ ujarnya sambil membukakan pintu dan mengelus pipiku pelan.

“Iya, hujan terus dari aku berangkat tadi.” kupeluk dia dan kucium bibirnya sekilas sebagai salam perkenalan.

“Kangen ya?“ godanya.

“Ya iyalah. Masa nggak kangen?!“ kataku sambil mendorong tubuhnya hingga jatuh ke sofa, dan menindihnya. Tapi pelukanku terganjal tonjolan perutnya yang sudah membulat cukup besar.

“Sabar, mas, sabar. Kita masih punya banyak waktu. Suamiku masih besok sore pulangnya.“ ia memijit hidungku.

“Mana bisa sabar melihat kemontokan tubuhmu, Tan.“ Kuelus pipinya yang bulat, kudekatkan kepalaku, dan kucium pelan bibirnya. Pagutanku dibalas olehnya. Kami saling berpagutan penuh cinta untuk beberapa saat.

”Masa langsung main, mas? Nggak pengen makan dulu?” tawar Tanti saat ciuman kami terlepas. Malam itu ia terlihat cukup cantik, kemeja gombrong dan rok panjang yang ia kenakan tidak bisa menutupi kemolekan dan kesintalan tubuhnya. Bokong dan buah dadanya juga terlihat cukup besar dan membulat karena usia kehamilannya.

”Makan bisa menunggu. Aku sudah tidak sabar pengen merasakan tubuhmu, Tan.” kupeluk dia, kulingkarkan tanganku untuk memberi elusan pada punggungnya. Selanjutnya dengan lihai, jari-jariku menyusup masuk ke dalam bajunya untuk mencari tonjolan buah dadanya yang masih tertutup BH. Kuremas-remas pelan daging empuk itu saat sudah berada dalam genggamanku.

“Ehmm, mas!” Tanti melenguh. Ia semakin rakus membalas lumatanku, lidah kami saling membelit dan menghisap, pagutan demi pagutan membuat mulut kami semakin basah oleh air liur. “Kamu nakal,“ ujarnya genit sembari mencekal tanganku yang semakin jauh masuk ke dalam cup BH-nya.

“Aku sudah lama merindukanmu, Tan. Sudah berapa lama kita nggak ketemu?” tanyaku sambil terus meremas-remas gemas kedua buah dadanya dan sesekali memilin-milin putingnya.

”Ehm, nggak tahu, mas. Ehsss… cukup lama kayaknya. Ughhh… aku juga kangen mas. Kangen yang ini!!” Tanti mengulurkan tangan dan membelai lembut kontolku yang sudah ngaceng parah di dalam celana. Kubalas dengan menyingkap rok panjangnya ke atas dan mengelus-elus pahanya yang halus dan putih mulus. Saat kuraba selangkangannya, terasa kalau daerah itu sudah mulai basah.

“Kamu ngompol ya, Tan?“ tanyaku menggoda. Kuselipkan tanganku ke celah celana dalamnya dan kubelai bibir vaginanya yang sudah sangat lengket dan licin.

“Mas sih… bikin aku nggak tahan.” sahut Tanti di sela-sela nafasnya yang turun naik. Buah dadanya yang kian membusung padat terasa makin membesar dalam genggamanku.

Penasaran, aku pun membuka jilbab dan kemejanya. Kulepas kancingnya satu per satu hingga bisa kulihat tonjolan buah dadanya yang masih terbungkus BH merah berenda. Sungguh indah sekali, begitu besarnya hingga benda itu nampak seperti tidak muat dalam kungkungan cup BH-nya. Beberapa bagiannya tergencet hingga terhimpit keluar. “Nggak sakit, Tan?” tanyaku. ”Kayak sesak banget gitu.”

Tanti tersenyum. ”Makanya cepetan dibuka, mas.” katanya menantang.

Segera kulepas kait BH yang ada di punggungnya. Tanti bernafas lega saat aku berhasil melakukannya. kutarik BH itu dan kubuang begitu saja ke lantai. Kini dihadapanku terpampang payudara Tanti yang bulat indah, yang tidak akan mampu kutangkup meski dengan dua tangan. Putingnya yang dulu kemerahan, kini tampak agak menghitam, tapi asyiknya, jadi sedikit lebih besar dan panjang, hampir seujung jari jempolku. Pasti nikmat sekali menyusu disana. Melihat ukurannya, benda itu tampak seperti tidak mau kalah dengan perut Tanti yang kelihatan semakin membesar.

”Kok bengong, mas?” tanya Tanti heran. ”Biasanya mas paling suka sama susuku,” tambahnya sambil meremas-remas payudaranya sendiri.

Aku yang tersadar segera menurunkan kepala dan perlahan mulai mengulum putingnya. ”Indah sekali, Tan. Gede banget, tapi tetap bulat dan kencang.” sambil berkata, kujulurkan lidahku dan mulai menjilati putingnya.

”Ehhsss…” Tanti mendesah dan memegangi kepalaku, tangan satunya turun ke bawah dan meremas-remas penisku. ”Emang punya istri mas dulu nggak seperti ini?” tanyanya, teringat istriku yang sudah hamil duluan.

”Tambah gede sih, tapi tidak sebesar punyamu ini.” kuremas-remas terus tonjolan buah dadanya bergantian sambil tak henti-hentinya kujilat dan kuhisap putingnya.

”Ehmm… mas!” Tanti merintih dan menggelinjang. Berbaring pasrah di sofa ruang tamu, dia berusaha menarik turun celanaku. Kubantu dia dengan berdiri sebentar, tapi tanganku tetap hinggap di atas bukit payudaranya, meremas-remas pelan disana.

Tanti berbinar melihat penisku yang sudah siap mengoyak-oyak lubang vaginanya. Ia mengelusnya pelan sambil berbisik, ”Ehm… mas, punyamu selalu bikin aku gemes.” ujarnya sambil meremas batangku agak sedikit keras.

“Auw! Sakit, Tan!” aku mengaduh, dan kubalas dengan menarik kedua putingnya kuat-kuat.

”Auw! Mas!!!” Tanti ikut mengaduh, dia memandangiku dan selanjutnya kami tertawa berbarengan. Mesra sekali.

“Ayo, Tan. Aku jauh-jauh datang kemarin bukan cuma untuk bercanda denganmu.” kutarik turun celana dalamnya hingga Tanti benar-benar telanjang sekarang. Tanpa berkedip kupandangi tubuhnya yang putih mulus tanpa cacat.

Wajahnya yang manis sekarang jadi agak sedikit chubby, tapi sama sekali tidak mengurangi nafsuku untuk menggumulinya. Menggantung di depan dada, tampak kedua tonjolan payudaranya yang cukup besar, yang ukurannya hampir dua kali lipat dari ukuran semula. Putingnya jadi agak sedikit hitam, tapi begitu menonjol ke depan. Perutnya yang membuncit sudah nampak begitu besar, menyembunyikan dengan baik lubang vaginanya yang kini sudah tercukur bersih. ”Buat persiapan melahirkan,” jelas Tanti saat kutanya alasannya. Sungguh, begitu sangat sempurna wanita satu ini. Melihatnya saja sudah membuatku terangsang berat.

”Tubuhmu indah sekali, Tan.” bisikku sambil membelai kemana-mana, mulai dari betis hingga ke pundaknya. Parkir di depan dada, kembali kupilin-pilin putingnya.

”Ehmm, mas!” Tanti mendesah dan memelukku. Kami berciuman. Perlahan mulai kugesekkan batang penisku ke belahan memeknya. Dia sekarang sudah berbaring pasrah di sofa, siap menerima tusukan dan hunjamanku.

“Aku masukkan sekarang, Tan.” Kutatap matanya yang bulat sayu saat aku mulai mendorong. Sebelumnya kusuruh Tanti untuk mengulum penisku sebentar agar benda itu jadi agak sedikit basah.

“Ahh, iya. Agak ke bawah, mas!!” balasnya genit. Dia meremas penisku dan membimbingnya agar masuk ke lubang yang tepat. Dengan usia kehamilannya yang sudah mendekati akhir, memang jadi agak sulit untuk menyetubuhinya. Tapi bonusnya, rasa memek Tanti jadi luar biasa nikmat; sempit dan sangat menggigit sekali. Ditunjang dengan kemontokan dan kesintalan tubuhnya yang berlipat ganda, aku makin ketagihan dibuatnya.

Kuelus payudaranya yang mulus bak pualam saat ujung penisku mulai mencari celahnya, tapi ternyata sangat sulit sekali. Beberapa kali pun aku mencoba, aku terus salah sasaran. Perut buncit Tanti menyulitkan gerakanku.

”Tan?” kupanggil namanya agar dia membantuku.

“Aku diatas saja, mas.” kata Tanti setelah berpikir sejenak. Dia bangun dari posisi tidurnya dan merangkul pundakku. Kini gantian aku yang rebahan di sofa. Tanti menduduki bagian bawah perutku, berjongkok disana. Lubang memeknya yang sudah menganga lebar tepat berada di depan batang penisku. Tanti memeganginya dan perlahan mengarahkannya masuk.

“Kontolmu gede banget, mas!” bisiknya saat merasa kesulitan menelan penisku.

”Ah, memekmu aja yang terlalu sempit.” balasku sambil meraba dan meremas tonjolan buah dadanya yang menggantung padat dan keras.

”Ehm… mas!!” Tanti terus berusaha menekan pinggulnya ke bawah, sedikit demi sedikit penisku mulai menerobos masuk menembus lubang surgawinya. Dia agak sedikit meringis saat menerimanya, campuran antara rasa geli dan perih.

”Pelan-pelan aja, Tan.” aku tidak ingin persetubuhan ini membuatnya kesakitan, bagaimanapun dia kan lagi hamil besar.

Tanti menurut, dia menekan pinggulnya perlahan.

“Bodoh banget suamimu, Tan. Istri secantik kamu disia-siakan.” ujarku sambil menekan pinggul ke atas, membantunya agar kelamin kami lekas bertaut dan saling mengisi.

Tanti menutup mulutku dengan bibirnya. Dia menciumku dan berbisik, “Jangan kau sebut dia, mas. Aku milikmu malam ini.” dan sehabis berkata begitu, ia menyentakkan pinggulnya keras-keras ke bawah, menduduki penisku hingga amblaslah benda itu menembus ke kedalaman lubang vaginanya.

Pekikan tertahan kami keluarkan secara bersamaan, “Aarrgghhhhhhhhhhhhh…!!” rasanya sungguh sangat nikmat. Memek Tanti menjepit batang kontolku begitu ketat, sementara kupenuhi lubang vaginanya hingga ke relung yang terdalam.

Kami kembali berciuman, dengan tanganku tak henti-henti membelai dan meremas-remas buah dadanya yang menggantung indah di depanku mataku. ”Genjot bareng, Tan.” bisikku kepadanya.

Tanti mengangguk dan mulai menggerakkan pinggulnya, memompa bokong besarnya ke atas dan ke bawah, menelan dan meludahkan penisku tapi tidak sampai melepasnya, menciptakan rasa yang begitu nikmat akibat gesekan kelamin kami berdua. Jepitan vaginanya terasa kuat sekali, membuat kontolku serasa diremas-remas oleh dagingnya yang empuk.

“Tan, nikmat banget. Aku nggak kuat.” bisikku sambil menciumi pundaknya.

“Tahan, mas. Jangan keluar dulu!” ujarnya sambil mencari bibirku dan melumatnya dengan rakus. Sekali lagi kami berciuman panas dan mesra. Di bawah, pinggul kami masih terus saling mengisi dan memacu penuh birahi. Keringat sudah membasahi tubuh kami berdua. Kuremas-remas payudara Tanti sambil kunikmati kehangatan vaginanya.

Detik demi detik harus kujalani dengan berat, aku harus berusaha keras menahan gairahku agar tidak keburu meledak. Namun apa daya, tubuh Tanti terasa begitu nikmat. Hingga akhirnya, ketika aku sudah tidak kuat lagi, akupun merangkulnya dan melenguh keras di bawah tubuhnya. ”Taannn… aku keluar! AARGGHHHHHHHH…” rintihku sambil mempercepat genjotan dan menusukkan penisku dalam-dalam. Sedikit terkejang-kejang, kusemprotkan seluruh spermaku ke dalam liang rahimnya.

”Ahh… mas!!” Tanti ikut melenguh dengan tubuh melengkung ke belakang. Buah dadanya yang besar jadi membusung indah, tepat di depan wajahku. Sambil menikmati guyuran air cintanya di batang penisku, akupun menjilat dan menciuminya.

Dengan kelamin masih bertaut erat, kami berpelukan. Nafas kami terengah-engah. Kubiarkan Tanti menikmati orgasmenya sejenak sebelum kuangkat tubuhnya dan kutidurkan di sofa. Penisku yang sudah setengah mengkerut dengan mudah lepas dari jepitan vaginanya.

”Enak banget, mas. Nanti kita lanjutin lagi ya?” tersenyum Tanti memandangiku yang duduk kelelahan di sebelahnya. ”Ehmm,” dia melenguh saat tanganku kembali meremas-remas tonjolan buah dadanya. Entah kenapa, aku sangat suka sekali dengan benda putih mulus itu.

“Andai bisa begini tiap hari, Tan…” kataku menerawang, membayangkan seandainya Tanti yang menjadi istriku, aku pasti akan sangat bahagia.

“Jangan, mas.” Tanti menggeleng. ”Lebih baik begini. Sensasinya lebih terasa.” dia tertawa.

”Dasar kamu,” kucubit hidungnya yang bangir. Kami berciuman sekali lagi sebelum kemudian Tanti minta diri untuk pergi ke kamar mandi.

”Kebelet kencing,” dia terkikik dan berjalan cepat ke belakang, meninggalkanku dengan goyangan pinggulnya yang masih telanjang.

Kulirik jam di dinding, sudah hampir tengah malam. Lama juga kami bermain tadi, sama sekali tidak terasa. Kenikmatan memang membuat waktu begitu cepat berlalu. Kuambil celana untuk menutupi kontolku yang sudah mengkerut kecil, kutunggu Tanti sambil tidur rebahan di sofa, mengumpulkan tenaga untuk persiapan di ronde kedua.

***

“Mas, aahhhh… aku mau sampai!!” jerit Tanti keras, bersahutan dengan teriakan tukang sayur yang melengking cempreng di depan rumah.

Hari sudah pagi ketika aku menyetubuhinya untuk yang keempat kalinya hari itu. Semalaman kami tidak tidur, Tanti terus menggodaku dengan kemontokan dan kesintalan tubuhnya. Dan lama tidak bertemu membuatku dengan senang hati meladeninya. Pagi ini, saat dia sedang menyiapkan sarapan dengan tubuh telanjang, kusodok tubuhnya di meja dapur. Tanti membungkuk di meja makan, sementara aku menggenjot penisku dari belakang.

”Iya, terus, mas! Ughhh… enak!” rintihnya dengan vagina terasa menjepit kuat. Benar-benar luar biasa, meski sudah kupakai semalaman, benda itu masih tetap kaku dan ketat, sama sekali tidak terasa kendur sedikitpun. Aku menyukainya. Aku ketagihan dibuatnya. Dan aku tak tahan untuk menumpahkan sperma di dalam lorongnya.

Jadi, saat Tanti menyemburkan cairan cintanya, aku pun menyusul tak lama kemudian. ”ARGHHHH!!” kami sama-sama menjerit, panjang dan nikmat. Tubuh kami berkelojotan dengan keringat menetes deras, membasahi badan kami berdua yang melemas begitu cepat, seperti tak bertulang. Desahan dan hembusan nafas kami saling bersahutan, mengiringi tetesan lendir kental yang mengalir turun dari belahan memek Tanti saat aku mencabut penisku.

Tanti membuka matanya dan tersenyum, susah payah ia berusaha untuk duduk di kursi. ”Capek, mas.” ia berkata.

Aku segera membantunya, kami duduk bersisian di sofa depan teve dengan tubuh masih tetap telanjang. Kalau menginap di rumah Tanti, aku memang jarang memakai baju. Buat apa, toh nanti juga bakal dilepas.

Tanti menyandarkan kepalanya di pundakku dan berkata, ”Trims ya, mas, masih mau sama aku yang lagi hamil gini. Aku puas sekali.”

”Sama-sama, Tan. Apapun kondisi tubuhmu, aku tetap menyukainya.” sahutku sambil memagut bibirnya pelan. ”Malah kalau hamil gini, kamu jadi lebih cantik dan semok.” tambahku yang disambut cengiran manja olehnya.

Kami terdiam dalam hening untuk beberapa saat sebelum akhirnya Tanti kembali membuka suara, “Ehm, mas, masih ingat sama Windy?” tanyanya.

”Windy?” aku mencoba mengingat-ingat. Yang muncul dalam ingatanku adalah sesosok wanita kecil mungil tapi cantik, berjilbab juga seperti Tanti. Dulu sempat satu ruangan denganku, tapi sudah pindah ke kota lain setelah perusahaanku membuka cabang disana. ”Windy yang itu?” kuutarakan sosok dalam pikiranku.

Tanti mengiyakannya. ”Kemarin kami sempat berbincang-bincang di telepon.” katanya.

”Iya, lalu?” aku masih bingung dengan arah pembicaraan ini.

”Mas tahu kan kalau dia sudah menikah dari dulu?” tanya Tanti.

”Iya, kalau sampai sekarang… berarti sudah hampir tiga tahun.” sahutku membenarkan. Memang, diantara perempuan seruangan, Windy yang paling dulu melepas masa lajang. Tapi pantas sih, dia kan yang paling tua, hampir seumuranku. Kalo Tanti, empat tahun di bawahku. ”Emang ada apa dengan dia?” tanyaku tak mengerti.

”Sampai sekarang dia belum hamil, mas!” kata Tanti dengan pandangan penuh arti.

Mendengarnya membuatku bagai disambar petir di siang bolong, tanpa adanya hujan ataupun angin! Sungguh sangat-sangat mengagetkan. Dengan sedikit tergagap, akupun berkata. ”J-jangan bilang… k-kalau dia…”

”Iya, mas.” Tanti mengangguk. ”Windy ingin meminta bantuan mas untuk menghamilinya!”

”HAH!!!” aku melongo. Benar-benar kaget sekaligus bingung. Meski sudah bisa menebak arah jawabannya, tak urung aku tetap terdiam juga.

“Nggak usah norak gitu ah, mas!” Tanti menepuk pundakku. ”Biasa aja kali… dan harusnya mas senang, bisa menikmati tubuh perempuan secantik Windi.”

Aku menggeleng, ”G-gila kamu, Tan. A-aku nggak bisa. Ini…”

”Ah, nggak usah sok alim gitu.” Tanti memotong ucapanku. ”Bilang nggak bisa, nggak mau, tapi kontolnya ngaceng gitu! Mana bisa aku percaya!” dia lalu tertawa.

Aku benar-benar terhantam telak. Tidak ada kata-kata yang bisa kukeluarkan dari mulutku untuk membela diri. Yang aku bisa hanya ikut tertawa bersamanya sambil memeluk tubuh Tanti lebih erat. ”Emang kamu rela membagi tubuhku bersama Windy?” tanyaku pada akhirnya.

Tanti terdiam dan memandang ke arah teve yang menayangkan acara memasak pagi-pagi. ”Rela sih nggak.” dia berkata tanpa melihatku. ”Aku cuma kasihan sama Windy, sudah tiga tahun menikah, hampir empat malah, tapi belum juga dapat momongan. Pasti dia sangat tertekan sekali.” Ada sebulir cairan bening di sudut matanya. ”Aku sudah pernah merasakannya, mas. Dan itu sangat berat!” tambah Tanti dengan suara tertahan.

Aku segera memeluk dan mengecup pipinya. ”Iya, Tan. Aku mengerti. Kalau keputusanmu sudah begitu, aku cuma bisa ngikut aja.”

“Ngikut apa seneng nih?” Tanti melirikku, sedikit menyunggingkan bibir.

“Kalau bilang nggak seneng, nanti dikira munafik.” jawabku.

Tanti tersenyum dan memukul bahuku. “Dasar lelaki, dikasih ikan asin langsung aja nyamber!” dia menyamakanku dengan kucing.

“Eman-eman toh, daripada ikan asinnya jadi garing.” sahutku.

Kami pun tertawa berdua.

Selanjutnya Tanti menjabarkan bagaimana teknis PDKT-ku pada Windy agar perempuan itu tidak merasa jadi wanita murahan. Aku harus mendekatinya sebagai sosok seorang sahabat yang tulus memberikan bantuan, bukan sebagai seorang laki-laki licik yang pandai memanfaatkan situasi. Untuk itu, aku harus sabar dan pelan-pelan karena pada dasarnya aku dan Windy tidak begitu akrab. Dulu, saat masih seruangan, dia jarang kugoda karena sudah menikah, aku ingin menghormati suaminya. Tapi kini, itulah yang harus kulakukan. Jadi, bisakah aku melakukannya?!

***

Dengan bantuan Tanti, ternyata hal itu tidak menjadi suatu halangan yang berarti. Dalam waktu dua minggu, aku dan Windy sudah jadi begitu akrab, layaknya orang pacaran saja. Dimanapun dan kapanpun kami berada, sms dan telepon tidak pernah telat mengiringi. Bahkan istriku sampai curiga dibuatnya, dikiranya aku punya WIL. Aku harus bersusah payah berbohong dan menjelaskan kepadanya bahwa itu tidak benar. Bahkan aku sampai bersumpah segala. Maafkan aku, sayang!!!

Tapi gara-gara peristiwa itu, aku jadi bertekad, ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama. Dengan Tanti yang sudah berjalan berbulan-bulan saja aku tidak pernah ada masalah. Dengan Windy, belum apa-apa sudah terjadi hal seperti ini. Aku harus segera bertindak, terus maju atau malah mundur. Jadilah di pertemuan berikutnya dengan Tanti, aku mengutarakan maksudku.

”Mas yakin?” tanya Tanti sambil melepas behanya, membiarkan buah dadanya yang bulat besar tumpah ruah ke dalam telapak tanganku.

”Bilang pada Windy, bagaimana kalau minggu depan?” kuremas-remas daging empuk itu, putingnya yang terasa mengganjal kujepit dengan dua jari.

”Kenapa mas nggak bilang sendiri? Ehmmm!” Tanti melenguh saat kuendus lehernya yang jenjang.

”Sungkan, Tan.” di bawah, penisku yang sudah basah akibat kulumannya perlahan kuselipkan masuk ke dalam belahan vaginanya.

”Aghhh… mas!” Tanti merintih pelan. Matanya terpejam.

Kulumat bibirnya saat mulai menggerakkan pinggulku. ”Semakin cepat dia hamil, semakin bagus untuk kita semua, Tan.” bisikku di telinganya.

”Ahh… iya, mas!” Tanti merintih dan ikut menggerakkan pinggulnya.

Selanjutnya kami tidak berkata apa-apa lagi karena sibuk memuaskan birahi masing-masing.

***

Minggu depannya, dengan naik bis AKDP aku pergi ke kota S, tempat dimana rumah Windy berada. Tadi dia sudah sms kalau suaminya ada piket malam ini, harus lembur sampai besok pagi. Itulah kesempatan bagi kita berdua. ”Cuma delapan jam, mas, sampai besok pagi. Gimana?” tanya Windy dengan sedikit ragu.

”Itu sudah lebih dari cukup,” jawabku meyakinkannya.

Sesuai yang dikatakan Tanti, aku bisa menyetubuhi Windy malam ini. Sudah seminggu Tanti berusaha membujuknya, dan hasilnya, Windy cuma memberiku waktu delapan jam, malam ini. Suaminya sering berada di rumah, jarang keluar, jadi dia sangat sulit meluangkan waktu untuk bertemu denganku. Tapi tak apa, itu juga sudah cukup, yang penting aku bisa menaburkan benihku ke dalam memeknya, meski sepertinya aku harus sedikit bekerja keras malam ini.

Tiba di terminal, aku menunggu sekitar limabelas menit sebelum akhirnya Windy muncul. Sosok mungil berwajah manis itu menyapaku ramah, ”Sudah lama nunggu, mas?” tanyanya sambil tersenyum manis.

“Belum, baru aja.” jawabku terus-terang. Kulihat dia agak sedikit gemuk sekarang.

“Maaf, harus nunggu suamiku berangkat kerja dulu.” jelasnya. ”Ya udah yuk, kita ke rumah.” Windy berbalik dan mengajakku menuju ke mobilnya yang terparkir di luar terminal.

Kuikuti dia, berjalan sedikit di sebelah kirinya. Kuperhatikan, dandanan Windy masih tetap seperti dulu; jilbab lebar membingkai wajah ovalnya, dengan baju lengan panjang untuk menyembunyikan tubuh sintalnya. Windy memang terkenal memiliki payudara yang cukup besar. Dulu hal itu sering jadi bahan olok-olok teman-temannya, dibilangnya tubuh Windy tidak proporsional; badan kurus tapi payudaranya bulat besar, seperti semua lemaknya ditumpuk di daerah situ. Aku sama sekali tidak setuju dengan mereka. Menurutku, justru wanita seperti itulah yang paling seksi!

Sebagai bawahan, Windy mengenakan celana leging hitam yang cukup ketat. Dengan jelas mencetak bentuk paha dan pinggulnya meski masih terhalang baju atasannya yang menjuntai sampai ke lutut. Kulitnya yang putih bersih disaput bedak tipis di bagian muka, sedang bibirnya yang merah pucat dibiarkan polos tanpa lipstik. Tapi justru dandanan natural seperti itulah yang membuat Windy jadi kelihatan makin cantik. Aku jadi makin tak sabar untuk menelanjangi dan menindih tubuh sintalnya.

Di sepanjang perjalanan, Windy banyak bercerita tentang dirinya. Mulai dari hobi dan kesibukannya, hingga rahasia perkawinannya yang ia pendam rapat-rapat selama tiga tahun ini. ”Penis suamiku kecil, mas.” katanya lirih. ”Tahu sendirikan kan gimana gemuknya dia… Ditambah kualitas spermanya yang kurang bagus, jadilah aku tidak hamil-hamil sampai saat ini.”

”Aku turut prihatin, Win.” kupegang tangan kirinya yang ada di tuas persneling, ia tidak menolak. Hmm, suatu tanda yang cukup bagus.

”Aku harap mas bisa memecahkan masalah itu,” kata Windy penuh harap.

”Yakinlah, Win. Tanti sudah membuktikannya.” sahutku.

Windi mengangguk dan tersenyum. ”Iya, mas. Tanti sudah menceritakan semuanya.”

”Ehm… soal suamimu, apa dia tidak curiga kalau lihat kamu tiba-tiba hamil?” ini pertanyaan standar.

”Biar aja,” Windy membelokkan mobilnya ke arah gang perumahan. ”Bagiku, semua tidak ada bedanya. Kalau tidak hamil-hamil, dia mengancam akan menceraikanku. Jadi, kalau misal dia tahu aku hamil dengan orang lain dan menceraikanku, minimal aku sudah punya bayi. Darah dagingku sendiri, yang bisa menemaniku menikmati sisa hidupku.”

Aku terenyuh mendengar kata-katanya, sempat tidak tahu harus berkata apa. ”Wah, repot juga ya?” akhirnya hanya itu yang bisa aku ucapkan, dengan tangan menggaruk-garuk rambutku yang tidak gatal.

”Kita sampai, mas.” Windy menepikan mobilnya di depan sebuah rumah yang cukup besar. Setelah kubukakan pintu gerbangnya, dia memasukkan mobilnya ke dalam garasi.

”Bagus juga rumahmu,” aku berkomentar saat Windy mengajakku masuk ke ruang tamu.

”Rumah suamiku.” ia meralat. ”kalau kami bercerai, aku harus pergi dari sini.” tambahnya, yang sekali lagi membuatku malu dan terdiam. Ternyata, di balik keharmonisan rumah tangganya, tersimpan bara api yang cukup besar, yang siap meledak sewaktu-waktu.

“Makan dulu ya, mas, baru setelah itu kita…” Windy tidak meneruskan kata-katanya, ”Atau mas mau langsung sekarang?” tanyanya dengan senyum manis menggoda.

Glek! Aku kesulitan menelan ludah, tidak menyangka kalau dia akan menyerang frontal seperti ini. “Ehm… m-makan, iya makan… makan dulu.” jawabku tergagap.

Windy tertawa tergelak melihat sikapku. “Santai aja, mas. Kok jadi mas yang grogi sih.” sindirnya.

Bener juga, yang mau selingkuh kan Windy, kok jadi aku yang grogi?! ”Hehe… maklum aja, Win. Aku benar-benar nggak nyangka bisa melakukan ini sama kamu.” jawabku terus terang.

Windy kemudian mengajakku ke ruang tengah, tempat dimana meja makan berada. Kami makan bareng, bersisian. Selama itu Windy terus mengajakku ngobrol, bakat ceriwisnya ternyata belum hilang. Dia menanyakan kabar anak dan istriku, juga teman-teman di kantor yang ia kenal. Bahkan tukang gorengan yang dulu menjadi langganan kami juga ia tanyakan.

Kujawab semua sambil menikmati wajah cantiknya. Windy tidak keberatan aku menatapnya penuh nafsu, bahkan dia yang menyuruh. ”Biar mas nggak grogi.” katanya.

Selesai makan, Windy mengajakku masuk ke dalam kamarnya. ”Kita lakukan disini, mas.” ia berkata sambil melepas jilbabnya, mempertontonkan rambut hitamnya yang panjang dan lebat.

”Kamu cantik, Win.” kataku memuji, jujur dari dalam hati.

Windy tertawa, ”Sudah dari dulu, mas. Kalau nggak, masa sih aku bisa kawin duluan.” sahutnya, membuatku ikut tertawa. Dia kemudian pamit untuk gosok gigi sebentar.

Sementara dia berada di kamar mandi, kuedarkan pandanganku ke seantero ruangan. Kamar itu terlihat cukup mewah; ranjang besar tertata rapi tepat di sudut, ada kamar mandi dalam tempat dimana Windy sekarang berada (terdengar suara gemericik air dari sana), dua lemari besar berjajar kokoh di sebelah jendela, serta seperangkat audio dan teve layar datar 29’ di atas meja. Kesan yang kudapat: Windy cukup berlimpah dalam urusan materi.

Tak lama, wanita itu keluar. Tubuh mulusnya hanya dibalut handuk dengan pundak dan rambut sedikit agak basah, kelihatan sangat seksi sekali. Rupanya Windy memutuskan untuk mandi alih-alih cuma gosok gigi. Tersenyum manis, dia melangkah ke arahku yang sedang duduk di tepi tempat tidur. ”Maaf kalau lama. Gerah, sekalian aja mandi.” katanya.

Pahanya yang putih mulus tampak jelas kelihatan, begitu beningnya hingga jadi menyilaukan. Payudaranya yang montok seukuran kepala bayi, sedangkan handuk yang melilitnya hanya mampu menutupi separuhnya, sisanya mencuat kemana-mana. Tanpa merasa risih sedikit pun, Windy duduk di depan meja rias dan mulai mengeringkan rambutnya. ”Tunggu bentar ya, mas.” ia berkata seakan aku adalah benar-benar suaminya yang lagi menunggu untuk meminta jatah.

Benar-benar sangat romantis. Tanpa perlu diperintah dua kali, seketika penisku pun langsung kaku dan mengeras. Terpaksa aku harus membetulkan posisinya agar sedikit lebih nyaman. Windy yang melihatnya langsung tertawa ngakak. ”Udah nggak sabar ya, mas?” tanyanya menyindir.

Aku cuma mengangguk mengiyakan. Ikut tersenyum, kuperhatikan dia dari balik kaca. Windy sekarang kelihatan lebih dewasa, tampak lebih matang sebagai seorang perempuan. Begitu juga dengan tubuhnya, sudah begitu montok dan sempurna. Aku jadi tak tahan untuk segera memeluknya dari belakang dan menciumi tengkuknya yang mulus itu.

“Nggak mandi, mas, biar seger?” tanya Windy mengagetkan lamunanku.

“Eh, iya. Iya!” sedikit tergagap, aku pun lekas berdiri dan pergi ke kamar mandi.

Tapi sebelum menutup pintunya, Windy memanggilku. “Tunggu, mas. Ini handuknya.” dia mengambil handuk besar dari dalam lemari dan memberikannya kepadaku. Ah, kukira handuk yang dipakainya itu yang akan diberikan kepadaku, hehe.

Di dalam kamar mandi, berdiri dengan tubuh telanjang, kulihat betapa tegang dan kerasnya penisku, mengacung begitu tegak, dengan urat-urat mungil bertonjolan melingkar-lingkar disana-sini. Aku sudah begitu terangsang, tapi kenapa aku masih belum berani untuk langsung melakukannya ya? Heran, dengan Windy kok aku jadi sopan gini.

Selesai mandi, aku keluar cuma memakai handuk. Semua dalaman dan bajuku kulipat dan kutaruh di dalam lemari kecil yang ada di kamar mandi. Kalau Windy berani berbuat seperti itu, kenapa aku tidak?

Windy agak sedikit surprise saat melihatku. “Wah, bagus juga tubuh mas.” ia berdecak kagum menatap tubuhku, terutama gundukan di depan selangkanganku yang tampak menonjol indah, menjanjikan sejuta hangat dan kenikmatan bagi wanita kesepian seperti dirinya.

Aku tersenyum. Penisku memang kembali mengeras. Bagaimana tidak, di depanku, Windy memang sudah berganti pakaian. Tapi tetap saja tubuh sintalnya terlihat begitu menggoda. Meski bodynya mungil, tapi dengan daster putih tipis yang ia kenakan sekarang, siapa juga yang tidak tergoda?! Dengan jelas bisa kulihat bayangan BH dan celdam yang ada dibaliknya. Seperti dugaanku, payudaranya yang sekal menantang terlihat begitu indah, tampak tidak muat saat ditampung oleh BH 36B-nya.

“Ini, mas.” Windy memberiku sebuah sarung. ”biar praktis,” katanya sambil tersenyum malu-malu.

”Iya, terima kasih.” berbalik memunggunginya, aku mengganti handukku dengan sarung itu. Aku bisa memastikan kalau Windy menatapku selama aku berganti pakaian. Aku tidak tahu apa saja yang ia lihat, tapi yang jelas, ia tersenyum lebar saat aku berbalik menatap wajah cantiknya.

”Sini, mas. Duduk sini.” Windy memanggilku, mengajakku untuk duduk di sebelahnya. ”Santai aja ya, jangan grogi.” lanjutnya.

Akupun mendekat dan menaruh pantat di sebelah kanannya, bisa kucium bau harum sabun mandi di tubuh mulusnya, begitu merangsang, membuatku deg-degan tak karuan. “Iya, aku nervous banget nih.” kataku menanggapi.

Selanjutnya percakapan kami berlangsung lancar. Sambil terus ngobrol, perlahan-lahan tubuh kami mendekat dan tanpa sadar sudah saling menempel. Entah apa yang menggerakkan keberanianku, tiba-tiba saja kaki kiriku sudah menindih kaki kanan Windy. Dan asyiknya, Windy diam saja. Ia memang sedikit kaget, tapi melihat senyumku yang tulus, ia tak kuasa untuk menolak. Bahkan ia mulai menggerakkan pahanya yang mulus itu agar bergesekan dengan pahaku yang masih terbungkus kain sarung.

Kuletakkan tanganku di salah satu belahan pahanya, kuusap-usap pelan dari atas ke bawah, terasa halus dan licin sekali, aku menyukainya. Windy membalas dengan menyingkap kain sarung yang kukenakan dan ikut mengusap-usap pahaku, ”Mas nakal,” gumamnya manja.

”Kamu suka?” tanyaku sambil menempelkan badan ke lengannya yang terbuka. Tubuhku langsung bergidik begitu merasakan kehangatan dan kehalusannya. ”Win,” lenguhku saat darahku seperti dialiri listrik ribuan volt. Aku terangsang berat! Penisku yang sudah tegang dari tadi, kini jadi semakin memberontak tak terkendali.

Windy yang melihat tonjolan besar di balik kain sarungku, tersenyum gembira. ”Mas suka dengan tubuhku?” tanyanya tanpa menjawab pertanyaanku.

Aku mengangguk, ”Suka, Win. Suka sekali!!” Kuberanikan diri mengusap tangannya yang naik turun di atas pahaku dan menggenggamnya mesra. Windy tidak menolak. Jadilah kami mulai saling mengusap-usap tangan satu sama lain.

“Tanganmu kok dingin, mas?” tanya Windy dengan tubuh bersandar penuh di pundakku, dia menempelkan payudaranya yang besar ke bahuku. Ehm, terasa empuk dan kenyal sekali.

“Grogi, Win, berdekatan sama orang secantik dirimu.” jawabku berseloroh.

Windy tertawa dan makin mendekatkan tubuhnya, kepalanya disandarkan ke pundakku. ”Istri mas kan juga cantik. Tanti juga.” sahutnya merujuk pada perempuan-perempuan yang pernah kutiduri.

”Bagaimana pun, malam pertama itu tetap bikin grogi, Win.” kucoba melingkarkan tangan ke kepalanya, kubiarkan Windy tiduran di tubuhku dengan berbantal tangan dan ketiakku.

”Malam pertama apaan? Aku sudah nggak perawan lho, mas.” dia mengingatkan.

”Bagiku, kau tetap perawan, Win. Malam ini, untuk pertama kalinya aku bisa mencicipi tubuhmu.” Aku yang sudah horni berat memberanikan diri mengelus-elus pundak kirinya. Windy diam saja, malah dia memejamkan mata, seperti menikmatinya.

Tak tahan menunggu lama-lama, aku pun menunduk dan mencium keningnya. Windy melenguh pelan, tapi tetap diam, sama sekali tidak menolak. Dituntun oleh nafsu, kuturunkan ciumanku menuju ke pipinya. Kuendus pelan disana sebelum akhirnya mulutku merambat dan hinggap di bibirnya yang tebal.

”Ehm, mas!” Windy mendesis lirih saat kulumat pelan bibir merahnya. Terasa sangat manis dan lembut sekali. Aku terus memagut dan menghisapnya rakus hingga Windy yang awalnya diam, kini mulai sedikit merespon. Dia membuka bibirnya dan membiarkan lidahku masuk menjelajahi mulutnya.

”Ahhh… Win!!” Lidah kami saling bertautan, saling hisap dan saling belit. Air liur kami bercampur. Kulihat mata Windy terpejam selama ciuman panas itu berlangsung. Hanya nafasnya saja yang sedikit berubah, mulai agak berat dan tak beraturan.

Secara naluriah, tanganku akhirnya bergerak menuju ke bongkahan buah dadanya, area yang selama ini begitu menggodaku. Kulihat benda itu bergerak-gerak indah seirama tarikan nafas Windy yang kian memburu. Pelan, dengan tangan gemetar, aku memegangnya. Ah, begitu besar, hingga telapak tanganku tidak bisa menangkup semuanya.

”Win?” kupanggil namanya saat aku mulai meremas-remasnya pelan. Bisa kurasakan kepadatan dan kekenyalannya meski benda itu masih tertutup beha.

“Puaskan aku, mas! Kau bebas berbuat sesukamu malam ini!!” kata Windy di sela-sela nafasnya yang turun naik. Kurasakan tangannya perlahan menyusup ke balik kain sarungku dan bergerak merayap untuk menangkap batang penisku yang sudah menegang dahsyat. “Gede banget, mas! Hhm…“
gumamnya begitu mengetahui ukuran yang sebenarnya.

Satu persatu kubuka pakaiannya, aku langsung terpana begitu melihat kemolekan tubuhnya. Sekarang hanya tinggal BH dan celana dalam saja yang masih menghias di tubuhnya yang sintal. Astaga naga, begitu sangat sempurna wanita cantik yang satu ini. Kenapa baru sekarang aku menyadarinya?

Kubuka bajuku tanpa berkedip memandangi tubuh Windy yang putih mulus tanpa cacat, wajahnya yang cantik dan genit membuatku tambah bernafsu ingin segera menggumulinya. Kupelorotkan kain sarungku hingga aku telanjang bulat di depannya.

”Ya Tuhan, gede banget, mas!” ujar Windy terkagum-kagum melihat ukuran kontolku yang besar dan panjang. Ia segera menghambur ke dalam pelukanku dan mendorong tubuhku hingga rebah ke atas ranjang. Bertindihan, kami saling bergumul mesra.

Kuremas dengan lembut buah dada Windy yang tidak bisa kutampung dengan tanganku, kulepas BH yang menutupinya hingga aku bisa memeganginya secara langsung. Benda itu terasa begitu empuk dan kenyal, membuatku sangat nyaman saat meremas-remasnya. Windy tersenyum ke arahku dan memagut bibirku mesra. Saling berciuman, kali kembali bergulingan di atas ranjang. Kurasakan kalau puting susu Windy
sudah tegang berdiri, pertanda kalau birahinya sudah memuncak.

“Mas… pelan-pelan aja, kok nafsu banget sih?” kata Windi di sela-sela lumatan bibirku.

“Gimana nggak bernafsu. Win. Sejak Tanti mengutarakan rencana ini, aku kadang suka masturbasi sambil membayangkan dirimu.” sahutku sambil memenceti gundukan payudaranya semakin keras.

“Mas bisa aja,” ujarnya dengan genit sambil meremas penisku dan mengocoknya pelan. “Besar sekali punyamu, Mas. Kukira dulu Tanti bohong, tapi ternyata tidak.“ ujarnya senang.

Kuelus-elus pahanya yang mulus bak pualam, sedang Windy terus mengocok-ngocok penisku. “Jangan cuma dikocok, Win… isepin donk!” pintaku.

Windy langsung saja menjilati penisku dengan penuh nafsu, sepertinya ia sudah terbiasa ngemut kontol, terbukti ia mudah saja melakukannya, mungkin suaminya suka minta yang seperti ini.

“Kontol mas gede banget, mulutku sampe ngilu rasanya, aahh… mmph… nggmm…” kata Windy tak lama kemudian sambil terus menghisap penisku.

Aku cuman tersenyum saja mendengarnya, ”Gede mana sama punya suami kamu?” tanyaku kemudian sambil kuremas-remas terus bongkahan payudaranya yang menggantung indah sementara dia menjilati penisku.

”Ehmm… suamiku kan gendut, kontolnya mungil, ya jelas gede punya mas donk!” jawab Windy dengan muka memerah akibat menahan nafsu.

Kurangkul tubuhnya dan kuhunjamkan penisku dalam-dalam ke rongga mulutnya…. Croop! batangku langsung memenuhi tenggorokannya yang mungil. Windy agak sedikit tersedak menerimanya, tapi sama sekali tidak menolak. Malah ia terus menjilat dan menghisap penisku hingga membuatku meringis-ringis menahan geli yang amat sangat yang justru semakin membuat batangku menegang dan mengeras.

“Aduh… enak banget, Win… oohh… enaknya!” mulutku mulai mengeluarkan desisan panjang sementara Windy terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk di dalam mulutnya yang kini tampak semakin sesak. Tangan kananku kembali meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus.

”Mmm… mmm…” hanya itu yang keluar dari mulut Windy seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya. Windy membalas dengan sesekali menggigit ringan kepala kemaluanku yang terbenam lembut di dalam mulutnya.

Fiuhh! Windy mengeluarkan penisku saat sudah lelah mengulum. Ia lalu bangkit dan memelukku. Kami berciuman sekali lagi. Sambil melumat bibir tipisnya, segera kusergap pinggulnya untuk meraba daerah bukit selangkangannya yang sepertinya sudah membanjir oleh cairan kewanitaannya. Gantian kini giliranku. Segera kutarik cd-nya ke bawah hingga Windy sama-sama telanjang bulat sepertiku. Alamak, kulihat jembutnya tertata rapi, dengan labia mayora yang masih kelihatan utuh dan rapat, warnanya juga sangat cerah sekali; merah kecoklat-coklatan, terlihat begitu indah dan menggiurkan. CD-nya terus kutarik ke bawah hingga lolos dari kakinya, Windy membantu dengan sedikit mengangkat pinggulnya.

“Mas, puaskan aku malam ini! Hamili aku… suamiku sepertinya tidak bisa memberiku keturunan! Oughhh…” rintihnya dengan tatap mata sayu.

“Kau rela mengandung anak dariku?” tanyaku sambil menjilati vaginanya.

Windy mengangguk, “Hanya kepada mas aku berharap, Ohhh… Suamiku loyo, tak pernah mampu memuaskanku, apalagi memberiku seorang anak!“ jawabnya.

“Jangan sebut-sebut dia, Win. Aku suamimu malam ini. Akan kutanam benihku ke dalam rahimmu!” yakinku.

“Lakukan, Mas… lakukan!” ujarnya dengan penuh harap dan senyum lebar penuh arti.

Kembali kujilati vaginanya, membuat Windy mengerang lagi, semakin keras. “Ohh… Mas… ahh… ahh… ughh… enak!” erangnya suka. Tangannya yang mungil kulihat meremas-remas seprei ranjang untuk menahan sensasi jilatanku yang semakin lama semakin menggila menyerang lubang kewanitaannya. Terus kuhisap dan kukuak lubang sorga itu dengan lidahku hingga membuat Windy mengerang dan menjerit tak lama kemudian, pertanda kalau akan segera orgasme.

“Ohh… Mas, aku mau sampai… terus… terus!” rintihnya. Dan rintihan itu berubah menjadi pekikan keras saat kelentitnya yang sebesar biji kacang aku jilat dan sesekali kusentil dengan lidahku. Windy langsung menggelinjang dan menjerit-jerit tak karuan.

“Jangan keras-keras, Win. Nanti didengar sama tetangga.” aku memperingatkan, tapi dengan lidah tetap menancap di belahan vaginanya.

“Biar aja, nggak ada yang dengar kok. Teruskan, Mas… aku sudah hampir sampai!” pintanya dengan pinggul digoyang-goyang liar.

Tak lama kemudian dia melenguh dengan keras. Dari lubang vaginanya keluar cairan bening yang amat banyak, menyemprot dengan dasyat hingga membasahi ranjang serta sebagian mengenai mukaku. Tubuh mungil Windy kelojotan menahan nikmat orgasmenya. Kuhentikan jilatanku dan kupeluk tubuhnya penuh rasa sayang. Windy masih kelihatan terengah-engah menahan nafasnya saat kuciumi bibirnya.

“Terima kasih, Mas… beri aku sitirahat sebentar ya?“ dia membalas lumatanku sebentar sebelum meringkuk kecapekan dalam pelukanku.

Kubiarkan dia untuk memulihkan staminanya. Hampir lima menit kami berada dalam posisi seperti itu hingga kontolku yang terganjal bokongnya terasa gatal minta untuk diperhatikan. Kuremas buah dadanya untuk mengembalikan kesadaran Windy. Kukulum juga putingnya agar gairah Windy bisa cepat kembali. Pelan tapi pasti, usahaku itu membuahkan hasil. Windy mulai membuka matanya dan melenguh pelan. Nafsunya sudah bangkit kembali, bahkan kini menjadi kian ganas akibat orgasmenya tadi.

“Masukin sekarang, Mas! Keluarin di dalam! Hamili aku…“ rintih Windy manja sambil merebahkan tubuh montoknya di ranjang. Dia membuka kakinya lebar, memberikan vaginanya yang sudah basah memerah kepadaku.

Kukocok penisku sambil memandanginya. Busyet… lubang kecil segitu, kontolku mana bisa masuk. Kucoba untuk menguaknya dengan tangan, uh… memang benar-benar kecil. ”Kamu masih perawan ya, Win?” godaku sambil menusukkan salah satu jariku ke dalam, kukorek-korek dindingnya yang basah dan lengket berulang-ulang.

Windy sedikit menjengitkan tubuhnya saat kupencet ringan biji klitorisnya. ”Ehm… ya enggak lha, Mas. Punya suamiku aja yang kekecilan, jadi gak bisa menguak sampai tuntas.” jelasnya.

Ah, aku mengerti sekarang. Tapi jadi ada problem baru lagi nih, ”Kalau nanti dia curiga gimana?” tanyaku.

”Curiga apanya? Kalau aku nggak cerita-cerita, kan dia nggak bakal tahu.” sahut Windy.

”Bukan begitu… sehabis kuterobos pake penisku, lubangmu pasti bakal melar. Kalau dipakai sama suamimu, trus dia curiga sama ukuran lubangmu yang kegedean, gimana?”

Windy tertawa mendengar pertanyaanku. ”Mas nggak usah mikirin itu. Sekarang pikirin aja bagaimana cara Mas menghamiliki. That’s it, titik!”

Aku menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal, sambil mengelus-elus paha mulusnya yang bulat mempesona, aku akhirnya mengangguk. ”Baiklah, kalau memang itu yang kamu inginkan. Tapi kalau nanti ada apa-apa sama suamimu, jangan salahkan aku lho ya,” aku memperingatkan.

Windy tersenyum. ”Biarlah itu menjadi urusanku, yang penting aku bisa hamil.” sambil berkata, dia membuka kakinya semakin lebar dan menarik tubuhku agar segera menindih tubuhnya.

Mencium kembali bibirnya, akupun segera mengarahkan penisku ke dalam lubang kencingnya. Terasa sangat sesak saat aku mencoba mendorongnya. Hanya masuk kepalanya saja, itupun sudah sangat memaksa.

“Punyamu terlalu besar, Mas… nggak bisa masuk kalo terus begini. “ kata Windy penuh nafsu.

“Iya, sulit banget… trus, gimana enaknya?” aku bertanya.

“Aku diatas saja, Mas duduk…” ujarnya sambil berpegang pada tanganku. Ia lalu bangun dari posisi tidurnya dan kemudian merangkul pundakku. Berpelukan, Windy mulai mengarahkan lubangnya pas di depan penisku.

“Pelan-pelan aja, Win…“ aku berpesan.

Windy jongkok dan memegangi penisku. “Ehm, kontol Mas benar-benar keras!” bisiknya parau.

“Vaginamu juga sangat sempit, Win… aku suka!” sahutku.

”Tapi gara-gara sempit itu kita jadi kesulitan seperti ini.” Windy tertawa. Ia mulai mengesek-gesekkan ujung penisku ke celah bibir kemaluannya.

“Ah, bener juga. Tapi aku memang suka sama punyamu, rapet singset kayak perawan!” Aku tertawa keras, tapi Windy segera membekap mulutku dengan ciuman dashyat di bibir. Dia melumat bibirku penuh nafsu, aku membalasnya tak kalah panas. Sambil mencium, tanganku mulai merambat untuk meremas-remas buah dadanya yang menggelantung padat dan keras di depan perutku.

Pelan-pelan Windy menekan tubuhnya ke bawah, memasukkan penisku ke dalam lubang sorgawinya. Mili demi mili, penisku mulai meluncur masuk. Terasa sangat sesak sekali, tapi tetap bisa menerobos meski sangat perlahan. Untuk menahan rasa perih di selangkangannya akibat gesekan alat kelamin kami berdua, Windy terus melumat bibirku sambil sesekali meringis kesakitan.

“Dorong, Mas… Dorang tapi pelan…” pintanya di telingaku.

Aku menurutinya. Kutekan penisku yang sudah setengah tenggelam ke dalam memeknya. “Benar-benar bodoh suamimu, Win, menyiakan-nyiakan wanita seseksi dir…”

Windy cepat menutup mulutku dengan bibirnya. “Aku tidak disia-siakan kok, dia cuma tidak bisa menghamiliku saja.” jelasnya.

”Kalau begitu, biar aku saja yang menghamilimu! Ughh!” kataku sambil menekan keras-keras penisku dengan sekali sentakan hingga amblas seluruhnya, masuk ke dalam vagina Windy yang sempit dan legit.

Pekikan keras langsung dikeluarkan oleh wanita cantik itu, “Auuuuuuuhhhhhhhh…” tubuhnya menggelinjang, sementara pelukan tangannya di tubuhku menjadi kian erat. Di bawah, remasan dinding-dinding vaginanya serasa mengurut-urut batang penisku, terasa begitu nikmat sekali.

Kembali kulumat bibir tipis Windy, sambil tanganku meremasi buah dadanya yang mengganjal empuk di depan dadaku. “Kita genjot bareng ya, Win?” aku berbisik di telinganya.

Windy mengangguk dan mulai menggerakkan tubuhnya ke atas dan ke bawah, sementara aku mengimbanginya dengan menggerakkan pinggulku berlawanan arah. Gesekan alat kelamin kami terasa begitu nikmat, apalagi saat vagina Windy sudah mulai bisa menerima kehadiran penisku, cairan yang keluar dari benda itu menjadi kian banyak, membuat genjotanku menjadi semakin lancar dan mantab.

Kami terus berpacu dengan posisi seperti itu; aku duduk sambil memangku Windy dalam pelukanku. Aku tidak pernah melakukan posisi seperti ini sebelumnya, baik dengan Tanti maupun dengan istriku. Ternyata rasanya begitu nikmat. Aku menyukainya. Kapan-kapan aku harus mencobanya dengan wanita lain.

Sambil saling memompa, tanganku aktif meremas-remas buah dada Windy yang membusung padat. Wanita itu bergoyang di pangkuanku, kakinya menyilang di pinggangku, membuat penisku yang terjepit di vaginanya jadi serasa seperti diremas-remas kuat sekali.

“Win, punyamu keras banget mencekik burungku… aku bisa nggak tahan nih.” kataku.

“Awas kalau Mas sampai keluar duluan,“ ujarnya sambil mencari bibirku.

Kami lalu saling memagut mesra dengan keringat mulai bercucuran. Menit demi menit berlalu dengan begitu cepat, tak terasa sudah lebih dari lima menit aku menyetubuhinya. Windy yang tampaknya mulai tak tahan, segera mempercepat genjotannya, dan aku meladeninya.

“Mas, ahh… a-aku… dah mau… sampai!” ujarnya dengan terputus-putus.

“Tahan sebentar, Win. Genjot terus tubuhmu!” sahutku.

“I-iya, Mas… aghh…“ Windy mempercepat genjotannya. Tak lama kemudian dia melenguh sangat keras, tubuhnya melengkung ke belakang sehingga buah dadanya yang bulat jadi membusung padat. Segera kucucup dan kuremas-remas benda itu untuk memberikan sensasi orgasme yang lebih optimal kepadanya, penisku juga terus aktif menyodok liang vaginanya dari bawah.

“Mas… arghhhh… aku sampaai… aughhh!” jerit Windy keenakan. Semprotan air maninya benar-benar dashyat, juga begitu banyak, hingga membasahi penis dan pahaku. Jepitan vaginanya yang semakin kencang serasa meremukkan batangku. Untunglah ada siraman lendir cintanya yang menyejukkan sehingga aku masih bisa mengontrol orgasmeku agar tidak keburu menyusul dirinya.

Windy lemas dalam pelukanku, tubuh montoknya lunglai lemas, matanya terpejam rapat, sementara nafasnya terus terengah-engah. Kubiarkan dia menikmati orgasmenya sebentar, sebelum kuangkat tubuhnya dan kutidurkan di ranjang tak lama kemudian. Kutindih dia dan kubisikkan kata cinta di telinganya. ”Gimana, enak?” tanyaku menggoda.

Windy menjawil hidungku dan tersenyum. ”Enak banget, Mas. Baru kali ini aku keluar dua kali dalam satu babak permainan. Mas benar-benar hebat.” pujinya.

Kucium bibirnya dan kuremas-remas payudaranya sebentar sambil kumasukkan kembali penisku ke dalam liang vaginanya. Windy menerimanya dengan senang hati, dia menjepitkan kedua kakinya di pinggangku agar alat kelamin kami semakin kuat menyatu.

“Mau yang lebih enak, sebentar lagi aku akan segera menyusul kamu lho…” bisikku di telinganya.

Windy tersenyum kegirangan, ”Lakukan, Mas! Keluarkan manimu di dalam vaginaku! Penuhi rahimku dnegan calon bayi kita!” dia berkata dengan penuh antusias.

“Kamu semangat banget, Win.“ timpalku sambil tersenyum.

Windy tertawa lepas. “Habisnya, sudah lama banget aku pengen hamil. Dan sekarang, bukan saja dapat anak, aku juga dapat enak dari mas. Benar-benar surprise!”

”Aku juga suka dengan tubuhmu, Win. Nikmat banget!” timpalku.

”Andai kita bisa begini tiap hari, pasti enak ya?” ia berharap.

“Aku mau kok tiap hari menyetubuhimu…“ kataku.

“Hah, benarkah?” tanyanya gembira.

”Iya, asal kamu balik bekerja sekantor sama aku! Nanti aku setubuhi kamu tiap hari pas jam makan siang.”

”Yee… mana bisa begitu!“ Windy tertawa. Usulku itu memang tidak mungkin dilaksanakan.

“Nggak apa-apa, Win. Biar aku saja yang kesini menemanimu. Sebentar lagi Tanti melahirkan, akan ada lebih banyak waktuku buat kamu!” sambil berkata, aku mulai bergerak menarik pantatku dan mendorongnya perlahan.

Windy merintih merasakan gesekan alat kelamin kami berdua, “Ohh… enak sekali penismu, Mas! Terus! Setubuhi aku! Buat aku hamil! Oughhh…”

Akupun makin mempercepat sodokan penisku, sambil mulutku mencari bibirnya dan melumatnya rakus. Tak lupa tanganku juga hinggap di atas gundukan payudaranya dan meremas-remas lembut disana. Windy memelukku erat sambil mengelus-elus punggungku, tampak sangat menikmati sekali apa yang kami lakukan. Tubuh kami telah basah oleh keringat, sebasah hujan deras yang mulai turun di halaman. Erangan kami bersahutan dengan suara geledek yang sesekali membahana.

”Win,” kupanggil namanya saat sodokanku beberapa kali mencapai tempat terdalam di lorong vaginanya. Tidak menjawab, Windy malah makin mempererat jepitan kakinya, menambah sesaknya gerakan penisku di dalam lubangnya.

“Uhh… enak sekali, Win.” erangku lagi.

Windy menarik kepalaku dan melumat bibirku gemas. Kembali kami saling berciuman mengadu bibir, sambil bokongku tetap bekerja menyodok-nyodok liang vaginanya. Terus kupacu tubuhku, semakin lama menjadi semakin cepat hingga tanpa sadar Windy mulai menjerit dan merintih-rintih tak karuan.

“Mas… aku… aah… oh enaknya!!” ucapnya meracau.

Aku merasa ada yang semakin mendesak dari batang penisku, tampaknya aku akan segera keluar. Sambil memegangi buah dada Windy yang bergerak naik turun menggiurkan, akupun menjerit keras. ”Ahhh… Win! Aku keluar! Uhhhh… ahhh…” Croott… croott… croott… beberapa kali aku menembakan peju ke dalam rahimnya. Windy ikut terkejang-kejang saat menerimanya. Kembali kami saling berpelukan dan berpagutan mesra dengan alat kelamin kami masih saling bertaut dan berkedut-kedut pelan.

Kami terdiam cukup lama setelah percintaan yang cukup menguras tenaga itu. Jam masih menunjukan pukul sepuluh malam, masih banyak waktu bagi kami untuk memadu cinta dan birahi malam itu. Aku yakin, dengan guyuran spermaku, Windy bisa hamil tidak lama lagi.

NISA

namaku toni, ak masi kuliah semster 6 namun ak udah sering merasakan enaknya vagina wanita, apalagi mereka yang udah berpengalaman,, tidak jarang aku dugem sendiri untuk mendapatkan tante yang lagi ingin disodok… pagi itu hari minggu aku pulang kira2 jam setengah 8 an, setelah aku parkir mobilku aku melihat rumah sebelah yang kira2 3 blan kosong ada yang menempati,, ak pura2 lewat depan rumah itu, ternyata dia baru pindah kemaren malem, di sapalah aku dengan seorang pria setengah baya

paha ketat seksi-cheche (1)
“mas yang punya rumah sebelah ya? kenalin nama saya karno” sapanya
“eh iya pak, saya toni, mm baru pidah ya pak?”jawabku
“iya mas baru kemaren malem pindah, mari mas masuk dulu”
“iya pak mkasi, saya mau nyuci mobil dulu” ak menolak karna ak capek, “kalo bapk punya anak cantik sih aku masuk tiap har” pikirku dalam hati, bagaikan disambar petir cinta, tiba2 ada suara lembut memeanggil dari jauh
“paa… ada telpon dari om trio nih…”
dan aku pun terdiam kaku bagai si otong yang udah terangsang… “gila cantik bener nih cew, kukejar sampai kapanpun lo” pikirku menggila
“oh ya nis, ini kenalin mas toni yang punya rumah sebelah…”pak karno memperkenalkan bidadari itu padaku.
“eh toni..”langsung kujulurkan tanganku berharap perkenalan ini memulai pagiku di esok hari seranjang dengan dia
“nisa mas” senyum yang indah dengan bibir yang merah, kulit putih, dengan kerudung abu2, dan celana jeans abu2 ketat sungguh membuat ak ingin merasakannya

paha ketat seksi-cheche (2)
hari2 berlalu tiap pagi aku selalu lewat depan rumahnya, melihat dia berangkat sekolah d anter papanya.hingga suatu hari ak berniat kerumah nya, kubeli kue kue untuk pura2 kuberikan ortunya, padahal niatku hanya melihat nisa..
aku berjalan menuju rumahnya.. ” selamat sore pak..tok..tok..tok”
“eh mas toni, masuk mas sini ada apa?” pak karno mempersilahkan aku duduk
“ini pak tadi toni di suruh mama buat beli kue, buat d kasi ke tetangga” aku bingung bnr2 mau alasan apa lagi
“nisa, tolong buatin teh buat mas toni y”
“iya pa” suara lembut itu kembali megangkat gairahku seandainya suara itu terdengar mendesah d depanku dengan hujaman kontolku pasti indah sekali
“eh g usah pak makasi repot2 aja”
“gpp kok skalian ngobrol disini”
kluarlah istrinya dgn memakai piyama, dan anjriitt cantik juga istri bapak ini, beruntung bgt, meski badannya uda kemana2 tapi wajahnya cantik, g slah anaknya bgai cleopatra yang siap di entot, pikirku kembali nakal
tidak lama kami ngobrol, kluarlah bidadariku dengan memakai celana pendek d atas lutut sehingga menyguhkan paha yang gak wajar, putih bgt,, dan tanktop putih yang menyuguhkan keindahan tubuhnya dengan sempurna, saat memberi teh kepadaku dia merunduk terlihat belahan dadanya yang begitu indah… “arrggh udah g kuat nih buruan donk makan kontolku sayang”pikirku udah melayang entah kemana…..

paha ketat seksi-cheche (3)
kami nngobrol lama bgt, si nisa juga ikut nimbrung.. di akhir aku pamit untuk pulang
“pak permisi saya mau pamit, mau ngerjain tugas dulu”
“eh iya ton buru2 masi jam 8 juga”
“hehe, misi pak bu nis..”
mereka tersenyum kepadaku, aku m*****kahkan kaki menuju rumah, karna gak tahan aku pergi dugem, berharap mendapat tante yang haus sex, ternyata d tempat dugem g ada satupun tante yang muncul, yang tamabh bikin bete ada maho menghampiriku, anjrriitt langsung lah aku cabut dengan tangan hampa. tidur lah aku…
pagi hari aku seperti biasa aku melihat rumah sebelah, entah apa yang terjadi sepertinya mereka lagi sedih trus pak karno dan ibu mengangkat koper dan memasuki mobil travel. setlah travel itu pergi aku berpura2 bertamu kesana karena aku tahu nisa tidak ikut pasti dia ma pembantunya dan adiknya yang masi SMP..
“permisi pak karno.tok..tok..tok..”
kluarlah nisa dengan seragam skolahnya dan kulihat matanya agak bengkak seperti abis nangis.. “eh mas toni, papa gak ada mas, baru aja berangkat ke singapura mas”
“loh iya kah, ada apa dek?”
“anu mas papa kuliah disana mas”
“wah hebat ya, btw kamu nangis ya??s2 ato s3 dek??”
“hehe iya lah mas kan bakal g ketemu lama, s2 mas” wajahnya memerah ketika menjawab pertanyaanku
“owh brarti bentar lagi mas liat si pahlawan nganter jemput nisa ke skolah donk??”
“maksut mas?paan sih?”
“maksutku cowo kamu dek yang anter jemput”

paha ketat seksi-cheche (4)
“hahaha mas bisa aja, nisa g punya cowo kok mas, mas aja yang jadi cowo nisa, mau??”dengan ketawa dia menggoda ku
“mau deh barg mas aja ya bsk??”
“hahaha ke GR an nih, dasar cowok dikasi sinyal gitu aja udah pgn nyosor aja”….
akhrnya keesokan harinya dia jalan bareng adiknya buat tunggu angkot d depan rumah, langsung aku samperin dah..
“dek bareng aja gpp, ayok masuk”
“beneran nih mas??”ungkapnya gembira
“iyes masa mas bohong sih, buruan tar telat loh??”
akhirnya aku menjadi pengganti papanya mengantar jemput bidadriku tapi itu kulakukan biar dapet perhatin nisa, hari2 kulalui aku makin deket mas nisa, sering jalan bareng karna ortunya tau aku, kluargaku tau nisa. hingga suatu malem kunyatakan cintaku sama nisa, dia pun menerima cintaku, akhirnya kita pacaran, dan semakin sering aku kerumahnya… hari itu hari sabtu ksuruh pembantuku pulang kampung, dia pun seneng bgt, setelah nganter pembokat kemudian aku jemput nisa diskolah, sesampainya di rumah dia aku mengajaknya kerumah. “eh sayang nonton film yuk d rumah” pintaku
“film apa mas?ayo aja aku ganti baju dulu ya”
“ok ak tunggu sayang”
setelah beberapa menit nisa kluar dari rumahnya memakai kaos lengan panjang berwarna putih, kemudian kerudung abu2 dan celana jeans abu2 seperti pertama aku lihat dia, cantik banget… akhirnya kita berdua kerumah yang kebetulan sepi tanpa penghuni.. kemudian kita nonton film komedi, kupeluk nisa dari belakang ternyata disandarkan kepalanya ke pundakku.. semakin tegang aja jantungku dibuatnya,,,
film itu terasa tidak bercerita karena pikiranku melayang ke tubuh nisa. semakin terangsang aku waktu nisa mengarahkan tanganku ke perutnya dapat kurasakan dadanya empuk bgt.. akhirnya kuberanikan diri buat naikin tanganku ke dadanya, kemudian meremas dadanya secara halus..
“oouhhh” desah nisa dengan tetap melihat film itu.. kulanjutkan dengan memalingkan wajahnya, kusambut bibirnya, tapi ku selingi dengan “iluv u sayang” … dia jawab “luv u too” kupagut bibirnya, dia juga membalasnya bnr2 hari yg indah pikirku, tanganku mulai meremas toketnya yang bnr2 sempurna menurutku karna selama ini ak sering merasakan toket yang udah g perwan lagi karna emang punya tante2.
proses pemanasan sudah berlalu, ciuman panas dan raba2 toket udah terjadi, kemudian ak beranikan membuka kerudungnya, dia pun terlihat pasrah sekali.. aku buka, kulanjutkan membuka bajunya. dia berhenti “mas mau apa??” langsung ku raih bibirnya ku cium biar g ada keraguan…”clop clop clop” suara bibirku berpagut dengan bibirnya, tanganku mulai mengangkat bajunya yang ketat, berhasillah aku membukanya kupagut kembali bibirnya, aktau dia udah terangsang, kemudian kulepas BH nya, langsung ku emut putingnya yang merah keras,, “oouugghhh sayang enakkkk banget”, kuhentikan emutanku, kutanya dia “udah pernah ngrasain ini??” dia pun menggeleng malu sambil tangannya mentupi toketnya, langsung aku lahap kembali toketnya itu kali ini seluruhnya aku lahap..
“oouuggghh sayanngg sshhhhh” tangaku aku rabakan ke bwah, kumasukkan dalam celana, dan kumasukkan ke dalam CD nya, kaget ternyata jembutnya bnr2 tipis, pasti indah nih penampakannya, ak permainkan tanganku menggesek2,”shhhhh ouggghhhh syaaannngg, akkuuu enak masssssss, oouughhh” gila gini aja udah kluar, becek bgt udah, tapi aku lucutin celana n CD nya dan sekarang yang ada di mataku tubuh indahh, dengan meki tanpa jembut menghiasi nya,, aku langsung menjilat mekinya
“aaahhhhhh… aaapppaaaa iniiiii eeenaaakkk bgt aahhhhh. ouughghgh ssshhhh” dia rebahkan badannya ke karpet, dan kakinya semakin menjepit kepalaku…”ahhh truuussinnn massss sshhshshshh”

paha ketat seksi-cheche (5)
kulakukan penjilatan itu sampai akhirnya dia kluar untuk kedua kalinya, kontolku tegang bgt udah, aku arahkan ke mulutnya, dia pun gak mau memakannya,, akhirnya ak balik dia kujilat mekinya kembali…””oouuugghgh mmasss enaakkkk” langsung kerebahkan badanku kuarah kan tubuhnya di atas ku, ak jilat mekinya kuarahkan tangannya mengocok kontolku,,kemudian kubisikkan dia,”dek kamu emut punyaku y?aku emut punyamu, mau??” dia mengangguk tapi bingung caranya gimana, aku arahkan dan akhirnya dia mau memasukkan kontolku ke dalam mulutnya, abis dah kontolku d makannya…
entah berapa lama kita di posisi 69, ternyata dia begitu emnikmati posisi ini,,,
kemudian aku gendong dia ke kamar yang memang ada peredam karna aku suka latiahn drum d kamar, kurebahkan nisa di kasur, ku angkat kakinya biar ngangkang, kujilat mekinya yg udah basah “ouggh” desahan lembut itu kluar lagi
“dek kumasukkan punya mas ya?enak loh rasanya”
dia pun tak tahu apa yg ku katakan yg jelas dia udah keenakan pasrah karna orgasme udah 2xpaha ketat seksi-cheche (7)

torpedoku kuluncrukan ke lubang kecil yang indah itu, perlahan kumasukkan karna aku tau dia masi perawan,,
“auuww sakit masss jangaannn” dia menjauh dariku
“nisa sayang, percaya deh aku g mungkin bohong, ini enak sayang pertama emang agak sakit, tenang y syg?percaya kn ma aku?”
dia pun mengangguk pasrah sembari membuka kakinya kembalinya, tanpa menunggu kuluncurkan kembali torpedoku perlahan tapi pasti aku mendorong sedikti demi sedikit pinggulku..
“bles” kontolku masuk ke dalam lubang perawan itu
“aauuuuww mmasss pelan2 yaa ssaaakiiitt”
tangannya menggenggam rambutku, kugenjot pelan2, akhirnya dia
“ougggh massss kamu bnr2 enaaakk”
kugenjot lagi pelan2, ak tau dia orgasme kulihat giginya menggigit bantal “aahhhh enaaakkkk ahhh pgn nyoba lagiiiiii”
aku tambahin kecepatan genjotku.. “aahhhhh nisaaaa” desahkku
“ouggghh massss ssssshhhhhh, cepetin massss ougghhh enaaakk”
kuteruskan genjotanku sampai kira2 10 menitan aku hampir kluar, ku genjot dengan lebih cepat,,
“ahhh sayaannngg enaakkkkkssssshhhhhh” desahnya “ooouugghhh aku kluar lagiiiii oouuughhghg”kakinya menegang mencengkram ke badanku
“ooouugghhh kluarin udah yank” kontolku di dalem terasa di siram banyak cairan
“ooouugghhhh aku juga mau kluar nih syang…”kupercepat sampai udah mau nyemprot aku cabut lalu kuarahkan kontolku k tubuhnya kusuruhh tangan nisa mengocok kontolku
“oouughhh akuuu dataaaanngggg” crrooootzzzz crooottt crooott, kluarkah pejuhku membasahi dadanya dan perutnya, aku lap itu dengan tisuuu, kemudian aku peluk nisa “ak syg kamu, besok lagi y??” nisa nangis saambil memelukku “jangan tinggalin aku mas??”

paha ketat seksi-cheche (6)
aku jawab “iya sayang, aku janj” sambil tersenyum dia cium bibirku, kemudian kita berpelukan hingga tertidur,, ternyata hari sudah malam jam 7, akhirnya nisa membersihkan tubuhnya yang berlumuran spermaku, kemudian dia kluar sambil mengecup bibirku kembali “aku sayang kamu, besok lagi y” bisiknya
aku hanya tersenyum melihat dia yang cantik menawrakan keindahan ini lagi
keesokan harinya setelah pulang sekolah aku menyempatkan diri untuk menyetubuhinya, layaknya suami istri kita selalu berhubungan sex tiap hari tanpa bosan karna aku mengajarkan nya gaya yang lain..

FAUZIAH

Halo. Perkenalkan, namaku Rama, dan ini adalah pengalaman pertamaku bersama pacarku yang bernama Fauziah. aku adalah seorang murid SMA di salah satu SMA di kota “B” dan pacarku anak SMP di kota yang sama. Hari itu hari sabtu, aku datang untuk menjemput dia di sekolahnya menggunakan Motor Beatku, 15 menit aku tunggu dia, saat dia keluar, waah, sangat cantik dia dengan balutan kerudung putih yang panjang dan seragam putih birunya. dia pun mendatangiku dan berkata ,

liza-hijabers sexy (1)

“Ram, ke warnet dulu yu, aku ada tugas yang harus dicari”

“yaudah ayo deh” kataku.

Lalu kami pun meluncur ke Warnet “V” yang ada di sekitar situ. ternyata saat itu kondisi warnet sedang kosong melompong, lalu kami pun memilih tempat duduk yang paling ujung dan tertutup. setelah sekitar 20 menit mencari tugas, aku iseng melihat2 hp-nya, dan alangkah terkejut aku saat aku lihat foto galerinya, ada foto dia yang sedang telanjang, sedang mengocok memeknya dan wajahnya sedang terangsang, tapi tetap memakai jilbabnya. kontan kontolku ini berdiri melihat itu semua, dan sepertinya dia sadar akan hal itu namun diam saja. karena hal itu, aku pun mempunyai keinginan untuk menyetubuhi dia, apalagi kondisi warnet sedang kosong dan ternyata diluar hujan sangat deras.

Yap. Waktu yang tepat. akupun menyentuh tangannya, mengelus2, dan tanpa kusangka dia pun menghadap kearahku dan langsung mencium bibirku, dan naluri lelaki ku pun muncul dengan membalas ciumannya, aku tak ingat berapa lama kami ber-french kiss, yang pasti setelah itu ia berkata,

“yang, aku lagi horny beraat, perkosa aku yang, ambil perawan aku..”

“bila itu yang kamu minta sayang” kataku.

liza-hijabers sexy (2)

aku langsung membuka kancing seragamnya dan membuka bhnya. waaw, ternyata toket pacarku lumayan, 36B. aku pun menjilat belahannya, menjilat putingnya dan meremas2 toketnya, ia pun hanya bersuara,” aah, ah aah mmh ouugh saaay enak aaah terus beib iya disitu mmmh ffhh aaah mmh ooohh” aku pun semakin nafsu, kuangkat roknya, kuelus cdnya, “wah sudah basah” batinku. ku tekan2 memeknya, dan kupelorotkan cdnya. aku elus2 klitorisnya dan ia pun semakin mengerang ,

“aaaahhh yaaang ampuun, udah yaaang aah ooh nikmat aaah memekk mau ngentot… aah saaayy aaaamhhh udaah udaaah ampuun….”

mendengar itu, langsung kujilati clitorisnya sembari jariku dimasukkan kedalam lubang memeknya, hasilnya pacarku semakin histeris..

“wwaaaahhh aaahhh mmmhh aaahhhh kkaahhh oooohhhh udaaah ampuuun aku maaaauuu kkkeeelll….uuu..aaarr mmmh… m..hhh.. aaahahhaaa… oooh oooh mmmh” dan ia pun mengejang” aaaaaaaaaahhhh saaayaaaaang aaaaaaaaaaaaaahhhh akk…uuu… keell…uuaaarr…….”.

“enak sayang?” kataku,

tanpa menunggu jawabannya, kurenggangkan kakinya, dan kugesek2 kontolku ke clitorisnya…

liza-hijabers sexy (4)

“aaah yaaang aku masihh lemeess aaahhh aaah enak terusss….” lalu kumasukkan pelan2, dan saat ada selaput daranya, aku sodok keras2… “aaaaaaawwww ayaaang sakiiit.. aaaahhh kontol kamu gede… memek akuu… nkmaaat… sakiiit… ooohh”

ku genjot pelan2, tapi makin lama makin kencang dengan erangan “aah say memekmu nkmat aaahh oohh ah ah ah ooh memekmu sempit… keluarkan kata2 liarmu say aah aah”

ia pun histeris, ” aaahh saay teruuss.. entot akuu.. entot memekku… aaahhh aha ahh mmh ooohh aku jjaa..bb..laaayyy… aku pelaaa…curmuu.. aaaahhhh entoooott…. ngentot… akuu… cinta …. ngentot ama kamu… aaahhh aaahhh nikmaaat… aku mau keluar lagi saaay aaaahhh ooohh udaah ampuuunn………”

aku pun merasa ingin keluar,” ooohhh saay fauziaaah aaahh aku jugaa pengen keluuaaarr ooh mmffhh keluarin dimaanaaa???”

“aaah dalem saaay.. dalem memekku… aaahhh ah aaah oooh ouuuhhh nggghhhaaahhhh”

liza-hijabers sexy (3)

dan seketika pun aku dan dia keluar, sperma ku dan cairan dia bersatu,”aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh!!! kooonntooooooollll nikmaaaaaattttt” lalu kucabut kontolku dari memeknya, dan ia pun tersenyum puas..

“makasih ya sayang, nikmat banget, besok2 lagi yaa” “iya pasti yaang, enak banget memekmu” kataku. lalu kami pun berpakaian dan saat aku membayar billing kami, kulihat OP tersebut sudah tidak memakai BH dan salah satu tangannya masuk ke dalam cdnya. “wah, ntar kalo kesini lagi, ajak maen bertiga ah OP-nya. lumayan ko bohay OP-nya” kataku dalam hati…

NYAI SITI 3 : ROHMAH

Rohmah dan Wiwik baru saja pulang dari jalan-jalan di sekitar desanya. Keduanya nampak anggun dengan memakai jubah dan jilbab lebarnya. Kecantikan dan kemolekan tubuh mereka membuat keduanya menjadi incaran pemuda kampung. Tetapi tidak ada yang benar-benar berani mendekat karena takut dengan Kyai Kholil.

Dewo merencanakan akan memperawani anak Nyai Siti dulu, dia meminta Nyai Siti untuk memasukkan obat perangsang dosis tinggi ke dalam minuman Rohmah. Dan kemudian meminta Nyai Siti untuk mengajak keluar Wiwik selama beberapa jam. Nyai Siti dengan tanpa membantah mematuhinya.

Sesampainya di rumah, Nyai Siti menyambut mereka dan kemudian menyodorkan minuman. Rohmah tanpa curiga langsung menghabiskan minumannya dan kemudian pergi ke kamarnya. Nyai Siti dengan perasaan bersalah namun tidak bisa berbuat apa-apa, kemudian meminta Wiwik untuk mengantarkannya ke rumah sanak keluarga di desa sebelah dengan terlebih dulu memberitahu anaknya, si Rohmah.

jilbab legging ketat-tikha (1)

”Mah, Umi mau pergi ke rumah budhe-mu dulu sama Wiwik, kamu hati-hati ya di rumah.” katanya.

”Iya, Mi.” sahut Rohmah dari dalam kamar.

Maka berangkatlah Nyai Siti dan Wiwik dengan mengendarai sepeda, meninggalkan Rohmah berdua dengan Dewo.

Minuman yang diberikan Nyai Siti atas perintah Dewo ternyata bukan hanya obat perangsang saja, tetapi juga telah diberi mantra pelet. Setelah lima belas menit, Rohmah mulai kelihatan gelisah, birahinya perlahan memuncak. Tanpa sadar tangannya mulai meremas-remas payudaranya sendiri. ”Kenapa aku jadi begini?” batin Rohmah dalam hati, ia menyadari ada sesuatu yang aneh terjadi pada tubuhnya, tapi sama sekali tidak tahu penyebabnya dan sekaligus tidak bisa melawan.

Malah seperti dituntun oleh kekuatan gelap, Rohmah keluar dari kamar dan duduk di ruang tamu dengan masih melanjutkan remasan pada buah dadanya. Dewo yang mengintai dari balik pintu ruang tengah perlahan berjalan mendekat dan bertanya, ”Neng Rohmah, kenapa susunya diremas-remas, gatal ya?” tanya Dewo dengan seringai mesum.

Rohmah tidak menjawab, tapi masih terus melanjutkan remasan tangannya. Ia tidak bisa menghentikannya, padahal tahu kalau perbuatan itu salah. Bahkan kini ada paman Dewo di depannya yang menonton dengan liur meleleh di bibir.

Merasa kalau obat perangsang dan mantra peletnya sudah bekerja sempurna, Dewo makin berani bertindak. ”Mau saya bantu?” tanyanya kemudian.

Dan Rohmah seperti orang linglung, hanya mengangguk mengiyakan.

Melihat kesempatan itu, Dewo langsung meremas susu mulus Rohmah. Bisa dirasakannya payudara Rohmah yang baru tumbuh begitu empuk dan kenyal di genggaman tangannya. Beda sekali dengan punya Nyai Siti yang besar dan bulat, tapi sudah agak kendor. Payudara Rohmah masih terasa ’utuh’, nyata kalau benda itu tidak pernah terjamah oleh tangan-tangan yang tidak berhak. Tapi sekarang Dewo berhasil menguasainya.

Dengan tidak sabar, Dewo menelusupkan tangannya masuk ke dalam BH mungil Rohmah. Sekarang bisa dipegangnya payudara gadis itu secara langsung. Ukurannya pas dengan cakupan tangannya, dengan puting mungil yang masih terasa sedikit rata. Dewo meremasnya, bergantian kiri dan kanan, merasakan teksturnya yang empuk dan kenyal, juga begitu hangat dan lembutnya benda itu. Tak lupa juga putingnya yang mungil ia pijit dan pilin-pilin sedemikian rupa hingga perlahan membuatnya makin menegak dan menegang keras.

jilbab legging ketat-tikha (2)

Mendapat perlakuan seperti itu, Rohmah yang tidak pernah disentuh oleh laki-laki, jadi kelojotan sendiri. Tubuh mudanya perlahan mengejang dan menggelinjang, rintihan dan desisan silih berganti keluar dari bibir mungilnya. Apalagi ditambah obat perangsang Dewo yang makin kuat mencengkram iman tipisnya, dalam waktu sekejap, ia langsung orgasme. Cairan kewanitaan menyembur deras dari relung liang memeknya yang bahkan belum diapa-apakan oleh Dewo.

Melihat Rohmah sudah terkulai kelelahan dalam pelukannya, Dewo tersenyum semakin lebar. Nyai Siti saja yang sudah sering memberikan pengajian kepada ibu-ibu, takluk kepada dirinya, apalagi anak bau kencur seperti Rohmah, dengan mudah Dewo menjalankan rencananya. Tanpa perlu sungkan-sungkan lagi, ia pun bertanya. ”Neng Rohmah, mau nggak melihat kontol Paman?”

Rohmah hanya tersipu malu menanggapi, tapi matanya tetap melirik ke arah tonjolan besar yang ada di selangkangan Dewo. Ia pasrah saja saat Dewo menarik tangannya dan meminta agar gadis itu mengelus-elus pelan batang penisnya. Dari luar celana saja benda itu sudah terasa begitu keras dan panjang, saat mencoba menggenggamnya, tangan mungil Rohmah tidak bisa mencakup semuanya. Rohmah sedikit terhenyak menghadapinya. ”Gede banget, Paman!” lirihnya antara takut dan suka.

jilbab legging ketat-tikha (3)

Dewo kemudian memelorotkan celananya, juga celana dalamnya, hingga kontol hitamnya yang sebesar pisang ambon tegak mengacung di depan Rohmah. Dengan sabar terus dibimbingnya tangan anak Kyai Kholil itu agar tetap menggenggam dan mengelus-elusnya pelan. ”Ayo, Rohmah, emut dan sepong kontolku, pakai bibirmu!” kata Dewo saat mulai tak tahan. Ia memang paling suka kalau kontolnya diemut oleh perempuan. Bahkan dengan Nyai Siti, Dewo lebih banyak ejakulasi di mulut perempuan cantik itu daripada di memek Nyai Siti yang sempit.

Tidak membantah, meski agak sedikit kesulitan pada awalnya, Rohmah mencoba mengoral kontol Dewo. Ia mencoba menelannya bulat-bulat, tapi hanya muat kepalanya saja. Akhirnya Rohmah hanya menghisap ujung kontol Dewo sambil sesekali lidahnya terjulur untuk menjilati batangnya yang berurat tebal, tanpa pernah bisa melahapnya sama sekali. Dewo yang merasa tanggung dengan sepongan Rohmah, segera memberi tahu cara yang benar.

”Tahan nafasmu, Neng Rohmah. Anggap saja Neng lagi makan eskrim, nanti lama-lama juga bakal terbiasa sendiri.” kata Dewo memberi saran.

Rohmah segera mengikutinya. Dengan saran Dewo, ia mulai bisa menyepong kontol walaupun tetap terlihat agak sedikit kaku. Tapi sudah lumayan dibanding yang tadi. Sekarang sudah hampir setengah kontol Dewo yang masuk ke dalam mulutnya. Dewo juga mulai merasakan nikmat, bahkan lama-lama ia menjadi tak tahan hingga tanpa sadar mulai memegang kepala Rohmah yang masih terbungkus jilbab dan menggerakkannya maju-mundur dengan cepat. Ia memompa kontolnya ke mulut mungil gadis muda itu, sampai akhirnya…

Crooot! Crooot! Crooot! Spermanya muncrat memenuhi mulut basah Rohmah. ”Aghmph… uhuk, uhuk!” Rohmah sedikit kaget dan terbatuk-batuk saat menerimanya, tapi sama sekali tidak bisa menolak.

jilbab legging ketat-tikha (4)

”Ayo, Neng telan maniku! Aarrghhh… aku keluar!!” erang Dewo sambil menembakkan seluruh isi kontolnya ke mulut Rohmah.

Tidak ingin tersedak, dan juga penasaran ingin merasakan rasa air mani, Rohmah segera menelan seluruh sperma Dewo. Ia jilati seluruh cairan putih kental yang keluar dari kontol Dewo hingga tidak tersisa sedikitpun, bahkan yang masih menempel di batang penis Dewo juga ia hisap hingga bersih. Rasanya ternyata tidak sejijik yang ia bayangkan. Rasa mani Dewo ternyata cukup enak juga. Rohmah menyukainya. Gadis itu sama sekali tidak sadar kalau itu akibat dari obat perangsang yang ditaruh Dewo dalam minumannya. Rohmah yang tadinya lugu dan pendiam jadi nakal dan liar seperti sekarang.

Melihat Rohmah berani menelan maninya, Dewo merasa yakin bahwa gadis itu kini sudah benar-benar berada dalam genggamannya. Ia tidak perlu merapal lagi mantra peletnya untuk membuat Rohmah semakin bertekuk lutut dalam dekapannya. Maka, sambil tersenyum puas, Dewo pun kemudian meminta Rohmah untuk berjanji, ”Apakah kamu mau menjadi lonte, gundik dan budak seks-ku, Cah Manis?”

Tanpa membantah dan berpikir lagi, Rohmah segera mengangguk mengiyakan. ”Iya, Paman!”

”Apakah kamu menyerahkan segenap jiwa ragamu untuk kontolku?” tanya Dewo sambil menatap lekat mata gadis muda itu.

Rohmah dengan takzim menjawab, ”Aku akan selalu menjadi milik Paman, apapun yang Paman mau dan perintahkan akan saya laksanakan. Kontol Paman Dewo adalah segalanya bagiku, seluruh tubuhku hanya untuk kontol Paman. Mulutku, memekku dan anusku milik Paman semua. Paman boleh memasuki kapan dan dimanapun Paman ingin!”

Dewo tertawa terbahak-bahak. Tambah satu lagi koleksi budak seksnya, dan kali ini adalah anak bau kencur putri Kyai Kholil. Setelah mendapatkan ibunya, kini ia mendapatkan anaknya juga. Sungguh beruntung dirinya. Tinggal Wiwik, adik Nyai Siti, yang belum. Tapi itupun juga tidak akan lama karena Dewo sudah merencanakan sesuatu pada gadis itu. Setelah semuanya bertekuk lutut, baru Dewo akan tenang menjalani sisa hidupnya.

Melihat Dewo cuma tertawa-tawa sambil memandangi dirinya, Rohmah buru-buru menambahkan. ”Bahkan Paman juga boleh mengencingi saya jika Paman mau, akan kubersihkan dengan mulut saya setelah Paman buang air. Apapun hanya untukmu, Paman Dewo.” kata gadis muda itu.

Mendengar janji Rohmah yang begitu muluk, Dewo tertawa semakin keras. Ia bagai malaikat saja di hadapan anak Kyai Kholil ini, pas sekali dengan namanya; Dewo! benar-benar seperti Dewa, begitu kuat dan perkasa, juga begitu berkuasa. Tidak ingin menyia-nyiakan keberadaan Rohmah yang sudah pasrah sepenuhnya, Dewo berniat untuk memperawani mulut, memek dan anus gadis cantik itu dengan kontolnya, sekarang, saat ini juga!

”Neng Rohmah, sekarang kamu lepas jubah dan celana dalammu. Setelah itu sepong kontolku sekali lagi, manisku!” kata Dewo dengan tersenyum buas.

Tanpa diminta dua kali, Rohmah pun melakukannya. Bahkan dia tampak melakukannya dengan terburu-buru karena sudah tak sabar untuk memegang dan mengemut kontol Dewo sekali lagi. “Sudah ngaceng lagi ya, Paman… gede banget, Rohmah suka!” desahnya lirih ketika kontol Dewo mengacung tegak di depan wajahnya yang cantik. Dielusnya perlahan batang kemaluan itu sebelum mulai menjilati ujungnya. Tampak matanya yang lentik menatap gemas ke arah kontol panjang Dewo.

“Arghh… terus, Budak cilikku! Hisap pakai mulutmu!” erang Dewo ketika Rohmah mulai mengulum kepala penisnya.

Rohmah terus menjilati lubang kencing Dewo, sebelum akhirnya mulai melahap dan mengulumnya setelah ujung kontol itu mulai melelehkan cairan beningnya. Sambil mengemut sebisa mungkin, tangan mungil Rohmah mengocok lembut batang kontol Dewo, sesekali juga diremasnya perlahan buah zakar laki-laki tua itu. Mendapat perlakuan seperti itu, rasa nikmat yang tiada tara langsung menghinggapi tubuh kurus Dewo, meski Rohmah hanya menghisap sebagian batangnya, tapi itu sudah cukup untuk membuatnya mengerang dan mendesis keenakan.

jilbab legging ketat-tikha (6)

”Ya, terus begitu, Neng! Masukkan semuanya, jangan sampai ada yang tersisa!” Dewo memperhatikan kepala Rohmah yang masih tertutup jilbab bergerak maju mundur secara teratur menghisap batang penisnya. Gadis itu sama sekali tidak mengeluh meski kontol Dewo membuat mulutnya ngilu karena saking besarnya. Justru Dewo yang merintih kecapekan karena kelamaan berdiri. Ia pun segera pindah ke kursi dan meminta Rohmah untuk jongkok di hadapannya, ia menyuruh gadis itu untuk kembali mengemut dan menjilati kontolnya.

“Isep lagi ya, Neng. Paman masih belum puas.” kata Dewo lirih.

Kembali mulut Rohmah hinggap di penisnya, menghisap lembut disana sambil sesekali menggigiti ujungnya yang sudah memerah tajam. Cairan bening yang terus keluar dari lubang kencingnya ditelan semua oleh Rohmah tanpa rasa ragu. Gadis belia itu sudah benar-benar berubah liar sekarang, sama seperti ibunya. Dewo tertawa senang melihatnya. Sambil mengelus-elus kepala Rohmah yang masih tertutup jilbab, diperhatikannya bagaimana kontolnya yang besar menyesaki mulut Rohmah yang mungil. Rasanya benar-benar begitu nikmat.

Puas menikmati mulutnya, Dewo lalu meminta Rohmah untuk bangkit berdiri. Ia cium bibir gadis itu sambil meremas-remas tonjolan bukit payudaranya yang baru tumbuh dengan gemas. Tangan Dewo juga menyusup ke celah selangkangan Rohmah dan mulai mengusap-usap memeknya yang sudah terasa basah. Ia buka paha gadis itu sedikit lebih lebar untuk mengelus-elus lubang serta itilnya. Tubuh mulus Rohmah kontan menggelinjang mendapat serangan beruntun seperti itu, ia memekik dan merintih-rintih di dalam dekapan Dewo, tapi sama sekali tidak menolak. Seperti janjinya tadi, ia rela menerima apapun perbuatan Dewo pada tubuhnya!

Dewo yang sudah ingin menyetubuhi gadis muda ini, dengan kontol berdiri tegak, segera melepaskan pelukannya dan tidur telentang di lantai. Rohmah yang sudah telanjang bulat duduk bersimpuh di sebelahnya dengan muka menunduk merah, tak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Maklum, ini adalah untuk pertama kalinya ia bersetubuh, dan selama ini ia belum pernah mendapatkan pendidikan apapun tentang seks dari kedua oarng tuanya. Bagi Kyai Kholil, adalah tabu membicarakan hal seperti itu dalam keluarganya. Maka jadilah Rohmah seperti kerbau yang dicocok hidungnya menghadapi Dewo yang sudah berpengalaman, tanpa membantah ia menuruti apapun perkataan laki-laki tua itu.

Tanpa memberi tahu Rohmah apa yang akan ia lakukan, Dewo membimbing gadis muda itu agar ikut telentang di sebelahnya. Rohmah menurut. Ia juga tidak membantah saat Dewo mengangkat kedua kakinya hingga ke pundak, membuat memeknya yang tadi tersembul malu-malu kini jadi terekspos dengan jelas. Lubangnya yang mungil tampak membelah tipis, dengan lorong berwarna kemerahan yang sangat kecil, rambut-rambut halus tampak mulai tumbuh di sekitarnya, tapi masih belum begitu panjang. Dilihat dari segi manapun, sepertinya mustahil bagi kontol Dewo untuk menembus memek sekecil itu. Rohmah benar-benar masih perawan! Dewo tersenyum saat melihatnya. Ia benar-benar beruntung hari ini.

Pelan, Dewo memposisikan dirinya hingga ujung kontolnya tepat berada di depan lubang memek Rohmah. Bisa dirasakannya kalau memek itu seperti menolak kehadirannya. Begitu sempitnya hingga kontol Dewo seperti membentur dinding saat mencoba menerobosnya.

”A-aduh… sakit, Paman!!” rengek Rohmah saat Dewo terus merusaha menekan kontolnya.

”Diam kamu, Lonte! Tahan… katanya kamu mau kuperawani!!” ancam Dewo dengan pinggul terus terdorong ke depan. Pelan tapi pasti, setelah usaha berkali-kali yang cukup menguras keringat, akhirnya batang kontolnya perlahan menggelosor masuk. Meski terasa kesat dan sangat sempit, Dewo terus memaksakannya, tak peduli dengan Rohmah yang merintih-rintih dan menjerit pilu di bawah tubuhnya.

”Diam kamu! Atau mau kupukul?!” hardiknya.

Rohmah langsung terdiam. Untuk menahan rasa sakitnya, dia kemudian menggigit bibirnya agar tidak dimaki lagi oleh Dewo.

Begitu kontolnya sudah menancap semua, tanpa memberi kesempatan memek Rohmah untuk menyesuaikan diri, Dewo mulai menggenjot tubuhnya dengan kasar. Rohmah yang menerimanya cuma bisa menangis dan merintih sepelan mungkin, ia tidak ingin membuat Dewo jadi tersinggung. Rohmah ingin Pamannya itu benar-benar menikmati saat-saat mengambil keperawanannya, tak peduli meski dirinya merasa sakit dan terhina. Apapun akan sekuat tenaga ia tahan, yang penting Dewo merasa nikmat.

jilbab legging ketat-tikha (7)

Darah perawan Rohmah yang mulai merembes keluar membuat kontol Dewo menjadi hitam kemerahan. Sambil terus menggoyang, tak henti-henti ia memijiti tonjolan buah dada Rohmah yang tersaji indah di depannya. Putingnya berulang kali ia pilin dan cubit keras-keras hingga membuat Rohmah menggelinjang kesakitan, namun tetap tidak mau berteriak. Gadis itu benar-benar pasrah pada Dewo. Untunglah setelah beberapa saat, Rohmah yang tadinya kesakitan kini merasa keenakan. Memeknya sudah mulai melar dan menerima kehadiran kontol besar Dewo. Benda itu bahkan mulai mengucurkan cairan pelumas lebih banyak lagi untuk membantu Rohmah menahan gempuran si kakek tua.

”Terus entot aku, Paman!” pinta Rohmah semakin memanjakan Dewo. Tubuh mungilnya bergerak seirama dengan goyangan badan Dewo yang menindihnya dari atas. Terkadang erangannya berhenti saat Dewo menyodorkan jemarinya untuk dihisap.

Sambil terus menggenjot, Dewo sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan sehingga dapat menghisap bulatan payudara Rohmah. Enak sekali menikmati payudara kenyal gadis cantik ini sambil memompa kontolnya naik turun dengan liar. Gemas Dewo melahapnya sambil sesekali menjilati puting merah mudanya yang tegak menantang. Perbuatannya itu membuat erangan Rohmah semakin keras terdengar, Dewo jadi semakin bergairah dibuatnya.

”Oughhh… Paman, aku mau keluar! Ooughhh…!!” tanpa bisa ditahan, gadis itupun klimaks. Cairan cintanya yang keluar bersamaan dengan darah perawannya membuat lantai keramik putih yang menjadi alas persetubuhan mereka berubah warna menjadi merah, terutama disekitar pantat Rohmah.

Tapi bukannya jijik, Dewo malah jadi sangat bernafsu dibuatnya. Goyangannya menjadi semakin liar dan brutal, begitu juga pilinan jari-jarinya di bukit payudara Rohmah, hingga membuat putri Kyai Kholil itu menjerit dan merintih semakin keras. ”Ahh, Paman… ehssh! Arghh!” tubuhnya menggelinjang dan makin terkulai pasrah dalam dekapan Dewo. Dia telah dua kali mengalami orgasme, tetapi tampaknya kontol si Dewo masih belum terpuaskan. Benda itu terus menusuk dan mengobok-obok memek sempitnya yang kini sudah tidak perawan lagi, dan terus bergerak liar disana sampai Dewo mencabutnya tak lama kemudian.

Rohmah sedikit bernafas lega saat sumbat di memek sempitnya terlepas. Dia kira permainan ini akan segera berakhir, namun ternyata dia salah. Bukannya berhenti, Dewo malah meminta Rohmah agar membersihkan darah perawannya yang berceceran di lantai dengan menjilatinya. Tak bisa menolak, Rohmah pun melakukannya. Dengan sedikit menungging, ia menjulurkan lidahnya dan mulai menjilat. Selama dia bekerja, Dewo tak henti-henti meremas pantat mulusnya sambil sesekali salah satu jarinya menusuk masuk lubang anus Rohmah yang masih tertutup rapat. Rohmah sedikit berjengit saat menerimanya, namun tidak bisa menolak. Ia sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya direncanakan oleh Dewo selanjutnya.

Setelah lantai kembali bersih, Dewo kemudian memberinya perintah lain. ”Isep lagi kontolku, pelacur cilik!” bisiknya dengan muka merah padam akibat menahan gairah.

Tanpa banyak bertanya, Rohmah kembali mematuhi. Dengan bibir merah karena belepotan oleh darah, ia menjilati kontol besar Dewo yang tersaji mantab di depan mulutnya. Setelah bersih, dia kemudian berkata pada Dewo. ”Sudah, Paman. Sekarang apalagi yang bisa kulakukan untuk Paman?” tanyanya menantang.

Merasa disepelekan, Dewo segera meminta Rohmah untuk menungging. ”Sebenarnya aku ingin melakukan ini di permainan kita yang kedua nanti, sama seperti yang kulakukan pada ibumu. Tapi karena kamu yang meminta, terpaksa akan aku lakukan sekarang.” jelasnya sambil mengelus-elus pantat mulus Rohmah yang tersaji indah di depannya. Dewo kelihatan sudah tak tahan ingin cepat-cepat mencicipi benda bulat itu.

”Lakukan, Paman. Apapun yang Paman inginkan, jangan sungkan-sungkan untuk memintanya. Tubuhku milik Paman sepenuhnya!” kata Rohmah.

Melihat kepasrahan gadis muda itu, Dewo pun segera menyiapkan kontolnya. Berpegangan pada bokong Rohmah yang bulat sekal, dia mulai menusukkannya ke depan, menerobos memek sempit Rohmah dari belakang. “Tahan, gundikku. Akan aku berikan kepuasan pada lubang anusmu sekarang!” kata Dewo menyeringai.

jilbab legging ketat-tikha (8)

”Silahkan, Paman. Perawani bokongku sesuka Paman.” balas Rohmah tanpa rasa takut sedikitpun. Setelah kehilangan keperawanannya, ia benar-benar bisa lepas menyalurkan hasrat seksnya. Apalah bedanya kehilangan ’lubang’ satu lagi, kalau tidak sekarang, toh Dewo bakal memintanya juga suatu saat nanti.

Rohmah menahan nafas saat merasakan air liur Dewo yang membasahi lubang anusnya. Dewo meludahinya berkali kali sambil terus berusaha menguak dengan jari-jarinya hingga lubang anus Rohmah perlahan mekar dan terbuka, semakin lama menjadi semakin lebar. Setelah dirasa cukup, barulah Dewo menempatkan batang kontolnya persis di tengah lubang dan mulai mendorong. Belssh! Dengan agak seret kontolnya menerobos masuk. Rohmah hanya bisa diam menahan sakit. Terasa kontol panjang Dewo mentok hingga ke usus besarnya.

”Oohhh… Sempit sekali bo’olmu, Neng.” desis Dewo penuh kepuasan. Jepitan anus Rohmah tak kalah dengan cekikan dinding memeknya. Dewo menyukainya. Perlahan ia mulai menggenjot pinggulnya untuk menyodomi anus Rohmah dari belakang. Sambil melakukannya, sesekali Dewo juga menampar dan memukul pantat gadis muda itu serta meremasi buah dadanya yang menggantung indah.

”Ooughhh… enak, Paman… nikmat… terus… terus entot tubuhku, Paman… lebih keras… lebih cepat…” rengek Rohmah untuk menyenangkan hati Dewo. Sama seperti pada memeknya tadi, awalnya memang sakit, tapi lama kelamaan berubah menjadi enak, bahkan cenderung menjadi nikmat. Sangat nikmat malah hingga Rohmah mencapai klimaksnya tak lama kemudian. Cairan cintanya kembali membanjir keluar membasahi lantai keramik.

Dewo yang melihatnya menjadi begitu bergairah. Dipeluknya tubuh mungil Rohmah yang masih berkedut-kedut pelan sambil terus menggerakkan batang kontolnya semakin cepat di liang vagina gadis itu. Jepitan anus Rohmah yang semakin terasa kencang membuat Dewo tak mampu lagi menahan gejolak birahinya. Tak perlu waktu lama, iapun menyusul Rohmah.

Seperti biasa, beberapa detik sebelum pejuhnya meledak keluar, Dewo cepat-cepat menghentikan genjotannya dan menarik keluar batang penisnya. Memutar tubuh, ia berikan daging panjang itu kepada Rohmah. ”Emut, nduk!” perintahnya dengan tubuh gemetar dan badan mengkilat oleh keringat.

Rohmah segera membuka mulutnya dan melahap kontol Dewo semampu mungkin. Dikocoknya benda itu dalam mulutnya hingga Dewo menggeram pelan, “Arghhh… terima ini, Lonteku! Arghhh… arghhh…” sambil memegangi kepala Rohmah yang masih tertutup jilbab, Dewo mengeluarkan cairan maninya. Berkali-kali benda putih lengket itu menyembur keluar hingga memenuhi tenggorokan Rohmah. Sama seperti kejadian pertama, Putri Kyai Kholil itu dengan sigap langsung menelannya. Tampaknya ia sudah ketagihan dengan gurihnya sperma Dewo. Rohmah terus menjilati kontol Dewo sampai akhirnya benda itu melemas dan mengecil tak lama kemudian.

”Aghh… sudah, Neng Rohmah!” Dewo menarik keluar kontolnya dan terduduk lemas di kursi ruang tengah dengan badan gemetaran karena lelah.

”Iya, Paman. Rohmah ucapkan terimakasih karena Paman telah sudi ngewe sama aku.” kata Rohmah sambil tersenyum dan berkedip penuh arti.

Tepat setelah mereka selesai membersihkan tubuh, Wiwik dan Nyai Siti pulang ke rumah. Dewo dan Rohmah bersikap senormal mungkin, pura-pura tidak pernah terjadi apa-apa diantara mereka. Hanya Nyai Siti yang tahu, tapi berusaha tidak menunjukkannya. Sedangkan Wiwik sama sekali tidak curiga karena Rohmah sudah membersihkan lantai ruang tengah yang penuh dengan noda darah perawannya hingga mengkilat. Rohmah juga berusaha menahan rasa sakit di memek dan lubang anusnya dengan sebisa mungkin berjalan seperti biasa.

jilbab legging ketat-tikha (9)

Nyai Siti tersenyum saat melihatnya. Dia kemudian menuju ke belakang, pergi ke kamar Dewo secara diam-diam. Sedangkan Wiwik yang sudah lelah langsung masuk ke dalam kamarnya. Rohmah juga sudah terlelap dalam tidurnya setelah kelelahan dientot oleh Dewo. Dengan perlahan-lahan Nyai Siti membuka pintu kamar Dewo, terlihat Dewo tengah duduk membelakanginya sambil menghisap rokok.

”Gimana, Mas, apakah kamu puas menikmati tubuh anakku?” tanya Nyai Siti.

Dewo menoleh dan tersenyum. ”Kamu memang benar-benar lonteku yang baik, Nyai.” jawab Dewo. ”Bersimpuhlah di depanku, akan kuberikan hadiah kontol kesukaanmu.”

”Ohhh… terima kasih, Mas Dewo.” Nyai Siti segera bersimpuh di depan Dewo yang bertelanjang dada dan hanya mengenakan sarung. Bau badan Dewo yang tidak mandi setelah menikmati keperawanan anaknya, malah membuat Nyai Siti semakin bernafsu. Dia masukkan kepalanya ke dalam sarung Dewo, dan mulai mengoral kontol Dewo sambil sesekali menjilati pelirnya.

Dewo langsung mendesah mendapat perlakuan itu, setelah mematikan rokoknya, dia kemudian memegang kepala Nyai Siti yang berada di dalam sarungnya. ”Agrhh, lonteku… terus… rasakan kontolku di tenggorokanmu!!” raung Dewo sambil menekan kepala Nyai Siti kuat-kuat, ia berusaha memasukkan lebih dalam lagi kontolnya ke mulut manis Nyai Siti.

Nyai Siti hampir tidak dapat bernafas karenanya. Ia berkali-kali tersedak, tapi tetap mengulum mesra karena ia menyukainya.

”Sebentar, Nyai.” kata Dewo sambil melepaskan kontonya dari mulut Nyai Siti.

“Ada apa, Mas?” tanya Nyai Siti heran, tidak biasanya Dewo menolak hisapannya.

”Aku mau mau kencing dulu, Nyai.” jawab Dewo.

Sambil tersenyum nakal, Nyai Siti berkata, ”Ah, Mas Dewo, kenapa harus repot kencing ke luar… nih, mulutku kan bisa buat nampung kencingmu.” Nyai siti kemudian membuka mulutnya sambil mengarahkan kontol Dewo ke dalamnya.

”Benarkah, Nyai?” tanya Dewo tak percaya.

”Pelan-pelan ya, Mas, kencingnya… biar bisa aku minum semuanya.” sahut Nyai Siti kalem.

Mengangguk kegirangan, Dewo dengan pelan segera mengencingi mulut Nyai Siti. Air seninya yang berwarna putih kekuningan mengalir turun memenuhi mulut perempuan cantik itu. Dan seperti orang yang kehausan, Nyai Siti segera menelan dan menenggak semuanya, ia habiskan semua air kencing berbau pesing yang keluar dari kontol panjang Dewo.

”Nyai, cepat nungging di lantai, aku jadi tidak sabar pengen memasukkan kontolku ke dalam anusmu.” kata Dewo begitu kandung kemihnya sudah kosong, kebinalan Nyai Siti membuatnya jadi tak tahan.

Nyai Siti pun segera menungging, dan tanpa menunggu lama… jleebss! Dewo menusukkan kontolnya, dan… arghhh! Ia mulai memompa anus istri Kyai Kholil itu.

“Arghhh… terus, Mas… enak… ougghhhhh!!” genjotan Dewo yang sangat keras namun nikmat membuat Nyai Siti cepat orgasme tak lama kemudian. Cairan cintanya mengucur deras dari lubang memeknya, berjatuhan di lantai dan tikar tipis yang mereka gunakan sebagai alas. Dewo meraupnya dan segera meratakannya ke seluruh tubuh Nyai Siti. Diremas-remasnya payudara Nyai Siti yang bulat besar sambil terus menggenjot tubuhnya semakin keras. Kontol Dewo masih tetap perkasa, padahal Nyai Siti sudah dua kali mengalami orgasme. Laki-laki itu benar-benar luar biasa.

Dengan kasar Dewo kemudian membalik tubuh Nyai Siti hingga wanita itu sekarang telentang di lantai. Dewo bergeser ke atas, sambil kembali memainkan payudara Nyai Siti yang menjulang indah, ia masukkan kontolnya ke dalam mulut Nyai Siti yang sudah siap menerimanya. Meski sudah berancang-ancang sebelumnya, tapi karena begitu gedenya kontol Dewo, tak urung Nyai Siti tetap tersedak juga.

”Ayo, Nyai lonteku… aku entot mulutmu…” Dewo menusukkan kontolnya kuat-kuat, begitu kuatnya hingga hampir masuk ke dalam tenggorokan Nyai Siti.

Nyai Siti semakin terdesak dan tersiksa, namun sama sekali tidak bisa menolak. Untunglah tak lama kemudian Dewo sudah memuntahkan air maninya, Nyai Siti segera menelan semuanya karena Dewo tengah menacapkan kontolnya dalam-dalam, membuat spermanya masuk ke dalam kerongkongan Nyai Siti tanpa meluber sedikit pun.

Kini Dewo sudah sepenuhnya menguasai tubuh Nyai Siti, wanita itu rela melakukan apapun asalkan dibayar dengan kontol si Dewo. Impian Dewo untuk menguasai wanita di rumah itu tinggal selangkah lagi, giliran Wiwik, adik kandung Nyai Siti yang akan menjadi budak nafsu selanjutnya.

MBAK ANITA

Halo pecinta cerita dewasa dengan tema cewek berjilbab, kali ini akan kuceritakan sebuah petualangan seksualku bersema seorang wanita berjilbab yang kesehariannya sangat alim, mungkin kalian tidak akan percaya kejadian ini, bahkan saya pun kadang kala tidak bisa mempercaya bahwa saya pernah memadu cinta dengan seorang wanita yang alim. Oia, namaku adalah Erwin, aku mahasiswa tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi, umurku 21 tahun.

toket jilbab montok-raia (1)

Wanita itu bernama Ria Febrianita, ia biasa disapa Anita atau Nita. Wanita yang telah berumur 28 tahun dan telah memiliki anak 1 ini adalah tetanggaku, rumahnya hanya terpaut tiga rumah dari rumahku. Suaminya Pak Kirno, adalah mantan TNI yang kini tak bisa laki banyak beraktifitas akibat cederan yang dialaminya ketika melaksanakan tugas militernya di sebuah daerah di bagian timur Indonesia. Sementara Anita, adalah seorang ibu muda yang energik dan mandiri, dia adalah ketua kelompok pengajian ibu-ibu di lingkungan RW tempat tinggalku, ia pernah mengenyam pendidikan pesantren entah berapa tahun, namun di lingkunganku ia dikenal sebagai seorang wanita yang alim.

Setia hari, Jilbabnya tak pernah lepas dari kepalanya, pakaiannya lebar tak bebas menunjukkan lekuk tubuhnya, walaupun kadang-kadang juga dia memilih busana yang agak sempit dan menunjukkan bagian tubuhnya yang menarik, seperti pantat dan payudaranya. Dia terlihat ramping jika mengenakan stelan daster dan mengenakan jilbab yang dilingkarkan ke lehernya, sebagian saja yang menutupi dada bagian kirinya, sisanya tentu saja masih kelihatan.

toket jilbab montok-raia (2)

Wajahnya ayu dengan mata yang sayu dan kebiasaannya tersenyum kepada ibu-ibu, saya sering menyapanya dan menikmati sedikit senyumnya, bibirnya tipis berisi, hidungnya tidak terlalu mancung, juga tidak pesek. Aku senang memandangi pipinya yang tampak putih dan agak sedikit memerah, dia memang putih mulus. Tingginya sekitar 150an, aku masih lebih tinggi sedikit dibandingnya. Karena dia memang akrab dengan ibuku, aku sering bertamu ke rumahnya, jika bertamu dia tetap mengenakan jilbab, namun yang biasa saja dengan pakaian santai, pernah suatu hari aku datang menemuinya di pagi hari ketika disuruh oleh ibuku, dia menerimaku dengan tetap mengenakan jilbabnya, namun pakaian yang dikenakannya adalah, pakaian tidur, sehingga jelas terlihat bentuk tubuhnya, dia masih ramping walaupun telah melahirkan, pantatnya berisi dan pahanya lumayang menyenangkan bentuknya. Matanya yang sayu serta senyumnya yang anggun berpadu dengan ekspresi wajah baru bangun tidur, tanpa make up. Aku sangat gembira dan diam-diam memperhatikan tubuhnya, sesekali dia mengetahui kalau aku memperhatikan tubuhnya, namun dia mengacuhkan dan membuyarkan lamunanku saja.

Suatu malam, saat aku baru pulang dari acara kongkow bersama teman-temanku, aku iseng berjalan pelan dan memperhatikan rumah Anita, malam cukup sepi waktu itu, kira-kira jam 1 malam, aku melihat ada bias cahaya dari ruang tamu Anita, Kupikir dia belum tidur tentunya, tidak mungkin itu suaminya, karena suaminya pasti telah tidur jam 9 atau jam 10 tadi. Jika yang menonton itu adalah keluarganya, tentu saja bukan, tak ada orang yang datang ke rumahnya hari ini, jika ada tentu saja ketahuan, aku tetangganya. Akhirnya aku iseng mendekati rumahnya dan mengintip apa yang dilakukan oleh Anita, kenapa dia belum tidur pada larut malam begini.

toket jilbab montok-raia (3)

Samar-samar suara televisi terdengar olehku, volume televisinya disetting kecil, namun di malam seperti ini, suara seperti itu dapat keluar rumah, walaupun samar-samar. Dari dalam kudengar suara desahan demi desahan seorang wanita yang sepertinya sedang menikmati hubungan seksual, beberapa kali desahan terdengar sangar seksi setika wanita itu mengalami puncak ketikmatan.

Namun ada yang aneh, beberapa kali suara desahan wanita di televisi diselingi suara desahan wanita yang lain, mungkin ada dua wanita yang bercinta. Aku heran, ternyata Anita yang kukenal sebagai seorang ibu muda yang alim juga senang menonton Video Porno, lama kelamaan pendengaranku fokus pada suara-suara yang terdengar samar, aku mencari sesuatu yang lebih, hingga suara desahan wanita yang lainnya dilanjutkan dengan erangan dan beberapa kata, “ouchhhh… ouchhhh enak banget sayang, pengen digituin…”, aku terhentak itu suara Anita.

Akhirnya aku mengintip dari jendela, mungkin dia sedang bercinta dengan suaminya, aku penasaran melihat tubuh telanjang Anita, tapi aku salah, dia tidak bercinta, tak ada seorangpun yang menemainya disana, dia sendirian, kulihat dia mengangkan, membuka pahanya yang lebar sambil menggosok memeknya, dia tak mengenakah jilbab, rambut hitam sedikit berombar tak karuan lagi, beberapa helai menutupi wajahnya, dia mengenakan baju tidur merah jambu, celananya telah lepas, kulihat pahanya putih mulus, berisi dan menggairahkan, aku ingin segera masuk dan membantunya, pikirku, namun tentu saja aku tidak bisa melakukannya, dia pasti akan berteriak dan bisa-bisa aku dipergoki massa.

toket jilbab montok-raia (4)

Kulihat dia memulai lagi proses berburu kenikmatannya, kulihat ia menengadahkan ke palanya ke atas, lehernya yang putih terlihat olehku, walaupun tak terlihat jelas, aku membayangkan disana ada bulu halus yang dapat kuciumi, kedua kakinya diangkat ke atas sambil dimekarkan, tangan kirinya perlahan menggosok bibir vaginanya, sambil bergoyang seperti seorang wanita sedang menari streaptise, dia mulai keenakan, tangan yang satunya mulai mempermainkan dadanya sendiri dari luar, kulihat dia mengejang kecil, yaaa beberapa kali tubuhnya mengejang, mungkin jari tangannya dimasukkan ke memeknya dan menyentuh itilnya, atau dia tak tahan menahan rangsangannya sendiri pada payudaranya.

Dia mengejang dengan sangat erotis, saat ini dia tak bersandar lagi di sofanya, dia telah terbaring, kakinya rapat, dia melipat kakika dan menjepit tangannya yang diam di selangkangannya, mungkin tangannya sedang mesra mengelus itilnya, dia berguling kiri kanan, sesekali meremas rambutnya sendiri atau mengisap jari tangan kanannya. Saat dia berguling, kulihat bongkahan pantatnya yang begitu membusung, tertanya dia memiliki tubuh yang hebat, harusnya dia menjadi model, apalagi wajahnya memang manis.

toket jilbab montok-raia (5)

Tanpa kusadari, aku telah memasukkan tanganku ke dalam celana dalamku, pelan-pelan kukocok kontolku yang telah menegang sedari tadi. Kuperhatikan terus perilaku Anita yang betul-betul tak sadar akan keberadaanku, dia mulai mendesah dicampur erangan, aku mengocok terus penisku, kusesuaikan irama kocokanku dengan desahan anita, Oucchhh.. anitaaa aku pengen memekmu sekarang …. dan anita juga mulai berkomat kamit, tuuu sukhhh dongghh sayanggg, ouchhhh!!! yang cepattt….

Ouchhh, ouchhhh… ahhhhh, kulihat dia mengejang sambil mempercepat gesekan tangannya pada vagina, dia bergerak sangat erotis, hampir seperti kesetanan, aku mempercepat kocokanku, erangannya semakit nikmat terdengar.. Oucchhhh ouhhhh .. oooohhhhhh, Dia mengejang luar biasa sambil menekuk tubuhnya sehingga dia terbaring dengan gaya pistol, dia tetap saja mengejang, kedua tangannya meremas vaginanya kali ini, kulihat mulutnya menganga tak bersuara hingga dia mendesah, melepaskan nafasnya yang tertahan, kemudian diikutu desahan nafas yang semakin lama semakin mengecil. Ouchhhh aku pun sampai, celanaku basah saat kulihat Anita menemukan kenikmatannya, kubayangkan tubuhku dipeluk erat olehnya dan kontolku dijepit erat-erat di selangkangannya.

*****

Sejak malam itu, aku seperti baru mengenal Anita, ternyata dia adalah seorang wanita muslimah yang tidak saja alim, tapi juga sangat seksi dan sangat menggairahkan. Aku seringkali membayangkan dia berjalan di depanku dengan busana muslimnya yang santu sambil membisikkan kata-kata cinta, “malam nanti main ke rumahku yuk, aku punya pertunjungan yang bagus buatmu”. Kubayangkan Anita berkata begitu padaku.

toket jilbab montok-raia (6)

Saat aku bertamu di rumahnya, aku mulai nakal, mataku semakin susah kukendalikan, hingga Anita tau ada yang berubah dari caraku memandangnya.
“Ada apa, Win?”, Dia mengagetkanku saat kuperhatikan dadanya.
“Ehhh, gak papah, Mba Nita”.
“Kok, bengong begitu?”.
“Ehhh gak papa, saya pamit pulang dulu deh, yang penting pesan ibu saya sudah disampaikan. Assalamu alaikum”.
“Walaikum salam”. Dia menjawabnya dengan senyuman.

Hampir tiap malam aku berfantasi bercinta dengannya, ngentot habis-habisan sampai kami tak bisa bangun di pagi hari karena kelelahan. Aku semakin sulit mengontrol gairahku, seperti ada sesuatu yang belum lengkap dalam diriku ketika membayangkan tubuh seorang wanita muslimah yang alim namun sangat menggairahkan, sangat panas dan seksi, apalagi tubuhnya sangat mengagumkan. Kadang-kadang aku mencandai diriku sendiri, mungkin jika bercinta dengannya, aku pasti sudah Ngecrooot saat dipeluk dan menjilati payudaranya, walaupun aku belum melihat secara langsung buah dada itu. Ahhhhhh

Akhirnya aku tahu, bahwa dia seringkali menonton film porno di malam minggu, memang pertama kali aku mengintipnya adalah malam minggu, saat itu aku pulang malam mingguan bersama teman-temanku. aku sudah mendapatinya 3 kali, dan malam nanti dia pasti menonton lagi. Pikiran cerdasku mulai datang dan terkumpul menjadi rencana. Aku akan merekamnya, agar aku bisa menikmatinya suatu saat tanpa menunggu akhir pekan.

“Tim, Pinjam handycam dong!”. Kataku lewat telfon.
“Buat apaan en kapan lu mau pake?”, tanya Tim, teman dekatku yang tiap malam minggu pasti bersamaku, dia belum pernah mendengar ceritaku soal ini.
“Ada deh, lu gak usah tanya-tanya ah, ntar sore gw kesitu ngambil barangnya!”.
“Ntar sore gw mau jalan sama Tiara, lu ntar malam ikut malam mingguan kan?”.
“Pasti dong, emang napa?”.
“Ntar malam aja lu ambil barangnya”.
“Ok”.

toket jilbab montok-raia (7)

Aku tersenyum, aku bersiap-siap keluar rumah untuk membeli kaset. Di jalan aku bertemu dengan Anita, dia sedang ribet membawa barang-barang belanjaannya. Tentu saja aku membantunya, aku membawa barang-barangnya dan berjalan di belakangnya, memperhatikan cara jalannya, membayangkan pantatnya, dan menikmati lenganggak-lenggoknya. Baru kali ini kusadari, ternyata Anita terbiasa mendobel pakaiannya, misalnya saat dia mengenakan daster atau gamis dengan paduan rok, dia pasti mengenakan celana kain di bagian dalam, sehingga jika roknya tersibak, betisnya tak kelihatan. Mungkin aku baru menyadari ini karena pikiran ngeresss yang belakangan ini rajin datang saat bertemu dengan Anita.

“Simpan disitu aja, Win!”. Anita merunduk di depanku, dia menaruh kantong plastik yang ia tenteng di lantai. Sesaat kuperhatikan pantatnya yang membusung kepadaku, mungkin Anita sadar kalau aku memperhatikannya sehingga dia cepat-cepat berdiri dan menghindar.

“Taruh aja di situ, Win!”. Dia menyuruhku lagi.
“Ohh iya, mba”. Aku bergegas menaruhnya. “Bisa saja aku mendekapnya saat ini dan memperkosanya di dapur dengan sangat tenang”. Bisikku dalam hati, tapi aku bergegas pergi dan tidak menghiraukan pikiranku, aku tetap harus menghormatinya sebagai wanita suci, lagi pula aku tak berniat merusak kecantikannya. tapi aku tetap ingin menikmati tubuhnya, menghujaninya dengan air maniku. Ahhhh

*****

Malam ini, aku pulang terlalu larut, Tim dan teman-temanku yang lain mengerjaiku sehingga aku harus pulang lebih larut dari biasanya. Aku bergegas mendekati rumah Anita. Dia ternyata belum tidur dan sedang menhabiskan malam di depan televisi seperti biasa. Penampilannya sudah acak-acakan, mungkin dia akan selesain, akhirnya cepat-cepat kukeliarkan handycam dan merekamnya.

toket jilbab montok-raia (8)

Dia berbaring di atas sufa berbulunya, tidur telentang, dengan kaki terbuka. Malam ini dia masih mengenakan jilbabnya yang berwarna orange tua walaupun sudah tak rapi, dia mengenakan baju gamis dengan motif teratai kecil dengan warna dasar putih, roknya tersibak ke atas sementara tangannya memijat memeknya, dia telah mengejang beberapa kali, aku berhasil merekamnya hingga dia mengeluh dengan luar biasanya, dia hampir terjatuh dari sufa karena tidak bisa mengontrol dirinya yang sedang diserbu rasa nikmat surgawi. Setelah erangannya selesai, aku tetap mengintipnya lebih lama, Namun aku tak merekamnya lagi karena dia telah menurunkan roknya yang lebar sehingga dia tak tampil seperti telah bermasturbasi.

Aku memperhatikan dirinya, dia telah tertidur pulas, televisinya tetap menyala namun tak ada lagi permainan di dalam sana, mungkin filemnya telah usai. “Anita mungkin pulang kemalaman dalam suatu acara di akhir pekan sehingga dia masih berpakaian rapi seperti itu, atau mungkin dia menerima tamu yang pulang kemalaman, dan dia kecapean sehingga merasa tak usah mengganti pakaian. namun pemandangan semalam sangat seksi melihat dia bermasturbasi dengan pakaian muslimah seperti itu.

Aku pulang, setibanya di rumah, aku langsung menonton videonya dan beronani, aku tak sabar melampiaskan nafsuku dengan melihat dirinya mencapai puncak kenikmatan. Aku merasakan onani yang sangat nikmat, melihat dirinya sambil berfantasi bercinta dengannya yang masih mengenakan busana muslimah seperti itu.

Aku tak bisa tidur, pikiranku kasak kusuk hingga pikiran jahat mampir di kepalaku, “Ancam dia kalau kau akan menyebarkan videonya, kalau tidak dia harus memuaskanmu”. Godaan dalam hatiku semakin kuat. Tapi aku tetap berusaha untuk tidur.

Keesokan paginya, aku cepat-cepat keluar, membeli kartu sim baru untuk meneror Anita. Aku tak tahan lagi, ide semalam mungkin ampun untuk memuaskan diriku, dia tidak akan berani melawan lagi, dan tidak akan mau videonya kusebarkan, sehingga orang-orang akan tahu kelakuannya, dia pasti akan malu sebagai wanita yang alim dan ketua pengajian ibu-ibu. Dia pasti akan menuruti kemauanku.
aku : aku melihat apa yg sering kamu lakukan di malam hari.
Anita : maksud kamu apa? ini siapa?
aku : tak usah mencoba menyangkal, aku punya rekaman. kamu seksi sekali sayang!

toket jilbab montok-raia (9)

Anita tidak membalas sms terakhirku, dia malah langsung menelfon, aku kebingungan menjawabnya karena bisa saja dia kenal dengan suaraku dan kedokku ketahuan. Akhirnya aku membiarkan telfonnya berlalu, dadaku berdebar-debar, tak kukira dia akan menelfon.

berkali-kali dia menelfon tapi di selingin dengan sms, dia mencoba memohon padaku agar menjelaskan apa maksud smsku. tapi tak kubalas lagi.

sehari telah berlalu sejak aku mulai menerornya, beberapa kali dia masih mencoba menghubungiku tapi aku tidak meresponnya sama sekali, dia mengirimkan sms, tidak aku balas karena aku bingung mau membalas apa.

hari ini, aku mulai sms dia lagi. dengan strategi baru.
aku : tak usah khawatir, aku akan tetap menjaga rahasia ini, tenang saja.
Anita : hei, saya mohon maaf, maksud kamu apa? saya tidak mengerti.
aku : sudah kubilang, aku punya rekamanmu. di gambar itu kamu klihatn menggairahkan sekali, berbeda dengan sosok wanita muslim yang selama ini kukenal.

ops, aq tidak sadar menuliskan sms begitu. kusumpahi diriku, bisa saja dia menerka-nerka dan mencurigaiku, karna akus ering bertemu dengan anita.

Anita : bagaimana kalau kita ketemu saja? tolong jawab telfon saya, saya mau bicara sama km!
aku : kamu mau bertemu? boleh saja, saya akan membantumu mencapai surga dunia, nonton film biru berdua itu lebih enak.
Anita : KURANG AJAR KAMU.
aku : terserah kamu, tapi kamu sendiri pasti sudah lama tidak menikmati tubuh lelaki.
Anita : tolong, bicaralah dengan jelas. aku sudah punya suami.
aku : tapi suamimu tidak bisa lagi menyentuh mem*k mu kan?
Anita : apa? sebenarnya kamu ini siapa?
aku : aku ini malaikatmu, ingin mengeluarkanmu dari siksaan batin, hingga kau tak usah tersiksa lagi bermasturbasi di tengah malam.
Anita : bejat kamu. kita perlu ketemu!

toket jilbab montok-raia (10)

aku kebingungan, apakah harus kutemui dia? jika dia tahu siapa yang menerornya, dia pasti marah dan kecewa padaku, aku bisa terancam. tapi dia tak mungkin berani, toh rekamannya ada padaku, aku bisa mengancam dia.

***

aku mengambil inisiatif lain. aku aktifkan kembali kartu sim ku yang asli dan keluar dari rumah.

kuketuk pintu rumah Anita, tak ada sahutan. aku bersabar dan tetap berusaha mengetuk pintu dan memberi salam. akhirnya dia datang membukakan pintu dan menyapaku. dia tetap biasa saja, berpenampilan sebagaimana mestinya, jilbabnya tidak lepas dan memakai baju terusan yang halus, tonjolan dadanya sedikit saja yang membusung, mungkin dia melapis bajunya. tadi dia mengenakan pakaian seksi dan mendobel pakaiannya dengan long dres ini agar lebih cepat menyambutku.

aku dipersilahkan masuk, aku menyampaikan maksudku bahwa di rumah aku sedang suntuk, bingung mau ngapain dan datang kesini untuk ngobrol. kutanya apakah dia sibuk atau tidak, ternyata sudah tidak, pekerjaan rumahnya telas selesai.

mungkin saat aku menerornya tadi, dia sambil mengerjakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. aku bercerita banyak tentangnya, tentang pacarku, kuminta penilaiannya padanya dan berbagai obrolan lain.

“asal kalian sama-sama suka dan saling menyayangi. jika sudah saling sayang, hubungan kalian pasti kuat. godaan apapun yang akan datang, kalian pasti akan bisa melewatinya”, Anita memberikan saran padaku.

aku memintanya menceritakan pengelamannya juga, yaaa sebagai bahan cerita kataku, padahal cuma alasan doang agar aku bisa tau cerita-cerita pribadi dia. aku memintanya untuk menceritakan hubungannya dengan suaminya.

dia mungkin agak curiga kenapa aku ngotot banyak bertanya tentang suaminya, namun aku cepat-cepat menukar giliran, aku kembali yang bercerita dan setelah itu, kutanyakan padanya, kenapa dia jarang keluar rumah lagi bersama suaminya? apakah ada masalah?, tanyaku.

toket jilbab montok-raia (11)

dia menceritakan tentang cedera yang dialami suaminya, saat ini suaminya bisa dikatakan lumpuh, tak banyak yang bisa dikerjakannya selain di kamar. mungkin sekali-kali saja dia keluar kamar dan berkeliling di dalam rumah. dia terus bercerita bahwa dia menyayangi suaminya, walaupun dia tak bisa meminta banyak dari suaminya dia tetap melayaninya dengan baik. Kubayangkan lagi kejadia malam-malam ketika Anita bergelut dengan dirinya sendiri, saat dia butuh kekuatan seorang suami untuk “mengerjainya” hingga puas.

aku mulai merasa malu mendengar ceritanya, dia sangat sayang pada suaminya, dia sangat setiap padanya, walaupun kebutuhan seksnya tinggi, dia tetap merawat suaminya dengan baik. mungkin inilah alasan kenapa dia jarang keluar rumah, mungkin dia takut tergoda oleh pesona lelaki yang akan membuyarkan cintanya pada sang suami tercinta. Aku? aku mungkin bisa diterima karena aku dianggap lebih muda olehnya, mungkin dia menganggapku sebagai seorang adik saja.

akhirnya aku mohon pamit, niatku melihat kondisinya saat dia menerima sms teror dariku tidak lagi kuperhatikan, dia memang seperti tidak mendapatkan ancaman, wajahnya tetap tenang, dan auranya tetap juga sayu. dia manis sekali.

***

beberapa hari berlalu, aku tidak menerorka lagi, aku masih kasihan padanya yang terus menjaga kesuciannya dan cintanya pada suaminya.

namun, setelah 2 minggu berlalu, tak sengaja lagi aku dapati dia begadang, tidak seperti biasanya, malam ini lebih larut. jam 3 subuh. malam itu tak ada celah untuk mengintipnya, dan memang dia merubah posisi ruangan. aku hanya bisa mendengan desahan halusnya, suaranya kecil sekali, namun jika diperhatikan terdengar juga lenguhannya. Ouhhhhhh, ahhhhh tuhannnnn, ouhhhhh !!!

aku tepat pada waktunya, dia sedang tinggi-tingginya. Akhhhhh !!!, dia agak sedikit berteriak, mungkin memang berteriak tapi aku yg mendengarnya samar. Akhhhhhh AKHHHHH… uhhhhh…. suaranya mulai agak keras. Ouhhhh iyaaaahhhh, hemmmppphhhhh.

aku cepat-cepat pulang ke rumah. kuaktifkan kartu sim terorisku dan segera melancarkan aksiku. kuaktifkan handycam dan memutar balik aksinya yang berhasil kurekam dl. aku mengelus buru*gku sendiri sambil mengetik sms.

aku : kamu butuh bantuan malam ini?
anita tak menjawab. tak ada jawaban. aku tersiksa sekali menunggu smsnya.

toket jilbab montok-raia (12)

keesokan paginya, dia baru membalas sms ku : KURANG AJAR!!!
mungkin dia langsung tertidur pulas setelah masturbasinya yang tertangkap olehku.

aku : semalam kamu banjir berapa kali? sepertinya nikmat sekali yah?
Anita : kalau kamu memang laki-laki, tolong temui saya di ….
dia menyebutkan tempat dimana kami harus bertemu. tapi aku tidak datang. aku masih ragu bagaimana harus bertemu dengannya.

***
suatu hari aku datang lagi bertamu ke rumahnya. aku kembali meminta saran padanya. “Aku suka pada wanita lain”, kataku. dia kebingungan mau menjawab bagaimana. sebelum dia menjawab, aku sudah bertanya padanya. “menurut mba, kalau aku suka pada wanita yang lebih tua itu bagaimana?”.

“Tidak ada masalah, umur bukan halangan, win. trus kamu tidak suka lagi pada pacarmu yang sekarang? kenapa?”. Dia mulai bersemangat, mungkin dia memang butuh teman cerita.
“Aku suka sama pacarku, cuma rasanya aku tergoda dengan perempuan yang satu ini, mba”.
“hehehe, kamu laki-laki yang gampang tergoda ya? wah bahaya itu”.
“Ahhh, mba Nita ngawur. mungkin aku lebih suka perempuan yang lebih dewasa, pacarku kan terlalu manja”.
“Hehehe, gak apa-apa sih, selama itu memang pilihan terbaik kamu, cuma kamu bisa nyakitin perasaan pacar kamu, jadi kamu jangan egois dong, kamu punya tanggung jawab terhadap perasaan dia”. dia tersenyum lembut. ahhh damai melihat dirinya seperti ini.

aku sangat tergoda padanya, beberapa kali aku terus bertamu di rumahnya, dia tidak heran, memang betul dia suka ada temen ngobrol di rumah, soalnya dia jarang keluar rumah, kecuali memang mendesak. hari ini saat aku datang padanya, aku meminta saran bagaimana mengatakan bahwa aku suka pada perempuan yang umurnya lebih tua itu.

“yaa, mungkin kamu katakan saja, dengan suasana romantis atau sesuai kreativitasmu deh, hehehe”. dia mulai terlihat bebas tertawa lebih riang di depanku, mungkin karena sudah terbiasa ngobrol. sesekali dia meninggalkanku karena harus memperhatikan suaminya.

“Masalahnya mba, saya ngerasa malu ungkapin perasaan saya ke perempuan yang lebih tua”.
“kenapa harus malu? kamu kan laki-laki, tunjukin keberanian kamu dong, biar dia tau kamu bertanggung jawab”. Katanya.

“Iya, cuma tidak biasa saja, orang-orang kan nembaknya cewek yang lebih muda, jadi lebih gampang. Kayaknya perempuan dewasa memang susah diraih”.

“Iya dong, kamu perlu dewasa juga”.

“menurut mba gimana?”.

“Kamu cukup dewasa sih, kamu enak diajak ngobrol, nyambung dan cerdas, cuma perlu keberanian aj, apalagi wajahmu ganteng loh”. Ahhhh aku suka skali kata-katanya ini, Anita seperti cewek muda yang genit, masih masa nakal-nakalnya dulu. Aku mulai mendapatkan jalan yang bagus ne.

“Ah, mba Nita bisa aja. nah kalau misalnya gini, mba Nita di posisi cewek yang disuka sama cowok yang lebih muda, sikap mba Nita gimana coba?”.

“Hehehe, kok jadi mba sih. masa begitunya udah lewat”.

“Iya, tapi kan bisa dibayangkan. mba Nita sukanya cowok yang kayak gimana?”.

“emmm kayak gimana yah? …. dia harus bertanggung jawab, berani dan menghargai orang lain termasuk pasangannya”.

“maksudku secara fisik gimana? trus kalau ditembak, kira-kira pengennya kayak gimana?”.

“Yaaa kalau fisik sih yaa kalau boleh yang ganteng, tapi gak juga gpp, yang jelas sikapnya baik… trus kalau nembaknya yaaa yang romantis… hehehe”, sisi lain dari mba Nita mulai kelihatan, dia lebih manis dan kesan keibuannya tidak nampak, dia seperti mahasiswi2 di kampusku, nakal dan centil. dia mulai merasa bebas ngomong mungkin.

“Yaaa yang romantis itu bagaimana mba Nita? apakah dia datang ke mba nita, duduk di samping kayak gini (aku mempraktekkannya, duduk di sampingnya, Nita cuma tersenyum dan merespon ramah, kamu seperti anak umur belasan saja). trus dia bilang cinta ke mba?”.

“Yaaa itu boleh juga, cuma kurang romantis”.

“Trus baiknya gimana dong”. Aku coba memaksanya.

dia mulai menceritakan imajinasi romantisnya.

Yaaa awalnya kita jalan-jalan ke suatu tempat yang memang romantis, di daerh bukit misalnya, trus kita duduk berdua di bukit itu smbil ngobrol yang lucu-lucu.

“sambil cubit-cubitan atau melempar rumput ke wajah”, kataku.

“Iyaa, pokoknya senang, sampai kita diam trus melihat pemandangan”.

“Nita kamu lihat pemandangannya indah, mirip seperti dirimu”. kataku, tubuhku mulai kudekatkan padanya, tapi dia agak risih. “pacarannya blum bisa sentuh-sentuh dong, hehehe”. Katanya padaku saat kusentuhkan tubuhku padanya. dia makin manis, aku mulai bisa mengangap dia seumuran denganku.

“trus si cowok bercerita tentang hal-hal yang indah, tentang masa depan, dan pelan-pelan muji aku, hehehe”.

“Iyaa, wajahmu indah nita, mataku segar melihatnya, aku senang kamu bisa riang seperti ini”. kataku, aku makin percaya diri>

“hehe, trus?”.

aku kebingungan dia bilang begitu “Andai kita bisa bersatu, aku sangat bersyukur, aku bisa mengorbankan diriku untuk kebahagiaanmu”. aku beralih ke depannya, berlutut dan memegang tangannya, dia kaget atas sikapku. “maafkan aku jika membuat kamu merasa lain, biarkan bukit ini menjadi saksi, duduklah di sampingku”, kutarik tangannya dengan lembut dan kudukkan di laintai berkarpet tebal, kami duduk bersampingan diantara sofa dan meja sekarang. kugenggam tangannya erat-erat. dia mengikuti begitu saja, pasrah. raut wajahnya seperti kebingungan harus berbuat apa. tak kuberi dia kesempatak untuk berfikir jernih.

“Nita, aku ingin memelukmu dengan perasaan cinta, penuh kasih sayang. entah apa yang mendorongku berkata seperti ini, tapi kau sendiri yang memupuk perasaan cinta ini, Nita”, tanganku mulai melingkar di pundaknya, tubuhku makin erat.

“emmm”, Nita kebingungan.

“bagaimana aku harus mencintaimu Nita? aku ingin kita hidup bersama dan bahagia, saling merasa dan saling memberikan kesenangan”. aku mengelus pundaknya, tanganku yg satu tetap menggenggam tangannya.

“Nita, izinkan aku mengajakmu terbang di atas bukit ini”. dan bibirku melayang ke wajahnya, kucium pipinya pertama, namun dia sendiri yang mencari bibirku. Akhirnya kami berpagutan. Nita menutup mata.

toket jilbab montok-raia (13)

bibirnya yang kecil berisi lebih agresif dariku, namun kubiarkan, aku mengikuti saja, tanganku yang nakal kesana kemari, pakaiannya yang berlapis-lapis menggangguku, apagi dia mengenakan baju panjang jadi susah kuselipkan tanganku ke dalam. namun remasan ke dadanya dari luar saja membuatnya seperti gila, dia memegang tanganku yang sedang meremas payudaranya. dia meremas tanganku dengan keras.

Ciumannya makin gila, lihat kami ikut serta, dia tak membuka mata. tanganku meremas dadanya sambil menahan beban badan di punggungnya, kudorong dia dengan pelan hingga kami terbaring di atas karpet, kami tak bisa bergerak banyak karena dibatasi oleh kursi dan meja, namun begitu saja sudah sangat cukup.

Kutarik jilbabnya, lalu ciumanku turun ke lehernya yang putih jenjang. Ouhhh betapa indahnya. mulutnya menganga, bibirnya merah merekah smbil mendesah. tangannya meremas pantatku dan menekannya sehingga tubuhnya makin tertekan…

Oughhhhh,,, ahhhhhhhh.. terusinnnnn…. Nita betul-betul menikmati, aku makin buas menjilati lehernya, sesekali kugigit pelan hingga dia menggelinjang. saat lidahku berjalan naik ke telingannya dia menahan dan mendorong kepalaku ke bawah… owwwhhhhh,, jilattttinnn terusshhhhh pantatnya bergoyang dan tangannya makin menekan pantatku.

dari atas, kuselipkan tanganku ke dalam bajunya, aku sempat bingung karena bajunya berlapis tiga, baju paling luar, di dalamnya ada baju kaos dan di dalamnya ada baju tidur yang tipis, tanpa bra. dan aku menemukannya. walaupun aku tak melihat payudaranya, aku bisa tau ukurannya 34b, tak pernah kukira dia punya payudara luar biasa seperti ini, tegang dan lembut. dari leher, bibirku mulain turun, saat aku kesulitan menjilati dadanya lebih kebawah, tangannya membantu dengan menarik V bajunya sengingga kancingnya lepas dan robek. Kugapai payudara yang satunya dengan beringas, tak sempat kunikmati dengan mata. Kukulum begitu saja, putingnya kupilin dengan bibirku, ujung putingnya kujilati di dalam mulut. Ouchhhhhhh……..

Akhhhhhhh………… Uhhhhhh Iyaaahhhh,,,, ouhh sayangggg… uuu dahhhh laaa mahhhhh,, AAAUUKKHHHHH…….. OOOOOushhhhhhh, dia berteriak sambil menekan pantatku sangat kuat, aku mebantunya dengan menekan selangkangannya, tangan Nita naik ke kepalaku dan menariknya, dia menciumku dengan beringas, bibirku sakit digigitnya tapi aku pasrah saja, aku menikmatinya, ini permainan yang hot, sofa yang berat ini berseger sedikit, meja sudah jauh dari kami.

Oughhhhhhhhh,,, emmphhhhhh.. ouhhhhh… ia melenguh panjang, melepaskan seluruh nafasnya yg tertahan saat memeluk leherku dengan erat. Dia terlah terbang bersamaku, aku memeluknya sambil mencium lehernya. Kucium dengan penuh cinta, kuhafal baik-baik aroma rambut dan lehernya, entah masih adakah kesempatal lain terbang ke langin bersama anita.

toket jilbab montok-raia (14)

Aku mulai lagi, mencium bibirnya, kami bertarung lagi. entah dia keenakan sehingga belum sadar apa yang kami lakukan, aku berusaha mencapai orgasme ku juga, kugesekkan kont*lku yang masih di sarangnya di selangkangan anita, kuhisap dengan beringas dadanya, dia menggeliat seperti cacing kepanasan, tangannya tiba-tiba sudah sampai di dalam celanaku, mengelus kont*lku, dia berusaha membuka celana jeans yang kukenakan.

Aku makin gila mengulum putingnya, kuremas pantatnya. Namun saat kancing jeansku terlepas, belum sempat dia menarik ke bawah, seorang anak datang dengan ucapan assalamu alaikum di depan pintu. Anaknya datang!

Kami segera bergegas, berantakan, rambut Anita kesana-kemari, tidak mirip anita kelihatannya tetapi seorang bidadari cantik jelita yang seksi, penuh nafsu dan energik. Jilbabnya dikenakan seadanya, kami langsung kompak seperti membersihkan minuman yang tumpah. Untung saja, tanpa disadari minuman kami tumpah saat sedang bergelut tadi. Anita bergegas membawa gelas ke dapur. Aku sendiri memperbaiki posisiku.

tak lama kemudian aku pulang ke rumah, tanpa pamitan kepada Anita, dia tak keluar lagi menemuiku, jadi kukira aku memang harus pulang. Di jalan pulang, Penisku berdiri tegang mengingat adegan lain. Aku pulang ke rumah dan melampiaskannya di kamar mandi. Ohhhh Indahnya hari ini.

SHAIMA

sebelumnya kenalan dulu yach, namaku Shaima, kulitku putih, tinggiku 167cm, keturunan aceh, sunda, sama ada turunan arab dikit dari kakekku almarhum. Ukuran Bra? nggak gede-gede amat sich..tapi tetep seksi koq, pas sama ukuran tubuhku. Semua temenku bilang aku cantik, imoet, trus lincah nggak bisa diem aku anak ke tujuh dari sembilan bersaudara, tinggal di L A (Lentenk Agoeng) di jalan Joe (dilarang nyantronin rumahku ya..) abi sama umi ku udah pada sepuh, jadi beliau berdua sering dirumah.. aku kuliah di kampus terkenal di Depok, lagi nulis skripsi sekarang.. udah gitu dulu aja.

nita-bigboobs hijab (11)
==============

Waktu di SMA dulu, aku udah deket sama anak-anak Rohis yang sering dikenal anak Musholla, mbak-mbak nya baik banget sich, peratian dan keibuan gitu. Salah satu seniorku namanya Mbak Afifah, dia udah alumni. Orangnya tinggi, putih, cantik banget dan berkacamata. Keliatan banget bersahajanya. Suaminya, bang Azis namanya, ganteng banget lhoo..cuma agak pendek, tinggian Mbak Afifah. Pas aku ikutan MOS di SMA ada promosi eks-kul, nah Mbak Afifah dateng ke sekolahan sama suami dan anaknya yang masih kecil. Presentasi Rohis bagus banget, singkatnya aku ikutan daftar. Jadilah aku anak Rohis. Setelah sekian bulan, aku diajak ikut mentoring, dan kebetulan Mbak Afifah yang jadi mentorku. Acara mentoring biasanya dilakukan habis pulang sekolah, antara jam 2 sampai jam 5 sore. Rumah Mbak Afifah dekat dengan sekolahku. Acara mentoring teryata akan menjadi pengalaman tak terlupakan. Waktu itu, kami berlima udah jalan mentoring setahun lebih, dan biasa mondar-mandir dari sekolah ke rumah Mbak Afifah. Rumahnya jadi Base Camp anak-anak Rohis. Kami seneng juga main kesana, anaknya yang balita (Zahra) lucu banget. Lama-kelamaan, suami Mbah Afifah dan tetangga sekitarnya udah menganggap biasa kalo kami dateng dan kumpul-kumpul sampai sore di rumah Mbak Afifah.

nita-bigboobs hijab (1)

Aku inget banget tanggalnya, 10 Februari 2000, pas aku kelas 2. Siang itu kami main ke rumah Mbak Afifah, karena besoknya anak-anak Rohis mau ada acara Mabit (bermalam di Musholla sekolah) dan rencananya kami bareng-bareng Mbak Afifah mau belanja ke pasar buat beli cemilan malam. Bang Azis, suami Mbak Afifah juga ada di rumah, belakangan aku tau dia lagi cuti. Zahra kecil juga ada. Pas Dzuhur, Bang azis ke Masjid, sementara teman-temanku shalat di rumahnya. Aku lagi “dapet”, tapi di hari -hari terakhir. Aku ragu, berentinya hari ini apa besok, jadi tetep nggak shalat untuk jaga-jaga. Karena paling kecil dan nggak kuat panas, aku memilih untuk tinggal di rumah Mbak Afifah. Sofie, temanku juga nggak ikut ke pasar karena lebih seneng main sama Zahra. “Itung-itung jagain anak sambil latian jadi ummahat” katanya. Rumah Mbak Afifah berlantai 2, sejuk dan luas untuk ukuran rumah komplek deket sekolahku. Karena Kecapean, aku naik ke atas di lantai 2. Nggak lama suami Mbak Afifah pulang.
Dia nanya ke Sofie yang lagi main sama Zahra di ruang tamu “Umi Zahra kemana?”
“Ke Pasar Bang” jawab Sofie.

Aku pernah sempet mengkhayal, enak kali ya jadi Mbak Afifah, punya suami ganteng, sholeh kaya lagi. Dia punya bengkel mobil yang cukup besar dan terkenal di daerah Otista. Eh, nggak lama Bang aziz muncul, dia kaget ngeliat aku ada di lantai dua, duduk di sofa, deket kipas angin besar, buka jilbab pula !. Maklum udra diluar panas banget. Aku kaget banget waktu itu, trus lari masuk kamar di dekatku, trus kututup pintunya. Abis itu, buru-buru aku pakai jilbabku dan segera keluar, tapi Bang Azis ada di depan pintu kamar.

nita-bigboobs hijab (2)

“Shaima, sini sebentar.. abang mau bicara” panggilnya sopan, tapi nadanya tegas.
“Afwan Bang, ana nggak sengaja masuk kamar Abang” jawabku menyadari kesalahanku

Aku menghampiri Bang Azis sambil nunduk, malu. Dia duduk di sofa, aku duduk melipat kakiku di karpet. Bang Azis menasehatiku dengan lembut banget (sumpah!) singkat tapi padat, soal adab bertamu, adab berhijab de-el-el sampai aku terenyuh, merasa bersalah.. Nggak sadar aku nangis.. Bang Azis menenangkan, dan (wow) punggung tangannya menyeka airmataku (padahal campur sama ingus bening dari hidungku).

“Udah shaima sayang, jangan nangis gitu..” nadanya betul-betul kebapakan. Abi ku aja nggak pernah segitunya.

Nggak tau gimana, aku jadi tambah nangis, dan bersandar di dada kirinya dekat bahunya.. eh, Bang azis malah mendekapku dan mengelus punggungku.. Ehm, aroma tubuh Bang Azs wangi, seger banget banginya. Brangkali karena habis shalat, sisa parfumnya masih ada. Para Ikhwan memang biasa mengoleskan parfum non alkohol ke bajunya kalo mau shalat.

Setelah aku agak tenang, Bang Azis minta maaf kalo kata-katanya menyakitiku. Akhirnya aku tambah rileks, nggak lama kami ngobrol, dan dia nanya apa aku sudah shalat?

“Lagi nggak bang, ana lagi dapet giliran kedatangan tamu” jawabku sopan.

nita-bigboobs hijab (3)

Bang Azis ngangguk, dan dia minta aku supaya jaga betul kebersihan pribadi. Dia juga cerita, kalo Mbak Afifah sedang hamil lagi, jadi dia udah lama “nggak masuk kekamar yang ukhti masukin tadi” katanya. Makanya Bang Azis agak tersinggung waktu aku masuk ke kamar itu. Kamar bagi suami-istri adalah tempat paling rahasia, katanya.

Aku kembali nangis, minta maaaaaf banget. Eh, Bang Azis malah mendekapku lagi. kali ini dia mengeluarkan saputangan putih yang harumnya sama dengan parfum di bajunya. Bang Azis menarikku perlahan dari dekapannya dan menyeka air mataku, sambil merapikan jilbabku yang belum terpasang sempurna.

Bang Azis menatapku dengan sayu dan tersenyum. Aku terkesiap, karena tatapannya itu lhooo nggak kulupakan. Mataku sembab, bibirku juga jadi basah. Eh bang Azis mendekatkan mukanya ke wajahku. Dia mengecup keningku. Aku diam dan memejamkan mata.

Bang Azis kembali mengecup keningku, trus turun ke pipiku, dan sambil terpejam, kurasakan kecupannya makin turun ke bawah, ke bibirku, ke dagu, trus naik lagi ke bibirku (aku masih terpejam, badanku panas dingin). Ada sensasi aneh. Bang Azis turun dari sofa, merengkuh diriku.

Agak lama Bang Azis mengecup bibirku, dan menghisapnya lembut. Bibir atas dan bawahku jadi agak renggang, trus kurasakan gigi depanku dijilati oleh lidah pelan dan lembut yang menari-nari menjelajahi bagian dalam bibir atas dan bibir bawahku. Entah naluri apa, aku pelan pelan memuka mulutku dan menjulurkan lidahku yang mungil. Akhirnya lidah kami bertemu, dan saling hisap, saling membelitpun terjadilah.

nita-bigboobs hijab (4)

Nafas Bang Azis yang segar membuatku semangat, sementara mulutku mungkin masih ada aroma Somay kantin (hihihi). Perlahan namun pasti, tarikan nafas Bang azis seperti berpacu dengan detak jantungnya. Tangan Bang azis juga nggak diam ternyata. Mula mula punggungku dibelainya, trus turun ke pantatku (remasannya lembut namun dalam), trus turun lagi ke pahaku. Tubuhku memang kecil, dia membelainya, pantatku bisa direngkuh telapak tangannya. Aku makin panas dingin dan nafasku nggak bisa kuatur lagi.

Karena rabaan dan belaiannya disekujur tubuhku mulai punggung, paha, perut dan dadaku, pakaia seragamku jadi berantakan. Tapi sepertinya setan sudah menguasai kami berdua. Kubiarkan bang Azis yang ganteng, sopan, kebapakan dan wangi itu perlahan menyingkap rok-ku. Kakiku yang masih berbalut kaus kaki satin panjang yang nyaris mencapai lutut, ditariknya dan kakiku pun dijilatinya. Sela-sela kakiku dijilati, betisku, dan dengan gerakan meluncur cepat kebelakang pahaku. (ouwh.. sensasinya luar biasa!) kaus kakiku yang kiri nggak dilepasnya, tapi tetap dijilati cuma nggak merata seperti kaki kananku. Kedua belah pahaku basah oleh jilatanyya. Sensasi dingin kurasakan dipahaku saat angin semilir dari kipas angin yang masih meyala itu menerpa pahaku.

nita-bigboobs hijab (6)

Pas Bang Azis mau menarik celana dalamku kebawah (waktu itu aku masih pakai celana dalam katun bergambar Hello Kitty di bagian belakangnya, hihihi, lucu lho!) tiba-tiba aku tersadar.

“Jangan bang” pekikku pelan diantara deru nafasku yang tidak teratur sambil menahan tangannya, meski separih pantatku yang kanan kurasa sudah tersibak. Mukaku panas bukan main.

Bang Azis seolah tersadar, saat kubilang aku “lagi dapet”. Namun t****nya tetap menarik celana dalamku hingga melorot ke paha. Pembalutku jatuh, tapi koq nggak ada noda darahnya ya..yang ada malah vaginaku yang agak basah (aku malu banget saat itu) dan bang azis juga memeriksa lipatan paha, dan membuka labia mayora ku. “Udah bersih koq” katanya. Vaginaku memang kurawat dengan baik, terutama saat tamu bulanan datang. Pembalut cadngan pasti kubawa di tas ku, dan memang kami diajari saat mentoring bahwa kamiperlu merapikan dan lebih baiknya mencukur bulu-bulu vagina kami. Sunnahnya tiap hari kamis, kata Mbak Afifah, dan maksimal nggak dicukur adalah 40 hari (idiih joroknya!). Jadi nggak ada bulu-bulu di vaginaku, kecuali titik-ttik hitam bekas cukuran. kami juga diajari mengoleskan minyak wangi di lipatan-lipatan paha dan sekitar vadina seusai membersihkan darah kotor.

nita-bigboobs hijab (7)

Mungkin melihat vaginaku yang kecil, putih permukaan atasnya (bagian pubis) dan berwarna pink di bagian dalamnya, (wangi strawberry lagi..) bang Azis langsung menjilati permukaan vaginaku (awh, rasanyaaa seperti…wah pokoknya gimanaaa gitu!) dan perlahan disertai hisapan hisapan ditempat pipisku itu. Tubuhku gemetar dan nafasku makin nggak teratur. Aku merasa mau mengeluarkan pipis, maka kodorong kepala Bang Azis, tapi susah banget, mana rambutnya licin lagi! Akhirnya karena nggak kuat kutahan lagi, aku buang pipisku biarin deh nyiprat ke muka Bang Azis. Eh, nggak taunya malah pipisku yang aneh itu (agk kental dan lumayan banyak keluarnya, tapi abis itu aku merasa legaa banget) ditelan dan disruput oleh Bang Azis.. idih, jijik banget, pikirku.

Sesudah vagina, gantian pahaku dijilati lagi dan naik ke pantatku yang bulat kecil. Bang Azis mengecup keras dan kuat sekali, sampai aku meronta. Sakit!

Trus dia beralih ke perutku, pusarku dijilatinya.. aku kegelian (sumpah, geli bangedd) tapi ada sensasi nikmat. Trus jilatan dan kecupoannya naik ke atas, mengarak ke Payudaraku. Bra ku ditariknya ke atas, dan belahan diantara dua payudaraku jadi sasaran jilatan dan kecupannya. Payudaraku yang kecil itu diciumi, dijilati bahkan ditelannya. Maklumlah, ukurannya masih kecil dibanding punyaku yang sekarang (yag juga nggak gede tapi montok). Payudaraku yang kanan betul-betul masuk semuanya ke mulut Bang Azis. Aku kembali gemetaran. Nikmaat sekali rasanya.

nita-bigboobs hijab (8)

Waktu itu jilbabku masih menutup leher dan kepalaku (kalo dibuka, malu, soalnya rambutku pendek dan belum keramas, maklum lagi “dapet”) namun kurasa bentuknya pasti sudah nggak karuan dan acak-acakan. Bang Azis melanjutkan ke payudaraku yang satunya lagi. Aku menggelinjang hebat, karena kurasakan ada dorongan di s*****kangan dan vagimnaku, ada desakan mau pipis, jangan-jangan pipis aneh itu keluar lagi, pikirku.

Tapi Bang Azis cepat-cepat melepas kulumannya atas payudara kiriku, dan beralih kembali ke vaginaku. Rasanya luaaar biasa. Vaginaku dikecup dan dijilati. Lidah bang Azis menyeruak dan menari di dalam vaginaku, masuk sampai mencapai klitirisku dan lidahnya berputar-putar disitu.

nita-bigboobs hijab (9)

Aku cuma bisa terpejam dan menggigit bibir bawahku merasakan sensasi luar biasa ini, sampai akhirnya aku tak tahan lagi, dan rasanya aku mau pipis aneh lagi seperti tadi. Aku tersentak saat Bang Azis menghisap kuat klitoris dan vaginaku yang barangkali ukurannya lebih kecil dari mulut bang Azis. Akibatnya, pinggulku kuangkat tinggi persis gerakan Kahyang dan pipis aneh itu kembali keluar, tapi lebih deras, dan seluruh badanku bergetar hebat. “Uuuuh…mmmmm….aaaaahh” aku mendesah tak kusadari. Pinggulku yang terangkat keatas tiba-tiba itu agak mengejutkan Bang Azis, tapi ia dengan cekatan memeluk pinggangku dan menjilati semua caran yang keluar. Saking banyaknya, kurasakan cairan itu meleler sanpai ke kakiku, meluncur melewati paha dan betisku. Semuanya dijilat, dihisap dan (mungkin) ditelan Bang Azis tanpa sisa. Aku terbaring lemas dengan nafas yang menderu sat-satu. Pas kubuka mataku, bang Azis tersenyum. Senyum yang khas, tetapi memancaran ekspresi kepuasan. Kulihat sekilas, bagian s*****kangan celananya melembung dan agak mengkilat, terlihat basah. Dia memakai celana biru muda, sehingga kalau kena cairan pasti nampak jelas. Kemudian dia menurunkan celananya, hingga aku melihat celana dalamnya yang bermerk Rider itu seolah sesak tak mampu menampung penghuninya.

“Abiiiii” suara panggilan Mbak Afifah memecah lamunanku. Mereka sudah pulang dari pasar. Serta merta bang Azis menaikkan celananya kembali dan menggendongku ke kamar tamu di sebelah kamar tidurnya. Dia membantuku merapikan bajuku, menarik rok-ku ke bawah, dan mengambilkan kaos kakiku yang tertinggal di dekat sofa tadi, dan menutup pintu kamar, memintaku bersih bersih badan di dalam kamar mandi yang ada di kamar itu serta mengunci pintunya. “Shaima Jangan keluar ya kalo belum rapi” katanya. “Iya bang” jawabku gugup.

nita-bigboobs hijab (10)

“Abiii” panggil Mbak Afifah, yang segera disahut “Ya Umi” oleh Bang Azis. Selanjutnya aku nggak tau lagi, namun aku terduduk lemas di kloset kamar mandi itu. Pelan-pelan kubasuh vaginaku, dan aku mandi di shower dengan air hangat sambil pikiranku menerawang tak percaya atas apa yang baru saja kami lakukan. Ya Allah.. ampuni aku. Kulihat jam tanganku, sudah jam 16.30, padahal tadi aku naik ke atas sini dan menyalakan kipas angin sekitar jam 12.30 atau 12.40, pokoknya belum jam 1 siang, karena jamaah Masjid dekat situ mulai shalat jam 12 lewat menj***** jam setengah satu dan bubaran Dzuhurnya menj***** jam satu siang. Aku juga tahut, jangan-jangan desahan (atau tepatnya jeritanku) yang terakhir tadi terdengar oleh Sofie.

Tapi ternyata kekhawatiranku tidak terjadi, karena Sofie mengajak Zahra bermain di halaman belakang rumah, sementara aku dan Bang azis ada di lantai 2 bagian depan. Sorenya aku dan teman-teman pamit pulang. Kondisiku yang paling segar, meski aku sendiri sebenarnya letih luar biasa. Aku tersenyum untuk pamit pada Bang azis yang sudah memberiku pengalaman luar biasa..Itulah teman-teman, pengalaman pertamaku.

ASNA

Sudah lama Asna tertarik dengan sebuah rumah di sebelah rumah kosnya. Bukan, bukan tertarik dengan rumah yang sejak dulu selalu terlihat sepi itu, bukan… lebih tepatnya, kini dia tertarik dengan penghuni tunggalnya, seorang cowok keren dan unyu-unyu. Sepintas perawakannya mirip Barry Prima, bintang film aksi bertubuh kekar jaman dahulu kala. Wajahnya ganteng, jantan dengan kecenderungan melankolik tapi bad boy, persis Roy Marten.

Awalnya, Asna tidak terlalu peduli dengan cowok itu yang hampir setiap malam, sejak sekitar dua minggu lalu selalu muncul di balkon rumah, berdiri mematung lama sekali. Biasanya malah sampai dini hari. Asna pun hobi bertengger di balkon rumah kosnya sejak dulu, maka kebiasaan cowok itu tidak luput dari perhatiannya. Apalagi balkon rumah kosnya dengan balkon rumah cowok itu tidak terlalu jauh, hanya terpisah tembok setinggi tiga meteran. Jadilah balkon sana dengan sini hanya seperti berdampingan saja.

iffa-jilbabsemok (1)

Asna menduga-duga, cowok itu sedang depresi berat, paling tidak ada yang sedang mengganggu pikirannya. Seorang cowok ganteng, berdiri di balkon tiap malam tanpa melakukan apa-apa, bagi Asna jika bukan orang stres, pasti hantu. Hantu? Sepertinya bukan.

“Woi!” sapa Asna pertama kali. Cowok itu diam saja. “Woi! Situ yang hobi bengong malem-malem!”

Masih diam saja. Kesal, Asna melemparkan pecahan-pecahan kecil tegel lantai balkon ke arah si cowok. Sekali, dua kali, tiga kali, empat kali… kebangetan, sampai lemparan ke 127 baru itu cowok bereaksi. Tegel lantai balkon padahal sudah hampir habis 9 kotak dipethil-pethil Asna.

“Please, jangan ganggu aku!” kata si cowok akhirnya, tapi dia lalu memutar tubuh memunggungi Asna.

“Slompret, malah mungkur! Situnya pikir saya menakutkan apa?”

“Menakutkan sih nggak. Tapi aku memang sudah nggak mau peduli apapun lagi. Nggak ada yang bisa menakuti aku di dunia ini!”

Sip, pikir Asna. Akhirnya dia punya teman ngobrol. Beda dengan penghuni kos putri ini, kebanyakan tidak cocok dengannya. Tidak ada yang bisa diajaknya mengobrol. Jam segini sudah pada mengkeret semua di dalam selimut. Dia saja sampai sering jengkel sendiri.

“Situ kenapa tiap malam berdiri di situ? Cari inspirasi apa cari-cari kesempatan buat loncat kesini?”

“Loncat kesitu mau ngapain, coba?”

“Ngapain aja bisa to? Masuk ke kamar cewek-cewek yang lagi tidur, nyuri celana dalem, daster, beha, jeroan-jeroan yang bentuknya aneh kaya punya si Latif itu atau pasang kamera tersembunyi.”

“Enak aja! Emang saya cowok apaan?” cowok itu berbalik. Masya Allah, gantengnya, pikir Asna. Benar-benar perpaduan antara Barry Prima dan Roy Marten. Kalau sudah jelas terlihat wajahnya begini, tambah Herman Felani juga masih masuk. Tentu saja dia langsung jatuh cinta.

“Apaan coba?”

“Please, jangan ganggu aku.”

Tapi namanya Asna, semakin dilarang dia semakin menjadi. Memang kemudian dari awalnya seperti itu, mereka bisa jadi akrab. Ngobrol ngalor-ngidul. Malahan setiap malam mereka seakan-akan sudah punya schedule tersendiri untuk bertemu. Antar balkon atau dari balkon ke balkon. Asna jadi tahu, Agus, nama cowok itu sedang punya masalah berat dan kompleks. Dari putus dengan pacarnya sampai putus hubungan kerjaan.

iffa-jilbabsemok (2)

“Aku bangkrut,” kata Agus mulai curhat. Itu hari kesekian setelah perkenalannya dengan Asna dan rasa-rasanya mereka memang semakin lengket dan saling cocok. “Sudah bangkrut, Susanti punya cem-ceman lain. Sakit hati aku.”

“Jadi itu yang bikin situ kaya orang gila baru yang suka merenung di balkon padahal sebelumnya tidak pernah?”

“Aku memang sudah gila. Kadang memang aku berpikir untuk loncat saja dari atas balkon.”

“Memang seberat itu dan situ nggak sanggup menanggung? Jadi laki-laki kenapa cengeng begitu? Lemah!”

“Justru lelaki itu adalah mahluk terlemah di dunia tapi mereka tidak tahu. Jika mereka ada di posisiku sekarang, mereka pasti mengerti.”

Asna merasa kasihan juga. Disentuhnya pipi Agus dengan lembut, seolah ingin memberinya kekuatan. Entah kenapa, dengan Agus ini rasa sayangnya langsung jatuh. Seakan ada daya tarik yang membetotnya untuk menjadikan cowok itu sebagai kesayangannya selama-lamanya.

Saat itu Agus berada di balkon rumah kos yang ditempati Asna setelah lebih dulu menyeberang dengan menggunakan tangga yang dilintangkan mirip jembatan antar balkon. Mereka duduk berdampingan dan sesekali bersentuhan lengan. Merasa ada yang peduli padanya, Agus hatinya menjadi besar. Tangannya pun jadi ringan. Dibalasnya sentuhan Asna itu.

Asna mencubit pipi Agus, Agus membalas. Mereka cubit-cubitan jadinya. Tertawa cekikikan berdua. Agus memegang dagu Asna, Asna membalas dengan menarik jenggot Agus. Mesra, seperti Pai Su Chen dan Si Han Wen dari legenda ular putih.

Lama kelamaan, suhu berubah. Entah siapa yang memulai, mereka tiba-tiba saja sudah berpelukan erat. Satu sama lain seakan tidak ingin lepas. Asna merasakan napas Agus yang gemuruh di telinganya, juga debaran jantungnya yang meningkat beberapa kali lipat dari normal. Saat kemudian bibir Agus pelan-pelan merayapi pipi lalu meniup-niup matanya, dia hanya mendesah, seperti memberikan permit agar Agus melakukan yang lebih dari itu. bibir tipisnya yang pucat kemerahan dibiarkannya jadi tempat bibir Agus meletakkan kecupan-kecupan penuh birahi.

iffa-jilbabsemok (3)

Bibir mereka pun berpagutan, lidah mereka saling mencari dalam kehangatan rongga mulut yang basah. Melingkar-lingkar seperti sepasang lintah yang bergumul dalam lumpur. Belaian, sentuhan bahkan remasan-remasan nakal nan lembut di setiap jengkal tubuh Asna membuatnya melayang dalam keindahan tiada tara. Sekejap, Agus mendorong tubuh Asna dan mereka rapat berguling di atas lantai balkon. Tangan Agus liar melucuti pakaian Asna, demikian pula Asna yang sibuk melepaskan pakaian Agus. Telanjang. Mereka berdua telanjang. Hanya jilbab merah yang tersisa di tubuh bugil Asna sekarang.

Keindahan lekuk tubuh perempuan bagai semua dimiliki Asna. Wajah ayu dengan tatapan mata yang sayu dalam birahinya, kedua buah dadanya yang penuh tegak menantang, kulitnya yang mulus… lalu farji, yang berhiaskan seribu pesona… Suram cahaya lampu balkon menembak itu semua, lalu memantul seperti menyilaukan mata Agus. Dia sungguh terpesona menatap tubuh indah nan telanjang di hadapannya. Asna mengangkat dagu lalu menarik leher Agus mendekat pada tubuhnya dengan tidak sabar. Pun malu dengan tatapan Agus yang seakan menelan keseluruhan tubuhnya bulat-bulat. Kedua kakinya melingkari pinggang si cowok.

Tanpa basa-basi, Agus menindih tubuh Asna, menyebabkan gadis cantik yang seksi itu terhimpit ke lantai. Keduanya sudah seperti diburu oleh nafsu yang bergejolak tak tertahankan. Agus menerkam tubuh putih mulus yang sintal dan padat itu dengan penuh gairah. Asna menjerit manja menyambutnya. Mereka berguling-gulingan saling berciuman, saling meremas, saling menindih. Pakaian mereka yang berserakan jadi berantakan dibuatnnya.

Agus segera mengambil inisiatif kala tubuh mereka sudah terasa panas dan bergejolak. Didorongnya Asna dengan lembut agar tidur menelentang. Lalu dia berjongkok di antara kedua kaki gadis itu. Asna dengan tegang menunggu layanan istimewa dari kekasihnya. Inilah permainan pembukaan yang selalu dinantinya dengan penuh antisipasi. Belum apa-apa, Asna sudah bergidik menahan geli yang akan segera datang. Agus sudah mulai menciumi pahanya yang putih mulus yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu, membuat Asna mengerang dan mengejang pelan. Apalagi kemudian Agus mulai menjilati pahanya, menelusuri bagian bawah lututnya. Asna menggelinjang kegelian.

iffa-jilbabsemok (4)

Dia merasa pahanya bergetar lembut ketika lidah Agus terus menjalar mendekati selangkangnya. Panas dan basah rasanya lidah itu, meninggalkan jejak sensasi sepanjang perjalanannya. Asna menggeliat kegelian ketika akhirnya lidah itu sampai di pinggir bibir kewanitaannya yang telah terasa menebal. Ujung lidah Agus menelusuri lepitan-lepitan di situ, menambah basah segalanya yang memang telah melembab dari tadi. Terengah-engah, Asna mencengkeram rambut Agus dengan satu tangan, perlahan menekan, memaksa pria itu segera menjilatnya di daerah yang paling sensitif.

Dengan satu tangan lainnya, Asna menguak lebar-lebar bibir basah di bawah itu, memperlihatkan liang kemerahan yang berdenyut-denyut kencang, dan sebuah tonjolan kecil di bagian atas yang telah mengeras padat. Lidah Agus menuju ke sana, perlahan sekali. Asna mengerang, “Ughh… kamu nakal.” bisiknya gelisah. Rasanya lama sekali, membuat Asna bagai layang-layang yang sedang diulur pada saat seharusnya ditarik. Dia mati rasa. Tak berdaya, tetapi sekaligus menikmati ketidak-berdayaan itu.

Agus akhirnya menjilat bagian kecil yang menonjol itu, menekan-nekan dengan ujung lidahnya, memutar-mutar sambil menggelincirkannya. ”Auw!” Asna menjerit tertahan, kedua tangannya melayang lalu jatuh mencengkram sprei. Geli sekali rasanya, ia sampai menggeliat mengangkat pantatnya, menyorongkan lebih banyak lagi kewanitaannya ke mulut sang kekasih. Serasa seluruh tubuhnya berubah menjadi cair, menggelegak bagai lahar panas.

Agus kini menghisap-hisap tonjolan yang seperti sedang lari bersembunyi di balik bungkus kulit kenyal yang membasah itu. Tubuh Asna berguncang di setiap hisapan, sementara mulutnya tak berhenti mengerang. Terlebih-lebih ketika satu jari Agus menerobos liang kewanitaannya, lalu mengurut-urut dinding atasnya, mengirimkan jutaan rasa geli bercampur nikmat ke seluruh tubuh Asna. Kedua kakinya yang indah terbuka lebar, terkuak sejauh-jauh mungkin, karena Asna ingin Agus menjelajahi semua bagian kewanitaannya. Semuanya!

iffa-jilbabsemok (6)

Maka Agus pun melakukannya. Ia tidak hanya menjilat dan menghisap, tapi juga menggigit pelan, memutar-mutarkan lidahnya di dalam liang yang panas membara itu, mendenguskan nafas hangat ke dalamnya, membuat Asna berguncang-guncang merasakan nikmat yang amat sangat. Dua jari Agus kini bermain-main di sana, bergerak keluar-masuk dengan penuh gairah, menggelitik dan menggosok-gosok, menekan-nekan dan mengurut.

Cairan hangat memenuhi seluruh kewanitaan Asna, mulai membasahi bibir dan dagu Agus. Jari-jari yang keluar-masuk itu pun telah basah, menimbulkan suara kecipak yang seksi. Asna menggelinjang tak tahan lagi, merasakan puncak birahi melanda dirinya. Matanya terpejam menikmati sensasi yang meletup-letup di sela-sela pahanya, di pinggulnya, di perutnya, di dadanya, di kepalanya, di mana-mana!

Agus merasakan kewanitaan Asna berdenyut liar, bagai memiliki kehidupan tersendiri. Warnanya yang merah basah, kontras sekali dengan rambut hitam keriting yang tumbuh di sekitarnya, dan dengan tubuh Asna yang putih seperti pualam. Dari jarak yang sangat dekat, Agus dapat melihat betapa liang kewanitaan gadis itu membuka dan menutup, serta dinding-dindingnya berdenyut-denyut kencang, sepertinya jantung Asna telah pindah ke bawah.

iffa-jilbabsemok (5)

Agus juga bisa melihat betapa otot-otot di pangkal paha Asna menegang seperti sedang menahan sakit. Kedua kakinya terentang dan sejenak kaku sebelum akhirnya melonjak-lonjak tak terkendali. Agus terpaksa harus memakai seluruh bahu bagian atasnya untuk menekan tubuh gadis itu agar tidak tergelincir jatuh. Begitu hebat puncak birahi melanda Asna, sampai dua menit lamanya perempuan yang menggairahkan ini bagai sedang dilanda gempa. Ia menjerit, lalu mengerang, lalu menggumam, untuk kemudian terengah-engah pelan.

Agus bangkit setelah Asna terlihat agak tenang. Berdiri, ia melepas celana dalamnya. Kelaki-lakiannya segera terlihat tegak bergerak-gerak seirama detak jantungnya yang berdegup keras. Asna masih menggeliat-geliat dengan mata terpejam, menampakkan pemandangan sangat seksi di atas hamparan karpet tipis berwarna biru muda. Tangan Asna mencengkram karpet itu bagai menahan sakit, kedua pahanya yang indah terbuka lebar, kepalanya mendongak menampakkan sepasang buah dada yang mulus menggairahkan, jilbab merahnya terurai membingkai wajahnya yang sedang berkonsentrasi menikmati puncak birahi.

Tersenyum, Agus menempatkan dirinya di antara kaki Asna, lalu mengangkat kedua paha gadis itu, membuat kewanitaan Asna semakin terbuka. Asna yang tersadar dari buaian orgasmenya, dengan segera menuntun kejantanan Agus memasuki gerbang kewanitaannya. Tak sabar, ia menjepit pinggang pemuda itu dengan kedua kakinya, membuat Agus terhuyung ke depan, dan dengan cepat kelaki-lakiannya yang tegang segera melesak ke dalam tubuh Asna. Bagi Agus, rasanya seperti memasuki cengkraman licin yang panas berdenyut. Bagi Asna, rasanya seperti diterjang batang membara yang membawa geli-gatal ke seluruh dinding kewanitaannya. Belum apa-apa, Asna sudah terlanda gelombang puncak birahinya yang kedua. Begitu cepat!

Agus pun segera melakukan tugasnya dengan baik, mendorong, menarik kejantanannya keluar masuk dengan cepat. Gerakannya ganas, seperti hendak meluluh-lantakkan tubuh putih Asna yang sedang menggeliat-geliat kegelian itu. Tak kenal ampun, kejantanan Agus menerjang-nerjang, menerobos dalam sekali sampai ke dinding belakang Asna yang sedang berkontraksi menyambut orgasme. Asna menjerit-jerit nikmat, menyuruh Agus lebih keras lagi bergerak, mengangkat seluruh tubuh bagian bawahnya, sehingga hanya bahu dan kepalanya yang ada di atas lantai.

Agus mengerahkan seluruh tenaganya untuk memenuhi permintaan Asna. Otot-otot bahu dan lengannya kelihatan menegang dan berkilat-kilat karena keringat. Pinggangnya bergerak cepat dan kuat bagai piston mesin-mesin di pabrik. Suara berkecipak terdengar setiap kali tubuhnya membentur tubuh Asna, ramai sekali.

iffa-jilbabsemok (7)

Asna tak lagi sadar sedang berada di mana. Ia berteriak bagai kesetanan merasakan kenikmatan yang ganas dan liar itu. Seluruh tubuhnya terasa dilanda kegelian dan kegatalan yang membuat otot-ototnya menegang. Kewanitaannya terasa kenyal menggeliat-geliat, mendatangkan kenikmatan yang tak terlukiskan. Setiap kali kejantanan Agus menerobos masuk, ia merasa bagai tersiram berliter-liter air hangat yang memijati seluruh tubuhnya. Setiap kali Agus menariknya keluar, Asna merasa bagai terhisap pusaran air yang membawanya ke sebuah alam penuh kenikmatan belaka. Dengan mata terus terpejam, Asna menjeritkan penyerahan sekaligus pengesahan atas datangnya puncak birahi yang tak terperi.

Agus sendiri merasakan kejantanannya bagai sedang dipilin dan dihisap oleh sebuah mulut yang amat kuat sedotannya. Ia pun tak tertahankan lagi, memuncratkan seluruh penantian panjangnya, memuntahkan seluruh rasa terpendamnya, bercipratan membanjiri seluruh rongga kewanitaan Asna yang sedang megap-megap dilanda orgasme. Asna mengerang merasakan siraman birahi panas yang seperti hendak menerobos setiap pori-pori di tubuhnya. Asna mengerang dan mengerang lagi, sebelum akhirnya terjerembab dengan tubuh bagai lumat di atas lantai. Agus menyusul roboh menimpa tubuh putih yang licin oleh keringat itu. Nafas mereka berdua tersengal-sengal bagai perenang yang baru saja menyelesaikan pertandingan di kolam renang.

“Oh, kamu ganas sekali, Gus. Betul-betul ganas.” kata Asna pada akhirnya, setelah ia berhasil mengendalikan nafasnya yang memburu. Agus cuma menggumam dan menenggelamkan kepalanya di antara dua payudara Asna yang besar dan lembut dan menggigit putingnya cukup keras sehingga Asna tersentak dan membalasnya dengan meremas penis Agus keras-keras. Mereka berdua tertawa-tawa seperti anak kecil bermain gulat. Cairan-cairan cinta mereka berjatuhan menimpa karpet, melekat di tubuh mereka berdua, sebuah perpaduan tubuh putih mulus dan tubuh coklat gelap.

Malam itu mereka bercumbu tak henti-hentinya sampai pagi. Bagi Asna, inilah cumbuan pertamanya, sekaligus juga yang terakhir, karena sejak kejadian malam itu, rasa-rasanya hubungan mereka berdua malah jadi canggung. Mereka tetap bertemu setiap malam, tapi seperti ada jarak yang memisahkan. Asna merasakannya, Agus sudah sedikit berubah. Mungkinkah karena kejadian malam itu?

“Kamu berubah,” kata Asna yang tidak tahan. Kali itu giliran dia yang menyeberang ke balkon rumah Agus.

“Berubah apanya?” tanya Agus.

“Sedikit lebih diam. Sama seperti waktu pertama kita kenal. Ada yang dipikirkan? Kalau ini tentang kejadian malam itu, saya nggak terlalu pusing kok. Itu kan kita lakukan suka sama suka. Kamu nggak usah terbebani begitu, saya tidak akan menuntut apa-apa.”

iffa-jilbabsemok (8)

Agus menghela napas. “Bukan itu, karena aku merasa apa yang kita lakukan itu indah. Tapi aku tidak bisa…” Agus menghentikan kata-katanya. Kepalanya menunduk.

“Tidak bisa apa?” kejar Asna.

“Tidak bisa lari dari perasaan… mencintai kamu.”

“Kamu mencintai aku? Memangnya ada apa dari saya yang bisa bikin kamu jatuh cinta?” Asna tertawa keras mendengar kata-kata Agus.

Agus menggelengkan kepalanya. “Entahlah. Mungkin kamu datang di saat yang tepat buat aku. Itu saja.”

Asna tertawa lagi. Tertawa dan terus tertawa seakan-akan hal itu sedemikian lucu bagi dirinya. Agus hanya diam, sadar bahwa dengan menyatakan perasaannya kepada Asna tidak membuat segalanya mudah bagi cintanya. Keheningan lalu berlaku begitu lama di antara mereka. Tanpa kata-kata, sedemikian lamanya. Begitu saja hingga Asna berlalu, kembali ke rumah kos putri itu.

Sebenarnya, jika Agus bisa mengerti, tawa Asna dan sikap diamnya adalah untuk menutupi kesedihannya. Dia pun merasa ada benih-benih cinta yang tumbuh, tapi segera harus disingkirkannya karena dia tidak merasa pantas dan mampu untuk itu.

***

Berminggu-minggu Asna tidak muncul di balkon tempat biasanya dia mengisi malam setelah pengakuan cinta Agus. Dia hanya banyak berdiam dalam kamar di lantai teratas rumah kosnya itu. Rindu pada Agus selalu datang bertubi-tubi, tapi dia tidak ingin menumbuhkannya semakin perkasa. Dia harus segera membunuhnya. Mereka berdua tidaklah ditakdirkan untuk bersama, pikir Asna.

Karena itu, di puncak kejenuhannya, dia lalu turun, turut berkumpul dengan beberapa penghuni kos putri yang sedang ngobrol di ruang tamu lantai bawah. Siapa tahu dengan demikian rasa sepinya akan lenyap.

“Baunya busuk banget. Inget nggak beberapa hari lalu aku sudah mulai mengeluh soal bau busuk itu?” terdengar Latif, mahasiswi paling senior di rumah kos itu berkata. “Kejadian, kan? Baru deh hari ini bisa hilang tuh bau. Ada yang lihat waktu mayatnya dievakuasi tadi pagi?”

Serempak, hampir semua menggeleng.

iffa-jilbabsemok (9)

“Orangnya juga tinggal sendirian sih,” sahut Ajeng, “Jadinya nggak ada yang tahu sampai berhari-hari begitu. Padahal orangnya ganteng loh, aku pernah lihat dia. Masih muda, punya rumah besar, tinggal sendirian tapi ternyata hidupnya nggak bahagia. Siapa yang bisa mengira dia punya kecenderungan bunuh diri gitu?”

“Kemungkinan sudah lebih dari seminggu dia tergantung di sana, bahkan lebih. Nggak ada pesan terakhir, tapi dugaan pertama sih motifnya karena putus cinta.”

“Pada ngomongin apa, sih?” tanya Asna penasaran.

“Cerita itu lagi. Jangan mulai lagi deh. Takut nih,” kata Nisa.

Tapi Latif cuek saja. Dia malah terkesan ingin menakut-nakuti teman-temannya. “Tahu nggak, kalau orang bunuh diri karena putus cinta, biasanya arwahnya bakalan nglanglang kemana-mana mencari cinta. Kos putri ini jangan-jangan dijadikan ajang buat arwahnya Agus mencari cinta nantinya!”

“Hiaaaaaaa….!!!” hampir semua yang ada di sana menjerit, sementara Latif cekikikan kesenangan.

Asna terkejut bukan main. Agus, cowok penghuni rumah sebelah bunuh diri? Agus yang mencintainya dan kini selalu dirindukannya itu kini sudah mati? Benarkah? Sulit menahan perasaan yang kalut, dipukulnya kepala Latif yang sedang menggoda teman-temannya dengan keras.

Plak! Tentu saja Latif langsung terjungkal dari duduknya.

“Jangan bercanda gitu! Ceritamu tadi betul nggak?” tanya Asna. Perasaannya sudah hampir kacau.

Wajah Latif pucat pasi terduduk di lantai, sementara teman-temannya menatapnya dengan heran. Tapi pintar juga dia menutupi keterkejutannya dengan canda lagi. “Hantu Agus datang! Lihat, buktinya aku dipukul dari belakang sampai njungkel! Hiii…!!” katanya.

“Hiaaaaaaaa…!!!”

Asna tidak peduli lagi dengan mereka. Secepatnya, dia segera berlari menuju lantai teratas, keluar menuju balkon. Di balkon seberang, dilihatnya Agus. Berdiri bersidekap dan tersenyum kepadanya.

“Apa yang kamu lakukan?” tanya Asna.

“Tidak ada.”

“Bohong!”

“Hanya gantung diri, apa hebatnya?”

“Untuk apa?”

“Kamu kira untuk apa?” dia tertawa lagi. Lalu dengan sekali loncatan, sampai dia di balkon rumah kos putri itu. Asna tidak mampu berkata-kata saking takjubnya. Tapi hanya sebentar, setelahnya dia justru tertawa lepas. Bahagia dan lega rasanya.

“Sejak dulu aku ragu-ragu untuk mengakhiri hidupku biarpun hanya itu yang selalu kupikirkan tiap berdiri di balkon itu. Tapi sejak bertemu lalu mencintai kamu, aku menjadi yakin,” kata Agus. Dikecupnya dahi Asna dengan mesra. “Sebagai orang hidup, aku gagal. Siapa tahu setelah mati aku bisa sukses.”

Untuk Asna, sepertinya tiada akan ada lagi hari-hari sendirian duduk mencangkung di balkon rumah kos putri itu. Tiada lagi pula sepi di kamarnya, kamar yang selalu tertutup dan tidak pernah lagi disewakan sebagai kamar kos oleh Haji Kusnadi sejak dirinya meloncat dari balkon beberapa tahun lalu.

Sekarang hari-harinya akan jadi sempurna. Ada Agus, hantu kesayangan yang mirip Barry Prima, Roy Marten dan Herman Felani sekaligus, menemani dirinya untuk selama-lamanya.

EGGY STORIES

Sebut saja namaku Egy.Usia 24 tahun.Saat ini kuliah di salah satu PTS dikotaku.Kisah ini berawal ketika aku ditinggal kawin sama pacarku Ernie.
Waktu itu perasaanku hancur banget.Penyesalan timbul,kalo tau gitu,kenapa gak aku ewe aja dulu pacarku itu.Tau-tau ngasih kabar dah kawin aja.Ya salahku juga sih,gak ngasih kepastian mau nikahin dia.
Teringat akan masa2 pacaran dulu.Ya sebagaimana anak muda jaman sekarang,petting adalah hal lumrah.Sayang aja aku gak pernah ngelakuin yang namanya ngentot.Sebenarnya pengen,cuman itu,takut dosa gitu.
Teringat waktu pacaran suka ngelakuin petting,jadi horny juga.Terpaksa ngocok dech.Tapi ternyata gak bikin aku puas.Apa lagi membayangkan mantan pacarku malem pertama sama suaminya,hancur hancur hancur hatiku.
Pengen jajan,takut penyakitan.Memperkosa takut penjara.Ya daripada
karena terpaksa aku pengen pulang ke rumah sekedar pengen refreshing.Kebetulan kuliah libur 3 hari.Jarak kosanku ke rumah lumayan jauh,sekitar 75km.2 jam dah kalo ngebut pake motor.
Pas pulang naek tiger kesayanganku waktu itu pas hari jumat.Biar aman di jalan gak kena razia,aku pake jeket polisi punya pamanku.Hehehe,biar disangka polisi gitu.Kebetulan perawakanku cocok dah kalo jadi brimob.Tinggi 173,rambut juga cepak.

Perjalanan ke rumah melewati perkebunan pinus dan teh yang indah.Dengan jalan berliku2.Pas kebetulan aku istirahat karena capek.Aku rehat sejenak diantara batas perkebunan teh dan pinus.Pas lagi ngerokok,dibalik rerimbunan pohon teh yang berbatasan dengan kebun pinus,terlihat bergoyang2 dan ada suara2 aneh.Penasaran aku samperin.Ala ma…k!!!.Ternyata ada sepasang anak SMA yang bolos sekolah lagi ngebon ngelakuin petting.Dengan mengintip dibalik rimbun pohon teh,aku menikmati pemandangan itu.
Kulihat cowoknya lagi nyedot tetek ceweknya.Tangannya asik ngobel memeknya.Sekitar 10 menitan aku menikmati pemandangan itu.Lama2 aku horny juga.Maka dengan mengendap perlahan aku samperin.Pas dah dekat dan tanpa mereka sadarin,aku membentak mereka.He….y!!!.Lagi pada ngapain kalian??Bolos sekolah lagi!!!.Mereka kaget dan melihat kearahku.Melihat aku yang cepak dan berjeket brimob ala polisi itu.Si cowoknya langsung lari dan langsung ngibrit naek mionya meninggalkan ceweknya.Ceweknya gak keburu lari,sebab susah karena celdamnya melorot,dan baju seragam SMA-nya terlepas.
Maka dengan penuh wibawa aku samperin abg SMA itu.Lagi ngapain kamu?Bolos sekolah lagi!!!.Perlu dibawa ke polsek ni dipanggilin orang tuanya.Bentakku.
Si cewek itu menangis sambil bilang,ampun pak,jangan dibawa ke polsek.Saya malu.Apa lagi dipanggilin orang tua.Isaknya.Wa…h,gak bisa.Pokoknya kamu harus ikut.Bentakku.Jangan pak,janga….n.Ni ambil uang jajan saya aja pak buat bapak.Isaknya lagi.
O…h,kamu mau nyogok ya??Enggak pak,enggak!!!Saya mau ngelakuin apa aja deh.Asal jangan bawa saya ke polsek.Katanya penuh harap sambil terisak.Beneran kamu???Awas ya kalo bohong.Saya gak akan segan memenjarakan kamu!!!.Bener pak,apa aja dech.Asal jangan penjarakan saya sama dipanggil orang tua saya.Katanya dengan menghiba.
Mendapat angin segar begitu,hatiku ketawa aja.Wa…h kesempatan neh.Berguna juga jaket pemberian pamanku ini.Apa lagi sesuai dengan postur tubuhku yang atletis.
Siapa nama kamu?Bentakku.Astri pak!!Jawabnya.Kelas berapa?Sekolah dimana?Kataku sambil bertolak pinggang.Kelas dua pak,di SMU….!!!Jawabnya lemez.Kamu ini,dah bolos,ngelakuin begitu lagi.Kamu dah sering ya?Udah gak perawan ya?Sumpah enggak pak.Aku gak ngelakuin sampe gituan.Cuma petting aja pak.Jawabnya.Beneran kamu??Iya pak,bene…r.Jawabnya meyakinkan.
Sudah,sekarang kamu pake baju yang bener,terus ikut saya.Bentakku.Anu pak,mau dibawa kemana?Jawabnya ketakutan.Pokoknya kamu ikut.Mau saya bawa ke polsek terus dipenjara dan dipanggil guru2 dan orang tuamu?Bentakku rada keras.Iya pak,i…ya.Saya ikut bapak.Asal jangan sampe dipenjara aja.Akhirnya si Astri ini merapikan pakaiannya lagi.Kulihat anaknya cantik juga.Dengan rambut panjang sepinggang hitam lebat,leher jenjang.Pokoknya mirip artis Maudy Kusnaedy dah.Setelah rapi,aku pegang dan tarik tangannya.Sekarang ikut saya!!Ikut kemana pak?Katanya ketakutan.Pokoknya kamu ikut.Kutuntun dia dan kusuruh naik motor boncengan sama aku.Si Astri gak banyak tanya lagi.Mungkin karena ketakutan.
Kustarter motor dan balik arah menuju ke arah kampusku lagi.Kubawa dia menjauh dari kebun teh menuju arah kota melewati kebun pinus.Setelah jauh dan nyampe kira2 setengah kebun pinus,maka aku bawa motorku menuju ke dalam kebun pinus yang rimbun dan sepi.Dan menurut perkiraan gak bakal ada orang masuk.
Mau dibawa kemana pak?Astri bertanya ketakutan.Pokoknya kamu ikut.Bentakku.Setelah menaruh motor dibalik rerimbunan perdu,aku menuntun Astri sambil tengak tengok mencari tempat.Setelah mendapat tempat yang rimbun dengan hamparan rumput hijau dan terhalang perdu dan pohon pinus besar,aku berhenti dan menyuruh Astri duduk.Astri menurut aja.Karena mungkin ketakutan.Setelah duduk,kutanya dia.Mana kartu pelajarmu?Sini bapak pengen lihat.Lalu dia mengeluarkan dompet dari tas sekolahnya dan ngambil kartu pelajarnya dikasihkan ke aku.O…h,namu kamu Astri Wulandari ya?(nama bukan sebenarnya)bapak kamu anu ya?Ckckck.Astri cuma mengangguk aja.
Lalu kuambil HP,Dan memotret dia.Ini nanti buat catatan kamu.Kartu pelajar kamu bapak tahan.Hi…ks,jangan pak,nanti saya gimana?Isak Astri.Kamu mau dipenjara gak?Jangan pak janga….n!!Bener kamu gak mau dipenjara?Bentakku.Beneran pak.Saya mau ngelakuin apa aja deh pak,asal jangan dipenjara dan dipanggil guru dan orang tua dech!!Jawabnya menghiba.Beneran kamu???Iya pak iya…h.Jawabnya ketakutan.
Kamu dah sering ya bolos sekolah dan gituan sama pacar kamu??Aku membentak.I….iya pak!!!.Sudah kalo kamu gak mau dipenjara dan dipanggil orang tua dan guru2 kamu,kamu harus lakuin yang tadi sama saya!!!.Jangan dech pak,yang lain aja dech!!Jawabnya menghiba.O…h jadi kamu pengen?Belum sempat meneruskan,dia menjawab.Iya deh pak saya mau.Aku tersenyum penuh kemenangan.Kukeluarkan hp dan siap merekam.Sudah,sekarang buka pakaian kamu pelan2.Bentakku.Astri menurut.Kusiapkan on kameraku untuk merekam.Pertama dia membuka kancing seragam putihnya,lalu rok abu2nya.Setelah tinggal CD dan BH-nya kusuruh berhenti dan menyuruh dia lunggak lenggok bak pragawati sambil kurekam.Anjri….t,kulitnya putih bersih gak ada cacat.Teteknya cukup gede sekitar 34D.Melihat ini aku ngaceng berat.Tapi kunikmati pemandangan dan kejadian langka ini.Mungkin sejuta langka deh.Kusuruh Astri membuka BH dan Cd-nya sambil kurekam.Wo…w,teteknya sekel banget.Cuma ada bekas cupangan cowoknya tadi.Jembutnya begitu hitam dan lebat.Pantatnya semok banget deh.Kusuruh dia bergaya dengan bugil.Setelah itu kusuruh berbaring dengan alas seragam dia.Kurekam seluruh tubuhnya.Memeknya ku clos-up.Dan ketika kubuka pake jariku,ternyata masih rapet dan perawan bo!!!.Mimpi apa gua semalam ya dapat rezeki dihari jumat.
Setelah puas merekam,lalu kusuruh Astri membuka seluruh pakaianku dengan perlahan.Kutaruh tasku dibalik semak.Lalu dia mulai membuka pakaianku.Mulai dari baju,kaos dalam,celana jeans coklatku.Setelah tinggal CD doang,kusuruh Asti menciumi seluruh tubuhku.Pertama mencium kening,pipi,leher.Pokoknya semuanya deh.Terasa lembut dan bikin horny.Kusuruh dia mencupang puting susuku.A….h,nikmat banget.
Lalu kusuruh dia bermain bibir.Dia nurut aja.Pertama agak hambar.Mungkin karena takut.Lalu kujamah toketnya dan kuremas2.Dia melenguh dan mendesah.Apa lagi ketika kuraba memeknya,lama2 dia jadi bernafsu.Kusuruh dia berbaring.Dia memejamkan matanya.Mungkin malu.Lalu kucium bibirnya sambil kuremas teteknya dan kukobel memeknya.Ternyata dia jadi agresif.Dia membalas ciumanku dengan ganas.Cukup lama aku bermain bibir.Lalu aku jilati telinganya dan kucupang lehernya sampe merah.Dia cuman melenguh dan mendesah sambil tetap memejamkan matanya.Ketika kukenyot teteknya,dia mendesah agak keras.A…..h,o…..h,ssshhh,a….h!!!Kujilati sambil kuremas2 secara bergantian.Dia semakin merintih keenakan.Lalu kuusap2 pahanya.Dia semakin menggelinjang.Dan ketika kuraba memeknya dan kupilin2 itilnya dia semakin mendesah2.A…h,mmmhhh,o…..h,ssshhhh,a….h!!!.M emeknya sudah basah.Kukangkangkan kedua pahanya.Anjri….t!!Tampak lobang memek sempit nan menawan terselubung jembut nan lebat dengan warna merekah merah.
Langsung kusambar dan kujilat dan kukenyot2 itilnya.A…..kh,ssshhh,mmmhhh,o….h!Dia mendesah merasakan kenikmatan.Dan ketika itilnya kukenyot dan kugigit2 halus,tiba2 dia berteriak,a….kh sambil mengapitkan pahanya di kepalaku.Dia tampaknya mengalami orgasme.Dari memeknya keluar lendir anyir dan agak asin.
Sungguh,bagiku ini pertama kalinya.Belum pernah aku melakukan begini sama pacarku dulu.Lalu kusuruh dia duduk.Gimana enak gak?Enak pak!Jawab dia malu2.Enak mana sama pacarkmu?Enak sama bapak.Aku belum pernah sampe gitu pak.Jawabnya polos.
Lalu dia kusuruh melorotkan CD-KU.Dan setelah itu,maka menyembullah rudalku yang ukurannya cukup besar.Panjang sekitar 16cm,dan berdia meter cukup besar.Dia tampak kaget melihat kontolku.Kenapa kamu kaget?Anu pak,itunya besar banget.Jawabnya polos.Besar mana sama pacarmu?Besaran punya bapak.Jawabnya lugu.Udah sekarang emut sama kamu.Anu pak,gak mau.Jiji…k.Jawabnya.Udah cobain aja bentakku.Lalu dia menurut.Pertama asli gak enak banget.Sering banget kena gi2nya.Apa lagi kadang dia suka berhenti kek mau muntah.Tapi lama2 aku perintahin dan menyuruhnya pelan dan jangan sampe kena gi2nya.Akhirnya dia bisa juga dan tampak menikmatinya.A…kh,nikmat banget.Baru pertama aku merasain ini.Setelah itu kusuruh dia berbaring dan membuka pahanya lebar2.Kucipok dan kujilat2 lagi.Dia semakin merintih dan mendesah2.Pantatnya gak mau berhenti bergoyang.Tangannya sampe menjambak rambutku.Lalu aku mulai bersiap.Kuambil hp dan siap merekam.Ketika kontolku tiba dimulut memeknya,kugesek2 secara perlahan.Mata Astri terpejam dan mulutnya tak berhenti mendesah dan merintih.Kutaruh hp dan siap menembak.
Aku cium dulu bibirnya.Tangan kiri memegang kontol sambil menggesekkannya ke memeknya.Kadang tangan kanan meremas2 teteknya.Lehernya yang jenjang penuh dengan cupangan.Begitu juga dengan teteknya.
Memek dia sudah super basah dan licin.Astri seakan pasrah dan mungkin menantikan pengalaman yang baru buat dia.Begitu juga buatku.Aku bersiap dan siap menembakkan rudalku.Kugesek2 dan mulai menekan.Pertama meleset terus.Astri semakin merem melek dan mendesah2.Kupaskan kepala kontolku dilobang memeknya.Setelah pas,kurenggangkan lagi kedua pahanya.O….h,nikmat banget ternyata.Ini baru luarnya aja.Apa lagi sampe ke dalam.Lalu setelah pas,kutekan secara perlahan.A….h,ssshhh,mmmhhh,o….h!Astri mendesah2.Pertama kutekan kontolku masuk kepalanya doang.Rasanya nikmat dan hangat.Lalu kutarik dan kutekan2 secara perlahan.A…h,sungguh nikmat.Kutarik dan kutekan masuk setengahnya.Terasa ada yang menghalangi.Kudiamkan sejenak merasakan sensasi yang baru kualami.Sangat sangat nikmat.Lalu kutarik dan kudorng lagi.Tetep mentok.Kulihat Astri sangat menikmati.Kutarik keatas lalu kutekan kebawah.A….h,nikmat bner.Memeknya sangat sempit dan terasa mecengkram dan memijit2 kontolku.
Karena mentok terus,kutarik perlahan keatas,dan dengan sekali hentakan dan penuh tenaga,kutekan sekaligus,pret,clep,ble…z,a…..kh,sakit pa…..k!!!Astri berteriak kesakitan.Bahkan dia sampe menggigit pundakku.
Akhirnya kontolku masuk dan amblas seluruhnya.Kudiamkan sejenak menikmati sensasi luar biasa yang sangat nikmat.Terasa kontolku seperti dijepit dan diremas2.Setelah agak lama,maka kupompa secara perlahan.A….h,ssshhh,mmmhhh o….h,Astri mulai mendesah dan merintih kenikmatan.Sayang,gimana enak gak?Tanyaku.O….h,a….h,enak pa…k.Jawabnya.Lalu pompa2 terus.Sekitar 5 menitan,tiba2 Astri berteriak,a…..h sambil memelukku erat dan mengapitkan kedua pahanya.Aku terus saja memompa memaju mundurkan kontolku.A….h,begitu nikmatnya ngentot itu.Ketika kupompa secara cepat artri mendesah,ah ah ah ah ah ssshsh a…..h,dan sepertinya ada yang mau keluar dari kontolku.Dan semakin kupercepat pompaanku,lalu ketika kutekan keras,se….r,crot,crot crot.Kontolku mengeluarkan laharnya.A….kh,saya….ng!!!Astri pun demikian.Dia semakin erat memelukku dan mengapitkan kakinya dipinggangku.
Aku terjatuh lemas diatas tubuh Astri.Kunikmati sisa2 orgasmeku sambil terus menancapkan kontolku.Dukh nikmat banget.Kenapa gak dar dulu ya aku ngentot.Lalu kukecup kening dia.Tampak air mata meleleh dari kedua matanya.Dia terisak2.Lalu kusuruh dia dududuk dan bersandar di dadaku.Dia semakin menangis,tapi suaranya ditahan.
Sudah,sudah jangan menangis.Lagian kan kamu juga sama2 merasakan enak.
Kuusap2 dan kubelai rambutnya.Sudah jangan menangis.Bapak janji gak akan bawa kamu ke kantor dan manggil orang tuamu.Cukup sekali ing saja.Aku bicara dengan lembut sambik kuhapus air matanya dengan kaos dalamku.Beneran pak?Iya bener.Bapak janji.Demi tuhan.Jawabku meyakinkan.Akhirnya tangisnya agak reda.Lalu kuusap2 punggungnya,toketnya.Kucium keningnya sambil kureas2 payudaranya.Ya akhirnya dia seperti on lagi.Ketika kulihat kontolku,o…W,ada bercak darah.Anjri…t,aku dapat perawan.Kntika kulihat memeknya,ada juga bercak darahnya.Kuambil CD dia,lalu kubersihkan.Celana dalamnya kini ada bekas noda darah.Melihat memeknya,kontolku bangun lagi.Lalu kujilati lagi.Setelah itu,kami bermain dengan bermacam2 gaya seperti yang kulihat di film.Dengkulku sampe lemas.Kulihat Astri juga.Ketika kulihat jam tanganku,menunjukkan pukul 14.00.Gila aku maen dari jam 10.00 bo.Sampe gak jumatan.Setelah puas dan dapat rekaman asyik punya,lalu aku bilang ke dia,kartu pelajar kamu bapak tahan.Terus nomor hp kamu harus terus aktif dan harus siaga kalo bapak hubungi.Silahkan kamu lapor sama siapapun kalo rekaman ini mau tersebar.Bapak janji gak akan memenjarakanmu.Mengerti kamu?Iya pak jawab dia.Kuambil CD dia yang ada noda darahnya sebagai kenang2an.Tak lupa aku juga menanamkan ancamanku.Setelah itu,aku mengantarkan dia sampe jalan yang agak dekat ke rumah penduduk.Tak lupa kukasih 200rebu wat ongkos dia.Ya hitung2 bayar ngentot lah.Setelah itu langsung aku tancap gas segera pergi.Sungguh pengalaman yang indah dan nikmat.Sampe rumah aku jam 3.15.Lalu mandi,makan dan ke kamar melihat2 rekaman tadi.Aku ketawa2 dan menikmati pengalaman tadi.Betapa beruntungnya.Bisa ngentot dan merawani abg SMA yang sangat cantik.
Hari sabtunya aku sms dia dulu.Lalu ku telpun.Minggu pagi jam 8 Kusuruh dia menunggu ditempat dimana dia kuturunkan.Ya dia datang dan menurut aja.Takut dengan ancaman.Terus kami maen ngentot lagi di tempat semula sampe puas.Tak lupa merekamnya bo.Ini berlangsung 3 bulan aku dan dia hubungan gak jelas.Cuma mo hepy2 aja.Setelah 3 bulan,aku dah ngelupakan dan ninggalin dia.Dan dia gak bakal nuntut apa2 dariku.Kusuruh pacarnya yang tanggung jawab jika terjadi apa2.Dan ketika 2 bulan kemudian aku telusuri dan tanya sama anak sekolahnya,jawabnya dia dah keluar,coz merit sama pacarnya karna dia hamil.
Ampu…n,bejatnya diriku.Gua yang makan nangkanya.Pacarnya yang kena getahnya.Gila dia hamil anak gua.Ya aku cuma bisa berdoa.Semoga dia bahagia,sakinah,mawaddah wa rohmah.
Itulah kisah pertama ngentotku.

——

Namaku sebut aja Eggy.Saat ini kuliah di salah satu PTS Islam di kotaku.Aku pindah kuliah dari salah satu PTN di ibukota propinsi Jabar karena dah banyak kasus narkoba.Ya karena atas alasan ini dan supaya pergaulanku gak terjerumus dalam jurang nista,akhirnya ortuku memindahkanku ke tempat kuliah sekarang.Tentu setelah melalui proses rehabilitasi narkoba dulu.Setelah aku dinyatakan waras,akhirnya aku kuliah di kampusku yang baru di kota tempat tinggalku.Mungkin alasan orang tua biar lebih gampang ngawasi.
Apa lagi di kampus ini,salah satu pamanku adalah pembantu rektor satu.Belum lagi aku masih kerabat yang punya yayasan kampus ini.Namanya kuliah di kampus Islam,tentu dandanan mahasiswanya pun harus Islami.Semua berdandan kek ikhwan dan akhwat.Cuma aku sendiri yang laen.Kadang suka pake jeans kalo kuliah.Tapi tetep pake kemeja.Biar dikatakan sopan.
Di kelasku ada salah satu cewek cuantik.Sebut saja namanya Nida.Anaknya cukup tinggi sekitar 165cm.Kulit kuning langsat kalo lihat dari tangan dan mukanya.Kan dia pake pakean jubah gitu,hehehe.
Yang aku suka hidungnya mancung,alisnya tebel,bulu matanya lentik,bibirnya tipis merah tanpa lipstik,e…h punya lesung pipit.Ajib dah.Dah gitu pinter lagi.Aku sendiri paling oon.Apa lagi kalo pas mata kuliah yang ada hubungannya dengan agama.Mampus gua.Hehehe.Kan beda ekonomi konvensional sama ekonomi islam.

Aku kadang jadi olok2an cewek2 kelasku kalo pas ditanya dosen jawabnya ngawur.Tapi cuek aja dah,emang gua gak ngarti.Tapi menyenangkan juga,temen2 baik laki or cowok,mau bantuin aku.Mungkin mereka dah dapet amanat dar pamanku yang pembantu rektor itu supaya bantuin aku dan mengarahkanku pada kebaikan.Biar gua gak balik ke narkoba lagi keknya.
Walau aku dandan nyelenah dibanding mereka,aku dapet pengecualian.Fikir dosen sama temen2 mungkin nanti juga aku bisa terpengaruh lingkungan.
Aku sering godain Nida,tapi ampu….n!!!.Dia ketus banget.Dan mungkin gak demen cowok kek aku ini.Tapi temen2 cowok pada dukung aku sama si bintang kampus ini.Entah karena mengolok2 ato apa gak penting.Yang jelas gue demen same die.Hehehe.
Sering aku godain dia,eh malah dia tambah benci keknya.Pernah juga nembak dia didepan kelas kek ceramah pas dosen gak masuk,eh malah dia ngelempar pake penghapus.Dah gitu dapet sorak sorai temen2.Tapi bagen dah.Tambah bikin penasaran aja.
Suatu waktu pas dia lagi baca2 dibawah pohon sendirian aku samperin.Askum bu haji.Ane temenin ya?Aku basa basi.Dia cuma ngebales salaam.Lalu nyuekin.Bangzat zuga ne cewek.Bikin penazaran aza.Pas aku bilang,Nid,kamu cantik banget.Dia bilang makasih doank.Lalu nyuekin lagi.Anzing,pengen gue perkosa aze keknya.Apa lagi pas aku bilang,Nid,bibirmu indah banget,mau donk ngezun!!!.Tiba2 plak,pla…k!!!Aku ditampar.Terus diludahin.Setan alaz.Dah gitu nyeramahin lagi.Ampyu….n,jdi jadi pengen dech.
Aku makin penasaran aja.Tapi si Nida keknya tambah gedek aja sama diriku.Pernah saking kesel,aku liatin gambar orang lagi ngentot.Dia cuman istighfar doang plus dapet ludah lagi dah.Ini yang membuatku makin menggebu pengen dapetin dia.
Suatu saat aku terus ngikutin dia tanpa disadarinya.Waktu itu dia ke perpustakaan.Terus dia duduk sambil buka2 hp.Mo OL keknya.Tapi aku liatin,dia serius banget.Dah gitu nafasnya kek berat gitu.Pas aku ngendap2 deketin tanpa dia sadarin dan berada dibelakang dia.Pas aku lihat,astaghfir e….h alhamdulillaah.Dia lagi liat video bokef bo.Anjri….t!!!.Ternyata cewek akhwat nan alim ini demen liat bokef.
Aku liatin terus.Pas kebetulan perpus lagi sepi.Dan dia di ruangan sebelah sendiri sama aku yang gak dia sadarin.Pas dia lagi khusyuk liat bokef di HP-nya,aku ngendap2,lalu aku samber tuh hp dia diambil sama gue.Hehehehe.Dia kaget banget.Kataku:Assalaamu’alaikum Nida,khusyuk banget.Lagi ngapain?Kataku sambil cengengesan.Muka Nida langsung berubah merah.Eggi kembalikan hendphon ku.Katanya membentak.Ei….t nanti dulu.Kataku.Wa….h!!Bisa jadi berita besar ne.Kampus bisa geger.Kataku sambil ngeliatin hp dia yang lagi on film bokef.Wajah Nida tambah merah.Nida ngancam.Eggy,kembalikan hp ku.Kalo enggak saya teriak kalo kamu ngerampas hp saya.Katanya.Ei…t,hehehehe.Tereak aja sayang.Biar Eggi teriak Nida cewek alim demen liat bokef.Kataku penuh kemenangan.Akhirnya Nida diem.Plis Eggy kembalikan hp ku.Katanya memelas.
Tapi aku malah cengar cengir.Nida sayang,kalo kamu mau hp mu kembali,ambil sendiri nanti sore ke tempat kost ku ya.Dada….h.Assalaamu’alaikum kataku sambil ngeloyor ninggalin dia.
Aku ketawa2 penuh kemenangan.Awas lo nanti batinku.Kebetulan hari itu dosen gak masuk.Aku pulang aja ke kostan.Jaraknya cukup dekat dengan kampusku sekitar 400 meteran dah.Walau banyak saudara,aku gak mau tinggal sama saudara.Gak bebas.Sesampainya di kamar,kubukain isi fail hp Nida.Anjri….t!!!Isinya banyak fail porno.Bener2 gak nyangka dech.Dan yang lebih mengagetkan sekaligus bikin senang,di dalamnya banyak foto2 dia pas lagi gak pake jubah ma jilbab.Anjri…t!Cantik bener.Rambutnya panjang lagi.Dan yang paling heppy,ada foto2 semi nude dia.Langsung aku copy ke laptopku semua fail otrehnya.
Aku tunggu sorenya,si Nida gak dateng2.Besoknya pas hari minggu juga gak dateng.Kemana dia ya?Apa dia takut sama gua?Fikirku.Bagen dah.Yang penting aku dah punya kunci dia.Besok seninnya pas masuk kuliah,aku bersikap sebagaiman biasanya.Kek gak punya masalah.Tapi kulihat Nida murung banget gak ada semanget.Sebelum dosen dateng,aku maju ke depan kelas mo kultum gitu.Assalaamu’alaikum Wr.Wb.Temen2 Eggy semua yang baik hati.
dikarenakan Eggy yang baik hati ini lagi senang karena dapet rizqi yang banyak.Sebagai tanda syukur,maka nanti istirahat antum semua Eggy traktir di kantin.Perorang jatah ceban.Kecuali wat Nida 100rebu juga gak apa2 dah.Lebih juga boleh.Kataku.
Temen2 semu bersorak.Beneran Gi….!Katanya kompak.Kalo boleh bersumpah,demi Nida dah.Jawabku.Hu….h,temen2 menyorakiku.Beneran temen2.Masa Eggy boong.Boong kan dosa.Jawabku.
Lalu pas istirahat semua aku traktir.Temenku si Rifky nanyain,gi dapet apa kamu sampe nraktir begini?Ada deh.Yang penting halal.Kataku.
Nida juga ikut.Tapi dia diem terus.Gak kugodain.Sampe temen2 cewek bilang.Nid,kalo kamu sakit,kenapa masuk.Jawab Nida.Aku gak apa2 kok.Udah pulang aja kamu,jangan maksain.Kata temen2 cewek.Aku seh cengar cengir aja.Tau rasa dia.
Pas di kelas,aku sms Nida.Coz dia punya hp dua.Satunya yang Cdma.Nida,kalo gak kamu ambil sendiri,tunggu aja,foto2mu akan beredar di dunia maya.Dan inget,kampus akan geger melihat foto2 kamu.Bakal eggy liatin juga isi hp kamu ke temen2 sekampus.Inget hp kamu masih sama aku.Pulangnya sesampe di kamar,aku liat2 foto2 dia dan rekaman video dia.Du…kh,bikin horny euy.Lagi khusuknya liatin laptop,tiba2 hp berdering,eh dari nida ternyata.Wa alaisun sayang nida,pa kabar candaku.Udah deh gy.Jangan basa basi,kembalikan hp ku kata Nida.Ei…t,ambil sendiri ke kost ku.Jawabku.Gak mau….!Jawab Nida.Ya sudah,tunggu geger aja Nid.Bakal Eggy kasih kalo kamu ambil sendiri sama mau jadi pacar Eggy.Kataku lagi.
Akhirnya setelah banyak diplomasi,Nida mau juga datang.Janjinya jam 4 dia mo dateng.Perlu diketahui,aku mengontrak rumah kecil buat tempat kostku.Lokasinya cukup sepi.Dan orang2 sekitar pada sibuk kerja.Pulangnya sorean jam limaan.Pas jam setengah empat Nida sms.gy,aku di jalan anu.Udah jemput aku.Aku gak mau ngedatangin tempat tinggal cowok sendirian.Yes,yes yes.Akhirnya aku bergegas menjemput dia pake vixionku.Kulihat nida pake jilbab kurung merah berpadu jubah ungu.Setelan akhwat dah.Pake sepatu plus stoking.Cantik banget.Udah gy buruan kata Nida,aku mau ngambil hp ku.Kata nida ketus.Sabar dong sayang.Jawabku.Akhirnya dia mau aku bonceng.Tapi gila bo.Dadanya dihalangin tas.Terus tangannya pegangan sama behel.Gila amat tuh.Tapi gak apa2,tunggu sebentar lagi sayang.Sesampainya di rumah kontrakanku,aku persilahkan masuk.Eh Nida malah nyolot.Sudah,sini mana hp ku.Cepet kembalikan katanya.Du du du du…h.Masa bu haji gak salam sih.Godaku.Tapi ida malah ngejawab.Gak perlu salam sama binatang kek kamu.Awas lo bentar lagi batinku.Nida aku suruh duduk di kursi tamu.Sebentar sayang,aku ambil di kamar.Lalu aku menuju kamar dan keluar membawa laptop.Sengaja aku ulur2 dan dah disiapin nyetel rekaman dia mandi.Udah gy,mana hp ku?Kata ida nyolot.Sebentar donk sayang.Kutaruh laptop di meja,aku ngeloyor ngunci pintu.Nida teriak,apa apaan ne?Mau aku teriak?Ancam Nida.Teriak aja,orang2 lagi pada gak ada.Jawabku.Lagian orang2 sini mah nafsi2 sayang.Jawabku cengengesan.Sudah tenang aja.Eggy gak bakal ngapa2in.Tenang aja neng.Kataku.Kuambil minuman dari kulkas.Kutawari Nida.Tapi dia gak mau.Takut dikasih obat kali.Gy,buruan kembalikan hp ku!Kata Nida.Tenang sayang.Egy cuman mo ngomong bentar.Sayang,kamu mau gak jadi yayang Eggy?Cui…h,nida ngeludahin lagi.Nazi…s.Jawab Nida.Ya sudah kalo gak mau.Temenin Eggy liat video kamu dulu ya.Kataku sambil mengarahkan monitor laptop ke arah Nida.Aku duduk samping Nida,eh malah dia pindah ke kusi satunya.Ya sudah aku tarik.Sebenarnya bisa saja kuperkosa saat itu.Tapi itu gak menarik.Sudah Nid.Aku bisa aja macam2 sama kamu sekarang.Kamu teriak aja gak bakal ada yang nolongin.Udah temenin eggy bentar liat rekaman video kamu aja.Sumpah Demi Gusti eggy gak bakal macam2.Akhirnya walau terpaksa,Nida mau juga.Tapi duduknya dihalangin bantal.Kuputar video Nida lagi mandi.Muka Nida langsung merah padam.Malu kali ya.Sayang,kamu cantik dah kalo telanjang.Nida cuman menunduk aja.Lalu kupindah ke film bokef.Karena dah ku program tinggal klik.Nida malah membalikan badan.Kukerasin suaranya.Di film si cowok lagi masukin kontol ke memek ceweknya.Sudah lah Nid,aku tau kamu jug senang nonton ginian.Walau dia gak ngeliat,tapi nafas nida dah keliatan berat.Apa lagi mendengar suara2 erotis filem bokef.Pas dia lagi nengok kesamping,aku sun pipinya.Eh nida langsung nampar.Tapi kutangkis dan kupegang tangannya.Lalu kutarik biar duduk disampingku.Kupegangin biar dia gak bisa gerak.nida berontak,tapi apa daya,tenaga cewek men.Kupaksa Nida melihat film itu.Walaupun dia terus nunduk,tapi nafas dia berat banget.Ada sedikit merangsang mungkin gara2 liat film dan denger desahan dan rintihan erotis dari film itu.
Kupeluk dia dan kuremas toketnya.Sayang sekali dia pake baju kurung.Coba pake kaos.Dah kugasak tuh toketnya.Walaupun begitu,aku masih bisa meremas toketnya.Cukup besar juga rupanya.Eggy,jangan gy.Nida memelas.Tapi mana mau gua dengar.Dah nafsu.Aku tindih Nida di kursi,dan kupaksa nyiumin wajah nida.Nida berusaha berontak,tapi gak bisa.Kedua tangan dia dah dipegang kuat,dan dia dah ditindih sama aku.Kutarik jilbab dia dan kulemparkan.Maka tergerailah rambut dia yang panjang.Eggy,jangan kurang ajar kamu.Kata Nida terisak sambil berusaha berontak.Tapi mana menang tenaga cewek ma cowok gagah kek aku.Kusosor lehernya dan kucupang.Nida berusaha meronta biar gak bisa dicupang.Apa daya.Kucupang dan kusosor lehernya yang jenjang.Walau dia berusaha menghindar.Kuremas2 payudaranya dari balik jubahnya.Walau dia berusaha melawan,tapi dia rupanya agak terangsang juga.
Apa lagi pas kusingkap jubahnya dan kukodok memeknya dari bawah,dia agak mengelinjang.Jangan Eggy,nyebut gy.Kata Nida memelas.Boro2 inget tuhan.Yang ada mah horny we.Ternyata Nida pake stoking alias kaos kaki panjang.Pake Cd tebel juga.Tapi yang jelas,kerasa dari luar,jembutnya lebat banget.Pas kuremas memeknya,dia mendesah,a…h,jangan Eggy.Dan dia sudah gak begitu meronta.Tanganku menelusup ke balik cd dia dan hinggap di memek dia.Kukobel itilnya dengan jari,tiba2 Nida mendesah,ah,a…h,jangan eggy.Dengan nafas berat.Tapi terus aja kuremas2 memeknya.Sekarang Nida malah menggoyangkan pantatnya.Aku makin bernafsu.Lalu kutarik jubahnya.Ida seperti sadar.Tapi tetap kupaksa.Akhirnya lepas juga jubahnya.Nida ternyata memakai daleman kaos tangan panjang.
Tapi kini nida tinggal memake kaos,cd dan stoking.Nida duduk ndeprok di pojok kursi.Eggy jangan eggy.Sambil menangis.Tapi aku malah ketawa.Rasain Nid,kamu dah sering ngeludahin aku.Kutarik dan kutindih Nida.Tiba2 dia teriak tolng.Langsung kutampar.Diam kamu.Percuma teriak juga.Nikmatin aja.Nida menangis terisak.Kutarik kaosnya keatas menutupi wajahnya.Kulihat payudara nida indah membusung putih mulus dalam BH.Langsung kutarik Bh nya sehingga copot dan kusambar langsung lalu kusedot putingnya,eggy,janga….n!Nida teriak.Kutarik kaosnya dari kepala Nida dan kulempar kesamping.Wajah nida tampak ketakutan.Kubiarkan dulu dia duduk menikmati ketakutannya.Dia duduk sambil menutup payudaranya dengan kedua tangannya.Lalu dengan tergesa,aku melepaskan kaosku,celanaku hingga tinggal memake cd saja.Dengan mendekati Nida kukeluarkan kontolku yang cukup besar.Sayang,ini apa?Kataku.Hi….y,katanya.Tapi kulihat mata Nida agak melotot.Kusamperin dia,duduk disampingnya dan menarik tangannya biar memegang kontolku.Nida ketakutan.Tapi kutarik tangannya dan langsung kubuat dia megang kontolku.Lalu setelah itu kutarik Nida ke kamarku.Nida gak mau dan melawan.Tapi kupaksa hingga dia ikut masuk ke kamar.Ku kunci dan melemparkannya ke kolong ranjang.Kupelorotkan cd ku dan melemparkannya ke muka Nida.Eggy,jangan eggy,pli….s.Nida memohon.Tapi gak aku dengerin.Kukocok dan kumainkan kontolku depan Nida.Apa namanya ini Nid?Jawab?Bentakku.Nida malah menggeleng,apa namanya?Plak aku tampar.Ampun gy….!Cepet,apa namanya?Bentakku lagi.Kontol gy.Jawabnya ketakutan.Dengan penuh kemenangan kuhampiri dia.Sekarang buka cd dan stoking kamu?Ampun eggy,janga….n!Langsung kutampar dia.Cepet buka.Jangan membuat kamu lebih menderita.Ngelawan gak ngelawan,kamu bakal eggy ewe.Janga….n,jangan gy!Katanya memelas sambil berlinang air mata.Karena gak sabar,kutarik dan kudorong Nida hingga terjengkang di kasur.Lalu dengan paksa,kutarik cd dan stokingnya.Kini Nida dah telanjang bulat.Badannya sungguh mulus gak ada cacat.Kulitnya kuning langsat.Rambutnya tergerai acak2kan.Toketnya kutaksir 34c.Bulat kek apel dengan puting berwarna pink.Sambil menyeringai kutatap seluruh tubuhnya.Nida nampak sangat ketakutan.Kuhampiri dan langsung kutindih dia.nida meronta2.Belum kuperkosa.Aku ingin nida juga menikmati perkosaanku.Kuremas teteknya dan kusedot puting susunya.Lehernya habis aku cupangin.Begitu juga toketnya.Tangan kananku meremas pantat Nida yang cukup semok.Lalu meremas2 memeknya yang penuh dengan jembut.Ternyata sekarang nida agak pasrah.Malah mendesah dan merintih lagi.Kubuka pahanya dan langsung kulumat memeknya.Baunya wangi sabun sirih.Ternyata nida pandai merawat barangnya.Tiba2 Nida menjambank rambutku,dan dari memeknya keluar cairan anyir dan asin.Kulumat dan kujilati semua.Akhirnya sekarang Nida pasrah.Dadanya naik turun.Dan matanya malah terpejam.Tampak dia menggigit bibirnya seakan menikmati setiap yang aku lakukan.Bahkan ketika kurenggangkan kedua pahanya,dia tak melawan sama sekali.Ketika pahanya terbuka lebar,kulihat lobang memeknya begitu indah.Lobangnya begitu sempit dan kecil.Tampak merah merekah indah.Langsung kucipok dan kujilatin lagi.A….h,a…..h,a…..h.Kudengar nida mendesah.Dan ketika itilnya kusedot dan kugigit halus,dia orgasme lagi.Memeknya keluar air kenikmatan lagi.Aku telah bersiap.Kutaruh kontolku di mulut memeknya.Nida seakan pasrah dan siap menanti hujaman kontolku.Kugesek2 dan pantat nida bergoyang2 kekiri dan kekanan.Mata dia tetap terpejam tapi mulutnya tak berhenti mendesah dan merintih.Sambil menggesekan kontolku di memeknya,kadang kuremas dan kusedot teteknya.Tangan Nida kutarik,dan telapak tangannya kuarahkan ke kontolku.Sekarang Nida malah meremas dan mengelus2 kontolku.Namanya apa sayang?Tanyaku.Kontol eggy!Katanya sambil tetep terpejam.Ternyata nida cewek akhwat bintang kampusku yang pinter dan banyak hafalannya bisa ngomong jorok juga kalo lagi horny.Ketika kugesek2 kontolku di lobang memeknya,kutanya lagi.Sayang,eggy masukin ya?Nida cuma mengangguk pelan.Lalu dengan perlahan kutekan masuk.Memek Nida sudah basah dari tadi,sehingga tak begitu sulit untuk memasukkan kontolku sampe helmnya aja.A…..h,mmmhhh,sssHHHH,A….h.Desah Nida.Sayang,memeknya lagi diapain sama kontol eggy sayang?Lagi diewe gy.Jawabnya.Gila ngomong jorok lagi.Enak sayang?Enak gy….!A….h,ssshhh o….h.Kutarik kutekan,begitu terus.Sampe nida merintih2.Mau kutekan lagi sampe batas kepala kontolku seperti terhalang,ternyata Nida bener2 perawan.Aku gak ingin membuat Nida terlalu sakit ketika kujebol keperawanannya.Maka sambil kumainkan itilnya dengan tangan kiriku,aku juga meremas payudaranya.Terkadang sambil kusedot putingnya.
Ketika aku kecup bibirnya,tiba2 dengan penuh gairah ida melumat dan melahap bibirku.
Bener2 ganas.Aku sampe gak nyangka.Aku pun membalas lumatan bibirnya.Sambil kuremas payudaranya aku tetap memaju mundurkan kontolku dengan perlahan di memeknya.Ketika memek Nida semakin aku sodok dengan kuat,slep blez.A….kh!Nida menjerit.Kontolku berhasil menembus pertahanan terakhir Nida.Langsung kusosor bibir Nida.Dan kami berpagutan lagi.Sejenak kubiarkan kontolku dalam memek Nida.Terasa dipijat dan diremas2 dengan kuat.Memeknya berkedut.Lalu nida memelukku dengan erat sambil berciuman bibir denganku.Setelah agak lama kupompa kontolku naik turun.Ah….Ah ah ah ah,uo…..h ssshhh ah ah.Nida mendesah dan merintih keenakan.Nida gak sadar kalo aku rekam.Segalanya dah kupersiapkan semenjak aku mendapat hp Nida.Sayang,enak gak?Ena…K,sshhh a….h.Nikmat gak ngewe ma Eggy?Nikmat gy,a….h.Kugenjot dan kupompa dengan cepat,tiba2 Nida berteriak,a…..h dan merangkulku dengan kuat.Nida dah mencapai orgasme.Aku belum,karena sebelumnya aku dah minum oba kuat.Karena aku dah ada rencana mau merkosa Nida.Kudiamkan sejenak biar Nida merasakan orgasmenya dulu.Lalu kugenjot lagi.Nida merintih dan mendesah2 lagi.Sayang,kita lagi ngapain?Ewean eggy.Mau gak ewean terus ma eggy?Mau gy.Ah ah ah ssshh terus eggy…..!A…..h.Nida berteriak keenakan.Pantat Nida bergoyang2 membuat kontolku diremas2 dan disedot kuat.Sekitar 20 menitan aku menggenjot,sesuatu mau muntah dari kontolku.Maka semakin kupercepat genjotanku.Dan rintihan Nida pun semakin keras.Lalu ser,crot crot crot.Kontolku mengeluarkan laharnya dengan banyak dalam memek Nida.Nida memelukku dengan erat.Kedua kakinya diapitkan dipinggangku.Aku terkulai lemas diatas tubuh Ida.Kami orgasme secara bersamaan.Kubiarkan kontolku dalam memek ida.Memek ida berkedut2.Sungguh sangat nikmat.Setelah kontolku keluar dengan sendirinya dari memek Nida,aku mencium kening Nida.Kami terbaring lemas.Sungguh sangat nikmat.Perkosaan berakhir kepasrahan berujung kenikmatan.Ketika kuelus payudara Nida,tiba2 dia tersadar.Langsung dia menangis dan memukul2 tubuhku.Eggy,kamu beja….t,kamu merkosa aku tangisnya.Aku pegangin tangan dia sambil kukecup keningnya.Sudahlah Nida.Kata siapa eggy merkosa kamu?Iya kamu merkosa Nida!Hiks hiks hiks.Tangis Nida.Sebentar sayang.Lalu kuambil hp yang merekam kami ngentotan dan memutarnya sambil mengelus2 rambut nida.Ini buktinya sayang.Melihat rekaman itu,tangis Nida berhenti dan menunduk lesu.Ya dia terpukul melihat rekaman itu.Apa lagi lihat keganasan dia pas ngentot tadi.
Sudah sayang,kamu jangan kuatir,Eggy bakal tanggung jawab kalo terjadi sesuatu ma kamu.Nida tiba2 nangis di dadaku.Kuusap dan kubelai rambutnya.Tenang sayang,Eggy beneran bakal tanggung jawab.Kamu juga kan tahu,eggy suka sama kamu semenjak aku kenal kamu.Ya mau apa lagi,nasi dah jadi bubur.Kehormatan dia dah hilang sama aku.Walau dengan terpaksa,mau gimana lagi.Ternyata cewek akhwat itu bernafsu besar dibalik anggunnya balutan jubah dan jilbab.Setelah agak reda tangisnya,dan mendapat janji tanggung jawab,dengan rangsangan lagi,kami ngentot lagi sampe puas dengan berbagai macam gaya.Dan Nida sungguh pandai dalam bermain cinta.Hasil dari sering ngeliat bokef di hp.Hehehe.
Jam setengah tujuh setelah kami mandi dan makan,aku mengantarkan Nida ke rumahnya.Sesampainya di rumahnya,aku disambut kecut orang tua nida.Dan menanyakan dari mana jam segini baru pulang.Nida berbohong dan menjawab ada rapat BEM di kampus.Padahal tidak. Dalam budayanya yang religius,aib wanita akhwat diantar cowok.
Ortunya nanya aku.Walau agak kecut,dibantu Nida aku ngasih alasan sama bokap Nida bahwa aku temen Nida.Sekalian nganter Nida karena khawatir di jalan,juga pengen silaturrahmi.Aku beralasan,Nida bisa membuat perubahan besar dalam hidupku dan membimbing ke jalan yang baik.Aku juga menceritakan keluargaku.So akhirnya mereka mengerti.Ya walo bokis,kan yang penting selamat.
Tapi yang jelas sekarang Nida dah jadi istriku.Hehehehe

——-

Sudahkah ****-**** tahu,kalo ternyata syahwat para akhwat itu sangat besar.Dibalik balutan jilbab dan jubah nan anggun,tersimpan syahwat nan besar yang terpendam.Dan kalo bisa membuka potensi itu ***** akan merasakan sensasi ngentot yang sangat sangat lezat dan nikmat.Kepuasan agung yang akan didapat dan berlipat melebihi ngentot dengan siapa pun.Apa lagi dapet yang perawan.Seperti kisahku ini.
Pernikahanku dengan seorang akhwat cantik bernama Nida terbilang cukup bahagia.Kami menikah ketika kami masih kuliah.Ya istilah kerennya pacaran sambil nikah.Hubungan sexsual kami sangat hot dan kehidupan kami sangat harmonis.Maklum masih 3 bulan menikah.Boleh dibilang masih bulan madu.Kehidupan kami membuat iri teman2ku di kampus.Mereka sangat mengagumi kehidupan kami.Salah satu yang mengaguminya adalah Nafisah teman dekat istriku.Satu kampus tapi beda jurusan.Nah akan kuceritakan kisah ngentotku sama Nafisah ini.Setelah nikah kami langsung berpisah dan tinggal di rumah kontrakan.Ya biar bisa bebas dan hitung2 belajar mandiri.

Nafisah ini orangnya cantik juga.Sebanding sama istriku Nida.Cuma dia agak pendekan aja.Bahkan dalam hati ada keinginan untuk polygami sama dia.Hehehe.Padahal masih bulan madu loh.Ya emang dah sifat laki2.***** juga pasti sama lah.Di depan dia kami suka mengumbar kemesraan.Bahkan sampe peluk cium.Kadang istriku suka bercandain dia.Nafisah,cepetan nikah,entar nyesel loh.Katanya.Dan Nafisah cuman tersenyum aja.Gila juga ya.Kalo cewek dah nikah,gak canggung ovenbar tentang nikmatnya menikah.Bahkan aku suka mendengar,istriku suka bercerita tentang nikmatnya bercinta dan kegagahanku dalam memberi nafkah bathin.Nafisah ini sudah seperti saudara sendiri.Bahkan dia gak canggung dan sungkan kalo maen ke rumah.Cukup salam,langsung masuk ke rumah tanpa mendengar jawaban salam dulu,tau2 dah masuk rumah aja.Dan aku juga gak merasa keberatan.Toh dia dah seperti saudara sendiri.Kadang dia juga suka nginap di rumahku sambil ngerjain tugas.Biasa minjam komputer.Enak kan kalo gratis.
Pagi itu hari rabu pas libur kuliah sehari.Sekitar jam 8 pagi,kami sedang asyik masyuk bercinta dengan istriku setelah kami lebih dulu nonton BF.Karena dah kebelet,kami langsung ngelanjutin ngentotan di kamar tanpa lebih dulu mematikan DVD player.Pintu rumah juga gak dikunci.Lagian siapa yang mau dateng pagi2 pas liburan.
Cukup lama aku ngentot sama istriku.Kami melakukan berbagai macam gaya.Sampe kami merasa puas dan kelelahan.Bahkan istriku Nida sampe pulas tertidur karena kecapekan.Sampe2 digoyang2 badannya gak bangun.Mungkin saking lelahnya.Padahal aku pengen nambah loh.Karena haus,aku keluar dari kamar yang lupa kututup.Ketika nyampe ruang tengah aku kaget.Lho kok DVD sama TV mati?Siapa yang matiin ya?Batinku.Aku telanjang loh pas itu.
Ketika aku mau ke dapur,aku mendengar suara desahan dan rintihan dari kamar belakang.Lho,kok sepertinya aku mengenal suaranya.Tapi bagen lah.Karena semakin erotis,membuatku jadi penasaran.Siapa gerangan ya?Lalu dengan perlahan aku mendekati kamar yang pintunya terbuka sedikit.
Subhanallaah!!!Maa ajmalahaa.Alangkah indahnya.Kulihat Nafisah gak telanjang sih,cuman naekin jubahnya ke atas sebatas payudaranya.Kulihat dia lagi meluk guling.Tangan kanannya maenin memeknya.Tangan kirinya ngeremasin toketnya sendiri.Kadang dia meluk2 guling.Aku berdiri terpana melihat pemandangan indah ini.Kulihat memek Nafisah merekah merah nan indah dihiasi lebatnya bulu nan hitam.Payudaranya yang putih dan pentilnya yang berwarna pink.Ukurannya sekitar 36D.Tampak dia sangat menikmati yang dia lakukan tanpa menyadari aku yang berdiri mematung menyaksikan yang dia lakukan.Tak terasa kontolku jadi bangun dan berdiri kokoh.Sekitar 10 menitan aku menyaksikan Nafisah yang lagi asyik tanpa dia sadari.Perlahan aku dorong pintunya ke dalam untuk melihat lebih dekat dan jelas.
Nafisah tidak menyadari kalo aku dah masuk dan ada dekat dia.Maklum,disamping dia lagi horny berat dan asyik masturbasi,wajah dia ditutupi bantal.Entah apa maksudnya.Kutatap dan kulihat dengan jelas.Memek nafisah dah basah oleh lendir.Kulihat paha nafisah sangat putih mulus.Pantat dia tampak bergoyang2.Perlu diketahui,pantat Nafisah lebih bohay dari pantat istriku.
Kulihat jemari Nafisah menggesek2 memeknya dan memainkan itilnya.Mulutku jadi ngiler ngelihatnya.Jakunku naik turun.Aku berusaha mengatur nafas.Terasa kontolku semakin keras dan menegan.Dengan perlahan kututup pintu biar rapat.
Jantungku dagdigdug gak jelas.Karena aku sudah gak kuat dan horni berat melihat Nafisah yang lagi ngangkang dan maenin memek dan itilnya,maka dengan perlahan aku mendekatkan kepalaku diantara kedua paha nafisah yang mengangkang lebar.Tercium bau cairan khas yang keluar dari memek.Kepalaku semakin mendekati pangkal pahanya.
Ambo….y!!!Seger banget!!!Gila gan!Memeknya merekah indah.Aku semakin mendekatkan kepalaku.Nafisah belum nyadar juga kalo kepalaku sejengkal depan memek dia.Telunjuk Nafisah asyik gesek2 itilnya.Asli sampe ngiler gan.Memek sempit dengan lobang kecil ditumbuhi bulu lebat hitam nan tertata rapi.
Gila gan,pahanya tuh!Putih dan muluz banget.Bikin gemez aja.Aku sampe ngiler dan ngaceng berat melihat memek indah Nafisah.Karena sudah gak kuat,aku langsung memegang erat kedua paha Nafisah dan mulutku langsung nyosor memeknya yang sudah sangat basah oleh lendir kenikmatan.
Nafisah tampak sangat kaget.A…..w!!!Teriak dia mendapat perlakuan begitu.Dia berontak dan meronta2.Tapi pegangan tanganku di pahanya sangat kuat dan mulutku dah aktif nyosor dan jilatin memeknya.Kusedot2 itilnya dan kusapu lobang memeknya dengan lidahku.Kuhisap habis cairan yang keluar dari memek Nafisah.Sekarang Nafisah gak meronta2 lagi malah ganti dengan desahan dan rintihan erotis.A…..h,uo….h,sshhh a….h!!!.Terus A….!Teru….s!!!.Dengan rakusnya aku jilatin dan nyedot2 memeknya.Tiba2 Nafisah mengapitkan kedua pahanya dan menjambak rambutku sehingga aku hampir sulit bernafas.A…..h!Nafisah berteriak merasakan kenikmatan.Dari memeknya keluar lagi cairan kenikmatan yang habis kusapu dan kuhisap sampe habis.
Aku langsung menaiki tubuh Nafisah.Dia tampak pasrah dan menantikan yang kulakukan selanjutnya.Kuremas payudaranya dengan kedua tanganku.Kadang kujilat dan kuhisap puting susunya.Sehingga Nafisah semakin merintih dan mendesah.Aku dah lupa diri terhanyut dalam buaian nafsu syahwat yang melandaku.Akal sehatku dah hilang sudah.
Kutarik dan kulepas jubah dan jilbab Nafisah ke atas.Kutarik BH-nya di atas dadanya sampe terlepas.Kini dalam dekapanku terbujur sesosok akhwat yang telanjang bulat dengan body yang sangat aduhai.Pantat semok dan payudara putih mengkal dengan puting berwarna pink.Kira2 gedenya sekitar 36D.Lehernya yang putih jenjang habis kujilat dan kucupangi.Sehingga nampak bekas tanda merah sisa cupanganku.
Nafisah semakin pasrah aja.Dia menatapku nanar dan tidak menolak.Ketika ku kiz bibirnya,dia malah membalasnya dengan ganas.Tangan dia mencari2 sesuatu dan hinggap di kontolku.Dia tampak kaget memegang kontolku yang super tegang gede dan panjang.Tapi selanjutnya malah dia mengocok2 dan meremas2 kontolku.Kujilati telinga dia hingga dia tambah merintih.Lalu jilatanku beralih ke payudaranya yang putih mengkal.Tak luput aku mencupangnya juga dengan ganas.
A Eggy,Nafisah sayang kamu A.Kata dia dengan desahnya yang erotis.
Lalu aku bersiap mengarahkan dan membimbing kontolku ke arah lobang memek Nafisah.Kedua pahanya semakin kubuka lebar.Tampak mata Nafisah merem melek dan dia menggigit2 bibir bawahnya karena saking nikmatnya kala kontolku kuusap2 tepat di lobang memeknya.A….h,uo….h,ssshhh a….kh!Cepet masukin kontolna A.Cepet ewe memek Nafisah.Desahnya.Nafsu syahwat telah membuat Nafisah lupa kalo dia seorang akhwat.Seorang perempuan yang menjaga dan menutupi semua auratnya.Dia malah ngomong jorok pengen cepet2 kuentot.
Aa masukin ya sayang?Nafisah cuma mengangguk tanda setuju.Lalu aku semakin menggesek2 kontolku di lobang memeknya.Memek dia semakin basah dan licin aja.Maka dengan perlahan kutekan masuk kontolku ke dalam memeknya.Blep,kontolku masuk helemnya doang.Terasa sangat hangat dan nikmat.Memeknya meremas dengan kuat dan terasa ngempot2 mau nyedot kontolku kedalam.Karena sudah basah dan licin,tak sulit aku dalam mendorong masuk kontolku.Tampaknya memek nafisah dah bener2 siap untuk dimasukin kontol.Ketika kutekan lagi kedalam,terasa ada sesuatu yang mengganjal.Tapi dengan memompa secara perlahan dan disertai hentakan agak kuat,slep,pret blez!!.A….kh!Nafisah berteriak merasakan sedikit perih di memeknya tatkala kontolku berhasil masuk seluruhnya kedalam memek Nafisah
Aku membiarkan sejenak kontolku didalam memek Nafisah merasakan sensasi nikmat yang tak terlukiskan.Kontolku terasa terjepit dan diremas memek Nafisah.Memeknya seperti menyedot kontolku.Kala aku mulai memompa keluar masuk kontolku,Nafisah mulai mendesah erotis lagi.Kami bermain bibir sama dia.Kadang kujilati telinganya dan ini semakin membuat Nafisah mendesah.
Ketika aku memompa dengan ritme cepat,tiba2 dia memeluk aku dan menghimpitkan kedua kakinya di pinggangku dan berteriak,a…..h,A Eggy….!!!Mungkin dia orgasme.Terasa memeknya berkedut2.Kubiarkan sejenak.Setelah itu aku memompa kontolku lagi.Walau terasa licin,tapi jepitan memeknya terasa kuat.Aku merasakan ngilu bercampur nikmat tiada tara.Aneh juga,aku belum mau keluar juga.Mungkin ini karena sebelumnya aku maen dulu sama istriku Nida.Pantat Nafisah tak berhenti bergoyang mengimbangi setiap sodokan kontolku.Mulut Nafisah tak berhenti mendesah.Kadang bercampur ucapan jorok.Membuat aku semakin mempercepat setiap sodokan kontolku.Sekitar 40 menitan aku memompa kontolku di memek Nafisah.Dan aku merasakan sesuatu mau keluar dari kontolku.Semakin kupercepat sodokanku.Sayang,aa mau keluar ne!!!Dan ketika pada hentakan terakhir,ser,crot crot crot,kontolku memuntahkan laharnya dengan banyak.Disertai teriakan Nafisah sambil mencakar punggungku dan menggigit pundakku.A…..h,a Eggy….!!!Lalu aku terkulai lemas diatas tubuh Nafisah.Dia memelukku dengan erat.Kami merasakan sisa2 orgasme kami.Setelah itu aku jatuh disamping tubuh Nafisah.Tiba2 setelah itu,Nafisah mengambil bantal dan menutupi memek dan teteknya dengan cara mendekap bantal itu.Dia terisak dan memalingkan mukanya.Aku juga seperti tersadar.Kulihat Nafisah memunggungiku.Kupegang dan kuusap pundaknya,tapi dia melepaskannya.Dia seperti ingin menangis dengan keras,tapi dia menahannya.
Nafisah,maafin A Eggy ya!!!Aa bener2 khilaf.Sungguh aa sangat menyesal.Kutarik tubuh dia dan memeluknya sambil membelai rambutnya.Dia terisak dan membenamkan wajahnya di dadaku.Gak apa2 A.Lagian salah Nafisah juga.Datang ke rumah Aa tanpa memberi tahu dulu.Tadi Nafisah dah salam sampe beberapa kali,tapi gak ada jawaban.Tapi TV terus nyala.Nafisah masuk aja sapa tau Aa dan Nida gak dengar karena sibuk.Pas masuk ke rumah,liat film begitu.Terus ada suara Aa sama Nida di kamar.Pas diliat,lagi gituan.Ya udah,karna gak kuat,aku masuk kamar belakang.Tau2 pas sadar,kita dah ngelakuin begini.Babarnya disertai isakan.Sekali lagi maafin Aa ya!Gak apa2 a.Toh dah terjadi.Mau gimana lagi.Toh aku juga sama2 menikmatinya.Cuman aku gak enak sama Nida aja A.
Aku langsung terperanjat.Sambil bilang tunggu sebentar,aku mengendap2 pergi ke kamar depan.Kulihat Nida masih tertidur pulas.Mungkin karena capek banget.Alhamdulillaah.Untung saja dia gak bangun.Kalo dia tahu,bisa kiamat nanti.
Lalu aku menutup pintu kamarku pelan2 sampe rapat.Lalu berjingkat2 kembali ke kamar belakang nyamperin Nafisah lagi.Kulihat dia duduk termenung dan matanya sembab.Kuhampiri dia dan duduk disampingnya.Kubelai rambutnya lalu kukecup keningnya.Dia diam saja.Dan pandangan matanya kosong kedepan.Sambil kubelai rambutnya,aku ngomong sama dia.Nafisah,maafin Aa ya.Aa akan tanggung jawab dengan menikahimu.Walau secara siri dulu.Aa gak mau sampe Nida tahu dulu.Dan aa harap,kamu bisa mengerti.Beneran yang aa bilang?Bener Nafisah.Aa gak mau jadi lelaki yang gak bertanggung jawab.Aa gak mau rumah tangga aa yang baru 3bulan sama Nida hancur berantakan.Kuharap kamu mengerti.Nafisah cuma mengang tanda mengerti.Aku memeluk dia sambil mengelus2 punggung dia.Kulihat dibekas CD dia yang dipake membersihkan sisa2 hubungan kami terlihat ada bercak darah kemerahan.Aku telah merenggut keperawanan Nafisah.Lalu kuusap2 payudaranya.Dia mendesah lagi.Sudah a,nanti Nida bangun.Bisa gawat nanti.Kata Nafisah.Tenang aja sayang,dia lagi pules tidur.Jawabku.Jangan a,Nafisah takut.Takut apa sayang?Tenang aja.Kita maennya pelan2 ya.Langsung kupeluk dan kutindih dia.Kami bermain cinta lagi walau disertai degdegan takut Nida bangun.Tapi sensasinya sangat luar biasa.Bahkan kalo Nafisah mendesah agak keras,lalu kulumat bibirnya.Ya takut Nida bangun dan ketahuan.Bisa gawat nanti.Kami melakukan dengan berbagai macam gaya.Terasa lebih nikmat karena terkejar waktu.Kami melakukannya hampir 1 jam.Kadang kami berhenti sambil melihat situasi.Setelah dirasa aman,kami lanjut lagi.Aku merasa sangat puas.Karena dapat menikmati seluruh lekuk tubuh Nafisah dengan sempurna gak seperti main yang pertama.Setelah puas,Nafisah membersihkan badannya dengan handuk.Lalu setelah merapikan pakaiannya kembali,dia pamit pulang.Ya takut ketauan Nida.Beruntung dia datang pake motor beatnya.Setelah pulang,aku kembali ke kamar tidurku dan tidur pulas.Tau2 aku dibangunin Nida.Abi,bangun,cepet mandi gih.Kita sholat jamaah ya.Katanya.Lalu setelah mandi,aku sholat berjamaah sama istriku ini.Dilanjutkan dengan makan siang.
Begitulah kisahku *****.Selanjutnya hubunganku sama Nafisah tetap berlanjut.Aku belum menikahinya,toh Nafisah juga gak menuntut.Kadang kami bercinta dengan Nafisah pas ada istriku loh,di dapur,di kamar mandi lah.Pokoknya setiap ada kesempatan dan memungkinkan kami lakukan.Tapi ya gak bisa sambil telanjang.Cukup singkap rok ke atas sama pelorotin celdam lalu nungging,jadi deh.Pokoknya sangat nikmat.
Percaya atau tidak,akhirnya aku menikahi Nafisah.Tentu dengan seizin istriku.Setelah melalui pendekatan Nafisah ke Nida melalui curhat dan sharing pendapat.Dalam jamaah kami,polygami adalah sesuatu yang wajar.

——-

Lelaki memang buaya darat.Tak cukup satu.Bahkan aku pun yang sudah beristri dua,pengen nambah lagi dan lagi.Rumput tetangga memang lebih hijau dan subur dari yang tumbuh di halaman kita.
Melihat kecantikan dan body semlohay istri kakak iparku mas Fulan kakanya Nafisah,jadi pengen menjamah juga.Apa lagi lihat kulit putih,hidung mancung dan body oke,sapa yang mau nolak kalo dia mau.Apa lagi dia keturunan Arab,dukh gak kebayang gimana kalo dia main.
Dah hampir dua tahun kakak iparku mas Fulan menikah dengan Salwa.Tapi belum dikaruniai putra juga.Mungkin belum rezekinya aja.Atau mungkin suaminya yang gak bisa ngasih anak.Hehehe.Hanya tuhan yang tahu.

Yang kulihat kehidupan mereka cukup harmonis.Untuk menghilangkan kesuntukannya,kadang mereka suka main ke rumah.Bahkan sampe nginap segala.Biasa maen sama keponakannya anakku.Mereka nikah belakangan duluan aku sama Nafisah.Maklum mas Fulan kan adiknya cewek Nafisah.Ya jelas aja keduluan nikah sama adiknya.
Kadang kalo maen ke rumah suka kugodain teh Salwa sama aku.Kok belum punya anak juga ya teh,jangan2 mas Fulan gak bisa bikinnya.Kataku.Hus,istighfar Eggy,dosa!!!Allah aja yang belum mempercayai kami.Jawabnya sambil muka merah karena marah.Iya iya teh.Eggy cuma bercanda aja.Tukasku.Sering banget kugodain,ya karena mungkin dah biasa denger godaanku,akhirnya jadi biasa dan dianggap bercanda aja.Kadang kusuruh supaya mungut anak,ya sebagai pemancing gitu.Tapi jawaban mas Fulan sama teh Salwa katanya musyrik jangan percaya gituan.Maklum mereka ustaz dan ustazah.Malah mereka bilang,kan kami sayang anakku.Bahkan mereka memperlakukan anakku sebagaimana anak mereka.Lebih sayang pakde sama budenya malah.Hehehe.
Suatu waktu mereka menginap di rumahku.Karena mas Fulan ada pengajian jamaah,terpaksa teh Salwa tidur dikamarku sama istriku Nafisah.Padahal waktu itu,giliran aku sama Nafisah bukan sama Nida istriku yang pertama.Karena teh Salwa nginep,terpaksa aku ngalah tidur di kamar tamu.Dukh sial.Padahal si otong dah gak kuat pengen ngentot.Kalo gak takut terjadi kiamat mah,pengen kujamah seluruh tubuh teh Salwa sebagai ganti Nafisah.Apa daya cuman bisa dalam hayalan saja.Akhirnya aku coli sendiri sama liat video 3x di hp ku.Kacau deh.
Sekitar jam 11 malam karena hawa panas banget di kamar tamu gak ada AC,aku pergi mandi ke Wc belakang pengen mandi.Ibu2 dan anakku dah pada tidur.Di Wc aku malah terbayang teh Salwa dan malah coli lagi.Lagi enak2 telanjang sambil coli duduk di closet sambil ngocokin kontolku yang gede lagi panjang,tiba2 ada yang terburu2 masuk Wc dan gak menghiraukan aku.Mungkin saking kebelet pengen pipis.Langsung tarik daster tidur,cd dan we…sh pipis.Ternyata teh Salwa euy.Anjrit,pas kulihat dari belakang,pantatnya putih dan bahenol banget.Dah gitu seksi banget pake daster istriku.Belum pernah aku liat dia pake daster.Ya maklum dia ustazah lagi akhwat.Walau depan saudara,mereka tetep pake jubah dan jilbab.Kecuali kalo mereka mau tidur.Itu pun ganti di kamar.Teh Salwa belum nyadar kalo ada aku didalam Wc.Mungkin saking kebeletnya.Tapi,pas dia mau cebok nyuci memeknya dan nengok kebelakang,dia hampir jatuh dan menjerit melihat aku lagi duduk di closet sambil megangin kontolku yang lagi ngaceng.Beruntung aku cepet narik dan megangin tangannya hingga dia gak sampe terjengkang.Sssttt.Kataku.Aduh teh,jangan menjerit.Nanti nafisah bangun.Ntar kita disangka ngapa2in.Akhirnya teh Salwa diam.Terus dia melongok liat kontolku yang gede lagi ngaceng.Dia memalingkan mukanya.Sambil bilang,Eggy.Ngapain kamu disini?Gak sopan banget kamu.Ssstt.Pelan2 teh.Justru teteh yang gak sopan.Tau Eggy lagi didalam.Tukasku.Maafin teteh,tadi kebelet pengen pipis katanya.Wa…h,kesempatan neh.Sapa tau bisa memanfaatkan.Udah teh,cebok dulu,nanti bau loh.Apa Eggy yang cebokin?Kataku sambil terkekeh.I…kh,gak sopan banget kamu Eggy.Jawabnya nyolot.Sudah lah teh,teteh mau liat ini kan?Kataku sambil ngeliatin kontolku padanya.I…..y,jijik Eggy.Sambil memalingkan mukanya.Sudah lah teh,Eggy tahu kok teteh gak bahagia sama Mas Fulan.Sambil begitu,kutarik tangannya dan kutempelkan di kontolku.Kugenggamkan telapak tangannya di kontolku.Langsung kupeluk dia,dan tanganku menarik dasternya keatas dan tangan kananku langsung hinggap di memeknya.Langsung kupegang dan kuremas memeknya yang masih basah oleh sisa air seni dia karena belum sempat cebok.Tanpa memberi kesempatan,sambil kupeluk dia,aku kobel memeknya.Dia mau berontak,tapi pas dah kukobel memeknya,dia malah mendesah dan merintih.Jangan Eggy,dosa besar katanya.Tapi terus kukobel2 dan kumainkan itilnya dan kuremas teteknya.A…..h!!!Dia cuman mendesah diperlakukan begitu.Kutarik tangannya dan kugenggamkan di kontolku.Dia cuman menggenggam aja.Tapi seiring kukobel memeknya,akhirnya tangan dia pun meremas2 kontolku.A….h,ssshhh,Eggy jangan gy.Inget,aku tetehmu.Tapi tak kupedulikan,terus kuremas2 teteknya dan kukobel memeknya.Tanpa menunggu kesadaran dia pulih sepenuhnya,aku membuat tangan dia berpegangan sama bak mandi sampe posisi dia nungging.Dan tanpa menunggu waktu,aku mengarahkan kontolku pada lobang memeknya.Dan ketika dah tepat dilobang memeknya,maka langsung kutekan.Slep blessh.A….h!!!Teh Salwa mendesah keenakan.Beruntung memeknya masih basah dan licin oleh cairan dari rangsangan tadi.Kontolku amblas kedalam memek teh Salwa.A…h,nikmat banget.Memeknya terasa sempit dan menjepit kontolku yang gede.
A…h,nikmat banget.Kontolku serasa diremas2.Lalu aku memompa dan menggenjot kontolku.A….h,ah ah ah a….h,sssh o….h!!!Teh salwa mendesah keenakan.Sambil kugenjot,aku meremas2 teteknya.Pantat dia yang bahenol bergoyang2 mengimbangi setiap sodokan kontolku.Serasa ngentot perawan.Ya maklum aja teh Salwa belum punya anak.Sekitar 10 menitan aku menggenjot memek teh salwa.Terasa aku pengen orgasme.Lalu aku mempercepat sodokanku.Dan pada sodokan terakhir,a…..kh,se…r.Crot crot crot crot.Kontolku memuntahkan laharnya dengan banyak dalam memek teh Salwa.Dia pun hampir berteriak dengan keras.Beruntung aku cepat menutup mulutnya dengan tanganku.Aku dan teh Salwa orgasme secara bersamaan.Kutekan dan kubiarkan kontolku menancap dalam memek teh Salwa.Kami menikmati sisa2 orgasme kami.Kupeluk dan kuremas teteknya dari belakang.Setelah kontolku lemas ,aku mencabutnya dari memek teh Salwa.
Tiba2 dia berbalik,dan plak,plak,dia menampar kedua pipiku.Dia terisak dan seperti menahan tangis.Kamu bejat Eggy!Kamu tega sama kakak iparmu!Isaknya.Kurangkul dia,tapi dia mencoba mendorongku.Sudah lah teh.Eggy juga tahu teteh menikmatinya.Jangan siksa bathin teteh.Eggy tau teteh gak bahagia kan sama mas Fulan.Kataku.Teh Salwa mau nampar aku lagi,tapi aku pegang tangannya dan mendorongnya bersandar di dinding kamar mandi.Sudah lah teh.Teteh kan pengen punya anak.Biar Eggy kasih.Nikmatin aja teh.Teh Salwa akhirnya diam.Lalu kuangkat dagu dia dan kutatap wajahnya.Begitu cantiknya.Hidungnya sangat mancung.Dia gak berani melihat tatapanku.Teh,Eggy tahu,nafsu sex teteh sangat besar.Dan mas Fulan gak bisa muasin teteh kan?Biar eggy yang muasin teteh aja.Lalu kukecup keningnya.Dia diam saja.Ketika kulumat bibirnya,dia gak bereaksi.Tapi ketika kuremas tetek dan memeknya,akhirnya dia membalas lumatan bibirku.Dengan ganasnya dia melumat bibirku.Ya aku tahu,dia menginginkan kepuasan.Entah apa yang terjadi sama mas Fulan hingga istrinya gak bisa hamil dan haus akan sex.
Teh,dikamar belakang aja ya mainnya.Teh salwa cuman menganguk.Tapi kusuruh dia cebok dulu.Aku yang nyuci pake sabun sirih istriku dan menyiranya dengan air.Lalu kami pergi ke kamar belakang dengan hati2 takut Nafisah bangun dan bercinta lagi dengan ganasnya.Aku menuntaskan hasratku sama teh salwa kakak iparku.Dan teh salwa pun menikmatinya.Dia benar2 haus akan sex.Gak pedulia dia akhwat atau ustazah,kalo hasrat dah menggelora disimpan dulu gelarnya itu.Aku menikmati setiap lekuk tubuh teh salwa.Benar2 sangat mulus dan menggairahkan.Teh salwa pun bermain dengan ganas.Hampir2 aku gak bisa mengimbangi.Katanya kontol mas Fulan sangat kecil dan cepet banget keluar.Dia terlalu egois dan ingin enaknya sendiri.Dah dicoba bilangin supaya konsul ke dokter spesialis,malah dia marah2.Akhirnya teh salwa cuma bisa menahan rasa sendiri.Pantas saja mainnya sangat liar.
Dan setelah puas,dia balik lagi ke kamar dan tidur sama Nafisah istriku.
Itulah awal perselingkuhanku.Dan setelah itu,kami melakukannya setiap ada kesempatan.Tebak aja,akhirnya dia hamil dan mengandung anakku.Ketika dah lahir dan kucoba tes DNA,ternyat persis punyaku.Mas Fulan gak tahu kalo itu anaknya dan menganggap itu adalah anaknya.
Sampe sekarang perselingkuhanku tetap berjalan.Semoga aja langgeng dan gak ketahuan.Hehehehe

——–

Setiap lelaki pasti ingin dapet yang masih perawan.Gak peduli dia jejaka bahkan duda.Yang punya bini pun,kalo bisa pengen ngentot sama perawan lagi.
Suatu hari,keluargaku kedatangan anaknya kakak sepupu istriku yang pertama yaitu Nida.Ya boleh dibilang keponakan lah.Namanya Laila dan panggilannya Ella.Dia duduk dibangku kelas tiga Madrasah Aliyah di salah satu kota di Jawa Timur sambil mondok di sebuah pesantren.
Rencananya dia pengen liburan semester pertama di Jakarta.Dan sebagai tujuannya adalah rumahku.
Tujuan dia pengen diantar ngeliat-liat tempat bakal dia kuliah nanti setelah lulus Aliyah.Oh ya,dia sekolah sambil nyantren yang sekolah maupun pesantrennya itu cewek semua.Dia minta dijemput di stasiun Gambir coz dia langsung naek kereta api dari pesantrennya.Aku dan istriku Nida menunggunya pagi2 coz kata dia kereta tibanya pagi hari.

Aku belum tau rupa anaknya.Hanya istriku yang tau.Waktu itu pas jam 6,akhirnya kereta tiba.
Setelah agak lama menunggu,tiba2 kulihat ada anak gadis memakai jilbab dengan menenteng tas besar menuju kearah kami.
Setelah dekat,dia bilang salam.Assalamu’alaikum.Kami jawab Wa’alaikum salam.Dia lalu cium tangan sama aku dan istriku.Pa kabar tante Nida?Sapanya.Oh ini suami tante om Eggy itu ya?Katanya sama istriku.Iya Ella.Duh ganteng juga ya suami tante.Maaf ya,Ella gak bisa hadir pas nikahan tante,kan Ella mondok sama sekolah.Gak apa2 Ella.Yang penting kan doanya kata istriku.
Akhirnya kami menuju mobilku di tempat parkir dan langsung menuju rumahku.
Kalo diperhatikan,Ella ini anaknya cantik banget.Kulitnya putih,hidungnya mancung,matanya lentik.Dan yang paling menarik senyumnya itu bro.Dia punya lesung pipit.Anaknya sopan,tapi cepet akrab.
Setelah perjalanan 1 jam karena agak macet.Maklum Jakarta,pagi2 dah pada macet brow,akhirnya sampe juga ke rumah.
Setelah nyampe,istriku menyuruh Ella mandi,sarapan,lalu istirahat.Aku melanjutkan ke tempat usahaku jualan.
Aneh banget,di toko aku kepikiran terus tuh sama si Ella.Adu…h,senyumnya itu yang ada lesung pipitnya yang bikin keingetan terus.
Sorenya aku pulang ke rumah.Kebetulan pas giliran aku sama Nida.Malamnya kami makan malam bersama sambil ngobrol.Ya ngobrol pengalaman dia sekolah sambil mondok.
Waktu itu,Ella pake pakaian nyantenya.Dia gak pake jilbab.Ternyata dia sangat cantik bro.Rambut panjang sepinggang,dan lehernya sangat jenjang..Aku aja yang liat jadi .Setan alas,fikiran kotor dah menghinggapi otakku.
Dia bercerita tentang pengalaman sekolah dia.Katanya sekolah sama pondoknya cewek semua.Kecuali guru dan pengurusnya.Dah gitu ketat banget katanya.Ketika kutanya dah punya pacar,dia malah ngoceh,boro2 pacaran om,ketemu cowok aja jarang2.Katanya.Pokoknya ketat banget.Hp aja gak boleh punya.
Setelah jam 8,aku pamitan mo istirahat.Istriku Nida asik ngobrol sama Ella sambil asik bermain sama Anakku Alfan yang berumur 3 tahun.
Tapi,boro2 bisa tidur,mataku kebayang si Ella terus.Jam 9 lebih aku belum bisa tidur juga sampe istriku dan anakku yang udah tidur masuk ke kamar.Kutanya Ella dah tidur,jawab Nida belum masih nonton TV katanya.Karena dah sange berat,aku langsung aja maen sama Nida istriku sambil ngebayangin si Ella.Nida sampe ampun2an maen denganku.Katanya gak seperti biasanya.Suara rintihannya sampe keras banget.Padahal aku lagi ngebayangin ngentot sama Ella keponakan istriku.
Besoknya istriku nganterin nida liat2 kampus.Pertama ke bekas kampusnya dulu pas Nida kuliah.Gak kerasa,Ella dah 3 hari di rumahku.Semakin kuperhatikan,semakin cantik aja.
Pagi itu,istriku nganterin anakku yang pertama sekolah TK.Biasanya dia nungguin sampe anakku selese sekolah sekitar jam 11 siang.Maklum TK elit.Jadi pulangnya rada siang.Aku gak berangkat ke matrialku pagi ini,biar nanti siang aja.Toh dah ada orang kepercayaanku.
Aku pengen ngobrol sama si Ella.
Aku ajak dia di ruang tamu.Ya gitu,sebagai omnya aku tanya2 sekolah dia,pondok dia.Juga tanya2 apa dia dah punya pacar.Ya seperti jawaban dia sebelumnya,dia belum punya pacar.Ketika kutanya apa ada cowok dari pesantren sekitar yang kenal,dia jawab boro2.Ketat banget om.Katanya.
Terus ketika kutanya apa dia pengen punya pacar,dia jawab pengen banget.Masa katanya dah abg dia masih belum punya pacar.Dia jarang ketemu cowok luar.Maklum dia mondok semenjak lulus SD.Paling ketemu ya sama sodaranya di rumah.Sama tetangga sekitar aja dia jarang keluar.Aku sengaja ngajakin ngobrol yang agak nyerempet.La,kamu dah pernah ciuman sama cowok belum?Dia jawab boro2.Paling dalam mimpi doang.Katanya.Dia juga cerita,karena sekolah dan pondoknya cewek semua,so dia agak demen juga sama sesama cewek.Batinku,wah parah neh sekolah sama pondok.Bisa bikin anak didiknya jadi lesbian.Hehehe.
Aku bawain majalah dewasa,dikasih ma dia.Ne liatin la,buka2 aja.Malu om,katanya.Ngapain malu.Kan pendidikan sex itu harus dipelajari sejak dini.Apa lagi kamu dah dewasa.Aliyah lagi setingkat SMA.Aku meyakinkan.Akhirnya walau agak malu2,dia mau juga buka2.
La,katanya pacaran satu jenis itu kan dosanya lebih besar daripada pacaran sama lawan jenis.Apa lagi kalo maen sama sesama jenis.Kataku.Iya juga sih om.Jawabnya.Wah parah tuh sekolahan,bisa2 kamu jadi lesbian la kalo lama2.Dia cuman senyum.
Kamu mau gak om Eggy ajarin biar kamu gak jadi lesbian?Mau mau om,tapi gimana caranya om?Katanya semangat.Gampang banget la.Jawabku.Lalu aku ngambil DVD bokef dari kamar.Kusetel BF indonesia.I…h si Ella malu2 tuh.Tapi dia penasaran banget.Om,gak enak neh.Ntar tante Nida tau gimana?Tenang aja la,kan baru jam 9.
Tante Nida pulangnya kan nanti jam setengah dua belas.Wi…h,kuliat si Ella nahan nafas pas liatin si cewek ngemutin kontol cowoknya di film.Aku pindah duduk samping si Ella.Sambil kuelus tangannya,aku usap2 rambutnya.Gimana la,asik gak?Dia cuman senyum malu2.Gitu la.Aturan cewek tuh sama cowok,bukan demen sama cewek.Kataku.
Tampaknya Ella dah naek tuh.Aku juga horny berat.Jakunku dah naek turun.Kontolku dah ngaceng dari tadi.
La,Kamu dah pernah liat barang cowok asli gak?Si Ella cuman menggeleng.Nafasnya dah berat tuh.Tanpa dia sadarin,aku ngeluarin kontolku yang udah ngaceng berat.Kuliat Ella lagi khusyuk liatin film.Tanpa dia sadarin,aku tarik tangan si Ella dan menaruh telapak tangannya di kontolku.A….w!!!Apaan sih om?Dia kaget banget.Tenang aja la.Ini barang om Eggy.Biar kamu tau.Hayoh,mau jadi lesbian gak?Dosa besar loh,lebih dari zina.Kataku.Akhirnya tangan dia hinggap juga di kontolku.Se…r,anget banget.Tangannya lembut banget.Tapi dia belum ngapa2in.Aku sabar aja.Lalu sambil ku belai rambutnya,aku cium pipinya,eh dia langsung narik tangannya dari kontolku.Jangan om,dosa!Hayoh,dosa mana sama lesbian?Jawabku.Om cuman pengen kamu normal aja la,gak mau jadi lesbian.Terus gimana kalo kamu nanti gak suka sama cowok?Masa cantik2 kamu gak normal suka sama cewek.Masa jeruk minum jeruk.Katakaku.Ella akhirnya diam aja.
Pas ku pegang teteknya,ella cuman bilang,jangan om,ella geli.Dengan sabar kutarik ulur dan kurangsang dia.
Udah om geli!!!Kata Ella.Tapi terus aja kuremas dengan pelan dari luar bajunya.Nafas Ella semakin berat.Gimana la,enak mana cowok sama cewek?Tapi Ella diam aja.Kayaknya dia semakin meresapi setiap yang kulakukan.Lalu tanganku mulai hinggap diatas memeknya.Gila,pas kupegang dan kutekan empuk banget.Ella menggelinjang ketika kuremas memeknya dari luar.O…m,jangan om!!!Ella takut!.Takut apa sayang.Tenang aja.Nanti juga biasa kok.
Laku kukecup kening dia,Ella terpejam.Tampak dia menggigit bibir bawahnya ketika semakin kuremas tetek dan memeknya.O…m,ntar tante Nida tau om!Kata nida dengan nafas berat.Tenang aja La,tantemu gak bakal tau.Jawabku dengan bernafsu.
Perlahan tanganku mencoba menelusup kebalik bajunya,dan dengan pengalamanku,tangan kiriku berhasil menembus kebalik baju dan BH ella kemudian hinggap di tetek dia,se…r,deg.Jantungku seakan mau copot.Teteknya empuk banget.Kulitnya sangat halus.Empuk dan kenyal.Langsung kuremas dengan pelan,kupilin putingnya dan Ella mendesah,a….h,o…m!Tangan kananku langsung menerobos kebalik roknya dan CD Ella dari atas dan langsung hinggap di memeknya.Anjri….t!Memeknya tembem dan penuh dengan bulu.A….h,om Eggy….!!!Nida mendesah sambil menggelinjang ketika tangan kananku meremas memeknya.Ella semakin merem melek.Sayang,pegangin burung om!Tanpa berkata,tangan Ella langsung hinggap di kontolku.Dia mengocok dan meremas2 kontolku.A…h,nikmat banget.Tangannya halus banget.
Lalu aku menyingkap baju Ella ke atas.Kutarik juga BH nya keatas,dan menyembullah tetek dia yang putih dengan puting susu yang berwarna pink.Urat2 tampak hijau saking putihnya tetek Ella.Busye…t,indah banget!Teteknya bulet dan padet.Besarnya lumayan.Kutaksir 34D.
Langsung mulutku hinggap di teteknya.Sambil kuhisap teteknya,tangan kananku ngobel memeknya.A….h,o….m!!!Geli bange….t!Ella mendesah.Sayang,gimana,enak gak?Dia cuman mengangguk sambil menggigit bibirnya merasakan nikmatnya perlakuanku.Tangan Ella semakin meremas2 kontolku.Ketika kulumat bibirnya,dia membalas dengan ganas.Cukup lama aku memperlakukan Ella begitu.Memeknya banjir oleh cairan lendir.
Sayang,buka aja ya bajunya,biar gak susah dan lebih enak.Ella cuman mengangguk tanda setuju.Langsung kubuka kancingnya dan kutarik keatas.Kucopot BH nya dan kutarik Rok dan CD nya kebawah.Kubaringkan Ella di sofa.Kini dia telanjang bulat.Didepanku tampak sesosok abg cantik nan elok berkulit putih terlentang di sofa sambil telanjang bulat.
Gak sabar,langsung kubuka paha dia dan mulutku langsung hinggap di memeknya yang lebat oleh jembut dan tembem.
Kujilati lobang memeknya dan kusedot2 itilnya.Memeknya wangi sabun sirih.Tiba2 dia menjerit dan mengapitkan kedua pahanya.A….h,om Eggy….!!!Dan dari memeknya keluar lendir kenikmatan.Kujilati sampai habis.Terasa asin2 gurih.Lobang memeknya berwarna pink kecoklatan dengan lobang yang sangat sempit.
Kenapa sayang?Enak gak?Enak banget om.Ella belum pernah sampe gitu.Kamu pernah gak diginiin?Belum pernah om.Paling remas2 tetek dan memek sama Nabila temen sekelasku om.Jawabnya polos.Ya maklum aja sekolah sama pondoknya cewek sumua.Jadi wajar kalo timbul lesbian gitu.Tapi yang jelas,Ella penuh rasa kepenasaran dan nafsu sexnya meluap2.
Ella pengen liat burunya cowok kan?Dia cuman menganguk.Pas kuliatin kontolku,mata dia sampe melotot.Wo…w,burung om gede banget.Lebih gede dari yang di film.Jawabnya polos.Sekarang kamu emutin ya kek yang di film itu.Gak mau om,jijik ah.Cobain dulu,pasti kamu suka.Lalu aku melorotin dan membuka seluruh pakaianku hingga sama2 bugil.Pertama Ella seperti mo muntah pas nyepong kontolku,tapi lama2 dia jadi seperti ahli.A…h,nikmat banget.
Lalu kujilatin seluruh tubuh nida tanpa ada yang terlewat.Kucupangi teteknya tanpa mencupang lehernya yang jenjang.Bisa berabe nanti kalo Nida istriku melihat bekas cupangan.Dah tiga kali Ella mencapai orgasme kuperlakukan begitu.
Sayang,kamu mau yang lebih enak lagi gak?Enak gimana om?Wah pokoknya enak deh.Kek yang di film itu.Kataku sambil menunjuk TV.Kebetulan filmnya pas cowok lagi ngentot memek ceweknya.Tapi Ella takut om?Takut kenapa sayang?Tuh liat,di film aja ceweknya keenakan gitu.
Lalu kami pindah kebawah diatas karpet.Kubuka dan kukangkangkan paha Ella lebar2.Kini tampak memeknya merekah merah dengan lobang kecil nan sempit menganga siap menanti datangnya hujaman kontolku.
Kuambil bantal dan kuganjalkan di pantat Ella biar kontolku lebih gampang masuk.
Kini aku dah bersiap.Kontolku di gesek2 dilobang memeknya.Mata Ella merem melek meresapi kenikmatan.Kepalanya bergerak.Dia menggigit bibirnya.Desahan dan erangan dia semakin keras.Untung rumah lagi sepi.
Memek Ella semakin licin dan basah aja.Aku belum menekan masuk kontolku.Kuingin Ella semakin terangsang biar memeknya siap dijebol kontolku.
Kadang kulumat bibirnya dan kusedot2 teteknya.Ketika kontolku digesek2 di lobang memek dia,pantat ella gak berhenti bergoyang.
Sayang,om masukin ya?Tapi Ella gak menjawab.Dia dah terlena dalam kenikmatan.Dengan perlahan kugesek2 dulu kontolku dan kucoba menekan kontolku dengan pelan.A…h,enak om.Begitu kata Ella ketika kontolku kutekan dan kugesek2 di memeknya.Semakin lama memeknya semakin licin.Tangan nida berpegangan di lenganku.Ketika kutekan,kontolku masuk palanya doang.A….h,anget dan nikmat.Tampak memek Ella berkedut2.Ketika kutekan lagi,seperti ada yang menghalangi.Kontolku tergelincir dan lepas lagi.Gila,licin tapi sempit banget.Lalu kutaruh lagi kontolku dan kutekan terus kedalam memeknya,a…kh,perih om!Kata Ella.
Tenang sayang,sebentar lagi pasti enak dan nikmat.Gila banget.Memeknya sempit banget.Sebenarnya aku bisa aja langsung menjebol memeknya.Tapi aku kasihan.Takut dia kesakitan.Dia kan masih perawan.Aku ingin secara perlahan2 biar memek dia yang perawan gak begitu kesakitan ditembus kontolku yang gede dan panjang.
Kini kontolku dah masuk setengahnya.Kudiamkan sebentar.Terasa memeknya menjepit kontolku dengan kuat.A…h sangat nikmat.Kontolku seperti diremas2 dengan kuat.Lalu aku menarik dan menekan kontolku dengan perlahan.A….h,a….h a….h!Enak banget om,tapi perih.Kata Ella.Tenang sayang,sebentar lagi pasti kamu keenakan.Om Eggy akan ngasih kamu kesenangan dan membuatmu terbang.
Kutarik,kutekan perlahan kontolku.Kedua paha Ella semakin kulebarkan.Memeknya semakin licin dan basah aja.Lalu pada suatu kesempatan,ketika kontolku kutarik keatas,aku menekan kuat kontolku dalam memeknya,slep,pret seperti ada yang robek,lalu blez kontolku amblas masuk semua.A…..kh,sakit o….m!Ella berteriak kesakitan.Dia sampe menggigit pundakku karena menahan kesakitan.A….h,nikmat banget.Kontolku telah amblas semua dan berhasil menerobos selaput dara dia.Kubiarkan sebentar biar memek dia adaptasi terhadap barang asing yang baru masuk.A…h,sangat2 nikmat.Memeknya meremas2 dengan kuat dan menyedot2 kontolku.
Lalu aku mulai memompa naik turun kontolku.A….h,enak om,terus o….m!Nida mulai mendesah dan mengerang keenakan.Nampaknya dia dah mulai merasakan nikmatnya kugoyang.Ella,enak gak?Enak banget om,terus o….m!!!Kupompa kontolku dengan perlahan.A….h,sshhh…..h o…m!!Yang keras o…m!Erang Ella.Aku terus memompa kontolku.Pantat Ella gak berhenti bergoyang mengikuti irama sodokan kontolku.Memeknya gak berhenti meremas2 dan menyedot2 kontolku.Aku hampir gak kuat pengen muncrat.Maka semakin kencang aku memompa kontolku.Ah ah ah ah ah,o….m!Lalu pada hentakan terakhir,aku memuncratkan cairanku,ser,crot crot crot.Kontolku memuncratkan cairan dalam memek Ella disertai erangan hebat dia.Kami orgasme hampir bersamaan.Gila,baru pertama aku merasakan memek perawan kek gini.Cepet sekali aku orgasme.
Tubuhku ambruk diatas tubuh Ella.Kami meresapi dan menikmati sisa2 orgasme kami.Kontolku tetap menancap di memek Ella.Setelah agak lama,kontolku jadi lemas dan keluar sendiri dari memek Ella.Lalu kupeluk dan kuusap2 punggung dia.
Ketika kuliat memek Ella,ternyata ada bercak darah cukup banyak bercampur dengan cairan kenikmatan.Sayang,memekmu berdarah,kataku dengan gugup.Mana om?Ketika dia melihat darah di memeknya,dia langsung menangis dengan keras.O….m,om Eggy jaha….t.Tangisnya.Lalu aku memeluk dia.Maafin om sayang,om saya…ng banget ma Ella.Om gak mau kalo kamu sampe jadi lesbian.Tenang aja sayang,om bakal tanggung jawab.
Setelah kubujuk dan kurayu2 dia,akhirnya tangisnya berhenti juga.Bener om mau tanggung jawab?Katanya sambil cemberut.Beneran sayang.Om,kita dah ngelakuin dosa om.A…h tenang aja sayang.Kan dosaan lesbian daripada ginian.Hayo…h,kamu juga pasti tahu ka…n?Jawabku ngeles.Dia cuman diam aja.Sudahlah Ella sayang,tadi enak ka…n?Kataku sambil menjawil dagunya.I….h,om Eggy genit!Kata Ella sambil mencubit pahaku.Akhirnya kugelitik dia dan seterusnya kami main ngewe lagi sampe puas.Aku sampe lemes banget.Nafsu sex Ella sangat besar.Hampir aku keteteran.Ketika kutanya berapa lama kalo dia mens,dia jawab lima hari.Dan ketika kutanya kapan dia haid,ternyata sekarang dia lagi dalam masa gak subur menurut perhitunganku.Moga aja gak salah dan gak sampe dia hamil.Bahaya kalo sampe gitu.Akhirnya setelah puas kami mandi bareng.Dan kupesan dia supaya bersikap biasa seakan gak terjadi apa2.Ya begitulah,sampe Nida istriku pulang.Aku dah berangkat ke toko matrialku.Untung Nida gak curiga dan bertanya melihat Ella keponakannya kalo jalan agak lain.
Sorenya,aku berpesan sama Ella kalo malem jangan mengunci kamarnya.Jam satu,ketika Nida dan anak2ku tidur,aku mengendap2 ke kamar yang dipake Ella kemudian main ngentot lagi sampe jam 3 pagi.
Dan tebak aja,selama Ella di rumahku,setiap ada kesempatan,kami ngentotan lagi.Gak terasa hingga dua hari masa liburan Ella selesai,akhirnya dia pamitan mau berangkat kembali mondok dan sekolah.Dia juga sudah menetapkan mau kuliah di UIN Jakarta.Malemnya sebelum pagi dia berangkat naik kereta,kami main ngentot lagi.Kukasih dia duit 1.5 juta.Kubilang buat bekal dia.Tadinya dia menolak mendapat uang segitu.Tapi setelah kubujuk wat bekal dia dan membeli buku2 wat sekolah dan persiapan dia kuliah nanti,akhirnya dia mau jua.
Ya duit segitu itung2 sebagai bayaran aku maen ma dia.Hehehe.Ku kasih no hp ku,biar pas dia kangen,bisa menelponku.Maklum,pondoknya melarang santrinya punya hp.Jadi pas dia kangen,dia menelponku di wartel.Selama satu semester terakhir selalu kutransfer duit ke rekening dia 500rebu.Hitung2 biaya nelpon dia di wartel.Ella seneng banget.
Sampe dia lulus dan kuliah di UIN dan dia ngekost,kami suka janjian dan menuntaskan hasrat sex kami.Gak lupa pula selalu kukirim dia duit.Bahkan kalo dia maen ke rumahku dan ada kesempatan,kami pasti maen gituan.Sampe sekarang pun Ella duduk di semester 4,aku masih suka gituan.

——–

aku masih tetap menjalin hubungan gelap dengan keponakanku Ella.
Bahkan dia kutempatkan di rumah kontrakan yang cukup besar di dekat tempat kuliahnya.Biar pas lagi pengen maen,bisa tenang gak kaya di kos-kosan.
Biasanya seminggu sekali aku suka rutin kesana.Ya sekedar melepas rindu sama Ella.Tapi ini baru dua kok dah lagi pengen ngewe dia.Apa gara2 malem minggu kemaren dia ngasih servis yang hebat ya???Au ah,yang penting sekarang aku lagi pengen ngewe aja.
Daripada terus karena hari rabu sore,aku langsung ngeluncur aja kesana.Bilang sama kedua istriku ada bisnis orang mau bikin rumah aja.So pulang pasti malem.Padahal ya pengen melepas rindu aja sama si Ella.
Perjalanan ke Ciputat emang macet.Ampyu…n dah.Udah macet,panas,mana jauh lagi.Cos dari tempat usahaku cukup jauh.Ya ujung ke ujung dah.
Aku berangkat pake kijangku.Pas ngelewatin kampus dia yang kokoh berdiri megah,kulihat para mahasiswa dan mahasiswinya lagi bubaran kuliah kali.Wah,banyak yang cantik2 euy.Dalam hati,kapan dapat memek mahasiswi perawan lagi ya??Ah bagen dah.Yang penting sebentar lagi,aku dapat melepaskan hasratku sama si Ella ponakanku.Aku mampir di Alfamart sebentar beli makanan wat oleh2.
Setelah melewati jalan gang yang cukup wat satu mobil,nyampe juga ketempat kontrakan si Ella.Kuparkir mobil di halaman yang cukup luas.Tapi kok sepi amir.Biasanya si Ella langsung nyambut kalo denger suara mobilku.Tapi ini tidak.Emang sih kagak ngasih kabar dia dulu.Pan biasanya rutin datengnya.Kalo gak malem sabtu,ya malem senen.Tadinya ya pengen ngasih kejutan dia aja.
Kulihat di halaman ada sepatu cewek,tapi sepi amir.Kemana si Ella ya?Aku ketok2 pintu kagak dibukain.Dikunci lagi.

Untung aja aku punya kunci cadangan.Toh aku yang ngasih rumah kontrakan wat si Ella.Kumasukan kunci,dan langsung terbuka.Untung kuncinya yang di dalem dicabut si Ella,so gampang aja bukanya.
Tapi kok sepi ya.Kemana si Ella?Kalo pergi,kenapa ada sepatu cewek di depan ya.Batinku.
Penasaran aku langsung menuju kamar depan,kubuka gak ada siapa2.
Pas aku ke kamar belakang,anjri….t!!!Terdengar suara orang lagi horny.Deg,hatiku langsung panas!!!Setan alas,jangan2 si Ella selingkuh.Anji…ng!!!Batinku.Aku langsung esmosi tingkat tinggi.Pengennya langsung kudobrak kamar belakang tuh.Biar kuhajar orang yang selingkuh sama si Ella.Gini2 aku juga ban hitam taekwondo pas kuliah dulu.Tapi aku menenangkan diri.Harus dilihat dan diintip dulu,sama siapa si Ella selingkuh.
Dengan mengendap2,aku menuju kamar belakang.Anjrit,ternyata gak dikunci.Pintu kamarnya terbuka sedikit.
Kudengan erangan dan rintihan keenakan dari dalam kamar.Tapi aneh,kok seperti ada dua cewek!!!.Wah,tambah panas aja hatiku.Sapa ne cowok yang berani2 maen sama si Ella,bawa cewek lain lagi.Syeta…n!
Dengan perlahan,aku mengendap2.Dan ketika kulihat dari pintu yang terbuka sedikit,Astaghfirullaahal’adhi….m!!!,kulihat si Ella lagi telanjang bulat dan bergumul sama seorang cewek!!!Anjrit,jeruk minum jeruk neh!!!Lesbian brow.Kulihat teman ceweknya sama2 telanjang bulat,lagi dalam posisi 69.
Wo…w,hatiku jadi dag dig dug plus kaget.Kok si Ella bisa maen sama cewek ya?Bisex kali ya?Apa penyakit si Ella belum sembuh yang demen sama sesama cewek sejak dari pondok dan sekolahnya dulu?Batinku sambil terus ngintip.
Aku semakin penasaran dan jadi horny berat euy.Wa…h,bisa dapet dua memek nanti.Batinku.
Yang di dalem asyik aja.Mereka gak nyadar kalo ada yang ngintipin mereka main.Si Ella kagak nyangka kalo aku bakal datang.
Dan yang bikin aku tambah horny,kuliat temen si Ella cantik banget brow.Tetek gede,langsing,pantat semok,memeknya gundul kagak berbulu.
Jadi ngiler aku ngeliatnya.Pengen aku segera masuk dan gabung dengan mereka.Tapi aku menahan diri dulu.Pemandangan langka bro.Aku ingin menikmatinya dulu.
Kuliat si cewek ngobel memek si Ella dan jilatin itilnya.Kudengar Ella mengerang,mendesah dan merintih keenakan.Begitu juga si cewek itu.
Karena aku dah gak kuat,akhirnya aku membuka pintu dengan keras dan berteriak,Ella….!!!Lagi ngapain kamu???Tampak Ella dan temen ceweknya terperanjat kaget dan langsung menghentikan aksinya dan segera temen ceweknya menyambar selimut dan menutupi tubuhnya.
Wajah mereka tampak memerah bercampur putih karena saking kagetnya.A….a…Anu o….m,ka ka kapan datengnya?Ella gelagapan.
Aku berkacak pinggang sama melotot.O….h,jadi kamu selingkuh ya?Ma ma ma ma…fin Ella om.Ella gak ta ta tahu.Kenapa gak nel nel nelpon Ella dulu om ka ka kalo mo datang.Ella semakin gelagapan dan tampak cemas.
Temennya apa lagi.Mukanya sampe pucat gak bisa ngomong.
Kututup pintu dan kukunci lalu kuambil biar mereka gak bisa kabur.O…h,jadi begini ya kamu La?Kataku sambil menampakkan wajah emosi.Padahal dalam hati ketawa.
Temen si Ella mo ngambil bajunya.Tapi langsung kubentak.Diam kamu.Tetep duduk!!!.Si cewek ketakutan.Kuambil kursi pelastik dan duduk dihadapan mereka.
Maafin Ella o…m,beneran Ella gak bermaksud begini.Kata Ella memelas.Beneran om,Ella gak pernah selingkuh sama cowok lain,cuman,cuma…n!!!.Cuman apa?Kataku membentak.
Gini o…m,maafin Ella ya.Sungguh Ella gak bisa ngilangin rasa suka Ella om sama cewek.Ini dah ada sejak Ella mondok dulu om.Ella terisak.Temennya diam aja sambil tertunduk.
Ini siapa?Kataku sambil menunjuk temennya.Ini Devi om.Temen Ella mondok dan sekolah dulu.Kata Ella.O…h,jadi gitu ya??I…i…iya om.Ella sering begini om sama Devi semenjak di pondok.
Devi temen kuliah di kampus om,cuman beda jurusan aja.Ella menjelaskan dengan gelagapan.Kuambil hp,lalu kufoto keduanya.
Wa…h,gak bisa dibiarkan ne,kalian harus dihukum.
Ja…jangan o…m,pliz,kasian aku o…m!!!.Tiba2 si Devi membuka suara.Kemudian dia menuju kearahku dan merangkul kakiku.Pliz,jangan om,aku janji gak bakal gini lagi om.Maafin Devi!!!Dia merajuk sambil terisak.
Ya udah,om gak bakal ngehukum kamu dan menyebar foto kamu,tapi kalian berdua harus puasin om.
Tiba2 si Ella bangkit dan langsung merangkulku dan menciumi aku.Beneran ya om ku saya….ng.Kata Ella sambil terus menggelendoti aku.Aku aja sampe kaget bercampur senang loh.Udah,sekarang kamu Devi,bukain baju om semua.Si Devi ragu2.Tapi kemudian si Ella ngedipin dia,e…h,akhirnya dia mau juga loh.Pas dia jalan ke arahku,alama….k!!Teteknya sekel banget.Bulat dan padet.Putingnya pink lagi.Walo ada bekas cupangan si Ella,tapi indah banget brow.Kontolku langsung tambah ngaceng.Wo…w,kulitnya putih dan lembut,rambutnya panjang tergerai sepinggang.Anjri…t,cantik banget.Cantikan Devi malah dibanding Ella.Se…r,darahku berdesir ketika tangan dia mulai melucuti pakaianku.Anjri…t,lembut bange…t!!!Tampak bulu2 halus tumbuh di tangan dan betisnya.Menambah keseksian dia aja.Aku dah gak sabar,kubantu membuka pakaianku biar cepet2 telanjang bulat.Lalu kontolku yang sejak tadi ngaceng,akhirnya terbebas dan bisa bernafas lega.Dia tampak berdiri kokoh,gede dan panjang bagai berdirinya kampus si Ella dan Devi di depan tadi.
Mata Devi sampe melotot ngeliat kontolku.Kenapa kamu?A a anu om,Devi belum pernah ngeliat yang beginian.Jawabnya polos.Ya udah,sekarang kamu kocokin dan emutin.Tapi o…m?Sudah Dev,lakuin aja,kamu pasti suka kata si Ella.Akhirnya walau agak ragu,dia mau juga.Kutarik si Ella,lalu kami saling melumat bibir.Si Devi ngocokin dan ngemutin kontolku.A…w,uenak tena…n!!Mimpi apa ya semalam?!.Anjrit,sepongan Devi mantep banget brow.Gak nunggu lama,dia seperti dah ahli aja.Kontolku diemut dan disepong mulut seksi dia.A….h,sungguh nikmat.Si Ella tampak ganas memainkan lidahnya.Kuremas2 teteknya.
Lalu aku bangkit dari kursi dan minta pindah ke ranjang aja
Kugandeng Ella dan Devi ke atas ranjang.Kusuruh Ella ngambil hp di meja biar dia merekam.Kubaringkan Devi di ranjang.Kuangkat jempol ke arah Ella biar dia siap merekam,Ella mengangguk dan tersenyum.
Kupandangi seluruh tubuh Devi yang putih mulus.Nafasku dah gak beraturan.Jakunku naik turun.Ketika kutatap wajah Devi,dia memalingkan mukanya.Mungkin dia malu.Ketika tanganku memegang toketnya,dia tampak hendak menolak.Jangan o…m!Kenapa sayang?Sambil kuremas teteknya dengan lembut.Jangan o…m,Devi belum pernah disentuh cowok.Sambil memalingkan mukanya gak berani menatap wajahku.
Aku semakin semangat aja.Mana mau dengar larangan dia.Hehehe.Bego aja!Kuremas teteknya dengan lembut.Gak ada reaksi.Semakin kutatap wajahnya,kelihatan semakin cantik aja.Wajah dia keluar keringat.
Ketika mau kukecup keningnya,dia gak mau.Tapi kubiarkan saja.Mungkin dia malu dan gak biasa.Kuremas dan kumainkan puting susunya.Devi tampak menahan nafas.Mau ku kiz lagi,dia masih menolak.Gak habis akal,tangan kiriku meremas2 tetek kirinya,mulutku lalu hinggap di tetek kanannya.Kulumat dan kusedot2.Tangan kananku langsung menuju pangkal pahanya.Anjrit,memeknya tembem banget.Licin dan gak berbulu.Langsung kuremas dan kukobel.Telunjukku memainkan itilnya.Tiba2 terdengar rintihan Devi.A…..h,ssshhh,mmmhhh o….h.
Gantian mulutku melumat teteknya Devi.Sekarang Devi jadi larut dalam permainan.Tangan dia meremas2 rambutku.Tanganku aktif mengobel memeknya yang semakin basah.Kulihat mata Devi terpejam.Dia sampe menggigit bibir bawahnya.Mungkin dia merasakan sensasi yang lain ketika dia maen sama Ella.Ketika kulumat bibirnya,dia langsung membalas lumatanku.Kuserbu dengan ganas.
Lalu kujilati telinganya,kemudian lehernya yang penuh keringat,kucupangi sampe dia mengerang dan mendesah2.Jilatanku terus turun dan hinggap di teteknya.Kujilati dan kusedot2 putingnya.Ketika kugigit dengan halus,dia mengerang dengan keras.A….kh,o…h!Kucupangi sampe teteknya yang putih mulus penuh bekas warna merah.Ketika jilatanku terus turun kebawah sampe perutnya yang rata,dia semakin merintih dan mendesah.Kepalanya bergerak2.Aku semakin bernafsu saja.Ciuman dan jilatanku semakin kebawah.Sudah tercium aroma khas yang bikin syahwat semakin kuat.Lalu mulutku kini hinggap di bukit kenyal yang gundul.Tiba2 Devi mengapitkan pahanya.Gak tinggal diam,aku jilati atasnya.Dia semakin mengerang dan mendesah.A….h,ssshh,mmmhh o….h.Karena semakin terlarut,Devi gak melawan ketika kulebarkan pahanya.Dan kini tampak di mukaku memek dia yang dah sangat basah.Lobangnya berwarna pink dan tampak sempit.Memeknya menebar aroma khas bercampur bau keringat.Maklum aja,tadi dia dah maen sama Ella.Kusibak labia mayoranya dan kini tampak lobang kecil nan sempit berwarna pink.Ketika kumainkan itilnya dengan jariku,pantat devi tampak bergoyang dan bergetar hebat.Lalu aku berjongkok dan memulai menjilati memeknya.Nafasku semakin memburu.Kujilati dan kukenyot itilnya.Devi semakin mengerang dan mendesah2.Lima menit kemudian,devi mengapitkan pahanya sampe aku kesulitan bernafas.Tangan dia sampe menjambak rambutku.Dari memeknya keluar cairan kental berbau anyir dan agak asin.Kujilati sampe habis.Jilatanku gak berhenti.Aku merasa belum puas.Namanya nemu barang baru.Pantat Devi sampe bergerak2 hebat.Tangan dia pun gak berhenti meremas rambutku.
Tiba2 kontolku ada yang melumat dari bawah.Tampaknya Ella gak kuat melihat permainan kami.Dia menyepong dan mengocok2 kontolku dengan mulutnya.A…H,terasa sangat nikmat.Untung aku tadi sebelum berangkat minum levitra dulu,so aku jadi kuat.
Kemudian aku meminta posisi 69.Aku yang dibawah,dan Devi yang diatas.Kepalaku diganjal bantal biar enak ketika ngenyot memek Devi dari bawah.Devi sepertinya dah terlarut dalam asyiknya permainan.Tiba2 Ella maju ke arah devi dan minta dia ngenyot teteknya.Devi tampak asyik ngenyotin teteknya Ella.Lalu ella memegang kontolku dan mengarahkan ke memeknya,ketika dah pas di mulut memek dia,lalu Ella menekan kebawah,slep blez.Kontolku masuk ke memek Ella.A….h,ssrhh,nikmatnya.Kini Ella bergerak menaik turunkan pantatnya.Dia asyik cipokan sama Devi.Aku yang keenakan jilatin dan ngenyotin memek Devi.Lima menit kemudian Ella orgasme.Lalu dia mencabut memeknya dari kontolku.
Aku yang dah gak kuat pengen ngentot memek Devi,segera membalikan badan.Kuganjal pantat Devi denan bantal.Kulebarkan paha devi,dan kutaruh tepat di lobangnya.Ketika kugesek,mata devi semakin merem melek.Terasa memeknya sudah sangat licin.
Tiba2 Ella ikut nimbrung lagi.Dia meremas2 tetek devi dan kadang mengenyot putingnya.Tangan devi pun kulihat meremas tetek Ella dan ngobel memeknya.Erangan dan rintihan semakin membuatku bernafsu.Aku telah bersiap,kutekan kontolku ke memek Devi,tapi meleset karena licin.Juga karena pantat devi yang bergerak2 terus.Sehingga aku rada kesulitan.Kuusap2 lagi kontolku dan bersiap menembak.Ella dan devi tampak asyik.Kulebarkan lagi kedua paha devi.Ella tampak meremas2 tetek devi,dan devi pun aktif mengobel memek Ella.Kini kontolku dah tepat di lobang memek devi yang semakin basah oleg lendir.Tangan kananku membantu membimbing kontolku supaya tepat sasaran.Kugesek2 pelan,lalu agak kutekan,masuk kepalanya doang.Terasa sangat sempit dan hangat,kutarik keatas lagi,lalu dengan sekali hentakan,slep,pret blez,a…..Kh,saki…..t.Devi berteriak kesakitan ketika kontolku berhasil masuk tembus seluruhnya kedalam memek devi.A….h,terasa kontolku dijepit dan diremas2 memek devi.Memeknya berkedut2.Untung memeknya dah sangat basah dan licin
Kugandeng Ella dan Devi ke atas ranjang.Kusuruh Ella ngambil hp di meja biar dia merekam.Kubaringkan Devi di ranjang.Kuangkat jempol ke arah Ella biar dia siap merekam,Ella mengangguk dan tersenyum.
Kupandangi seluruh tubuh Devi yang putih mulus.Nafasku dah gak beraturan.Jakunku naik turun.Ketika kutatap wajah Devi,dia memalingkan mukanya.Mungkin dia malu.Ketika tanganku memegang toketnya,dia tampak hendak menolak.Jangan o…m!Kenapa sayang?Sambil kuremas teteknya dengan lembut.Jangan o…m,Devi belum pernah disentuh cowok.Sambil memalingkan mukanya gak berani menatap wajahku.
Aku semakin semangat aja.Mana mau dengar larangan dia.Hehehe.Bego aja!Kuremas teteknya dengan lembut.Gak ada reaksi.Semakin kutatap wajahnya,kelihatan semakin cantik aja.Wajah dia keluar keringat.
Ketika mau kukecup keningnya,dia gak mau.Tapi kubiarkan saja.Mungkin dia malu dan gak biasa.Kuremas dan kumainkan puting susunya.Devi tampak menahan nafas.Mau ku kiz lagi,dia masih menolak.Gak habis akal,tangan kiriku meremas2 tetek kirinya,mulutku lalu hinggap di tetek kanannya.Kulumat dan kusedot2.Tangan kananku langsung menuju pangkal pahanya.Anjrit,memeknya tembem banget.Licin dan gak berbulu.Langsung kuremas dan kukobel.Telunjukku memainkan itilnya.Tiba2 terdengar rintihan Devi.A…..h,ssshhh,mmmhhh o….h.
Gantian mulutku melumat teteknya Devi.Sekarang Devi jadi larut dalam permainan.Tangan dia meremas2 rambutku.Tanganku aktif mengobel memeknya yang semakin basah.Kulihat mata Devi terpejam.Dia sampe menggigit bibir bawahnya.Mungkin dia merasakan sensasi yang lain ketika dia maen sama Ella.Ketika kulumat bibirnya,dia langsung membalas lumatanku.Kuserbu dengan ganas.
Lalu kujilati telinganya,kemudian lehernya yang penuh keringat,kucupangi sampe dia mengerang dan mendesah2.Jilatanku terus turun dan hinggap di teteknya.Kujilati dan kusedot2 putingnya.Ketika kugigit dengan halus,dia mengerang dengan keras.A….kh,o…h!Kucupangi sampe teteknya yang putih mulus penuh bekas warna merah.Ketika jilatanku terus turun kebawah sampe perutnya yang rata,dia semakin merintih dan mendesah.Kepalanya bergerak2.Aku semakin bernafsu saja.Ciuman dan jilatanku semakin kebawah.Sudah tercium aroma khas yang bikin syahwat semakin kuat.Lalu mulutku kini hinggap di bukit kenyal yang gundul.Tiba2 Devi mengapitkan pahanya.Gak tinggal diam,aku jilati atasnya.Dia semakin mengerang dan mendesah.A….h,ssshh,mmmhh o….h.Karena semakin terlarut,Devi gak melawan ketika kulebarkan pahanya.Dan kini tampak di mukaku memek dia yang dah sangat basah.Lobangnya berwarna pink dan tampak sempit.Memeknya menebar aroma khas bercampur bau keringat.Maklum aja,tadi dia dah maen sama Ella.Kusibak labia mayoranya dan kini tampak lobang kecil nan sempit berwarna pink.Ketika kumainkan itilnya dengan jariku,pantat devi tampak bergoyang dan bergetar hebat.Lalu aku berjongkok dan memulai menjilati memeknya.Nafasku semakin memburu.Kujilati dan kukenyot itilnya.Devi semakin mengerang dan mendesah2.Lima menit kemudian,devi mengapitkan pahanya sampe aku kesulitan bernafas.Tangan dia sampe menjambak rambutku.Dari memeknya keluar cairan kental berbau anyir dan agak asin.Kujilati sampe habis.Jilatanku gak berhenti.Aku merasa belum puas.Namanya nemu barang baru.Pantat Devi sampe bergerak2 hebat.Tangan dia pun gak berhenti meremas rambutku.
Tiba2 kontolku ada yang melumat dari bawah.Tampaknya Ella gak kuat melihat permainan kami.Dia menyepong dan mengocok2 kontolku dengan mulutnya.A…H,terasa sangat nikmat.Untung aku tadi sebelum berangkat minum levitra dulu,so aku jadi kuat.
Kemudian aku meminta posisi 69.Aku yang dibawah,dan Devi yang diatas.Kepalaku diganjal bantal biar enak ketika ngenyot memek Devi dari bawah.Devi sepertinya dah terlarut dalam asyiknya permainan.Tiba2 Ella maju ke arah devi dan minta dia ngenyot teteknya.Devi tampak asyik ngenyotin teteknya Ella.Lalu ella memegang kontolku dan mengarahkan ke memeknya,ketika dah pas di mulut memek dia,lalu Ella menekan kebawah,slep blez.Kontolku masuk ke memek Ella.A….h,ssrhh,nikmatnya.Kini Ella bergerak menaik turunkan pantatnya.Dia asyik cipokan sama Devi.Aku yang keenakan jilatin dan ngenyotin memek Devi.Lima menit kemudian Ella orgasme.Lalu dia mencabut memeknya dari kontolku.
Aku yang dah gak kuat pengen ngentot memek Devi,segera membalikan badan.Kuganjal pantat Devi denan bantal.Kulebarkan paha devi,dan kutaruh tepat di lobangnya.Ketika kugesek,mata devi semakin merem melek.Terasa memeknya sudah sangat licin.
Tiba2 Ella ikut nimbrung lagi.Dia meremas2 tetek devi dan kadang mengenyot putingnya.Tangan devi pun kulihat meremas tetek Ella dan ngobel memeknya.Erangan dan rintihan semakin membuatku bernafsu.Aku telah bersiap,kutekan kontolku ke memek Devi,tapi meleset karena licin.Juga karena pantat devi yang bergerak2 terus.Sehingga aku rada kesulitan.Kuusap2 lagi kontolku dan bersiap menembak.Ella dan devi tampak asyik.Kulebarkan lagi kedua paha devi.Ella tampak meremas2 tetek devi,dan devi pun aktif mengobel memek Ella.Kini kontolku dah tepat di lobang memek devi yang semakin basah oleg lendir.Tangan kananku membantu membimbing kontolku supaya tepat sasaran.Kugesek2 pelan,lalu agak kutekan,masuk kepalanya doang.Terasa sangat sempit dan hangat,kutarik keatas lagi,lalu dengan sekali hentakan,slep,pret blez,a…..Kh,saki…..t.Devi berteriak kesakitan ketika kontolku berhasil masuk tembus seluruhnya kedalam memek devi.A….h,terasa kontolku dijepit dan diremas2 memek devi.Memeknya berkedut2.Untung memeknya dah sangat basah dan licin.
Hingga gak sulit untuk kujebol.Ella mengerti banget.Dengan sigap dia meremas dan menyedot teteknya Devi.Hingga Devi gak lama merasakan sakit memeknya berhasil kujebol.Aku mendiamkan kontolku dalam memek Devi.Terasa hangat dan nikmat.Sejenak kudiamkan meresapi sensasi nikmat memek Devi.
Lalu aku mulai memompa kontolku.Kini Devi dah merasakan nikmat memeknya kuentot.Kumaju mundurkan pantatku memompa keluar masuk kontolku.A….h,sungguh sangat nikmat.Pantat devi dah bergoyang2 mengikuti irama sodokan kontolku.Memeknya terasa mencengkram dengan kuat.A…w,sungguh nikmat.Ella dan devi saling meremas toket dan berciuman bibir.
Sambil menggenjot kontolku,aku ngobelin memek Ella yang nungging rada nyamping di depanku.Tiba2 devi mengerang hebat.A….h,o….m!!!Memeknya berkedut2 dan mencengkram kuat kontolku.Tampak Ella yang kukobel memeknya juga ikut mengejang.Mungkin dia orgasme juga.
Lalu aku semakin memacu genjotanku.Lima menit kemudian,kontolku terasa ada yang mau keluar.Aku semakin keras memompa kontolku.Dan pada hentakan terakhir diiringi suara erangan Devi,a….h,ser.Crot crot crot,kontolku memuntahkan laharnya dengan banyak dalam memek Devi.Dilanjutkan erangan Ella.Aku ambruk lemas sambil memeluk tubuh Devi.ella terbaring lemas juga disamping tubuh aku dan devi.Kunikmati akhir orgasmeku.Kurasakan setiap kedutan dan remasan memek devi yang mencengkram kuat.Sungguh sangat nikmat.Nikmat tiada taranya.Pengalaman yang baru kualami.Aku yang mempunyai dua istri aja belum pernah sampe begini.
Sepulug menitan perkiraan,kontolku lemas dan keluar sendiri dari memek devi.Aku berbaring sambil memeluk devi.Disebelahnya Ella juga terbaring lemas.Ketika kuraba kontolku ada cairan basah yang agak lain.Ketika kulihat tanganku,ternyata darah bercampur peju.Ketika devi melihat tanganku,tiba2 dia bangun dan melihat memeknya.Dan ketika dia melihat darah dari memeknya,dia langsung nangis dengan keras sambil memeluk Ella.
La,om mu jahat,jaha…t.Tangis dia.Tapi kemudian Ella sigap.Dielusnya rambut Devi sambil menenangkan dia.Sudah vi jangan menangis.Tenang aja,omku ga jahat kok.Dia orangnya baik dan penuh tanggung jawab.Dan dengan rayuan dan support yang diberikan Ella,akhirnya dia tenang.Tapi isaknya masih terus.Kupeluk devi sambil kubelai rambutnya yang hitam.Tenang sayang,om akan tanggung jawab,om gak bakal nyia2in kamu.Devi takut hamil om.Isaknya sambil menaruh mukanya di dadaku.Tengang sayang.Kalo kamu hamil om akan tanggung jawab.Jawabku menenangkan.
Iya vi,tenang aja.Lagian gak bakal hamil,gua jamin kata Ella.Seminggu lagi elu kan mens.Kata Ella.Udah lah dev,om Eggy baik kok.Aku bisa gini aja kan sama om Eggy.Tambah ella menenangkan Devi.Akhirnya devi berhenti menangis.
Kami saling berpelukan sambil saling mengelus tubuh.Dev gimana rasanya tadi?Lain kan?Kata ella nanya devi.Au ah.Timpal devi sambil mencubit tangan Ella.Lalu kami saling tertawa.Setelah itu,kami melanjutkan permainan kami,lebih hot dan seru.Devi pun sekarang gak ragu lagi.Gila,kami maen mulai jam 5 sore sampe jam 9 malam.Sampe lupa makan tuh.Akhirnya,setelah puas,lalu kami mandi bertiga.Sungguh indah.Aku dimandiin dua bidadari cantik.Andai aku gak janji pulang sama istriku,tentu pengen maen sampe pagi.
Kusuruh Devi pindah kosan jadi satu rumah sama ella.Dan dia pun mau.Tak lupa,aku juga memperlakukan devi seperti ke Ella.Biarin aja dia maen di rumah,asal jangan sama cowok aja.Ternyata mereka memang bisex.Sama cowok siap,sama cewek pun dia mau.Aku sih seneng aja.
Ya,akhirnya aku punya peliharaan lagi.Tak lupa sebelum pulang kukasih gopek wat uang jajan devi.
Dan tentunya hubungan kami pun tetap berjalan sampe sekarang.Untungnya kedua istriku gak sampe curiga.Dan semoga aja jangan sampe ketahuan.
Lucunya,kadang kalo sama istriku Nida nengokin ponakannya Ella ke tempat kontrakannya,aku ngelakuin ngentotan sama Devi dan Ella pas ada kesempatan dalam kesempitan.Hehehehe.Dan sensasinya sungguh
sangat rua…r biasa.Si Devi sama si Ella kusuruh ikut KB.Ya biar dia gak hamil.Lagian kasian kalo mereka hamil duluan.Masa mahasiswi PTN islam bisa bunting.Hehehehe.
Emang hidup harus dinikmati selagi ada kesempatan.Gila juga aku ini.Memek kakak ipar pun aku gasak sampe punya anak.Hehehe.Pis ah.Tiada maksud apa2.Hanya sekedar ingin berbagi pengalaman aja.Moga terinspirasi.Bukankah berbagi itu amalan baik dan termasuk sedekah?Hehehehe.Ntar lah kubagi cerita dari pengalamanku yang lain.Semoga berkenan di hati

——–

Dunia lendir memang gak bosen2 kalo dibahas.***** dah pada tahu,kalo bercinta alias ngentot itu sangat nikmat.Dan kenikmatan bercinta akan terasa lebih nikmat kalo dilakuin sama selingkuhan.Betul apa betu….l???Hehehehe.
Akan kuceritakan kisah ngentotku sama selingkuhanku yaitu Teh Salwa seorang akhwat istri dari kakak iparku Mas Fulan.Seperti yang pernah kuceritakan dalam kisahku ngentot teh salwa,aku masih terus melakukan perselingkuhan sampe sekarang.Bahkan aku punya anak dari teh Salwa.
Siang itu,aku habis pulang dari Serpong untuk urusan bisnis.Karena bakal lewat Pamulang,iseng2 aku telpon Mas Fulan kakak iparku.Ya sekedar tanya kabar dan kalo bisa pengen mampir gitu.Aslinya pengen ketemu Teh Salwa coz dah lama gak ketemu.Hehehe,sekedar ingin menyalurkan hasrat kalo ada kesempatan.
Tapi mas Fulan lagi gak ada di rumah.Dia lagi ngedosenin katanya.Tapi kalo mau mampir,dateng aja.Coz di rumah katanya ada teh Salwa istrinya.Yes,yes,ye….s!!!.Ini yang kuharapkan.Jadinya aku bisa ngentot tenang bareng teh Salwa.
Sekitar setengah jam kemudian,aku nyampe di komplek perumahan tempat mas Fulan dan teh Salwa tinggal.Tak lupa aku membawa oleh wat mereka terutama anaknya mas Fulan,eh anakku lah buah perselingkuhanku dengan teh Salwa.
Setelah nyampe,aku pencet bel dan bilang salam.Assalaamu’alaikum!!!.Tak berapa lama ada jawaban wa’alaikum salam dari dalam rumah kemudian pintu pun terbuka.

Eh Eggy,ayo masuk.Sambutnya ramah.Dari mana Gy?Bareng Nafisah?Tanya dia.O…h,habis dari Serpong teh,ada urusan bisnis.Nggak lah teh,Nafisah mah lagi di rumah.Setelah duduk di kursi,teh Salwa bikinin aku minuman.Lalu sama2 duduk dan ngobrol.Mang bisnis apaan Gy?Adalah,pokoknya lumayan kataku.Ni oleh wat Najif.Kataku sambil ngasih bungkusan.Ah gak usah repot2 Gy.Gak juga teh,kan wat anakku.Jawabku sambil cengengesan.Teh salwa nyubit pahaku.A…w,sakit teh.
Tadi Eggy habis dari Serpong,terus nelpon mas Fulan mo mampir,eh dia lagi ngajar katanya.Ya udah aku mampir kesini aja,toh dia juga nyuruh.Kataku sambil pindah duduk ke samping teh Salwa.
Sayang,aku kangen.Langsung kupeluk teh salwa dan kukiz pipinya.Egy,tenang dulu donk.Aduh,eggy dah kuangen banget teh.
Tanpa menunggu basa basi dulu,aku langsung menyergap teh Salwa.Dia sampe kewalahan loh.Langsung kupeluk dia sambil kuremas2 teteknya dari balik gamisnya.Gy,nanti ada orang!Kata dia dengan nafas berat.Ah biarin teh.Kan mas Fulan lagi ngajar ngedosenin.Tukasku.
Tanpa menunggu lama,aku langsung menarik rok dia keatas.Kuremas memeknya dari balik CD-nya.A….h,sshhh!Teh Salwa mendesah dan mengerang.Pelan2 donk Eggy.Kata Teh Salwa.Eggy dah gak kuat teh,kangen banget ma teteh.Dah lama kita gak ngentot sayang.Kataku sambil menarik dan melepas jilbab dan gamis dia.Setelah dia telanjang,aku membaringkan dia di sofa.Tanpa menunggu lama,aku langsung menjilati seluruh badan dia.Dengan terburu2 aku pun melepas semua pakaianku.
Kubuka kedua paha dia dan langsung aku menyerbu memeknya.Kujilati memeknya dan kusedot itilnya.A….h,mmmhh,sshhh,o….h,terus saya….ng!Teh Salwa merintih dan mengerang mendapatkan serangan dari aku.
Lalu,tanpa menunggu lama aku menindih dia dan mengarahkan kontolku ke lobang memeknya.Aku menggesek2 dulu sebentar,lalu slep,blez.Kontolku langsung ilang ditelan memek teh Salwa.A….h,nikmat banget.Memeknya tetep sempit dan peret men.Maklum dia lahiran lewat cesar.
Kudiamkan kontolku sejenak merasakan kedutan dan remasan memek teh Salwa.Lalu aku mulai memompa kontolku.Plok plok plok.Suara paha kami beradu.A…..h,ssshh,yang kenceng saya….ng!Teh Salwa mengerang dengan keras merasakan nikmatnya sodokan kontolku.Kami terus bergumul.Entah berapa kali teh Salwa dapet orgasme.Yang jelas aku belum.
Sekitar 15 menit kemudian,aku pun menyusul mau orgasme.Sayang,egy mau dapet neh!A…h,terus sayang,yang kence…ng!Teh Salwa berteriak kenceng.Aku pun semakin mempercepat sodokanku.A…h,o…h,saya….ng,eggy mo nyampe ne..h!Aku juga saya…ng!Lalu,se…r.Crot crot crot.Kontoku memuntahkan laharnya dengan banyak dalam memek teh Salwa.Teh Salwa memelukku dengan erat.Kedua kakinya mengapit kuat di pinggangku.Kami menikmati sisa2 dari orgasme kami.Kami saling berpelukan dengan lemasnya.
Sedang asyiknya kami begitu,tiba2.”Astaghirulla….h!!!Tete….h!!!Lagi ngapain kalia….n???!!!.Kami terperanjat dan bangun.Kulihat di depan ada seorang cewek cantik berdandan akhwat sambil bertolak pinggang.Ampyu….n!Kacau deh!
Ampyu….n,kiamat kubro ne.Teh Salwa gak bisa ngapa-ngapain.Wajahnya merah padam.Dia bagaikan patung aja.
Astaghfirullaah!Bener2 gak nyangka.Ternyata teteh lebih dari bintang.Kata si cewek berapi2.Teh salwa gak ngejawab.Dia malah menangis.Hey kamu!Dasar baingan,binatang kamu!!Katanya ke aku.Bener2 kalian.Gak tahu malu.Katanya lagi.
Maafin teteh de,teteh khilaf.Katanya sambil merangkul cewek itu.Ternyata dia adiknya teh salwa.Teteh gak tahu malu.Bener2 binatang.Aisyah gak bakal maafin teteh.Katanya sambil mendorong salwa.
Aku hanya melongok aja menyaksikan itu.Ya dah mati kutu waktu itu.
Siapa itu?Kata si Aisyah sambil menunjuk ke arahku.Ampun ais,jangan bilang sapa2.Teteh bener2 khilaf,tadi dia memaksa teteh.Dia adik ipar mas fulan.Biadab kalian!Katanya lagi.
Lalu Aisyah menuju ke arahku.Plak,plak.Pipiku kena tampar dia.Syetan kamu.Tega bener kamu ngotorin kakak iparmu sendiri.Timpalnya.Anjrit.Denger gitu aku panas juga.Enak banget dia bilang gitu.Salwa lagi.Bilang dipaksa sama aku.Pas dia mau nampar aku lagi,langsung kutangkap tangannya.Kepalang tanggung dah.Fikirku.Eit,jangan gitu cantik.Tangan mu lembut banget ya.Syeta…n,lepasin tanganku.Kata dia sambil berusaha menarik tangannya pengen lepas.
Hey cantik.Tanya kakakmu.Gue bermain sama2 senang tau.Ibli…s,lepaskan tanganku.Katanya lagi.
Fikiranku dah gelap.Dah kepalang tanggung.Mending kugarap sekalian.Fikirku.Langsung kutarik dia ke sofa.Dia berusaha terus ingin lepas.Tangan kirinya berusaha mencakar mukaku.Tapi apa daya men.Tenaga cewek.Gini2 gue juga sabuk item karate sama taekwondo.
Udah kutarik dan langsung kutindih dia.Syeta….n,lepasin aku jahannam.Dia teriak2 sambil berusaha ingin lepas.Udah diem cantik.Sebentar lagi kamu bakalan dapet yang enak.Timpalku.Tiba dia menggigit tanganku.Syetan.Sakit juga.Langsung aja dengan reflek kuhantam lehernya.A….kh.Dia pingsan men!Kubaringkan dia di sofa.
Adik mu teh?Tanyaku sambil melirik teh salwa.Tiba2 plak,plak,salwa menampar mukaku,bajingan kamu Eggy.Kata dia sambil menangis.Udah lah teh.Toh kita dah ketahuan.Iya,gara2 kamu,hancur keluargaku.Gimana kalo dia bilang mas fulan?Isak Salwa.
Tenang aja sayang,eggy jamin gak bakal sampe ketahuan,tenang aja say.Aku tertawa ngehkeh ke teh salwa.Mau ngapain kamu eggy?Tanya teh salwa pas melihatku mendekat ke arah Aisyah adiknya yang terbaring pingsan di sofa.Hehehe,mau ngasih yang enak adikmu.Tiba2 teh salwa memegang dan menarik tanganku.Jangan eggy!Jangan kau rusak adikku.Kata teh salwa memohon dan menghiba.Sudah kamu diam aja.Kamu mau keluargamu hancur?Apa mau dia ngoceh dan ngomongin kita selingkuh?Bisa dipenjara kita nanti.Gua kagak apa2,tapi kamu!!Mau nama baik kamu sebagai ustazah hancur?Bentakku ke teh Salwa.Tapi eggy,kata teh Salwa.Sudah diam aja.Liatin,eggy jamin dia gak bakal ngoceh.Timpalku.
Lalu aku duduk samping sofa.Kuperhatikan aisyah yang lagi terbaring pingsan.Amboy,cantik banget.Idungnya mancung.Bulu matanya brow,lentik banget.Wajahnya itu loh,cantik khas indo Arab persis kek kakaknya salwa.Bedanya dia masih langsing coz masih 20tahun.Kupandangi wajahnya yang cantik,lalu kucium bibirnya.Anjri…t,sege banget.Lalu kuambil HP dan siap merekam.Eggy,mau ngapain kamu?Tanya salwa.Sudah kamu diam aja.Kamu mau ketahuan kalo kita selingkuh?Bentakku.Tenang aja.Aku gak bakal ngapa2in adikmu.Jawabku.Kesini aja,bantuin aku.Mesti ngapain aku gy?Timpal salwa.Udah,pegangin ne hp.Kamu rekamin aja.Eggy mau nelanjangin dia wat direkam.Biar bisa ngancam dia supaya diam gak ngoceh ke orang2 dan suami kamu.Eggy,kamu janji ya gak bakal ngapa2in adikku.Kata salwa.Iya,sudah kamu rekam aja.Timpalku.
Ya karena mungkin fikiran salwa juga dah gelap,mau aja dia kusuruh ngerekam.Mungkin karena takut ketahuan dan imej dia yang ustazah takut hancur kali.Hehehehe.Jadi syetan juga dia mau bantuin gue ngegagahin adiknya.Lalu kutarik dan kulepas jilbabnya aisyah.Anjri….t,cantik banget euy dia tanpa jilbab.Rambutnya hitam panjang tapi ikal.Persis Salma Hayek euy.Aku sampe menelan ludah ngelihat leher dia yang jenjang.Kusuruh Salwa untuk merekam setiap yang aku lakukan.Lalu aku melepas seluruh gamisnya dan sekarang Aisyah tinggal memakai BH dan Cd.Alama….k!Putih dan mulus banget kulitnya.Kuusap2 seluruh tubuh dia.Begitu lembut dan licin.Pas kutarik BH nya,ambo…y,sekel banget brow.Teteknya bulet kek apel.Putingnya warna pink kecoklatan.Urat2 hijau kelihatan saking putih kulit teteknya.Salwa terus merekam setiap yang aku lakukan.Lalu aku mulai meremas dan menjilati teteknya Aisyah.Wa….h,nikmat betul.Ukurannya lumayan besar,34D.Kucupangi tetek dan lehernya.Lalu jilatanku terus turun ke perutnya.Wa….w,bener2 lembut dan licin kulitnya.Aku memberi isyarat Salwa supaya terus merekam.Kecupan dan jilatanku akhirnya sampe kebawah ke pangkal pahanya Aisyah.Sejenak kupandangi memek Aisyah yang masih terbungkus CD warna krem.Gila,memeknya tembem banget.Tampak jembutnya membayang di celdamnya.Lalu kucium dari luar.Mmmhh,memeknya wangi banget men.Kuhirup aroma yang keluar dari memek aisyah.Salwa terus merekam setiap apa yang kulakukan sama adiknya yang lagi pingsan.
Lalu aku menarik dan melorotkan CD Aisyah kebawah.Subhaanallaah!Begitu indhnya.Memeknya diselimuti jembut yang tebal tapi tertata rapih.Mungkin dia rajin merawatnya.Sejenak aku pandangi memeknya itu.Nafasku dah gak karuan.Tapi aku berusaha mengatur nafasku itu.
Kuusap-usap pahanya yang putih lembut
Wow,halus banget!Kuelus dan kuusap2.Licin banget.Betisnya penuh bulu2 halus.Lalu kujilatin mulai dari kakinya keatas.Rasanya nikmat banget.
Kubuka dan kurenggangkan kedua paha Aisyah.Kini dihadapanku terpampang lobang kenikmatan Aisyah yang aku yakin belum terjamah lelaki manapun.Lobangnya berwarana pink kecoklatan berbalut bulu jembut hitam nan lebat.
Sejenak aku pandangi.Lalu aku menyibak labia mayoranya.Anjri…t,lobangnya sempit banget.Pasti nikmat kalo kontolku bisa bersarang didalamnya.Kuusap2 dengan jariku.Dalam pingsannya sepertinya Aisyah merasakan nikmatnya memeknya kuusap2.
Kumainkan dan kupilin2 itilnya.Jakunku dah naik turun.Nafasku terasa berat terbawa birahi.Lalu mulutku hinggap di lobang kenikmatan Aisyah.Kujilati lobangnya dengan lidahku.Terasa asin2 gurih.Memeknya wangi sabun sirih.Menambah gairahku tuk terus menjilatinya.Pas kusedot itilnya,tiba2 dari memek Aisyah keluar cairan kentel berbau agak anyir dan rasanya asin2 sepet.
Mungkin dia dah orgasme walaupun dia pingsan.Kini memeknya dah semakin basah oleh cairan yang habis kujilati.Lobang memeknya yang merah merekah kini tampak mengkilat.Aku dah gak mikirin teh Salwa ngerekam kegiatanku apa kagak.Yang jelas aku lagi terhanyut dalam kenikmatan menjilati memeknya Aisyah.
Waktu kukobel memeknya dengan jariku,tampak pantat Aisyah bergerak2.Seakan ikut mengimbangi jilatanku.
Kemudian aku memindahkannya kebawah diatas karpet persia yang tebal dan lembut.
Kulihat teh Salwa yang merekam kegiatanku sepertinya ikut terlarut dan terhanyut.Sepertinya dia mau ikut.Tapi kubiarkan aja.
Kuambil bantal dari sofa dan mengganjal pantatnya Aisyah.Kuremas pantatnya yang cukup semok.
Kini aku dah bersiap,kuarahkan kontolku tepat di lobang memek Aisyah.Eggy,kamu mau ngapain?Tanya teh Salwa.Tenang aja sayang.Eggy cuman menggesek2nya doang.Jawabku.Teru aja rekam.Tambahku.
Lalu aku mulai menggesek2 kontolku.A….h,nikmat banget.Memek Aisyah pun semakin basah dan licin aja.Terasa lobang memeknya berkedut2.
Sambil menggesek2 kontolku,aku meremas teteknya yang sekal.Sesekali aku menyedot putingnya.Lehernya yang jenjang habis kujilat dan kucupang.Begitu juga kedua payudara Aisyah.Tampak bekas berwarna merah hasil cupanganku.
Aku gak peduli,walau teh salwa melarangku untuk memasukkan kontolku kedalam memeknya Aisyah.Aku terus berusaha menggesek2 kontolku dan menekannya masuk pelan2.
Biar teh salwa gak curiga,kusuruh dia merekamku dari depan.
Sapa yang tahan,kalo kontol dah tepat diatas lobang memek.Begitu juga aku.Secara perlahan,sambil menggesek2 kontolku di memeknya,aku juga menekan kontolku biar bisa masuk.Gila,memeknya sempit banget men.Beberapa kali kontolku meleset.
Tapi untungnya memek Aisyah dah licin dan becek oleh cairan.Hingga sambil meremas dan menjilati teteknya Aisyah,tangan kiriku tetap membantu dan mengarahkan kontolku supaya tepat di lobang memeknya dan membantu kontolku menerobos masuk.
Kini kontolku dah masuk sebatas helemnya.Gila,sempit banget.Dan terasa seperti ada yang menghalangi.Mataku merem melek merasakan kehangatan memek Aisyah yang berkedut2 meremas2 kepala kontolku.Sambil mengalihkan perhatiannya teh Salwa supaya dia terus merekam,aku berusaha terus menekan kontolku supaya terus masuk.
Secara perlahan tapi pasti,dengan menekan kuat pantatku kedepan,akhirnya kontolku bisa masuk setengahnya.A…h,nikmat banget.Memeknya terasa semakin meremas2 kontolku.Lalu dengan hentakan keras,akhirnya kontolku berhasil masuk seluruhnya.Kudiamkan sejenak kontolku didalam memeknya.A…h,terasa kontolku direms2 dan memek Aisyah seperti menyedot kuat kontolku.
Aku dah gak peduli sama teh Salwa.Kini aku mulai memompa keluar masuk kontolku.Eggy,kamu masukin ya?Tanya teh Salwa.Aku gak jawab.Malah aku semakin kenceng memompa keluar masuk kontolku.Mataku merem melek merasakan nikmatnya jepitan memek Aisyah.Aku semakin kenceng menggenjot kontolku.Gak ku dengar teriakkan teh salwa.Aku larut dalm nikmatnya ngentot memek Aisyah yang perawan.
Sekitar tujeh menitan lebih aku menggenjot kontolku keluar masuk.Aku merasakan sesuatu akan keluar dari kontolku.Maka aku semakin cepet dan kenceng memompa kontolku.Dan sedetik kemudian diiringi erangan kenikmatanku,A….h,ser,crot crot crot.Kontolku memuntahkan laharnya dengan banyak dalam liang kenikmatan Aisyah.
Lalu aku ambruk lemas diatas tubuh Aisyah.Gak kuhiraukan teh Salwa yang marah dan memukuli badanku.Aku masih merasakan sisa2 dari orgasmeku.
Setelah kontolku lemas dan keluar sendiri dari memek Aisyah,aku terduduk lemas samping tubuh aisyah yang tertidur pingsan.
Tiba2 plak plak,teh salwa menampar kedua pipiku.Gila kamu Eggy.Adikku kamu emba juga.Katanya sambil terisak dan emosi.Kubiarkan aja dia berceramah.Lalu kuhampiri dia dan kupeluk lalu kukiz.Sudahlah sayang.Toh semua dah terjadi.Teh salwa memukul2 tubuhku.Langsung aja kutindih dia.Dia berusaha berontak ingin lepas sampe hp yang tadi dipake merekan terlepas.Untung jatuh ke sofa.Sempat khawatir juga hp nya rusak.Gimana kalo rusak.Ntar rejamannya hilang.Lalu kutindih teh salwa diatas sofa.Tampak dia berontak.Tapi gak kupedulikan.Terus kuremas dan kukobel memeknya.Walau kontolku masih agak lin dan lemas,aku tetap merangsang teh Salwa
Kutindih teh salwa diatas sofa.Kuremas teteknya dan kukobel memeknya.Tampak dia mulai terangsang.Langsung kulebarkan kedua pahanya,dan langsung kutusuk memeknya dengan kontolku.
Aku gak memberi kesempatan jeda.Langsung kupompa dan kugenjot kontolku dengan ritme cepat.Mendapat serangan cepat dan mendadak membuat teh salwa gelagapan.Tapi tusukan kontolku sekarang membuatnya merem melek.Mulutnya gak berhenti merintih dan mengerang.Saya….ng,terus sayang,ena….k,a….h,mmmhh o…h.
Pantat teh salwa bergoyang mengimbangi sodokan kontolku.Badan kami dah basah oleh keringat.Entah berapa kali teh salwa mendapat orgasme.Sedang aku terus menggenjot memeknya.Aneh juga aku lama sekali orgasme.Mungkin karena dah 2x maen sama teh salwa dan ngentot Aisyah.
Teh salwa sampe ampun2an karena dah gak kuat.Saya….ng,udah sayang.Teteh dah gak kuat.Namun aku terus menggenjot kontolku.Saya…ng,kamu jaha….t,udah saya….ng.Teh salwa memohon2 agar aku udahan.Tapi kubiarkan aja.Sekitar 20menit aku menggentot memek teh salwa.Terasa sesuatu mau keluar dari kontolku.Maka aku semakin mempercepat sodokanku.Terdengar kecipak dan suara plok plok plok.Dan pada hentakan terakir.Seiring eranganku,a….kh,eggy nyampe te…h!Ser.Crot crot kontolku memuntahkan laharnya.Gak sebanyak tadi waktu pertama ngentot sama teh salwa.Dan ngecrot banyak sekali pas ngentot memek aisyah.Mungkin dah abiz kali.
Aku jatuh lemas diatas tubuh teh salwa.Dia memelukku dengan erat.
Setelah agak lama,aku mencabut kontolku dan duduk di sofa samping teh salwa.
Tiba2 teh salwa bangun,dan plak plak.Pipiku ditamparnya.Gika kamu eggy.Bener2 bejat.Udah kakaknya,adiknya kamu embat juga.
Udahlah sayang.Toh semuanya dah terjadi.Lagian kalo gak gitu,kita bakal ancur.Gimana kalo dia bilang mas fulan?Terus gimana kalo dia bilang ayah ibumu?Bisa ancur kita.Aku sih gak apa2.Tapi imej kamu yang ustazah gimana?Teh salwa akhirnya diam.
Udah sayang,sekarang bantuin aku beresin adikmu.Mau kamu gimanain lagi Eggy?Udah bantuin aja.Ambilin air anget sama anduk kecil.Kataku.Teh salwa akhirnya ke dapur menyiapkan air hangat.Pas dia lagi kedapur,aku ngeliatin tubuh aisyah yang lagi pingsan.Gila nafsuku bangkit lagi men.Maka aku langsung menindih dia.Pas kubuka pahanya,kulihat di s*****kangannya ada bercak darah bercampur peju.Tanpa banyak cingcong,kuarahkan kontolku yang udah bangun ke lobang memeknya.Gak seperti pertama tadi,kini kontolku dengan mudah masuk memek aisyah.Slep,blez.A….h.Memekmu enak banget aisyah.Beruntung sekali aku bisa ngentot memekmu yang perawan.
Pas aku lagi genjot memeknya Aisyah,teh salwa dateng dari dapur dengan membawa sewadah air hangat dan handuk kecil.Eggy,ngapain kamu?Udah sini sayang.Ayo gabung aja.Nggak ah.Bejat kamu eggy.Udah sayang ayo sini.Akhirnya teh Salwa mau juga.Memang nafsu sex teh salwa sangat besar.Dia menaruh wadah dan handuk di meja.Lalu dia nyamperin kami.Sambil terus aku menggenjot memek aisyah,aku melakukan frenckiss sama teh salwa.Memeknya kukobel dengan tangan kananku.5menit kemudian,kontolku mau keluar lagi.Memang memek aisyah super sempit dan peret.Walau dia lagi pingsan,tapi kontolku seakan diremas2 dan disedot2 memeknya.Beda sama memek teh salwa yang udah turun mesin.Maka pada genjotan terakhir,kontolku memuntahkan laharnya.Teh salwa pun mengejang tanda orgasme karena kobelanku dimemeknya sangat cepat dan tepat di gispotnya.
Setelah puas,aku dan teh salwa membersihkan tubuh aisyah dengan air hangat.Lalu kami memakaikan gamisnya dan jilbabnya dengan rapi.Aku dan teh salwa pun mandi bareng.Setelah itu kami pun sama2 berpakaian.Lalu kami keruang tamu lagi tuk melihat Aisyah.
Kulihat dia masih pingsan bro.Hantamanku tadi tepat di tengkuknya.Memang dulu pas belajar karate,aku berlatih cara melumpuhkan lawan.Kemudian aku memijit dia.Dan ketika minyak angin kuarahkan ke hidung aisyah,akhirnya dia siuman.
Dia yang kududukkan di kursi menatap kami berdua.Tiba-tiba dia terbangun dan menuju ke arahku mau menamparku.Tetapi dia Limbung dan hampir terjatuh.Beruntung aku cepat menangkap dia.Bajingan lepaskan aku.Najis aku kena tanganmu.Kata dia.
Kenapa kamu cantik?Jangan marah2 donk.Kataku sambil cengengesan.Kalian berdua bintang,syetan.Kata aisyah.Teh salwa nunduk dan diem.Awas,aku bakal ngomong sama mas fulan.Sama abi dan umi juga.Kata Aisyah mengancam.
Siapa yang bejat sayang?Tanyaku sambil cengengesan.Kamu Eggy.Bener2 bejat kamu ya.Beraninya kamu merusak kakakku.
A…h,kata siapa sayang.Tanya aja sama tetehmu.Apa mas Eggy maksa.Timpalku sambil ketawa.
Lalu aku mengambil hp dan membuka file rekaman tadi.Aisyah sayang,kalo kamu mau bilang sama mas fulan silahkan.Sama abi umi juga silahkan,tapi lihat dulu ini.Aku memperlihatkan rekaman tadi sama Aisyah.Tiba2 dia jatuh duduk karena lemas.Wajah dia pucat pasi.
Aisyah sayang,apa kamu gak merasakan perih di memekmu?Tanyaku sambil cengengesan.Udah,tinggal bilangin aja.Tapi kamu juga bakal ikutan loh.Aku balik mengancam.
Lalu aku keluar rumah sebentar untuk menaruh hp di mobilku.Kemudian aku masuk lagi.Kulihat teh salwa terdiam.Sedang aisyah menangis sambil tangannya memukul2 sofa.
Udah aisyah diam.Kamu jangan menangis.Awas kalo kamu macam2.Videonya akan mas eggy sebar.Semua orang bakal tahu.Terutama teman2 kampusmu.Ancamku.Udah nurut aja.Tenang,mas Eggy bakal tanggung jawab kalo kamu ada apa2.Tukasku.Tanya aja tetehmu.Mas Eggy dah lama selingkuh ma dia.Bahkan keponakanmu bukan anaknya mas fulan.Dia darah daging mas Eggy.Mendengar ini teh salwa diam menunduk.Aisyah terdiam kaget.Udah,sekarang ikutin aja kemauan mas eggy.Mas eggy juga tetep tanggung jawab ngurusin dan biayain teteh kamu.
Kuhampiri Aisyah.Tampak air matanya berlinang.Teh salwa tetap diam dan membisu.Kutatap wajah dia.Tapi dia memalingkan mukanya.Tampak dia sangat marah dan benci.Tapi kupegang kepalanya dan kuusap2.Ku tatap matanya dan kupegang dagunya.Udah sayang,tenang aja.Mas Eggy bakal tanggung jawab.Lagian mas Eggy juga suka sama kamu.Asal kamu nurut,mau apa aja mas eggy kasih.Tapi kalo macem2,liatin aja.
Lalu kukecup keningnya.Dia gak menghindar.Ya mungkin dia takut ancamanku.Teh salwa diem aja sambil ngeliatin kami.
Lalu kupeluk aisyah dari samping.Dia tampak mau nolak,tapi kubisikin,inget ya Aisyah sayang,kamu harus nurut.Apa boleh buat.Gak ada pilihan lagi wat dia.Bahkan ku ancam,kalo mau bunuh diri juga silahkan.Tapi inget,kamu tahu juga kan hukumnya?Kataku sambil ketawa.
Sekarang bukain pakaian mas Eggy,cepa…t!Bentakku.Kini Aisyah bener2 menuruti perintahku.Teh salwa cuman terisak melihat adiknya kuperlakukan begitu.Tapi dia gak bisa ngapa2in.Gak punya kuasa men!
Ketika kulihat jam dinding,gila dah pukul dua.Aku sempet kaget juga.Lalu aku bilang ke teh salwa.Sayang,telponin suamimu kapan dia pulang.Pura2 aja mas Eggy pengen ketemu.Teh salwa menuruti perintahku.Dengan nada bicara yang datar seakan tanpa dosa dia nlp mas fulan suaminya.Ternyata jawabannya dia gak bisa pulang cepat.Sebab di kampusnya ada rapat dan seminar.Paling tidak juga pulangnya jam 9/jam 10 malam.Dia minta sampein maaf sama aku karena gak bisa nemuin.
Yes,yes,ye….s.Itulah yang kuharapkan.
Setelah aisyah melepas pakaianku sehingga tinggal aku memakai CD,aku meminta dia duduk di samping kananku.Begitu juga,aku meminta salwa duduk disamping kiriku.Bener2 kanan kiri oke gan.Aisyah,bukain CD mas Eggy!Dengan agak ragu2 dia menarik CD Raiderku kebawah.Dia tampak terkejut melihat kontolku yang gede dan berdiri tegak.Kenapa sayang,kamu suka ya?Dia diem aja.Lalu kusuruh dia ngemutin dan ngocok2 kontolku.
Begitulah kawan,biar gak kepanjangan.Akhirnya Aisyah takluk juga.Kami akhirnya bisa bermain threesome sama kakak beradik.Setelah tahu nikmatnya ngentot,akhirnya Aisyah bermain sangat liar dan ganas.Dibarengin ganasnya permainan kakaknya teh salwa.Aku sampe kewalahan.Jam6 sore kami berhenti bermain.Setelah puas,aku lalu pulang.Berikutnya,dua hari kemudian aku nelpon aisyah dan kami menghabiskan malam yang indah di villa daerah cibodas.Sekarang gak ada paksaan lagi waktu bercinta.Setelah satu bulan aku sempat khawatir kalo dia hamil.Eh ternyata tidak.Maka pada masa awal dia mens,aku menyuruhnya ikut suntik KB yang 3bulan.Biar gak was2 kalo maen.Selama hampir dua tahun aku selingkuh sama kakak iparku teh Salwa dan adiknya Aisyah.Setelah itu,aisyah dapat jodoh dan menikah setelah lulus.Dia dibawa suaminya pergi ke Batam.Sebelum dia menikah,kami bermain dulu sama dia sampe puas.Tentu di rumah kakaknya teh salwa.Dan kami maen bertiga.

————-

Gak kerasa usia si cikal anakku dari Nida istri pertamaku dah hampir 6 tahun.Dan istriku Nida nyekolahin Nazril anakku di RA/TPA.
Dan untuk semakin menunjang pendidikan anakku,istriku Nida memanggil guru prifat ngaji untuk anakku.
Abi,mulai maghrib nanti,kita bakal kedatangan guru ngaji buat si Nazril,biar ngaji dia semakin bagus.Begitu kata istriku.Ya sudah,terserah ummi aja.Jawabku.Memang selama ini aku terlalu sibuk bisnis dan usaha.Sehingga,untuk urusan pendidikan anak,aku kurang memperhatikan.Untung istri2ku sangat perhatian terhadap anak2ku.
Setelah berjamaah maghrib,agak lama kemudian,tiba2 terdengar bel berbunyi.Istriku Nida yang bukain pintu.Aku anteng aja liat berita di TV.Lagi anteng liatin TV,eh ada yang bilang salam.Assalaamu’alaikum!Pas kutengok dan kujawab salamnya,alama….k,disamping istriku berdiri seorang gadis ayu dan anggun dengan jilbab dan gamisnya.Wa’alaikum salam.Jawabku.
Abi,ini yang ummi ceritakan tadi.Ini guru ngajinya Nazril.Namanya Munifah.Kata istriku.O…h,ini guru ngajinya ya.Mas Eggy mah cuman bisa bilang nitip dan ajarin Nazril aja ya sampe pinter ngaji.
Setelah itu,istrku mengantar ke ruang belajar anakku untuk mengajarinnya ngaji.Gila,kirain laki,ternyata bidadari yang mrifat anakku ngaji.Batinku.

Aku ngelanjutin nonton berita di TV.Munifah mungkin langsung ngajarin anakku ngaji.
Gak terasa,waktunya sholat isya.Setelah semua selesai berjamaah di mesjid dekat rumahku,kami langsung menuju ruang makan.Ya kata istriku,biar semua kenal dan gak kaku sama guru ngajinya Nazril.
Pas lagi makan,kuperhatikan si Munifah ini.Dia sangat cantik gan.Hidung mancung,mata lentik,bibir mungil dan seksi.Merah asli tanpa lipstik.Dan kalo senyum,ambo…y,ada lesung pipitnya.Kulit wajah dan tangan dia sangat putih.Ini yang membuat aku membayangkan bagaimana kalo pas dia telanjang.Ngeres lagi dah.Hehehe.Memang pesona wanita bergamis dan berjilbab selalu membuat rasa penasaran yang sangat.
Setelah makan malam,lalu kami ngobrol sebentar.Ternyata Munifah ini sangat mandiri.Dia lalu menceritakan dirinya.Munifah ternyata masih kuliah semester 4.Dan untuk membantu kuliahnya,dia menjadi guru TPA dan memberi prifat anak2 ngaji.Seperti yang dia lakukan sama anakku.Dia salah satu alumni sebuah ponpes modern di jawa timur.
Setelah itu,lalu dia pamitan.Abi,anterin iffah ke kosan dia ya.Biar gak digangguin anak2 kampung.Kata istriku.Deket kok.Seperempat jam.Tambah istriku.
Yah,walau malas beranjak,kalo disuruh nganterin bidadari mah,sapa yang mau nolak.Sapa tau nanti ada jalan dan kesempatan.Hehehe.
Kuanterin dia pake motor aja,biar cepet.Setelah ngidupin motor,lalu aku suruh dia naik.Ya…h,kampret,kirain dia naik motor mau nemplok.Ternyata duduk dia nyamping.Tapi lumayan,untuk pertama mah.Hehehe.Daripada lumanyun.
Setelah seperempat jam dan melalui jalanan gang,akhirnya nyampe juga ke tempat kos dia.Ternyata dia kos di rumah Ust Syafi’i saudaranya yang suka ngisi pengajian di mesjidku.Pantes saja istriku minta si munifah mrifat anakku ngaji.Begitu toh ceritanya.Setelah basa basi,aku langsung pamit sama beliau.
Sepanjang perjalanan pulang,aku keingetan sama si Munifah ini.Parfum yang dia pake,masih tercium brow.Fikiran kotorku membayangkan,andai aku bisa ngerasain tubuh dia,dukh nikmat kali.
Entah mengapa,aku suka sama cewek berjilbab.Apa lagi kalo yang berdandan kek akhwat,suka bikin penasaran.
Begitulah,dah sebulan Munifah memberi prifat ngaji anakku.Semakin kuperhatikan,aku jadi tambah kesengsem dan tertari sama dia.Tertarik pengen ngerasain tubuhnya.Hehehe
Suatu hari,kalo gak salah hari Selasa sekitar jam dua siang,Istriku Nida dapet telpon penting.Katanya ada acara mendadak.Karena begitu pentingnya,hingga dia terburu-buru pergi.Ada urusan keluarga.
Karena Nazril anakku sorenya harus belajar di TPA,terpaksa gak ikut.Nida cuman nelpon ke toko nyuruh cepet pulang biar nemenin anakku.Pas kebetulan hari itu giliran di rumah Nida.
Akhirnya aku cepet pulang langsung menuju rumahku.Sesampainya di rumah,kulihat Nazril lagi nonton TV.Assalaamu’alaikum!.Wa’alaikumsalam jawab anakku.Aa,ummi kapan berangkatnya?Tanyaku.Barusan bi,katanya disuruh ke rumah nenek.Jawab Nazril.Lho kamu gak ikut sama ummi?Nggak bi,kan Nazril harus sekolah TPA dan nanti ngaji sama teh Iffah.Jawab anakku.Ya sudah,abi mau mandi dulu.
Setelah jamaah ashar,Nazril pergi ke TPA.Dia pulang biasanya jam 5 sore.Memang aku terlalu sibuk usaha,so jadi kurang perhatian sama anak.Nida gak mau ngambil pembantu lagi.Katanya biar jadi ibu rumah tangga sejati jawabnya.Ya begini ni jadinya.Pas kutelpon Nida ada urusan apa,jawabnya ibunya lagi sakit dan lagi dirawat.Kemungkinan dia gak bisa pulang.Terus besoknya aku disuruh dateng setelah si Nazril sekolah TK.Ya sudah jawabku.
Menj***** maghrib,Munifah dateng ke rumahku.Biasa mau prifat ngaji anakku.Dia suka sholat maghrib berjamaah di mesjid dekat rumahku dengan istriku kemudian ngajarin ngaji anakku.
Assalaamu’alaikum.Iffah memberi salam.Wa’alaikumsalam jawabku sama anakku.E…h dek Iffah,ayo masuk.Sambutku.Setelah duduk sambil nunggu datangnya maghrib,kami ngobrol sebentar.Lho,mbak Nida nya kemana mas?Tanya Munifah atau Iffah panggilannya.O…h,ummi Nazril tadi berangkat ke Tangerang,ibu sakit mendadak.Jawabku.Lho mas sama Nazril gak ikut?Tanyanya lagi.Enggak Fah,kan sayang gak ikut TPA sama prifat ngaji sama kamu.Paling besok habis pulang sekolah Nazril jawabku.O…h gitu mas.Kata Iffah.Iya Fah,ya sudah,sekarang ke Mesjid dulu jamaah.Dah adzan.Kataku.
Lalu kami bertiga menuju mesjid.Pas lagi sholat berjamaah maghrib,eh turun hujan.Pertama gerimis.Untung aja,pas udahan jamaah,hujan belum gede.Lagian jarak dari Mesjid ke rumah cuman 20meteran lah.Lalu kami langsung menuju rumah.Iffah dan Nazril langsung ke ruang belajarnya untuk belajar ngaji.
Diluar hujan tambah deres aja.Aku ke dapur wat nyiapin makan.Untung aja Nida pas pergi dah nyiapin lauk pauknya.Jadi kami tinggal makan aja.
Sambil nungguin Iffah dan Nazril selesai ngaji,aku nyalain TV.Mereka selesai biasa pas waktunya Isya.Diluar hujan semakin deres aja.Wah kampret juga.Alamat dingin neh.Mana Nida pergi lagi.Tapi sejurus kemudian,terlintas dalam fikiranku si iffah.Wa…h,kebetulan ne.Nida lagi gak ada.Semoga aja hujan gak berhenti dan tambah deras,so aku gak usah nganterin iffah pulang.Moga aja dapet kesempatan bisa berduaan sama Iffah.Hehehe.Syetan dah ngasih jalan dan gambaran aja neh.Wkwkwkwk.
Sekitar jam 7 lebih dah,pas waktunya isya.Iffah dah Nazril selesai ngaji.Biasanya kalo gak hujan,kami berjamaah isya di mesjid.Karena hujan,aku ngajakin makan malam mereka.
Iffah,diluar hujan deras,ayo kita makan malam aja dulu ya.Biar nanti pas hujan berhenti,mas Eggy langsung nganter pulang.A…h,gak usah mas.Makasih.Iffah dah kenyang.Jawabnya.Padahal aku tahu,dia gak enak coz gak ada istriku.Tapi dengan sedikit paksaan dan ajakan,akhirnya dia mau juga.Aku bilangin kasihan Mbak Nida yang dah capek2 nyiapin makanan.
Kami langsung ke ruang makan.Kulihat Iffah seperti gak nafsu makan.Apa lagi pas dia tahu kalo aku suka liatin dia terus.
Memang cantik ni anak.Moga malam ini gua bisa dikasih kesempatan.Batinku.Ternyata hujan malah makin deras,aku terus berharap dan berdoa,hujan,hujan,jangan berhenti.Mohon mengerti sama gue yang lagi horny.Hehehe.Kacau dah.
Selesai makan,karena hujan makin deres,aku ajakin mereka sholat isya dulu.Lalu nyuruh si Nazril tidur.Setelah anakku masuk kamar,aku ngajakin iffah ke ruang tengah.Fah,sini aja.Kamu liat2 majalah dulu atau nonton TV sambil nungguin hujan berhenti.Kataku.Yaa walau dia agak ogah2an akhirnya dia mau juga.
Untung pas tadi dia ngajar ngaji anakku,aku dah nyeting keadaan.Kusiapin majalah hot dibawah tabloid Nova dan TV dah kuseting sama Dvd player film hot.
Sudah fah,kamu disini aja.Baca2 dulu sama liat tv.Kalo mau liat film,tinggal pilih aja,dvd nya tinggal pilih.Padahal dvd nya dah kuganti semua dengan film hot.Jadi cuman covernya aja yang film biasa.Hehehe.Moga berhasil.Aku mengharap.
Akhirnya iffah mau juga.Sudah kamu disini aja.Mas Eggy mau kedepan,pengen merokok.Kataku.Tampaknya iffah seneng aku bilang mau kedepan.Hehehe.
Iffah lalu duduk di sofa.Kulihat dia dari depan cantik dan anggun banget.Memakai gamis warna ungu dan jilbab ungu pula serasi dengan warna gamisnya.
Diluar hujan semakin deras aja.Ayo hujan,jangan berhenti batinku.Lalu aku ambil hp dan menelepon pamannya iffah.Pak Ustadz,maaf ni belum nganterin iffah pulang,hujan deres kataku.Kebetulan mobil lagi dipake ibu mertua.Kataku berbohong.Aku bilangin,kalo hujan terus,palingan iffah nginep biar tidur sama Nazril anakku.Akhirnya paman iffah bilang,gak apa2.Toh istri beliau juga akrab sama istriku.Istrinya pimpinan majlis taklim istriku.Lagi pula beliau tahu,Nazril anak didik Munifah.
Kulihat jam tanganku dah pukul setengah sembilan.Dan ternyata hujan bukannya berhenti,malah tambah deres aja.Yes yes yes.Aku bersorak.
Pas aku masuk kedalam,aku mengendap liatin si iffah lagi ngapain.Pas kulihat,dia lagi anteng liatin majalah playboy.Asyi…k batinku.Kulihat dia juga asyik mindahin channel TV.
Sambil nengok kanan kiri takut aku liat kali,dia nyetel DVD player.Kulihat dia milih2 dan lihat cover filmnya.Setelah itu dia duduk di sofa kembali.Aku tersenyum.Yes,kena juga dia jebakan bekmen.Hehehe.
Sambil meliat2 majalah,dia nyetel DVD.Swit swi….t,yang keluar ternyata film no yes.Hehehe.Dia nengok kanan kiri lagi,setelah dirasa sepi dan nyangka aku masih di teras rumah,dia anteng men,liatin film bokef.
Hujan tetep deres aja.Aku yakin,dia baru pertama liat2 majalah playboy sama film bokef.Gak tau dah kalo di HPnya,dia nyimpen file film gituan.
Coz ane tau,si iffah kan ketua LDK(Lembaga Dakwah Kampus) di tempat kuliahnya.Dah gitu,guru TPA,mrifat ngaji lagi.Hehehe.
Sambil terkadang nengok kanan kiri,terkadang juga mindhin chanel ke TV,trus balik lagi ke film bokef sama buka2 majalah playboy,kulihat dia meremas2 teteknya sendiri.Kulihat tangan kanan dia meremas2 pangkal pahanya dari balik gamis dia.
Aku yang ngintipin dia tanpa disadari bersorak dalam hati.Yes,yes.
Kulihat,dia ganti dvd lg,eh yang keluar film bokef lagi.Hehehe.Wa…h,kulihat dia anteng banget,tak lupa tangannya maenin tetek plus mekinya walau dari balik gamisnya.Kuliat juga,muka dia memerah.Du…kh,semakin cantik aja dia.Cukup lama aku liatin dia begitu.Dengan penuh kesabaran aku menunggu dia on dulu.Sekitar 3/4 jam aku liatin dia.Berapa kali ganti kaset dvd,ya tetep aja yang keluar film bokef.Hehehehe.
Pas dia lagi,anteng dan asyik liatin majalah porno dan film bokef,aku mengendap2 perlahan tanpa dia sadari sampe aku berdiri dibelakang sofa tempat dia duduk.
Ehe…m,aku berdehem.Si iffah kaget setengah mati,langsung matiin tv dan ngedudukin majalah playboy.Mukanya merah banget.
Gimana fah,majalah sama filmnya bagus2 gak?Aku tanya dia sambil tersenyum.E…h,i…ya,eh bagus mas.Jawab dia tergagap lalu nunduk.Lho,kenapa tv nya dimatiin fah?A…anu mas.Gapap dia.Sudah,nyalain lagi fah,kataku sambil ngambil remote tv dan langsung nyetel.Ternyata masih film bokef brow,dia gak matiin playernya coz keburu kaget pas aku tiba2 dateng.Wajah dia tambah merah.
Lho,film ginian toh.Aduh,maaf,mas lupa nyimpen bekas kemarin malem sama mbak Nida.Untung Nazril gak liat.Kataku sambil tersenyum.
A…a…anu mas,maafin iffah ya dah lancang.Dia masih tergagap dan makin nunduk karena malu mungkin.
O…h,gak apa2 kok.Mas yang harusnya minta maaf naruh dvd sembarangan.Ujarku sambil duduk di kurs samping sofa.
Lho,jamu suka baca majalah itu ya?Kataku sambil menunjuk majalah yang dia duduki.Wajah iffah semakin bertambah merah.Sudah,gak apa2 kok.Lagian kamu dah dewasa.Kan pendidikan sex perlu buat orang dewasa mah.Kataku lagi.
Udah,biar mas eggy temenin ya nontonnya.Aku langsung pindah ke sofa tempat duduk dia.Kuliat dia mau pindah duduk,tapi gak jadi coz dia malu lagi dudukin majalah playboy.
Untung diluar hujan semakin deras dan anakku Nazril mungkin dah tidur.Kutambah lagi volume tv nya.Si iffah semakin nunduk aja.Sudah,ayo liatin filmnya.Bagus tuh.Kataku sambil tersenyum.Kuliat di tv,seorang cowok lagi jilatin memek si cewek.Aku tambahin lagi volumenya.Terdengar si cewek mendesah dan mengerang.
Pertama si iffah nunduk aja.Aku pura2 anteng liatin film,tapi kadang kulihat dia sesekali nengokin tv.Yes,yes,ye….s.Kena kamu iffah.Batinku.Kami gak banyak ngomong,aku pura2 tanganku menyenggol tangan dia,e…h,dia diem aja.Kucoba tanganku menumpang di tangan dia,aku pura2 gak nyadar.Filmnya semakin hot aja.Diluar hujan semakin deras.Agak kuremas tangan dia,tapi dia diem aja.Aku makin berani.Semakin aku mepet kesamping dia.
Kudengar nafas iffah rada berat.Mungkin dia dah on lagi terpengaruh film.Tanganku menumpang diatas paha dia.Iffah mencoba melepaskan tanganku dari pahanya.Tapi kutaruh lagi disana.Lama2 kucoba mengelus dan meremas pahanya,pertama dia seperti gak mau,tapi akhirnya lama2 dia jadi terhanyut.Aku dan dia cuman diem aja.Kulihat dada dia naik turun seperti bernafas berat.
Aku taruh tanganku pas dipangkal paha dia,eh kedua tangan dia mau melepaskan tanganku dari sana,tapi aku keburu menekan tanganku dan langsung meremas pangkal pahanya.
Pertama dia terus berusaha mau menyingkirkan tanganku tanpa bicara,tapi tenagaku lebih kuat,aku tetap menekannya dan memainkan jemariku meremas dan ngobel2 dari balik gamisnya.Akhirnya dia seperti pasrah dan menikmati setiap remasan jemariku diatas pangkal pahanya.
Nafas dia semakin berat,dadanya naik turun,kudengar dia seperti menahan desahan biar gak keluar.Mata dia kadang terpejam manakala aku meremas pangkal pahanya agak kuat.
Begitu juga dengan aku,nafasku semakin terasa berat menahan gejolak dan hasratku.Tanpa dia sadari,tangan kiriku hinggap di payudaranya.Sementara tangan kananku tetap meremas pangkal pahanya.Ketika tanganku hinggap di payudaranya,tangan kanan iffah seperti mau menyingkirkan tangan kiriku dari atas payudara kirinya.
Langsung aku meremas2 pangkal paha dia dengan jemari tanganku agak kuat dan cepat.
Sekarang dia seperti terhanyut dan menikmati apa yang kulakukan.
Mau melepaskan tangan kiriku dari atas payudaranya,tangan kananku meremas pangkal pahanya.Begitu sebaliknya,ketika dia mau melepas tangan kananku dari atas pangkal pahanya,tangan kiriku meremas payudaranya yang sekal dan empuk.
Dia gak bisa ngapa2in.Cuma pasrah dan menikmati apa yang aku lakukan.Kami gak saling bicara.Aku terus meremas pangkal pahanya dan payudaranya.
Sesekali terdengar desahan pelan iffah walau agak ditahan.Ssshhh mmmh a….h!Nafas kami semakin memburu.Tiba2 iffah semakin merapatkan pahanya dan badan dia agak kejang.
Kulihat mata Iffah terpejam dan dia menggit bibir bawahnya.Aku tahu dia mengalami orgasme.Hal nikmat yang mungkin baru dia rasakan untuk pertama kalinya.
Aku gak diem aja,kedua tanganku semakin intens meremas pangkal paha dan payudaranya.Kini dari mulutnya mulai keluar suara desahan.A….h,ssh….hhh mm…mhh.Aku semakin semangat aja.Iffah semakin memejamkan matanya.Tak kusia-siakan,aku mencium pipinya.Ternyata diam aja.Dan ketika aku melumat bibirnya,dia juga diam.Kulumt bibirnya,tapi dia tidak membalas.Ketika aku semakin meremas pangkal paha dan payudaranya,tiba2 dia membalas lumatan bibirku.Pertama biasa aja.Karena kedua tanganku semakin aktif bermain,akhirnya dia membalas juga lumatan bibirku dengan ganas.A….h,sungguh sangat nikmat dan tidak bisa dilukiskan.Sambil kami berciuman,kedua tanganku aktif meremas2 bagian paling sensitif dia.
Sambil begitu,aku geser dia supaya berbaring di sofa sambil tetap melakukan ciuman bibir.
Dia seperti terhipnotis dan menuruti ketika kubaringkan di sofa.Aku duduk dibawah sofa dan agak menindih badan dia dengan merangkulnya.Tak lupa tangan kananku tetap meremas pangkal pahanya.
Iffah bagai terbius dan kesadarannya sudah hilang.Dia lupa akan dirinya siapa dan lupa apa yang sedang dia lakukan.Ifah kini merenggangkan kedua pahanya.Dan dengan secepat kilat tangan kananku menerobos gamis dia dari bawah dan langsung hinggap diatas gundukan kenyal yang tertutupi celana dalam.
Ternyata iffah hanya memakai celana dalam saja tanpa memakai kaos kaki panjang atau stoking yang biasa dia pakai sehari2.Mungkin karena malam dan gak beraktifitas diluar.
Ambo…y,kulit paha dia terasa halus dan licin.Pas jemariku hinggap dibukit kenyal dia,terasa celana dalam dia dah basah oleh cairan.Bulu2 jembut dia agak jarang.Langsung kuremas gundukan kenyal dia dari balik celana dalamnya.Iffah semakin ganas dalam membalas lumatan bibirku.
Apa lagi,ketika jemariku menerobos lewat bawah cenala dalamnya dan langsung hinggap diatas kemaluan dia,iffah semakin ganas melumat bibirku.Begitu pula ketika jari telunjukku mengobel dan memainkan klitoris dia.Iffah semakin ganas.Kemaluan dia semakin basah dan becek oleh lendir yang keluar.Aku menarik celana dalamnya kebawah.Dan tanpa sadar,iffah membantu melorotkan CD-nya kebawah.
Tangan kiriku melepas kain sarung yang melilit pinggangku.Juga menarik kebawah CD riderku sambil terus melumat bibir iffah.Kini aku cuman memakai atasan baju koko aja.Burungku sudah berdir tegak dan keluar lendir juga tanda dah siap pengen menerobos masuk.Aku menarik gamis iffah keatas.Lalu sambil tetap melakukan ciuman,aku naik keatas tubuh iffah dan menindihnya.
Iffah gak melawan sama sekali.Malah dia semakin melebarkan kedua pahanya.Lalu keeua pahaku kini sudah berada diantara kedua paha Munifah.
Tanpa menunggu waktu lama takut kesadaran iffah kembali,sambil terus ciuman,tangan kiri meremas payudara iffah yang berhasil menerobos lewat gamisnya yang telah berhasil kutarik dan kusingkap keatas.Melewati BH dia,tanganku kini tepat memegang payudaranya yang padat dan sekal,ketika kupegang putingnya,terasa sudah mengeras.Tanganku meremas2 dan memilin puting susunya.Kedua tangan iffah meremas2 rambut dikepalaku.Terkadang dia menjambak rambutku sambil terus berciuman.Aku membimbing burung dan mengarahkannya ke lobang kenikmatan munifah.Setelah tepat,lalu aku menggesek2kan ujung kemaluanku di bibir kemaluan iffah.
Dia semakin melebarkan pahanya.Terasa memeknya sudah sangat licin.Tanpa menunggu waktu,aku mencoba menekannya masuk.Tapi terus meleset karena licin.
Gila juga,lobang kemaluannya sangat sempit.Apa lagi pantat dia bergoyang2 terus.Sehingga aku agak kesulitan memasukkan batang kelakianku.
Tapi tangan kananku tetap membimbing supaya ujung kemaluanku tepat dilobang kenikmatan Munifah.
Dan ketika tepat berada di lobang kemaluan iffah yang sempit,dengan bantuan tangan kananku,aku menekannya masuk.Clep,gila sangat sempit tapi licin.Aku dah gak mikirin berapa kali munifah orgasme.Yang penting aku ingin segera memasukkan burungku di memeknya.
Ketika kutekan,akhirnya ujung kemaluanku berhasil menancap sebatas kepalanya.
Iffah semakin ganas melumat bibirku.
Jari telunjukku memainkan klitorisnya,dan ini membantu kemaluan munifah semakin banjir oleh cairan lendir.
Lalu aku menekan pantatku dan mendorng kontolku masuk,clep,kini batang kemaluanku hampir masuk setengahnya.Setelah dapat masuk setengahnya,tangan kananku menerobos masuk kebalik BH dia dan menariknya keatas.
Kini kedua payudara iffah sudah berada dalam genggaman kedua tanganku.Kedua payudaranya kuremas2 dan kupilin kedua puting susunya.Munifah semakin ganas melumat bibirku.
Lalu kontolku kutarik dan semakin kutekan kedalam.Gila,sangat2 sempit.Kontolku terasa sangat dijepit dan diremas memek munifah.Ketika kutekan lagi,kini kontolku bisa masuk setengahnya dan sepertinya ada sesuatu yang menghalangi.Mungkin ini karena ukuran burungku yang besar diatas rata2 orang indonesia
Ketika aku menggenjot kontolku dengan perlahan,Iffah semakin ganas melumat bibirku.Tangan dia gak berhenti meremas dan menjambak rambutku.
Lobang kemaluan dia semakin licin dan basah oleh cairan,tapi sangat sempit dan sulit ditembus.
Sambil menaik turunkan genjotanku,kedua tanganku meremas2 kedua payudara Iffah.Kini dia semakin melebarkan kedua pahanya.Dia gak merasakan perih ketika batang kemaluanku dah menembus lobang kenikmatannya.Walau baru masuk setengah.Mungkin dia dah sangat bernafsu,sehingga memeknya basah dan licin oleh lendir kenikmatan.
Aku sampai kesulitan bernafas meladeni lumatan iffah yang super ganas.Apa lagi pas kugenjot kontolku secara perlahan.
Ketika kedua puting susunya kupilin dengan jemariku,iffah semakin ganas sajah.Pantatnya ikut bergoyang.Kedua pahanya semakin ngangkang.Dan ini agak memudahkanku untuk menekan terus kontolku semakin dalam.
Kugenjot dengan perlahan.Kutarik keatas lalu kutekan kedalam.Memeknya semakin basah dan licin saja.Dan pada suatu kesempatan,ketika aku menarik kontolku keluar,dengan sekali hentakan yang penuh tenaga,aku tekan kontolku dengan kuat.Slep,pret,blez,a…mmhh,munifah menjerit tapi tertahan karena bibir kami saling berpagutan.Dia mencakar punggungku ketika kontolku amblas seluruhnya kedalam memek Munifah.Untung aku masih memakai baju koko.Agak perih juga sih.
Kubiarkan kontolku didalam memeknya merasakan sensasi kedutan dan remasan memeknya.Kedua kakinya mengapit di pinggangku.
Kemudian aku mulai menggoyang pantatku naik turun.Aku menghentikan lumatan bibirku di bibirnya.Kulihat wajah dia yang cantik penuh keringat dalam balutan jilbab ungu.Matanya merem.Tampak gigi dia menggigit bibir bawahnya yang tipis dan seksi.
Sambil kugoyang memeknya,aku menarik lepas jilbabnya dan melemparnya kebawah sofa.Ambo…y,betapa cantiknya dia tanpa jilbab.Rambutnya lurus panjang sepunggung ketika aku menarik ikatan rambutnya.Kini tampak leher dia yang jenjang putih mulus.
Gak kuat melihatnya,aku langsung mencupang lehernya itu sambil tetap menggenjot pantatku dan meremas2 payudaranya.
Karena kurang bebas sebab dia masih memakai gamis,maka aku tarik lepas keatas.Dan iffah ikut membantu melepas gamisnya itu.Kini dia hanya memakai BH warna hitam yang tertarik diatas payudaranya yang sekal.Wo…w,betapa putih dan mulusnya tubuh dia.Payudara yang bulat dengan pentil berwarna pink berhias biru kehijauan urat2 payudaranya.Aku semakin semangat menggentot pantatku.
Dari mulut dia keluar desahan lembut.Emm….mmmhhh a….h,sshhh a…h.Ternyata dia tipe cewek yang gak berisik waktu bercinta.Tapi dia sangat penuh penghayatan.Dia meresapi setiap goyangan pantatku dan remasan tanganku di payudaranya.Karena gerah,aku juga menarik lepas baju koko ku dan melemparkannya kesamping.Aku juga melemparkan kaos dalamku yang berhasil kulepas.Kucupangi payudara dan lehernya.Kini di leher dan payudaranya ada tanda merah bekas cupanganku.
Pantat dia ikut bergoyang mengimbangi tusukan kontolku.A…w,terasa memeknya menyedot dan meremas kontolku.
Ketika aku semakin cepat menggenjot kontolku,iffah semakin memejamkan kedua matanya dan dia semakin menggigit bibir bawahnya.Dan waktu kujilati telinganya dengan lidahku sambil terus kugenjot kontolku,tiba2 dia menggigit leherku sambil kuat memegang punggungku dan kedua kakinya merapat dengan kuat di pinggangku.Tampaknya dia baru mengalami orgasme yang hebat.Maka aku pun semakin kencang memompa kontolku.Kini aku pun mau menyusul orgasme.Dan pada hentakan terakhir yang kuat ketika ujung kontolku mentok dalam memek iffah,ser,crot crot crot crot,kontolku memuntahkan laharnya dengan banyak.A….h,iffa….h!!!Aku berteriak menyebut namanya ketika aku pun mencapai orgasme.Tubuhku lemas dan ambruk diatas tubuh iffaah.Aku meresapi sisa2 orgasmeku.Kontolku tetap menancap dalam memek Munifah.Terasa memeknya berkedut2.Kami saling berpelukan dengan kuat.Hujan diluar gak membuat kami kedinginan,tapi justru kami bersimbah peluh setelah menggapai kenikmatan.
Setelah kontolku lemas dan keluar sendiri dari memek iffah,aku duduk tersandar di ujung sofa.Sementara iffah terbaring lemas sambil memejamkan matanya.
Tak berapa lama,iffah membuka matanya.Dan dia sangat kaget dengan keadaannya.Kini dia tersadar.Kemudian dia nengok kanan kiri.Dan ketika dia melihat gamisnya melumbuk dibawah sofa dan menyambarnya.Kemudian dia menutupi tubuhnya dan duduk diujung sofa sambil menangis.
Tampak dia sangat menyesali apa yang telah dilakukannya.Dia menangis tapi menahan suara tangisnya.Tampak kedua matanya bersimbah air mata.Mungkin dia sangat dan sangat menyesal dan tampak sangat shock.
Tapi apa daya,semuanya dah terjadi.Dan dia pun menikmatinya.Ketika aku menghampiri dia dan duduk disampingnya,tiba2 dia memukuliku dan meledak lah tangisnya.
Tapi kupegang tangannya dan menariknya supaya dia bersandar di dadaku.
Sambil kubelai rambut lurusnya yang acak2an.Aku bilang sama dia.Dek Iffah,maafin mas eggy ya.Sungguh mas sangat khilaf dan gelap mata.Mas gak sadar iffah.Lalu aku bilang,tapi iffah jangan kuatir.Mas Eggy bener2 bakal bertanggung jawab sama kamu.Dan dengan segala rayuan dan bujukan,akhirnya tangisnya berhenti.Tapi tetap saja,kedua matanya masih berlinang air mata.
Ketika kulihat diatas sofa ada lendir bercampur noda darah.Dan ketika kulihat kontolku,juga ada lendir bercampur darah.Aku hampir gak percaya dan seakan dalam mimpi saja bisa merenggut keperawanan iffah guru TPA dan ngaji anakku.Lalu kuambil celana dalam iffah dan dipakai membersihkan sisa2 hasil bercinta kami.
Setelah itu,aku duduk kembali samping iffah.Dia masih terus tampak shock.Tapi terus kurayu dan kukasih harapan.
Dia menatap wajahku.Beneran mas mau tanggung jawab?Tanya dia dengan penuh harap.Beneran sayang.Jawabku.
Gimana dengan mbak Nida?Iffah gak enak sama dia.Iffah dah ngerusak rumah tangga mas sama mbak Nida.Tambahnya sambil terisak dan menyandarkan kepalanya di dadaku.Aku mengusap dan membelainya dengan lembut.
Iffah,asal kamu mau bersabar dan menyimpan rahasia sampai ada kesempatan,mas bener2 akan menikahi kamu.Kamu mau kan?Di cuman mengangguk.Ya apa boleh buat.Dia gak punya pilihan.
Lalu aku mengajaknya mandi di kamar mandiku yang jadi satu dalam kamar tidur.Sebelumnya kulihat dulu Nazril di kamarnya.Ternyata dia dah pulas tidur.Aku membetulkan letak selimutnya.
Lalu aku mandi bareng sama iffah dan berendam air hangat.Kami saling menyabuni.Ketika dia sedang menyiram rambutnya dengan shower,kulihat betapa seksi dan langsingnya tubuh dia.Timbul hasratku kembali.Maka aku langsung menghampiri dia dan langsung memeluknya.Sekarang dia dengan sepenuh hati dan gak malu2 bercinta denganku.Kami melakukan percintaan dengan berbagai macam gaya.Di kamar mandi,juga di kamar tidur.Ternyata hasrat dan nafsu sex iffah sangat besar.Malam itu kami habiskan berdua dengan iffah,menikmati setiap lekuk tubuh dia.Dan iffah pun tak sungkan untuk mengulum kontolku.Dan hasrat dan nafsu sex nya yang besar,membuat dia menjadi cepat ahli dan profesional.Apa lagi aku stelin film hot pake laptop di kamar.
Begitulah,sebelum tidur,aku pasang alarm supaya bangun jam setengah empat.Biasanya anakku bangun jam 5 lebih.Biar dia gak tahu.Nanti bisa gawat kalo dia tahu dan ngomong sama ummi nya.Ketika alarm berbunyi,iffah masih tidur.Dan sebelum mandi,aku masih melakukan percintaan.Setelah azan shubuh,jam 5 pagi aku anterin iffah dulu.Dia memakai CD dan BH istriku.Punya dia kusimpan wat kenang2an.Sebelum aku pergi nganterin iffah,aku tulis pesan di kamar Nazril.Sayang,abi pergi keluar dulu mau beli bubur ayam wat sarapan.Kalo bangun,nazril langsung mandi aja ya.Kan sudah besar.
Kemudian aku nganterin iffah.Seperempat jam kalo pake motor ke rumah pamannya itu.Setelah itu aku kembali lagi sambil mampir dulu beli bubur ayam.
Sesampai di rumah,ternyata Nazril dah bangun dan menjalankan pesanku.
Anak pintar,ini baru anak abi.Kataku.Terus kami makan.Aku putuskan nazril gak sekolah dan menelpon gurunya minta izin dan langsung setelah itu menyusul ke rumah sakit tempat ibu mertua dirawat.
Setelah kejadian itu,kalo ada kesempatan,aku mencuri2 waktu untuk bisa bercinta dengan iffah.Untung pas bercinta pertama gak bikin dia hamil.Biar aman,aku suruh dia pakai KB.
Terkadang dia menuntutku kapan mau menikahinya.Tapi kujawab sabar dan sabar.Belum ada kesempatan dan memungkinkan.Anehnya dia gak nolak kalo diajak bercinta.Malah dia sering minta.Ya nafsunya emang besar.Terkadang kalo habis dia ngajar ngaji anakku,pas ada kesempatan,aku hajar aja.Kami melakukan hubungan intim.Walau terburu2 takut ketahuan.Tapi sensasinya sangat lain dan luar biasa.

——–

Hobi ibu2 memang ngerumpi.Ini yang gak demen.Apa lagi rumahku suka dijadikan ajang ngumpul.
Tapi yang aku suka,ada tetanggaku yang sering dateng dan curhat sama istriku.Namanya Ai Mutmainnah.Orangnya cantik,mata lentik,idung mancung dan bodynya masih aduhai.
Pokoknya napsuin banget.Apa lagi liat bibirnya yang selalu basah.Bikin geregetan pengen ngelumat.
Dia berumur 28tahun dah menikah punya anak satu.Suaminya lelaki tua tapi kaya.Mungkin itu yang menjadikan dia mau dijadikan istri.
Pepatah bilang,witing tresno jalaran soko kulino.Karena sering ketemu dan ngeliat dia,bikin aku demen dan selalu membayangkan dapat em-el dengan Ai.
Apa lagi,aku pernah denger pas curhat sama istriku Nafisah,dia belum pernah merasakan apa itu nikmatnya bercinta.Bikin tambah aku penasaran aja mau muasin dia.Hehehe.
Dan kesempatan itu datang.Waktu itu hari minggu.Anak2ku lagi maen sama anaknya Ai juga.Dia pas dateng ke rumah.Biasa ngerumpi lah.
Pas dia lagi ngerumpi,istriku dapet telpon dari ibu mertua disuruh jemput di terminal.Biar cepet dia naek mio aja.Toh lumayan jaraknya sekitar 40menit lah kalo naek motor mah.
Si Ai disuruh nunggu dirumah,toh kata istriku bakalan sebentar dan bakalan langsung pulang.
Aku asyik motongin rumput di halaman.Pas dah setengah jam,aku masuk rumah,kulihat Ai ketiduran di sofa.Mungkin kesel dan ngantuk.Akhirnya ketiduran.

Yang membuat aku deg2an,kulihat rok dia terbuka sampai paha dan memperlihatkan paha mulus putih dengan bulu2 halusnya sangat menggoda.Aku sampe nelen ludah liat itu.Pengen banget ngelusin paha itu.Tapi apa daya,takut dia bangun,terus istriku datang.Bisa kiamat nanti.
Ketika lagi asyik ngeliatin pemandangan,tiba2 hp ku bunyi.Dukh ganggu aja.Aku langsung menuju kedepan takut Ai bangun dan menerima telpon.Ternyata dari istriku.
Assalamualaikum,kata istriku.Wa’alaikum Salam,jawabku.Ada apa mi nelpon,dah nyampe?Udah bi,nih ibu disamping umi.Jawabnya.
Kenapa nelpon mi?Tanyaku.Gini bi,bilangin aja sama Ai,takutnya kesel nunggu,umi mau nganterin ibu dulu belanja.Takutnya lama.Tau sendiri ibu kalo dah belanja,suka lupa waktu katanya.Buat oleh2 katanya.Ya udah,abi bilangin Ai,tuh lagi di dalem baca majalah sama nonton Tv.Abi lg motongin rumput neh.Ya udah yah,kata istriku.E…h belum mi,abi pesen bawain duren yah.Yah abi,kan lg gak musim.Pokoknya cari aja umi sayang yah.Gak apa2 lama juga,asal dapet duren.Timpalku.Ya udah ya.Assalamualaikum.Waalaikumsalam jawabku.
Yes,ye…s,kesempatan ne.Moga si Ai belum bangun.Aku kunci dulu pager gerbang,terus masuk dan ngunci rumah juga.Kulihat Ai lagi pules aja ketiduran.Dan ketika kulihat,pahanya semakin terbuka.Busye…t,semakin membuatku nafsu.
15 menitan aku menikmati pemandangan ini.Kulihat wajah Ai begitu cantik dalam balutan jilbab coklatnya.
Kontolku sampe ngaceng melihat pemandangan ini.Karena dah gak kuat,aku mengeluarkan kontolku dengan melorotkan kolorku dan cd ku.Kukocok sambil melihat pemandangan paha dan betis Ai.Tapi yang kudapat justru malah kontolku tambah tegang.Dengan perlahan kudekati Ai yang terlelap tidur di sofa.Kutengok kanan kiri.Setelah memastikan sepi dan anakku asyik bermain,aku memberanikan diri memegang betis ai.
Takut2 aku menempelkan tanganku,ternyata ai pules.Lalu perlahan rok Ai kutarik keatas.Tiba2 dia gerak.Kaget aku.Untung gak bangun.Oh ya,Ai memakai pakaian model gamis gitu.Jadi agak gampang narik roknya ke atas.
Kini didepanku terpampang paha Mulus Ai.Kulihat dia memakai CD warna krem.Dan dari Cd nya terbayang bulu2 hitam menggunung.Aku sampe nelen ludah.
Jantungku berdebar2 melihat pemandangan ini.Dengan hati2 kutekan gundukan dibalik CDnya.Aman,dia masih pules.
Aku berjingkat ke kamarku mengambil pisau silet.Setelah dapat,dengan perlahan,aku potong cdnya pake silet.Dan terbukalah pemandangan sangat indah di depanku.Bukit indah nan lebat terpampang didepan mataku.Karena sudah gak kuat,dan nafsu syetan dah bersemayam,aku semakin berani.Kulebarkan kedua kaki Ai.Persis sekarang Ai kek orang mau ngelahirin.
Kubuka labia mayora memek ai dengan perlahan dengan jariku.Busye…t,sempit banget memeknya.Perlahan kudekatkan mulut dan hidungku ke memeknya.Tercium wangi sabun sirih.
Aku semakin mendekatkan mulutku ke gundukan memek ai.Fikiranku dah sempit karena terbawa nafsu.Yang terpikir gimana nanti lah,yang penting sekarang heppy.
Aku melorotkan kolor dan Cd ku.Kini aku setengah telanjang.Aku bertekad,ingin menggagahi Ai.Apa pun resikonya.Lalu dengan perlahan,kujilati gundukan memeknya dengan hati2.Dukh,nikmat banget harumnya.Kubuka mulut memeknya biar tambah merekah.Gila,klitorisnya gede banget.Tanda nafsu Ai gede.Ketika kujilati memeknya,Ai agak bergerak.Mungkin terbawa dalam mimpinya,tapi ketika ku kenyot itilnya,dia terbangun.Dia tampak kaget dan mau serentak bangun.Untung segera kupegang kedua pahanya dengan kedua tanganku dan aku semakin menenggelamkan mulutku dalam memek Ai.Ai berteriak,mas ngapain ma…s,tolo….ng!Kata dia.Tapi mana mungkin kedengar lah,rumahku luas dan dibenteng.Jadi mana mungkin kedengaran keluar.Semakin kusedot dan kujilati memeknya,ai memukuli dan menjambak rambutku.Aku langsung menindih dia dan memegang kedua lengannya.
Ai terus memberontak dan berteriak teriak minta tolong.Dia menangis dan menghiba.Mas,jangan mas Eggy!.Tapi gak kuhiraukan.Tenang sayang,mas egi mau ngasih kenikmatan,aku tau kamu gak pernah dapet kenikmatan dari suamimu bandot tua.
Ai terus meronta2.Aku semakin kuat menindihnya diatas sofa lebarku.
Kurenggangkan dan kulebarkan kedua pahanya dengan paksa.Lengan ai kupegang kuat.
Sambil menindih Ai dan memegangi kedua lengannya,sejenak kupandangi wajah dia.Kulihat air matanya mengalir dengan deras.Tapi aku gak peduli.Apa lagi pas kulihat bibirnya yang seksi,ingin segera aku melumatnya.
Ma…s,jangan ma…s.Ai menghiba sambil terisak.Dia mencoba berontak lagi ingin lepas dari tindihanku.Tapi apa daya,ten****ya kalah jauh.Dia hanya bisa menangis sambil terus menghiba.
Sambil menindihnya,kucoba melumat bibir dia.Saat mau kulumat bibirnya,kepala dia terus bergerak kekanan dan kekiri.Ini membuatku semakin bernafsu.
Sambil kudekap erat,aku lumat bibirnya,mm..mmh,dia berteriak tapi tertahan lumatan bibirku.Aku lumat bibirnya,tapi dia terus mengelak tanda menolak.Nafasku semakin memburu.Walau dia gak merespon lumatan bibirku,tapi aku terus melumat bibirnya dan menciumi wajahnya.
Ai meronta2 ingin lepas.Semakin dia berusaha meronta,semakin kuat aku menindih dan mendekapnya.
Kini Ai seperti kehabisan tenaga dan hanya bisa pasrah.Air matanya terus berlinang.
Kurenggangkan kedua paha ai dengan mendorong kedepan lututku.Aku semakin bernafsu.Sambil menindih dan mendekap dia dengan kuat,tangan kiriku membimbing kontolku mengarah ke lobang kenikmatan Ai.Ai berusaha ingin lepas dan meronta lagi.Pantatnya bergoyang2 sehingga kontolku terus meleset.
Tapi aku terus berusaha.Dan ketika kontolku tepat dilobang kemaluan dia,aku langsung menekan masuk kontolku.
A….kh,saki….t!!!Ai merintih kesakitan.Ternyata memek Ai sangat sempit.Dan memang belum terlumasi dengan baik.Kontolku kini baru masuk setengahnya.Terasa sangat nikmat seakan memek ai meremas dan menjepit dengan kuat.Juga karena pantat dia yang bergerak2 karena meronta ingin lepas.
Lalu dengan sekali hentakan,aku mendorong masuk kontolku.Slep blez,kontolku amblas semua.A…kh,tiba2 ai menggigit leherku.Mungkin karena kesakitan.
Sejenak aku mendiamkan kontolku.Merasakan denyutan dan remasan memek ai.A….h,sungguh sangat nikmat.
Lalu aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.
Tiba2 dari mulut ai keluar desahan.Sshhh….a…h,mmm…mhh.Tampaknya Ai mulai merasakan nikmatnya tusukan kontolku.Ini dibuktikan dengan pantatnya yang bergoyang2.Matanya terpejam dan dia mengigit bibirnya sendiri disertai dengan desah kenikmatan.
Aku terus mengocok kontolku dengan ritme pelan.Kutarik keatas dan menekan kedalam dengan keras dengan menghentakan pantatku.Ketika kuhentak dengan keras,mulut Ai mendesah,a…h.
Sambil terus menggoyang pantatku turun naik,aku lumat bibir Ai.Dan gak disangka,dia membalas lumatan bibirku.Aku melumat bibirnya dengan ganas.Dan Ai membalas lumatan bibirku dengan ganas pula.
Kini ai tak lagi meronta.Malah dia yang mendekap dan memelukku dengan erat.Kedua kakinya melingkar di pinggangku.
Sekitar 15 menit kemudian,tiba2 dekapan dan pelukan Ai semakin kuat.Kedua kakinya mengapit pinggangku dengan erat.Badan dia kejang sambil berteriak,a….h!!!.
Tampaknya ai mencapai orgasme.Orgsme pertama yang baru Ai nikmati.Sejenak aku menghentikan goyangan dan tusukan kontolku.Aku menekan pantatku kuat2.Membiarkan ai menikmati orgasmenya.Kami saling berpelukan dengan erat.Lalu tubuh ai lunglai.Kulihat Mata ai terpejam dan dia menggigit bibir bawahnya.
Tampak wajah ai bersimbah peluh.Kulihat wajahnya yang cantik dalam balutan jilbabnya.
Aku menggoyang lagi dan menaik turunkan tusukan kontolku.A….h,mmm….mmmhh,sssh…A….h,mulut ai mendesah dan merintih lagi.Matanya masih terpejam.Tampak dia sangat menikmati setiap tusukan kontolku.
Sambil terus memompa kontolku,aku menarik lepas jilbab ai dan melemparnya kebawah sofa.Kini tergerai lah rambut ai yang lurus hitam nan lebat sebahu.Lehernya yang putih tampak jenjang.Segera aku menjilatinya.Ai semakin merintih dan mendesah keenakan.Apa lagi pas kujilati telinganya dan aku semakin memompa kontolku,ai semakin merintih dan mendesah.A…h ah ah ah,ssrhh.Semakin aku memompa kontolku.Tiba2 ai mengejang lagi sambil memelukku dengan erat,dia berteriak a….h!!!Ai mendapatkan orgasme keduanya.Kubiarkan lagi ai menikmati orgasmenya.Badan kami bersimbah peluh.Tampak kening ai penuh dengan keringat.Kaos yang ku pakai pun sampai basah.Begitu pula gamis yang dipake ai.Maka ketika aku menggoyang kontolku lagi,aku melepas kaosku dan melemparnya kebawah.Aku juga menarik gamis ai semakin keatas.Dan seperti tak sadar,ai membantu melepaskan gamisnya.Kini ai hanya tinggal memakai beha saja.Warnanya hitam kontras dengan kulitnya yang putih.Aku menarik behanya keatas.Dan menyembullah kedua payudaranya yang membulat indah.Ukurannya lumayan sekitar 36D.Puting susunya berwarna pink kecoklatan.Urat2nya menghiasi sekitar putingnya.Sambil kupompa terus kontolku,kuremas2 payudaranya dan kupilin putingnya.Ai semakin mendesah dan berteriak2 keenakan.
Sayang,enak gak ngewe sama mas Eggy,a…h,enak ma…s.Jawab dia.Ai dah gak malu lagi dan gak sungkan ketika ditanya.Aku semakin cepat memompa kontolku hingga aku dan ai mendesah dan berteriak keenakan.Sesuatu terasa akan keluar dari kontolku.Maka aku semakin cepat dan kuat memompa kontolku keluar masuk memek ai.
Ah ah ah a….h,saya….ng!!!Aku berteriak dan se…r,crot,crot,crot,kontolku memuntahkan laharnya dalam memek ai.Disusul dengan teriakan ai dan dekapan erat dia.Kami orgasme hampir bersamaan.Badanku lemas dan ambruk diatas tubuh ai.Kami berpelukan dengan erat menikmati sisa2 orgasme kami.
Tiba2 hp ku berbunyi diatas meja.
Langsung aku meloncat dan menyambar hp ku dari meja.Hallo,assalamualaikum.Ternyata dari Nafisah istriku.Sambil mengatur nafas kujawab salamnya.Waalaikum salam,masih dimana mi?Tanyaku seperti orang habis lari aja.Umi masih belanja bi.Kayaknya masih lama neh ibu belanjanya.Oh ya durennya gak ada,gimana kalo umi beliin lengkeng aja?Ya udah mi terserah umi aja.Kalo masih lama,abi mau ke rumah Pak Ridwan.Sekalian rumah abi kunci.Azka gak ikut maen sama Andri di rumah Ai.Kataku berbohong.Ya udah,umi jadi tenang kalo gitu.Tau sendiri ibu kalo belanja.Nanti kalo pulang telpon abi dulu takutnya masih di rumah Pak Ridwan.Udah yg tenang aja umi nganter ibu belanja.Ya udah bi,assalamualaikum.Setelah kujawab salamnya,kututup telponnya.
Ups,hampir hampi…r,untung aja.Batinku.Ketika kulihat ke sofa,wajah Ai pucat pasi.Badan dia tampak bergetar.Mungkin karena ketakutan dan tersadar atas yang kami lakukan.
Kuhampiri dia dan duduk samping dia.Tiba2 dia bangkit dan,plak plak plak,aku ditampar dia.Kemudian dia menangis keras.Kamu jahat mas,kamu tega merusak teman istrimu kata Ai sambil terus memukuli badanku.
Kubiarkan dia puas dulu.Lalu kupegang tangannya dan kutarik supaya duduk disampingku.
Kupeluk dia sambil kuelus rambutnya.Maafin mas Eggy Ai.Mas Eggy bener2 khilaf.Kamu jahat mas.Padahal dah kuanggap kakak sendiri kata ai sambil terus menangis.
Aku terus berusaha menenangkan dia dan merayunya supaya diam.Kusandarkan kepala Ai di dadaku.Sudahlah Ai,mas Eggy bener2 khilaf dan minta maaf.Tadi mas Eggy keraksukan melihat kamu tertidur di sofa.Beneran,ini yang terakhir Ai,mas Eggy bener2 menyesal.Rayuku.
Akhirnya setelah dengan berbagai macam cara,Ai diam juga.Tapi dia masih sesenggukan.
Gimana kalo teh Nafisah tau mas?Kata Ai.Sudah lah ai,mas Eggy jamin dia gak bakalan tau.Mas Eggy siap tanggung jawab kalo ada apa2.Aku mencoba menenangkan.
Walau masih sesenggukan,tangis Ai dah reda.Sambil kupeluk dan kubelai rambutnya,sesekali aku mencium keningnya.Ai,sebenarnya mas Eggy sangat menyukaimu.Semenjak kamu dan Nafisah akrab dan sering kesini,mas dah menaruh hati padamu Ai.
Ai cuman diam saja.Apa lagi pas aku dengar ceritamu kalo kamu gak pernah bahagia,mas pengen banget bisa bahagiain kamu.Hingga pas tadi kamu ketiduran di sofa,entah syetan mana yang meraksuki mas Eggy.
Kamu juga sayang kan sama mas eggy?Ai cuman diam saja.
Sambil kubelai rambutnya dan kukecup keningnya,aku mengelus dan meraba payudara Ai.Terkadang kumainkan puting susunya.Kamu bahagia kan tadi sama mas Eggy sayang?Aku merayunya.Ai cuman diam saja.
Gimana kalo teh Nafisah tau mas?Kata Ai.Mas Eggy jamin,beneran dia gak bakal tau.Lagian dia lagi sibuk belanja sama ibu sayang.Tenang aja kalo ada apa2,mas eggy bakal tanggung jawab.Aku meyakinkan.
Tampaknya gak ada pilihan lain buat Ai.Toh semua dah terjadi.Lagian dia juga tadi begitu menikmatinya.
Aku mulai meraba dan mengelus2 lagi bagian sensitif tubuh ai.Kuremas dan kuusap payudaranya.Lalu kuelus dengan lembut paha mulus ai.Kini ai mulai meresapi dan mulai terhanyut.Apa lagi pas kukenyot puting susunya.Ma…s,jangan ma…s!!!Kata Ai sambil mengatur nafasnya yang mulai gak teratur.Ai gak pernah diginiin mas sama suami ai.Jawabnya.Bodoh banget batinku.Dasar bandot tua.Aku ketawa dalam hati.
Lalu kubaringkan Ai diatas karpet.Kuusap dan kujilati leher jenjang ai.Aku gak berani mencupangnya karena takut nanti suami ai tahu.Bisa bahaya.Hanya payudaranya yang kucupang habis.Karena kata ai,suaminya gak pernah meraba payudaranya.Bahkan kalo maen,cukup tarik rok keatas copot Cd,lalu tancap.Itu pun hanya sebentar.Pantes aja ai gak pernah bahagia.
Lalu ku usap gundukan lebat di pangkal paha ai.Ma…s,a….h!!!Ai mendsah.
Kujilati betis ai terus naik ke pahanya.Ai tampak meresapi dan menikmati setiap apa yang kulakukan.
Lalu kubuka dan kurenggangkan kedua paha ai.Dan tampaklah lobang memeknya memerah bekas kupakai dan masih terdapat sisa2 hubungan kami.
Kemudian mulutku hinggap di memeknya.Tercium bau peju.Tapi gak kuhiraukan.Ma…s,janga…n,nanti kamu jijik kata ai dengan nafas berat.Tenang aja sayang,mas eggy gak bakal jijik.Kamu juga nanti bakal dapat sesuatu yang lain.Jawabku.
Lalu dengan rakus,aku mulai melumat dan menjilati memek ai.Ai semakin mendesah dan merintih keenakan.Mungkin ini hal pertama kali seumur hidupnya.Tangan ai meremas2 rambutku.Dan ketika kusedot dan kumainkan itilnya,tiba2 ai menjerit,ma….s!!!Kedua pahanya menjepit kuat kepalaku.Tampaknya dia orgasme.Dari memeknya keluar cairan berbau khas dan langsung kulumat dan kujilat sampe habis.Lalu aku membimbing tangan ai dan menaruhnya di kontolku.Ai tampak kaget pas memegang kontolku.Kenapa sayang?Tanyaku.Punya mas gede banget jawabnya.Tenang aja sayang,mas eggy akan buat kamu bahagia dengan punya mas yang gede ini.
Aku belum berani menyuruh ai mengemut kontolku.Karena takut mengurangi mood dia sebab dia belum pernah melakukannya.
Kuambil bantal dan kuganjalkan dipantat ai.Kubuka lebar kedua pahanya.Sayang,memekmu sempit banget.Kataku.Aku lahiran cessar mas.Jawab ai.Pantes aja memeknya masih sempit.Lagian kontol suaminya kan kecil.
Lalu aku mulai bersiap.Aku berjongkok diantara kedua pahanya.Kutaruh kontolku tepat dilobang memeknya.Aku mulai menggesek2 kontolku di mulut memeknya.Mata ai merem melek mendapat perlakuan itu.

——-

MEYDA DAN OKI

Season I
Kenalkan namaku adalah Suparno, jabatanku sekarang adalah supir…, hehehe.. kalo supir bukan jabatan kali ya…, ya sekarang telah dua tahun menjadi supir pribadi dari Meyda Sefira. Sebenarnya waktu di kampung dulu aku adalah seorang dukun. Tapi karena kampungku terkena musibah banjir bandang maka aku pun mencari nafkah lain.
Malam itu selepas acara peluncuran film KCB II, aku mengantar Meyda Sefira pulang ke apartemennya. Meyda Sefira tampak cantik dalam balutan jilbab merah dan kaos merahnya. Ya Meyda Sefira memang tampak sekali keanggunannya, apalagi di usianya yang baru 21 tahun (20 Mei 1988).
“Emmhh cape banget nih mang…!!, kita sekarang langsung pulang saja ya.. sudah ingin istirahat nih…” sahut Meyda kepadaku.
“Baik non…”, sahutku sambil melihat ke belakang lewat spion. “Cantik sekali Meyda, coba dia mau jadi istriku…”, kataku dalam hati. Memang aku sangat menyukai Meyda Sefira selain cantik dia juga selalu baik hati. “Emmhh, kayanya malam ini, malam yang tepat untuk menggunakan gundamku untuk memiliki Meyda”. Kataku dalam hati lagi.

Sepanjang perjalanan aku sering melirik kebelakang memuji kesintalan tubuh dari Meyda yang begitu sempurna dan sambil melafalkan gundamku yang akan ku pergunakan buat Meyda. Meyda sendiri tidak mengetahuinya, dia tampak capek dan sambil melihat ke jalanan.
Akhirnya kami memasuki apartemennya, “Mang, nanti ke atas ya…, aku ada sedikit rezeki buat abang…”. setelah itu Meyda turun dari mobil dan langsung naik ke lantai 11 tempat apartemennya.
Kemudian aku menyusul ke apartemennya, setelah dipersilahkan masuk oleh Meyda akupun duduk di sofa. “Ini, Mang…, aku punya baju buat Mamang, sama sedikit uang…”, kata Meyda sambil menyerahkan satu kantong kertas dan amplop kepadaku. Kesempatan nih dapat menjabat tangan dan mempergunakan gundamku.
“Aduh, terima kasih banyak Non, atas pemberiannya “, sambil menjabat tangan Meyda yang halus dan mempergunakan gundamku. “Ayo, sekarang mintalah sesuatu kepadaku, Meyda supaya biar gundamku bekerja dengan baik”. Kataku dalam hati.
“ Mang, Mamang bisa pijat aku ngak…!!, pundakku pegel-pegel nih…”, kata Meyda, tapi dia sendiri tidak mengerti mengapa dia mau buat di pijit ma diriku.
“Bisa, non…!!, silahkan non duduk…”, aku mulai memijitnya, di pundaknya tercium oleh diriku wangi tubuh dari Meyda yang cantik ini, menambah naik libido diriku. “sekarang, Meyda akan menjadi miliku”, aku pun mulai melafalkan gundamku yang terakhir untuk dapat memiliki Meyda. Sambil terus memijit pundaknya…, tangan ku mulai beraksi di belakang jilbabnya sambil terus memijitnya.
“Emmhh, terus Mang.., enak sekali pijitan mu..”, kata Meyda sambil matanya terpejam.
“Kamu cantik Meyda sayang …!!” , kataku sambil terus memijit, tanganku mulai meremas buah dadanya. Meyda tampak kaget tapi dia tidak dapat berbuat banyak. Membiarkan diriku meremas-remas bongkahan dada sang Artis berjilbab.
“Tubuh kamu wangi sekali Meyda….!!!”, tangan ku mulai masuk lewat sebelah atas kaos merahnya…, ku gerayangi dan ku remas payudara.
“Emmhh.., Mamang… Enak…”, kata Meyda yang sudah berada dalam pengaruh gundamku.
“Meyda, sudah pernah melihat kontol”, kataku sambil setengah berbisik di telinganya. Meyda tampak kaget mendengarnya. Tapi dirinya tampak sudah termakan hipnotis. Meski wajahnya memerah dia hanya menggelengkan kepala.
“Meyda, mau melihat kontolku…!!, kamu akan menyukainya sayang…!!” kataku selanjutnya. Meyda tampak mengangguk dan wajahnya memerah karena malu. “Sekarang, Meyda buka celanaku, dan kolorku…”, perintahku pada Meyda.
Meyda tampak patuh dia mulai bersimpuh didepan ku dan mepelorotkan celana dan celana dalamku. Tiba-tiba penisku menyembul dan memang penisku sudah mulai keras dari tadi. Meyda tampak kaget, karena penis hitamku yang telah tegak ada di depan mukanya.
“Sekarang, raih kontolku, Meyda sayang…, kamu belai, ciumin dan jilatin kontolku”, perintahku selanjutnya pada Meyda. Meyda yang tampak ragu tapi sudah mulai dalam pengaruh gundam. Mulai melaksakan perintahku. Mula-mula tangannya mengocok penisku. Bibirnya yang tipis mendekati penisku. Dia mulai mencium ujung penis ku. Meyda tampak belum biasa terhadap bau tak sedap penisku.
“Ayo Meyda…, jilat dan kulum kontolku…”, perintahku pada Meyda, yang di lanjutkan dengan anggukan dari Meyda. Meyda mulai menjilati penisku. Mulai dari ujung penis sampai ke pelirku. Sekarang Meyda sudah mulai terbiasa dengan bau tak sedap dari penisku.
“Ah…, ya begitu Meyda sayang…, terus jilatan mu enak sekali…, sekarang mulai masukan kontolku ke mulutmu dan jangan di gigit”, kataku sambil memegangi jilbab merah milik sang artis. Meyda melanjutkan mengulum penisku.
“sruupp….,ahh… enak sekali…. sruupp”, Meyda tampak menikmati oral pertamanya. Meski agak sedikit canggung.
“Ahh…. Bagus enak sekali Meyda…..”, kataku sambil menjambak jilbab yang di kenakannya. “ Ahh… kamu cepat belajar….seponganmu enak sekali… , kamu menyukainya sayang“, tanyaku kepada artis berjilbab itu.
Meyda mengangguk dan sambil terus mengulum penisku…., aku menggerakan pantatku seolah sedang melakukan penetrasi. Meyda tampak kelabakan, karena jilbabnya di jambak dan aku memaju mundurkan pantatku. Sampai mentok wajah Meyda di selangkanganku. Tampaknya penisku sampai di rongga kerongkongannya…, meyda tampak pucat. Aku menarik lagi jilbabnya. Kemudian aku hentakkan kembali. Aku senggamai mulut sang artis berjilbab itu.
“srrruuuuppp…. Aacchh”, Meyda yang mulai terbiasa, dan malah menikmati oral pertamanya. Meyda terus melakukan emutan di penisku.
“Ahh… Meyda sayang, enak sekali seponganmu…, aku sebentar lagi keluar…, kamu harus meminum semua pejuku….” Kataku kepada Meyda. Disertai anggukan Meyda yang terus melakukan oral terhadap penisku.
“Acckkhhh….keluar sayang…., minum pejuku…..”, Meyda hampir tersedak ketika pejuku meluncur dengan deras dan banyak. Tapi sang artis tampak rakus meminum semua pejuku. Ada sedikit yang tertumpah di jilbab merah sang artis. Meyda mulai menjilati sisa peju yang masih menempel di penisku.
“Acchh … ya begitu sayang…., kamu telah meminum pejuku…., sekarang kamu adalah milikku…, Meyda kamu adalah budak diriku, budak nafsu diriku….”, memang yang telah terkena gundam dan meminum pejuku maka wanita itu akan menjadi budak setiaku.
“sekarang Meyda harus mulai berikrar kepadaku, untuk menjadi budakku…” perintahku pada Meyda. Seperti seorang budak yang patuh terhadap tuannya. Meyda mulai berikrar di depan ku.
“Saya…., Meyda Sefira mulai detik ini akan menjadi budak tuan…, budak yang patuh terhadap perintah tuan, semua lubang yang ada di tubuhku boleh dimasuki oleh kontol tuan…”, kata meyda sefira.
“Emmhh … Lubang apa aja yang ditubuhmu Meyda…..” tanyaku kepada meyda.
“Mulut, Vagina dan Dubur saya tuan….”, Jawab Meyda. Yang sudah tampak horny.
“Mulut, Memek sama Bool…, begitu ngucapnya…, dan kamu bersedia jadi lonteku…, dan melayani orang-orang yang aku suruh untuk menikmati tubuh mu dan kamu harus bersedia di gambang oleh banyak laki-laki yang aku perintahkan”, kataku yang langsung masuk sebagai perintah kepada sang artis berjilbab itu.
“Iya, Mulut, Memek dan Boolku boleh di masuki oleh kontol tuan, dan Meyda bersedia untuk menjadi lonte tuan, dan Meyda bersedia untuk di gambang tuan…., tubuh Meyda seutuhnya milik tuan”, begitulah Meyda yang sudah 100% dalam pengaruhku. Meyda Sefira yang cantik, berjilbab, anggun akan segera berubah menjadi wanita binal.
“Bagus…. Sekarang kamu memohon kepada diriku, supaya aku mau ngentot sama lonte kaya kamu…”, perintahku kepada Meyda.
“Tuan…., maukah tuan memakai tubuhku, memekku masih perawan tuan, belum pernah di masukin sama kontol… Tuan…., Meyda ingin tuan mengambil keperawananku…, ngentot memek Meyda yang belum pernah di jamah kontol…., silahkan Tuan…”, jawab artis berjilbab itu manja. Sambil tangannya terus mengocokin penisku yang mulai tegak lagi.
“Sekarang kamu lonteku, buka semua bajumu dan celanamu… kamu telanjang…. Dan sisakan jilbab yang kamu pakai….”, perintahku kepada Meyda.
Meyda mulai membuka semua bajunya…., sehingga yang tersisa hanya jilbab. Payudara sang artis terlihat tampak montok meskipun tidak terlalu besar tapi sangat menggairahkan, vagina sang artis berjilbab tampak terawat dengan bulu-bulu tipis di sekitar vaginanya. Meyda sekarang sudah tanpa busana kecuali jilbab yang dikenakannya.
“Mendekatlah kemari lonteku…..”, perintahku kepada meyda.
Meyda mulai mendekatiku….., ku remas-remas bongkahan payudaranya…. Dan aku pun mulai menyusu pada payudara sang artis berjilbab tersebut.
“Emmhhh, tubuhmu wangi sayang…., kamu pantas buat di entot sama aku”, kata-kata ku meluncur. Sambil terus menete pada payudara sang artis berjilbab. Sementara tanganku mulai memasuki selangkangan Meyda dan mulai memasuki vagina sang gadis berjilbab sambil mencari klitoris Meyda Sefira.
“EEmmhhh……”, Meyda tampak melenguh ketika klitoris nya mulai ketemu oleh aku. Aku mulai memainkan klitoris Meyda sang artis berjilbab. Semakin lama vagina sang artis makin basah tubuh Meyda tampak melemah, dia mulai terjatuh di atas sofa.
“Ahhh….. enakk……. Tuan….. “, Meyda tampak menikmatinya. Aku mulai mendekatkan bibirku di vagina sang artis. “Emmhhh…. Wangi sekali memek kamu sayang……”, kataku sambil terus menjilat vagina sang artis berjilbab tersebut. Lidahku bermain liar di vaginanya. Kadang sambil aku masukan dua jariku kedalam vagina sang artis tersebut.

Meyda makin menggelinjang, dan kakinya menjepit kepalaku…, tangannya menekan kepalaku ke selangkangannya. Seolah tidak mau berhenti untuk terus di jilat vagina sang artis berjilbab tersebut dan diriku pun semakin liar menjilat, dan menyedot vagina sang artis berjilbab tersebut.
“srruuppp….. sruuuppppp…..”, terus aku menjilati vagina Meyda.
“Acckkkhhh…… Meyda pengen pipis……, Ackkhhhh enak….. ooohhh….”, ucap Meyda, yang tidak ku hiraukan ucapan Meyda. Aku terus menyedot liang vagina sang artis berjilbab tersebut.

Dan akhirnya “acckkkkhhhhh………. Enak…… nikmat…….”, cairan cinta Meyda yang sudah teransang berat keluar…., dan memenuhi mukaku….
“Ackkhhh Meyda…. Memek kamu enak sekali…., kamu memang lonte yang ingin di entot…”, sekarang penisku sudah mendekati lubang vagina sang artis berjilbab, yang sudah kelelahan setelah orgasme pertamanya.
“Sekarang…. Nikmatilah kontolku ini lonteku….”, penisku ku gesek kan diatas vagina meyda… “emmhhh….”, meyda tampak sayu dan sendu, sedangkan diriku sudah ingin memerawani vagina sang artis berjilbab…
Penetrasi pertama aku meleset, penisku tidak masuk ke vagina meyda, aku terus berusaha…., kubuka lebar vagina Meyda dan ku dorongkan penisku… setengah kepala penisku sekarang sudah masuk di dalam Vagina Meyda…. Sulit sekali memang….

“AAccckkhh….. sakit……!!!”, Meyda tampak meringis ketika setengah penisku sudah masuk ke dalam Vaginany…. “Acckkhhh…… Ampun ….. sakit sekali….Sudah… sudah…ammpunn tuuaann!!!”, Meyda mulai menangis.. menahan perih dan ngilu di vaginanya.
“Diam kamu lonte….., kamu yang minta di entot sama aku, sekarang kamu rasakan kontolku”, dengan kasar aku sentakan penisku sekuat-kuatnya ke dalam vagina Meyda…. dan amblas semua penisku ke dalam vagina Meyda. “Accckkkkkhhhh…….. Ammmpppuuunn”, Meyda berteriak, kepalanya terdongak kebelakang, tangannya meremas sofa menahan ngilu bahwa vaginanya telah dimasuki penis miliku.
Namun aku seperti orang kesetanan, aku genjot tubuh Meyda yang sedang menahan sakit itu, sampai Meyda meringis, kepalanya membanting-banting ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas-remas sofa. “Acckkkhhh…… perih…. Ssaakkiitt…. Oooohhh….. ammppuunnn tuann….”, Meyda terus berteriak.
“Bukan kah , ini yang kau mau Meyda Lonteku sayang….???”, Kataku sambil berhenti sejenak menggenjot vagina sang artis berjilbab.
Dengan lembut aku mencium kening, hidung, pipi dan sambil menghembuskan nafasku mencium telinga Meyda yang membuat gairah dalam tubuhnya kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus di tubuhku berdiri.
“Bibir Meyda indah..” itu yang terdengar sebelum oleh Meyda sebelum diriku melumat kedua belah bibir sensualnya, Meyda tampak menikmat sekali rasanya dicumbui
Lalu aku mulai menggerakan pantatku dan mulai mengobok-obok isi liang vagina Meyda.
“Ohh.. Meyda.. nikmat sekali.. Kau.. kau.. begitu rapat..” kataku terus mengocok vagina Meyda maju dan mundur dan Meydapun semakin menikmatinya, hilang rasanya rasa pedih dan sakit tadi terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulut Meyda mulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan.
“Akhh.. Tuan.. Aduuh.. ohh..” lama aku memacu birahinya dan Meydapun mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya tubuh Meyda mengejang dan sambil memeluk erat tubuhku kembali menyemprotkan cairan yang meledak dari dalam rahim Meyda, Meydapun orgasme untuk yang kedua. Untuk beberapa saatku menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Meyda sambil melumat bibirnya. Meyda benar-benar menikmati orgasme yang kedua ini, matanya terpejam sambil melingkarkan kedua kakinya kepadaku. Sementara jilbab Meyda sudah tampak tak karuan. Kulepaskan penisku dari vaginanya. Tampak darah segar keluar dari vagina sang artis berjilbab itu.
“Bagaimana kamu masih mau lagi sayang…???”, tanyaku kepada Meyda dan dia yang telah diliputi oleh nafsu birahi hanya mengangguk.
Kini kuperintahkan Meyda menaiki penisku. Tidak terlalu sulit penisku memasuki vagina itu karena sudah basah dan licin. Erangan Meyda turut mengiringi proses penetrasi itu hingga akhirnya penisku itu tertancap seluruhnya.
“Mmhhh…enak Meyda, memekmu legit sekali !” gumamku merasakan himpitan dinding vagina Meyda terhadap penisku.
Tanpa menghiraukan ocehanku, Meyda mulai menggoyangkan tubuhnya naik-turun. Sesekali ia meliukkan pinggulnya sehingga aku merasa penisnya seperti dipelintir. Secara refleks tangannya yang saling genggam dengan tanganku itu membimbingnya ke salah satu payudaranya seolah meminta meremasinya. Aku mulai memainkan payudara Meyda dan tangan satunya menelusuri tubuh yang molek milik Meyda Sefira, merasakan kulitnya yang halus dan lekuk tubuhnya yang indah. Meyda sudah semakin hanyut dalam persetubuhan.
“Yah…terus Meyda, enak…terushh !” desahku itu seiring genjotan Meyda yang semakin liar karena semakin dikuasai birahi. Dari bawah diriku juga ikut menggerakkan pinggul, sehingga tumbukkan diriku dan Meyda saling berlawanan arah dan menyebabkan penis itu menusuk lebih dalam. Meyda tidak menghiraukan yang lain lagi selain birahinya yang menuntut pemuasan.
“Gimana Meyda ? Enak ga kontol saya ?” tanya diriku yang telah menaklukkan seorang gadis berjilbab.
“Aahh…ahhh…enak Tuaann…terus…goyang terus Tuaann!” erang Meyda.
Tidak sampai lima menit setelah itu, Meyda mulai sampai ke puncak, otot-otot vaginanya berkontraksi dengan cepat dan makin basah. Dia menambah kecepatan goyangannya sehingga aku juga makin mendesah.
“Oohhh !” Meyda menggelinjang dahsyat di atas tubuhku.
Selama beberapa saat tubuhnya menegang tak terkendali, dinding vaginanya makin meremasi penisku yang masih perkasa meski Meyda sudah untuk ketiga kalinya orgasme.
“Meyda masih mau kan?” tanyaku dekat telinganya, “mau kan lonte, jawab dong!” tanyanya lagi, kali ini sambil meremas payudaranya.
“Iya…hhhsshh…mau Tuuaann mau!” karena tak kuat menahan keinginan untuk orgasme untuk yang kesekian kalinya, Meyda menjawab terengah-engah.
Kembaliku menjejali vagina Meyda dengan penisku yang masih tegak dan keras. Sambil bepegangan pada pinggang ramping Meyda akupun terus menyodok-nyodokan penisnya. Sentakan-sentakan kuat itu menyebabkan tubuh Meyda ikut bergoncang-goncang, diatas sofa tempat tangan meyda menahan sodokanku, Desahan-desahan nikmat keluar dari mulutnya, matanya setengah terpejam. Tanganku merambat ke atas hingga menjambak jilbab merahnya. Meyda semakin tak sanggup menahan gelombang birahinya, ia semakin melenguh-lenguh dan nafasnya semakin memburu, sebentar lagi puncak kenikmatan itu akan dicapainya. Namun pada saat Meyda akan orgasme aku menghentikan genjotan, aku memang sedang mempermainkan birahi sang artis berjilbab ini.
Meyda terpaksa menggerakkan sendiri pinggulnya agar tetap bergesekan dengan penis diriku.
. “Oohh…ayo Ttuuaann, puasin saya…saya…saya gak tahan lagi…mmhh!” Meyda akhirnya memohon supaya diantar ke puncak kenikmatan oleh diriku.memang Meyda sudah tak sanggup lagi menahan keinginan untuk orgasme.
Tubuh Meyda tersentak-sentak dan makin terdesak ke sofa, payudaranya yang montok itu kini tertekan pada sofa. Desahan Meyda semakin menjadi ketika gelombang orgasme itu kembali menerpanya, tubuhnya menggelinjang dahsyat seakan melepaskan segala nikmat yang tadi tertunda. Akhirnya Meyda mendesah panjang dan seluruh otot-otot tubuhnya mengejang, yang datang kali ini adalah multiorgasme sehingga tubuhnya berkelejotan tak terkendali, sungguh luar biasa seperti melayang ke surga saja rasanya, dari pengalaman seks selama dua tahun dengan kekasihnya saja. Matanya merem-melek dan pandangannya seperti berkunang-kunang selama terhempas gelombang orgasme itu, sensasi itu berlangsung selama 2-3 menit lamanya hingga akhirnya tubuhnya melemas seperti tak bertulang, dan tubuh Meyda pun ambruk sofa.
Saat itu aku belum mencapai klimaks, aku melanjutkan hujaman-hujamannya terhadap liang vagina gadis itu. Lima menit kemudian barulah penisku menumpahkan lahar panas di dalam vagina Meyda.
“Uuggghh…asyiknya…. Eemmhhh nikmat!” lenguh diriku sambil menekan dalam-dalam penis yang menyemburkan sperma.
Penisku masih menyodok vaginanya namun kecepatannya kian menurun. Di paha dalam Meyda nampak cairan kewanitaannya yang bercampur dengan sperma pria itu meleleh keluar dari selangkangannya. Setelah genjotan aku berhenti, aku mendekap tubuh gadis itu. Dipeluk tubuh Meyda dengan penis masih menancap di vaginanya walau sudah mulai kendor karena mulai menyusut. Aku memeluknya sambil memijat pelan payudaranya. Meyda merasakan betapa banyak cairan orgasme yang keluar dan spermaku yang tertumpah di dalam sana hingga sebagian meleleh keluar dan terasa basah. Perlahan-lahan penisku mulai melembek dan akhirnya keluar dari vagina Meyda.
Aku tersenyum puas setelah selesai menyetubuhi tubuh cantik Meyda Sefira. dan Meyda pun mulai tertidur diatas sofa. Sementara aku mengambil sebatang rokok sambil kembali melafalkan gundamku. Karena mulai sekarang Meyda sudah dalam pengaruhku dan akan menuruti semua keinginanku.

Meyda Sefira On The Villa (Meyda Gangbang)
Sudah hampir dua minggu semenjak gundamku lontarkan kepada Meyda Sefira, dikeseharian Meyda tetap disibukan dengan jadwal-jadwal syuting dan promosi. Meski di tengah kesibukannya Meyda tetap harus melayani nafsuku, semakin hari Meyda menjadi lebih lihai dalam melakukan persetubuhan baik sex kilat maupun di apartemennya. Di kesehariannya Meyda tetap tampak bersahaja dan anggun dengan Jilbab yang selalu menutupi kepalanya, tetapi diluar itu Meyda sudah menjadi semakin binal.
Malam sudah menunjukan jam 9 lewat, scene shooting hari itu sudah selesai, “Mang, kita pulang yu..”, kata Meyda mengajakku untuk segera pergi. Sekarang Meyda tidak pernah duduk di kursi belakang lagi, atas perintahku sekarang Meyda selalu duduk disampingku dengan begitu aku bisa mengerayangi tubuh Meyda yang sintal di balik baju dan kerudungnya itu.
Mobi pun mulai meluncur, tetapi arahnya ku rubah bukan menuju ke apartemen, melainkan kearah puncak, tak lama kemudian mobil yang sedangku kendarai berhenti karena lampu perempatan jalan berwarna merah, perempatan yang sepi aku mengeluarkan penis kesayanganku, kemudian tanganku meremas payudara Meyda yang tertutup bajunya dengan lembut. “Emmhhh…..”, meyda bergumam ketika toketnya ku remas-remas.
Lampu jalan telah menunjukan warna hijau. Mobil yang ku kendarai juga ikut meluncur seiring “Sepong kontol ku Meyda…., sekalian bersihin dulu tadi aku sudah kencing belum di bersihkan!!”, tangan meyda langsung meraih batang penisku, “Tuan pengen di sepong..??, Meyda sepong ya….”, dengan nada bicara yang genit dan manja Meyda mendekatkan kepalanya ke kontolku. Meyda langsung menjilati penisku terutama liang kencingku dimainkan dengan lidahnya kemudian Meyda memasukan batang penisku ke dalam mulutnya. Bibir Meyda sampai mentok ke selangkangan ku. Meyda memaju mundurkan kepalanya, dia terus nengulum penisku yang semakin membesar.
“Ahh, kamu hebat Meyda…., kamu tambah pintar nyepong…”, kataku sambil aku terus mengendarai mobil.
“srrrruuuppp….. srruuuppp….. enak sekali kontol Tuan….”, ucap Meyda sambil meneruskan kembali mengulum penisku batangku disedot sedot dalam mulutnya. dengan sangat rakusnya Meyda terus melakukan kuluman demi kuluman, kuluman yang rakus dan buas, hampir selama 7 menit Meyda terus mengulum penisku dan aku pun sudah ingin mengeluarkan pejuku.

“Oooooooh .. bentaaaar aaaaaaaaaaaaaaaaah .. maaaaaaaaaaaauuuu aaaaaaaaaaaaaaaaah Sekaaaraaaaaaaaaaaaaanggg aaaaaaaaaaaaaaaaaah “ aku tidak kuat lagi, beberapa menit kemudian memuntahkan lahar putih ke tenggorokan Meyda.
“Croooooooooot … croooooooooooooooot .. crooooooooooooot .. croooooooooot “
Isi dalam mulut Meyda penuh dengan pejuku, ditelannya spermaku itu dalam2 dan ditariknya penisku serta dikocok logi, muncratan spermaku sampai berlepotan di wajah Meyda Sefira dan sebagian mengenai jilbabnya.
“Emmhh gurih sekali peju Tuan….”, kata Meyda manja. “Tuan Kita akan kemana….????”, Tanya Meyda kepadaku ketika dia mengetahui tujuanku bukanlah ke Apartemennya. “Kita menuju villa Mr. Robert di puncak”, kataku pendek.
“Emmhh….. Tuan akan ngentot Meyda disana…???”, Tanya Meyda manja. “Bukan kamu dah aku jual buat memuaskan nafsu bule-bule tamunya Mr. Robert. Mungkin nanti kamu akan di gambang oleh bule-bule itu…. Kamu maukan…???”, jawabku kepada Meyda.
Meyda terdiam, tapi kemudian dia tersenyum “Tubuhku ini milik tuan…, Meyda bersedia di jual dan menjadi lonte tuan…, selama tuan menyukainya….”.
Jam sepuluh malam mobil yang ku bawa memasuki sebuah villa, ya villa Mr. Robert. Mr. Robert adalah seorang pengusaha asing, dulu dia pernah aku bantu waktu dia mau membuka pabrik baru di kawasan Semarang. Ya biasa membantu dengan menggunakan ilmuku supaya masyarakat disitu mau menjual tanahnya kepada Mr. Robert dan Mr. Robert pun sudah fasih berbahasa Indonesia karena memang sudah lama dia menetap di Indonesia.
Didepan beranda Villa Mr. Robert sudah menunggu, “Sorry Mr. Robert, saya telat…”, sapaku kepada Mr.Robert, sementara Meyda Sefira kusuruh menunggu di mobil. “Ngak apa-apa, well perempuan itu yang akan melayani tamu-tamuku…? bukankah dia aktris yang kau janjikan…?”, Tanya Mr. Robert sambil melirik ke arah mobil.
“Iya tuan, dia yang main di film Ketika Cinta Bertasbih….”, jawabku. “But bukankah dia wearing a hijab…??, kamu yakin dia bisa dipakai….??” Tanyanya lagi, “ Tenang Mister, dia 100% bisa dipakai dan saya yakin dia bisa melayani kemauan tamu-tamu tuan, meski dia pakai jilbab…, oh iya Mister sekarang dia udah ngak pake BH ama cangcut…, tapi kalo make dia harganya cukup tinggi… dan satu lagi Mister ketika memakai dia jangan di buka jilbabnya…” sambungku kemudian. “Ok…, No problem…. Segini cukup….???”, Mr. Robert sambil mengeluarkan sebuah cek yang bertulis seratus lima puluh juta rupiah. “Wah, lebih dari cukup tuan….!!”, kemudian aku memanggil Meyda untuk menghampiri kami berdua.
“Kenalkan ini Mr. Robert…, untuk malam ini kamu akan disini dan melayani kemauan Mr. Robert….!!!”, kataku kepada Meyda, “So who’s your name ladies…??”, Tanya Mr. Robert ke Meyda. “I’m Meyda, Meyda Sefira ….” Jawab Meyda, “come here girl…!!”, Meyda mendekati Mr. Robert tiba-tiba tangan Mr. Robert kemudian memegang pantat Meyda “You have a nice ass… I love it…”, dan tak lama setelah itu Mr. Robert memegang payudara Meyda “You not wearing a bra huh…???”, sambil meremas-remas Payudara Meyda. “Acchhhh…. No Sir.., I not wearing a bra…!!!” Meyda melenguh… ketika payudaranya di remas oleh Mr. Robert, “You have scented body…, ,Are you ready to fuck with my guests, Meyda..??”,kata Mr. Robert sambil berbisik di telinga Meyda dan tangannya Mr. Robert menyelusup ke arah selangkangan . “Acchhh, I ready to have sex, with your guest….Acchh…”, jawab Meyda. “Nice girl…, Come with me….”, kata Mr. Robert sambil merangkul Meyda dan mengajak dia masuk ke dalam Villa, sementara aku di tinggal diluar.
Setelah Meyda dan Mr. Robert memasuki Villa, aku kembali ke mobil, dan keluar dari villa itu meninggalkan Meyda sampai dengan besok pagi di Villa Mr. Robert. Sementara itu setelah Meyda memasuki villa, diruang tengah ternyata teman-teman Mr. Robert sedang mengobrol sambil meminum wine. “Well Guys, this a girl who had I promised to fuck and remember don’t put her hijab”, kata Mr. Robert. John yang paling dekat kemudian mendekati Meyda, “you so beautiful girl…., what your name young lady….??”, tanyanya. “My Name’s Meyda, Sir and I ready to serve you..”, jawab Meyda dengan sedikit genit. Sementara Mr. Robert pergi mengambil handycam.
“Before, you serve us, better you drink this…”, kata Michel sambil memberikan wine yang sudah dicampur dengan obat peransang kepada Meyda dan itu bukan obat peransang biasa orang yang meminumnya selain mudah teransang dan kuat untuk melakukan hubungan intim semalaman. Kemudian Meyda meminum wine tersebut. “dwelt among us please…!!!”, John menarik Meyda supaya dia duduk disofa diantara mereka berempat. Tubuh Meyda tiba-tiba menjadi panas, puting payudaranya menjadi mengeras dan vaginanya sedikit basah.
“You are so pretty, and your body very fragrant….”, ucap Morris sambil menciumi leher. “Are You ready for love….”, kata john yang duduk disebelah Meyda sambil tangannya meremasi payudara Meyda.”Aaaacchhh…., I ready sir….pleasse….”, jawab Meyda yang mulai horny berat.
“So, please you choose which one of dick will you suck first”, kata Jim sambil mengeluarkan penisnya dan yang lainnya pun berdiri mengelilingi Meyda yang sekarang duduk di atas karpet sambil penis mereka dikeluarkan. Sementara Robert yang telah mengambil handycam mulai merekamnya.
Meyda Sefira pun sekarang di kelilingi oleh penis-penis yang mulai keras. Mata Meyda tampak berbinar dikelilingi penis tersebut dan tangan kirinya meraih penis Morris, sementara tangan kanannya meraih penis Jim. Meyda mulai mengocok penis-penis tersebut dan sambil mengulum penis-penis tersebut. Meyda tampak rakus dalam mengulum penis. “mmmmmmmmmm …. mmmmmmmmm … “ suara yang keluar dari mulut Meyda Sefira ketika penis-penisitu bergantian masuk ke dalam mulutnya, besarnya penis-penis itu membuat Meyda Sefira sampai kerepotan karena bentuk bibirnya yang seksi dan cenderung kecil.
“aacckkhh … you are very clever sucking my dick,…. Acckkkhhh you are wild girl Meyda“, kata John sambil mengerang.Meyda Sefira tampak tersipusambil terus melakukan sedotan ke penis-penis itu secara bergantian. Sesekali sambil tangannya bergantian mengocok penis tersebut dengan sangat lancar dan halus. Sedot-sedotan yang dalam membuat para tamu Mr. Robert tersebut keenakan, Meyda Sefira memperlakukan penis-penis tersebut dengan lincah.

Sementara sekarang posisi Meyda seperti yang merangkak kali ini mulut Meyda sedang di penuhi penis milik Morris,“ suck this little bitch….!!” Morris membentak kemudian dengan kasar dan menjejalkan penisnya ke mulut Meyda. sambil menjambak jilbab yang sedang di pakai Meyda.
“Hoommmmmhh, Ummmmmmmhhh… Mmmmmmmm” suara mulut Meyda yang sedang mengulum penis Morris. Sementara John mengambil posisi di belakang, rok Meyda pun sudah terjatuh ke lantai. Sehingga terlihat bagian pantat yang padat berisi. ”Nice.. Boob… I got you, little bitchhh…”, kata John sambil mengarahkan penisnya ke vagina Meyda, dan tangannya meremas-remas bongkahan sang artis berjilbab. Sedangkan Mr. Robert dengan asiknya merekam semua kegiatan mereka.
“Awwww…… Arrrhhhhhhh… Crrrrr Crrrrrrrrrrrrr”, Meyda mengerang ketika penis John menjebol vaginanya secara sekaligus, dan dengan kasarnya John mengaduk-ngaduk vagina milik Meyda sedangkan dibagian depan Morris tidak memberi kesempatan kepada Meyda untuk menarik nafas. “Slllcckkkkk…, slllllcccckkkkk… Cupkkhh.. cupkkhh….” Suara yang keluar dari mulut Meyda. Hampir 10 menit vagina Meyda di aduk-aduk oleh penis Jhon. Sambil memukul atau meremas-remas pantat sang artis berjilbab. dan tak lama kemudian… “Ahhh Ahhhh Owwwww….”, meyda berteriak sekencangnya ketika dia mengalami orgasme pertamanya. Cairan cinta Meyda langsung memancar ketika penis John dikeluarkan. Semua kejadian itu terekam jelas dalam handycam Mr. Robert
John dan Morris beristirahat sejenak, memberi kesempatan pada dua temannya. Michel langsung menjambak jilbab sang gadis dan mengarahkan penisnya untuk di kulum oleh Meyda. Meyda yang masih lemah akibat orgasme langsung membuka mulutnya dengan kasar Michel memaju mundur kan pantatnya sambil tetap menahan kepala Meyda. “suck it bitch, damm you!! Harder bitchhh!!! ”.

Sementara dibelakang Jim sudah mengambil posisi “I love your little ass and I will fuck your ass….”, Meyda yang sedang di perkosa mulut tidak mendengar apa yang dikatakan Jim. Sehingga “Arrrhhhhhhhhhhhhhhhhh….! ” terdengar erangan Meyda, ia mengerjap-ngerjapkan matanya, kesakitan itu membuatnya terbata-bata. “Arrh, shak.. shakit…, Aww, Heggg” mata Meyda membeliak lebar-lebar ketika sebuah hentakan menjebol lubang duburnya, mulutnya terbentuk seperti hendak mengucapkan huruf “A” ketika merasakan batang penis yang hitam dan panjang itu menerobos memasuki lubang duburnya dengan paksa. Sementara Michel menghentikan sejenak aktifitasnya untuk memberikan kesempatan pada Meyda mengambil nafas. Gerakan kasar dari Jim yang sedang menyodomi dubur Meyda membuat tubuhnya terdorong-dorong ke depan . Jim menarik pinggul Meyda agar lebih menungging sehingga penisnya dapat keluar masuk dengan lebih leluasa. Penis yang besar itu memacu lubang anus Meyda. Meyda meringis ketika lubang anusnya yang masih seret kering dimasuki oleh penis besar. “Awwwwwwhhhhhhh !!! ” Meyda menjerit panjang ketika si negro mulai memaju mundurkan penisnya dengan kasar. Matanya melotot, erangannya terdengar keras “Arrrrhhhhhhhhhhhhhhh!!!”, Meyda seolah-olah merasakan lubang anusnya sedang dibelah begitu kasar dan brutal “Plokkkkkk… Plokkkkkk… Plokkkkkkk….Plokkkk” suara benturan buah pantat Meyda yang sedang dihajar oleh penis si negro terdengar dengan semakin keras.
Ekspresi kesakitan di wajah Meyda perlahan-lahan digantikan oleh ekspresi kenikmatan, desahan-desahan dan rintihan kenikmatan penuh dengan gairah seksual Meyda. Melihat hal itu Michel kembali memasukan penisnya ke mulut Meyda.tetapi di belakang sodokan-sodokan yang dilakukan oleh Jim semakin brutal. Sementara Mr. Robert mendekati dan memasukan dildo getar kedalam vagina Meyda, membuat sang artis berjilbab itu bertambah gairah seksualnya akibat hujaman penis di anus, getaran dildo dan mulutnya yang terus melayani sebatang penis. Dan tak lama kemudian. “Ahhhhhhhhhhh…. Crrrrrrrrtttt…. Crut” Meyda menahan nafas, tubuhnya mengejang akibat klimaks yang kedua kalinya, sampai-sampai dildo getar yang tadi menempel di vaginanya menjadi terlempar.
Tubuh Meyda yang sekarang sudah telanjang kecuali jilbab yang digunakan kembali ditarik oleh Morris, Morris yang sedang duduk di sofa menyuruh Meyda. Menduduki penisnya dengan posisi Meyda membelakangi Morris. “I want fuck your ass…, bitch…”, Meyda memegangi dan mengarahkan penis besar kembali ke anusnya dan “Ahhhhhhh..!!! ”sedikit demi sedikit penis tersebut masuk ke dalam lubar anus Meyda, namun secara tiba-tiba menjebloskan penisnya sekaligus kedalam lubang anus gadis itu. “Arrrrhhhhhhh….!! Sakitttt!!! Sakitttt sekaliiiii….”, namun Morris yang tidak bahasa Indonesia malah Memaksa Meyda untuk bergoyang di atas tubuhnya. “Achhhhhhh….! Heggghhh…, Ahhhhhhhhhhh!! ” Meyda tidak dapat lagi menahan jeritannya ketika merasakan lubang anusnya dipaksa melar ketika penis keluar masuk dengan kasar. Taklama kemudian John mendekati Mereka berdua, dengan penis yang sudah tegak sempurna langsung mengarahkan kepada vagina Meyda dan “Ahhhhh….!! ” Meyda berteriak kembali ketika penis yang besar itu menekan-nekan dengan kasar sebelum akhirnya amblas memasuki lubang vagina. “Ohhhhhh, Ahhhhhhhhh, Ohhhhhhhhhh, Awwwwwwww…..” rintih Meyda ketika penis tersebut berlomba memasuki kedua lubang Meyda, Wajah Meyda memerah menahan sakit, perih dan kenikmatan yang tiada duanya “Nikmattttt….ssshh…., Akhhhhhhh…, Owwwww,Hssshhhh ….. please fuck Me harder….”. seolah di perintah keduanya memacu liang anus dan liang vagina Meyda dengan sangat brutal dan tak lama kemudian “Ahhhhh….! Crrrr Crrrrr…”, Meyda mengeluarkan orgasme yang kesekian kalinya.
Posisi Morris sekarang digantikan oleh Michel dan posisi John diganti oleh Jim. Kali ini Morris memasukan penisnya kedalam vagina Meyda. “Arhhhhhhhhhhhhhhhh….! ” nafas Meyda terputus-putus ketika batang penisnya panjang itu masuk hingga terbenam sekaligus dengan sekali sodokan yang kasar dan kuat menuju rahim Meyda sementara Jim yang kesulitan untuk menusuk anus sang bintang berjilbab meremas-remas buah dada Meyda. Morris terus mengaduk-ngaduk vagina Meyda dengan kasar dan kuat sementara Jim yang sudah tidak sabar ”I love wet pussy.., let me see you can handle two dick in your pussy….”
“Hennggghhhh…!! Akkkhhhhhhhh…. Arrrrggghhhhhhhhhhhhhh…… Hekkkk, Hekkkkss, Hekkssss….. Errrhhhhhh ”, Meyda mengerang sejadi-jadinya ketika dua penis menerobos vaginanya. “come on girl….we will fuck your pussy together”
“Aduh…, Ampunnn… Ampunnnnn, Stoppppp, Nn.. Nooooo”,Meyda tampak mengiba tak kuat menahan rasa sakit yang di deritanya. Tapi itu tak berlangsung lama “Ahhhhh, Yes, Ahhhhhh, Ohhhhh Yesssss, Emmm Crrrrrrrrr.. Crrrrrrr” Meyda mendesah-desah semakin liar “fuck me…… fuck me…..yyeeesss oooohhhh………”, Meyda berusaha mengimbangi kedua penis yang sedang ada di dalam vaginanya “oooohhh I loveeee…. It….. fuck me harderrr..…..” bagai orang kesetanan mereka bertiga memacu nafsu syahwatnya masing-masing. “do love this bicth… hah…., you want more ….. fell this….!!!”, Jim dan Michel mempercepat gerakan mereka.
“Ahhhhhh, Ohhhhh Yesssss, Emmm I Love this…“,Tubuh Meyda tampak terayun-ayun dan jilbab yang dikenakannya pun tampak sudah tidak menentu. Mr. Richard yang sedang merekam seluruh kegiatan menyuruh Morris untuk membetulkan jilbab sang artis. Setelah membetulkan jilbab Meyda tiba tiba Morris menarik kepala Meyda untuk memuaskan penisnya kembali. Kini Meyda di keroyok oleh tiga penis sekaligus. “Oggghhhhhhh… Hufffhhhh… Emmmmm”, jeritan-jeritan liar Meyda menjadi tertahan. Tetapi mereka bertiga dengan sadis terus memompa tubuh Meyda. “Arhhhhhhhhhhhhhhhh….! ” tubuh Meyda menegang dan matanya membelalak, tubuh ramping itu terdongak sesaat dan kemudian ambruk menindih tubuh Michel.
Michel mendorong tubuh Meyda hingga terjatuh ke lantai. Tubuh Meyda sangat lemah setelah empat kali mengalami orgasme, para tamu tersebut segera mengelilingi Meyda, sambil mengocok batang penisnya masing-masing, sementara Meyda yang terbaring dilantai membuka mulutnya seolah meminta jatah peju dari tamu-tamu tersebut dan tidak lama dari itu “Take this cum, bicth….” Kata Michel, “Crooot…..crooot……Croottt”, peju menyembur dari masing-masing penis semua mengarah ke mulut Meyda, sehingga ada yang mengenai Mata, Hidung dan Mulut yang terbuka menerima limpahan peju. Jilbab Meyda pun tak luput dari semburan peju tersebut. Setelah puas mereka meninggalkan Meyda yang meringkuk di atas karpet karena kecapaian.
Sampai besok paginya sebelum aku menjemput kembali Meyda, Mereka menggarap Meyda di dekat kolam renang. Meyda kembali mengalami orgasme dasyat. Selama perjalan pulang Meyda tampak letih namun setelah sampai apartemen Meyda sudah harus melayani nafsuku.

Aku keluar dari kamar, jam menunjukan jam setengah sebelas malam, ku ambil celana dalam milik Oki Setiana Dewi dari dalam tas Meyda, ku cium celana dalam itu, “Emmhhh wangi juga Memek Oki….”, kataku dalam hati. Aku pergi ke dapur mengambil tempat dupa dan dupanya. Semua sudah ku persiapkan dupa, celana dalam Oki Setiana, dan foto yang di tanda tangani sang artis dan akupun memulai ritual untuk mengguna-gunai Oki Setiana Dewi.
Sementara itu di tempat kediaman Oki Setiana Dewi, sang artis sedang lelap tertidur, tetapi terlihat dalam tidurnya sang gadis tampak gelisah,”Ohh…..tidak…., Ohhh… Jangan….”, itu yang terdengar dari mulut Oki Setiana, sementara dalam kegelisahan dalam tidurnya Oki melepaskan semua pakaian dan Oki Setiana memainkan puting dan vaginanya sendiri. “Ohhh enaakkkk…. Ooohhh jangan….”, dirinya semakin acak-acakan, rambutnya yang panjang memperindah pemandangan tersebut. Oki melakukan itu dalam tempo sepuluh menit sampai akhirnya “Ohhhhhhhh…..”, cairan cinta keluar dari vaginanya bertanda Oki Setiana meraih orgasme. Tetapi setelah itu dia tertidur pulas kembali, sampai ketika adzan subuh berkumandang Oki tampak kebingungan karena dia tertidur dengan telanjang dan tanpa busana sehelaipun dan mendapati seprainya yang basah, Oki terdiam di tempat tidurnya, kemudian mencium bau sepreinya,”bau amis…”, sambil kemudian mencolek vaginanya sendiri dan mengenai klitorisnya.”Emmmhh….Acckkkhh…”, Oki Setiana kegelian teransang oleh dirinya sendiri. “Emmhh baunya sama…, apa semalam aku masturbasi…, ahh peduli amat yang penting sekarang aku mandi ????”, ucap Oki dalam hati dan kemudian beranjak dari ranjang menuju kamar mandinya.
Setelah aktifitas pagi dari Oki Setiana sudah selesai dilakukan, Oki meraih BB yang tergeletak di meja riasnya. “hari ini break syuting….., apa aku main ke apartemen Meyda ya…”, sambil menimang-nimang BB miliknya dan berkaca. Kemudian Oki memencet nomor Meyda.
Sementara Meyda sedang menyiapkan sarapan, ketika BB miliknya berbunyi. “Mey… tuh BB-mu Bunyi…!!”, kataku sambil menonton TV, dan kebetulan BB Meyda berada di Meja dihadapanku. Meyda Segera mengambil BB miliknya,”Hai Tumben pagi-pagi udah nelp…ada apa nih mbak Oki”sapa Meyda diujung telp. “Emmhh Ngak ada apa-apa, sekarangkan lagi break shooting, aku pengen main ke tempat kamu nih…”

“Ohhh… sillakan aja…., mo jam berapa”, jawab Meyda sambil berusaha menjauhkanku dari tubuhnya.
“Jam 09an… bisakan..??” jawab Oki disana.
“Acckkkhhh…. Boleh…… kesini aja”, ucap Meyda sambil meringis karena putingnya ku gigit.
“Kenapa Mey…”, Tanya Oki Setiana, keliatan bingung karena Meyda mengaduh.
“Ngk apa-apa kakiku nih tersandung Meja”, ucap Meyda asal, “Ohh ya udah sampe ketemu ya…”, Jawab Oki Setiana, “Ok…”, kemudian mereka berdua menutup BBnya Masing-Masing.
“Tuan Nakal Ya….mengganggu telepon aja….”, ucap Meyda sambil matanya mendelik tetapi dengan tingkah genitnya.
“Mang Telepon dari siapa..???, sampe aku ngak boleh mengganggu…”, sambarku sambil memilin-milin puting Meyda.
“Acckkkhhh…. Dari Oki….. Acckkkhhh…..”, jawab Meyda yang mulai teransang. Kemudian kita berdua melakukan fast sex.
Sementara itu dikediaman Oki Setiana, Oki tampak sedang bercermin, rambutnya yang terurai dan balutan kimono yang menutupi tubuhnya. “Emmhhh apa yang kulakukan tadi malam ya…”, fikiran Oki menerawang ke kejadian semalam. Kemudian Oki Setiana membuka kimono, terpampang indah payudara, lekuk tubuh dan kemaluannya yang tertutupi oleh bulu-bulu halus diselangkangnya dan memang Oki selalu memotong jembutnya tersebut.“Emmhh tubuhku bagus”, kata Oki sambil tersenyum, kemudian Oki meremas sendiri payudara kanannya dan tangan kiri memainkan bagian vagina, “Emmmhhh……Enak…..ahhhhh”, Oki segera mengakhiri perbuatanya. “Emmhh, kenapa aku menjadi begini….???”, Tanya Oki dalam hati. “Ahh sudahlah aku harus ke rumah Meyda sekarang.”. Kemudian Oki mulai mempersiapkan diri untuk berangkat ke rumah Meyda.
Dengan mempergunakan gamis warna biru dan jilbab warna biru muda yang menutupi payudara indah miliknya dan memang Oki Setiana Dewi tampak anggun dalam balutan busana tersebut. Setelah itu Oki pergi ke rumah Meyda Sefira dengan mempergunakan Taxi, yang dipesannya di lobby tempat kediamannya.
Sesampainya di kediaman Meyda Sefira, Oki Setiana langsung mengetuk pintu. “Assalamualaikum….”, ketika pintu terbuka. “Wa alaikum salam…. Silakan masuk Mbak Oki”, jawabku ketika membukakan pintu apartemennya. “Ehh.. ada Mang Parno….!!!”, senyum manis mengembang di bibir tipis pemeran Anna Althafunnisa tersebut. “Iya Non, Mamang juga baru datang…”, jawabku asal sambil tersenyum membalas.
Tak lama kemudian Meyda keluar, dengan balutan gamis warna merah muda dan jilbabnya yang berwarna senada dengan gamis yang digunakannya. Tetapi sebenarnya Meyda tidak menggunakan Bra maupun Celana dalam di balik gamis yang dikenakannya, “Ehh… udah datang ya…!!”, senyum menghiasi keduanya kemudian saling mencium pipi masing-masing. “Eh tunggu disini ya… aku mau ke mini market dibawah dulu, bentar qo….., Mbak Oki ditemeni sama Mang Parno dulu”, kata Meyda, “Loh aku datang kamunya kok pergi sih…aku ikut aja ah??”, jawab Oki Setiana. “Sudah disini aja kesian tuh Mang Parno dah nyiapin minuman entar keburu dingin, tunggu yaa”,jawab Meyda sambil tersenyum dan kemudian bergegas pergi.
Oki Setiana Dewi hanya melohok melihat temannya pergi. Tapi kemudian dia duduk di sofa tempat aku bercinta dengan Meyda. Oki Setiana tampak seperti melamun, fikirannya menerawang kekejadian semalam, tanpa sadar Oki melihat keselangkanganku yang memang tidak menggunakan cenala dalam, tampak tonjolan penisku yang tertutup oleh celana. “Ini, Minumannya Mbak…”, kataku kepada Oki yang sedang asik melamun. “Eh…. Penis….penis… eh Minumnya… makasih”, Oki Setiana Dewi yang kaget karena sedang melamun, ucapan menjadi melantur. Mukanya memerah malu, “uhhh kenapa tiba-tiba aku ngomong begitu…???”, fikir Oki.
Aku tersenyum ketika itu, guna-gunaku telah mengena ke diri Oki Setiana Dewi. “kenapa mbak Oki…, mbak Oki pengen liat kontolku…”, tanyaku kepada Oki Setiana yang terduduk di sofa.”ohh… tidak…..jangan….eh…. iya…..”, jawab Oki, mukanya merah padam berusaha menguasai dirinya. “ahh kenapa aku ini”. Tanya bathin Oki tetapi Oki seolah tidak dapat beranjak pergi dari hadapanku.
“Ini mbak kontolku…”, kataku seraya memelorotkan celanaku, penisku langsung tegak mengacung ke hadapan Oki Setiana Dewi, ”Acckkhh tidak….jangan….”, Oki Setiana Dewi menutup matanya dengan sebelah tangan, sedangkan tangan yang satunya berusaha menahan aku supaya tidak maju. Tetapi yang terjadi malah tangan Oki Setiana mencengram penisku dan seolah mengocok penisku.

“Katanya tidak mau…!!!, tapi Qo dikocok…. Hahahaha…”, kataku sambil tertawa mengejek apa yang dilakukan oleh Oki Setiana, dia lalu melepaskan penis yang di gengamnya, ingin Oki Setiana untuk lari, tapi entah mengapa tubuhnya seolah tidak dapat bergerak. “Emmhh jangan aku tidak mau….”, Mata Oki terpejam, terlihat tetesan air mata dari matanya, ketika penisku pukul-pukulkan di muka Oki Setiana.
Aku menghentikan aktifitasku, sesaat kemudian Oki Setiana membuka mata, dan terkaget melihat batang penisku tepat dihadapan bibirnya. “Ahhh tidak…., aku tidak mau ….”, tetapi yang terjadi malah sebaliknya Oki membuka mulutnya dan memasukan penis itu kedalam mulutnya kemudian kepalanya melakukan gerakan maju-mundur.” Ohhh…kenapa aku ini…..”, bathin Oki Setiana bergelut tak mengerti, antara keinginan otak dan perbuatan tidak sejalan.
“Lo bakat juga nyepong kontol…, lo suka kontol hah…” , kataku sambil melepas penis dari mulutnya.
“Emhh tidak… aku tidak mau….ku mohon jangan…”, balas Oki saat itu.
“Jangan Apa….”, Tanya balik dariku.
“Kumohon jangan perkosa aku…”, Jawab Oki dengan mengiba.
“Hahaha…., kamu tidak ingin di perkosa tetapi tubuhmu berkata lain…, tidak enak ngentot sambil pake baju, lebih baik kamu buka baju dan telanjang di hadapanku“,kataku kepada Oki Setiana. “Tidak…. Aku tidak mau…. Tolong jangan…aku tidak mau membuka baju”, tetapi keinginan Oki Setiana berbeda dengan apa yang dilakukannya, Oki tiba-tiba berdiri, membuka resleting dibelakang bajunya, kemudian bajunya meluncur kebawah, Oki Setiana juga membuka Bra dan Celana Dalam dengan tanpa melepas jilbabnya. “Ohh kenapa aku jadi begini…” jerit bathin Oki Setiana. Kemudian Oki kembali duduk, dengan posisi kaki naik keatas sofa dan mengangkang, seolah-olah ingin memamerkan vagina yang masih sempit. Jilbabnya diangkat keatas sehingga terekpose juga payudara sang artis berjilbab itu.

“Hiks…. Tolong jangan perkosa saya….”, ujar Oki Setiana memohon kepadaku.
“Hehe… jangan perkosa kok malah telanjang…??, Mbak Oki pengen ngerasain kontol saya dimana nih…!! Hehehe….”, ujarku sambil menertawakan apa yang dilakukan artis berjilbab tersebut, sambil mengacung-ngacungkan penisku didepan wajahnya.
Muka Oki Setiana terlihat merah padam mendengar ucapkan, tapi otak, badan dan hati tidak sejalan, malah Oki sempat membalas pertanyaanku, “Masukin Vagina …, aacckkhh tidak…. Jangan…..”, ucap Oki meralat. “Ohh Tuhan apa yang terjadi dengan diriku”, Air mata Oki meluncur di pipinya.
Aku mendekati Oki Setiana, kucium leher sang artis yang masih tertutupi jilbabnya, sementara tanganku meraih payudaranya kuremas-remas dengan kasar. “Tubuhmu wangi sayang…., toketmu juga kenyal”, ujarku sambil melanjutkan aktifitasku, kali ini ku kenyot payudara sang artis dan kadang ku gigit putingnya. Sedangkan tanganku turun ka belahan vaginanya mengaduk-ngaduk dan mendapatkan klitoris sang gadis berjilbab dan memainkan klitoris tersebut dengan kasar.
Mata Oki Setiana terlihat sembab, “Acckkhhh… jangan ….. teruskannn… jangan… sudah… sudah…..”, dengan nafas tersengal-sengal Oki memintaku menghentikan aktifitasku yang semakin menjadi.
“Kamu ingin di entot.. ya sayang…?”, kataku didekat telinga Oki sedang tanganku tetap memainkan klitoris sang gadis. “Ehhh….. enggakkk….. jangan…..”, pinta Oki kepadaku dengan kondisi tubuh yang makin teransang. “Jangan..??, tapi Memek kamu berkata lain.. lihat becek begini…dasar kamu lonte ….. .”, ujarku dengan nada mengejek sambil memperlihatkan jari-jariku yang basah oleh cairan cinta miliknya.
Aku arahkan penisku ke vagina sang artis, “Acckkkkkkhhhh….. sakit….. sakit….sudah”, jerit Oki Setiana, sambil tangannya berusaha menahan tubuhku, kepala penisku sudah memasuki vaginanya.”Acckkhhh peret sekali memekmu sayang…”, ujarku sambil berusaha berusaha merobek vagina sang artis berjilbab. “Acckkkkhhhhhh…. Sakkkiiitttt…… ammmmppuunn….”, jerit Oki Setiana, tulang serasa remuk, menahan sakit yang teramat sangat ketika aku masukan seluruh penisku ke dalam vaginanya, sampai buah pelirku beradu dengan selangkangan sang artis.

Kudiamkan sejenak penisku didalam vagina sang artis. Kemudian ku genjot kasar vagina Oki Setiana Dewi,”Acckkkhhhh… ammpuunn…. Sudaahh…”, Oki berusaha untuk melepaskan penisku dari dalam vagina, namun yang terjadi malah genjotan yang berlawanan sehingga penisku semakin masuk kedalam vagina Oki. “Accchhh …peret….. enak sekali…Memekmu…..”, ujarku dengan terus menggenjot vaginanya.
Sementara wajah Oki semakin sayu, tubuhnya melemah “ooohhhh… tidakkk….aaccchhhh …. Enakkk…. Yah….. masukin kontolmu …..”, dalam bathin Oki menjerit minta ditambah genjotannya. Oki merasakan gempuran penisku yang keluar masuk vaginanya hingga 10 menit kemudian. “Acckkkkkkkhhhhh…………”, tubuh Oki mengejang kemudian melemah kembali, Oki orgasme yang pertama kalinya. Aku keluarkan penisku, tampak darah segar dan berbaur dengan cairan cintanya.

Emmhhh ternyata sama saja lonte, ama orang berjilbab…, kalo sudah horny….hehehe…”, hinaku kepada Oki Setiana. “Tidak….aku bukan lonte… aku bukan pelacur”, ucap Oki Setiana Dewi berusaha mengkonforntasi ucapanku.
“Hahahaha…. Kita buktikan…. Kalo lo memang pelacur Oki Setiana Dewi”, ucapku didepan mukanya, “kalo lo pelacur… lo akan mengikuti aku ke kamar Meyda dengan Merangkak.., tapi kalo lo bukan pelacur lo akan mengambil pakaianmu dan pergi dari sini” ucapku sejurus kemudian.
Aneh dan tidak habis fikir Oki Setiana, dia yang menginginkan mengambil pakaiannya malah mengikutiku ke kamar Meyda Sefira dengan cara merangkak. “Hahahaha…. Ternyata kamu merasa jadi pelacur….., sekarang naik keatas ranjang dan berbaring….”, perintahku kepada Oki Setiana Dewi, dengan tetap merangkak ketika menaiki ranjang milik Meyda Sefira. Kemudian aku mengambil dua buah sabuk milik Meyda, ku ikat tangan Oki Setiana ke ujung-ujung ranjang.
Oki Setiana Dewi tampak kembali menangis, “Tenang sayang…, kamu akan merasakan siksaanku yang paling nikmat…”, kemudian aku berpindah ke antara selangkangan Oki Setiana Dewi, ku angkat sebelah kaki Oki dan kusampaikan di pundakku, kemudian kuarahkan penisku ke vagina Oki kembali. “Emmhhh Memek kamu peret sayang….., kontolku susah sekali masuk….”, aku kembali memasukan penis dan menggasak liang kewanitaan Oki Setiana dengan kasar. “Acckkkkhhhh…..eemmmhhhh…….ohhh…”, erang Oki Setiana ketika liangnya ku sodok-sodok, tampak Oki semakin pasrah menerima sodokan-sodokanku dan birahi gadis berjilbab itupun kembali membara. “Bagaimana sayang rasanya di entot kontolku….kamu suka…”, tanyaku kepada Oki Setiana. “Acckkkkhhhh…Iya….. aku suka…..aku suka kontolmu……terus…aacckkhhh”, jawab Oki Setiana ditengah birahi yang semakin tidak terkontrol. “EEmmmhhhh….. Kalo gitu kamu pelacur… lonte yang ingin di entot kontol laki-laki…”, mencoba untuk mempengaruhi akal dari Oki Setiana Dewi dan menjatuhkan harga diri Oki Setiana ke titik terendah, “Acckkkhhhh… aku bukan… aakkhh lonnteee…, jangan aaannggkkk pangggiill aku lonnntttee…”, aku menghentikan sodokan membuat birahi Oki Setiana jadi mengambang, “Jika lo ingin dientot lagi, lo harus ngaku bahwa lo lonte…”, kataku kepada Oki Setiana.
“Iya…. Aku… Lonte….. Oki Mohon …. Entotin lagi memek Oki….”, aku tersenyum penuh kemenangan dan kembali menggenjot tubuh Oki yang sudah basah karena keringat.
Sementara itu, Meyda sudah sampai didepan pintu, kemudian mengambil kunci dan memasuki apartemen,”Pada kemana nih …?”, Meyda kemudian menyimpan belanjaannya diatas mini bar, ketika melirik ke arah sofa, tampak pakaian Oki Setiana dan pakaianku berserakan. Meyda tampak tersenyum, dia mendengar suara desahan dan erangan dari dalam kamarnya.
“Apa yang sedang kalian lakukan…!!!”, kata Meyda berpura-pura ketika membuka pintu kamarnya yang tadi setengah tertutup. “Acckkhhh aku lagi ngentot mbak Oki…., katanya mbak Oki pengen dientotin nih…..”, jawabku sambil terus memompa vagina Oki Setiana Dewi, “Acckkhhh…Ngak.. Meyda…Aku di perkosa…Acckkkhhh Nikkmmaattt…..”, ucapan itu yang terlontar dari mulut Oki. Meyda tersenyum tanpa mempedulikan apa kata Oki, gadis itu kemudian membuka baju gamisnya. Meyda yang memang tidak menggunakan dalaman lagi, langsung terpampang jelas tubuh indahnya. “Ko… Mau ngentot ngak ngajak-ngajak sih…”, ucap Meyda yang kemudian mengambil posisi diatas Oki Setiana, Vagina Meyda Sefira yang tak berjembut tepat dihadapan muka Oki Setiana Dewi. “Ayo … Oki jilat Memekku…”, ujar Meyda kepada sahabatnya. Oki yang dilanda nafsu birahi, menjulurkan lidahnya, berusaha menjilat bagian kewanitaan sahabatnya tersebut. Karena tangan Oki di ikat membuat dia kesulitan untuk menjilat Vagina Meyda Sefira. Mengetahui hal itu Meyda lalu mengangkat kepala Oki Setiana Dewi dan mendekatkan ke daerah intimnya. “Ackckkhhhh… iya …. Disitu…ennaakkk sayang…..”, ucap Meyda, ketika jilatan-jilatan Oki Setiana mengenai klitorisnya. Meyda yang memang tadinya ingin kencing tidak kuat menerima jilatan-jilatan dari Oki Setiana, sementara buat Oki itu merupakan sensasi baru menerima sodokan dan menjilat Vagina sahabatnya sendiri. “Acckkkhhhh…. Nikmat Sayang….”, Tidak sampai lima menit tubuh Meyda mengejang, mengeluarkan cairan cintanya yang menyemprot langsung dimuka Oki Setiana Dewi, sehingga cairan cinta itu terminum, dan membasahi muka serta jilbab sahabatnya tersebut. Tidak lama setelah itu “Acckkkkhhhhhhhhhh……….”, kini giliran dari Oki yang orgasme dan mengeluarkan cairan cintanya. Meyda tampak menjilat-jilat bagian intim sahabatnya tersebut yang masih dipenuhi oleh penisku. Kemudian aku mengeluarkan penisku, sedang Meyda mengambil sebuah dildo yang setiap ujung-ujungnya menyerupai penis.
“Oki…., sekarang waktunya….”, ucapku sambil memasukan penisku kedalam mulutnya. “mmmuuuuuaaa…………mmmpphhhh”, itu yang terdengar dari mulut Oki Setiana ketika mulutnya dipenuhi oleh penisku sampai mentok ke tenggorokannya sementara aku memompa penisku di mulut Oki Setiana, Meyda Sefira memasukan dildo ke vagina sahabatnya, sedang ujung yang satunya ke vaginanya sendiri. “Acckkkhhh….nikmaaatt…oooohhh….”, erang dari Meyda Sefira yang mencoba mencari kenikmatannya sendiri.
Tidak lama dari situ, “Acckkhhh… aku mau keluar sayang…, telan semua pejuku”, kataku. “crrooottt….crooottt…”, aku mengeluarkan sperma yang cukup banyak sebagian banyak terminum oleh Oki Setiana dan sebagian lagi menghias muka, hidung dan jilbab dari artis berjilbab itu. Kemudian aku membuka ikatan tangan dari Oki Setiana, kemudian gadis berjilbab itu bangkit dan sekarang posisi antara kedua sahabat itu saling berhadapan, sisa peju yang berada disekitar wajah dibersihkan oleh Meyda dengan cara dijilat, lalu kedua gadis itu saling berpelukan, bibir mereka saling berpagut, payudaranya saling bertemu, dan dibawah dildo semakin tertanam di vagina kedua sahabat tersebut. Sungguh suatu pemandangan indah, kedua sahabat itu berusaha untuk mencapai puncaknya masing-masing,dengan menggoyang-goyangkan dan memompa vaginanya masing-masing, membuat dildo tersebut semakin meransang dan meningkatkan birahi kedua gadis berjilbab. “Acckkkhhhh…enak…. Meyda Sayang….”, kata Oki Setiana, sementara Meyda “Ohhh…Oki……”. Tidak lama dari itu keduanya mencapai orgasme tubuh Oki mengerang kebelakang, demikian juga dengan tubuh Meyda.
“Accckkkkkhhhhhh…. Nikmat…. Oki…….”, Erang Meyda ketika meraih orgasmenya. Sementara Oki Setiana, “Aaaccckkkkkkkkhhhh …..Iya.a….. Ennnaakkk Mey…..”, jerit Oki Setiana Dewi. Tubuh Meyda kemudian ambruk disebelah tubuh sahabatnya. Kemudian Oki menaiki tubuh Meyda dengan posisi 69, mereka saling menjilati vaginanya masing-masing. Membuatku bernafsu kembali aku melangkah dan mengambil posisi dibelakang tubuh Oki. Kuambil lotion yang ada diatas meja, kuolesi penis dengan lotion tersebut, kemudian ku arahkan penisku ke anus Oki Setiana. “Acckkkhhhh…. Sakit…..”, kembali Oki Setiana mengerang ketika anusnya di bobol oleh penisku sebelum, Oki tidak dapat melanjutkan jilatan-jilatan terhadap vagina Meyda karena aku menhujam kan penisku ke dalam anus sang artis dengan cepat, begitu juga dengan Meyda yang terus mengenyot vagina sahabatnya tersebut. Sampai akhirnya…”Acckkkkhhhh….. nikkkmmmattt…..”, erang sedangkan cairan cinta memenuhi muka dan jilbab dari Meyda Sefira, Oki kemudian terkulai lemas disebelah Meyda.
Selanjutnya kutarik dan kubalikan badan Meyda kepinggir ranjang, sehingga kaki Meyda menjuntai kebawah dan payudara sang artis tertekan oleh ranjangnya. Kembali kusodokan penis besarku ke vagina Meyda “Acckkkkhhhh…. Iiyyyaaahhh …. Ennnttotiiinnn Meyyda…”, lenguh Meyda yang membuatku seolah kesetanan untuk memacu genjotan-genjotanku. Tidak lama dari itu “Acckkkkkkkhhhh …….Aku Samppaaiii”, jerit Meyda yang kemudian terkulai lemas. “Crrooootttt….Crrrooottt”, semburan pejuku mengisi rahim dari sang artis berjilbab itu.”Ahhh…. enak…..sayyanng”, ketika aku mengalami klimaks.
Aku tinggalkan kedua artis berjilbab itu yang telanjang, dengan jilbab dan muka yang basah karena cairan cintanya. Serta tubuhnya yang dihiasi oleh keringat-keringat. Mereka berdua tampak tertidur. Sementara aku mengambil air Minum sambil tersenyum penuh kemenangan.

Dua minggu sudah berlalu semenjak Oki Setiana Dewi menjadi salah satu budak seks milikku. Selama Dua minggu ini baik Oki maupun Meyda selalu aku garap, baik bermain secara treesome maupun di tempat masing-masing. Hari ini mereka berdua berkumpul ditempat Meyda, kedua gadis berjilbab ini tampak cantik dan sexy, mereka menggunakan warna baju yang senada. Meyda menggunakan baju warna merah muda senada dengan jilbabnya yang dibalutkan dilehernya, baju yang dikenakan adalah kemeja tipis yang membentuk badannya sehingga tonjolan putingnya terlihat dengan jelas. Sedangkan Oki Setiana Dewi menggunakan baju kurung yang sama tipisnya dengan jilbab lebar yang menutup payudaranya dan stocking yang sampai ke pahanya, jika diperhatikan lebih seksama maka vagina Oki dapat terlihat karena tidak menggunakan celana dalam dibalik baju tersebut.

“Kalian sudah siap…”, Tanyaku kepada kedua gadis tersebut. Mereka berdua cuma tersenyum menjawab pertanyaanku. Hari ini memang waktu yang ku janjikan dengan Mr. Robert untuk menyediakan dua orang gadis yang akan melayani kembali tamu-tamunya. Kami meluncur ke Villa tempat Mr. Robert dengan menggunakan mobil milik Meyda, menuju villa milik Mr. Robert.
Sesampainya di villa Mr. Robert mereka berdua ku gandeng menuju pelataran rumah, Mr. Robert tampak tersenyum ketika pesanannya datang. “You Look Beautiful Meyda…”, sambut Mr. Robert sambil melumat bibir Meyda Sefira yang dibalas dengan pagutan dari artis berjilbab tersebut. sementara tangannya memainkan putting dari Meyda Sefira.

“So…, ini gadis satu lagi yang kau janjikan..??”, Tanya Mr. Robert kepadaku sambil matanya menatap kepada Oki Setiana Dewi. “You look so pretty ….”, kata Mr. Robert sambil menghampiri Oki, tangan Mr. Robert menjamah pantat Oki Setiana “You Have a good pussy huh….”, kata Mr. Robert.
Setelah Mr. Robert memberikan cek kepadaku, Mr. Robert lalu menggandeng kedua gadis berjilbab itu “Come on girl.., we have party here….”, kata Mr. Robert yang dijawab dengan senyum manis dari bibir kedua gadis tersebut. Sesampainya diruang tengah ternyata ada sekitar sembilan orang tamu Mr. Robert, dan ditengah-tengah ruangan hanya menggunakan karpet saja.
“Well Guys…, we will have party with this two bicth….”, kata Mr. Robert kepada rekan-rekannya. Kedua gadis tersebut dikelilingi oleh para tamu Mr. Robert tangan mereka menjamah bagian-bagian tubuh dari Oki Setiana maupun tubuh Meyda Sefira. “We want you dance first girl…” kata salah seorang tamunya Mr. Robert.
Seperti diperintah kemudian Meyda dan Oki Setiana ketengah-tengah ruangan sambil mulai menari, mengikuti irama lagu. Dengan mata genit, kadang mereka berdua saling meraba satu sama lain. Lama kelamaan tarian mereka makin erotis, Meyda mulai menanggalkan baju dan celananya sehingga yang tersisa hanya jilbabnya. Sambil terus menari Meydapun melucuti baju kurung milik Oki Setiana Dewi sehingga Oki Setiana sekarang hanya mengenakan jilbab dan stocking warna merah muda. Sambil terus menari mereka berciuman lidah Meyda dan Oki saling mengulum satu sama lain. Oki kemudian menjilat tubuh Meyda dan mengigit ringan puting milik Meyda. Jilatan Oki semakin kebawah kearah pusar dan kemudian turun ke arah vagina Meyda. “Acchhh….”, Meyda melenguh tetapi tetap dengan tariannya. Sementara Oki memainkan lidahnya di bagian intim milik Meyda.
Sementara tamu-tamu dari Mr. Robert sudah mulai menanggalkan bajunya masing-masing, penis mereka yang rata-rata diatas standar sudah mulai tegak berdiri. Mereka mulai menghampiri Meyda Sefira dan Oki Setiana Dewi, salah seorang dari mereka mengangkat tubuh Oki sehingga sekarang baik Meyda maupun Oki sama-sama berdiri. “Do you want to fuck….”, salah satu dari teman Mr. Robert berbisik ditelinga Oki Setiana Dewi. Sambil tangannya menggerayangi tubuh Oki Setiana sementara teman-teman yang lain ada yang memainkan vagina dan payudara artis berjilbab tersebut. “Ohhh….pleeaasse fuck me…”, jawab Oki Setiana Dewi
Tubuh Oki Setiana Dewi kemudian dibawa kesebuah Sofa yang ada dipinggiran karpet, sementara Meyda dengan dikelilingi lima orang laki-laki, yang tengah mempermainkan tubuh Meyda Sefira, ada yang mengobok-ngobok vagina, anus dan meremas – remas payudara. Sementara Meyda berciuman dengan salah satu dari mereka lidah mereka saling berpagut. Tubuh Meyda Sefira seperti sebuah boneka yang dipermainkan oleh mereka.
“Lick and suck my dick a little slut…”, perintah salah satu dari mereka kepada Oki Setiana Dewi yang sekarang duduk disofa, sementara vaginanyanya sedang dijilati oleh yang lainnya. Oki Setiana Dewi mulai menjilati penis besar tersebut. Seperti seorang profesional Lidahnya menari-nari diatas penis tersebut sebelum kemudian Oki Setiana Dewi memasukan penis tersebut kedalam mulutnya. “Ohhh Yes , that nice …suck my dick… do you love it…???.”, Tanyanya kepada Oki Setiana Dewi, yang dijawab oleh anggukan oleh Oki Setiana, sementara dibagian bawah seseorang mulai menjilati vagina dari Oki Setiana Dewi. “Accccckkkkkkkkkhhh…..”, Oki Setiana Dewi sempat mengerang ketika klitorisnya tersapu oleh lidah tapi mulutnya segera dijejali oleh penis besar tersebut. “Nice pussy … I love it…”, kata bule yang sedang menjilati vagina milik Oki Setiana Dewi.
Sementara itu Meyda Sefira tampak mulai teransang berat, lubang anus dan vaginanya dijilati dan diobok-obok oleh dua orang tamu, sementara putingnya yang sudah mengeras tampak sangat menggairahkan dimanikan oleh tamu-tamu Mr. Robert. “accchhhhh…. Yess…… oohhhh….”, ceracau dari mulut Meyda Sefira menerima perlakuan dari tamu-tamu Mr.Robert. “Do you like it a little slut huh….”, Tanya seseorang ditelinga Meyda Sefira. “Ohhhh… yeesss…. I like it…. Please fuck…. Mee… ooohhh…”, erang Meyda Sefira ditengah-tengah ransangan seksual atas tubuhnya.
Salah satu bule tersebut mulai mengarahkan penisnya ke vagina Meyda Sefira, kaki Meyda diangkatnya sebelah sehingga Meyda berpegangan ke pundak si bule tersebut dan “Acckkkhhh…..nice pussy… do you like this bicth ”, tanyanya kepada Meyda yang ikut mengerang ketika vaginanya disodok oleh penis besar tersebut. “Accckkkkkhhhh…….plleesssee… fucckkk mmeee….”. kaki meyda kini melingkar di pinggang sang bule sehingga posisi Meyda Sefira tampak dipangku oleh sang bule.
“plok…pllookkk…plookkkk….”, bunyi tumbukan antara vagina Meyda Sefira dengan si bule. “Accckkkkkhhhh…..iiyyyaa…..acckkkkhhhh ffuuucckkk mmmee….”, erang Meyda Sefira ketika tumbukan yang begitu gencar. Tangannya mencakar punggung sang tamu. Sementara dibelakangnya seorang tamu lain mulai mengarahkan penisnya ke anus Meyda Sefira dan dengan sentakan yang kuat penis itu masuk kedalam anus Meyda Sefira di iringi oleh teriakan Meyda.
“Accckkkkkkhhh….. sakkkiittt…….”, ucap Meyda Sefira kala itu.
“What… you want more….”, sibule yang dibelakang yang tidak mengerti bahasa Indonesia malah semakin kuat memompa anus Meyda Sefira. “Take this bicth….”, kata sibule sambil mempercepat tumbukannya. Sekarang Meyda bagaikan sedang di sandwich dua lubang disenggamai berbarengan. Rasa sakitpun sudah berubah menjadi kenikmatan. Meyda Sefira semakin liar ditumbuk oleh dua penis sekaligus.
“Ahhhhh, Ahhhhhh, Ahhhhhhh, ” keliaran Meyda Sefira terlibas oleh kegarangan dan kekasaran dua orang pria yang sedang menyodoki lubang anus dan vaginanya , begitu kasar, liar, dan brutal..

“Ufffhhhhhhhhhhhh…., Crooootttttttttttttttttt…..” Meyda Sefira semakin liar merasakan denyutan-denyutan kenikmatan di vaginanya yang seakan-akan menyedotnya, tubuhnya semakin basah, berpeluh dalam kenikmatan birahi yang mengombang-ambingkannya dalam lautan yang penuh dengan desahan-desahan kenikmatan.
“Ouuhhhhhh…! Arrrhhhhhh….! ” Meyda Sefira meringis kenikmatan karena kedua tamu itu semakin kasar dan brutal menyetubuhinya.
Dua batang penis itu semakin merajalela, seenaknya menjebol kedua lubang gadis itu, menghantam vagina dan lubang duburnya yang sempit, menusuk-nusuk dengan kejam dan mereguk kenikmatan tubuh Meyda Sefira yang halus mulus dalam keliaran binatang buas yang lapar dan haus, tubuh Meyda Sefira yang mungil tersentak keenakan ketika dua batang penis yang perkasa itu menghujami kedua lubangnya yang seret. Buah dadanya yang bergerak – gerak dengan indah menjadi mainan bagi dua negro yang asik menyusu di puncak payudaranya yang semakin kenyal membuntal dengan padat tanda gadis itu sedang diamuk kenikmatan yang dashyat.
“Arrrrhhhh…..”sesekali Meyda Sefira menjerit kecil ketika merasakan remasan-remasan gemas kedua tamunya yang sedang menyetubuhinya. membuat Meyda Sefira berulang kali mendesah dan merintih, sementara tubuhnya tersentak-sentak dalam irama yang liar dan brutal disetubuhi oleh dua batang kemaluan di lubang vagina dan anusnya yang terasa seperti melar tanpa daya menerima penis yang begitu besar dan panjang.

“Heghhhh…. Oooooohhhhhhhhhh….Crrrrttttt…” Meyda Sefira terkulai dalam kenikmatan puncak klimaks, bersamaan dengan itu gadis berjilbab itu memekik keras ketika merasakan sodokan keras di lubang anus dan lubang vaginanya “Kecrottttt…” “Crooooooootttt”
Sementara itu Oki Setiana Dewi menaiki tamu yang lain, vaginanya menduduki penis yang besar dan “Acccccckkkkkhhhh……”, mulut Oki Setiana Dewi menganga menerima penis yang besar tersebut dilubang vaginanya yang seret, tidak berapa lama Oki Setiana Dewi mulai menari-nari dengan liar. Tubuhnya terlonjak-lonjak diatas pangkuan sang tamu, badannya mulai dibasahi keringat yang wangi. “Acccckkkhhh….Ohhhh……”, ceraracau Oki Setiana Dewi, tubuh molek tersebut menjadi sasaran empuk sang tamu. Payudaranya di remas-remas dengan kasar, kadang puting Oki Setiana Dewi pun digigit oleh tamunya. Sehingga dia mengerang menerimanya, sementara itu dibelakang tamu yang lain mengambil posisi untuk memasukan batang pusakanya kearah dubur sang artis berjilbab tersebut. “Accckkkkkkkkkhhh…. Ufffhhhhhhhhhhhh….”, ketika sang tamu mulai menggenjot penisnya dari kedua arah.
“Plok…pllokkk..plllookkk….”, tumbukan antara penis dengan dua lubang milik Oki Setiana Dewi semakin lama semakin kuat, semakin brutal dan semakin kasar. “OOOhhhhh……, eeemmmmhhhh.h…….”, desah tertahan dari Oki Setiana Dewi sebelum mulutnya ikut disumpal oleh sebatang penis besar, jilbab lebarnya kemudian dijambak dan penispun mulai mendeeptroat mulut Oki Setiana Dewi. “Suck my dick…..acckkkkhhhh nice girl, ahhh you really a slut”, sungut sang tamu semakin lama semakin kasar menekan penisnya di dalam mulut Oki Setiana Dewi, kondisi Oki Setiana Dewi semakin erotis memainkan perannya tangan yang lain bekerja mengocok penis yang lain, sehingga sekarang Oki Setiana Dewi dikerubuti oleh empat orang yang memiliki penis yang besar-besar.
Gerakan Oki Setiana Dewi semakin binal, seperti seekor kuda Oki Setiana Dewipun ikut memompa penis-penis yang semakin dalam masuk kedalam vagina dan anusnya. Gerakan liar Oki Setiana Dewi membuat dirinya semakin melayang, remasan-remasan vagina dan anus terhadap penis yang tertanam semakin kuat, sehingga Oki Setiana Dewi kelihatan akan menghadapi orgasme.
Tetapi sebelum Oki Setiana Dewi mengalami orgasme, mereka menghentikan gerakannya secara bersama-sama. Mereka berganti posisi, Oki Setiana Dewi sekarang menduduki penis dengan duburnya, penis yang tadi menganal Oki Setiana Dewi mendapat giliran untuk menghujam vagina sang artis berjilbab itu. “Accckkkhhhhh…..nikkkmmmatt……”, desah Oki Setiana Dewi ketika kedua penis tersebut mulai berlomba menggenjot lubang kenikmatan yang dimilikinya.
“Accckkkhhhh fuck me….. harrrderrr….”, teriak Oki Setiana Dewi semakin menjadi menginginkan orgasme yang tadi tertunda, gerakan Oki Setiana Dewi semakin liar.
“you want more……take this….bicth”, kedua tamu itupun semakin brutal dalam menggenjot lubang-lubang kenikmatan dari Oki Setiana Dewi. “Acccccccccckkkkkkkhhhhhh………seeerrrtttt……ccccrroooottt……”, vagina Oki Setiana Dewi menumpahkan cairan cinta yang banyak dan memancar dari liangnya.
Tanpa memberi kesempatan untuk beristirahat kepada Oki Setiana Dewi, mereka mulai memasukan senjatanya kembali kedalam vagina sang artis dan mulai menggenjot kembali. Dua lubang tersebut kembali digasak oleh para tamu. “Accckkkkhhhh……eeemmmhhhhh……..”, erang kenikmatan dari mulut Oki Setiana Dewi membuat tamu yang lain mengambil posisi dibelakang temannya dan ikut memasukan penisnya kedalam vagina sang artis. “Accccckkkkkkkhhh……sakkkiittt……”, vagina Oki Setiana Dewi seperti robek dimasukan oleh dua penis sekaligus, belum lagi liang duburnya tertanam satu penis, wajah Oki Setiana Dewi tampak meringis menahan sakit diliang vaginanya.
“Accckkkhhhh…..kellluuarriinn….eeeeehhhhhh……”, Oki Setiana Dewi semakin kesakitan merasakan sodokan-sodokan dari arah selangkangannya yang serasa menusuk ulu hatinya, tubuhnya dipenuhi oleh keringat, kepalanya terdongak keatas.
“You don’t have to wear this….”, kata salah satu tamu Mr. Robert sambil menarik jilbab milik Oki Setiana Dewi sampai terlepas. Rambut panjang dan indah milik Oki Setiana Dewi kemudian dijambaknya, mulut Oki Setiana Dewi dipaksa dibuka dan mulai dijejali oleh penis miliknya. “Emmmmhhhhhhhh…………”, Oki Setiana Dewi tampak meronta, tetapi tertahan oleh tubuh-tubuh yang menindihnya.
Tidak terlalu lama Oki Setiana Dewi mulai terbiasa menerima penis-penis tersebut dalam tubuhnya. Oki Setiana Dewi telah kembali dilanda birahi tingkat tinggi, mulutnya mulai mengulum dan kadang sang tamu mendeeptroat sampai mentok ke tenggorakan sang artis cantik tersebut, sementara dibawah Oki Setiana Dewi pun mulai ikut menggoyangkan pinggulnya menerima sodokan-sodokan penis, yang semakin lama semakin brutal menyiksa lubang-lubang sang artis jelita tersebut, “Eemmmmmmmhhhh…….ooooohhhhhhh………crooottt ……crrrooottt”, tubuh Oki Setiana Dewi mengejang kembali orgasme kedua melanda dirinya, tubuhnya ambruk diatas tamu Mr.Robert.
Tubuh yang lemah tersebut kemudian ditarik oleh tamu yang tadi mendeeptroatnya, bagaikan sebuah mainan tubuh Oki Setiana Dewi dibalikan sehingga tertelungkup. Anus milik Oki Setiana Dewi kembali menerima sebuah batang penis. “Accckkkkkhhhhhh………..”, Oki Setiana Dewi kembali mengerang menerima sodokan penis di duburnya. Rambut hitam panjang milik gadis berjilbab tersebut dijambak sehingga badannya terdongak. Bagaikan seekor kuda yang sedang ditunggangi tubuh lemah Oki Setiana Dewi terguncang-guncang menerima sodokan-sodokan yang semakin lama semakin kasar dan brutal.
“Accckkkkkkkkkhhh…. Ufffhhhhhhhhhhhh….”, desahan-desahan dari seekor kuda binal berjilbab tersebut seakan minta terus untuk disetubuhi. “Ahhhhh, Ahhhhhh, Ahhhhhhh…..aammppuunnn……iiyaa… teruss…”, Oki Setiana Dewi benar-benar menikmati sodokan-sodokan tersebut.
“ploookkkk….pllloookkkkk….pllloookkkk….”, bunyi tumbukan antara mereka semakin lama terdengar semakin kencang..

Season III
Oki Setiana Dewi The New Sex Slave
Dua hari setelah acara di villa Mr. Robert, dia menelepon aku dan Mr. Robert sangat senang dengan pelayanan yang baik dari Meyda Sefira. Tetapi yang jadi aku pusing dua minggu ke depan dia ingin melakukan hal sama, kali ini Mr. Robert ingin dua orang sekaligus.
Sambil menunggu Meyda yang sedang shooting akupun iseng menonton shooting itu. “emmhhh… mbak Oki kayanya bisa kujadikan lonte seperti Meyda..”, fikirku saat itu. Saat break shooting aku meminta kepada Meyda untuk mengambil barang pribadi Oki Setiana Dewi. Entah itu berupa lipstik, bedak tapi yang paling ampuh adalah celana dalam yang sudah dikenakan oleh Mbak Oki.
Ternyata tidak terlalu sulit buat Meyda mendapatkan celana dalam Oki Setiana Dewi, ketika akan berganti kostum ternyata Oki-pun mengganti CD-nya karena merasa kegerahan di sekitar selangkangan. Meyda yang berganti kostum terakhir dapat mengambil CD Oki Setiana Dewi dari tumpukan barang-barang pribadi miliknya dan memasukan barang itu ke dalam Tas pribadi milik Meyda sendiri.

Shooting hari itu hanya sampai jam lima sore, semuanya mulai meninggalkan lokasi syuting, “Eh… Mbak Oki ada yang mau minta tanda tangan nih”, Kata Meyda menyapa Oki Setiana Dewi, dan memang mobil yang kami pergunakan bersebelahan, “Siapa….?”, senyum manis menghiasi mulut mungil dari Oki Setiana Dewi, “Ini, Mang Parno supirku, katanya pengen kenalan dan minta tanda tangan, mbak Oki artis favoritnya Mang Parno loh”, Jawab Meyda sambil tersenyum. Oki pun kemudian mendekat ke Mobil yang kami pergunakan dia mengeluarkan foto dan membubuhi tanda tangan di foto tersebut. “Foto ini buat Mang Parno, terimakasih sudah menjadi penggemar saya”, senyum manis dari Oki Setiana Dewi tetap menghiasi wajahnya.
“Terima kasih Non Oki atas fotonya…”, jawabku sambil menyalaminya. Tetapi cuma sebatas jari tangan yang bersentuhan dan itu pun tidak lama, tetapi bagiku cukup untuk meluncurkan gundam pertamaku buat Oki Setiana Dewi. “Meyda…, Aku duluan …ada perlu dulu nih….”, sambil melambaikan tangan kemudian pergi meninggalkan kami dengan mobilnya.
“Bagaimana barang yang aku pesan sudah kamu dapatkan…”, tanyaku kepada Meyda sambil mengendarai mobil menuju apartement milik Meyda. “Ini saya dapatkan tuan…., celana dalam milik mbak Oki…”, senyum genit dari Meyda tampak menghiasi bibirnya. “Bagus, gadis penurut…”, jawabku.
“Tuan, tapi tuan harus memberikan hadiah buat Meyda, Meyda ingin dipuaskan kembali oleh Tuan…”, sambil tangan Meyda Sefira menjamah penisku dan memandangku dengan manja. “Emmhhh… Nanti sesampainya di apartement kamu akan mendapatkanya Meyda…, lonteku…”, jawabku sambil memacu mobil ke arah apartement Meyda.
Sesampainya di Apartement kami berdua langsung menaiki lift menuju lantai sebelas yang merupakan tempat apartement Meyda. Setelah kita berdua memasuki apartement dan mengunci pintu. Meyda yang tampak sudah sangat horny, langsung memagut bibirku dan mencium bibirku dengan ganas. Akupun membalasnya dengan tak kalah ganas. Tiba-tiba Meyda melepaskan ciumannya. “Tuan…., Meyda mau menagih hadiah dari tuan…”, tatapnya manja dan sambil melepaskan baju gamis dari tubuhnya. Baju tersebut langsung melorot kebawah dan sekarang yang tersisa hanya jilbab yang dikenakan, bra dan celana dalam model G-String. Perlahan Meyda melepas bra dan berjalan kearahku dengan genitnya kemudian mendorong tubuhku sampai terduduk di sofa. Kemudian Meyda bersimpuh diantara selangkanganku, membuka celanaku dan celana dalamku. “Emmmmhhhh…. Wangi tuan….”, Meyda dengan tingkah binalnya menghirup Celana dalamku yang bau tapi bagi Meyda itu merupakan sensasi tersendiri untuknya.
Perlahan Meyda mulai mengocok penisku, mulutnya mengulum buah pelirku… “ssrruuuppp…..”, sambil terus mengulum buah pelirku….. “Emmmhhh…. Bagus Meyda…. Enak…. Jilat terus Kontolku”.
Meyda menghentikan kocokannya dan menjilat penisku dari arah bawah keatas dan sebaliknya, “Ahhhh… iya nikmat begitu…. Terus…”, Meyda meneruskan perbuatannya dengan terkadang memainkan ujung lidahnya di lubang kencingku sambil mata binal Meyda menatap ke arahku. “Acckkhhhh…..nikmat sayang…….”, kataku. Aku yang sudah mulai tak kuat karena permainan Meyda, kemudian menjambak Jilbab yang di kenakan oleh artis jelita itu dan memaksa Meyda untuk memasukan penisku kemulutnya. Kepala Meyda aku tekan sampai rongga mulut Meyda dipenuhi oleh penisku dan kepala Meyda mentok di selangkanganku. “Ini yang kau Mau Meyda….. Kamu Mau Kontol…. Ini aku berikan Kontol…..terima ini lonte…”, sambil tetap menjambak jilbab Meyda dan memaju mundurkan kepala Meyda.
“uuuuhh…. Srrruupppppp…….”, itu yang terdengar dari mulut Meyda, Meyda sendiri tampak pasrah tetapi tampak juga menikmati apa yang aku lakukan. Semuanya berlangsung berkisar lima menitan.
Setelah itu aku menghentikan kegiatanku dan melepaskan kemudian aku balikkan tubuh Meyda dengan kasar dan menarik pinggang Meyda sehingga pantat Meyda terangkat keatas. Dengan kasar penisku menembus anus dari Meyda Safira. “Accckkkhhhhh……”, erang Meyda, kepalanya terdongak keatas. “Kamu suka di sodomi Meyda….., kamu menginginkan begini….bool kamu sempit……?”, kataku sambil terus menggenjot Meyda. “Acckkkkhhh.. iya Meyda suka….acckkhhh lebih cepat lagi”, balas Meyda sambil tangan kanannya memainkan klitorisnya sendiri. Kutarik jilbab Meyda, kali ini jilbab yang dikenakan Meyda terlepas dengan ciput yang dipakai didalam jilbab pun ikut terlepas, sehingga rambut Meyda tergerai panjang. Kemudian rambut Meyda ku jambak dan ku tarik kebelakang, sehingga kepala Meyda terdongak, kemudian ku ciumi heler jenjang milik sang artis berjilbab sambil terus menggenjot anus Meyda. ”Acckkhhhh …. Terus Entotin Meyda… Sayang…”, kata Meyda menikmati sodokan-sodokan diriku sambil matanya merem-melek, sementara tubuh kami berdua sudah sangat berkeringat.
“Kamu Cantik sayang…, tubuh dan rambutmu benar-benar wangi”, Meyda kemudian ku balikan badannya hingga menghadap kepadaku. “Kamu cantik sayang…”, ucapku. Meyda kemudian mencium bibirku. Ciuman yang benar-benar ganas. “ Masukin Kontol Tuan ke Memek Meyda …..”, ucap Meyda. Tapi Meyda kemudian aku bopong ke kamarnya, Meyda tampak tersenyum manis. Setelah ku lepaskan Meyda aku berbaring di tempat tidur empuk empunya sang artis. “Silahkan masukan kontolku ke Memek kamu …..”, Meyda tersenyum manis kemudian menaiki tubuhku, kakinya di renggangkan dengan perlahan Meyda memasukan batang penisku ke vaginanya.
“Acckkkhhhhh…….Emmmhhh…..”, Meyda mendesah ketika penisku memasuki vaginanya, kemudian Meyda mulai bergerak naik turun dan payudaranya ikut berguncang, “Acckkkkhhh nikmat banget kontolmu…, Meyda suka banget ma kontol tuan…”, gerakan Meyda semakin cepat, akupun meraih toket sang gadis, dan ku remes-remas toket ranum milik Meyda, hal itu membuat Meyda semakin semangat menaik turunkan badannya. “pllok…. Plokkk…plokkk”, itu yang terdengar ketika Meyda menaiki penisku.
“Acckkkhhhh enak Meyda…., kamu memang lonte berbakat….”, ucapku kepada Meyda. Sementara pinggulku ikut bergerak berlawanan arah dengan gerakan Meyda, maka semakin menancaplah penisku di dalam memek Meyda. Sementara gerakan Meyda yang semakin tidak terkontrol, bagaikan seekor kuda liar dan tak lama kemudian,”Accckkkhhhhh……. Meyda keluar…..”, tubuh sang artis mengejang, badannya melengkung ke belakang dan cairan cintapun meleleh dari Memek sang artis berjilbab, kemudian tubuh Meyda roboh di sebelahku dengan rambut acak-acakan.
Sementara aku yang belum mencapai orgasme, segera berdiri ditarik tubuh Meyda ke pinggir ranjang, kemudian kaki jenjang milik Meyda di angkat dan di simpan di pundakku, sementara penisku langsung menerebos masuk liang vagina Meyda dan “Acckkhhhh…… sudah cukup tuan Meyda masih cape….”, tapi tidakku pedulikan ucapan dari Meyda, “Kamu ingin kontol… ini rasakan kontol ku….”, dengan gerakan cepat aku hujamkan penisku di antara selangkangan gadis berjilbab tersebut. “Acckkkhhhh….ammmppuuunnn….. suuuddahhh …. Meyda…. Caaapppeee….”, sementara kepalanya bergerak kekiri dan kekanan, dan tangannya meremas kain seprai. “Gw belum keluar…. Lonte lo harus memuaskan diriku”. Kataku dengan bertambah bringas menyetubuhinya dan Meydapun tampak pasrah menerima siksaan birahi.
Dan tak lama kemudian “Acccckkkhhh……”, tubuh Meyda kemudian mengejang dan kembali cairan cinta Meyda menyembur. Setelah itu giliranku “Acckkkhhhh…. Enak…..”, keluarlah pejuku, bercampur dengan cairan cinta Meyda di dalam vaginanya. Kulepaskan penisku dari dalam vagina Meyda.
Tubuh Meyda tampak lemas dan menggigil dengan keringat yang membasahi tubuh sang artis. Kemudian kuangkat dia keatas ranjang dan kubaringkan. Kuselimuti tubuh sang artis tersebut kemudian aku keluar dari kamar Meyda.

“you still want dick…huh…”, Tanya salah satu tamu sambil meremas-remas payudara sang artis tersebut. “Acccckkkkkhhh…..eeemmmmmhhhh give me more dick……”, ceracau Oki Setiana Dewi, Tubuh gadis cantik itu didorong hingga bersandar ke dada sang tamu yang sedang menggenjot anus gadis cantik tersebut. lubang vagina milik Oki Setiana Dewi tampak masih menganga bekas dua penis yang menghujamnya. Tampa kesusahan penis tersebut memasuki lembah surga milik Oki Setiana Dewi. “Accckkkkhhhh…… yyyesss…..oooohhhh….ffuuucckkkk ….fuuuccckkk mmmeee…. I love dick……”, jerit Oki Setiana Dewi ketika mendapatkan penis tersebut. seolah kesetanan Oki Setiana Dewi menggoyangkan pinggulnya sehingga kedua penis tersebut semakin tertanam di dalam anus dan vaginanya. “ackcckkhhh …acckkkhhh….. fuckk….. Mee…. Accckkkhhh…..”, keliaran Oki Setiana Dewi semakin menjadi dan tidak lama dari itu. “Acccckkkkkhhhhh…….”, tubuhnya melengkung merasakan orgasmenya kembali.

Di bagian lain tampak Meyda Sefira dituntun untuk menduduki penis milik salah seorang tamu, “Acckkkhhhhhh……”, ketika penis tersebut perlahan-lahan memasuki liang dubur milik Meyda Sefira. Sementara dada montok dan putingnya dimainkan, diremas dan dipilin-pilin oleh tamu yang lain. “Acckkkkhhh….ooohh…eeemmmmhhh….”, desahan kenikmatan Meyda Sefira mewarnai irama tumbukan antara penis dan anus sang bintang KCB tersebut, sementara mata Meyda Sefira tampak merem-melek seolah-olah menantang tamu yang lain untuk segera ikut menyetubuhinya.
Tamu yang sekarang sedang memainkan putting sang gadis tampak bernafsu dengan Meyda Sefira, penis yang sudah siap menembak tersebut diarahkan ke anus sang gadis. “Accckkkkkkhhh……oooooohhh…. It’s hurt….ssaakkkkiitt….”, jerit Meyda Sefira ketika anusnya dipaksa untuk menerima dua penis sekaligus. “shut up…. Bicth…. You must enjoy this…”, Maki sang tamu sambil terus menusukan tusukannya. “Acckkkkkkhhhh.h……..”, rasa sakit dan panas dilubang dubur sang gadis tersebut terasa sampai ke ubun – ubun.
Tumbukan-tumbukan tersebut semakin lama semakin berirama, membuat Meyda Sefira mulai menikmatinya. Tangan Meyda Sefira pun mulai ikut memainkan klitoris dan memainkan vaginanya sendiri, “Acckkkkhh….eeeemmmhh …emmmhhh…..yess…ooohh….god…yes….. fucckkk… ooohh… fuuucckkk…”, Meyda Sefira menceracau setiap genjotan tersebut berlangsung, tangannya makin liar memainkan vaginanya sendiri, tanpa diduga sebuah penis sudah ada di samping muka Meyda Sefira, jilbab sang artis kemudian di jambaknya dan sang penis melenggang mulus ke dalam mulut sang artis tersebut. “ooohhh…. Yyeess…. I love to fuck your mouth”, kata si bule tersebut sambil terus menyerang mulut Meyda Sefira hingga mentok di selangkangannya, “pllokkk…plllokkk….plookkkk…”, sementara tumbukan dua penis di anus Meyda tampak semakin cepat, seolah-olah ingin merobek-robek anus sang artis berjilbab. Meyda Sefira tampak kewalahan oleh aksi brutal para tamu tersebut, melihat hal tersebut tamu yang lain mengorek-ngorek lubang vagina sang artis dengan tangannya. Sementara tangan Meyda disuruh mengocok penisnya. “Do You Love this…???”, Tanya nya di telinga Meyda Sefira yang hanya bisa merintih tak jelas karena mulutnya dipenuhi oleh penis. Sementara tangan Meyda Sefira semakin intenst dalam mengocok penis tamunya tersebut.
“eeemmmmmhhh….eemmhhhhh…… Sssssssssshh ssssssssssssssssssshhh ssssssshhh hhhh”, ceracau Meyda Sefira dari mulutnya, semakin lama tamu-tamu tersebut semakin brutal menikmati tubuh Meyda Sefira, genjotan penis-penis di anusnya semakin cepat, sementara mulutnya terus diperkosa oleh penis besar milik tamunya, sementara di tiga buah jari masuk dan mengobok-ngobok liang vaginanya, hal ini membuat Meyda Sefira kelojotan, menerima siksaan kenikmatan, pinggulnya ikut bergerak. “Accckkkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhh……..”, lolong Meyda Sefira ketika penis besar dikeluarkan dari Mulutnya, bersamaan dengan derasnya cairan cinta yang keluar dari vaginanya. Tubuh Meyda Sefira tergolek tidak berdaya disamping para tamu Mr. Robert tersebut, dengan liang anus yang begitu menganga hasil dari tumbukan dua penis tadi.
Penis orang yang tadi mengobok-obok lubang vagina sang artis berjilbab kini sudah berada di dekat vagina Meyda Sefira, “Acccckkkkkhhhh……eeemmmmmhhh…..”, tanpa ampun sang tamu langsung menggenjot tubuh Meyda Sefira yang masih lemah, sang artis tampak tak berdaya tubuhnya terlonjak-lonjak menerima sodokan-sodokan brutal tersebut.
Sementara itu Oki Setiana Dewi yang sudah benar-benar telanjang bulat tampa memakai jilbab tampak mendekati Meyda Sefira dan menuju selangkangan sang gadis tersebut dengan memposisikan 69 dengan Meyda Sefira serta mulai menjilati vagina Meyda Sefira yang sedang disenggamai oleh tamu Mr. Robert. “ssrrrrupppppp…..sssssrruuupppp………..”, jilatan-jilatan liar dari Oki Setiana Dewi mengenai vagina dan penis yang sedang menyenggamai Meyda Sefira, setiap tetes cairan dijilat oleh sang artis berjilbab itu, “Accckkkkkhhh…..yyyeesss…. terruuss……aaacckkk….eeemmmmhhh…..”,tampak Meyda Sefira pun mulai kembali naik birahinya, “Srrruuupppp……srruuuuppp…..”, vagina Oki Setiana Dewi pun mulai dijilati oleh Meyda Sefira. “Acckkkhh…iiiyyaa…Meyydaaa.. sayyanggg…akuuu ssukkaa….”, erang Oki Setiana Dewi sesaat setelah itu dia meneruskan jilatan jilatan terhadap vagina dan penis sang tamu.
Tamu yang lain tampak mendekat dan memposisikan diri dibelakang Oki Setiana Dewi, “Accckkkkhhhh….. nice ass…”, dengan sekali sentak sang bule memasukan penisnya ke dubur Oki Setiana Dewi. “Acckckkkhhh Eemmmmhhh…..emmhhh….”, Oki Setiana Dewi mengerang dan kembali ke aktivitasnya. Sedangkan sang bule yang sedang menyetubuhi dubur Oki Setiana Dewi kadang penisnya dilepas dan di jejalkan ke mulut Meyda Sefira. Secara bergantian penis tersebut menyetubuhi dubur, vagina Oki Setiana Dewi dan juga mulut Meyda Sefira. Kedua gadis tersebut keliatan sudah teransang berat kembali, mereka berdua sudah tidak konsentrasi terhadap jilatan. “OOOOOHHHHH….Fuuuucckkk Mee….Okkkiii.. oohhh nikkkmaattt..baanggettt..ooohhh….fucckkkk…ooohhhh….”, erangan Meyda Sefira, “aaacckkkhhh iiiyyayaa…. Meeeyyy… ooohhh…eeehhh eeenaaakkk…aaacckkhh…pllleess… fuffuuucckk….”,ceracau mulut Oki Setiana Dewi. “You want more hah bicth….”, kata si bule sambil menjambak rambut Oki Setiana Dewi. “yyyes…pllless…harder…..ooohhh…..giiiivvveee meee harrrderr…..”, ceracau kembali dari Oki Setiana Dewi, “crrroootttt….crrrrooottt……crroottt…aacckckkhhhhhhhhhhhhhhh”, tubuh kedua artis tersebut mengejang dan kembali orgasme mengeluarkan kembali cairan cintanya.
Keduanya kemudian didudukan bersebelahan. Sementara tamu-tamu Mr. Robert mengelilingi Oki Setiana Dewi dan Meyda Sefira, sambil mengocok penis mereka masing-masing, sementara Oki Setiana Dewi maupun Meyda Sefira menjulurkan lidah masing-masing sambil membuka mulut. “crrrooott……crrrooooottt…..crroooootttt……..crroott”, secara hampir bersamaan para tamu tersebut menghujani kedua artis tersebut dengan sperma, Meyda Sefira dan Oki Setiana Dewi tampak rakus menerima sperma tersebut, meminum, dan menelannya. Kemudian secara bergantian mereka menjilati tubuh masing-masing yang penuh dengan peju dari para tamu, sebuah pemandangan erotis sekali saat itu.
Mereka beristirahat dulu selama kurang lebih 30 Menit, sebelum pesta seks dengan Meyda Sefira dan Oki Setiana Dewi dilanjut kembali sampai dengan dini hari menjelang..

Sudah tiga hari Suparno sedang kembali ke kampungnya sehingga pada sore itu Meyda Sefira hanya tinggal sendirian di Apartemen dan saat ini sedang menikmati guyuran shower dikamar mandi, setelah mandi Meyda Sefira memandang dirinya melalui cermin dikamar mandi. Wajah cantik dengan rambut bergelombang terurai begitu indah, sementara payudara nya tampak membusung seolah menantang pria untuk meremas, memilin, dan memainkan puting sang artis, sementara belahan vaginanya tampak. Meyda Sefira tampak mulai meremas dadanya sendiri, sambil tersenyum memandangi tubuhnya.
Ada sekitar tiga menit sebelum bel apartemennya berbunyi “Sebentar…….”, teriak Meyda Sefira sambil langsung beranjak, dan mengenakan baju kurung serta jilbab terusan seadanya dan segera menuju pintu apartemennya. “Oh…Pak Asep sama Pak Warjo…. Ada apa ya…”, Tanya Meyda Sefira kepada kedua orang tersebut. Asep adalah kepala security di apartement tersebut, sedang Warjo adalah salah satu anak buah Warjo yang bertugas dibagian CCTV. “Boleh kami masuk dulu ….??”, Ucap Asep kepada Meyda Sefira. “Ohh…silahkan masuk pak….” balas Meyda Sefira seraya mempersilahkan keduanya untuk duduk.
“Ada apa ya…., saya jadi kaget ada bapak-bapak kesini…???”, Tanya Meyda Sefira sambil duduk. “Ohh…. Ngak ada apa-apa Mbak Meyda.., kami Cuma lagi control saja…, sekalian mau memperlihatkan sesuatu…”, kata Asep sambil mengeluarkan sebuah CD dari saku jaketnya. “Apa ya…. ??? ”, Tanya Meyda Sefira kepada kepala security tersebut.

“Boleh saya pinjam DVDnya dulu… kita liat saja bagaimana system keamanan disini..”, jawab Asep sambil terlihat sebuah senyum licik dari sang kepala security tersebut. “Ohhh .. silahkan… ngak apa-apa….” Jawab Meyda Sefira yang penasaran dengan apa sebenarnya isi didalam CD tersebut.
Lalu Warjo beranjak dan mengambil CD yang diberikan oleh Asep, TV dan DVD dinyalakan oleh Warjo kemudian tampak film hasil rekaman dari CCTV yang terpasang di Lift Apartemen tersebut. Meyda Sefira tampak terkesiap melihat rekaman dari CCTV tersebut, tampak jelas wajah Meyda Sefira yang sedang digerayangi oleh supirnya waktu di Lift tersebut, kemudian beralih kerekaman ketika sesudah pulang malam Meyda Sefira mengoral penis milik supirnya dan ada juga adegan ketika Meyda Sefira dengan Oki Setiana Dewi saling memagut bibir.
“Gimana Mbak Meyda….???, cukup bagus kan system keamanan disini…hehehe…”, Tanya Asep kepada Meyda Sefira yang tampak masih shock melihat adegan-adegan dirinya tersebut.
“Mak..maksud bapak…. Ma…mau apa…, kalo ma…mau uang nanti sa..saya kasih…?”, ucap Meyda Sefira terbata-bata. “Tenang saja Mbak Meyda…, kita cuma ingin menikmati tubuh Mbak Meyda….”, balas Asep sambil menyeringai. “Kita ngak butuh uang…., kita hanya ingin menyicipi tubuh Mbak aja…. Dan rahasia Mbak aman ditangan kami….” Lanjut Asep.
“Ta…tapi……”, belum lagi Meyda Sefira menyelesaikan ucapnya Sang Kepala Sekuriti itu sudah memotongnya, “Apa… Mbak Meyda mau rekaman ini jatuh ke tangan orang lain dan tersebar di internet…???”, ucap sang kepala sekuriti. “Jannngggggaaannnn…..”, Teriak Meyda Sefira berusaha mencegah.
“Ha…ha..ha…, jadi Mbak Meyda mau terima tawaran kami…???, tenang aja kontol kami akan memuaskan Mbak Meyda …. Ha…Ha…Ha…”, ucap Asep kemudian. Sementara itu Warjo menutup pintu apartemen Meyda.
Meyda hanya mengangguk, sementara itu Asep mulai mendekati Meyda Sefira. Hidungnya mengendus tubuh Meyda Sefira, sementara tangannya meremas payudara sang artis berjilbab tersebut. “Wangi ……., kamu ngak pake BH ya….”, Tanya Asep kepada Meyda. “Emmmhh iiyyaa… ngak…pake….”, jawab Meyda Sefira. Asep menghentikan aktifitasnya dan berdiri dihadapan Meyda Sefira.
“Buka celana saya…..”, ucap Asep menyuruh Meyda Sefira membuka celana yang dikenakan. Meyda Sefira tampa ragu mulai membuka sabuk, kancing dan melonggarkan resleting celana Asep, ketika celana Asep ditanggalkan oleh Meyda Sefira, Meyda Sefira tampak kaget karena ukuran penis sang kepala security termasuk yang big size, hampir sama dengan orang-orang bule yang kemarin-kemarin menyenggamainya.
“Ko Cuma bengong…., ayo isep…, jilatin kontol saya…”, perintah Asep sambil memukul-mukulkan penis besarnya ke pipi sang artis berjilbab tersebut.
“Srrruuuppp…..srrruuupppp……”, Meyda Sefira mulai memainkan lidahnya di permukaan penis sang security, tidak luput pelir lelaki itu dijilatinya, lalu naik lagi menjilat seluruh batang penis tersebut dan memainkan lidahnya di lubang kencing sang security.
“Acckkkhhh….. nikmmmaattt……. Kamu pintar banget Mbak Meyda……. Yaaa….teruuusss…”, ceracau Asep menikmati jilatan dari Meyda Sefira.
“mmmmuuuuffffftttt…….mmmmmmuuuuffffttttt……”, Meyda Sefira mulai mengulum penis Asep. “Acckkkhhh enak…. Kamu benar-benar pandai memuaskan kontol laki-laki…”, kata Asep yang membuat Meyda Sefira semakin menggila dalam melakukan kocokan dan kuluman terhadap penis Asep. Sementara itu tanpa disadari oleh Meyda Sefira Warjo menggunting baju kurung Meyda Sefira hingga tanggal, sehingga terlihat jelas payudara dan vagina sang artis berjilbab tersebut.
“wahhh… body nya bagus banget nih….”, kata Warjo sambil memainkan puting dan meremas-remas payudara Meyda Sefira yang lagi asik mengoral penis milik Asep. “Emmmhh badannya wangi banget…., lom pernah nih gua menikmati tubuh artis….. apalagi berjilbab”, seru Warjo, sambil terus meremas dan menjilati tubuh Meyda Sefira. “Iya …So… sepongannya juga yahud nih…., lebih jago daripada lonte pinggir jalan…”, ujar Asep.
Kepala Meyda Sefira ditahan oleh Asep, dan sekarang Asep mendorong tubuhnya kedepan sehingga penisnya masuk semua ke mulut Meyda Sefira, dan mentok di selangkangnya “mmmmuuuufffttt……mmmmuuuffff.ttttt….acchhhhhhh….”, terdengar erangan lirih Meyda saat mendeeptroat penis milik Asep.
“Gue pengin kencing dulu nih Sep…..”, ujar Warjo kepada Asep, “Yah… lo belom apa-apa udah pengen kencing…, eh So …. Dia aja yang dijadiin toiletnya….. sekalian suruh minum kencing kamu… hahahaha…..”, kata Asep kepada Warjo seraya mencabut penisnya dari mulut Meyda Sefira.
“Jangan… aku belum pernah….”, kata Meyda Sefira memelas.
“Sudah terima aja…, ayo buka mulut kamu…. Yang lebar…..”, perintah Asep kepada Meyda Sefira. Meyda Sefira dengan berat hati berjongkok dan membuka mulutnya dengan lebar, sementara Warjo bersiap-siap untuk melontarkan kencingnya.
“ssssseerrrrrrr……ssssseerrrrrrrrr……..ssseerrrttttt…….”, air kencing Warjo keluar dengan derasnya, mengarah kemulut Meyda Sefira meski tampak gelagapan Meyda Sefira berusaha meminum air kencing tersebut. sebagian air kencing tersebut menghujani muka dan jilbabnya sehingga basah oleh air kencing, sementara sebagian lantaipun tampak basah oleh hujanan air kencing tersebut dan sisa air kencing yang ada di penis Warjopun dibersihkan oleh Meyda Sefira dengan cara dijilatinya.
“Hahahaha……Mirip banget dengan lonte nih… mbak Meyda….”, seru Warjo kegirangan karena sudah berhasil mengencingi sang artis berjilbab tersebut.
“Sudah sana …. Cuci muka dan ganti jilbab kamu dulu…, kita males ngentot cewe kalo bau pesing… dan jangan lama-lama hahaha….”, ujar Asep. Meyda Sefira segera mencuci muka dan mengganti jilbabnya dengan yang baru..

“Hehehehe……sudah siap di entot nih cewe….., kita bawa kekamarnya aja….”, seru Asep kepada Warjo, sambil menarik tubuh Meyda Sefira ke kamarnya. Sesampainya dikamar tubuh Meyda Sefira dilempar keranjang. Kemudian kedua tangan Meyda Sefira di borgol ke ranjang tersebut. “Kami akan menikmati tubuhmu…., kami akan menikmati ke tidak berdayaan Mbak Meyda dan membuat Mbak Meyda tersiksa dalam kenikmatan”, kata Asep berbisik dibelakang telinga sang artis berjilbab tersebut.
Asep mulai menyusuri tubuh indah milik Meyda Sefira, mulai dari wajah turun kebawah, kebagian leher dengan menyibak jilbab yang digunakan Meyda Sefira, leher jenjang tersebut kemudian di jilat dan diciumi sehingga meninggalkan noda merah di leher jenjang sang artis. Kemudian turun kembali menjilati, putting dan payudaranya dengan sedikit menggigit yang menyebabkan sang artis berjilbab tersebut menggelinjang kenikmatan. “Emmmmhhhhhhh….”, Meyda Sefira semakin melenguh ketika Asep menjilat perut terus kebawah.

“Emmmhhhh……Memek yang harum……”, kata Asep sambil kemudian membuka belahan vagina sang artis berjilbab dan menjilati bagian dalamnya. “Acccccckkkkkhhhh……ooooohhhhhh…….” Meyda Sefira menggelinjang menerima jilatan seperti itu. Asep semakin intens menjilati liang vagina dan klitorisnya sambil tangannya ikut bermain di dalam vagina sang gadis berjilbab.
“ooooohhhh……eemmmhhh ennaakkk …. Iiyyyyyaaaa…. Ttteeruuss….eeemmmhhhh”, ceracau Meyda Sefira yang semakin lama semakin dilanda birahi tingkat tinggi. “Sepong kontol gue…….”, kata Warjo dengan penisnya yang mengacung didepan hidung mancung sang artis berjilbab. “mmmmuuuaaaa…..sssrrrrrruuuupppphhhtt…..sssuurrrppppp… “, batang penis Warjo dijilat dan diemut dengan lahapnya. Seperti anak kecil memainkan permen, Meyda Sefira tampak menikmati setiap lekuk bentuk penis Warjo.

“accckkkhhh….enak tenan….. non jago banget nyepongnya….. acckkkhhh ”, ceracau Warjo sambil menahan kepala Meyda Sefira. Kepala Meyda Sefira yang tertutup jilbab, sehingga wajah cantik tersebut mentok di selangkangan Warjo dan ketika penis tersebut dikeluarkan bibir manis tersebut mengejarnya seolah ingin menikmati penis tersebut lebih lama dimulutnya.
“Accckkkkkhhhhh……… peret juga nih memek…… “, kata Asep sambil menekan penisnya keliang senggama Meyda Sefira.Sementara Warjo menghentikan aktifitasnya untuk menunggu giliran menggarap vagina milik sang artis berjilbab itu. “Plllookkk….. pppllookkk… pllookkk….. “, bunyi tumbukan dua selangkangan milik insan yang sedang bercinta. “Accckkkhh… ooohhh…. Yyyaa….eeemmmhh….. terruuuss….. aacckkkhh….. nikkkmmmmatt…. “, erang Meyda Sefira menikmati setiap genjotan dari kepala security tersebut. Tubuh Meyda Sefira menggelinjang ke kiri dan kekanan dengan tangan yang terborgol ke ranjangnya. “aacckkkkkhhh….. ennnaakkk banget memek kamu….. jepit kontol aku….. “, kata Asep dengan terus menggenjot vagina sang artis tersebut. “Mbak suka dientot ya….???”, Asep kembali sambil bertanya kepada Meyda Sefira.
“Accckkkhhh….iiyyyaa…Meyyda ssuukkka kontoll…. Sukkaaa….. diii ennntoot.., teerruuss… eeemmmhhh….. niiikkkmmmattt…..”, jawab Meyda Sefira. Tampak sekali pantat sang artis ikut bergerak seirama dengan genjotan penis diliang vaginanya. “ppllloookkk…pllokkk….pllookkkk…”, genjotan semakin lama semakin kuat.
“Acckkkkhhh….Meyda….Ingin….aawwwww…. ”, Meyda berteriak kesakitan, ketika Meyda Sefira akan mengalami orgasme tiba-tiba putingnya digigit oleh Warjo. “Acckkkhhh…. Tollloonggg …jaangan sikksa..ooohhh….nikkmmat……”, erang Meyda Sefira. Setiap Meyda Sefira akan orgasme selalu dihentikan oleh Asep maupun Warjo dengan berbagai cara mereka menghentikannya. Kadang Asep menghentikan genjotannya atau Meremas Payudara sang Artis dengan sekuat tenaga, sedangkan Warjo kadang Mengigit puting Meyda Sefira hingga ngilu ataupun menjambak rambut Meyda Sefira yang masih berada dibalik Jilbabnya yang awut-awutan.
“Gimana non Nikmatkan siksaan birahinya…”, Tanya Asep sambil terus mengaduk-ngaduk vagina sang artis. “Ohhhhhhhhhh…………sssuuuuudddaaahhhhhh……. aaaacckkkkkhhhhhh…. Aakkkuuu dahhh…. aacckkkkkhhhhhh……”, Meyda Sefira mengejang hebat, tubuhnya melengkung sementara Asep mengeluarkan penisnya dari vagina sang artis. “srrrrrreeeesss, ssseeerrrrr…….”, cairan cinta Meyda Sefira mengalir deras dari dalam rahim sang artis tubuhnya melemah dan terkulai tidak berdaya.
Borgol yang Meyda Sefira kenakan dibuka oleh Warjo, “giliran saya non saya belum dapet jatah nih….”, tubuh Meyda Sefira diangkatnya sedangkan rambut indah milik Meyda Sefira dengan nakalnya keluar di balik jilbab yang sudah acak-acakan kemudian sang artis disuruh menduduki penis yang sudah terhunus, “emmmmmhhhh…….. makknyoss…. Nih memek…” seru Warjo ketika penisnya menerobos ruang gelap dalam vagina sang artis. Tanpa harus disuruh Meyda Sefira mulai melakukan gerakan ngebor gaya inul, matanya terpejam seperti meresapi penis yang ada didalamnya. “emmmmhhh….emmmhhhh….”, Meyda Sefira mulai menggerakan badannya naik turun dengan intensitas sedang.
“Acckkkkhhh…. Gila nih cewe…. Dah cantik berjilbab… cara ngentotnya professional banget….. Mbak Meyda lonte yaa….”, ujar Warjo sambil meremasi buah dada Meyda Sefira. “emmmhhh iiiyya….. Meyyda… lonnte… eeemmmhhhh….. ennakkk….”, timpal Meyda dengan tetap menaik turunkan tubuhnya di atas pangkuan Warjo. Semakin lama gerakan Meyda Sefira semakin liar, tubuhnya meliuk-liuk seperti seekor ular, sedangkan Warjopun tak mau ketinggalan pantatnya ikut naik turun dengan cepatnya. “Acckkkhhh ……nikmat…… bener nih memeknya… ayooo non…. Terus…..” , ujar Warjo menyemangati keliaran sang artis berjilbab, sementara jilbab sang artispun tambah awut-awutan. “Acckkhh….. iiiyyyaa…..eemmmhhhh…… enntttooottin akkkuuu… aacckkkhhh……. Nnniikkmmmatt kontolnnya…”, erang kenikmatan dari Meyda Sefira yang semakin liar.
Sementara Asep yang menonton pertunjukan itu tampak tidak sabar untuk kembali menggarap Meyda Sefira, Asep menaik keatas ranjang kemudian tubuh Meyda Sefira didorong sehingga menimpa Warjo, Warjo dan Meyda Sefira langsung saling memanggut bibir masing-masing, dengan liar bibir Meyda Sefira bergerak masuk ke mulut dan bergumul dengan lidah Warjo. Sedangkan Asep mulai meludahi liang dubur Meyda. “Acckkkkkhhhh…… peret nih bool…..”, kata Asep sambil menghujamkan penisnya ke dalam dubur sang artis. “Acckkkkkhhh……. “, Meyda Sefira sempat melenguh. Asep dan Warjo bergantian menggenjot liang-liang tubuh wanita cantik tersebut. Sementara jilbab Meyda Sefira yang memang sudah longgar terjatuh sehingga sekarang wanita cantik ini disetubuhi dengan telanjang bulat rambut panjangnya tergerai. “Acckkkhhh…. Yyyaaahhhh …. Ggeennnjjjoott …. Aacckkkhhh … eeennnaakkkk…. Aacckk fffucckkk mmmee…..”, erang Meyda Sefira yang semakin liar menerima tumbukan penis di vagina dan anusnya. Sementara kedua orang yang menggarap Meyda Sefira-pun semakin brutal. Rambut Meyda Sefira kemudian dijambak oleh Asep sehingga wajah Meyda Sefira tepat disebelah Asep kemudian Asep melumat bibir cantik sang artis yang sudah terpacu birahi tingkat tinggi. Sementara dibawah pun pinggul Meyda Sefira tetap bergoyang sehingga kedua penis tersebut semakin menancap diliang vagina dan Anusnya.
Tubuh Meyda Sefira kemudian didorong kembali sehingga dia hampir terjatuh diatas tubuh Warjo, tapi Asep menarik rambutnya kembali. “Kamu ingin lebih… rasakan kontolku…”, kata Asep dengan genjotan yang semakin brutal, kedua penis tersebut mengobok-obok vagina Meyda Sefira tanpa ampun. “Accckkkhhhhhhh………… eeemmmmmmmhhhhh….. “, Dengan keadaan seperti ini Meyda Sefira seperti seekor kuda binal yang ditunggangi dengan tali kekangnya adalah rambutnya. Sedang Warjo sambil menghajar vagina sang artispun tidak luput mempermainkan payudara Meyda Sefira yang semakin mengencang.
“Accckkkkkkkkkkkhhhhhhh………….. kkkeeellluuuaarrrr……”, jerit Meyda Sefira ketika dia dilanda orgasmenya kembali dengan tubuh yang langsung Ambruk menimpa Warjo. Sementara kedua lelaki ini pun semakin mempercepat gerakannya dan “Crrrooottt…..crrrooottt…..crrrooottt……”, keduanya hampir bersamaan mengeluarkan peju didalam vagina dan anus sang artis.
Keduanya langsung melepaskan penisnya dari Anus dan Vagina Meyda Sefira. Tampak lelehan peju keluar dari vagina yang bercampur dengan cairan cintanya, sedangkan dari arah anusnya lelehan peju tampak sedikit kekuning-kuningan. “Bersihin tuh memek sama bool kamu…”, kata Warjo sambil melempar jilbab milik Meyda Sefira, dengan genitnya Meyda Sefira membersihkan kedua lubangnya dengan jilbabnya sendiri. Kemudian cairan yang basah diatas jilbabnya tersebut dijilatinya tanpa ragu, dengan mata binal menatap kedua pria dihadapannya yang terbengong dengan sikap binal sang artis tersebut.
Tanpa dikomando keduanya kembali mendekati Meyda Sefira dan bersatu dalam pergumulan liar, entah berapa kali Meyda Sefira mengejang kenikmatan karena orgasme dan entah berapa banyak peju yang tertumpah ditubuh gadis tersebut. sampai mereka tertidur diranjang Meyda Sefira.

ANI ISTRIKU

Terus terang tak pernah aku berpikir bisa berbuat seperti ini sebelumnya. Di kalangan masyarakat komplek perumahan yang kutinggali, aku termasuk ibu rumah tangga yang alim dan terhormat. Aku sangat mencintai suamiku, Mas Wardi, yang berusia 38 tahun, cukup ganteng, punya jabatan pula, dia adalah seorang insinyur dan manager dari sebuah perusahaan konstruksi.
Aku sendiri Ani, 32 tahun, cukup cantik, bahkan menurut tetanggaku aku sangat cantik, hingga mereka bilang aku mirip Annisa Trihapsari, itu lho artis cantik mantan istri Adjie Pangestu yang sekarang berjilbab. Sama seperti dia, setiap keluar rumah, aku selalu memakai jilbab panjang yang tersampir hingga ke pinggang, lengkap dengan jubah panjang yang menutupi seluruh tubuhku. Aku pun aktif di pengajian-pengajian yang sering diadakan di sekitar rumahku.

jilbab susu montok-putri rahayu (8)
Memang kuakui aku agak kesepian. Sejak 5 tahun perkawinan, kami belum juga dikaruniai anak. Saat-saat suami tak di rumah, aku sering khawatir dan cemburu, takut dia mencari perempuan lain yang bisa memberikan anak. Demikian pula saat suami sedang sibuk atau lelah dan tak banyak ngomong, aku sudah cepat curiga dan cemburu pula. Aku sering membesarkan hati sendiri, bahwa tak ada yang kurang dari diriku. Pakaian islami, tubuh sintal, kulit putih, ukuran payudara 36B, pantat pun masih montok, tak mungkinlah suamiku mencari wanita lain di luar sana.
Demikianlah pada suatu ketika karena aku ada sedikit gangguan kesehatan, aku pergi berobat ke sebuah poliklinik posyandu yang tidak jauh dari rumahku. Biasanya suamiku sendiri yang mengantar ke RS Medika Kuningan, tetapi karena sedang tugas keluar kota jadi aku harus ke dokter sendiri. Hari itu aku memakai jubah panjang yang berwarna putih serta jilbab berwarna merah muda yang juga panjang.
Saat aku turun dari angkot, nampak di ruang tunggu posyandu sudah penuh orang. Tetapi aku santai saja karena memang tak ada urusan yang menunggu sehingga harus buru-buru. Mas Wardi, keluar kota untuk 1 minggu sejak kemarin pagi. Aku juga tak perlu masak memasak. Kami berlangganan makanan dari tetangga yang mengusahakan catering.

jilbab susu montok-putri rahayu (7)

Sesudah beberapa saat menunggu, aku berasa kepingin ke toilet untuk kencing. Sesudah melalui lorong poliklinik yang cukup panjang dan kemudian deretan pintu toilet untuk lelaki aku sampai ke toilet perempuan. Pada saat inilah peristiwa itu terjadi hingga melahirkan cerita ini.
Tanpa sengaja, saat melewati toilet lelaki, aku menengok ke sebuah toilet yang pintunya menganga terbuka. Aku langsung tertegun dan sangat kaget, seakan tersengat listrik. Kusaksikan seorang lelaki sedang berdiri kencing dan kulihat jelas pancuran kencingnya yang keluar dari kemaluannya yang nampak tidak tersunat. Yang membuat aku tertegun adalah kemaluan lelaki itu, sungguh luar biasa gede dan panjang.
Dalam pandangan yang singkat itu aku sudah berkesimpulan, dalam keadaan belum ngaceng saja sudah nampak sebesar pisang tanduk. Aku tak mampu membayangkan sebesar apa kalau kemaluan itu dilanda birahi dan ngaceng. Aku masih tertegun saat lelaki itu menengok keluar dan melihat aku sedang mengamatinya. Entah sengaja atau tidak, dia menggoyang-goyangkan kemaluannya itu. Mungkin untuk menuntaskan kencingnya, atau juga untuk memamerkannya padaku. Entahlah…
Aku cepat melengos. Aku malu dikira sengaja untuk melihatinya. Dan aku juga malu pada diriku sendiri, sebagai istri ataupun wanita sebagaimana yang aku gambarkan di atas tadi. Tetapi entahlah. Barangkali lelaki tadi telah sempat melihat mataku yang setengah melotot melihat kemaluannya. Aku sendiri jadi resah. Hingga sepulang berobat itu perasaanku terus terganggu.

jilbab susu montok-putri rahayu (6)
Aku akui, oleh sebab peristiwa itu, selama aku menunggu panggilan dari petugas poliklinik, pikiranku terus melayang-layang. Aku tak mampu menghilangkan ingatanku pada apa yang kusaksikan tadi. Mungkin aku tergoda. Dan tidak sebagaimana biasanya, libidoku terganggu. Bayangan akan seandainya kemaluan sebesar itu menembusi vaginaku terus mengejar pikiranku. Jantungku terus berdegup kencang dan cepat. Entah apa yang kumaui kini. Kenapa aku jadi begini?! Seorang Ani Nurul Hidayah yang cantik, terhormat, dan alim tak boleh berpikir seperti ini!
Tapi aku malah mulai mencari-cari, siapa sebenarnya lelaki itu. Kutengok-tengok di antara pengunjung yang berada di ruang tunggu dan juga sepintas yang ada di teras dan halaman kebun, namun aku tak pernah menjumpainya lagi. Khayalanku bahkan terus bergerak menjadi demikian jauh. Kubayangkan seandainya kemaluan macam itu berdiri tegak macam Tugu Monas. Dan aku berada di dekatnya hingga hidungku disergap aroma kelelakiannya sambil aku membayangkan menjilati kemaluan tegak itu. Ahh.. Tanpa sengaja tanganku memilin puting susu dari balik jilbab panjangku. Rasa gatal kurasakan pada ujung-ujung pentilku, begitu hebat.
Dua hari kemudian. aku sedang menyirami kembang di halaman saat aku dengar tukang pengumpul koran lewat depan rumahku, “Koran bekas.. Koraan…” teriakannya yang khas kudengar. Sudah lebih dari 3 bulan koran bekas numpuk dekat lemari buku. Aku pikir kujual saja untuk mengurangi sampah di rumah.
Tanpa banyak pikir lagi, “Bang, tunggu, saya punya koran bekas, tuhh…” sambil aku beranjak memasuki rumah untuk mengambilnya. Namun ternyata koran sebanyak itu cukup berat. Kuputuskan, biar si Abang itu saja yang mengambilnya. Kusuruh dia masuk sambil sekalian bawa timbangannya. Sesudah mengikatnya dengan rapi dan menimbangnya, dia memberikan Rp. 10.000, padaku untuk harga koran itu.
“Terima kasih, Bu..” Dan aahh.. Kurang ajar bener nih Abang. Saat menyerahkan uang di ruang tamu rumahku itu, tangannya setengah meraih dan kurasakan hendak meremas tanganku. Aku tarik secepatnya dan.. Aku kaget. Bukankah ini lelaki yang kulihat di poliklinik kemarin?!! Orang yang telah membuat jantungku berdebar keras-keras.
Semula aku hendak marah, namun kini ragu. Hatiku bicara lain. Bukankah dia yang telah mampu membuat aku resah gelisah. Bu Ani yang alim ini kini tertegun penuh birahi di hadapan seorang kuli pengumpul koran bekas. Tak terelakkan mataku mencari-cari. Mataku menyapu pandang pada tubuhnya. Berbaju kaos oblong sisa kampanye Pilpres I yang berlogo salah satu calon presiden itu, aku memperhatikan gundukan menggunung pada selangkangannya yang bercelana jeans kumel. Namun bila dilihat lebih jelas lagi, ternyata Abang ini bersih dan..
Sangat jantan!

jilbab susu montok-putri rahayu (5)
“Hahh… rasanya saya pernah lihat Abang ini, deh,” begitu aku berpura kelupaan. Dia melihati aku dengan pandangannya yang tajam menusuk. Terus terang, aku jadi takut dan bergidik. Mau apa dia?
Dan yang terjadi adalah langkah pasti seorang pejantan, “Yaa.. kita ketemu di poliklinik, bu. Waktu itu ibu menengok saya yang sedang kencing?!”
Aku nggak setuju dengan tuduhannya itu. Namun apa sih artinya. Toh terbukti dia telah menggetarkan jiwaku. Dan dengan penuh percaya diri yang disertai senyumannya yang mesum, dia mendesah berbisik. “Aku sering berselingkuh dengan perempuan di luar istriku, Bu. Aku tahu kebanyakan perempuan suka dengan apa yang aku punya. Aku sangat tahu, Bu,” dengan bisik desah serak-seraknya, tanpa ragu dia membanting dan merobek-robek harga diriku.
Dan yang lebih hebat lagi. “Nih, Ibu mau lihat?” tanpa ragu lagi dia cepat membuka celananya dan mengeluarkan kemaluannya yang masih belum tegak berdiri.
Namun aku sekarang menjadi sangat ketakutan. Bagaimana seandainya dia bukan hanya menarik hati saja tetapi juga berbuat jahat atau kejam atau sadis padaku. Apa jadinya? Ahh, dia telah melumpuhkan pertahanan diriku yang berjilbab panjang ini.
“Nggak, Bang. Cukup. Terima kasih. Sudah, tinggalkan saya. Tinggalkan rumah ini,” kataku panik, cemas, takut dan rasanya pengin nangis atau minta tolong tetangga. Tetapi semuanya itu langsung musnah ketika tanpa terasa tanganku telah berada dalam genggamannya dan menariknya untuk disentuhkan dan digenggamkan ke batang kemaluannya yang kini telah bangkit membusung, dengan sepenuh liku ototnya, dengan semengkilat bening kepalanya, dengan searoma lelaki yang menerpa dan menusuk sanubariku.
“Lihat dulu, Bu. Jangan takut. Saya nggak akan menyakiti ibu, kok,” bisiknya setengah bergetar, terdengar begitu penuh pengalaman dan sangat menyihir. Dan aku benar-benar menjadi korban tangkapannya seperti rusa kecil dalam terkaman singa pemangsanya.
“Lihat dulu, Bu…” sekali lagi diucapkannya. Kali ini dengan tangannya sambil meraih kemudian menekan bahuku untuk bergerak merunduk atau jongkok. Dan sekali lagi aku menjadi begitu penurut. Aku berjongkok. Dan kusaksikan apa yang memang sangat ingin kusaksikan dalam 2 hari terakhir ini.
Aku yang masih mengenakan jilbab panjang berwarna hitam ini kini tengah berhadapan langsung dengan kemaluan seorang pria yang bukan suamiku, dan aku tengah terangsang. Ini bukan saja pesona. Ini merupakan sensasi bagi aku, Ibu Ani yang santun dan alim, istri manager yang juga insinyur itu.

jilbab susu montok-putri rahayu (4)
Kini aku bergetar. Dengan jantungku yang berdegup-degup memukul-mukul dada, mataku nanar menatap kemaluan lelaki lain. Sungguh aku terpesona. Kemaluan itu nampak sangat keras bak laras meriam yang lobangnya mengarah ke wajahku. Aku menyaksikan lubang kencingnya yang menyihir libidoku. Aku menyaksikan kontol yang dahsyat itu. Aku langsung lumpuh dan luluh. Aku terjerat pesonanya.
Demikian pula saat kusaksikan ujung meriam itu mendekat, mendekat, dan makin mendekat hingga menyentuh pipiku, hidungku dan bibirku. Yang kemudian kudengar adalah sepertinya ‘suara jauh dari angkasa’ yang penuh vibrasi, “Jilat, Bu Jilbab, Hisap kontol saya. Banyak kok ibu-ibu pengajian yang sudah menikmati ini juga. Hisap kontolku, Bu. Aku ingin merasakan bibir Bu Jilbab yang sangat cantik dan seksi ini. Aku ingin merasakan hisapan mulut ibu yang pake jilbab panjang ini.”
Tangan kanannya menekan kepalaku yang masih berbalut jilbab dan tangan kirinya mengasongkan kontolnya ke mulutku. Bagaimana aku mampu mengelak sementara aku sendiri merasa lumpuh, sendi-sendiku tak bisa digerakkan. Aku merasakan ada asin-asin di lidahku. Aku tersadar. Aku jadi sepenuhnya sadar, namun segalanya sudah terlambat. Hisapan itu tengah berlangsung. Aku tak mampu menghindar, baik dari kekuatan fisikku maupun dari tekad yang dikuasai rasa bimbang.
Tidak lama. Mungkin baru berlangsung sekitar 1 atau 2 menit saat kontol itu terasa semakin mengeras dan memanas. Mulutku penuh dijejali bongkol kepalanya yang menebar rasa asin itu. Sambil berdiri mengangkangi aku yang jongkok di depannya, si Abang dengan sangat kuat mendorong-dorong kepalaku dan menggoyangkan pinggulnya mendorong dan menarik kontolnya ke mulutku. Lagi, lagi, dan lagi. Hingga nyaris membuatku tersedak. Rasanya ujung kontol itu telah merangsek maju mundur ke gerbang tenggorokanku. Kedutan-kedutan besar yang disertai semprotan-semprotan lendir kental yang hangat penuh muncrat ke haribaan mulutku. Aku tahu persis, si Abang telah menumpahkan air maninya ke mulutku!!
Dan kemudian yang tak kuduga sebelumnya adalah saat dia memencet hidungku hingga dengan ngap-ngapan aku terpaksa menelan tuntas seluruh cairan kentalnya dan membasahi tenggorokanku. Sepertinya aku minum dan makan kelapa muda yang sangat muda. Lendirnya itu demikian lembut memenuhi mulut untuk kukunyahi dan terpaksa menelannya. Bahkan pada suamiku aku tak pernah merasakan macam ini. Rasanya aku akan jijik dan tak akan pernah melakukannya pada Mas Wardi.

jilbab susu montok-putri rahayu (3)
Aku masih tertegun dan setengah bengong oleh rasa yang memenuhi rongga mulutku saat dia menggelandangku ke kamar tidurku. Dengan tenaga kelelakiannya, dia angkat dan baringkan tubuhku ke ranjang pengantinku. Entah kekuatan apa, aku tak mampu mengelakkan apa yang si Abang ini perbuat padaku. Dia lepasi busanaku. Dia tarik hingga robek jubahku. Demikian pula pakaian dalamku. Namun yang aneh, dia menyisakan balutan jilbab panjang berwarna hitam, tetap menempel di kepalaku. Dia renggut BH-ku seketika hingga aku juga yakin kancing-kancingnya lepas. Dan tak ayal pula direnggutnya celana dalamku. Dia ciumi celana itu sambil menebar senyuman birahi dari gelora syahwatnya yang sedang terbakar gairah. Kemudian ia rebah menindih tubuh telanjangku.
“Bu muslimah, biar saya buat ibu ketagihan yaa. Nikmati kontolku, Bu. Mahal nih. Gak sembarang ibu-ibu bisa merasakannya. Saya pilih-pilih orangnya,” begitu suara orang yang dilanda prahara birahi sambil tangannya meremasi pinggul kemudian bokongku, sementara bibirnya yang demikian tak terawat nyosor untuk melumat bibirku.
Aku berusaha menolaknya. Rasa jijik dan enggan menderaku. Namun sasaran berikutnya benar-benar membuat aku menyerah. Dia kemot-kemot pentil susuku. Dia gigiti dagingnya. Entah berapa lama dia hisep dan jilat seluruh tubuhku hingga meninggalkan cupang-cupang kotor pada seluruh permukaan kulit buah dadaku, leherku, bahuku, bahkan ketiakku. Kemudian ciumannya turun ke perut, ke selangkangan, ke pahaku. Dan adduuhh.. Ini sungguh sangat keterlaluan. Dia menjilati liang vaginaku! Tapi aku tidak bisa menolak, karena aku juga menikmatinya. Rasanya sungguh geli, tapi sangat enak. Suatu kenikmatan hubungan seksual yang belum pernah aku dapatkan dari suamiku.

jilbab susu montok-putri rahayu (2)
Dan ketika puncak birahinya datang, si Abang ini naik merangsek dan menindih kembali tubuhku. Kurasakan kontolnya mulai menggosok-gosok paha dan selangkanganku. Aku sudah benar-benar terbius. Dorongan nafsu birahiku sudah berada di ambangnya. Aku sudah tak mampu lagi menahannya. Kini desah, rintih, jerit tertahan keluar dari mulutku dan memenuhi kamar pengantinku yang sempit ini.
“Tolong, Bang.. Ayo, Bang.. Aku sudah nggak tahan.. Toloong.. Enak banget, Bang.. Aku cinta kontol abang.. Biar aku minum lagi pejuh abang nanti ya…” kuraih kemaluan besar itu dengan cepat dan kutuntun untuik menembusi kemaluanku yang sudah sangat menantinya.
Masih dalam upaya penetrasi, dimana ujung kontol dahsyat itu sedang menerpa-terpa bibir kemaluanku ketika aku meraih orgasme pertamaku. Aku kembali menjerit dan mendesah tertahan. Kulampiaskan nafsu syahwatku. Kurajam pundak si Abang dengan cakarku. Kuhunjamkan kukuku ke dagingnya. Rasanya kemaluanku demikian mencengkeram untuk mempersempit kepala kemaluan itu menembusinya. Namun rasa gatal ini sangat dahsyat. Si Abang cepat menerkam bibirku sambil mendesakkan kontolnya dengan kuat ke lubangku. Dan bless..! Aku langsung diterpa orgasme keduaku. Ahh.. Inikah yang disebut orgasme beruntun? Hanya selang 10 detik aku mendapatkan kembali orgasmeku. Ternyata memang inilah dia.
Dalam hujan keringat yang menderas dari tubuhku dan tubuhnya selama dua jam hingga jam 4 sore, aku mendapatkan orgasme beruntunku hingga sekitar 10 atau 12 kali. Aku tak mungkin melupakan kenikmatan macam ini. Aku tertidur karena puas dan lelah yang kudapatkan.
Aku terbangun saat kupingku mendengar telpon berdering. Aku bangun dan lari untuk mengangkatnya, “Sayang, apa kabar? Sehat? Aku sedang berada di pusat kerajinan di Balikpapan, nih. Banyak barang-barang artistik disini. Pasti kamu senang. Mau dibeliin apa?” demikanlah kebiasaan suamiku kalau bertugas keluar kota. Dia selalu menyempatkan diri mencari barang-barang kerajinan asli setempat. Dia tahu aku sangat menyenangi barang-barang macam itu.

jilbab susu montok-putri rahayu (1)
Kasihan, sementara dia bekerja keras jauh dari rumahnya, dia telah kehilangan permatanya. Ternyata dengan gampang aku telah meninggalkannya dalam selingkuhku dengan si Abang. Masih pantaskah aku menjadi istri yang alim dan terhormat?Kulihat si Abang telah pergi. Mungkin sebelum aku terbangun tadi.
Tumpukan koran itu telah dibawanya. Kulihat barang-barangku yang lain tak ada yang berubah dari tempatnya. Ah, terkadang kita cepat curiga dengan orang lain yang kelasnya seakan di bawah kita.
Aku masih termangu hingga sore mengendap dan menggelap. Bibir dan dinding kemaluanku masih terasa pedih. Aku nggak tahu. Aku ini menyesal atau tidak atas selingkuh yang telah aku perbuat. Bahkan aku juga lupa Mas Wardi mau belikan apa tadi?! Yang aku mencoba mengingatnya hanyalah sekitar 5 atau 6 kali aku telah meraih orgasme dalam berasyik masyuk sepanjang 2 jam dengan Abang pengumpul koran bekas tadi. Mungkin itu akan menjadi rekor seumur hidupku.

UMMU AISYAH

Ummu Afra adalah seorang akhwat keturunan Padang, usianya 24 tahun, baru setahun menikah dengan Mahmud dan baru dikaruniai seorang anak. Nama aslinya Rizka Anggraeni, lulusan Universitas Negeri Jakarta jurusan Biologi. Orang tuanya adalah pengusaha kelapa sawit ternama di Pekanbaru, sehingga soal ekonomi, Ummu Afra tak pernah ada kekhawatiran. Ia adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Adik-adiknya semua perempuan, dan yang paling kecil masih duduk di Madrasah Aliyah.

jilbab ketat montok-rizca (1)
Mahmud Abdillah adalah seorang lulusan Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Usianya 3 tahun lebih tua daripada Ummu Afra. Sehari-hari ia biasa dipanggil Abu Afra, karena putri pertamanya bernama Afra Rizkyarti. Ia saat ini bekerja di perusahaan konsultan IT ternama. Ia aktif di DPD PARTAI Jakarta Selatan, dan sering mengikuti aktivitas-aktivitas sosial di sekitar lingkungan rumahnya.
Sebagai salah seorang kader PARTAI , Mahmud rutin mengikuti liqo’ di Masjid yang berada dekat dengan rumahnya. Murabbinya adalah seorang tokoh penting di DPD PARTAI Jakarta Selatan, Nurdin Rahmatullah namanya. Berusia 30 tahun, lulusan Perbanas Jakarta dan sekarang bekerja sebagai seorang Manager di sebuah Bank Swasta ternama. Orangnya sedikit gemuk, kulitnya putih bersih, dan suaranya penuh wibawa. Mahmud pun bingung bagaimana bisa istrinya punya prasangka buruk kepada murabbinya itu.
Seperti kejadian hari ini, diawali dengan kunjungan Nurdin ke rumah Mahmud, di daerah Pejompongan, untuk membawa sedikit oleh-oleh. Kebetulan Nurdin memang baru pulang dari kampung halamannya di Yogyakarta, dan ia kemarin menelepon Mahmud dan mengatakan bahwa ia akan mampir ke rumah untuk membawakan oleh-oleh. Mahmud sebenarnya sudah menawarkan diri untuk mengambil sendiri oleh-oleh tersebut ke rumah Nurdin, tapi Nurdin menolak dengan alasan ia ada acara lagi hari ini dan kebetulan letaknya searah dengan rumah Mahmud. Mahmud pun mengiyakan karena ia memang capek juga setalah lembur semalaman dan sedikit malas ke rumah Nurdin yang cukup jauh.
Sekitar jam 10 pagi, Nurdin pun sampai di rumah Mahmud dengan mobil CRV nya. Baru saja turun dari mobil, Mahmud ternyata telah menyambutnya di depan rumah.
“Assalamualaykum Akhi … Kayfa haluk, Apa kabar?” ujar Mahmud membuka percakapan.
“Alhamdulillah bi khair akhi, baik-baik saja. Antum baik-baik juga kan?” Kedua ikhwan tersebut pun saling berpelukan melepas rindu karena memang sudah sekitar 2 minggu tidak bertemu.
“Alhamdulillah … bagaimana neh yang dari Jogja, hee, pasti capek sekali ya. Ayo masuk akhi …”
“Baiklah.”

Mereka berdua pun masuk ke dalam ruang tamu sambil tak henti-hentinya berbincang-bincang mengenai berbagai macam hal. Mulai dari kondisi PARTAI , Munas yang akan berlangsung sebentar lagi, sampai cerita perjalanan Nurdin ke Jogja. Setelah mempersilahkan duduk, Mahmud pun memanggil istrinya untuk menyajikan sesuatu untuk tamunya itu.
“Ummi … buatkan minum yaa. Mas Nurdin sudah datang neh.”
“Iya abii …” terdengar suara dari balik gorden hijau yang membatasi ruang tamu tersebut dengan ruang keluarga di baliknya.
“Terus, bagaimana di Jogja akhi, pasti senang yah di sana?”
“Pasti dunk Akh … Ana keliling mulai dari Candi Borobudur, Prambanan, sampai ke Parangtritis. Ini ana bawakan foto-fotonya …” ujar Nurdin sambil memberikan beberapa lembar foto hasil kemarin ia jalan-jalan di Jogja.
Baru melihat foto pertama, Mahmud sudah dibuat terkesiap. Bukan karena pemandangan foto itu yang demikian menarik, tapi lebih karena objek yang ada di foto tersebut. Di setiap foto pasti ada Ummu Aisyah, istri Nurdin. Nama aslinya Farah Ardiyanti Nisa, teman sekelasnya waktu SMA. Mereka pun sama-sama kuliah di UI, walau Ummu Aisyah lebih memilih Pendidikan Dokter. Kabar terakhir yang dia dengar dari Nurdin, sekarang Ummu Aisyah sudah mempunyai klinik sendiri di rumahnya.
Dalam hati kecilnya, Mahmud masih memendam sedikit rasa kepada Ummu Aisyah. Parasnya memang tidak secantik Ummu Afra, istrinya sekarang. Tapi setiap berdekatan dengan Ummu Aisyah, Mahmud selalu merasakan gelora yang begitu kuat, baik sejak SMA maupun setelah kuliah. Tapi bodohnya ia tak pernah mengatakannya sekalipun kepada Ummu Aisyah, hingga ia pun jatuh ke pelukan Nurdin, murabbinya sendiri.
Tanpa disadari Mahmud istrinya ternyata telah selesai menyiapkan minuman dan telah keluar ke ruang tamu untuk menyajikannya. Nurdin tersenyum manis ketika melihat Ummu Afra keluar. Wanita berpipi tembam dengan kacamata minus itu tampak begitu cantik di mata Nurdin. Ia pun tak bisa melepaskan tatapannya dari wajah Ummu Afra.
“Silahkan diminum tehnya Abi, Mas Nurdin” Mahmud baru tersadar bahwa istrinya telah ada di hadapannya. Dengan sedikit gelagapan ia pun mengembalikan foto-foto tersebut kepada Nurdin.
“Letakkan di situ saja Ummi …” jawab Mahmud sekenanya.

Pikirannya masih melayang memikirkan Ummu Aisyah, alias Farah Ardiyanti Nisa. Saking seriusnya, ia pun tak memperhatikan bagaimana Nurdin memandang istrinya. Ketika Ummu Afra menyajikan minuman sambil menunduk, Payudaranya yang berukuran 36B tampak begitu menjulang dan terlihat jelas walau ia telah mengenakan jilbab lebar dan jubah panjang khas seorang ummahat aktivis. Nurdin tampak memandang Ummu Afra begitu tajam, naik turun dari ujung kaki hingga ujung kepala, dan Ummu Afra benar-benar merasa risih dengan hal itu. Ketika ia merasa diperkosa dengan tatapan seperti itu, suaminya malah terlihat bagai orang linglung yang melamun membayangkan sesuatu yang tidak jelas. Ummu Afra pun memilih untuk langsung kembali ke belakang.
Sorenya, setelah Nurdin pulang, barulah Ummu Afra bercerita kepada suaminya, hingga mereka terlibat pertengkaran kecil karena Mahmud terus saja membela Nurdin. Sebenarnya karena ia memang tidak melihat jelas kejadian tersebut karena pada saat yang sama ia sedang memikirkan Ummu Aisyah, istri Nurdin.

jilbab ketat montok-rizca (2)
(Pagi keesokan harinya …)
Mahmud sedang mengendarai motornya menuju ke kantornya pagi itu, ketika tiba-tiba sebuah mobil pick-up pengangkut pasir melaju sangat kencang dari belakang dan hampir menabrak motor bebeknya yang sudah cukup tua itu. Beruntung Mahmud masih sempat menghindar ke kiri sehingga tabrakan hebat bisa dihindarkan. Tapi sedikit senggolan dari mobil itu sudah cukup untuk membuat Mahmud kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke trotoar. Lengan sebelah kirinya pun lecet-lecet karenanya. As depan motornya ringsek sehingga tidak bisa dikendarai lagi, dan celakanya, jalan yang sedang ia lewati saat ini sangat sepi, sehingga ia tidak bisa meminta bantuan untuk membantu dirinya atau mengejar mobil yang menyerempat dirinya itu.
Ia pun mengangkat sendiri motornya yang ringsek itu. Ia tak bisa mengendarai motor itu dan memutuskan untuk berjalan walaupun dengan tertatih-tatih sambil menuntun motornya untuk mencari bengkel. Sekitar 15 menit dia berjalan, ia pun menemukan sebuah bengkel. Tanpa pikir panjang, ia pun langsung memasukkan motornya ke situ dan meminta seorang montir untuk mengecek motornya yang ringsek.
Ketika sedang memandang sekeliling bengkel motor yang cukup besar itu, mata Mahmud berhenti dan langsung fokus ke sosok seorang wanita berjilbab ungu dengan jubah berwarna putih yang sedang melakukan pembayaran di kasir. Secara kebetulan, wanita itu pun memandang ke arahnya dan mendekatinya.
“Mahmud … ?” Ujar wanita itu ketika ia sudah cukup dekat dengan Mahmud.
“Farah … ?” jawab Mahmud dengan pertanyaan serupa.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Baru kemarin Mahmud membayangkan Ummu Aisyah, istri Nurdin, dan kini wanita yang menjadi idamannya sejak dulu itu kini berada tepat di hadapannya. Parasnya yang begitu manis dengan lesung pipit yang demikian menggoda masih tetap sama.
“Masya Allah, benar Mahmud yaa … Apa kabar antum, sejak lulus kan kita belum pernah ketemu lagi. Apa kabar?”
“Alhamdulillah baik-baik saja ukhti, ya beginilah ana, masih kayak dulu aja.”
“Ada apa ini koq tangan antum penuh darah?”
“Ohh ini, gak apa-apa koq. Cuma tadi keserempet mobil gitu … tuh motor ana jadi ringsek, gak bisa pergi ke kantor deh, hee”
“Duhh, jangan anggap remeh dunk akh, ke klinik ana dulu yukk … nanti takutnya infeksi. Klinik ana tepat di samping bengkel ini koq.”
“Nggak usah ukhti, nanti ngerepotin.”
“Ahh, tidak. Ini kan tugas ana sebagai dokter. Ayo ikut Ana …” ujar Ummu Aisyah memaksa.
Karena paksaan itu, Mahmud pun mengiyakan dan mengikuti Ummu Aisyah setelah menitipkan motornya ke montir yang menangani motornya. Benar kata Ummu Aisyah, kliniknya memang berada tepat di samping bengkel motor tersebut. Klinik itu seperti ruko tingkat dua. Ummu Aisyah pun mengajak Mahmud ke lantai 2, tempat ruang prakteknya berada. Tak terlihat seorang pun di klinik tersebut selain mereka berdua.
“Koq sepi ukhti?”
“Iya, asisten ana lagi pulang kampung, dan sebenarnya ana lagi gak praktek hari ini, Cuma kebetulan disuruh suami servis motor saja.
“Silahkan berbaring di tempat tidur, Akh” ujar Ummu Aisyah sambil memakai jas dokternya dan memakai masker.
Mahmud pun merebahkan dirinya dengan hati yang dag dig dug, kenapa? Karena sebentar lagi ia akan bersentuhan dengan Ummu Aisyah, wanita yang ia sukai sejak SMA, yang tubuh dan suaranya begitu menggodanya dan membangkitkan birahinya. Dari tempatnya berbaring, ia bisa melihat Ummu Aisyah yang sedang mengambil obat-obatan dari sebuah lemari kaca di pojok ruangan.
Ummahat dengan jas dokter berwarna putih itu memunggunginya, tubuhnya yang sintal tercetak jelas pada jas dokter tersebut. Pose ummahat berjilbab itu demikian menantang ketika ia sedikit berjinjit untuk mengambil alcohol di rak atas. Hal itu membuat roknya yang berwarna hitam sedikit terangkat sehingga betisnya yang berbalut kaos kaki berwarna krem terlihat dari belakang. Pinggulnya demikian seksi, demikian juga dengan bagian punggungnya yang tak tertutupi oleh jilbab panjang berwarna ungu yang dikenakannya karena jilbab itu dimasukkan ke dalam jas.
Ketika Ummu Aisyah berbalik ke arahnya, Mahmud pun memalingkan muka ke arah lain, walau ‘adik kecil’nya yang ada di bawah sudah terus berontak. Walau ia adalah seorang aktivis dan kader PARTAI , namun Mahmud tak bisa menyembunyikan bahwa ia juga mempunyai nafsu yang besar, apalagi kepada akhwat yang telah lama ia sukai itu.

“Tuh kan lukanya kotor … kalau tidak cepat ditangani bisa infeksi neh Akh,” ujar Ummu Aisyah memulai pemeriksaan. Ia membersihkan luka Mahmud dengan lap basah. Sayang ia tidak tahu bahwa pasiennya kini tidak lagi fokus kepada lukanya, tapi lebih kepada bayangan-bayangan indah tentang hubungan laki-laki dan wanita yang sedang berseliweran di kepalanya. Ia pandangi wajah Ummu Aisyah yang berhidung mancung itu lekat-lekat.
“Iya ukhti … tadi soalnya jatuh di trotoar gitu,” jawab Mahmud sekenanya, tangannya merasakan rabaan dan sentuhan Ummu Aisyah yang begitu lembut, membuat angan-angannya terus berkelana tanpa batas.
“Tahan sedikit yah sakitnya Akh … Ana tutup dulu lukanya,” dengan sigap Ummu Aisyah langsung menutup luka Mahmud dengan perban. Ia kembali merasakan telapak tangan Ummu Aisyah yang begitu halus di lengannya yang luka, ahh, tak dapat dibayangkan betapa terangsangnya ia saat ini. “Nahh, sudah selesai, Akh”
Ketika Ummu Aisyah berjalan kembali ke meja kerjanya, Mahmud pun langsung berdiri dari tempat tidur dan mengikuti Istri Nurdin itu dari belakang. Begitu ia tepat berada di belakang ummahat tersebut, tiba-tiba Ummu Aisyah berbalik dan sedikit kaget melihat Mahmud telah berada di belakangnya.
“Errr … ini kartu nama Ana, kalau sewaktu-waktu antum bu … butuh bantuan,” ujar Ummu Aisyah sedikit tegang.
Mahmud pun mengambil kartu nama dari dompetnya dan memberikannya kepada Ummu Aisyah untuk saling bertukar kartu nama. Namun ketika kartu nama itu telah berpindah tangan, tangan Mahmud tiba-tiba menggenggam tangan Ummu Aisyah dengan erat. Ummu Aisyah yang kaget tidak melakukan apa-apa dan hanya bisa memandangi mata Mahmud dalam-dalam.
Tanpa sepengetahuan Mahmud, sebenarnya Ummu Aisyah juga memiliki ketertarikan kepada Mahmud sejak SMA. Namun sayang, semakin ia menunggu, semakin Mahmud menjauhinya. Hingga akhirnya Nurdin datang untuk melamarnya, dan tak ada yang bisa ia lakukan kecuali menerimanya, karena ia pun tak tahu saat itu Mahmud ada di mana. Kini memori-memori indah itu pun kembali, di saat mereka hanya berduaan di ruangan praktek ini.
Suasana begitu hening ketika jarak di antara kedua aktivis PARTAI yang sudah memiliki keluarga masing-masing ini semakin dekat. Semakin dekat dan semakin dekat lagi hingga Mahmud bisa merasakan aroma parfum strawberry yang dipakai Ummu Aisyah, membuatnya semakin bergairah. Tangan Ummu Aisyah yang begitu halus telah larut dalam elusan-elusan Mahmud yang lembut dan menyejukkan.

jilbab ketat montok-rizca (3)
Tanpa mereka rencanakan sebelumnya, bibir mereka berdua kini telah saling berhadapan dan Ummu Aisyah telah memejamkan matanya. Tak menunggu lama lagi, kedua insan yang berlainan jenis itu pun langsung terlibat sebuah percumbuan yang hangat dan erotis. Mereka yang pernah berhubungan sewaktu masa SMA dan kuliah itu kini terlibat percumbuan terlarang di ruangan praktik Ummu Aisyah alias dokter Farah.
Tanpa terasa, kini Ummu Aisyah telah bersandar di dinding ruang prakteknya yang dingin, bersama dengan Mahmud, teman SMA yang telah ia kagumi sejak dulu walau pada hakikatnya Mahmud bukanlah mahrom Ummu Aisyah. Mahmud pun tak menghiraukan lagi akal sehatnya yang mengatakan bahwa ia adalah seorang
aktivis muslim yang telah beristri, dan Ummu Aisyah pun juga telah mempunyai suami. Tapi kapan lagi ia bisa memeluk tubuh seorang dokter muslimah yang begitu cantik, yang begitu ikhlas hanyut dalam dekapannya.
Percumbuan mereka semakin lama pun semakin memanas, Mahmud sudah tidak malu-malu lagi untuk melumat bibir ummahat beranak satu yang tampaknya juga tengah hanyut dalam gelombang birahi itu. Tak lupa ia juga turut mengeluarkan lidahnya untuk diadu dengan lidah Ummu Aisyah sambil terus menjamah seluruh tubuh wanita cantik tersebut dengan tangannya, tanpa kecuali.
“Ahhh … Mahmudd, ini salah Akhi, Ohhh …” Ummu Aisyah berusaha melepaskan dirinya dari dekapan Mahmud yang tampaknya sudah demikian bernafsu itu, ia menyadari bahwa ini adalah kesalahan. Dan ia pun tak habis pikir bagaimana bisa birahinya terpancing dengan begitu mudah.
“Sudahlah Ukhti, nikmati saja … tidak ada yang akan tahu apa yang kita lakukan di sini,” jawab Mahmud sambil terus menyodorkan bibirnya untuk diadu dengan bibir Ummu Aisyah yang kian memerah.
Setelah merasa puas dengan bibir ummahat berusia 27 tahun yang masih begitu seksi itu, Mahmud pun mencoba melepaskan jas putih yang dipakai Ummu Aisyah. Ternyata dengan mudah Mahmud mampu menanggalkannya dalam sekejap ke lantai, hingga kini ia langsung berhadapan dengan payudara yang telah demikian membusung milik seorang dokter muslimah yang sehari-harinya berperilaku sangat alim itu.
Ummu Aisyah pun seperti tak mau kalah, dengan cekatan jemarinya yang lentik itu melepaskan kancing demi kancing kemeja Mahmud hingga terlihatlah dada Mahmud yang bidang dan berbulu karena Mahmud memang tidak memakai kaos dalam lagi di balik kemejanya. Biasanya ia baru memakai kaos dalam begitu tiba di kantor. “Ahh … Mahmud, dadamu membuatku ….errr, terangsang …” paras Ummu Aisyah benar-benar memerah karena malu ketika mengatakan kata-kata binal tersebut dengan jelas.

Tanpa menunggu panjang, Mahmud langsung melancarkan serangan ke leher Ummu Aisyah yang masih berbalut jilbab panjang berwarna ungu tersebut. Sambil merangsang titik-titik sensitif Ummu Aisyah, Mahmud pun berusaha menelusupkan tangannya ke balik jilbab dan jubah yang dikenakan wanita alim tersebut. Sasarannya tak lain dan tak bukan adalah payudara milik sang akhwat yang sedari tadi begitu menantang Mahmud. Ukurannya sih tidak terlalu besar, masih kalah dengan milik Ummu Afra istrinya sendiri, namun bentuk payudara Ummu Aisyah lebih bagus dan putingnya begitu cantik, berwarna pink.
“Ahhh … Mahmuddd, ahhh …”
Desahan binal Ummu Aisyah terdengar makin keras seiring Mahmud lebih menekan payudaranya yang sudah tersingkap dari jubah putih yang menutupinya. Sebelah kiri dan kanan Mahmud bergantian memeras toket wanita yang telah lama menjadi pujaannya ini. Wanita alim, yang kini telah menjadi dokter, anak seorang Kyai ternama, dengan paras yang cantik dan tubuh yang begitu bahenol, sepertinya wajar kalau kini Mahmud begitu menggebu-gebu birahinya di hadapan wanita cantik nan alim itu.
“Ohh, desahan kamu binal sekali Ukhti, ohhh … aku begitu horny mendengarnya,”
Kata-kata cabul Mahmud bukannya menyadarkan Ummu Aisyah, tapi malah membuatnya makin merasa rendah dan semakin terangsang.
Dengan sekali hentakan, Ummu Aisyah pun mendorong Mahmud hingga pria yang kemejanya kini telah tersampir di lantai itu terduduk di meja prakteknya. Tanpa diduga sama sekali oleh Mahmud, wanita berjilbab panjang yang berpenampilan begitu alim itu tiba-tiba berlutut di hadapannya dan langsung memelorotkan celana panjang Mahmud, lengkap dengan celana dalamnya yang berwarna biru. Kontol Mahmud yang berwarna kecoklatan dengan kulup berwarna merah itu pun teracung tegak di hadapan muslimah berjilbab panjang itu.
“Astaghfirullah, Anti mau apa?”

jilbab ketat montok-rizca (4)
Tanpa menghiraukan kata-kata Mahmud, Ummu Aisyah yang telah dimabuk nafsu itu pun memasukkan kontol Mahmud yang demikian besar ke dalam mulutnya yang suci itu. Mahmud tak pernah sekali pun membayangkan akan di ‘blowjob’ oleh wanita sealim Ummu Aisyah ini. Apalagi dengan statusnya sebagai suami orang dan Ummu Aisyah juga adalah istri orang lain. Perzinahan yang sangat diharamkan ini terasa begitu nikmat bagi Mahmud. Ummu Aisyah tampak mengerti sekali bagaimana caranya memuaskan seorang lelaki, berbeda dengan istrinya yang tak mengerti variasi-variasi posisi dalam bersenggama atau berhubungan seks. Entah dari mana Ummu Aisyah mengetahui hal ini.
Sambil sesekali memandangi wajah Mahmud, Ummu Aisyah tampak begitu menikmati mengulum kontol Mahmud yang begitu panjang itu. Ia memaju mundurkan kepalanya hingga membuat Mahmud merasa seperti sedang mengentoti mulut wanita alim tersebut. Di dalam mulutnya, kepala kontol Mahmud pun menikmati pelayanan yang luar biasa dengan jilatan-jilatan lidah Ummu Aisyah yang melingkari lubang kencingnya dengan lembut … dan basah.
“Ahhh, bibir Anti begitu nikmat … Ana tak tahan ingin merasakan juga lubang Anti yang lain, akkhh …” ujar Mahmud sambil mengelus-elus kepala Ummu Aisyah yang berselimutkan jilbab lebar berwarna ungu. Ummu Aisyah pun semakin bersemangat karenanya. Ia terkadang menyelingi kulumannya yang demikian istimewa kepada kontol Mahmud itu dengan kocokan yang tak kalah erotisnya.
Mahmud yang tak ingin kalah perang duluan pun langsung menarik Ummu Aisyah ke atas dan menggendong ummahat beranak satu itu ke arah tempat tidur praktek. Tubuhnya yang tidak begitu berat pun bukan masalah bagi pria sekekar Mahmud. Setelah membaringkannya di tempat tidur yang sesaat lalu ditempatinya itu, Mahmud pun langsung mengangkangi Ummu Aisyah dan melepaskan celana panjang dan celana dalamnya hingga ia benar-benar telah tanpa busana. Ummu Aisyah pun tampak sedikit terperanjat, betapa seksinya tubuh pria yang diidamkannya sejak SMA itu. Dadanya bidang dan berbulu, dengan dagu berlapis jenggot tipis, bulu kemaluan yang lebat, Ahhh … benar-benar membuat jiwa muda Ummu Aisyah kembali lagi.
“Mpphhh … Hmmffff …” Mahmud langsung menindih tubuh seksi ummahat manis tersebut dan menciumi bibirnya yang begitu indah. Kali ini tangannya begitu cekatan bekerja. Mulai dari memelorotkan rok dan celana dalam wanita muslimah tersebut, hingga membuka jubah yang dipakai Ummu Aisyah di bagian depan. Kini tubuh Ummu Aisyah, seorang ibu beranak satu, dokter yang cerdas, aktivis PARTAI yang istiqomah, sedang dikangkangi oleh rekannya sesama aktivis PARTAI yang telah berstatus suami orang itu dengan tubuh yang telah bugil tanpa sehelai benangpun menutupi, walau masih berbalut jilbab yang hanya menutup beberapa bagian tubuh bagian atasnya dengan seadanya.
“Akkhhhh … Akhi, kamu begitu jantan, jauh berbeda dengan suamiku yang selalu tak sempurna dalam masalah seks,” ujar Ummu Aisyah sambil melekatkan kembali tubuhnya ke tubuh Mahmud yang sudah sedikit berkeringat itu. Dadanya terasa seperti digelitik oleh bulu-bulu dada Mahmud yang cukup lebat. Tampaklah pemandangan erotis di mana dua orang aktivis PARTAI yang berlainan jenis kelamin itu sedang berpelukan dan bercumbu dengan panas di atas sebuah ranjang pemeriksaan sebuah klinik.
“Masa sih Ukhti? Bagaimana kalau begini,” Mahmud pun kembali merangsang Ummu Aisyah dengan mengelus-elus memek ummahat tersebut yang telah dibanjiri cairan cintanya dengan bau yang khas sambil sesekali memelintir itilnya yang sebesar kacang merah itu hingga empunya menggelinjang tak karuan, bagai betina yang haus akan sentuhan pejantan tangguh.
“AAAAAAAAAAAaaaRRRRRGGGGGHHHHHHHH ……….. nikmat sekali rasanya akhi, ana pengen antum masukkan penis antum yang besar itu sekarang, ohhh …” jawab Ummu Aisyah sambil meremas kontol Mahmud hingga empunya meringis-ringis penuh erotisme. Mahmud pun menambah gempurannya dengan memasukkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke dalam liang senggama sang akhwat. Dan efeknya sungguh menakjubkan, Ummu Aisyah langsung menggelepar-gelepar seperti hewan yang baru saja disembelih, seperti haus akan sentuhan pria jantan.
“Baiklah, sekarang balikkan badanmu Ukhti …” yang diperintah pun seperti kerbau betina yang telah dicocok hidungnya. Ummu Aisyah pun membalikkan tubuhnya hingga berada di posisi menungging dengan Mahmud mengambil posisi di belakangnya. Toketnya yang berukuran 34 itu pun menggantung dengan seksi, membuat setiap pejantan normal yang melihatnya pasti terangsang hebat.
“Sudah neh Akhh … apa yang akan antum lakukan pada ana?”
Jilbabnya yang lebar menambahkan erotisme yang demikian unik pada hubungan mereka berdua. Mahmud pun merasakan hal itu. Ceceran keringat dari tubuh Ummu Aisyah yang berkulit putih itu pun membuat Mahmud menelan ludah. Ia pun langsung menjilati keringat di punggung sang akhwat. Ummu Aisyah pun tertawa-tawa binal “Ahhh, apa yang antum lakukan, akhh … enak sekali Akhh, geliii ….”

jilbab ketat montok-rizca (5)

“Nikmati saja ukhti … sebentar lagi kita akan pergi ke surga dunia,” Mahmud pun langsung memposisikan kontolnya yang terus membesar itu di depan gerbang kemaluan Ummu Aisyah yang telah berkedut-kedut menahan birahi. Setelah menyampirkan jilbab lebar sang muslimah di lehernya, Mahmud pun mulai meraba-raba hingga meremas-remas toket indah Ummu Aisyah. Jilatan lidahnya pun makin naik ke atas hingga leher wanita terhormat yang cantik itu. Putting payudara sang akhwat pun tak luput dari pelintiran penuh birahi Mahmud. “Sudah siap ukhtii?”
“Ana siap kapanpun antum mau, Akh …” Kedua kader PARTAI itu tampaknya sudah lupa daratan dan semakin liar dalam permainan seksis ini. Tanpa menunggu komando lebih lanjut lagi, Mahmud langsung mendorong penisnya dari belakang ke dalam memek Ummu Aisyah yang telah begitu licin itu. Ummu Aisyah merasakan sensasi yang begitu menakjubkan ketika dirinya disetubuhi dengan posisi seperti anjing betina sambil toketnya diremas-remas dengan irama yang senada dengan genjotan di memeknya, ohh, bagaikan sebuah irama music klasik yang indah. Ia pun tak mampu menahan erangan dan desahan terbinalnya,
“Ahhh … Ahhh … Mahmud, terus entotin ana Mahmud, ohh ohh ohh …”
“Iya ukhtii … kita akan nikmati hari ini berdua dengan perzinahan terbinal yang bisa kita lakukan, Ohhh …” Mahmud menambah kecepatan genjotannya di kemaluan suci Ummu Aisyah sambil berusaha mencari letak bibir wanita alim tersebut untuk dikulum dan dihisap isinya. Sementara itu kontolnya telah memenuhi isi memek Ummu Aisyah dan menyentuh ujungnya dengan lihai, dinding memek ummahat yang baru beranak satu itu terasa masih begitu rapat dan mencengkeram kontolnya begitu kencang.
“Ohhh … Ohh … ukhti, empotanmu, Ohhh … nikmat sekali, Ohhh …”
Ummu Aisyah merasakan kontol temannya sewaktu SMA ini begitu besar, jauh dari yang bisa dicapai suaminya sendiri, sehingga memenuhi seluruh ruang liang senggamanya yang begitu suci, sebelum kejadian hari ini tentunya. Remasan tangan Mahmud di kedua payudaranya pun telah membuat Ummu Aisyah benar-benar melayang, Mahmud telah benar-benar menghancurkan pertahanan birahinya dan menguasai titik-titik sensitifnya dalam berhubungan intim.
“Ayoo terus Ukhti … Ahhh Ahhh AHhh, puaskan ana seperti kau memuaskan suamimu sendiri, Ahhh …”
“Tidakkk Akhhh … Aku akan memuaskanmu lebih daripada aku memuaskan suamiku sendiri … Ohhhh …”
Mahmud pun merasakan gelombang birahi itu makin lama semakin dekat, hingga akhirnya ia tak bisa menahannya lebih lama lagi, “Ana mau sampai Ukhti, Ohhhhh …”
“Ana juga Akhii …. AAAaaaaaaaaahhhhhhhhhhh ……” Dan Akhirnya …
Crrrtttttttttt … orgasme Ummu Aisyah pun membanjiri tempat tidur di mana ia biasa menyuntik pasien itu, walau kini dirinyalah yang sedang “disuntik” oleh lelaki yang bukan suaminya sendiri.
Dan Crooottttt ……. Croooottttt …….. Mahmud pun mengalami orgasme yang hebat beberapa saat kemudian, meninggalkan mereka berdua dalam kelelahan erotis yang begitu nikmat. Tubuh mereka berdua pun ambruk di atas tempat tidur tersebut, dan Mahmud tidak mau melepaskan kontolnya dari liang senggama Ummu Aisyah yang demikian hangat. Mereka pun tertidur dalam posisi seperti itu, dan baru bangun ketika maghrib menjelang

KAK WIN

Pengalaman-pengalaman saya ini dimulai pada akhir tahun lalu, yang juga merupakan perkenalan pertama saya dengan sebuah Website cerita cerita dewasa. Sebelum kejadian-kejadian tersebut, saya adalah seorang ibu rumah tangga yang baik dan tanpa cacat (menurut saya lho). Umur saya 42 tahun. Saya memiliki dua orang anak keduanya laki-laki. Anak saya terbesar Tony berumur 15 tahun di kelas tiga SMP, sedangkan sikecil Sandy masih berusia 4 tahun. Suami saya bekerja di suatu instansi pemerintah dan kami hidup normal dan bahagia. Saya sendiri seorang sarjana dari perguruan tinggi ternama di negara ini tetapi memilih tidak bekerja. Saya taat beragama dan mengenakan jilbab hingga sekarang. Tetapi sejak kejadian-kejadian ini, saya merasa sebagai wanita berdosa yang tidak lagi mampu menghindari dosa bersetubuh dengan laki-laki yang bukan suami sendiri. Membayangkan kejadian-kejadian tersebut saya selalu ingin menangis tetapi pada saat yang sama saya juga didera oleh nafsu birahi membara yang tidak mampu saya atasi. Kejadiannya adalah sebagai berikut. Saat itu sore hari sekitar jam tiga dan saya baru saja bangun tidur dan Sandy masih tertidur di sebelah saya. Sedangkan suami saya masih bekerja di kantor nya.
Dari dalam kamar saya dapat mendengar suara komputer yang dimainkan anak saya Tony di ruang tengah yang berbatasan langsung dengan kamar tidur saya. Kami berlangganan internet (saya sering juga browsing di internet dan mahir menggunakan komputer) dan sedangkan Tony sering sekali menggunakan komputer, tetapi saya tidak tahu persis apa yang dimainkan. Saya kira dia hanya main game saja. Pintu kamar saya agak terbuka.

Saya bermaksud untuk keluar dari kamar, tetapi ketika saya menarik pintu, apa yang terlihat membuat saya tertegun dan mengurungkan niat tersebut. Apa yang terlihat dari balik pintu membuat hati saya betul-betul terguncang. Walau agak kurang jelas, saya masih dapat melihat di layar komputer tampak sosok wanita kulit putih telanjang tanpa busana dengan posisi terlentang dan kaki terbuka dengan kemaluan yang tampak jelas. Saya menjadi kesal karena Tony yang masih anak-anak melihat hal-hal yang sangat terlarang tersebut. Tetapi yang kemudian membuat saya shock adalah setelah saya menyadari bahwa Tony sedang mengurut-urut penisnya.
Dari dalam kamar saya dapat melihat resleting celana Tony terbuka dan celananya agak turun. Tony sedang duduk melihat layar sambil mengusap-usap penisnya yang tampak berdiri tegang dan kaku. Sejak dia disunat lima tahun yang lalu saya, hampir tidak pernah lagi melihat anak saya itu telanjang. Tony sudah dapat mengurus dirinya sendiri. Tinggi Tony sekitar 158 cm dan sudah hampir sama dengan tinggi saya yang sekitar 162 cm. Samar-samar saya dapat melihat rambut kemaluannya yang tampaknya masih sedikit. Saya betul-betul tercengang melihat semua ini. Kemaluannya memang tidak berukuran besar tetapi melihat demikian kakunya batang anak ini membuat saya tanpa sadar berdebar. Batang kemaluannya tampak berwarna coklat kemerahan dengan urat-urat yang menonjol kebiruan.
Samar-samar saya dapat mendengar napasnya yang terengah. Tony sama sekali tidak menyadari bahwa saya sudah bangun dan melihat kelakuannya dari balik pintu. Kejadian Tony membelai-belai kemaluannya ini berlangsung terus selama lebih kurang empat-lima menit lamanya. Yang mengagetkan adalah reaksi kewanitaan tubuh saya, ternyata jantung saya terasa berdebar keras menyaksikan batang kemaluan yang demikian kaku dan berwarna semakin merah, terutama bagian kepalanya. Pandangan saya beralih-alih dari kemaluan wanita telanjang di layar komputer ke batang anak saya sendiri yang terus diusap-usapnya.
Gerakan tangannya semakin cepat dan mencengkeram bagian kemaluannya dengan muka yang tampak tegang memandangi layar monitor. Kepala batang yang mengeras itu tampak diremas-remasnya. Astaga .., dari lubang di kemaluannya berleleran keluar cairan bening. Cairan kental bening tersebut diusap-usap oleh jari Tony dan dioles-oleskan ke seluruh kemaluannya. Kini ia juga menekan-nekan dan meremas kantung pelir dan dimainkannya bolanya.
Kemaluan itu kini tampak basah dan berkilap. Napas Tony terdengar sangat keras tetapi tertahan-tahan. Saya merasa napsu birahi saya muncul, tubuh saya mulai gemetar dan darah mengalir di dalam tubuh dengan deras. Napas sayapun mulai tak teratur dan saya berusaha agar napas saya tak terdengar oleh Tony. Apa yang saya lihat selanjutnya membuat saya sangat tergetar. Tubuh Tony tampak mengejang dengan kakinya agak terangkat lurus kaku, sementara tangannya mencengkeram batang kemaluan itu sekuat-kuatnya. “Eeegh, heeggh .”, Tony mengerang agak keras, dan ya ampun …, yang tidak saya sangka-sangka akhirnya terjadi juga. Dari lubang di kepala batang kemaluannya terpancar cairan putih kental. Tony yang saya anggap anak kecil itu memuncratkan air mani. Cairan kental itu memuncrat beberapa kali. Sebagian jatuh ke perutnya tetapi ada juga yang ke lantai dan malah sampai ke keyboard komputer. Tangan Tony mencengkeram kontol yang memerah itu dan menariknya sekuatnya ke pangkal batang. Ohhh .., kontol itu tampak kaku, tegang, urat-urat menonjol keluar, mani muncrat keatas. Melihat air mani muncrat seperti itu segera saja saya merasakan lonjakan birahi yang luar biasa di sekujur tubuh saya. Memek saya terasa menjadi basah dan napas saya menjadi tersengal sengal Saya berusaha mengendalikan diri dari rangsangan birahi sebisa-bisanya, ada semacam perasaan tidak enak dan bersalah yang tumbuh menyaksikan anak saya dan terutama atas reaksi tubuh saya seperti ini. Tony masih terus mengurut-urut batang kontolnya dan air mani yang tersisa tampak mengalir sedikit-sedikit dari lubang kencing di kepala kontolnya. Tony melumuri permukaan kontolnya dengan air mani tadi dan terus menggosok-gosok kontolnya. Kini kontol itu tampak diselimuti oleh mani berwarna keputihan. Samar-samar saya dapat mencium bau mani yang bertumpahan karena jarak saya dengan Tony sebetulnya sangat dekat hanya dua meteran. Tony tampak mulai tenang dan napasnya semakin teratur. Kontol yang berleleran air mani mulai mengendur. Ia menghela napas panjang dan tampak lega terpuaskan. Kontol itu sekarang tampak terkulai kecil dan lemah berwarna kecoklatan, sangat berbeda dengan kejadian beberapa menit yang lalu. Tony kemudian berdiri dan menuju ke kamar mandi. Ia masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya.
Seolah-olah ada yang menuntun, saya berjingkat menuju komputer tanpa menimbulkan bunyi. Saya memandang lekat ke layar komputer, mengagumi tubuh wanita muda berkulit putih (orang Barat) yang telah mengundang nafsu anak saya. Tanpa sadar saya menghela napas melihat kemaluannya. Rambut jembutnya berwarna kecoklatan tampak tertata seperti pernah dicukur. Sesuatu yang tidak pernah saya lakukan pada rambut kemaluan saya dan tak pernah terpikirkan untuk melakukannya.
Pandangan saya beralih ke tetesan-tetesan mani yang tampak di dekat keyboard. Saya mengusap mani tersebut dengan jari dan entah mengapa saya mencium dan menjilati jari tangan saya yang berleleran dengan mani. Rasanya asin dan baunya terasa lekat, tetapi nafsu birahi saya terbangkit lagi. Saya tidak ingin Tony curiga. Dari layar komputer saya melihat address internetnya adalah ………. (tidak perlu saya sebutkan) dan saya catat saja di dalam hati. Saya berjingkat masuk kamar dan membaringkan tubuh. Tak lama saya dengar Tony kembali ke komputernya dan saya kira ia sedang membersihkan sisa-sisa mani yang tadi ia muncratkan. Kemudian saya dengar ia bermain game (kedengaran dari bunyi nya). Lima belas menit kemudian saya pura-pura baru saja terbangun dan keluar dari kamar. Sikap Tony tampak agak canggung tetapi saya kira ia yakin bahwa kejadian tadi tidak saya ketahui. Saya sendiri bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Sejak saat itu saya merasa ada perubahan luar biasa pada diri saya. Sebelumnya saya melakukan hubungan sex dengan suami hanyalah sebagai suatu hal yang rutin saja. Kejadian Tony melakukan onani didepan computer membuat saya menemukan sesuatu yang baru dalam hal soal sex.
Sesuatu yang menggairahkan, nafsu birahi yang menggelegak, tetapi sekaligus perasaan dosa, karena ini dibangkitkan oleh kejadian yang dilakukan anak saya sendiri. Apa yang dilakukan anak saya membuat saya shock, tetapi yang juga mengerikan adalah justru anak saya sendiri membangkitkan nafsu birahi saya yang menyala-nyala. Tony yang selalu saya anggap anak masih kecil dan tidak mungkin berhubungan dengan hal hal yang berbau sex dan porno. Selalu terbayang di mata saya wajah Tony dengan napas terengah engah dan muka tegang, kocokan tangannya, batang kontol yang berwarna kemerahan sangat tegang dengan urat yang menonjol. Air mani yang memuncrat-muncrat dari lubang kontolnya. Ya Tuhan .. , KONTOL itu adalah milik anak saya. Sejak kejadian itu saya sering terbayang penis Tony yang sedang memuncrat – muncratkan air maninya. Penis yang kaku itu tidak berukuran besar, menurut saya tidak terlalu panjang dan besar menurut usianya. Tetapi yang tidak dapat saya lupakan adalah warnanya yang kemerahan dengan urat-urat hijau kebiruan yang menonjol. Saat itu penis itu begitu tegang berdiri hampir menyentuh perutnya. Jika mengingat dan membayangkan kejadian itu, birahi saya mendidih, terasa ada cairan merembes keluar dari lubang kemaluan saya. Hal lain yang memperparah keadaan adalah, sejak hari kejadian itu, saya mulai berkenalan dengan dunia baru yang tidak pernah saya datangi sebelumnya. Saya sudah biasa browsing di Yahoo ataupun yang lain. Tetapi sejak mengenal “Cerita Dewasa” saya mulai mengarungi dunia lain di internet. Sehari sesudah kejadian Tony onani, saya mulai membuka-buka situs “Cerita Dewasa” Tentu saja itu saya lakukan pada saat tidak ada orang di rumah. Pembantu saya, setelah melakukan tugas didalam rumah, biasanya selalu mendekam dikamarnya. Tony belum pulang dari sekolahnya, sedangkan Suami saya masih di kantornya. Saya hanya berdua dengan Sandy yang biasanya lebih senang bermain di kamar tidur. Saat itulah saya mulai mencoba-coba “Cerita Dewasa” Saya tidak menyangka ada suatu situs internet menyajikan cerita dan gambar pornografi yang seperti itu. Saya membuka – buka gambar wanita-wanita telanjang yang tampak tidak malu-malu memperagakan bagian kewanitaannya yang seharusnya ditutup rapat rapat. Mereka tampaknya menikmati apa yang mereka lakukan dengan mempertontonkan bagian tubuhnya yang terlarang. Pada hari itu saya mulai juga menemukan situs-situs lain yang lebih porno. Ada sekitar 3 jam saya berpindah-pindah dan mempelajari dunia sexual penuh nafsu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Laki-laki dan perempuan bersetubuh dengan berbagai macam cara yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya dan yang tidak pernah saya praktekkan sebelumnya dengan suami. Ada perempuan yang menghisap penis berukuran sangat besar (kelihatannya lebih besar dari penis suami saya) hingga penis itu memuntahkan air maninya. Astaga, perempuan itu membiarkan mani itu muncrat sampai membasahi wajahnya, berleleran, dan bahkan meminumnya tanpa ada rasa jijik. Sejak saat itu setiap hari saya menjelajahi internet. Saya mempelajari semua bentuk sex yang ada di situs-situs itu. Penis orang negro yang hitam legam dan panjang agak mengerikan bagi saya, tetapi juga membangkitkan birahi saya. Membayangkan penis hitam panjang itu menembus kemaluan wanita, panas dingin saya membayangkannya. Yang betul-betul baru buat saya adalah anal-sex. Saya meraba-raba dubur saya dan berpikir apakah tidak menyakitkan. Tetapi wanita-wanita dengan lubang dubur yang menganga dan tertembus penis itu tampaknya terlihat nikmat nikmat saja. Tetapi yang paling membangkitkan birahi saya adalah persetubuhan orang Jepang. Mungkin karena mereka sama-sama orang Asia, jadi tampak lebih real dibandingkan dengan wanita kulit putih. Dan mungkin ada kesan surprise juga bagi saya, bahwa orang-orang Jepang yang tampak sopan itu dapat begitu bernafsu di dalam sex. Saya memang bukan orang keturunan Chinese, tetapi kulit saya cukup putih untuk ukuran orang Indonesia. Jadi saya melihat semacam ada kesamaan antara diri saya dengan wanita Jepang itu walau tentunya kulit saya tidak seputih mereka. Yang agak surprise adalah rambut kemaluan wanita wanita Jepang yang cenderung hitam lebat, tidak dicukur seperti kebanyakan orang kulit putih. Wanita Jepang juga memiliki kulit kemaluan, bibir-bibir memek yang berwarna gelap kecoklatan, mirip seperti kemaluan saya sendiri (Ya Allah, saya sampai menuliskan hal-hal seperti ini, ampun ya Allah). Saya juga mendapatkan suatu situs (kalau tidak salah dari ……..com) di mana wanita-wanita muda Jepang mengisap penis hingga muncrat dan air mani yang sangat banyak berleleran di mukanya yang berkulit putih. Saya selalu panas dingin melihat itu, dan tanpa sadar saya membayangkan lagi penis kecil Tony yang tegang dan memuncratkan air maninya. Kehidupan sex internet yang paling memabukkan saya adalah cerita-cerita nafsu di “Cerita Dewasa” dan melebihi segala suguhan gambar sex yang ada. Saya sangat terangsang membaca cerita-cerita menakjubkan itu. Tidak saya sangka bahwa kehidupan sex orang-orang Indonesia dapat seliar dan juga seindah itu. Yang paling merangsang dan membuat saya agak histeris adalah cerita sex antara orang yang masih sedarah, seperti antara tante dengan keponakan, antara sepupu, saudara ipar, atau malah antara anak dan mertua. Mungkin ini karena perasaan saya terhadap Tony anak saya. Di situs lain, saya pernah membaca cerita sexual antara anak dengan ibunya.
Saya sampai menangis membaca cerita itu, tetapi juga sekaligus merasakan birahi yang luar biasa. Ini tidak berarti bahwa saya berniat menyetubuhi anak saya sendiri, saya takut atas dosanya. Namun tidak dapat saya pungkiri, bahwa saya terkadang membayangkan kontol Tony yang sangat kaku itu masuk ke dalam memek saya. Saya selalu mohon ampun di tiap doa dan sembahyang, tetapi pada saat sama saya juga tak berdaya.
Saya mulai membayangkan laki-laki dari keluarga dekat saya, ipar-ipar saya. Saya kira kejadian berikutnya yang akan saya ceritakan adalah takdir yang tidak dapat saya hindarkan. Saya begitu lemah dari godaan setan dan sangat menikmati apa yang saya perbuat. Kejadian itu adalah pada sore hari sekitar jam setengah empat, beberapa minggu setelah kejadian saya memergoki Tony beronani, kalau tidak salah dua atau tiga hari menjelang bulan puasa Ramadhan. Saya baru saja selesai Ashar. Sebelumnya saya baru menutup internet, membaca cerita-cerita di “Cerita Dewasa” Dengan shalat saya merasa agak tenang. Pada saat shalat itu akan selesai, saya mendengar ada ketukan pintu, ada tamu. Apa boleh buat, si tamu harus menunggu saya selesai. Sesudah selesai shalat saya intip dari dalam, ternyata dia adalah Budi. Ia adalah suami dari ipar (adik suami) saya. Saya sangat dekat dengan Dian, istri Budi. Saya juga mempunyai hubungan baik dengan Budi. Ia berumur kira-kira 36 tahun, berwajah tampan dengan kulit putih dan kuakui lebih tampan dari suami saya. Perawakannya tidak tinggi, hanya sekitar 164 cm, hampir sama dengan tinggi saya. Dia bekerja di instansi yang sama dengan suami saya (mungkin hasil kkn ya ?) Melihat Budi di luar saya jadi agak terburu-buru. Biasanya saya menemui orang yang bukan suami dan anak (atau wanita) selalu dengan mengenakan pakaian wanita rapi dan tertutup rapat. Karena terburu-buru dan tanpa saya sadari, saya hanya mengenakan baju tidur berkain halus warna putih sebatas lutut berlengan pendek dengan kancing-kancing di depan. Untung saya masih sempat mengenakan secarik kain selendang warna hitam untuk menutup kepala, bukan jilbab, tetapi seperti selendang tradisional yang diselempangkan di kepala hanya untuk menutup rambut. Leher saya terbuka dan telinga saya terlihat jelas. Apa boleh buat saya tidak dapat membiarkan Budi menunggu saya didepan rumah terlalu lama. Saya membuka pintu. Budi tersenyum melihat saya walaupun saya tahu dia agak heran melihat saya tidak berpakaian seperti biasanya. “Apa kabar kak Win”, sapanya, “Saya membawakan titipan pakaian dari Dian, untuk Sandy “. “Eh, ayo masuk Bud, baru dari kantor ya ?”, dan saya persilakan dia masuk. Saya lalu mengambil barang yang dibawa Budi dan meletakkannya di meja makan. Meja makan terletak di ruang tengah tidak jauh dari meja komputer. Ruang tengah berhubungan langsung tanpa pembatas dengan ruang tamu di bagian depan dan dapur di bagian kiri. Dapur dapat terlihat jelas dari ruang tamu. Sambil duduk di sofa ruang tamu, Budi mengatakan “Saya tadi ketemu kak Kamal di kantor katanya baru pulang jam enam nanti”. Kamal adalah suami saya. “Mana anak-anak, Win ?”, kata Budi lagi. “Tony sedang main ke rumah teman dari siang tadi dan katanya mungkin baru pulang agak malam” kata saya. Tiba-tiba saya menyadari bahwa kami hanya berdua saja. Terus terang, Budi dan Dian adalah kerabat yang paling saya sukai karena perangai mereka berdua yang sopan dan terbuka.
Saya duduk di sofa di seberang agak ke samping dari kursi sofa yang diduduki Budi. Pada saat saya mulai duduk saya baru menyadari agak sulit untuk duduk dengan rapi dan tertutup dengan pakaian yang saya kenakan. Posisi alas duduk sofa cukup rendah sehingga pada saat duduk lutut terasa tinggi dibandingkan dengan pantat. Jadi bagian bawah paha saya agak terangkat sedikit dan agak sulit tertutup sempurna dengan pakaian seperti yang saya kenakan dan pada saat duduk ujung pakaian tertarik sedikit ke atas lutut. Budi tampak agak terkesiap melihat saya. Sekilas ia melirik ke lutut dan paha saya yang memang putih dan tidak pernah kena sinar matahari (saya selalu berpakaian muslim ke luar rumah). Saya agak malu dan canggung (saya kira Budi juga tampak agak canggung). Tetapi kami sudah bukan remaja lagi dan dapat menguasai diri. “Apa kabar Dian, Bud”, tanya saya. “Dian beberapa hari ini kurang sehat, kira-kira sudah semingguan lah”, kata Budi. “Bagaimana Tony, Win ?, apa enggak ada pelajaran yang tertinggal ?”, Budi balik bertanya. “Yah, si Tony sudah mulai oke koq dengan pelajarannya. Mudah-mudahan saja sih prestasinya terus-terusan bagus”, saya jawab. Tiba-tiba Budi bilang ” Wah, kayak-kayaknya Tony semakin getol main komputernya yah Win, kan sudah hampir SMA”. Deg perasaan saya, semua pengalaman internet jadi terbayang kembali. Terutama terbayang pada Tony saat ia beronani di depan komputernya. “Eh, kenapa kak Win, koq kaya seperti orang bingung sih ?”, Budi melihat perubahan sikap saya. “Ah, tidak apa-apa kok. Tapi si Tony memang sering sekali main komputer.” kata saya. Saya mendadak merasakan keberduaan yang mendalam di ruangan itu. Saya merasa semakin canggung dan ada perasaan berdebar. Untuk menghindar dari perasaan itu saya menawarkan minum pada Budi, “Wah lupa, kamu mau minum apa Bud ?”. “Kalau tidak merepotkan, saya minta kopi saja deh”, kata Budi. Saya tahu, Budi memang paling suka minum kopi. Saya bangkit berdiri dari sofa. Tanpa saya sengaja, paha dan kaki saya sedikit terbuka pada saat saya bangun berdiri. Walaupun sekilas, saya melihat pandangan mata Budi melirik lagi ke paha saya, dan tampak agak gugup. Apakah dia sempat melihat bagian dalam paha saya, pikir saya di dalam hati. “Tunggu sebentar ya..”, kata saya ke Budi. Sebelum membuat kopi untuk Budi, saya ke kamar tidur dulu untuk menengok Sandy. Sambil menuju ke kamar saya melirik sebentar ke arah Budi. Budi tampak tertunduk tetapi tampak ia mencuri pandang ke arah saya. Saya tersadar bahwa penampilan pakaian saya yang tidak biasanya telah menarik perhatiannya. Terutama sekali mungkin karena posisi duduk saya tadi yang sedikit menyingkap bagian bawah pakaian saya. Saya yang terbiasa berpakaian muslim tertutup rapat, ternyata dengan pakaian seperti ini, yang sebenarnya masih terbilang sopan, telah mengganggu dan menggugah (sepertinya) perhatian Budi. Menyadari ini saya merasa berdebar-debar kembali, dan tubuh saya terasa seperti dialiri perasaan hangat. Anak saya Sandy masih tertidur nyenyak dengan damainya. Tanpa sengaja saya melihat cermin lemari pakaian dan menyaksikan penampilan saya di kaca yang membuat saya terkesiap. Ternyata pakaian yang saya kenakan tidak dapat menyembunyikan pola pakaian dalam (bra dan celana dalam) yang saya kenakan. Celana dalam yang saya pakai terbuat dari bahan (agak tipis) berwarna putih sedangkan kutangnya berwarna hitam. Karena pakaian yang saya kenakan berwarna putih dan terbuat dari bahan yang agak halus maka celana dalam dan bh tadi tampak terbayang dari luar. Ya ampun ., saya tidak menyadari, dan tentunya Budi dapat melihat dengan leluasa. Saya menjadi merasa agak jengah. Tetapi entah mengapa ada perasaan lain yang muncul, saya merasa sexy dan ada perasaan puas bahwa Budi memperhatikan penampilan saya yang sudah cukup umur ini. Tubuh saya tampak masih ramping dengan kulit yang putih. Kecuali bagian perut saya tampak ada sedikit berlemak. Budi yang saya anggap sopan dan ramah itu ternyata memperhatikan tubuh dan penampilan saya yang sebetulnya sudah tidak muda lagi. Saya merasa nakal dan tiba-tiba perasaan birahi itu muncul sedikit demi sedikit. Bayang-bayang persetubuhan dan sex di internet melingkupi saya. Oh., bagaimana ini.. Aduh ., birahi ini, apa yang harus dilakukan. Saya jadi tidak bisa berpikir lurus. Saya berusaha menenangkan diri tetapi tidak berhasil. Akhirnya saya putuskan, saya akan melakukan sedikit permainan, dan kita lihat saja apa nanti yang akan terjadi. Saya merasa jatuh ke dalam takdir. Dengan dada berdebar, perasaan malu, perasaan nakal, dan tangan agak gemetar, saya membuka kancing baju saya yang paling bawah. Bagian bawah dari baju saya sekarang tersibak hingga 15 cm di atas lutut. Mungkin bukan seberapa, tetapi bagi saya sudah lebih dari cukup untuk merasakan kenakalan birahi. Satu lagi kancing baju yang paling atas saya buka sehingga bagian atas yang mulai menggunduk dari susu saya mulai terlihat. Payudara saya tidak besar, berukuran sedang-sedang saja. Sambil berdebar-debar saya keluar kamar menuju dapur. “Wah maaf ya Bud, agak lama, sekarang saya buat dulu kopinya.” kata saya. Saya dapat merasakan Budi memandang saya dengan perhatian yang lebih walaupun tetap sangat sopan. Ia tersenyum, tetapi lagi-lagi pandangannya menyambar bagian bawah tubuh saya. Saya tahu bahwa untuk setiap langkah saya, pakaian bawah saya tersibak, sehingga ia dapat melihat bagian paha saya yang mulai sangat memutih, kira-kira 20 cm di atas lutut. Saya merasa sangat sexy dan nakal, dibarengi dengan birahi. Saat itu saya tidak ingat lagi akan suami dan anak. Pikiran saya sudah mulai diselimuti oleh nafsu berahi. Saya berpikir untuk menggoda Budi. Saya membuka lemari dapur dan membungkuk untuk mengambil tempat kopi dan gula. Saya sengaja membungkukkan pinggang ke depan dengan menjaga kaki tetap lurus. Baju saya bagian belakang tertarik ke atas sekitar 20 cm di atas lipatan lutut dan celana dalam tercetak pada baju karena ketatnya. Saya dapat merasakan Budi memandangi tubuh saya terutama pantat dan paha saya. Kepuasan melanda saya yang dapat menarik perhatian Budi. Saya merasa Budi selalu melirik-lirik saya ke dapur selama saya menyiapkan kopi. Secangkir kopi yang masih panas saya bawa ke ruang tamu. Tepat di depan sofa ada meja pendek untuk meletakkan penganan kecil atau pun minuman. Saya berjongkok persis di seberang Budi untuk meletakkan kopi. Saya berjongkok dengan satu lutut di lantai sehingga posisi kaki agak terbuka. Samar-samar saya mendengar Budi mendesis. Sambil meletakkan kopi saya lirik dia, dan ternyata ia mencuri pandang ke arah paha-paha saya. Saya yakin ia dapat melihat nyaris ke pangkal paha saya yang tertutup celana dalam putih. Sambil berjongkok seperti itu saya ajak dia ngobrol. “Ayo di minum kopinya Bud, nanti keburu dingin”, kata saya. “Oh, ya, ya, terima kasih”, kata Budi sambil mengambil kopi yang memang masih panas, sambil kembali pandangannya menyambar ke arah bagian dalam paha saya. “Apa tidak berbahaya terlalu banyak minum kopi, nanti ginjalnya kena”, tanya saya untuk mengisi pembicaraan. “Memang sih, tetapi saya sudah kebiasaan”, kata Budi. Sekitar tiga menitan saya ngobrol dengan Budi membicarakan masalah kopi, sambil tetap menjaga posisi saya. Saya lihat Budi mulai gelisah dan mukanya agak pucat. Apakah ia terangsang, tanya saya dalam hati. Saya kemudian bangkit dan duduk di sofa di tempat semula saya duduk. Saya duduk dengan menyilangkan kaki dan menumpangkan paha yang satu ke atas paha yang lain. Saya melihat lagi Budi sekilas melirik ke bagian tubuh saya . “Hemmhhh ..”, saya mendengar Budi menghela napas. Bagian bawah baju saya tertarik jauh ke atas hingga setengah paha, dan saya yakin Budi dapat melihat paha saya yang terangkat (di atas paha yang lain) hingga dekat ke pantat saya. Kami terdiam beberapa saat. Secara perlahan saya merasakan memek saya mulai berdenyut. Suasana ini membuat saya mulai terangsang. Pandangan saya tanpa terasa menyaksikan sesuatu yang mengguncang dada. Saya melihat mulai ada tonjolan di celana Budi di bagian dekat pangkal paha. Dada saya berdebar-debar dan darah terasa mendesir. Saya tidak sanggup mengalihkan pandangan saya dari paha Budi. Astaga, tonjolan itu semakin nyata dan membesar hingga tercetaklah bentuk seperti batang pipa. Oh., ukuran tonjolan itu membuat saya mengejang. Saya merasa malu tetapi juga dicengkeram perasaan birahi. Muka saya terasa memerah. Saya yakin Budi pasti menyaksikan saya memandangi tonjolan kontolnya. Untuk memecahkan suasana diam saya berusaha mencari omongan. Sebelumnya saya agak menyandar pada sofa dan menurunkan kaki saya dari kaki yang lain. Sekarang saya duduk biasa dengan paha sejajar agak terbuka. Bagian bawah baju saya tertarik ke atas. “Ehhheeehh”, terdengar desah Budi. Kini ia dapat melirik dan menyaksikan dengan leluasa kedua belah paha saya hingga bagian atas. Sebagai seorang ibu yang sudah beranak, paha saya cukup berisi dengan sedikit lemak dan berwarna putih. Budi seolah tidak dapat mengalihkan pandangannya dari paha saya. Ohhhh .., saya lihat tonjolan di celananya tampak berdenyut. Saya merasakan nafsu yang menggejolak dan pumya keinginan untuk meremas tonjolan itu. “Eh .. Bud, kenapa kamu? Kamu kok kayaknya pucat lho”, astaga suara saya terdengar gemetar. “Ah.., kak Win .., enggak … apa-apa kok”, suara Budi terputus-putus, wajahnya agak tersipu, merah dan tampak pucat. “Itu kok ada tonjolan, memangnya kamu kenapa?”, kata saya sambil menggangukkan kepala ke tonjolan di celananya. Ahh, saya malu sekali waktu mengucapkan itu, tapi nafsu saya mengalahkan semua pikiran normal. “Ehh.., euuuh., oh yahh ., ini lho, penampilan kak WIN beda sekali dengan biasanya” kata Budi jujur sambil terbata-bata. Saya paksakan diri untuk mengatakan. “Apa Budi tertarik . terangsang .. melihat kak Win?”. “Ahh, saya nggak bisa bohong, penampilan kak Win .. eh . tidak biasanya. Kak Win mesti sudah bisa lihat kalau saya terangsang. Kita kan sudah bukan anak kecil lagi” kata Budi. Tiba-tiba saja Budi berdiri dan duduk di sebelah saya. “Kak Win, . eh saya mohon mohon maaf, tapi saya tidak sanggup menahan perasaan. Kak Win jangan marah … ” begitu saja meluncur kata-kata itu dari Budi. Ia mengucapkan dengan sangat perasaan dan sopan. Saya terlongong-longong saja mendengar kata – katanya.. “Ahh .. Bud .”, hanya itu kata yang terucap dari mulut saya. Dengan beraninya Budi mulai memegang tangan kanan saya dan mengusap-usapnya dengan lembut. Diangkatnya tangan saya dan diciumi dengan lembut. Dan yang menggairahkan saya, jari-jari tangan saya dijilat dan dihisapnya. Saya terbuai dan terangsang oleh perbuatannya. Tiba-tiba saja diletakkannya tangan saya tepat di atas kontolnya yang menonjol. Tangan saya terasa mengejang menyentuh benda yang keras dan liat tersebut. Terasa kontol Budi bergerak-gerak menggeliat akibat sentuhan dan remasan tangan saya. “Eehhmm.” Budi mendesah. Tanpa terasa saya mulai meremas-remas tonjolan itu, dan kontol batang Budi terasa semakin bergerak-gerak. “Oooh kak Win, eeehhhmmm … ohhgg, nikmaat sekali .”, Budi mengerang. “Eeehhh . jangan terlalu keras kak meremasnya, ahh .. diusap-usap saja, saya takut tidak kuat nahannya”, bisik Budi dengan suara gemetar. Budi mulai membelai kepala saya dengan kedua tangannya. “Kak Win lehernya putih sekali”, katanya lagi. Saya merasa senang mendengar ucapannya. Dibelainya rambut saya dengan lembut sambil menatap muka saya. Saya bergetar memandang tatapannya dan tidak mampu melawan pandangannya. Budi mulai menciumi pipi saya. Dikecupnya kedua mata saya mesra. Digesek-gesekkannya hidungnya ke hidung saya ke bibir saya berlama-lama bergantian. Saat itu tidak hanya birahi yang melanda saya .. tetapi juga perasaan sayang yang muncul.
Ditempelkannya bibirnya ke bibir saya dan digesek-gesekkan. Rasa geli dan panas terasa menjalar merambat dari bibir saya ke seluruh tubuh dan bermuara ke daerah selangkangan. Saya benar-benar terbuai. Saya tidak lagi mengusap-usap kontolnya dari balik celana, tetapi kedua lengan saya sudah melingkari lehernya tanpa sadar. Mata saya terpejam erat-erat menikmati cumbuannya. Tiba-tiba terasa lidahnya menerobos masuk mulut saya dan dijulurkannya menyentuh ujung lidah saya. Dijilatinya lidah saya dengan lidahnya. “Eenggghh ..” Tanpa sadar saya menjulurkan lidah saya juga. Kini kami saling menjilat dan napas saya tersengal-sengal menikmati kelezatan rangsangan pada mulut saya. Air ludah saya yang mengalir dijilati oleh Budi. Seperti orang kehausan, ia menjilati lidah dan daerah bibir saya.
“Aaauungghh .. ooohhhh…”, saya mulai mengerang-erang. Napas Budi juga terdengar memburu, “Heeeghh… hhnghh”, ia mulai mendesah-desah. Muka kami sekarang berlepotan ludah, bau ludah tercium tetapi sangat saya nikmati. Dikenyot-kenyotnya lidah saya kini sambil menjelajahkan lidahnya di rongga mulut saya. Saya membuka mulut saya selebar-lebarnya untuk memudahkan Budi. Sekali-kali ia menghirup cairan ludah saya. Saya tidak menyangka, laki-laki yang sehari-hari tampak sopan ini sangat menggila di dalam sex. Dijilat-jilatnya juga leher saya. Sekali-kali leher saya digigit-gigit. Ohhh .., alangkah nikmatnya, saya sangat menikmati yang ia lakukan pada saya. Tiba-tiba Budi menghentikan aktivitasnya, “Kak Win, pakaiannya saya buka yaahh”. Tanpa menunggu jawaban saya, ia mulai membuka kancing-kancing baju dari atas hingga ke bawah. Dilepaskannya baju saya. Sekarang saya tergolek bersandar di sofa hanya dengan BH dan celana dalam saja beralaskan baju yang sudah terlepas. “Indah sekali badan kak Win. Putih sekali”, katanya. Diusap-usapnya perut saya. “Ahh, kak Win sudah tua dan tidak langsing lagi kok Bud”, kata saya agak sedikit malu, karena perut saya sudah agak gemuk dan mulai membusung dengan adanya lemak-lemak. Tetapi Budi tampak tidak perduli. Diciumnya lembut perut saya dan dijilatnya sedikit pusar saya. Rasa geli dan nikmat menjalar dari pusar dan kembali bermuara di daerah kemaluan saya. Budi mengalihkan perhatiannya ke susu saya. Diusap-usapnya susu saya dari balik BH. Perasaan geli tetapi nyaman terasa pada susu saya. Tanpa diminta saya buka BH saya. Kini kedua susu saya terpampang tanpa penutup. Bayu memandangi kedua gundukan di dada saya dengan muka serius. Susu saya tidaklah besar dan kini sudah agak menggantung dengan pentil berwarna coklat muda. Kemudian ia mulai membelai-belai kedua susu saya. Merinding nikmat terasa susu saya. Semakin lama belaiannya berubah menjadi pijitan-pijitan penuh nafsu. Kenikmatan terasa menerjang kedua susu saya. Saya mengerang-erang menahan rasa nikmat ini. Kini dijilatinya pentil susu yang sebelah kanan. Tidak puas dengan itu dikenyotnya pentil tadi dalam-dalam sambil meremas-remas susu. Saya tidak dapat menahan nikmat dan tanpa terasa tubuh saya menggeliat-geliat liar. Cairan terasa merembes keluar memek saya dan membasahi celana dalam yang saya kenakan. Kini Budi berpindah ke susu dan pentil saya yang sebelah kiri dan melakukan hal yang sama. Dikenyutnya pentil saya sambil digigit-gigit, dan diremas-remasnya pula kedua susu saya. Perasaan nikmat membakar susu saya dan semakin lama rasa nikmat itu menjalar ke lubang memek saya. Memek saya terasa basah kuyup oleh cairan yang keluar. Saya mengerang-erang dan mengaduh-aduh menahan nikmat, “Oooohh Buuuud..”. Tangan Budi sekarang menjalar ke bagian celana dalam saya. “Ahhh, kak Win celananya sudah basah sekali”, kata Budi. “Enghh, iya Buud.., kak Win sudah sangat terangsang, ooohhh, nikmat sekali”, kata saya. Tepat di bagian depan memek saya, jari-jarinya membelai-belai bibir memek melalui celana dalam. Rasa geli bercampur nimat yang luar biasa menerjang memek saya. Saya tidak dapat menahan rasa nikmat ini, dan mengerang -erang. Kemudian Budi menarik dan melepas celana saya. Kini saya tergeletak menyandar di sofa tanpa busana sama sekali. “Ohh, indah sekali”, kata Budi. Diusap-usapnya rambut jembut saya yang hitam lebat. “Lebat sekali kak, sangat merangsang”, kata Budi. Dibukanya kedua belah paha saya, dan didorong hingga lutut saya menempel di perut dan dada. Bibir-bibir memek saya kini terbuka lebar dan dapat saya rasakan lubang memek saya terbuka. Saya merasa ada cairan merembes keluar dari dalam lubang memek. Saya sudah sangat terangsang. Tiba-tiba saja Budi berlutut di lantai dan ohhhhh, diciumnya memek saya. “Ahh, jangan Bud, malu…, di situ kan bau”, kata saya kagok. “Bau nikmat kak”, kata Budi tidak perduli. Dijilatinya memek saya. Perasaan nikmat menyerbu daerah selangkangan saya. Saya tidak dapat berkata apa-apa lagi dan hanya menikmati yang dia lakukan. Dijilatinya kelentit saya, dan sekali-sekali dijulurkannya lidahnya masuk ke lubang memek yang sudah sangat basah itu. Ujung lidah Budi keluar masuk lubang kenikmatan saya, kemudian berpindah ke kelentit, terus berganti-ganti. Tangan Budi meremas-remas susu saya dengan bernafsu. Slerp, slerp .., bunyi lidah dan mulutnya di memek saya. Kenikmatan semakin memuncak di memek saya, dan terasa menembus masuk hingga ke perut dan otak saya. Saya tidak mampu lagi menahannya. Kedua kaki saya mengejang-ngejang, saya menjepit kepala Budi dengan tangan dan saya tarik sekuat-kuatnya ke memek saya. Saya gosok-gosokkan mukanya ke memek saya. “Oooh, Buuud, kak Win keluar, ooooohhh …, nikmat sekali, oohhhh” saya menjerit dan mengerang tanpa saya tahan lagi. Rasa nikmat yang tajam seolah menusuk-nusuk memek dan menjalar ke seluruh tubuh. Terpaan nikmat itu melanda, dan tubuh saya terasa mengejang beberapa saat. Sesudah kenikmatan itu lewat, tubuh saya terasa lemah tetapi lega dan ringan. Kaki saya terjuntai lemah. Budi sudah berdiri. Ia kini melepas seluruh bajunya. Celana panjang dipelorotkannya ke bawah dan dilepas bersama dengan celana dalamnya. Oohhhhh, tampak pemandangan yang luar biasa. Budi ternyata memiliki kontol yang besar, tidak sesuai dengan badannya yang sedang-sedang ukurannya. Kontol itu berwarna coklat kemerahan. Suami saya bertubuh lebih besar dari Budi, tetapi kontol Budi ternyata luar biasa. Astaga, ia mengocok-kocok kontol itu yang berdiri kaku dan terlihat mengkedut – kedut. Kepala kontolnya tampak basah karena cairan dari lubang kencingnya. Tanpa saya sadari, tangan saya menjulur maju dan membelai kontol itu. Ogghhh besarnya, dan alangkah kerasnya. Saya remas kepalanya, oohhhh .. Keras sekali, saya peras-peras kepalanya. Budi mengejang-ngejang dan keluar cairan bening menetes-netes dari lubang di kepala kontolnya. “Ahhhhh, jangan kak Win, saya nggak tahan, nanti saya muncrat keluar”, bisiknya sambil mengerang. “Saya mau keluarkan di dalam memek kak Win saja, boleh yahhh Kak ?”, kata Budi lagi. “Ahh, iya, Buud .., cepetan masukin ke memek kak Win, ayoohh”, kata saya. Kontol yang keras itu saya tarik dan tempelkan persis di depan lubang memek saya yang basah kuyup oleh cairan memek dan ludah Budi. Tidak sabar saya rangkul pantat Budi, saya jepit pula dengan kedua kaki saya, dan saya paksa tekan pinggulnya. Ahhhhh, lubang memek saya terasa terdesak oleh benda yang sangat besar, ohhhh dinding-dinding memek saya terasa meregang. Kenikmatan mendera memek saya kembali. Kontol itu terus masuk menembus sedalam-dalamnya.
Dasar lubang memek saya sudah tercapai, tetapi kontol itu masih lebih panjang lagi. Belum pernah saya merasakan sensasi kenikmatan seperti ini. Saya hanya tergolek menikmati kebesaran kontol itu. Budi mulai meremas-remas susu saya dengan kedua tangannya. Tiba-tiba kontol itu mengenjot memek saya keluar masuk dengan cepatnya. Saya tidak mampu menahannya lagi, orgasme kembali melanda, sementara kontol itu tetap keluar masuk dipompa dengan cepat dan bertenaga oleh Budi. “Aduuuhh, Buud, nikmat sekali.., aku nggak kuat lagi ..”. Saya merengek-rengek karena nikmatnya. “Hheehhhheh, sebentar lagi saya keluaaaar kaak ..”, kata Budi. Kocokannya semakin menjadi-jadi. Tiba-tiba terasa tubuhnya menegang. “Ahhhuuuggh, saya keluar kaaaak .”, erang Budi tertahan-tahan. Kontol Budi terbernam sedalam-dalamnya. Crut .. cruutt . crutt, saya merasakan ada cairan hangat menyemprot jauh di dalam memek saya seolah tanpa henti. Budi memeluk saya erat-erat sambil menyemprotkan cairan maninya didalam memekku. Mukanya tampak menegang menahan kenikmatan. Ada sekitar satu menit ia meregang nikmat sambil memeluk saya. Sesudah itu Budi menghela napas panjang. “Saya tidak tahu apakah saya menyesal atau tidak, … tapi yang tadi sangat nikmat. Terima kasih kak Win”. Diciuminya muka saya. Saya tidak dapat berkata apa-apa. Air mata saya menetes keluar. Saya sangat menyesali yang telah terjadi, tetapi saya juga menikmatinya sangat mendalam. Saat itu saya juga merasakan penyesalan Budi. Saya tahu ia sangat menyayangi Dian istrinya. Tetapi nasi sudah menjadi bubur. Sejak kejadian itu, kami hanya pernah mengulangi berzina satu kali. Itu kami lakukan kira-kira di minggu ketiga bulan puasa, pada malam hari. Yang kedua itu kami melakukannya juga dengan menggebu-gebu. Sejak itu kami tidak pernah melakukannya lagi hingga kini. Kami masih sering bertemu, dan berpandangan penuh arti. Tetapi kami tidak pernah sungguh-sungguh untuk mencari kesempatan melakukannya. Budi sangat sibuk dan saya harus mengurusi Ilham yang masih kecil. Saya masih terus didera nafsu sex setiap hari. Saya masih terus bermain dengan internet dan menjelajahi dunia sex internet. Saya terus berusaha menekan birahi, tetapi saya merasa tidak mampu. Mungkin suatu saat saya nanti saya akan melakukannya lagi dengan Budi, dengan segala dosa yang menyertai.

TANTI

”Kapan suamimu pulang, Tan?” bisikku letih kepadanya, sejenak setelah hampir sekitar kurang lebih satu jam aku menggeluti dan menyetubuhinya sebanyak dua kali. Kami berbaring kelelahan di atas kasur kamarnya. Kuelus-elus mesra bukit payudaranya yang membusung indah dan sedikit basah berkeringat sehabis kusenggamai. Begitu bulat dan montok bukit payudara wanita cantik itu. Kucubit gemas berulang kali putingnya yang empuk dan kenyal.
”Nghh… Nanti sore, Mas. Emang kenapa?” ujarnya setengah merintih menikmati elusanku.
”Apa katanya nanti, Tan… kalau tahu kau tiba-tiba hamil?” tanyaku sedikit khawatir.
”Ahh, selalu itu saja yang kau tanyakan, Mas. Tentu saja dia akan senang.” Tanti mengelus penisku yang menempel di paha mulusnya.
”Tapi ini bukan darah dagingnya.” kubalas dengan menggelitik vaginanya dan memasukkan satu jariku ke belahannya yang masih sangat basah, hasil persetubuhan kami tadi.
”Ahss… dia tidak akan tahu…” Tanti kembali merintih. Genggamannya pada penisku semakin erat.
”Bisa-bisa aku dibunuhnya, Tan!” tanyaku masih tak puas.
Tanti membuka kedua matanya yang setengah terpejam lalu memandangku gemas. ”Mas, dia tidak akan curiga. Dipikirnya pasti ia yang menghamili aku. Dia tidak akan menyangka kalau ini adalah anakmu.”
”Kau gila, Tan.” kukecup bibirnya yang tipis dan sensual.
Tanti membalasnya dengan mengejar bibirku. ”Mas yang lebih gila. Berani-beraninya merayuku sampai hamil begini…” bisiknya lirih masih kelelahan.
“Kau yang memancingku lebih dulu,” kataku berkilah. ”Lagian, kenapa kamu mau juga dirayu?” ujarku tak mau kalah.

”Bodoh, ah…” sahutnya malas. “Aku kan cuma pengen punya anak.”
”Tapi bagiku, itu seperti menawari.” kuremas-remas lagi bukit payudaranya. Entahlah, aku begitu gemas melihat benda bulat itu.
”Ah, pikiran mas aja yang terlalu jorok.” Tanti terlihat letih. Bibirnya yang sedikit tebal tampak basah mengundang.
Kupandangi tubuh bugilnya yang putih dan montok. ”Aku cuma ingin menolongmu, Tan.” bisikku.
”Ya sudah kalau begitu, tidak usah dibahas lagi.” Tanti meremas dan mengocok alat vitalku yang mulai menegang lagi. Kedua buah dadanya tampak bergoyang-goyang indah saat ia melakukannya. Kedua putingnya yang keras berwarna coklat kemerahan menggelitik dadaku.
”Eghhh…” aku melenguh keenakan. ”Tan…” kukecup pipinya.
Tanti mendongak dan menyambar bibirku. Dengan cepat kami segera terlibat dalam pagutan mesra yang panas dan penuh gairah. Tanganku yang melingkar di perutnya, perlahan merambat menuju pinggulnya yang bundar dan padat. Pahanya yang seksi dan putih mulus tampak begitu merangsang. Saat kuelus, terasa sangat empuk dan licin sekali. Ohh, begitu menggairahkan. Apalagi ditambah tonjolan bukit kemaluannya yang tertutup jembut tipis, makin lengkaplah sudah kesempurnaannya. Tanti adalah perempuan cantik yang sangat merangsang birahi.
”Suamimu benar-benar bodoh, Tan. Tidak tahu bagaimana memanfaatkan tubuhmu.” bisikku gemas.
”Dia tahu kok, cuma kurang beruntung aja,” Tanti berkilah, membela suaminya. Selama itu, dia terus mengocok penisku hingga dalam sekejap saja, benda itu sudah kembali menggeliat.
”Dan itu jadi keberuntungan untukku, sehingga bisa mencicipi tubuhmu.” penisku kembali perkasa. Kepalanya perlahan membesar bak buah sawo manis.
”Aku juga beruntung, jadi bisa cepat hamil. Nggak usah nunggu lebih lama lagi.” Tanti menelusuri urat-urat di sekujur batang penisku yang mulai bertonjolan keluar, menandakan ereksi-ku yang telah sempurna.
”Kamu tidak menyesal punya anak dariku?” aku bertanya.
”Kalau menyesal, sudah sejak awal mas kutolak.” Tanti melirikku sekilas dan tersenyum.
”Apa pertimbanganmu hingga memilihku?” kupegangi tangannya, kuminta untuk mengocok penisku lagi.
”Rafael tampan. Kalau aku punya anak, kan minimal bisa tampan kayak dia,” sahut Tanti. Rafael adalah nama anakku yang baru berusia 1 tahun.
”Kalau ternyata nanti cewek gimana?” aku menggodanya.
”Ya pasti cantik lha, kayak ibunya.” Tanti tertawa.
Aku ikut tertawa, tidak membantah. Kuakui, Tanti memang cantik. Sangat-sangat cantik malah. Anak hasil hubungan kami pasti akan sangat sempurna nantinya.
“Tapi, mas… aku tidak pernah menyangka kita akan seperti ini.” bisiknya lemah.
Aku tersenyum dan kembali mengecup bibirnya. “Aku juga, Tan.” Awalnya memang kami akan berhenti begitu Tanti hamil, tapi ternyata… kami keterusan! Aku tidak sanggup meninggalkan tubuhnya yang begitu molek dan montok. Begitu juga dengan Tanti, sepertinya dia juga ketagihan dengan permainan seksku.
“Mau sampai kapan, mas?” dia bertanya.
”Entahlah, Tan. Sampai kandunganmu cukup besar…” itu antara 8 atau 9 bulan, masih lama.
”Setelah itu, Mas, setelah aku melahirkan?” akankah kita mengulanginya lagi? Tanti tidak melontarkan pertanyaan itu. Tapi aku sudah mengerti.
”Kita lihat nanti saja, Tan. Toh itu masih lama.” aku tidak berani berjanji apa-apa kepadanya. Bisa saja kan terjadi sesuatu selama beberapa bulan ke depan yang bisa mengganggu hubungan ini.
Tanti mengangguk dan memelukku. Kuanggap itu sebagai tanda selesainya diskusi. Jadi, menyeringai senang, dengan penuh gairah aku kembali menaiki dan menindih tubuhnya. Kupentangkan lebar-lebar kedua paha mulus wanita cantik itu dan kumasuki vaginanya. Tanti hanya bisa memekik kecil dan merintih panjang saat untuk kesekian puluh kalinya batang penisku kembali menembus dan mengoyak liang kemaluannya yang hangat sampai mentok.
” Auw! Ooh.. Mas.. kamu benar-benar pejantan tangguh…” bisiknya letih.
Aku tahu dia sudah tak sanggup lagi melayani nafsu seksku… Tapi sayang, aku tak peduli. Tubuh montoknya sukar untuk di sia-siakan. Salah sendiri, punya badan kok bagus kayak gitu. Aku jadi terangsang terus kalau berduaan dengannya. Tanti hanya bisa mengeluh dan merintih berulang kali ketika aku mulai mengayuh pinggulku turun naik menyetubuhinya lagi beberapa saat lamanya, sebelum akhirnya air maniku kembali menyembur keluar dengan hebatnya memenuhi liang vaginanya, menyebar benih-benih spermaku ke dalam rahimnya, meski aku tahu itu tidak berguna, karena dia sekarang sudah hamil anakku!
***
Semuanya berawal di pagi yang dingin 3 bulan yang lalu… aku sedang asyik main game di laptop, ketika HP-ku yang ada di atas kulkas bergetar. Kulihat di layar, nomernya tidak dikenal. Diterima apa nggak ya? Aku memang malas menerima telepon bukan dari nomor yang ada di ’kontak’ku. Tapi entahlah, pagi itu aku seperti mendapat dorongan untuk menerimanya.
”Halo?” kuangkat telepon itu.
”Halo, mas. Gimana kabarnya?” tanya suara merdu di seberang. Aku seperti familier dengan suara itu. Tapi siapa ya? Aku lupa.
”Ya, kabarku baik-baik saja.” Aku masih menebak-nebak dan terus mengingat-ingat siapa dia. Sementara di seberang, si empunya suara terus mengoceh.
“Mas sekarang dimana? Istri mas ada nggak?” tanya perempuan itu. Oh ya, hampir lupa, suara itu suara perempuan.
“Ehm, aku di kota S. Lagi di kontrakan ini, sendirian. Istriku ada di kota B, sejak melahirkan kemarin belum balik kemari.” entah kenapa aku menjawab terus terang kepadanya. Aku tahu perempuan itu bertanya tentang istriku karena takut istriku akan marah kalau sampai tahu aku menerima telepon dari wanita lain. Tapi kalau sedang sendirian di kontrakan begini, berarti aman, pembicaraan bisa dilanjutkan.
Karena tidak bisa menebak siapa dia, aku akhirnya bertanya. ”Eh, bentar ya, ini siapa sich?”
Perempuan itu merajuk, ”Masa lupa sih, Mas. Aku Tanti.”
Ah, ya… Tanti. Baru ingat aku sekarang. ”Oh, kamu toh, Tan. Nomormu ganti lagi?” aku bertanya. Memang kebiasaan dia sejak dulu, suka gonta-ganti nomor.
Tanti tertawa. Dan selanjutnya, kami pun segera terlibat dalam obrolan ringan dua sahabat yang sudah hampir dua tahun tidak ketemu. Tanti adalah mantan rekan kerjaku yang kini sudah keluar. Setelah menikah, dia ikut suaminya ke kota M. Sejak itu kita putus hubungan, hanya kadang-kadang saja ngobrol di FB kalau pas lagi online bareng. Padahal dulu kita akrab sekali.
Sedikit gambaran tentangnya, Tanti adalah perempuan yang ’tinggi besar’. Tinggi karena dia memang 170cm, aku saja harus mendongak kalau berbicara dengannya. Dan besar karena dada dan bokongnya memang sangat besar. Wajahnya juga cantik, dengan gaya bicara yang begitu manja dan menggemaskan. Kesannya jadi geregetan kalau ngobrol dengannya. Sehari-hari dia memakai jilbab. Aku tidak pernah tahu rambutnya bagaimana sampai saat aku tidur dengannya. Dan untuk masalah tidur ini, aku juga tidak pernah membayangkannya sama sekali. Boro-boro tidur, pacaran dengannya saja aku tak pernah, apalagi tidur. Tapi itulah takdir, semuanya bisa terjadi begitu cepat. Kita tidak pernah bisa menebaknya sama sekali.
Jujur, sejak pertama kenal dulu, aku sudah tertarik kepadanya. Tertarik dalam arti ’nafsu’, bukan tertarik untuk dijadikan pacar. Aku tahu diri, dengan keadaanku yang seperti ini – badanku pendek dan aku cuma pegawai biasa – Tanti tidak akan pernah tertarik kepadaku. Jadi aku mendekatinya hanya sekedar sebagai teman ngobrol dan curhat saja. Dan Tanti tampaknya juga menikmatinya. Dia jadi sering menceritakan masalahnya kepadaku, termasuk apabila ada masalah dengan pacar-pacarnya yang semuanya kaya dan tajir-tajir. Bahkan tidak jarang dia meneleponku tengah malam hanya untuk menangis apabila disakiti oleh salah satu pacarnya. Yah, itulah aku, cuma bisa menjadi pendengar setianya, dan sesekali memberikan saran kalau masalahnya cukup berat.
Tapi aku cukup menikmatinya, karena dengan begitu aku bisa akrab dengannya. Bahkan lebih akrab dari pacar-pacarnya, karena dengan mereka, Tanti sering bertengkar. Sedangkan denganku, dia selalu tertawa dan bergembira. Hubungan ini berjalan begitu lama, hampir satu tahun. Dan selama itu, Tanti tidak pernah tahu kalau aku menggunakan tubuhnya sebagai objek fantasiku. Hampir setiap hari aku onani sambil membayangkan tubuhnya. Cuma itu yang bisa kulakukan agar bisa ikut memiliki dirinya. Maafkan aku, Tan…
Sampai akhirnya aku menikah 2 tahun yang lalu. Tanti ikut merancang semuanya, bahkan dia memilihkan jas yang akan kupakai saat akad nikah nanti. Dia lebih perhatian daripada calon istriku! Dia juga terlihat gembira karena melihat aku sudah menemukan calon pendamping.
”Kamu kapan nyusul?” tanyaku saat kita makan bareng untuk yang terakhir kali.
”Nggak tahu, Mas. Mungkin tahun depan. Nunggu bisnis si Ferdi stabil dulu.” Ferdi adalah nama pacarnya yang sekarang, anak orang kaya.
Dan bulan-bulan berikutnya, setelah aku menikah, Tanti makin menjauh. Mungkin dia sadar kalau sudah tidak bisa memiliku seperti dulu lagi. Dan juga, dia sudah mulai disibukkan persiapan pernikahannya yang tinggal menghitung hari. Sedangkan aku, juga sibuk mempersiapkan kelahiran bayiku. Kami makin putus hubungan. Apalagi setelah dia menikah dan pindah ke kota M ikut suaminya, aku jadi tidak bisa menghubunginya lagi. Nomornya sering ganti, dan juga aku takut kalau sampai ketahuan suaminya. Bisa runyam nanti.
Kami hanya bertegur sapa di dunia maya, itu pun cuma beberapa bulan sekali, kalau pas lagi online bareng. Kalau nggak, ya aku lebih sibuk merawat istriku daripada memikirkan si Tanti. Kandungan istriku kini semakin besar.
Sesekali Tanti meneleponku, kalau aku lagi berada di kantor. Dia tidak mau menyakiti perasaan istriku. Dari situ aku tahu kalau ternyata dia masih belum hamil juga, padahal sudah enam bulan menikah. Aku sempat menertawakannya kala itu, karena kalah denganku.
”Aku aja yang pendek gini cespleng, sebulan langsung jadi. Suamimu kurang pinter tuh.” selorohku. Tapi ternyata dia memang sengaja KB dulu karena masih belum siap punya anak.
Di lain waktu, beberapa bulan berikutnya, saat anakku sudah lahir, dia telepon lagi. Kali ini mengabarkan kalau sudah hamil. Aku segera memberinya selamat. Tanti bertanya soal kehamilan awal dan saat-saat melahirkan. Kujawab sesuai yang kulihat pada istriku.
”Tiga bulan awal muntah-muntah dan badan lemas. Itu suamimu suruh berhenti dulu, jangan nyerbu terus. Bisa jatuh kandunganmu nanti,” kataku. Tanti mengiyakan sambil tertawa.
”Tiga bulan berikutnya, kandungan sudah kuat. Boleh main, tapi tetap harus pelan dan hati-hati.” jelasku. ”Rasanya enak banget saat itu. Aku dulu jadi nafsu terus sama istriku.” aku menambahkan.
”Enak bagaimana?” Tanti bertanya.
”Ya, pokoknya enak. Badan kamu nanti jadi tambah montok dan gemuk, susumu jadi tambah besar. Begitu juga paha dan bokong kamu. Laki-laki mana coba yang tahan lihat istri seperti itu?” aku tertawa.
Tanti juga tertawa. ”Ah, jorok nih ngomongnya.”
”Eh, ini kenyataan. Nanti tanyakan sama suamimu.”
”Iya deh, nanti. Terus, tiga bulan selanjutnya bagaimana?” tanya Tanti.
”Asal tidak ada masalah dalam kandunganmu, tetep boleh main. Bahkan ada beberapa dokter yang menganjurkan agar memperbanyak ML untuk melebarkan jalan lahir dan juga memberi pelumasan agar waktu lahir nggak begitu sakit. Tapi tetap harus pelan dan ekstra hati-hati.” jelasku.
”Emang melahirkan itu sakit ya?” dia bertanya.
”Kalau lihat istriku yang sampai pucet dan menangis sih, sepertinya sakit.” aku tertawa.
Tanti ikut tertawa. ”Ah, payah nih, nggak bisa diajak serius.” selanjutnya dia bertanya banyak hal tentang proses kelahiran dan cara merawat bayi. Aku berusaha menjawabnya semampuku.
Diakhir pembicaraan kukatakan kepadanya, ”Tapi tenang saja, lebih sakit sunat kok daripada melahirkan.”
”Lho, kok bisa?” Tanti bertanya tidak percaya.
”Buktinya, saking sakitnya… aku kapok nggak mau sunat lagi, cukup satu kali saja. Hahaha…” aku tertawa terbahak-bahak. ”Sedangkan melahirkan, bilangnya sakit… tapi mau aja tahun depan hamil lagi.” tambahku.
”Hahaha…” Tanti ikut ngakak. ”Coba aja sunat lagi, bisa habis burung Mas!”
Setelah saling mengucapkan salam, kami pun mengakhiri pembicaraan pagi hari itu. Tanti memang sering meneleponku di pagi hari, saat suaminya pergi kerja.
Beberapa bulan berikutnya, dia menelepon lagi. Kukira akan mengabarkan berita bahagia, ternyata malah kabar buruk. Dia keguguran!
”Berapa bulan?” aku bertanya.
”Dua bulan.” Tanti menjawab tanpa semangat. Nada ceria dalam suaranya menghilang. Aku jadi tidak tega untuk menggodanya.
”Kamu kecapekan mungkin.” kataku.
”Iya, kata dokter sih begitu.” sahutnya. ”Aku habis mengantar mertua ke bandara.”
Hmm, pantas saja. Dalam situasi seperti itu, aku cuma bisa memberinya semangat dan dorongan agar tetap sabar dan tidak putus asa untuk terus berusaha. Toh, umur mereka masih sangat muda. Tapi melihat proses kehamilannya yang dulu, yang harus menunggu 8 bulan, Tanti kelihatannya pesimistis.
”Jangan gitu dong, rejeki kan dari yang kuasa. Kita cuma bisa berusaha dan berdoa!” kataku.
Tanti mengiyakan, lalu mengucapkan terima kasih dan menutup telepon.
Empat bulan berikutnya, setelah makan siang, HP-ku berdering. Itu dari Tanti. ”Halo, Tan, apa kabar?” aku segera menyapanya.
”Halo, mas, nggak sibuk kan?” jawabnya ramah, rupanya dia sudah bisa melupakan kesedihannya.
”Nggak, ini habis makan. Ada apa?” aku bertanya.
”Nggak ada apa-apa. Cuma pengen say hello aja.” Tanti menjawab.
”Kangen ya sama aku?” aku menggodanya.
”Yee, siapa juga yang kangen!” dia tertawa.
”Gimana, sudah hamil lagi?” tanyaku penasaran.
Tanti mendesah. ”Belum nih, mas. Nggak jadi-jadi.”
”Sudah bener belum caranya?” tanyaku.
”Sudah.” Tanti menjawab, tidak ada nada malu sama sekali dalam suaranya. ”segala macam gaya sudah kita lakukan.”
Aku menelan ludah mendengarnya. Segala gaya? Membayangkannya saja sudah membuatku bergairah. Penisku perlahan menggeliat. ”Jangan banyak gaya, malah nggak jadi-jadi nanti. Yang biasa aja.” tambahku.
”Biasa bagaimana?” tanya Tanti.
Aduh, dia bertanya lagi. Masa nggak tahu sih? Apa harus kujelaskan? ”Ya biasa, kamu di bawah, suamimu di atas.”
”Itu mah sudah sering, Mas. Malah pake diganjal bantal segala biar punyaku naik, biar sperma mas Ferdi nggak ada yang tumpah.” haduh nih anak, ngomongnya kotor banget setelah menikah.
Karena dia yang mengajak, jadi aku pun meladeninya. ”Mungkin punya suamimu kurang panjang kali, jadi nggak nyampe.”
”Nyampe kok. Rasanya mentok kalau dia nusuk keras-keras.” haduh, makin jorok omongannya. Apa sih maunya?
“Kira-kira berapa besar penis suami kamu?” aku bertanya lagi.
“Berapa ya? Aku nggak tahu, mas!” jawabnya bingung. “Kayanya masih ada lebihnya deh pas aku genggam, kepalanya masih nongol!” sambungnya.
Aku mencoba membayangkan, membandingkan dengan punyaku. “Aku perkirakan penis suami kamu sekitar 10 sampai 14 cm, masih normal.” Kubayangkan kalau Tanti menggenggam penisku, ugh aku makin ngaceng!
”Ya emang normal, siapa juga yang bilang nggak!” Tanti memprotes.
Aku tertawa mendengarnya. “Bagaimana dengan kekerasannya?” tanyaku lagi.
“Keras sekali, mas, kayak batu!” sahut Tanti mantab.
Aku diam sejenak, mencoba berfikir tentang penghambatnya memiliki anak, sebab dari pembicaraan barusan sepertinya tidak ada masalah dalam kehidupan seksnya, tapi kenapa Tanti masih belum hamil juga?
“Kok diam, mas?” tanya Tanti, dikiranya aku tertidur.
“Aku lagi mikir penyebabnya, Tan.” sahutku. ”Ehm, sudah periksa belum, nggak ada masalah kan dengan kalian berdua?” aku bertanya. Kuelus penisku yang ada di balik celana, sudah terasa keras sekali.
”Hmm, iya sih. Sperma mas Ferdi katanya terlalu encer.” sahut Tanti.
“Suruh banyak-banyak makan tauge biar nggak encer. Tauge bagus tuh buar ngentelin sperma.” kataku. Sperma encer, mungkin itu penyebabnya.
”Oh, gitu ya?” Tanti tampaknya baru tahu.
“Atau kurang lama, mungkin?” aku memberi alternatif.
”Lama gimana?” Tanti bertanya tidak mengerti.
”Kira-kira berapa lama penis suami kamu bertahan dalam kewanitaan kamu?” tanyaku.
“Ehm, mungkin sekitar 5 menit.” jawabnya tak pasti.
5 menit? Masih lumayan. ”Sering nggak dia moncrot duluan sebelum kamu keluar?” tanyaku lagi.
”Sering sih nggak, hanya kadang-kadang saja.” jawab Tanti.
”Kadang-kadangnya itu berapa?” aku ingin kepastian.
”Ehm,” Tanti bergumam seperti mengingat-ingat. ”Dua diantara tiga deh.” jawabnya kemudian.
”Itu mah termasuk sering, Tan. Aku aja nggak pernah keluar duluan.” aku menyombong, biar saja dia pengen.
”Ah, benarkah? Aku nggak percaya!” Tanti meledek.
”Eh, dibilangin juga!” dasar nih anak, nantangin banget.
”Kan nggak ada buktinya.” Tanti berkilah.
”Mau bukti? Ayo kesini, kubuktikan! Akan kubikin kamu KO seharian!” selorohku, penisku makin terasa keras dan ngilu. Membayangkan menyetubuhinya saja sudah membuatku begini bergairah.
Tanti tertawa. ”Hahaha, kenapa bukan mas aja yang kesini? Nih rumahku lagi kosong, Mas Ferdi lagi kerja.” tantangnya.
Gila! Meski sangat ingin, aku tak mungkin bisa melakukan itu. Jarak kotaku ke kotanya lumayan jauh, hampir 4 jam kalau naik angkutan umum. Sedikit lebih cepat kalau naik kereta. ”Awas ya! Kalau ada waktu, aku samperin kamu!” aku mengancam.
”Ok, aku tunggu, mas.” Tanti tertawa semakin keras.
Meski cuma bercanda, tapi tak urung tetap membuatku panas dingin juga. Karena tak tahan, aku pun segera menutup pembicaraan. . “Ya udah, Tan, kita sambung lain waktu ya. Aku harus kembali kerja.” Ada hal lain yang lebih penting yang harus aku lakukan sekarang. Tidak bisa ditunda, mumpung lagi panas-panasnya.
“Oke deh!” sahutnya riang.
”Kudoakan cepat hamil.” kataku untuk terakhir kali.
Setelah saling mengucap salam, kami pun berpisah. Aku cepat lari ke kamar mandi dan onani disana. Gila kamu, Tan! Padahal cuma ngobrol, tapi kamu sanggup bikin aku ngaceng seperti ini! Sambil mengocok penisku, kuputar kembali percakapanku dengan Tanti tadi. Sebenarnya ada peluang untuk memanfaatkan situasi ini. Dia sudah menawariku, meski sambil guyon, tapi siapa tahu itu beneran?! Hanya masalahnya, jarak rumahnya yang sangat jauh. Butuh seharian kalau harus bolak-balik menemuinya, sedangkan pekerjaanku nggak bisa ditinggal. Kalo istriku sih beres, dia kan tinggal di kota lain sejak melahirkan kemarin, jadi pasti aman. Apa harus nunggu libur akhir pekan? Giliran suami Tanti yang ada di rumah. Hmm, serba repot.
Lama aku berfikir dan menimbang-nimbang, akhirnya aku putuskan untuk menunggu saja apa yang terjadi selanjutnya. Kalau memang sudah rejeki, aku pasti bisa menidurinya. Tunggu aja, Tan, aku akan datang!
***
Satu bulan berlalu tanpa ada kejadian apapun. Tanti tidak menghubungiku lagi, padahal aku sudah sangat berharap. Sebagai pelampiasan, aku cuma bisa onani sambil membayangkan tubuh indahnya. Istriku yang kutemui 1 minggu sekali setiap akhir pekan, sudah tidak bisa lagi memuaskanku, padahal dia cukup cantik dan seksi. Selama menyusui anakku, payudaranya jadi tambah besar dan mengkal. Tapi entahlah, hanya bayangan Tanti yang ada di kepalaku. Bahkan tak jarang saat main dengan istriku, Tanti lah yang kuangankan sedang kupeluk dan kucium.
Di kala sedang asyik melamun sambil menyelesaikan laporan bulanan, tiba-tiba ada SMS yang masuk. Dari Tanti! Akhirnya, pucuk dicinta ulam pun tiba. Kubaca SMS-nya dengan cepat, ”Menurut mas, apakah bodyku cukup bagus?” dia bertanya.
Gila! Nggak pernah ngomong, tahu-tahu SMS seperti ini. Aku jadi kaget. Apa sih maunya? ”Ya nggak tahu, Tan. Dulu sih bagus, nggak tahu sekarang. Emang kenapa?” aku tanya balik.
”Mas Ferdi akhir-akhir ini malas kalau kuajak berhubungan, apa dia bosan ya dengan tubuhku?” Tanti menjawab beberapa detik kemudian. ”Kalau begini terus, kapan kami bisa punya anak?!” tambahnya lagi sebelum aku sempat membalas yang pertama.
”Sabar! Kalau suamimu malas, aku siap kok bikinkan kamu bayi!” jawabku menggoda.
”Mas, aku serius nih!” balas Tanti.
“Aku juga serius!” aku tak mau kalah. Jaring sudah kutebar, pantang untuk ditarik kembali. Salah sendiri sudah menggodaku.
”Aku pikir-pikir lagi deh.” begitulah jawaban yang kuterima, membuat hatiku senang dan berbunga-bunga.
”Ok deh,” balasku penuh semangat.
Keesokan paginya, aku baru saja membuka berkas dan HP baru aku aktifkan, sudah ada SMS dari Tanti, bunyinya singkat, ”Golongan darah mas apa?”
“A” aku juga menjawab singkat.
“Perfect! Nanti aku kabari lagi.” balas Tanti.
Apaan sih? Aku tidak mengerti. Sejenak aku terdiam penuh kebingungan. Ah sudahlah, lebih baik aku segera bekerja, hari sudah siang sedangkan pekerjaanku lumayan menumpuk. Tapi kutunggu sampai sore hari, ternyata tidak ada SMS dari Tanti. Aku yang tak sabar sudah ingin meneleponnya, tapi begitu teringat kalau jam segini suaminya pasti sudah pulang dari kantor, akhirnya kuurungkan niatku.
***
Seminggu berlalu begitu cepat. Aku sudah putus asa akan kelanjutan hubunganku dengan Tanti. Aku memang terlalu berharap. Seharusnya aku tahu diri, Tanti yang cantik jelita tidak mungkin mau denganku yang pendek dan gemuk ini, meski wajahku ganteng. Mungkin kemarin dia bener-bener bercanda, aku saja yang menganggap semua itu serius. Dasar! Begini ini jadinya kalau terlalu bernafsu.
Disaat sudah siap mengikhlaskan diri, hapeku tiba-tiba berbunyi. Dari Tanti! Ada apa lagi sekarang? ”Ya, halo?” aku menerimanya. Harapan yang kembali tumbuh di hatiku, berusaha kutekan kuat-kuat ke bawah. Aku tidak ingin kecewa untuk kedua kali.
”Mas, sekarang suamiku diklat ke bandung, pulang baru minggu depan.” kata Tanti pendek.
”Iya, terus apa hubungannya denganku?” aku tidak mengerti.
”Mas nggak ingin main kemari?” sahut Tanti.
Hah! Dia mengundangku! ”K-kamu serius, Tan?” aku bertanya tergagap.
“Ya iyalah. Katanya kemarin mas juga serius! Gimana sih!” dia kelihatan kecewa.
”O-oke, Tan, oke. Aku cuma nggak nyangka aja kalau kamu beneran mau main denganku.” sahutku menenangkan.
”Baik, mas. Nanti aku jemput di terminal ya, bye!” Tanti menutup telepon, mungkin dia terlalu malu untuk berbincang lama denganku. Dasar wanita!
Aku menghela nafas sambil tersenyum lebar. Akhirnya apa yang kuimpikan selama ini bakal segera terwujud. Rasanya sudah tidak sabar menunggu minggu depan. Bagaimana ya rupa Tanti sekarang, apa dia tambah cantik dan seksi? Ugh, selama sisa hari, aku jadi tidak bisa konsentrasi ke pekerjaan. Bayangan tubuh mulus dan montok milik Tanti lebih menyita perhatianku. Tak tahan, akupun menuju kamar mandi dan onani disana.
***
Sesuai janji yang sudah disepakati, jumat sore aku meluncur ke kota M. Aku sengaja naik bis agar mudah ketemu sama Tanti, dia akan menjemputku di terminal. Kalau naik sepeda, bisa-bisa sebelum nyampai kota M, aku sudah kesasar duluan. Aku tidak begitu paham jalanan menuju kota itu. Lagian hari juga sudah malam. Kepada istriku, aku beralasan ada lembur minggu ini, jadi aku tidak bisa pulang. Istriku bisa mengerti.
Setelah menempuh perjalanan hampir 4 jam, aku pun sampai. Begitu turun dari bis, kusapukan pandanganku ke ruang tunggu terminal, tidak kulihat Tanti berada disana. Aku sudah akan melangkahkan kaki saat dari arah parkiran mobil kudengar suara merdunya memanggilku, ”Hei, mas, sini!” dia melambaikan tangan agar aku bisa melihatnya. Sebenarnya itu tidak perlu karena wajah cantik dan postur tubuhnya yang tinggi besar tampak mencolok diantara deretan orang-orang yang lalu lalang di tempat itu.
Tersenyum lebar, aku pun segera menghampirinya. ”Sudah lama nunggu?” kujabat tangannya dan kutatap wajah cantiknya yang tampak tidak berubah sedikit pun. Bahkan dia terlihat makin menggairahkan sekarang karena bulatan payudara dan pinggulnya menjadi sedikit lebih besar, postur khas ibu-ibu. Ugh, aku jadi tak tahan.
”Yuk masuk. Kita langsung ke rumah apa makan dulu?” dia mengajakku masuk ke mobilnya, sebuah Karimun pink tahun 2006.
”Makan aja deh, aku lapar.” jawabku, meski penisku sudah ngaceng penuh melihat tubuh sintalnya.
Tanti mengajakku ke sebuah warung sate. ”Biar tambah greng!” katanya.
Aku hanya tertawa menanggapinya. Selama makan, kami mengobrol basa-basi, saling bercerita tentang keluarga dan pekerjaan, sesekali juga bercanda dan tertawa, tidak sedikit pun menyinggung masalah perselingkuhan kami nanti. Di perjalanan menuju rumah Tanti, kami juga tidak membahasnya. Kami sama-sama diam. Mungkin Tanti sungkan untuk memulai, dia kan perempuan. Entah apa yang ada di benaknyai sekarang, mungkin dia pusing lihat kemacetan yang ada di depannya, maklum dia yang jadi sopir. Sementara aku bersantai-ria di sampingnya sambil membayangkan apa saja yang akan kulakukan saat sudah berdua di kamar dengan Tanti nanti, aku tidak ingin membuat dia kecewa. Suara merdu Agnes Monica dari tape mobil mengisi kesunyian itu.
”Kenapa sih, kok mas ngelirik aku terus?” tanya Tanti tiba-tiba.
”Yeee, Ge-Er aja! Siapa juga yang ngelirik, aku cuma liatin jalan kok.” sahutku.
”Jalan tuh di depan, bukan di dada aku. Kalau yang ini namanya susu!” balas Tanti sengit.
”Hahaha,” aku tertawa. Tanti ikut tertawa. ”Kelihatan banget ya kalau aku gelirik kamu?” aku bertanya.
”Weleh, muka lihat jalan, tapi biji mata mas melotot ke arah sini.” Tanti menunjuk bulatan payudaranya. ”Emang susuku bagus ya?” tanyanya.
Aku tersenyum mendengar pertanyannya. ”Bukan bagus lagi, tapi perfect!” kuberikan dua jempolku padanya.
”Tunggu sampai mas lihat dalamnya!” sahutnya nakal.
”Ehm, boleh kulihat sekarang?” aku menawar.
”Hush, nggak boleh. Banyak orang!” Tanti menepis tanganku.
”Tapi kan kacanya gelap, Tan.” aku mencoba berkilah.
”Tapi aku lagi nyetir, mas. Kalau nubruk gimana?” balasnya.
”Susumu bikin aku nggak tahan, Tan. Kok bisa gede banget sih sekarang?” kupandangi benda kembar yang masih tertutup kaos dan jilbab itu tanpa berkedip.
”Kan ada yang ngerawat. Tiap malam dipenceti terus sama mas Ferdi, ya jadi gede gini. Emang punya istri mas nggak gede ya?” tanya Tanti.
”Gede juga sih, hehe.” aku tertawa.
”Lha itu sama.” Tanti memencet klakson saat ada pejalan kaki menyeberang sembarangan.
”Kamu yakin mau melakukan ini, Tan. Kalau suamimu curiga gimana?” aku bertanya.
“Tenang, kemarin sebelum berangkat, dia sudah kukasih jatah. Jadi kalau nanti aku hamil, waktunya pas. Lagian wajah mas mirip banget dengan mas Ferdi, ditambah golongan darah mas juga sama, jadi anak yang lahir nanti akan sulit sekali diketahui siapa ayah sebenarnya.” kata Tanti meyakinkanku. Rupanya dia sudah mempersiapkan semua ini dengan matang.
Tapi aku masih belum tenang. ”Kalau tingginya gimana? Aku kan pendek.” nggak mungkin kan Ferdi dan Tanti yang tinggi mempunyai anak pendek?
”Nggak bakal pendek-pendek amat kok, kan nanti juga dapat sumbangan dari aku.” sahut Tanti. Ah iya ya, aku jadi sedikit lebih tenang sekarang.
Tak lama, kami pun sampai di rumahnya. Rumah Tanti terletak di komplek perumahan baru yang masih jarang penghuninya. Sepertinya ini perumahan elit karena tipe rumahnya besar-besar. Bangunan di kiri dan kanan rumah Tanti masih kosong, tidak tampak ada lampu menyala disana. Hmm, sip lah. Kami jadi bisa bebas melakukan apapun nanti.
Setelah menaruh mobil di garasi, Tanti mengajakku masuk ke rumahnya. ”Jangan sungkan-sungkan, mas. Anggap aja rumah sendiri.” katanya sambil menutup pintu depan dan menguncinya.
”Termasuk juga menganggap kamu sebagai istri sendiri?” langsung kupeluk dia dan kuhujani mukanya yang cantik dengan ciuman.
”Hmmm, mas!” Tanti mendesah saat tanganku mulai bergerilya di tonjolan payudaranya yang besar. Kupijit dan kuremas-remas daging bulat itu hingga Tanti menggelinjang kegelian. ”S-sudah, mas. Kamu mandi dulu sana.” katanya sambil menyingkirkan tanganku dan menyeretku menuju ruang belakang.
”Maindiin,” aku menggelayut manja di pundaknya dan sekali lagi menciumi pipi dan bibirnya.
”Yeee, maunya!” Tanti mendorongku masuk kamar mandi. Terpaksa kulepaskan tubuh sintalnya. Dengan cepat aku melepas pakaian dan membersihkan diri dari keringat di sepanjang perjalanan, sementara Tanti pamit pergi ke kamar untuk mempersiapkan ajang pertarungan kita nanti.
Selesai mandi, kutemui Tanti di kamarnya. Rupanya dia sudah melepas jilbab serta bajunya tadi, sekarang dia cuma mengenakan daster tipis tanpa lengan yang mencetak jelas bentuk tubuhnya. Dengan rambut panjang lurus yang terurai hingga ke punggung, dia terlihat sangat menggairahkan sekali.
”Tan?” aku memanggilnya dengan suara bergetar, benar-benar terpesona. ”Kamu sungguh cantik!” kataku jujur.
Tanti tersenyum dan mengajakku duduk di sebelahnya. ”Sebenarnya aku berat melakukan ini, mas. Tapi mau bagaimana lagi, hanya ini satu-satunya cara agar aku bisa hamil lagi.” bisiknya sambil memamerkan lekuk kakinya yang jenjang dan indah, yang terlihat putih mulus tanpa noda.
Ugh, kalau kakinya saja sudah seperti itu, bagaimana yang lain ya? Tanpa menunggu lama, penisku pun menggeliat dan mulai terbangun. ”Rileks, Tan. Anggap saja aku suami kamu sendiri. Kita kan melakukan ini mau sama mau, aku nggak memperkosa kamu kok seandainya kamu nggak mau!” bisikku di telinganya. Sambil terus berbicara, aku mencoba memeluk pundaknya dari samping, kupegang tangan kirinya dengan tanganku. Kucoba merasakan kehalusan kulitnya dengan sentuhan-sentuhan halus ujung jariku.
Dari pundak, sentuhanku turun ke telapak tangannya, silih berganti. Aku memang tidak ingin langsung menyerbunya, aku ingin membangkitkan gairah Tanti secara perlahan-lahan. Meski sudah tidak tahan, aku harus bersabar. Aku ingin Tanti juga menikmati permainan ini. Perselingkuhan pertamanya ini akan kubuat senikmat dan seindah mungkin hingga sukar untuk ia lupakan.
Sentuhan-sentuhan lembut yang aku lakukan, tidak dipungkiri membuat Tanti terpengaruh juga meski dia tidak merespon sama sekali pada awalnya. Tanti cuma terdiam pasrah tanpa melakukan apapun, hanya nafasnya saja yang terdengar semakin keras dan berat. Kulihat bulu-bulu di tengkuknya sudah meremang berdiri. Dia mulai terangsang.
Kutambah sentuhanku dengan sesekali mencium pundaknya. Tanganku yang dari tadi menyentuh tangannya, kini berpindah ke perutnya, dan terus beranjak naik hingga aku menyentuh payudaranya. Walau masih dibalut bra dan kain dasternya, benda itu terus sangat empuk dan kenyal saat kuremas-remas. Dengusan Tanti terdengar semakin keras, dia mulai gemetar dan menggelinjang. ”Auhh… mas!” desahnya.
Lama aku melakukan aksi tersebut sampai akhirnya aku tak tahan. Pelan kuturunkan tanganku kembali untuk kemudian menyusup ke balik dasternya. Sentuhan pada perut Tanti yang ramping membuatku bergidik. Setelah berputar-putar cukup lama, tanganku kemudian naik sampai aku menemukan sasaran utamaku, tonjolan payudaranya yang masih terbungkus bra!
Pelan, masih sambil menciumi telinga, pipi dan lehernya, kuremas-remas benda itu. Rasanya begitu padat dan kenyal, nikmat sekali. Kuelus-elus terus dengan lembut sambil aku berusaha mencari-cari putingnya yang masih tersembunyi, malu untuk menampakkan diri.
Tanti yang sudah mulai terangsang, memejamkan matanya, dan terdiam. Dia tidak merespon ulahku, tapi juga tidak melarangnya. Hanya diam begitu saja, seperti patung. Hingga tiba-tiba dia menepis tanganku dan menariknya keluar dari balik daster. ”Sudah ya.” bisiknya sambil menoleh dan mengecup bibirku.
Aku membalasnya dengan melumat bibirnya rakus sambil terus memberi sentuhan. Kali ini yang menjadi sasaranku adalah kakinya. Karena posisi Tanti agak sedikit miring ke arahku, sedikit demi sedikit aku bisa menyentuh pahanya yang putih mulus. Saat kuusap, benda itu terasa begitu licin dan hangat. Darahku berdesir. Aku ketagihan. Tanganku terus meraba disana, menyingkap dasternya makin ke atas hingga bisa kulihat pinggulnya yang lebar, yang masih terbalut CD tipis warna merah.
”Ahhh… mas!” lenguh Tanti saat tanganku mulai mencari-cari pangkal pahanya. Rangsangan yang aku berikan sepertinya makin menambah gairahnya, karena Tanti menyambut lumatanku dengan bergairah. Bahkan tanganya mulai bergerak untuk meraba-raba gundukan di balik celana pendekku yang sejak dari tadi menegang hebat.
”Nggak usah malu-malu lagi, Tan. Kita nikmati malam ini sepuasnya.” kubimbing tangannya untuk masuk ke dalam celanaku, sementara aku terus melanjutkan aksiku di celah pangkal pahanya. Kugesek vagina gadis itu berulang-ulang sampai CD-nya jadi basah. Aku sengaja ingin menggodanya, kubelai pinggiran vaginanya berulang kali tanpa kumasukkan tanganku ke lubangnya. Dan itu rupanya berhasil, nafas Tanti menjadi semakin berat dan memburu. Sementara tangannya yang berada di dalam celanaku, kini sudah memijat-mijat penisku begitu keras, membuatku jadi sangat bernafsu sekali.
Aku pun menyudahi lumatan dan kecupanku pada bibirnya. ”Mas…” Tanti memajukan wajahnya, berusaha mengejar bibirku. Tapi aku sudah terlanjur turun menuju celah kakinya. Kukecup pelan pahanya yang putih mulus, gantian kiri dan kanan. ”Aahhh…!” Tanti langsung mendesah sambil memegang kepalaku, menekannya agar cepat menuju ke lubang vaginanya. Tapi seperti tadi, aku masih ingin bermain-main lebih lama.
Dengan lidahku, kujilati kulit pahanya yang licin bagai porselen. ”Ughhh…!” Tanti makin mendesah tak karuan. Kecupan dan hisapanku pada permukaannya membuat paha itu jadi bertotol-totol merah, sungguh sangat indah sekali. Setelah semuanya basah oleh air liurku, aku pun memajukan mulutku, menuju ke arah pangkal pahanya.
”Ahhh… ya, disitu, Mas. Jilat disitu!” rengek Tanti saat sedikit demi sedikit aku memberi sentuhan, kecupan dan jilatan pada tonjolan bukit vaginanya. Terasa sudah sangat basah disitu. Baunya juga sangat harum, lebih enak daripada punya istriku di rumah.
Karena rangsanganku, sambil mendesah, Tanti merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan posisi kaki menjuntai ke bawah tempat tidur. Aku semakin bebas bergerilya di alat vitalnya. Kujilat terus daging sobek yang masih tertutup celana dalam itu sambil tanganku meraih ke atas. Kugenggam tonjolan bukit payudaranya yang bulat membusung dan kuremas-remas dengan penuh nafsu, membuat Tanti makin merintih dan menggelinjang keenakan.
Akibat ciuman dan gigitanku, sekarang posisi celana dalamnya jadi miring ke samping, membuatku jadi bisa mengintip sedikit belahan vaginanya yang berwarna coklat kemerahan dengan bulu-bulu keriting halus yang tumbuh terawat rapi di bagian atasnya. Untuk beberapa saat, aku kagum dan takjub dengan pemandangan itu.
”Ayo, mas, lakukan! Jangan cuma dilihat saja!” rengek Tanti sambil menarik kepalaku.
”I-iya, Tan.” dengan lidah terjulur, kusentuh benda itu perlahan-lahan.
Tanti sedikit bergidik saat lidahku menyapu sebagian bibir vaginanya. ”Oughhh… mas!” dia menekan kepalaku semakin keras.
Kujilat lagi vaginanya hingga dia semakin menggelinjang. Sambil terus mengecup dan menyentuhnya, sedikit demi sedikit kutarik turun celana dalamnya. Begitu terlepas, segera kubuka kaki Tanti lebar-lebar hingga bisa kulihat dengan jelas lubang senggamanya yang sudah basah memerah. Aku menciumnya berulang kali sebelum akhirnya menghisap dan melahapnya dengan rakus.
”Ahhh… mas… aku… ya, begitu…” Tanti merintih tak jelas. Erangan terus terdengar dari mulut manisnya seiring jilatan dan hisapanku yang semakin liar dan kasar. Tubuh montoknya menggeliat kesana kemari, membuat kain daster yang dikenakannya tersingkap kemana-mana. Benda itu kini sudah tidak berguna lagi, semuanya teronggok mengumpul di pinggangnya yang ramping.
Sambil terus menjilat, aku melirik ke atas. Disana, di atas dada Tanti, bulatan payudaranya terlihat menyembul indah. Meski masih tertutup BH warna krem, tapi aku bisa melihat putingnya yang sesekali mengintip malu-malu saat wanita itu menggeliat. Sama dengan pahanya, payudara Tanti juga terlihat licin dan putih mulus. Aerola dan putingnya berwarna coklat kemerahan, sama dengan warna bibir vaginanya. Ughh! Membuatku jadi makin tak tahan.
”Aghhh… terus, mas! Terus! Jilat terus! Ahhh… ya, yang itu! Aghhh…!” erangan dan rintihan Tanti membuatku lupa diri. Aku terus melumat dan menjilat vaginanya, sambil tanganku memberi sentuhan halus pada kedua belah pahanya yang indah.
”Ahhh… mas!” desis Tanti saat elusanku merambat ke atas. Dari balik dasternya, aku memberi sentuhan-sentuhan halus ke kulit perutnya, menggelitik pusarnya, sampai akhirnya aku meremas lembut kedua bukit payudaranya. Tanpa mengeluarkan dari cupnya, kucari putingnya yang kini sudah terasa kaku dan keras. Kupilin dan kupencet-pencet benda mungil itu hingga membuat Tanti makin merintih tak karuan.
”Oughhh… mas! Enak! Nikmat sekali! Ahhh… kok mas pinter sih?!” racaunya sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi. Kedua kakinya menjepit kepalaku saat dari dalam liang vaginanya memancar cairan bening yang banyak sekali. Dia orgasme.
”Mas, aku pipis. Aduh, maaf ya!” Tanti segera menutup pahanya begitu aku menarik kepala untuk mencari nafas. Kuperhatikan dia masih mengejang-ngejang dan bergetar beberapa kali sebelum akhirnya terdiam dengan nafas masih terdengar berat dan sesak.
.
Sambil mengangguk mengerti, aku merangkak naik menindih tubuhnya. Tanti menggeliat pelan saat kusibak cup BH-nya untuk melihat payudaranya. ”Mas, aghh..!” desahnya ketika aku mulai mencium dan menjilatinya dengan lahap. Dia yang masih keletihan setelah orgasme yang pertama, hanya terlihat pasrah saja.
Karena aku sudah sangat bernafsu sekali, langsung kulepas celanaku. Batangku yang sudah sangat keras dari tadi, langsung meloncat keluar. Tanti sedikit terhenyak saat melihatnya. ”B-besar sekali, mas.” bisiknya tak berkedip. Kubimbing tangannya untuk menggenggamnya. Tapi Tanti menolak saat kusuruh dia untuk mengulumnya.
”Jijik, mas. Aku tidak pernah melakukannya.” gumamnya.
”Dicium-cium aja, Tan. Yang penting punyaku jadi basah.” kataku tidak kurang akal. Segera kusodorkan penisku ke depan bibirnya.
Tanti mulai menciuminya, tapi cuma batang dan telurnya. Ujungnya yang berlendir, sengaja ia hindari. Benar-benar jijik rupanya dia. Ok, aku bisa mengerti. Kubiarkan saja dia menjilat-jilat dan menciumi batangku hingga akhirnya aku merasa bosan. Tanti sangat kaku sekali saat melakukannya hingga aku jadi tidak bisa menikmati sama sekali. Sama sekali tidak ada enak-enaknya.
Daripada menunggu lama-lama, aku yang sudah tidak tahan untuk merasakan tubuh sintalnya, segera membaringkan Tanti di ranjang. Kutindih tubuhnya sambil kutempatkan pinggulku tepat di depan selangkangannya. Tanti sudah membuka pahanya lebar-lebar hingga penisku yang sudah menegak kencang terasa menempel di lubang vaginanya.
”Siap, Tan?” tanyaku sambil menggesek-gesekkan ujung penis ke bibir vaginanya. Tanti mengangguk. Kurasakan lubang vaginanya sudah basah dan merekah lebar, siap untuk dimasuki.
Sambil berpegangan ke pundaknya, kudorong penisku. Masih belum berhasil. Penisku melenceng ke kiri. ”Kurang ke bawah, mas.” bisik Tanti pelan. Dia membuka pahanya makin lebar agar aku makin leluasa melakukan gerakan.
Kudorong lagi. Kali ini terasa penisku masuk ke lubangnya. ”Bener yang ini, Tan?” aku bertanya takut salah lagi.
Tanti mengangguk. ”Iya, yang itu. Cepat dorong, mas!” ah, rupanya sudah tak tahan ia.
Sambil meremas dan menciumi payudaranya, kudorong lagi penisku. Tapi karena terlalu keras, yang ada malah melenceng lagi. Kali ini ke kanan. ”Aghhh…” kami mendesah kecewa bersamaan. ”Mas…!” Tanti melenguh manja. Dia segera meraih penisku dan mengarahkannya lurus ke depan lubangnya. ”Ayo, mas, kupegangi.” bisiknya.
Tersenyum, kucium bibirnya sekali lagi. Tanti menyambut ciumanku sambil pinggulnya maju ke depan mengejar penisku yang sudah masuk sebagian. ”Sabar, sayang!” Dengan satu hentakan keras, kutusukkan lagi penisku kuat-kuat.
”Ughhhh…” Tanti melenguh. Aku juga melenguh. Kami sama-sama merasakan nikmat. Penisku sudah masuk seluruhnya, menghunjam keras hingga mentok ke dalam memek Tanti yang sempit, dan bersarang dengan begitu sempurna disana. Rasanya seret, tapi nikmat sekali. Keinginanku untuk menyutubuhinya sudah terpenuhi sekarang.
”Aduh, ahh…” desah Tanti sambil memejamkan matanya. Kurasakan sebentar kedutan-kedutan di dinding vaginanya sebelum akhirnya kutarik sedikit demi sedikit batang penisku, kemudian aku masukkan lagi pelan-pelan, lebih dalam. Mulai kugenjot pelan tubuh mulusnya sambil tanganku tak henti meremas-remas payudaranya yang bulat dan kencang, sementara mulutku dengan rakus menciumi bibir dan lehernya.
”Ahh… Mas! Auw… ahh… ahh…” desahan Tanti membuatku makin bernafsu. Sambil memeluk tubuh mulusnya yang masih berbalut daster, kupercepat tusukanku. Gesekan kelamin kami yang terasa begitu nikmat membuat Tanti makin merintih dan menggelinjang. Tubuhnya yang montok terhentak-hentak begitu rupa, segera kupegangi agar dia tidak sampai jatuh dari ranjang.
Begitu panasnya persetubuhan kami hingga dalam hitungan menit, aku sudah tidak tahan untuk menyemburkan lahar panasku. Sambil menekan penisku dalam-dalam ke lubang vaginanya, kudekap tubuh Tanti erat-erat. ”Ahh… aku keluar, Tan!” dengan nafas tertahan dan mulut menempel ketat di ujung puting payudaranya, kusemburkan cairan cintaku di dalam rahim wanita cantik itu.
Perasaan nikmat segera menjalar di seluruh tubuhku. Untuk beberapa saat kunikmati sisa-sisa orgasmeku dengan terus mendekap tubuh mulus Tanti. Aku masih belum rela melepas rasa nikmat itu. Baru setelah nafasku sudah agak tenang dan cairan maniku sudah tidak menetes lagi, kucabut penisku dan bergulir terlentang di sampingnya. Sambil meremas-remas payudaranya, aku berbisik, ”Enak banget punya kamu, Tan. Untung kamu bukan istriku. Kalau istriku, nanti aku jadi malas ke kantor gara-gara nafsu terus sama kamu.”
”Hehehe… punya mas juga enak. Cuma sayangnya, cepet amat!” sahut Tanti.
”Ya habisnya, tubuhmu nafsuin banget sih.” kucubit putingnya yang sebelah kiri.
”Auw!” Tanti memekik nikmat. Dia membalasnya dengan meremas kuat penisku yang mulai melembek dan mengkerut.
”Kalau mau yang lama, nanti aja kita coba lagi, yah?” kuraba selangkangannya yang terasa sangat basah, kumasukkan jari telunjukkku ke sana untuk menggesek klitorisnya.
”Ehm… Mas!” dia menggelinjang pelan. ”Emang mas nggak capek?” tanyanya kemudian sambil mengocok pelan penisku, berusaha untuk membangkitkannya lagi. ”S-sepertinya burung mas lebih besar deh dari punya suamiku.” bisiknya.
”Masa sih? Ah, kamu bisa aja.” kucium bibirnya. Tanti membalasnya dengan melumat bibirku mesra.
”Iya, soalnya tadi terasa mampet dan sesak banget.” katanya sambil tertawa renyah.
Aku yang gemas kembali melumat bibirnya yang seksi itu. Lama aku melumatnya karena Tanti juga mengimbanginya dengan baik, dia menyusupkan lidahnya agar bisa bertarung dengan lidahku. Kuremas-remas lagi payudaranya sebelum akhirnya aku bangkit untuk pergi membersihkan diri ke kamar mandi. Di dalam, kubersihkan sisa-sisa spermaku yang masih melekat di batangku, benda itu sudah agak sedikit menegang karena kocokan Tanti barusan.
Tidak lama, Tanti menyusul masuk. Sambil mengangkat kaki kanannya ke atas closet dan menghadap ke cermin besar, dia membersihkan cairan maniku yang meleleh keluar dari vaginanya dengan menggunakan tisu WC. Dari belakang, kuperhatikan tubuh mulusnya yang indah itu. Dengan kaki jenjang dan sepasang paha yang putih bersih, dia tampak menggairahkan sekali. Ditambah dengan dua bongkahan pantat yang bulat dan padat, libidoku dengan cepat terkerek naik.
Rupanya Tanti juga memperhatikanku melalui pantulan cermin di depannya. Dia tersenyum saat melihat penisku yang perlahan mulai menggeliat dan menegang kembali. Aduh, senyumannya itu lho, bikin aku tak tahan. Segera kurangkul dia sambil kuremas-remas lagi bulatan payudaranya. ”Eh, ngapain sih senyum-senyum gitu?” tanyaku gemas. Kuciumi pipi dan lehernya.
Tanti mendesah, tapi tetap sibuk membersihkan cairan maniku yang merembes di paha sisi dalamnya. ”Mas pengen lagi ya?” sahutnya sambil menggesek-gesekkan bokong bulatnya ke batang penisku. Terasa penisku seperti diremas-remas dan dipijat-pijat pelan. Ugh, nikmat sekali.
“Emang kamu nggak pengen?” kuremas payudaranya semakin keras, kedua putingnya yang masih terasa kaku dan keras, kujepit dan kupilin-pilin.
Tanti menggelinjang. “Ehhss… geli, mas!” dia memprotes karena aku menganggu acara bersih-bersihnya.
”Kok dibersihin sih, Tan? Biar aja masuk, katanya mau hamil?” tanyaku heran. Tanganku tetap berada di atas gundukan bukit payudaranya.
”Cuma yang di luar aja, kok. Tadi sudah banyak yang masuk. Lagian nggak enak kalau kotor gini.” jawabnya pelan.
Sambil terus meremas-remas, kucium lagi lehernya. ”Nggak usah bersih-bersih, nanti jadi seret lagi pas dimasukin.” bisikku di telinganya. Kulepas daster yang ada di pinggangnya, juga BH krem yang menggantung tak berguna di atas payudaranya. Sekarang kami sudah sama-sama telanjang. Kupandangi tubuh montoknya sejenak sebelum akhirnya aku menunduk untuk melumat kedua putingnya.
”Ehh… ahhh… mas!” Tanti memegangi kepalaku saat aku mencucup dan menghisapnya penuh nafsu.
”Lagi ya, Tan?” aku meminta, mulutku penuh oleh bongkahan payudaranya sekarang.
Dia mengangguk dan tidak menolak saat ciumanku terus turun menuju perut dan pinggulnya. Sambil jongkok, kuciumi kedua pahanya yang putih mulus, juga kuelus-elus bulatan pantatnya yang terasa empuk dan kenyal. ”Ahhh… mas!” Tanti mendesis saat ciumanku berhenti di depan selangkangannya. Kujilati sebentar lubang vaginanya sebelum akhirnya aku berdiri dan bersiap untuk menyetubuhinya.
”Disini?” tanya Tanti heran melihatku mempersiapkan penis.
Mengangguk pelan, kubuka kakinya lebar-lebar. Kutumpangkan salah satu kaki Tanti ke kloset agar vaginanya bisa terbuka lebar. Sambil terus menciumi bibir dan lehernya, kugesek-gesekkan ujung penisku ke lubang kemaluannya. ”Ehmmm… mas!” Tanti merintih dan memelukku saat aku mulai memasukinya. Matanya terpejam menikmati tusukan penisku yang perlahan memenuhi lubang vaginanya.
Dalam posisi berdiri dan setengah berpelukan, aku kembali menyetubuhinya. Kugenjot tubuh mulus Tanti sambil tanganku bermain-main lembut di kedua putingnya. ”Mas… ahh… ahh…” meski tidak seenak kalau tiduran di ranjang, tapi tetap saja posisi ini membuat Tanti mendesis dan menggeram penuh kenikmatan.
Aku juga merasakan hal yang sama. Rasa geli dan hangat menyelubungi batang penisku saat aku menyodokkannya lebih dalam ke belahan memek Tanti yang sempit. Benda itu kini sudah kembali basah, membuat gesekan antar alat kelamin kami menjadi benar-benar nikmat dan menggairahkan. Sambil terpejam dan sesekali menggigit bibirnya, Tanti mendesah lembut. ”Ehm, mas… aku… ahh… ahhh…” dia menceracau tak jelas.
Aku sudah akan mencium lehernya saat dengan tiba-tiba, Tanti menurunkan kakinya dari atas closet dan membelakangiku. Aku sedikit melenguh saat batang penisku terlepas dari jepitan vaginanya. ”Ngapain, Tan?” tanyaku protes.
”Ganti gaya. Capek!” jawab Tanti pendek sambil menunggingkan pantatnya ke belakang dan berpegangan pada cermin besar di dinding. Rupanya dia memintaku untuk menusuknya dari belakang.
Ok, no problem. Aku juga menyukai gaya ini. Sangat menyukainya malah. Sambil menikmati bongkahan pantatnya yang indah, kumasukkan lagi penisku. ”Eghhss…” kami mendesah berbarengan saat alat kelamin kami kembali menyatu.
Kuperhatikan Tanti dari kaca saat aku mulai menggoyang tubuhnya, betapa dia terlihat sangat menggairahkan sekali. Goncangan payudaranya, desahan kenikmatannya, juga ekspresi mukanya yang manis dan sensual, membuatku jadi tambah tergoda. Goblok sekali suaminya yang telah menyia-nyiakan istri secantik dan senikmat ini. Biar aku saja memanfaatkannya, daripada nganggur tidak terjamah.
Terus kutusukkan penisku, sementara Tanti mengimbanginya dengan memutar pantatnya yang bulat dan menekannya kuat-kuat ke pangkal pahaku, membuat batang penisku yang kaku dan tegang, masuk dan menusuk dalam sekali, bahkan hingga mentok ke bibir rahimnya. ”Aghhh…!” melenguh keenakan, sambil meremas-remas payudaranya, kugerakkan penisku semakin cepat.
Tanti yang mendapat serangan bertubi-tubi atas dan bawah, tidak bisa bertahan lagi. Beberapa detik kemudian kurasakan denyutan halus di dalam liang vagina, memijit penisku pelan dan nikmat. ”Ssshh… uhh… emm… aku mau sampai, mas!” bisiknya berat.
“Tahan sebentar, Tan. Aku juga sudah hampir.” kuremas terus payudaranya. “Uhh, nikmat banget, Tan, tubuhmu!” di bawah, kutusukkan penisku semakin cepat dan dalam. Kurasakan denyutan di vaginanya menjadi kian terasa, bahkan kini disertai jeritan dan rintihan darinya. ”Mas… aku… Oughh… ahh.. ahh…!”
Tubuh mulus Tanti mengejang keras seiring semburan dari dalam liang kemaluannya. Aku yang juga sudah hampir klimaks, dengan rapat memeluknya dari belakang dan terus memberinya sodokan-sodokan terakhir yang keras dan nikmat. Kubenamkan penisku dalam-dalam saat spermaku muncrat memenuhi liang rahimnya. Tubuh kami bergetar hebat bersama. Cairan maniku terasa hangat bercampur dengan cairan cintanya. Mudah-mudahan saja dengan begini Tanti bisa hamil. Kalau tidak juga nggak apa-apa, aku jadi bisa terus menidurinya, sampai hamil, hehehe… Sepertinya aku tidak akan pernah bosan menikmati tubuh mulusnya.
Sambil melepas penisku, kukecup lembut tengkuk Tanti yang sedikit berbulu. Dia berbalik dan membalas dengan mencium bibirku mesra. Kami saling memagut dan melumat beberapa saat. Entah kenapa, aku merasa senang sekali diperlakukan Tanti seperti itu. Serasa aku adalah suaminya yang sah. Sentuhan, kecupannya yang lembut, aroma tubuhnya, serta hembusan nafas dan dekapannya membuatku melayang.
***
Aku terbangun oleh suara TV di ruang tengah. Kulirik sebelah, Tanti sudah tidak ada. Hari ini sabtu pagi, jam di dinding sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Setelah bertempur semalaman, rupanya membuatku terlalu lelah. Tidak biasanya aku bangun sesiang ini.
Segera kucari celana dan bajuku. Aku menemukannya di gantungan belakang pintu. Kukenakan dengan cepat dan segera keluar. Kutemukan Tanti sedang memasak di dapur.
”Sudah bangun, mas?” sapa Tanti sambil tersenyum. Dia sudah rapi dengan baju panjang motif bunga dan jilbab merah berenda membingkai wajahnya yang cantik.
Kupeluk dia dari belakang dan kukecup pipinya pelan. Kulingkarkan tanganku ke depan untuk meremas-remas payudaranya. ”Egh…” Tanti sedikit menggelinjang saat aku melakukannya. Terasa empuk sekali benda itu meski masih terhalang BH.
Tanti menyingkirkan tanganku, dan sambil mengecup bibirku, dia membimbingku ke kamar mandi. ”Mandi dulu, mas. Masa bangun tidur sudah minta lagi.” kerlingnya nakal.
”Emang nggak boleh? Aku sudah pengen loh!” kutarik tangannya dan kutempelkan ke selangkanganku yang sudah mengeras tajam.
Tanti tersenyum. ”Mas ini nggak ada capek-capeknya ya?” bisiknya mesra. Dengan bantuannya, kulepas kaos dan celanaku. Tanti mengusap-usap penisku lembut, ”Habis main semalaman, tetap kaku dan tegang!” bisiknya, tampak kagum dan menyukainya.
”Emut dong, Tan.” pintaku manja.
Tersenyum mengiyakan, Tanti segera menunduk dan mengulumnya. Tapi baru saja aku menggeram keenakan, dia sudah melepasnya lagi. ”Sudah ah, nanti keterusan.” Tanti bangkit dan mendorong tubuhku agar segera masuk kamar mandi.
”Tan, ayo dong!” aku masih berusaha, kutarik lagi tangannya agar menggenggam penisku lagi.
”Masih banyak waktu, mas.” Tanti mencium bibirku. ”Aku harus masak sekarang, tuh ikanku nanti gosong.” dia menunjuk ikan mujaer yang ada di penggorengan.
Sedikit kecewa, aku pun mengalah. ”Bener ya, nanti habis aku mandi?”
”Habis sarapan!” Tanti mengoreksi.
Tanpa berkata lagi, aku segera mengguyur tubuhku. Sementara Tanti kembali ke dapur untuk meneruskan kegiatannya. Sengaja aku tidak menutup pintu kamar mandi, buat apa? Toh Tanti sudah melihat tubuh telanjangku sejak kemarin.
Setelah terkena air dingin, penisku jadi mengkerut dan tidak bersemangat lagi. Tanti tertawa saat melihatnya. ”Kayak uler!” komentarnya. Kupeluk dan kuciumi dia sebelum aku beranjak menuju kamar untuk ganti baju. Setelah itu kami sarapan bareng. Menunya sayur sop dan ikan mujaer. Aku makan dengan lahap untuk mengganti tenagaku yang hilang, juga sebagai persiapan pertempuran hari ini.
Selesai makan, segera kutarik tubuh Tanti ke pangkuanku. ”Eh, mas! Aku harus nyuci piring.” kilahnya saat kuraih gundukan payudaranya. Kuremas-remas benda empuk itu sambil tanganku yang lain berusaha menyingkap baju terusannya yang panjang semata kaki.
”Nyuci bisa nanti, yang ini tidak bisa ditunda!” kucium bibirnya dengan mesra dan kulumat kuat-kuat. Tanti tidak bisa menolak. Pada dasarnya dia juga menginginkannya lagi, jadi begitu kuserang sebentar, dia pun pasrah tidak melawan.
Bahkan sekarang dia membalas kelakuanku dengan menghisap dan menyedot mulutku rakus. Lidahnya dengan cepat menerobos masuk dan membelit lidahku, sementara tangannya turun ke bawah untuk mengusap-usap penisku yang sudah mengeras dan menegang dari tadi.
”Aghhh… mas!” rintihnya pelan saat sambil terus berpagutan, kudorong tubuhnya perlahan-lahan rebah ke atas meja makan. Piring dan mangkok yang ada disana kusingkirkan ke samping agar Tanti bisa mendapatkan tempat.
Kusingkap baju terusannya ke atas hingga aku bisa melihat selangkangannya yang masih tertutup CD warna putih, seputih kulit paha dan pinggulnya. Kusingkirkan CD itu dengan menariknya ke samping, tak berkedip kupandangi vagina Tanti yang merekah basah kemerahan. Dengan cepat kuturunkan kepalaku dan mulai menjilatinya.
”Ughhh… mas!” Tanti menggelinjang kegelian. Seperti yang sudah-sudah, dia menekan kepalaku agar menghisap dan melumat vaginanya semakin dalam. Kuturuti kemauannya dengan menjulurkan lidahku sepanjang mungkin, kujilat lubang vaginanya, terutama klitorisnya yang kini sudah terasa semakin keras dan menonjol. Kugigit dan kucucup benda mungil itu hingga menjadi cukup basah.
Saat aku sudah tidak tahan lagi, dalam posisi duduk di kursi meja makan, kupangku tubuh montok Tanti dengan tanpa melepaskan pagutan kami berdua. Segera kulepas baju panjang yang ia kenakan. Buah dadanya yang masih terbungkus BH tampak ranum menggiurkan. Langsung aku menciumi dan meremas-remasnya sementara Tanti berusaha melepas kait BH-nya. Setelah terlepas, segera ia tarik benda itu dan dibuangnya ke bawah, menyusul baju dan jilbabnya yang sudah lolos lebih dahulu.
Dia sudah telanjang, sedangkan aku masih belum. Tanti segera mencopoti seluruh bajuku hingga kami sama-sama telanjang sekarang. Kami berpagutan sekali lagi. Tanganku menggerayangi buah dadanya untuk memelintir kedua putingnya yang terasa mengganjal keras. Kuremas-remas lembut sepasang dagingnya yang berukuran besar itu dengan penuh kasih sayang. Kuciumi permukaannya yang halus dan mulus saat Tanti melepaskan pagutannya.
”Eghhh… mas! Ahh.. ahh.. uhh..!” desahan Tanti semakin menjadi-jadi setelah ia memasukkan penisku ke dalam vaginanya secara perlahan-lahan. Sambil memeluknya, kuciumi seluruh area payudaranya, juga bahu dan ketiaknya. Sementara Tanti dengan perlahan tapi pasti mulai menaik-turunkan tubuhnya sambil sesekali memutar pantatnya dengan halus tatkala penisku tertancap jauh di dalam lubang kewanitaannya.
Menit demi menit berlalu, goyangan Tanti menjadi kian cepat. Kudekap erat tubuh mulusnya sambil kuberikan sodokan-sodokan ke atas untuk mengimbangi. Aku terus melakukannya sampai akhirnya jeritan panjang Tanti mengakhiri semua itu. ”Arrghhhhh… mas! Aku… keluaaar…!!!” tubuhnya mengejang beberapa saat sebelum kemudian ambruk kelelahan dalam pelukanku,
Kukecup pipi dan bibirnya penuh rasa sayang. Kubelai rambut panjangnya yang kini kusut oleh keringat. Tanti terlihat sangat cantik tapi juga letih. Tubuh mulusnya tampak basah mengkilat bermandikan keringat. Begitu juga denganku. Penisku yang masih ngaceng berat masih menancap di dalam liang kewanitaannya.
”Kalo capek, istirahat aja dulu, Tan.” kataku. Melihat kondisinya, aku jadi tak tega untuk meneruskan goyangan.
”Nggak, aku memang capek, tapi seneng banget main sama mas. Habis enak banget sih!” dia memaksakan diri tersenyum.
Kucium lagi bibirnya. ”Penisku yang enak, atau memang kamu yang doyan ngesex?” tanyaku menggoda.
”Dua-duanya sih, hahaha…” Tanti tertawa. ”Tapi jujur, mas. Aku nggak pernah merasa senikmat ini kalau main dengan mas Ferdi.”
Aku tertawa mendengar pengakuannya. ”Yuk, Tan!” kuajak dia ke kamar mandi untuk membersihkan sisa-sisa cairan cinta kami berdua, juga sekalian buang air kecil. Sementara Tanti pipis sambil jongkok, kupandangi cermin di depanku. ”Bermimpikah aku ini?” batinku dalam hati. Aku cubit-cubit mukaku, perih. ”Berarti aku tidak bermimpi. Aku beneran menyetubuhi Tanti! Wanita yang selama ini menjadi hayalanku. Wah…!!!” aku tersenyum bangga sekaligus senang.
”Aku balik dulu ya, mas. Kutunggu di kamar,” kata Tanti begitu selesai menunaikan hajatnya. Dia segera berlalu dari tempat itu.
”Nggak usah pake baju ya?” aku berpesan sambil menyempatkan diri mencubit puting susunya. Ternyata aku cukup lama berada di kamar mandi, hampir setengah jam. Selain pipis, kuputuskan untuk sekalian buang air besar. Begitu kembali ke kamar, kulihat Tanti sudah tertidur pulas. Kasihan dia menunggu lama.
Posisi tubuhnya setengah tengkurap miring ke kiri, satu kaki tertekuk ke depan, dan kaki satunya lurus sejajar dengan tubuhnya. Pemandangan yang sangat erotis sekali, pantatnya yang bulat terlihat menyembul ke atas, denganlubang kemaluan yang mengintip malu-malu di sela-sela pahanya mulusnya. Melihatnya, dengan cepat membuat libidoku naik kembali. Perlahan-lahan aku merangkak menghampirinya.
Kuraba lubang vaginanya, masih terasa basah. Segera kuludahi penisku hingga sama-sama basah, lalu tanpa membangunkannya, kutusuk dia dari belakang. Bless! Batangku menancap telak. ”Egh…!” Tanti agak melenguh sedikit, tapi tetap tertidur. Sambil membelai bongkahan pantatnya, mulai kugoyang pinggulku pelan-pelan. Aku maju-mundurkan batang penisku menggesek dinding vaginanya. Sodokan-sodokan halus yang kulakukan akhirnya membuat Tanti tersadar dari tidurnya, memang sungguh terlalu kalau sampai dia tetap tertidur saat kusetubuhi seperti ini.
Dia menoleh ke arahku dan tersenyum. ”Auhh… uhh… mas! Gila, nggak pake permisi langsung main sodok aja.” protesnya, tapi tidak menolak. Malah dia mengatur posisi tubuhnya dengan agak menungging agar aku makin leluasa memasukinya. ”Ehm, nikmat juga begini! Ugh, geli-geli enak!” kata Tanti kemudian.
Goyanganku kini semakin cepat dan berirama. Kuusap sekujur tubuh mulus Tanti, mulai dari punggung hingga bongkahan pantatnya yang seksi. Buah dadanya yang terhimpit dengan kasur juga tidak luput dari remasan tanganku. Sodokan demi sodokan terus kuberikan sementara keringat makin membanjiri tubuh telanjang kami berdua. Erangan, rintihan dan desahan membuat gelora birahi kami memuncak dengan cepat. Sampai pada akhirnya, aku menyuruh Tanti untuk terlentang. Dengan gaya konvensional, kusetubuhi dia sambil memeluk erat tubuhnya untuk mengakhiri sesi ini.
Hampir bersamaan, kami mencapai klimaks. Bermula dari aku yang mengejang sambil mendekap erat tubuh montok Tanti. Kugigit lehernya saat spermaku muncrat berhamburan memenuhi liang vaginanya. Tanti menyusul tak lama kemudian. Dia mendekap punggungku dengan himpitan kakinya, menyuruhku agar menusukkan penis dalam-dalam saat cairan cintanya menyembur keluar, bercampur dengan air maniku.
Vagina Tanti terasa sangat becek sekali sekarang. Kuganjal bokongnya dengan menggunakan bantal agar kedua cairan itu tidak sampai merembes keluar. Pelan kucabut penisku sambil memberikan ciuman mesra kepadanya dengan penuh rasa sayang. Aku sudah melupakan istriku sepenuhnya. Yang ada dalam pikiranku sekarang cuma bagaimana menikmati saat-saat intim ini dan memuaskan Tanti hingga ia hamil.
Aku ambruk di sampingnya. Tanti memelukku mesra. Payudara yang kenyal terasa mengganjal di bahuku. Peluh kami masih bercucuran disertai nafas kami berdua yang masih tersengal-sengal. Kecapekan, kami pun akhirnya tertidur pulas sambil masih berpelukan dengan mesra tanpa ada rasa canggung sedikit pun.
***
Aku tidak tahu sudah berapa lama aku tertidur, sampai kurasakan geli-geli nikmat pada selangkanganku. Kubuka mata, disana kulihat Tanti sedang mengulum dan menjilati penisku seperti makan es krim. Mulai dari biji pelir sampai lubang penisku, tidak luput dari sergapan lidah dan bibirnya. Rasa nikmat segera menjalar di sekujur tubuhku. Penisku dengan cepat mengeras mendapat perlakuan seperti itu. Melihatnya telah siap, Tanti kemudian mengambil posisi jongkok di atas penisku. Sambil mencengkram dan membimbing penisku ke arah lubang cintanya, dia menurunkan pinggulnya perlahan-lahan hingga sedikit demi sedikit penisku menerobos masuk ke dalam lubang cintanya.
Setelah amblas semua sampai biji pelirku menyentuh bibir kemaluannya, Tanti mulai menaik-turunkan tubuhnya pelan-pelan. Aku yang merasa keenakan juga tidak tinggal diam, kuremas-remas pantatnya silih berganti sebelum akhirnya beralih pada buah dadanya. Kupegangi daging kembar itu sementara Tanti bergerak naik turun semakin cepat. Dia juga memutar-mutar pantatnya di atasku, membuat rasa sensualitas pada gairah kami berdua semakin menggelora.
”Mas…” Tanti menunduk untuk merapatkan tubuhnya di atas dadaku. Segera kudekap tubuhnya mesra dan kuciumi bibirnya bertubi-tubi sambil terus memberikan sodokan keras dari bawah.
Menit demi menit berlalu tanpa terasa, masih dengan posisi yang sama, kusetubuhi Tanti sambil terus meremas-remas buah dadanya dengan lembut. Sodokan-sodokan liar, gigitan kecil dan usapan lembut pada sekujur tubuhnya membuatku tidak dapat bertahan lebih lama lagi. Sodokanku dari bawah dan himpitan selangkangan Tanti dari atas menambah menit akhir orgasmeku kian dekat. Begitu juga dengan Tanti, sepertinya dia juga sudah hampir sampai.
Dengan tubuh saling mendekap erat, kami akhiri persetubuhan siang itu dengan saling mengejang dan mengerang nikmat. Cairan cinta kami menyembur deras untuk sekali lagi bertemu dan mengisi liang rahim Tanti yang kering dan gersang. Setelah semuanya berakhir, Tanti jatuh di sisiku sambil tersenyum penuh kebahagiaan. ”Uhhff, baru kali ini aku merasakan enaknya bercinta,” bisiknya.
”Kalau tahu seperti ini, sudah dari dulu aku entoti kamu, Tan!” sahutku sambil mencium bibirnya.
”Enak aja. Nggak mungkin aku ngasih perawanku sama mas! Jangan konyol.” kata Tanti sambil memukulku pakai guling. ”Ini kan karena aku mau cepet dapat anak, bukan karena aku suka sama mas! Eh, sorry, jangan marah ya!” Tanti tersenyum.
“Mau marah bagaimana, lha wong aku sudah dikasih yang enak-enak!” ucapanku itu disambut dengan lemparan bantal oleh Tanti.
***
Begitulah, selama 2 hari 3 malam, aku menginap di rumah Tanti. Selama itu pula, kuisi terus rahimnya dengan spermaku. Kegiatan kami selain untuk makan dan mandi cuma ngentot, ngentot, dan ngentot. Aku rasanya tidak pernah bosan menyetubuhinya karena tubuh Tanti memang sangat nikmat sekali. Permainannya juga sangat variatif dan penuh kejutan. Segala posisi dan gaya yang kuminta dilakukannya tanpa banyak bertanya. Istriku yang SMS di minggu pagi, cuma kujawab pendek karena saat itu aku sedang asyik menunggangi tubuh bugil Tanti di kamar mandi. Baru saat dia telepon, aku sedikit menghentikan aksiku. Tapi tidak dengan Tanti. Sementara aku menerima telepon, dia menghisap dan mengulum penisku penuh nafsu hingga membuatku sedikit merintih dan mendesis kegelian. Istriku yang curiga bertanya, dan kujawab kalau aku lagi sarapan pake sambel yang sangat pedas. Untungnya dia percaya.
Sehabis dari kamar mandi, Tanti mengajakku ke ruang makan. Disitu kami sarapan dengan tubuh masih tetap bugil. Sambil mengunyah kugerayangi terus tubuhnya. Tanti sempat sedikit protes, ”Udah dong, mas. Nggak bosan apa? Lagi makan nih, nanti kan bisa.” dia kegelian karena kupenceti terus bulatan payudaranya.
Aku tertawa dan meremas payudaranya semakin keras. Setelah itu tanpa perlu repot mencuci tangan, kutindih tubuhnya di atas meja makan, dan sekali lagi kusiram vaginanya dengan spermaku. Tanti geleng-geleng kepala melihat nafsuku. ”Kaya kuda!” begitu komentarnya, jelas sangat menyukainya.
Selanjutnya kami melakukannya lagi di ruang tengah, lalu di kamar saat tidur siang, dan di dapur saat Tanti memasak sore hari. Malam tak perlu diomongkan karena sudah pasti kami melakukannya lagi. Setelah makan dan menonton TV sebentar, kuseret tubuh bugil Tanti ke dalam kamar. Sprei sudah diganti baru karena di permainan terakhir kami, Tanti ’pipis’ banyak sekali hingga tembus sampai ke kasur.
Diawali dengan ciuman dan rabaan mesra, akhirnya kugenjot tubuh mulus Tanti semalam suntuk. Kami hanya tidur sebentar-sebentar, sekedar untuk memulihkan diri. Aku 5 kali orgasme, spermaku sampai tidak kental lagi karena saking seringnya kuperas. Warnanya juga tidak putih lagi, agak sedikit bening. Jumlahnya juga tidak banyak. Sedangkan Tanti, entahlah, 10 kali mungkin, tidak bisa lagi kuhitung karena saking banyaknya. Kami seperti ingin memanfaatkan saat-saat terakhir sebelum perpisahan itu dengan sebaik mungkin, karena jam 3 aku sudah harus balik ke kota S kalau tidak mau telat datang ke kantor.
Waktu sudah menunjukkan pukul 03.10 ketika Tanti mengantarku ke terminal. Kudekap dia erat dan kukecup pipinya sebagai rasa sayang dan terimakasih. Setelah itu kami pun berpisah, Tanti kembali pulang dengan membawa banyak sekali benihku sedangkan aku naik bis AKDP untuk balik ke kota S.
Sampai 2 minggu kemudian, Tanti mengabari kalau dia sudah positif. Aku yakin sekali kalau itu adalah anakku karena banyak sekali spermaku yang kutuang ke dalam rahimnya di pertemuan terakhir kami yang panas dan penuh gairah. Dan asyiknya, Tanti tidak cuma mengabari itu, dia juga mengatakan kalau suaminya akan kembali dinas keluar kota selama dua minggu.
”Main lagi ke rumah, mas. Aku kangen sama mas!” undangnya penuh harap.
”Kangen aku apa kangen kontolku?” tanyaku menggodanya.
Tanti tertawa ngakak sebelum menjawab, ”Kangen dua-duanya!”
”Aku juga kangen kamu.” sahutku.
”Kangen aku apa kangen memekku?” balasnya.
Aku ikut tertawa. Kuperhatikan kalender dan jadwal kerjaku, sepertinya bisa. Kalaupun tidak bisa, akan kuusahakan agar bisa, hehe… siapa juga yang bisa menolak undangan wanita secantik dan semolek Tanti. ”Oke, jemput aku di terminal jumat malam ya?” aku berkata menyanggupi.
”Ok, mas!” jawab Tanti penuh antusias.
Aku segera mengabari istriku kalau minggu depan tidak bisa pulang karena ada ’lembur’. Istriku bisa menerimanya. Dan begitulah, dari perselingkuhan pertama kami hingga kini, telah 4 kali aku meniduri Tanti lagi. Persetubuhan yang awalnya hanya untuk hamil, kini berubah jadi ajang pemuas nafsu masing-masing. Tanti ketagihan dengan permainanku, sedangkan aku menyukai rasa tubuhnya yang hangat dan menggiurkan. Entah kapan kami bisa berhenti? Yang ada malah semakin panas karena seiring jabatan Ferdi yang naik jadi CEO, dia jadi semakin sering pergi ke luar kota, hampir tiap akhir pekan. Dan akibatnya, semakin sering pula kunikmati dan kutiduri istrinya yang cantik dan seksi itu.

MARISSA ICHA

Marisa, 44 tahun, adalah seorang artis senior di perfilman Indonesia, juga seorang dosen dan seorang politikus wanita yang cukup diperhitungkan di dunia politk akhir akhir ini.. Marisa Handayani atau sering dipanggil Icha itu memiliki wajah yang cantik, berkulit putih dengan bibir yang merah merekah, tubuhnya berisi, padat dan sekal. Orang-orang mengenalnya sebagai seorang wanita yang berani dalam memperjuangkan kaum wanita, dan juga sebagi seorang wanita yang taat beribadah dan rumah tangganya yang tidak pernah diterjang gosip perselingkuhan.
Tinggi badannya 170 cm, membuat wanita cantik itu berpenampilan anggun dan terhormat. Usia nya yang hampr setengah baya tidak menyurutkan kecantikan dirinya, icha dahulunya adalah mantan model, artis layer lebar, produser dan sekarang , panggung politik. Walaupun dirinya seorang wanita, icha tidak surut dalam berkiprah di panggung politik Indonesia. Karena icha adalah wanita hasil blasteran sunda dan prancis, dua buah kiblat suku bangsa yang terkenal akan kecantikan kaum hawanya. Sadar akan usianya yangsudah tidak muda lagi, belakangan icha lebih sering memakai jilbab dan pakaian tertutup saat tampil di depan public maupun dalam kesehariannya
Di kancah percaturan pokitik yang sekarang digeluti icha, wanita cantik itu terkenal sebagai seorang wanita yang tegas dan yakin akan pendirian politk yang dianutnya, sosoknya yang cerdasa dan kritis selalu berani menghujat dan mengecvam pemerintah maupun para rival politiknya tanpa basa basi. Seperti kasus pemalsuan ijazah seorang wanita yang merupakan saingannya dalam memperbutkan kursi kepala daerah suatu kabupaten, dengan gamblang icha memperkarakan keaslian ijazah rivalnya itu kehadapan public melalui media massa. Hal ini sempat membuat icha terseret kepengadilan dan hasilnya adalah keputusan pengadilan bahwa icha dituduh melakukan pencemara nama baik dan hasilnya ia didenda dalam perkara itu, namun icha berhasil lepas dan tetap pada pendiriannya, ia menjadi oposisi dan mengkritisi kebijakan wanita yang bernama R*******H itu. Hal ini mengakibatkan banyak dating terror dan ancaman pada icha agar icha menghentikan sepak terjangnya, hingga terjadi lah peristiwa naas itu,
Pada suatu malam sehabis pulang dari rumah produksi miliknya, icha mengemudikan mobilnya seorang diri menuju tempat tinggalnya. Hari itu icha membawa mobil sendiri tanpa ditemani sopirnya, Dia merasakan badannya amat lelah akibat seharian mengawasi pembuatan sebuah film tentang kejahatan politik yang diproduserinya sendiri.
icha mengemudi dengan kecepatan sedang, pada sebuah jalan pintas menuju ke complex rumahnya yang kini tinggal berjarak kurang lebih 2 kilo, yang dikelilingi hutang lindung tropika yang rimbun itu, namun jalan tersebut agak sunyi dan gelap. Tiba-tiba tanpa disadarinya, sebuah mobil memotong mobilnya dan berhenti tepat di depan mobilnya. Icha kaget dan spontan menginka rem Belum lagi hilang rasa kagetnya, sekonyong-konyong keluar dua pemuda berbadan kekar dari pintu belakang, mereka membawa kapak merah dan langsung menyerang mobil icha dengan cara memecahkan kaca samping mobil itu berkali kali, icha menjerit histeris, namun pintu samping tempat dia duduk mengemudi itu telah berhasil dibuka paksa oleh mereka. Mereka menyeret icha keluar dari mobilnya, kejadian itu begitu cepat, Marisa haque yang tidak sempat memberikan perlawanan itu diseret masuk ke dalam mobil mereka, dan mobil itu kemudian langsung tancap gas dalam-dalam meninggalkan lokasi .
Di dalam mobil tersebut ada empat orang pria. Marisa haque diancam untuk tidak berteriak dan bertindak macam-macam, sementara mobil terus melaju dengan cepat. Icha yang masih terbengong-bengong pun didudukkan di bagian tengah, diapit 2 orang pria. Sementara mobil melaju, icha berusaha berdialog dengan mereka,
“ heii.. siapa kalian ini?? Mau dibawa kemana kau haaaa??!! “ hardik icha saat ia berusah berontak, namun kedua tangannya dicengkram dua lelaki di sebelanya itu.
Mereka cuam diam. Kesal pertanyaannya tidak ditanggapi icha terus meronta mina dilepaskan dan pada satu kesempatan icha berhasil menggigit tangan seorang lelaki di sebelahnya, lelaki itu terpanjat dan dengan reflek dia memukul kepala icha hingga cah tersungkur.
“ eeehh.. wanita ini liar sekali kelihatannya “ ujar lelaki yang menggampar icha barusan. “ gua perosa juga ni perempuan” tambahnya, membuat icah begidik mendengarnya.
“udah ikat aja tangannya” ujar lelaki yang duduk disamping supir. Dengan patuh lelaki tersebut memegang kedua tangan icha kebelakang dan mengikat tangan icha dengan menggunakan ikat pinggangnya. Icha kalah dalam adu tenaga hingga kedua tangannya terikat kebelakang. Namun tak sampai dissitu, setelah kedua tangan icha terikat mereka berusaha meremas-remas paha icha. Tangan kedua lelaki tersebut mulai bergantian mengusap-usap kedua paha mulus artis senior yang cantik itu.
Naluri wanita icha kini bangkit dan berontak. Namun belum lagi berbuat banyak, tiba-tiba lelaki yang duduk di sampingnya memukul kepala icha untuk kedua kalinya beberapa kali hingga akhirnya wanita cantik itu pun mengakhiri perlawanannya dan pingsan.
Kedua tangan icha yang diikat ke belakang dengan tali pinggang, hingga dadanya yang masih montok dan masih dilapisi baju kemeja berbahan blazer itu mencuat ke depan. Sementara itu selama dalam perjalanan kedua orang pria yang mengapitnya itu memanfaatkan kesempatan dengan membentangkan kedua belah kaki icha lebar-labar ke kiri dan kanan sampai akhirnya tangan-tangan nakal kedua lelaki tersebut dengan leluasa menyeruak ke dalam celana dalam Icha, kemudian dengan bernafsu mengusap-ngusap kemaluan wanita setengah baya yang cantik itu
Akhirnya sampailah mereka di sebuah rumah besar yang sudah lama tidak ditempati di suatu daerah sepi. Mobil langsung masuk ke dalam dan garasi langsung ditutup rapat-rapat. Kemudian Icha yang masih pingsan itu langsung digotong oleh dua orang yang tadi mengapitnya masuk ke dalam rumah tersebut. Rumah tersebut kelihatan sekali tidak terawat dan kosong, namun di tengah-tengahnya terdapat satu sofa besar yang telah lusuh.
Marisa Haque kemudian didudukkan di sebuah kursi sofa panjang di antara mereka.
Salah seorang dari mereka berujar memerintah, “Robert.., ambilin air..!”
Seseorang bernama Robert segera keluar ruangan dan tidak lama kemudian masuk dengan seember air.
“Ini Bos..,” ujar Robert
Frans adalah seorang pria yang berbadan tegap dan berambut gondrong sebahu namun tampak klimis itu berdiri dan menyiramkan air pelan-pelan ke wajah Icha.
Beberapa saat kemudian, ketika sadar artis cantik itu terlihat sangat terkejut melihat suasana di depannya, “Kamu..” katanya seraya menggerakkan tubuhnya, dan dia sadar kalau tangannya terikat erat.
Kali ini Frans tersenyum, senyum kemenangan.
“Mau apa kamu.. Frans!!” Marisa haque yang ternyata mengenal pria yang bernama Frans itu. Icha sudah taka sing lagi dengan frans, yang merupakan rival satu partainya yang dahulu, sebuah partai berlogo moncong putih, yang telah lama ditinggalkan icha, karena partai tersebut memecatnya menjadi anggota DPR, saat ia maju mencalonkan diri menjadi kepala daerah banten.
“Jangan macam-macam ya, nanti saya lapor polisi.!” lanjutnya lagi.
Frans hanya tersenyum, “Silakan saja teriak, nggak bakal ada yang dengar kok. Ini rumah jauh dari mana-mana.” kata Frans.
“Asal tau aja, begitu urusan gue di Polda waktu itu beres, elo udah jadi incaran gue nomer satu.” sambungnya.
Sadar akan posisinya yang terjepit, keputusasaan pun mulai terlihat di wajah wanita cantik itu, wajahnya yang cantik sudah mulai terlihat memelas memohon iba. Namun kebencian di hati Frans masih belum padam, terlebih-lebih dia masih ingat ketika Icha memperkarakannya ke Polda Metro Jaya, karena ia telah memperkosa seorang mahasiswi. Kasus ini dilaporkan icha karena frans telah menghasut dewan penasehat partai bergelar moncong putih itu untuk menonaktikan icha sebagai wakil dari fraks partainya, frans adalah tangan kanan wanita yang mengalahkan perolehan suara icha dalam pemilihan kepala daerah provinsi B****N. Namun karena frans memiliki beberapa rekan yang merupakan oknum polisi, dengan alasan bukti yang kurang dari pihak kepolisian, Frans pun akhirnya dibebaskan. Hal inilah yang membuat nama Frans di panggung perpolitikan menjadi tercemar karena sudah ketahuan belangnya oleh public, frans pun ikut dipecat dari kader partai tersebut. Itulah alasan frans mengapa dia begitu mendendam dan bertindak nekat seperti ini.
Memang di kalangan dunia hiburan malam nama Frans cukup terkenal. Pria yang berusia 40-an tahun itu dikenal sebagai pemilik beberapa tempat hiburan maksiat di Jakarta, dan isunya dia otak dibelakang gerombolan kapak merah yang sangat terkenal akan reputasinya sebagai penyakit masyarakat itu..
“Ampun Frans, maafkan aku,atas sikapku waktu itu…” kata icha seolah membela diri.
“Ha.. ha.. ha..” Frans tertawa lepas dan serentak lelaki yang lainnya pun ikut tertawa sambil mengejek Icha yang duduk terkulai lemas.
“Hei perempuan sok pintar , lo berani macem-macem am ague waktu itu yee.. lo gak tahu berhadapan sama siapa??!!” ujar Frans sambil mengelus-elus dagunya.
“Sekarang elo musti bayar mahal atas tindakan elo itu, dan gue mau kasih elo pelajaran.” sambungnya.
Icha pun tertunduk lemas seolah dia menyesali tindakan yang telah diambilnya dulu, airmatanya pun mulai berlinang membasahi wajahnya yang cantik itu.
Mulai mendekati icha Frans dengan kasarnya mengangkakngkan kedua kaki icha,
Icha menatap Frans dengan ketakutan, “Jangan, jangan Frans..” ucapnya memelas seakan tahu hal yang lebih buruk akan menimpa dirinya.
Dengan paksa ia menyingkapkan rok panjang yang dikenakan icha ke atas hingga kedua paha mulus Icha terlihat jelas, juga celana dalam icha yang berwarna krem berenda.
Kemudian, dengan kasar ditariknya celana dalam icha sehingga bagian bawah tubuh Icha telanjang. Kini terlihat gundukan kemaluan Icha yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang terlihat begitu terawatt potongannya, sementara itu Icha menangis terisak-isak.
Para lelaki yang berada di sekitar Frans itu pun pada terdiam melongo melihat kemaluan Icha yang terhidang indah itu. mereka hanya dapat menyaksikan bos mereka mengerjai artis cantik itu itu untuk melampiaskan dendamnya. Kini Frans memposisikan kepalanya tepat di hadapan selangkangan Icha yang nampak mengeliat-geliat ketakutan. Tanpa membuang waktu, direntangkannya kedua kaki icha hingga selangkangannya agak sedikit terbuka, dan setelah itu dilumatnya kemaluan Ichai dengan bibirnya.
Dengan rakus bibir dan lidah Frans mengulum, menjilat-jilat lubang vagina Icha. Badan Icha pun menggeliat-geliat kerenanya, matanya terpejam, keringat mulai banjir membasahi tubuhnya, dan rintihan-rintihannya pun mulai keluar dari bibirnya akibat ganasnya serangan bibir Frans di kemaluannya, “Iihh.. iihh.. hhmmh..” sementara itu kedua tangan frans tak henti-hentinya menggerayangi paha icha yang putih mulus dan terawat itu
Marisa Haque berusaha meronta, namun hal itu semakin meningkatkan nafsu Frans. Jari-jari Frans juga meraba secara liar daerah liang kemaluan yang telah banjir oleh cairan kewanitaannya dan air liur Frans. Jari telunjuknya mengorek dan berputar-putar dengan lincah dan sekali-sekali mencoba menusuk-nusuk.
“Aakkh.. Ooughh..” icha semakin keras mengerang-ngerang.
Setelah puas dengan selangkangan icha kini Frans bergeser ke atas ke arah wajah Icha. Dan kini giliran bibir merah Icha yang dilumat oleh bibir Frans. Sama ketika melumat kemaluan icha, kini bibir icha pun dilumat dengan rakusnya, dicium, dikulum dan memainkan lidahnya di dalam rongga mulut artis senior setengah baya itu.
“Hmmph.. mmph.. hhmmp..” icha hanya dapat memejamkan mata dan mendesah-desah karena mulutnya terus diserbu oleh bibir Frans.
Bunyi decakan dan kecupan semakin keras terdengar, air liur mereka pun meleleh menetes-netes. Sesekali Frans menjilat-jilat dan menghisap-hisap leher jenjang icha.
“It’s showtime..!” teriak Frans yang disambut oleh kegembiraan teman-temannya.
Kini Frans yang telah puas berciuman berdiri di hadapan icha yang napasnya terengah-engah akibat gempuran Frans tadi, matanya masih terpejam dan kepalanya menoleh ke kiri seolah membuang wajah dari pandangan Frans. Frans pun membuka celana jeans lusuhnya hingga akhirnya telanjang bulat. Kemaluannya yang berukuran besar telah berdiri tegak mengacung siap menelan mangsa.
Frans menghampiri icha dan merenggut jilbab yang masih melekat menutupi rambut icha dengan kasar. Setelah itu Kini Frans meluruskan posisi tubuh icha dan merentangkan kembali kedua kakinya hingga selangkangannya terkuak sedikit kemudian mengangkat kedua kaki itu serta menekuk hingga bagian paha kedua kaki itu menempel di dada icha. Hingga kemaluan icha yang berwarna kemerahan itu kini menganga seolah siap menerima serangan. Tangis icha semakin keras, badannya terasa gemetaran, dia tahu akan apa-apa yang segera terjadi pada dirinya.
Frans pun mulai menindih tubuh mulus icha , tangan kanannya menahan kaki icha, sementara tangan kirinya memegangi batang kemaluannya membimbing mengarahkan ke lubang vagina icha yang telah menganga.
“Ouuhh.. aah.. ampuunn.. Fransss..!” rintih Icha
Badan Icha menegang keras saat dirasakan olehnya sebuah benda keras dan tumpul berusaha melesak masuk ke dalam lubang vaginanya.
“Aaakkh..!” Icha mejerit keras, matanya mendelik, badannya mengejang keras saat Frans dengan kasarnya menghujamkan batang kemaluannya ke dalam lubang vaginanya dan melesakkan secara perlahan ke dalam lubang vagina Icha yang masih terasa keset dan rapat bagi frans. Keringat pun kembali membasahi tubuh artis senior itu. Badannya semakin menegang dan mengejang keras disertai lolongan ketika kemaluan Frans berhasil memasuki belahan kemaluannya yang selama ini hanya diperuntukannya pada suami tercintanya.
Setelah berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya di dalam lubang vagina Icha, Frans mulai menggenjotnya mulai dengan irama perlahan-lahan hingga cepat. Cairan berwarna putih dan kental pun mulai mengalir dari sela-sela kemaluan Icha yang sedang disusupi kemaluan Frans itu. Dengan irama cepat Frans mulai menggenjot tubuh Icha, rintihan Icha pun semakin teratur dan berirama mengikuti irama gerakan Frans.
“Ooh.. oh.. oohh..!” badannya terguncang-guncang keras dan terbanting-banting akibat kerasnya genjotan Frans yang semakin bernafsu.
Setelah beberapa menit kemudian badan Frans menegang, kedua tangannya semakin erat mencengkram kepala Icha, dan akhirnya disertai erangan kenikmatan Frans berejakulasi di rahim Icha. Sperma yang dikeluarkannya cukup banyak hingga meluber keluar. Icha hanya dapat pasrah menatap wajah Frans dengan panik dan kembali memejamkan mata disaat Frans bergidik untuk menyemburkan sisa spermanya sebelum akhirnya terkulai lemas di atas tubuh Icha .
Tangis Icha pun kembali merebak, ia nampak sangat shock. Badan Frans yang terkulai di atas tubuh Icha pun terguncang-guncang jadinya karena isakan tangisan dari Icha.
“Gimana rasanya Nyonya..? Nikmat kan..?” ujar Frans sambil membelai-belai rambut Icha.
Beberapa saat lamanya Frans menikmati kecantikan wajah Icha sambil membelai-belai rambut dan wajah Icha yang masih merintih-rintih dan menangis itu, sementara kemaluannya masih tertancap di dalam lubang vagina Icha.
“Makanya jangan main-main sama gue lagi ya..!” sambung Frans sambil bangkit dan mencabut kemaluannya dari vagina Icha
Icha menagis tersdu meratapi nasibnya, yang diperkosa oleh seorang penjahat dan juga merupakan orang yang dia jebloskan ke pengadilan, sejenaj icha menyesali tindakannya yang berujung penderitaan yang sedang dialaminya sekarang. Belum lagi selang beberapa saat setelah frans memperkosanya, tiba-tiba badannya sudah ditindih oleh seorang pria lainnya, teman frans yang dari tadi juga berada di samping.
“Ouuh..,” Icha mendesah akibat ditimpa oleh tubuh lelaki yang ternyata telah telanjang bulat itu.
Kini dengan kasarnya lelaki melucuti baju muslim dan blazer masih dikenakan Icha itu. Tetapi karena kedua tangan Icha masih diikat ke belakang, maka yang terbuka hanya bagian dadanya saja.
“ nyonya marisa… nama gue yonas… gua udah lama pengen ngentotin elo” ujar pria yang memperkenalkan dirinya tadi dengan kasar, icha merintih pahit mendengar pelecehan yang terlontar dari mulut pria yang bernama yonas itu.
“ asal elo tahu.. gua udah lama pengen memperkosa lo.. dan kini lah saatnya nyonya cantik” ujarnya sambil membuka celananya.
Setelah itu dengan kasarnya Yonas menarik BH yang dikenakan Icha dan menyembulah kedua buah payudara Icha yang masih terlihat bagus dan terjuntai indah. Pemandangan itu segera saja mengundang decak kagum dari para lelaki itu.
“Aah.. udah Mass.. ampuunn..!” dengan suara yang lemah dan lirih Icha mencoba untuk meminta belas kasihan dari para pemerkosanya.
Rupanya hal ini tidak membuahkan hasil sama sekali, terbukti Yonas dengan rakusnya langsung melahap kedua bukit kembar payudara Icha yang montok itu. Diremas-remas, dikulum dan dihisap-hisapnya kedua payudara indah itu hingga warnanya berubah menjadi kemerah-merahan dan mulai membengkak.
Setelah puas mengerjai bagian payudara itu, kini Yonas mulai akan menyetubuhi Icha.
“Aaakkhh..” kembali terdengar rintihan Icha dimana pada saat itu Yonas telah berhasil menanamkan kemaluannya di dalam vagina Icha.
Mata Icha kembali terbelalak, tubuhnya kembali menegang dan mengeras merasakan lubang kemaluannya kembali disumpal oleh batang kejantanan lelaki pemerkosanya.
Tanpa membuang waktu lagi, Yonas langsung menggenjot memompakan kemaluannya di dalam kemaluan Icha Kembali Icha hanya dapat merintih-rintih seiring dengan irama gerakan persetubuhan itu.
“Aaahh.. aahh.. oohh.. ahh.. ohh..!”
Selang beberapa menit kemudian Yonas pun akhirnya berejakulasi di rahim Icha. Yonas pun juga tumbang menyusul Frans setelah merasakan kenikmatan berejakulasi di rahim Icha.
“ hhhh…. Enak sekali memek elo ya cha..” ujar yonas mendengus merasakan senggamanya di dalam rahim icha.
“ kayaknya elo senang dibeginiin ya..” ujar frans pada icha yang hanya menagisi nasibnya.
“ nah … sekarang siapa lagi yang mau.. hayoo “ ujar yonas santai sambil beranjak dari atas tubuh icha.
Dua orang dari mereka yang dari tadi hanya menjadi penonton sudah tidak dapat menahan nafsu, dan mulailah mereka menyetubuhi Icha satu persatu. Yang bernama Robert mendapat giliran, ia menelanjangi icha hingga tidak ada sehelai benangpun melekat di tubuh wanita cantik itu. Robert pun mulai menyetubuhi wanita cantik itu dari belakang, dia menggenjot vagina icha dengan gaya doggie style. Sementara lelaki yangsatunya memaksa icha mengoral penisnya dari depan. Icha seolah menjadi mainan mereka. Tak lama kemudian Robert pun berejakulasi di rahim Icha.Namun pada saat orang ke keempat yang menggagahi Icha, tiba-tiba Icha yang telah kepayahan tadi pingsan.
mereka masing-masing menyemprotkan sperma mereka di rahim dan serta ada juga yang berejakulasi di mulut Icha
Tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul 4 pagi, para anggotanya itu diperintah Frans untuk melepas tali yang dari tadi mengikat tangan Icha. Kemudian mereka disuruh mengenakan dan merapikan seluruh pakaian icha dan mengenakannya kembali seperti semula, hingga akhirnya Icha komplit kembali mengenakan pakaiannya walau dalam keadaan pingsan.
Setelah ketiga anak buah frans menggotong tubuh Icha ke mobil mereka. Frans memerintahkan mereka untuk membawa icha ke villa kediaman frans di sebuah desa jau dari Jakarta. Disanalah penderitaan icha akan berlanjut…..

kali dijamah dan digauli yonas dan frans. Setelah selesai dimandikan, akhirnya yoris membawa icha ke kamarnya, dan icha di tidurkan di atas ranjangnya. Sementara itu Robert memasang kamera cctv di kamar itu. Mereka berdua berencana membuat rekaman saat nanti malam yoris memperkosa icha kembali.

Icha baru sadar setelah badannya ditiup hembusan angin dingin AC yang terasa membekukan. Sontak Icha gelagapan dan kebingungan. Dia melihat di sekelilingnya. Dia berada di dalam sebuah ruangan yang cukup mewah berukuran sedang, dindingnya terbuat dari kayu masif, sedangkan lantainya terbuat dari keramik itali yang dilapisi sebuah karpet dari bulu binatang. Dia kemudian menyadari kalau dirinya terbaring di atas sebuah ranjang empuk. yang dilapisi bed cover yang disusun secara rapi. Ranjang berukuran deluxe itu terletak di tengah ruangan, berhimpitan dengan dinding. Tepat di atas ranjang terdapat sebuah jendela besar berteralis baja tanpa daun jendela, hanya ditutupi tirai yang terbuka sampai setengahnya, membuat cahaya matahari yang mulai tenggelam leluasa masuk. Sebuah meja dan kursi sederhana yang juga terbuat dari kayu masif terletak di sudut kiri ruangan icha merasakan kepala berat dan seluruh badannya pegal2. Jantung icha bergegup saat ia menyadari dirinya saat itu hanya mengenakan bh dan celana dalam saja..
Kebingungan Icha terbuyarkan oleh suara derit pintu yang terbuka ke arah dalam. Icha serentak menoleh ke arah pintu yang tepat berada di depannya. Dilihatnya Yoris memasuki ruangan.
Yoris masuk membawa baki makanan dan Lalu yoris menyodorkan makanan dan minuman itu.
“Ini minum..” kata yoris datar. Icha melengos .Semula icha menolak makanan dan minuman itu, tapi yoris memaksanya untuk makan dan minum dan icha tidak dapat menolak.dan sebenarnya icha merasakan lapar karena ia merasa tubuhnya bergitu terkuras tenaganya. Perlahan icha mulai menyantap makanan dan minuman itu. yoris pun keluar dari ruangan itu. setelah makanan itu habis, berikut minuman, icha merasakan kepalanya berat dan pusing. Tak lama kemudian yoris kembali masuk kekamar dan langsung menghampiri icha yang tampak sedikit linglung setelah menyantap makanan dan minuman yang diberikan yoris tadi.
Dan Yoris pun mulai melancarkan aksinya, dia berusaha memeluk Icha dari belakang sambil menciumi pundak Icha, karena posisi icha saat itu tidur terlungkup karena menahan berat di kepalanya. Menyadari itu Icha meronta dan berusaha menjauhi Yoris.
“Jangan sentuh aku binatang.!? Icha berteriak. Tapi yoris yang berbadan tegap langsung mendekapnya dan mulai menelusuri wajah dan leher icha dengan buas. Icha mencoba meronta dan berusaha untuk tetap sadar tapi sentuhan demi sentuhan yoris membuatnya terhanyut. Tanpa sadar icha mulai mendesah merasakan kenikmatan sentuhan yoris. makin buas. Dengan paksa tubuh icha yang hanya ditutupi oleh BH berwarna krem transparan itu diciuminya penuh nafsu. Payudaranya yang putih mulus terlihat mencuat menantang. Yoris menelipkan tangannya yang besar ke dalam mangkuk BH Icha dan mulai meremas-remas payudara Icha. Icha merasakan sebuah sensasi yang sangat hebat melanda tubuhnya, gairah sexual yang begitu membara melandanya saat itu.
Yoris makin buas, dia segera merenggut BH Icha sehingga payudara Icha yang mulus dan montok itu sekarang telanjang. Bentuknya sangat bagus dan masih kenyal dengan puting susu yang merah segar. Tidak sabar yoris mulai meremas-remas dan menjilati payudara Icha, lalu bibir yoris berganti-ganti melumat dan mengulum puting susu Icha . Icha mengejang mendapat perlakuan itu. Kesadarannya mulai hilang, dirinya sekarang sudah dikuasai oleh dorongan seks yang makin kuat, karena itu dia diam saja saat yoris mulai menarik celana dalam krem berenda milik icha. sampai lepas. Dan sekarang benar-benar sempurna telanjang bulat de depan yoris . yoris memandangi kemulusan tubuh telanjang Icha dengan takjub.
“Ohh.. kamu jauh lebih cantik jika ditelanjangi seperti ini, ? kata yoris dangan deru nafas memburu. Lalu yoris mulai menelusuri sekujur tubuh telanjang Icha dengan bibir dan tangannya. Bibir Icha yang merah segar tidak henti-hentinya dilumat oleh yoris sementara tangan yoris tidak berhenti menggerayangi dan meremas payudara Icha Icha hanya bisa pasrah dikerjai oleh yoris . yoris lalu menjilati bagian perut Icha yang agak sedikit berlemak namun mulus dan licin. Kemudian dia membuka paha Icha lebar-lebar hingga terkuaklah liang vagina Icha.
Yoris perlahan mendekatkan wajahnya pada vagina Icha, lalu dengan menggunakan bibir dan lidahnya yoris mulai menjliati vagina Icha. Dan jari-jari tangan yoris perlahan mulai mengorek-korek vagina Icha. Icha langsung mengejang ketika vaginanya dikerjai oleh yoris. Dirangsang sedemikian rupa membuat pertahanan Icha akhirnya runtuh apalagi ditambah pengaruh minuman yang tadi diminumnya.
?Oohhh… aahhh… oohhhh …. aahssss… ehhsss…? Tanpa sadar Icha mulai mendesah merasakan kenikmatan yang baru pertama kali dia rasakan. yoris mengetahui Ichamulai terangsang makin buas menggeluti tubuh artis setengah baya yang putih mulus itu. Dia mengangkangkan kaki Icha dan membenamkan wajahnya ke vagina Icha. Bibir dan lidahnya terus-menerus mengorek liang kemaluan Icha, sementara tangannya yang kekar dan berbulu meremas-remas payudara mulus Icha. Tak tahan lagi Icha akhirnya mengalami orgasme, tubuhnya mengejang sesaat sebelum akhirnya melemas lagi, dari vaginanya mengucur cairan bening kewanitaan. Yoris segera menelan cairan vagina Icha dengan buas sambil menjilati sekitar kemaluan Icha karena berdasarkan keyakinannya, keperkasaan pria akan bertambah jika dia bisa meminum cairan vagina dari perempuan yang akan dia setubuhi.
Icha terbaring terengah-engah di ranjang, dia baru saja mengalami orgasme yang luar biasa, tubuhnya yang putih mulus sampai berkeringat padahal udara teramat dingin. Yoris mamandangi tubuh yang mulus itu dengan tatapan buas, matanya menatap ke arah payudara Icha yang naik turun, begitu putih mulus. Dia lalu mendekati Icha dan mambimbingnya untuk duduk. Perlahan dia melepaskan seluruh pakaiannya dan seketika penisnya yang hitam dan berukuran besar mencuat di depan wajah Icha. Icha yang dalam keadaan terangsang hanya memandangi penis itu. Penis itu berukuran besar, panjangnya mungkin sekitar 20 senti dengan empat atau lima senti, lebih besar daripada milik suaminya. Yoris lalu menyodorkan penisnya ke bibir Icha.
Sekarang Nyonya emut punya saya ya.. ? perintah yoris pada Icha. Icha yang sudah dikuasai nafsu birahi menuruti perintah yoris, segera dia mengulum penis itu, ia sudah tidak dapat membedakan lagi berfikir dengan akal sehat, icha telah larut dalam pengaruh obat perangsang yang diminumnya. Seorang wanita terpelajar seperti icha tidak akan mau berlaku bejad seprti ini. Namun nafsu yang berkecamuk membuyarkan segala batasan batasan itu
“uuggh.. terussss…” yoris menggoyangkan kepala Icha maju mundur dengan demikian penis di dalam mulut Icha terkocok dengan sendirinya oleh bibir Icha sampai akhirnya Icha menikmatinya, dia menggerakkan kepalanya maju mundur untuk mengocok penis yoris dengan bibirnya. yoris memejamkan mata merasakan kenikmatan kuluman bibir Icha yang sexy itu sementara tangan kekarnya juga sibuk meremas-remas payudara Icha dan memilin-milin puting payudara Icha perlakuan yoris yang kasar namun liar itu malah membuat Icha makin terangsang.
Sekitar 15 menit lamanya icha mengulum penis yoris sampai akhirnya yoris mengejang. Dia menarik Wajah icha dan membenamkan wajah cantik itu ke dalam selangkangannya. Diiringi teriakan penuh kenikmatan yoris menyemburkan spermanya ke dalam mulut icha. icha merasakan cairan hangat dan kental memenuhi mulutnya dan mengalir ke dalam kerongkongannya. Oleh yoris, icha dipaksa menelan Sperma itu
“Ayo telan sperma saya nyonya marisa .. telan..!! perintah yoris. icha yang masih mengulum penis milik yoris hanya bisa melirik pasrah.
?Glk.. glk.. glk…? icha akhirnya menelan seluruh sperma yoris. Yoris tertawa puas. Yoris membiarkan saja ketika icha melepaskan kulumannya. icha lalu dibaringkan terlentang di ranjang. Dipandanginya tubuh telanjang wanita yang ayu itu.
“Nah Nyonya Marisa haque… gimana rasanya.? Nikmat kan?” Kata yoris.
Icha hanya bisa menangis mendapatkan dirinya yang telanjang bulat bersama seorang pria yang bukan suaminya, siap untuk menyetubuhinya. Perlahan yoris mulai menarik paha Icha yang putih mulus dan sekal sampai mengangkang lalu yoris mulai mengarahkan penisnya yang besar ke dalam liang kemaluan artis cantik itu. Anehnya icha tidak lagi berusaha mencegah perbuatan yoris, icha seperti merelakan vaginaya dimasuki penis yoris. Icha meringis sesaat ketika penis yoris menerobos liang vaginanya. Didorongnya penisnya sampai amblas ke dalam vagina Icha.
“Ehkkhh.. ahhhh…? Icha mengerang tertahan, vaginanya yang walau telah melahirkan dua orang anak itu masih terasa sempit bagi penis yoris yang besar, tapi secara kasar yoris terus mendesakkan penisnya dalam-dalam lalu dipaksakannya penis itu memompa vagina Icha yang merintih setiap kali penis yoris menggenjot vaginanya tapi lama-lama penis itu makin lancar memompa vagina Icha. Yoris pun makin bersemangat menggenjotkan penisnya. Tubuh Icha yang telanjang sampai tersentak-sentak setiap kali yoris menggenjot vaginanya. Sambil terus menyetubuhi Icha , yoris juga melumat bibir Icha dengan buas. Icha yang tidak berdaya diperkosa seperti itu akhirnya ikut terhanyut dalam dorongan seksual yang sedari tadi memang sudah menggelegak, akhirnya erangan Icha mulai teratur seirama dengan gerakan penis yoris di dalam vaginanya.
Setelah sekitar limabelas menit, yoris secara tiba-tiba bangkit sambil tetap mendekap tubuh bugil Icha . Dipaksanya Icha duduk berhadap-hadapan dengannya. Ditatapnya wajah Icha yang cantik itu, wajah itu terlihat sangat memelaskan tapi tidak membuat yoris merasa iba, dia justru merasa kenikmatannya bertambah bila melihat Icha tersiksa.
“Sekarang Nyonya yang goyang ya..,?” kata yoris. Icha hanya bisa mengangguk, lalu mulai menggerakkan pantatnya maju mundur sambil melingkarkan kaki mulusnya ke pinggang Icha. yoris mengimbanginya dengan mencengkeram pantat Icha dan mendorong pantatnya maju mundur. Secara naluriah icha mencoba untuk menggapai kepuasan seksual yang akan segera melandanya. Sementara bibir yoris sibuk menyusu pada payudara Icha sambil sesekali mengulum dan menjilati puting payudara Icha.
Sebagai wanita yang telah berpengalaman dalam berhubungan intim dengan suaminya, icha tahu betul cara membuat lelaki puas. Walaupun icha sadar bahwa saat itu dia diperkosa sedemikian rupa, akhirnya dia pun sudah terbiasa dalam menggoyangkan pantatnya seirama sodokan penis yoris yang berdiri tegak perkasa. akhirnya pertahanan Icha jebol juga akibat keperkasaan yoris. Dia tidak pernah merasakan kepuasan seperti saat yoris memperkosanya saat ini Dengan rintihan panjang, Icha merasakan sensasi kuat menjalari sekujur tubuhnya. Tubuhnya menegang dan melengkung ke belakang, tangannya dengan kuat mencengkeram punggung yoris. Vaginanya berdenyut kuat sekali seperti meremas penis yoris.
?Aahhhhhhkkkhhhhh…. Oohhhhhhh….? Icha mengejang dan merintih keras, orgasmenya meledak menghantam seluruh syaraf kenikmatan seksualnya. Sesaat kemudian tubuhnya melemas kembali dan tergolek di ranjang. Nafasnya memburu membuat payudaranya naik turun. Yoris segera menarik tubuh mulus itu dan mendekapnya erat-erat.
“Jangan buru-buru Nyonya cantik, saya belum selesai, ? kata yoris sambil tertawa. Dia lalu membalikkan tubuh Icha yang putih dan mengkilat kerena keringat lalu memaksanya menungging. Kedua kaki Icha dipaksanya mengangkang.
“Sekarang saya mau coba gaya ini pada Nyonya.. saya yakin nyonya menikmatinya?” kata yoris datar. Icha menggelengkan kepalanya.
“Jangan ., ? hanya kata itu yang keluar dari mulut Icha . yang hanya bisa pasrah dikerjai yoris “Ah.. diam!? yoris membentak. “Dasar jablay!!, wanita seumuran elo tuh dimana-mana sama, pertama bilang tidak mau tapi akirnya orgasme juga.!”
Yoris menarik paha Icha dengan kasar, lalu kembali penisnya didesakkan ke dalam vagina Icha, kemudian pantatnya digoyangkan maju mundur. Sembil menggenjot vagina Icha, yoris juga meremas-remas payudara Icha yang tergantung begitu bebas dan bergoyang seirama goyangan pantatnya. Icha mendesah-desah setiap kali vaginanya digenjot.
“Ayo.. teruss.. terus Nyonya… terusss…!” Yoris makin kuat menggenjot vagina Icha dengan penisnya, badan Icha sampai tersentak-sentak setiap kali vaginanya digenjot.
“Akhhh.. ahhh… ohhh… shitt… shittt…” Icha mulai meracau karena merasakan gelombang birahinya meledak dan akhirnya kembali Icha mengalami orgasme meskipun tidak sehebat sebelumnya, kembali vaginanya berdenyut kencang. Tapi yoris tetap belum juga selesai, kali ini dibalikkannya tubuh icha hingga terlentang, lalu kedua paha Icha diangkat dan disampirkannya ke bahunya kemudian kembali digenjotnya vagina Icha dengan penisnya sambil memegangi pantat Icha karana khawatir Icha akan melepaskan penis itu dari vaginanya. Kali ini Icha sudah tidak berdaya lagi, dia hanya bisa merintih setiap kali digenjot, payudaranya yang putih mulus bergoyang seirama genjotan yoris., Icha hanya bisa menggigit bibirnya merasakan penderitaan sekaligus kenikmatan yang dia alami sampai akhirnya dia mengalami orgasme untuk kali ketiga, barulah setelah Icha tiga kali orgasme yoris menyudahinya . Diiringi erangan dahsyat yoris menyemburkan spermanya di dalam vagina artis setengah baya itu.
Icha merasakan dunianya sudah hancur, dirinya sudah tidak ada harganya lagi setelah diperkosa sedemikian rupa oleh yoris. Dan diam diampun ia mengakui kehebatan yoris diatas ranjang. Tidak pernah ia merasa sepuas itu bercinta dengan yoris yang begitu liarnya memperlakukan wanita sepertinya yang telah lama tidak merasakan hubungan intim sedahsyat ini.
Sehabis memperkosa icha, yoris meninggalkan icha seorang diri dikamar. Icha hanya menangis tersedu, menahan penderitaannya sebagai pemuas nafsu yoris, tangan kanan frans yang perkasa itu. di lubuk hatinya ia merasa bersalah pada suaminya, bahwa ia telah dinodai orang kasar yang bukan suaminya. Namun Di sisilain ia merasakan kepuasan seksual yang selama ini tidak dia dapatkan. Sebagai wanita anggun dan terpelajar icha dan suaminya tidak pernah berperilaku aneh saat mereka berhubungan badan, apalagi perlakuan kasar yoris dalam bersetubuh dengannya, meninggalkan kepuasan seksual yang tersendiri bagi icha. Disela kepuasan birahi bercampur lelah icha pun tertidur pulas.
Marisa haque baru tersadar setelah matahari sudah tinggi, Dia berusaha bangun tapi sekujur badannya serasa sakit seperti habis dipukuli. Sisa-sisa sperma masih berceceran di sekitarnya, sebagian yang masuk ke dalam rahimnya meleleh keluar dan mengering. Icha merasakan kemaluannya sakit sekali, perutnya juga terasa nyeri. Lalu dengan tertatih-tatih Icha berusaha meraih pakaian dalamnya. Tapi dia tidak menemukan pakaiannya di ruangan itu, pasti yoris telah mengambilnya. Icha kemudian meraih kain usang di ranjang untuk menutupi tubuhnya lalu berusaha untuk berjalan. Belum lagi dia mencapai pintu, tiba-tiba pintu terbuka dengan lebar. Seorang wanita gemuk yang juga bertampang bengis masuk dan mendekati Icha. Icha mundur mencoba menghindar tapi wanita itu mencengkeram pergelangan tangan kanannya dengan kuat. Icha mencoba meronta tapi wanita itu lebih kuat, dipelintirnya tangan Icha ke belakang.
Diam kamu!!.? Wanita itu berbisik ke telinga Icha. “Saya hanya mau menyuruhmu mandi biar bersih.” katanya. Icha yang tidak berdaya menurut saat digelandang ke luar rumah menuju ke kamar mandi. Wanita itu lalu mengantar icha kekamar. Ia mengawasi icha mandi dan membatu mengguyur tubuh icha. selesai mandi icha diberinya handuk. Selesai mandi, Icha kembali dibawa ke kamar. Perempuan itu melemparkan sesuatu pada icha.
“Ini pakaian yang harus kamu pakai…” katanya sambil tersenyum jahat. Icha memandangi barang yang dilemparkan oleh wanita itu, pakaian yang dimaksud oleh wanita itu adalah satu set pakaian dalam berwarna hitam, lengkap dengan bh dan cd nya. Icha memandangi
“pakaian? Batin icha. Dia merasa sedang mengalami pelecehan seksual yang sangat besar.
“Dasar tolol!!” wanita itu marah dan menampar wajah Icha. Tidak terlalu keras, tapi cukup untuk membuat Icha yang kehabisan tenaga untuk melawan. Icha hanya dapat menjerit. Dia segera menarik handuk yang menutupi tubuh Icha lalu memaksa Icha memakai pakaian yang dia maksudkan.
“Pakai!” bentaknya. Icha hanya terduduk sambil terus menangis.
“ oo kamu mau telanjang dan diperkosa rame-rame lagi?” ujar wanita itu menatap icha tajam mendngar kata kata wanita itu. Icha merasa ketakutan dan segera memakai pakaian dalam yang dimaksudkan wanita itu. bh dan cdnya berwarna hitam. Cdnya mungil berenda, berbentuk g string. Memamerkan pantat icha yang montok berisi itu. icha merasa tidak pantas ia mengenakannya. Namun ia lebih takut kalau tidak mengenakan pakaian sama sekali dan diperkosa kembali. “Sekarang Tuan yoris ingin bertemu kamu,? kata wanita itu. “Ayo Ikut.” Katanya sambil menarik tangan icha. icha mencoba bertahan tapi wanita besar itu menyeretnya dengan paksa keluar dari kamar.
Icha dibawanya sampai ke sebuah ruangan besar yang berada di bagian belakang rumah, Ruangan itu cukup besar, tapi terkesan kosong. Hanya ada sebuah meja makan berukuran sekitar dua kali tiga beat dilengkapi enam kursi yang mengelilinginya, meja dan kursi itu juga terbuat dari kayu masif yang dihaluskan. Di atasnya terdapat banyak sekali makanan,. Di kursi batten ujung dari tempat icha berdiri terlihat yoris duduk sambil makan sesuatu. Begitu melihat icha berjalan mendekat yoris langsung berhenti, dia melotot melihat icha yang berdiri nyaris telanjang tidak jauh darinya, dipandanginya kemulusan tubuh icha dengan seksama, matanya menatap pada daerah payudara dan vagina icha.
“ck.. ck.. ck…nyonya masih sexy sekali?” Yoris berdecak kagum memandangi tubuh setengah telanjang icha . icha menunduk malu dipandangi seperti itu, tanpa sadar tangannya berusaha menutupi bagian-bagian penting tubuhnya yang terbuka meskipun usaha itu sia-sia karena tangannya jelas tidak mampu menutupi tubuhnya yang telanjang, akibatnya yoris dengan bebas menikmati keindahan tubuh mulus wanita cantik itu .
“Kamu boleh pergi Tira,” yoris berkata pada wanita yang memandikan Icha yang ternyata bernama Tira. Tira mangangguk lalu meninggalkan ruangan menuju ke tempat dia masuk.
Yoris lalu berdiri dan berjalan mendekati Icha. Icha merinding ketika pria yang semalam memperkosanya berjalan mendekat. Jantungnya berdetak kencang. Sementara yoris tidak henti hentinya memandangi tubuh mulus wanita setengah baya yang masih terlihat cantik itu dengan tatapan kagum bahkan ketika dia berdiri di belakang icha, tangannya sempat meremas pantat icha yang telanjang.
“ sudahlah yoris… aku capek…”ujar icha tersedu. Batinnya menagis mengalami pelecehan itu.
“Jangan menangis Manisku,” yoris membelai rambut icha yang masih basah. “Sekarang duduklah dan makan.” yoris menarik sebuah kursi di dekatnya. Lalu memaksa icha duduk. Tapi icha tidak bereaksi apa-apa.
“Keras kepala ya,?” Yoris mulai jengkel. “Baiklah, kalau kamu tidak makan kamu akan saya kurung disini selamanya” ancam yoris.
“ jadi,.. setelah ini saya boleh pulang? Ujar icha penuh harapan.
“ ya…aku udah puas ngentotin kamu apalagi” ujarnya.
Perih hati icha mendengarnya. Tapi icha berusaha tenang dan tidak memasukan ke hati, karena nanti dia berencana pulang ke rumahnya dan memikirkan masa depannya.
“Iya yoris.. kamu janji antar saya pulang..” Icha bertanya sambil menatap yoris dengan penuh harap. yoris hanya tersenyum dan mengangguk..
Tanpa sadar Icha menghembuskan nafas lega. Dia lalu melihat yoris meninggalkan tempat itu. Dia kemudian menatap makanan yang ada di depannya, perutnya yang lapar membuatnya meraih makanan di depannya.,, Icha menelannya.
Setengah jam kemudian yoris datang lagi dan melihat Icha sudah terlihat segar. Dia yakin Icha tidak tahan menahan lapar. Ia duduk di sebelah icha.
“Nah,, sekarang duduk dipangkuan saya..” kata yoris datar, nyaris tanpa emosi. Icha tersentak, seketika tubuhnya gemetar, Icha tidak dapat membayangkan dirinya akan dilecehkan lagi. Namun ia menuruti juga. Yoris merengkuh tubuh icha dalam pelukannya, mulai menciumi sekujur tubuh icha yang mulus dan wangi sehabis mandi.
“ ahhh,.. hhhh.. jangannn .. sudahhhhh ohh..” desah icha menggelinyang. Yoris beranjak menciumi bibir icha. Yoris memasukan lidahnya ke rongga mulut icha dan melilit lidah icha. Icha pun jadi terpancing dan membalas melilit lidah yoris, sementara tangan yoris tak hentinya meremas remas payudara icha.. icha berusaha menepis tangan yoris yang menggerayangi dadanya, namun makin larang yoris makin menjadi, tangan yoris malah menjalar ke pahanya dan meremas pantat icha hingga membuat icha mendesah menahan nikmat. Sejenak mereka berdua bercumbu hangat. Icha seperti telah rela menjadi pemuas nafsu yoris, terbukti ia merelakan tubuhnya dijamah yoris.
Nyonya, sekarang buka celana saya dan hisap punya saya” perintah yoris pada icha. Bagai kerbau dicocok hidung, dengan tanpa malu malu lagi icha mengerjakan apa yang diperintah yoris. Ia begitu menikmati mengulum dan menjilati penis yoris. Icha terlihat sudah sangat terangsang melihat penis yoris yang panjang dan perkasa itu. Ia mengulum, menjilati dan menyedot kemaluan yoris panjang dan begitu sempurna di mata icha, yoris membenamkan kepala icha ke selangkangannya. Sebagai seorang istri icha juga sudah terbiasa melakuakan ini untuk memuaskan suaminya, tapi milik yoris jauh lebih besar dan perkasa daripada milik suaminya. Icha begitu bernafsu sampai sampai yoris dibuat merem melek oleh kuluman lidah icha yang menari indah menikmati kejantanan yoris, sang bandit itu. sampai akhirnya yoris tak sanggup membendung birahinya, akhirnya yoris berjakulasi dalam mulut icha dan icha membiarkan yoris menikmatinya. Setelah itu yoris memerintahkan icha agar berdiri dan duduk diatas meja makan, dengan penuh nafsu birahi yang membara, yoris terus menggumuli icha, ia menciumi leher icha dan seluruh tubuh artis senior yang cantik itu, kali ini giliran yoris mencoba menyulut nafsu icha dengan cara mengorek ngorek klitoris icha dengan jarinya.
“ uugghhh… shhhh.. “ desah icha tak karuan saat klitorisnya diobok obok oleh jari-jari tangan yoris yang besar. Yoris terus mengelus dan memasukan setengah jarinya dalam jepitan vagina icha,
“ uuhhh,… ahhhhh” desah icha hebat saat orgasme hampir melanda. Liang kenikmatannya mulai basah akibat cairah putih berlendir yang keluar dari dalam liang vaginanya. Setelah icha hampir mencapai orgasme, tiba tiba yoris menghentikan cumbuannya. Yoris melepaskan tangannya dari klentit icha. Icha yang masih terengah engah ingin memuncratkan libidonya itu terlihat tidak rela. Namun yoris tetap menghentikan serbuannya dan memakai seluruh pakaiannya kembali.
“ nyonya istirahat di kamar, nanti malam saya antar nyonya pulang. Suami nyonya telah sibuk mencari nyonya dan kehilangan nyonya telah jadi berita.. jadi pandai pandailah berbicara pada suami nyonya. Sebelum para wartawan itu tahu nyonya kami culik dan apa yang terjadi dengan nyonya” jelas yoris panjang lebar meredakan suasana birahi icha yang hampir orgasme itu. Icha menghela nafas menahan birahinya. Wajahnya yang cantik itu tampak memerah menahan nafsu rangsangan seksuak yang hamper melandanya, namun tiba-tiba api itu dipadamkan oleh yoris. Mau tak mau terlihat waja kecawa dari raut icha.
Karena kelelahan akibat dipaksa melakukan articulate seks, Ichapun akhirnya menurut, masuk kamar dan akhirnya tertidur.
Di tengah-tengah tidurnya, Icha merasakan pipinya dibelai dan dielus-elus oleh sebuah tangan kasar. Seketika itu pula Icha terbangun. Dia agak menjerit ternyata yoris sudah berada di sampingnya, telanjang bulat. Rupanya yoris tak tahan juga menggantung birahinya beberapa waktu sebelumya. Meski begitu Icha tetap merasa ketakutan. Dia segera beringsut mundur ke sudut ranjang sambil mendekap tubuhnya yang mengenakan pakaian dalam g string itu
“Jangan yoris.. jangan..” Icha merapat ke dinding, sementara ternyata di luar petir meggelegar dengan keras. Rupanya malam itu turun hujan yang sangat deras sehingga suasana menjadi dingin.
“Jangan takut Sayang..” Yoris mendekati Icha dan kemudian duduk di sebelahnya sambil membelai rambutnya. “malam ini dingin sekali, kamu kedinginan?”
Icha hanya mengangguk tertahan, mencoba tidak menatap wajah Yoris. “Aku juga kedinginan.” Kata Yoris. “bagaimana kalau kita saling menghangatkan..?? “kata Yoris sambil memeluk erat-erat tubuh Marisa haque yang notabene istri orang itu.
“Jangan.. sudahlahhh…” Icha meronta saat Yoris mulai menyentuh bagian tubuhnya dengan ciumannya. Tapi Yoris tidak melepaskan pelukannya, bahkan makin ketat memeluk tubuh Icha. Kemudian kembali dia mencumbui wajah Icha, bibirnya dengan rakus melumat bibir Icha yang sexy, lalu dengan lidahnya dia menelusuri pipi dan leher Icha.
“Ahhh… jangan…. ahhhh… Oohhh…” Icha yang telah sadar posisinya sebagai istri orang meronta sekuat tenaga, tapi rontaan tubuhnya yang putih mulus itu justru membangkitkan gairah icha. Dengan ganas Yoris menciumi sekujur leher icha. Pelan-pelan icha dibawanya kembali merasakan gejolak seksualnya bangkit, dan akhirnya dia pasrah digeluti oleh tubuh hitam itu sehingga ketika Yoris membuka bh icha, icha diam saja. “Dingin Yoris…” Icha mendekapkan tangannya ke payudaranya yang putih kenyal dan telanjang.
“Jangan khawatir… Sebentar lagi juga panas…” kata Yoris tersenyum sambil menatap mata Icha yang bening dengan penuh arti. Dibukanya lipatan tangan icha karena dia ingin menikmati dan merabai keindahan kedua payudara wanita itu. Icha yang semula menolak akhirnya membiarkan saja yoris memulai aksinya dan menikmati rangsangan yang diberikan padanya. Yoris yang mengetahui nyonya cantik itu sudah pasrah makin bersemangat. Dengan tangannya yang besar dicengkeramnya kedua payudara Icha yang bergelantungan,. Payudara itu kemudian diremasnya dengan kekuatan penuh. Icha meringis menahan sakit. kemudian. Yoris terus menggerak-gerakkan genggaman tangannya melingkar membuat payudara Icha seperti adonan kue yang sedang diuleni, hal itu membuat Icha merasa kegelian tapi juga sekaligus terangsang.
“Ohhh…. Ahhhh….. Ahhhhhh………’ Icha merintih penuh kenikmatan, sikap kepasrahannya untuk disetubuhi membuatnya bisa menikmati setiap rangsanganYoris, apalagi ketika Yoris mendaratkan ciuman-ciuman dan sapuan lidahnya ke bagian puting payudaranya membuat icha tersentak-sentak dan menggeliat menahan desakan birahi yang kian meledak di dalam tubuhnya. Sekujur tubuh Icha kembali basah oleh keringat sehingga tubuhnya yang mulus itu berkilau diterpa sinar lampu yang temaram. Dan dalam waktu singkat Yoris telah berhasil membuat icha tidak berdaya menolak apa pun yang dimintanya. Seakan wanita itu telah berada sepenuhnya dalam kekuasaannya.
“AAAAHHH…….. AAAHHHH……..” terdengar erangan dari bibir nyonya cantik itu saat dia kembali dilanda orgasme. Tubuhnya menegang kuat sekali utuk sesaat sebelum kemudian melemas kembali dan tergeletak di ranjang.
Yoris tersenyum puas melihat istri ikang fauzi itu terkapar tidak berdaya di pelukannya.. Kini di atas ranjang dua tubuh telanjang berlainan jenis telah siap melakukan persetubuhan. Yang wanita adalah seorang wanita terhormat, istri dari pengusaha ikang fauzi, cantik, pintar dan terkenal yang terbaring tak berdaya setelah diculik , kulit putih mulus dan wajah cantik rupawan. Seorang publik figur dengan karir cemerlang di dunia politik. Sedangkan si pria di atasnya yang siap menyetubuhinya adalah seorang pria hitam, kekar dan terkenal sebagai seorang bajingan intelektual.
Untuk kedua kalinya Icha dan Yoris melakukan hubungan badan. Kali ini permainan menjadi amat bergairah. Icha yang cantik sudah mulai terbiasa menerima sodokan penis Yoris di kemaluannya. Icha suda tidak memikirkan suaminya lagi, baginya ia tidak mau kehilangan kepuasan bercinta yang telah ia alami bersama pria yang bukan suaminya itu, lebih perkasa dari suaminya. Keduanya sudah seperti pasangan yang serasi. sudah seirama dan saling beradaptasi dalam persetubuhan itu. icha pun tak melakukan perlawanan sama sekali terhadap Yoris. Dibiarkannya pria yang bukan suaminya itu menggenjot vaginanya dan menuju puncak kenikmatan bersama. Icha yang memang wanita baik-baik dan terpelajar, kadang masih berusaha membuat kesan ia tidak begitu menikmati persetubuhan itu. Namun yang sebenarnya terjadi, wanita cantik setengah baya itu benar-benar menikmatinya. Berkali-kali Icha mengalami orgsme saat kemaluannya digenjot oleh penis Yoris.
“OOOHHHHHH…….” Icha mengerang kuat menikmati orgasmenya yang bertubi-tubi dan memabukkan. Rintihan dan ekspresi wajahnya yang erotis membuat yoris kian terpacu dan kian bersemangat menyetubuhi icha yang seolah sudah resmi menjadi gundiknya.
“Marissssssaaa…… Hhhggggh….” lenguh Yoris melepaskan semua sperma yang ditahannya dari tadi ke dalam rahim ibu dua anak yang masih menggairahkan itu sebagai balasannya. Kemudian hening. Hanya degupan jantung keduanya yang terasa bergejolak di dada mereka yang saling menempel. Si lelaki macho setengah baya dan gundik barunya yang berusia kurang lebih sama itu menyatu bugil di atas ranjang. Keduanya berpelukan erat. Yoris di atas icha. Kaki Icha yang mengapit pinggul Yoris menekan pantat lelaki itu supaya tetap di tempatnya. Mereka pun berciuman dengan ganas menikmati setiap detik keintiman mereka. Kedua tubuh itu masih saling menghimpit menciptakan sebuah pemandangan yang sangat kontras, tubuh yang putih, mulus dan bersih dengan wajah yang begitu cantik ditindih oleh sosok hitam legam dan bertato yang bukan suaminya.
Icha memejamkan matanya, air matanya meleleh membasahi pipinya yang putih, sementara yoris masih membirkan penisnya menancap di vagina icha, mencoba merasakan kenikmatan tubuh Marisa haque yang mulus itu sepuas-pusnya. Ditatapnya wajah cantik icha dengan perasaan sangat puas. Sebuah sensasi dan kenikmatan tersendiri bagi Yoris bisa menikmati kehangatan tubuh seorang artis, pengusaha, produser film sekaligus orang terpelajar, selebritis yang begitu cantik seperti Icha. Walaupun icha seorang ibu ibu, ia amat terobsesi dengan kecantikan icha.
Segala pikiran busuk dan jahat makin memenuhi kepala Yoris, membuatnya tertawa penuh kemenangan, sementara tubuh Icha yang putih mulus masih berada di dalam dekapannya.

Marisa haque masih sibuk membereskan pakainnya di villa sebelum yoris yang menggilirnya seharian mengijinkannya kembali ke Jakarta. Tubuhnya terasa meriang karena semalaman bercinta dengan yoris… Usai membersihkan tubuhnya, dia berusaha memakai kembali pakaiannya dan berdoa agar sesegera mungkin dirinya bisa meninggalkan tempat terkutuk itu. Tapi baru saja dia mengenakan celana dalam krem yang berenda, tiba-tiba pintu menjeblak terbuka. Spontan Icha mendekap payudaranya yang telanjang.
“Yoris.!” Icha menjerit ngeri melihat yoris sudah berdiri di ambang pintu. “Mau apa lagi kamu..?”Icha nyaris menangis saking kesalnya melihat yoris yang berdiri cengar cengir.
Pria kekar dan hitam itu hanya memakai celana boxer kumal, sepertinya sudah siap tempur.
“Ke sini!” bentak yoris membuat Icha mengkeret seolah ukuran badannya menyusut seukuran botol.
Dengan lemas Icha menurut. Tubuhnya yang hanya tertutup sehelai celana dalam tipis membuat yoris meneguk ludah. Ketika Icha mendekat, seketika yoris segera mendekap tubuh putih mulus itu erat-erat.
“Kenapa buru-buru cha.?” Katanya kalem sambil mencumbui payudara Icha yang mencuat ketat.
“Engh.. “Icha melenguh pelan. “Apa maksud kamu ? Bukankah saya udah kamu ijinkan pulang?”
“Oh. Ya..” Yoris menjawab pendek. “Tapi tidak sebelum kamu melakukan salam perpisahan.” kata pria itu. “Ayo ikut.” perintahnya sambil membawa Icha meski wanita cantik setengah baya itu belum menyatakan persetujuannya. Icha dibawa ke ruang tengah, dimana disitu Robert, anak buah yoris yang juga berpostur kekar menunggu, dia mengenakan kaus singlet dan celana pendek dan terlihat duduk santai di sofa ditemani minuman kaleng dan rokok.

“Wah wah wah…” Robert berdecak melihat wanita secantik Icha berjalan ke arahnya dengan keadaan nyaris telanjang bulat. “Sini, duduk di sini, katanya sambil menepuk ruang kosong di sebelahnya. Icha disuruhnya duduk di tengah-tengah antara dirinya dan yoris.
“Nyonya temani kami nonton film ya..?” kata Robert pelan sambil menyambar remote TV.
Dengan beberapa kali tekan, volume suara TV membesar. Semula Icha tidak memperhatikan film apa yang ditonton oleh Robert karena panik. Tapi setelah duduk di sofa, dia memperhatikan baik-baik televisi di depannya. Langkah kagetnya dia ketika tahu filam apa yang tengah ditontonnya. Tidak lain adalah film pemerkosaan dirinya sendiri oleh yoris yang ternyata direkam entah kapan.
“Kalian gila!” Icha meraung murka melihat bagaimana dirinya sendiri sedang melakukan hubungan seksual bak seorang bintang film porno, dia berusaha berdiri untuk meninggalkan ruangan itu, tapi Robert menyuruhnya duduk dengan paksa.
“nggak usah terlalu lebai gitu ah Mbak.” Kata yoris santai. “Lihat aja tuh, nyonya konak berat waktu saya entot.”
Icha memalingkan wajahnya, meski begitu dia memang harus mengakui kalau dia ternyata menikmati hubungan seksnya dengan yoris. Ketika dia mencuri pandang ke layar TV pun terlihat kalau ekspresinya sangat natural dan sangat menikmati persetubuhan yang dia lakukan. Mau tidak mau tubuh Icha mulai panas dingin melihat film persetubuhannya sendiri tersebut.
“Hehehe… Mbak icha suka ya..?” Robert terkekeh melihat perubahan reaksi Icha.
Icha hanya diam meski mengakui hal tersebut. Icha makin panas dingin saat Robert dan yoris mulai menjamah tubuhnya yang nyaris telanjang. Robert meremasi payudara Icha sementara yoris sibuk menciumi dan menjilati leher jenjang wanita cantik itu.
“nggak enak kan kalau cuma nonton?” kata robert sambil terus mencumbui leher Icha, seketika saja jejak kemerahan mulai menghiasi leher putih mulus itu.
Icha mendesah diperlakukan seperti itu oleh dua pria sekaligus. Tidak puas hanya dengan mencumbui leher Icha, yoris mulai menyerang daerah kemaluan Icha yang terbalut celana dalam tipis. Tangannya menyusup ke balik celana dalam berenda itu dan mengaduk aduk vagina wanita cantik itu.
Icha kian tegang merasakan daerah vitalnya dibelai dan diremas-remas. Apalagi Robert yang tengah sibuk mempermainkan payudaranya kian ganas, tidak hanya diremas-remas, payudara Icha yang putih kenyal itu mulai dijilatinya terutama di bagian putingnya yang mencuat. Lidah Robert menyentil-nyentil ujung puting payudara Icha membuat daya rangsang kian hebat menggempur tubuh putih mulus itu. Apalagi saat yoris mulai menciumi bibir seksi Icha, Icha seperti terhanyut, dia memalingkan wajahnya untuk mempermudah yoris dalam menciumi bibirnya. Yoris yang mendapat peluang itu segera melumat bibir merah itu dengan rakus. Selama beberapa menit yoris mengulum bibir seksi artis cantik tersebut seolah tidak ingin dilepaskan. Yoris kemudian berusaha membuka mulut wanita cantik itu dan mendesakkan lidahnya ke dalam mulut Icha. Dalam keadaan terangsang, wanita itupun segera meresponnya sehingga kedua lidah mereka bertemu dan saling belit. Di sisi lain, Robert masih dengan keganasan yang sama, mempermainkan payudara Icha. Dia meremas-remas sepasang payudara mulus itu sambil terus menjilati putingnya yang merah mencuat, kombinasi dari serangan dua pria tersebut membuat Icha tidak tahan untuk mengerang merasakan kenikmatan.
“Ohh… ooh.. nnhh… nnhh… aahh…” icha mengerang penuh kenikmatan.
Dengan memasrahkan dirinya, wanita cantik itu bisa merasakan kenikmatan seksual yang begitu menggelora. Meski agak malu dan terpaksa tapi lama-lama Icha bisa menikmati permainan seksual yang dijalaninya bersama dua pria bejat tersebut. Lama-kelamaan ketiganya semakin terhanyut permainan seksual yang tengah mereka lakukan membuat film yang sedang diputar di TV terlupakan. Robert dan Yoris pun kian berani dalam menggarap tubuh artis cantik tersebut. Yoris dengan kasar menarik lepas celana dalam Icha membuat wanita itu kembali sepenuhnya telanjang bulat. Lalu dengan paksa, dua pria itu mengangkat kedua belah kaki Icha ke samping dan diletakkan ke paha mereka berdua sehingga posisinya mengangkang lebar membentuk huruf M membuat vagina Icha terkuak lebar. Posisi itu membuat Yoris kian leluasa mengaduk-aduk daerah kemaluan wanita itu.
“Ehss… aahh… oohh…” Icha mengerang lirih ketika tangan Yoris kembali mengaduk-aduk vaginanya. Apalagi saat yoris mulai memasukkan jari-jari tanganya yang kasar ke dalam liang vaginanya dan mulai mengocok liang vagina itu degan gerakan kuat.
“Ahh… aahh… oohh… oohh…” Icha mengerang, kali ini lebih keras, tubuhnya mulai menegang merasakan rangsangan yang kian hebat menekan tubuhnya. Tanpa terasa vaginanya mulai basah sehingga saat Yoris mengocoknya dengan jari, suara berkecipak terdengar keras ditingkahi desahan nafas dan erangan Icha. Tahu kalau rangsangannya berhasil, Yoris kian buas mengaduk-aduk kemaluan Icha, apalagi ketika klitoris wanita itu berhasil disentuhnya. Icha kian tak tahan merasakan desakan orgasme yang makin menggelora.
“Ohh.. oohh… ahh…” Icha tidak tahan lagi, dia merasa tubuhnya bisa meledak kapan saja. Tapi tepat ketika orgasmenya akan meledak, Mendadak Yoris dan Robert menghentikan rangsangannya. Seketika gelombang orgasme itupun melorot kembali. Hal itu membuat tubuh Icha melemas kembali. Sisa-sisa rangsangan orgasmenya membuat tubuh wanita cantik itu bergetar, dan mencoba untuk mendapatkan kembali orgasmenya, Icha menggerakkan pantatnya maju mundur seolah mencoba melakukan persetubuhan semu.
“Hehehehehe..” Robert dan Yoris tertawa melihat reaksi Icha yang terlihat menggelikan. Sontak Icha merasa malu. Orgasmenya melorot kembali ke titik nol.
“Kamu suka ya digituin?” tanya Robert sambil tersenyum sinting.
“Iya nih.. kayaknya konak berat..” Yoris menimpali. Icha diam saja, hanya nafasnya yang memburu saja yang terdengar. Tapi jelas sekali kalau dia menikmati permainan Robert dan Yoris. Karena itu Icha menurut saja saat kedua pria bejat itu mengulangi perbuatannya. Kembali Icha melenguh-lenguh merasakan kenikmatan seksual yang memuncak, tapi sekali lagi, saat hantaman orgasme terasa akan menjebol ubun-ubunnya, kembali Robert dan Yoris menahan rangsangannya, begitu terus selama beberapa kali membuat Yoris frustrasi setengah mati. Akibatnya ketika Robert dan Yoris akan menghentikan rangsangannya, dengan spontan wanita cantik itu menahan mereka berdua. Hal itu membuat Robert dan Yoris tertawa penuh kemenangan.
“Akhh… oohh..” Icha melenguh keras dengan wajah merah padam, rangsangan dari Robert dan Yoris benar-benar membuatnya tak tahan. Akhirnya setelah frutrasi menahan orgasmenya yang gagal berulang kali, Icha meledakkan dorongan seksualnya itu dengan satu erangan kuat.
“AAHHHKK…… AAHHHHH…!!!” Icha mengejang merasakan gelombang orgasme yang seperti meledakkan tubuhnya, bagaikan gelombang air bah yang memecah bendungan, desakan libido itu ditumpahkannya sekuat yang dia bisa.
Tubuh putih mulus wanita cantik itu mengejang ngejang beberapa saat, badannya melengkung ke depan seperti busur yang teregang kuat, membuat payudaranya yang kenyal terlihat makin menonjol dan mencuat dahsyat. Payudara itu bergetar hebat mengikuti irama tubuhnya yang bergetar keras, membuat tubuh yang telanjang bulat itu makin terlihat menggairahkan dan membangkitkan nafsu. Setelah orgasme yang begitu dahsyat itu tubuh mulus Icha langsung lemas seperti balon kempis. Keringat membasahi sekujur tubuhnya yang putih mulus membuat tubuh sintal Icha yang telanjang bulat itu terlihat begitu menggairahkan. Icha merasakan kenikmatan yang menghantam sekujur syarafnya sejenak membuat tubuhnya seperti melambung ke angkasa dan membuatnya mengambang selama beberapa detik. Seluruh akal sehatnya sudah tersapu oleh gelombang seksual yang melandanya. Nafasnya terengah-engah seperti orang yang baru saja berlari puluhan kilometer. Tak lagi dikontrol oleh akal sehatnya, Icha hanya bisa menurut saat Robert dan Yoris yang sudah melepaskan celananya memaksa wanita cantik itu untuk menggenggam penis mereka, dan dengan gerakan penuh nafsu, Icha mulai mengocok kedua penis yang sudah berdiri tegak itu sambil sesekali menjilatinya menggunakan lidah dan bibirnya yang seksi secara bergantian.
“Ohh… oohh…” Robert dan Yoris mengerang-erang merasakan cengkeraman tangan lembut Icha dan jilatan bibir wanita cantik itu menyerang penisnya. Secara cepat, gairah seksual mereka meledak kembali, dan sebagai wanita berpengalaman Icha tahu kalau kedua pria bejat itu sudah terangsang hebat, maka wanita cantik itu makin menggencarkan serangannya dan berharap kedua pria itu segera mengalami ejakulasi. Tapi apa yang terjadi kemudian membuat Icha kecewa. Yoris dengan gerakan kasar mencengkeram tangan icha yang masih mengocok penisnya.
“Gak usah buru-buru deh Mbak..” kata Yoris kasar. Icha yag masih sibuk mengocok penis Robert terkejut sesaat.
“Apa…” Icha tergagap, tapi dia tidak sempat meneruskan ucapannya, karena Yoris segera menyuruhnya menungging di atas sofa dengan tangan menumpu pada pegangan sofa, sebelah kakinya, yang kanan, bertumpu di sofa pada lututnya, sedangkan kaki kirinya lurus menapak lantai, memuat pantat wanita cantik itu sedikit lebih tinggi ketimbang kepalanya.
“Jangan..” Icha menggeleng melihat yoris yang berdiri tepat di belakangnya mulai menggerayangi pantatnya yang padat, tapi ucapannya terhenti karena Robert yang berdiri di depannya memaksa wanita cantik itu untuk mengulum penisnya. Icha merasa mual merasakan penis Robert menjejali mulutnya, sementara di belakang, Yoris sedang bersiap-siap untuk menyarangkan penisnya ke dalam liang vagina artis cantik itu.
“Ohkh..” Icha mengerang teredam, penis Yoris yang berukuran besar membuat vaginanya seperti disodok pipa besi panas, rasa nyeri menyebar ke tubuhnya, meskipun sat itu vaginanya sudah dilicinkan oleh caran vagina akibat orgasmenya sebelum ini.
Seolah tidak peduli dengan keadaan Icha, Yoris pun langsung menggenjot vagina artis cantik itu dengan sekuat tenaga. Pinggulnya bergerak maju mundur dengan cepat seperti gerakan piston, mendesak vagina wanita cantik itu dengan gerakan kasar tak teratur. Meskipun sudah pernah melahirkan, tapi Icha rajin merawat vaginanya oleh karena itu tetap terasa sempit dan dinding-dindingnya terasa menjepit penis Yoris yang legam, saat ini sedang memenuhi organ, kewanitaannya.
“Ah.. ah… ah…” Icha hanya bisa mendesah pendek dengan nafas memburu atas perlakuan Yoris dengan suara teredam karena di lain pihak, mulutnya tersumpal oleh penis Robert yang sedang dikulumnya.
Yoris terus menggoyangkan pinggulnya dengan cepat membuat ubuh putih mulus artis itu tersentak maju mundur, membuat payudaranya yang indah bergoyang menggemaskan. Sodokan penis Yoris dari belakang membuat gerakan Icha tanpa diperintah mengulum penis Robert maju mundur. Penis Robert yang juga berkukuran besar membuat Icha membuka mulut dan tenggorokannya selebar yang dia bisa supaya bisa menampung keseluruhan batang penis Robert kekar itu.
“Mmhh.. mmmhh..” Icha hanya bisa bergumam tidak jelas sambil melirik ke arah wajah Robert yang meringis-ringis menahan gejolak seksual yang meledak-ledak. Bibir Icha mengatup dan menjepit ketat penis legam yang menyumpal mulutnya itu.
“Ahh… aahh.. yeah…” Robert mulai meracau tidak jelas merasakan kenikmatan yang menghajar sekujur penisnya, dan, seolah tidak sabar, dengan kasar Robert menjambak rambut Icha, kemudian menggerakkan kepala wanita cantik itu maju mundur sengan gerakan kasar membuat penisnya terpompa keluar masuk di mulut Icha. Sementara di sisi lain, Yoris terus menyodokkan penisnya di dalam liang vagina Icha dengan penuh semangat.
“Mmhh… nghh… mhh… agghhh…” Icha mengerang teredam menahan kenikmatan yang melanda tubuhnya.
Vaginanya terasa sangat perih tapi juga sangat nikmat saat gembong perampok itu menggenjot penisnya. Icha melenguh-lenguh liar merasakan kenikmatan persetubuhan yang dilakukannya, tubuhnya menggeliat-geliat dan bergetar hebat yang membuat Yoris kian bersemangat dalam menyodokkan penisnya. Pelan tapi pasti pria besar itu meningkatkan sodokan penisnya pada vagina icha. Goyangan pantatnya makin kuat membuat sodokan penisnya makin keras memompa liang vagina Icha membuat wanita cantik itu tidak kuasa menahan desahan kenikmatannya yang kian keras.
“Mhh… nghh… mmhh.. oogghh… ogghh…” erangan kenikmatan yang tak jelas tidak henti meluncur dari bibir Icha, deru nafasnya makin memburu seperti sedang berlari ribuan kilometer, keringat membasahi tubuhnya yang putih mulus membuat tubuh Icha yang telanjang bulat seperti berkilau. Gerakan wanita cantik itu makin liar membuat Robert yang tengah menikmati kuluman pada penisnya merasakan orgasmenya berakselerasi dengan amat cepat.
“Aahh… aahhh… oohh… fuckk… fucckkkhh…… aahhh…… aahhh…..” Robertpun mengerang seperti orang gila. Tidak seperti sebelumnya yang bisa menahan desakan ejakulasinya sendiri selama berpuluh menit, kali ini Robert harus menyerah.
“OOOHHKKHHH……. AAAHHH…” Robert mengerang keras merasakan hantaman orgasme yang menyerbu tubuhnya bagaikan badai api.
Seperti seluruh darahnya tersedot oleh kejutan ejakulasinya, tubuuh Robert mengejang. Sperma kental langsung memancar dari penisnya ke dalam tenggorokan Icha dan langsung tertelan oleh wanita cantik itu tanpa sanggup ditahan-tahan. Akhirnya Robert pun terkapar lemas merasakan sisa-sisa kenikmatan seksual yang baru saa menghajar tubuhnya. Icha merasa sedikit lega karena satu orang sudah menyerah, tapi dia masih harus melayani Yoris, pria itu tampaknya punya energi lebih dibanding Robert.
“Ohh… oohh.. yess.. yesss.. ah.. ah.. ayo Marisa.. lebih kerass.. ayo.. teruss..” Yoris menyemangati Icha.
Pria kekar itu masih berkutat menyetubuhi Icha dangan gaya menungging seolah tidak terpengaruh oleh ambruknya Robert. Dia makin kuat menggenjotkan penisnya. Dipeganginya pinggul Icha yang bulat lalu dengan kasar disentakkannya penisnya keras-keras di vagina Icha membuat tubuh putih mulus yang telanjang bulat itu tersentak-sentak maju mundur, dan hal itu dilakukan berulang ulang dengan tempo yang berubah-ubah, kadang cepat dan keras, kadang pelan tapi kasar. Tapi meski diperlakukan sedemikian kasarnya, Icha justru makin merasa nikmat. Lenguhan dan desahannya terdengar makin manja dan kian merangsang.
“Oohhh… aahhh… aahhh… oohh.. oohh.. aahh.. aahh..” kembali erangan dan desahan terdengar dari mulut Icha saat Yoris menggenjotkan penisnya dengan kuat.
Vagina Icha terasa melar disodok oleh penis Yoris yang berukuran besar. Suara berdecak keras terdengar sebagai akibat dari gesekan dua alat kelamin yang menyatu ketat mengiringi erangan dan rintihan nikmat kedua insan yang berbeda status yang tengah melakukan persetubuhan itu. Dan tanpa dapat dicegah lagi, gelombang birahi yang hebat kembali mencengkeram tubuh wanita cantik itu. Kembali tubuh putih mulus yang telanjang bulat itu menegang dan gemetar merasakan geombang orgasme yang memuncak. Marisa Haque benar-benar kehilagan akal menahan gelombang birahi yang makin keras melanda tubuhnya. Otaknya serasa macet tertutup oleh kenikmatan yang kian menggebu-gebu.
“OOHHKK….!! AAHHHH….!!” Icha tidak bisa menahan diri lagi. Erangan keras meluncur begitu saja dari bibirnya yang seksi. Tubuhnya kembali menggeliat keras.
“HGH… OHH….!!!” Dilain fihak Yoris juga tidak dapat menahannya, gelombang orgasmenya kali ini berlangsung lebih cepat dari yang diperkirakan. Wajah Yoris memerah merasakan aliran orgasme yang meningkat cepat. Sodokan penisnya mengeras dan akhirnya dia membenamkan penisnya sedalam yang dia bisa di liang vagina Icha.
“OOOHHHKKK…….. OOOHHHH….!!!” Yoris melenguh keras.
Spermanya menyembur di dalam vagina Icha mengisi rahim wanita cantik itu dengan benihnya.
Ketiganyapun akhirnya ambruk merasakan kenikmatan seks yang mereka dapatkan. Icha sendiri meskipun terpaksa, tapi dia merasakan kenikmatan yang asing dan jahat dalam tubuhnya yang, seperti candu, yang selalu ingin dia nikmati kembali.
******************************
Yoris mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalan tol. Disebelahnya icha duduk dengan raut letih Keinginannya saat ini adalah secepat mungkin sampai di rumah dan tidur untuk melepaskan penatnya. Dia merasa lelah secara fisik dan mental setelah selama beberapa hari ini dirinya dijadikan budak seksual untuk melayani nafsu bejat orang-orang yang sama sekali tidak pantas menjamah tubuhnya. Icha diantar di dekat komplek perumahan mewah dimana dia dankeluarganya tinggal. Icha menelepon suaminya dan minta dijemput. Setelah itu yoris meninggalkan icha sendirian, sembari menunggu kedatangan suami tercintanya. Setelah dijem[ut suaminya yang merasa cemas akan keadaan icha, icha pun dibawa pulang kerumah, sesampai disana icha menceritakan pada mereka bahwa dia kecelakaan mobil dan tersesat selama beberapa hari di hutan. , setelah menceritakan cerita karangan itu pad suami dan kedua anaknya, icha lalu masuk ke kamar mandi, Mandi di air dingin berjam-jam menjadi pelarian Icha untuk merontokkan kegalauan hatinya, seolah berharap penderitaannya akan larut bersama air yang menyiram tubuhnya. Bekas-bekas fisik persetubuhan yang tak dikehendakinya memang tersapu oleh air tapi bekas secara tak kasat mata terus melekat di hati wanita cantik itu. Tidurnyapun menjadi tidak nyenyak karena sepanjang malam mimpi buruk terus menerus mengganggu ingatannya ditambah dengan rasa bersalahnya jika menatap wajah suami dan anak anaknya yang begitu menyayanginya. Ia telah membohongi mereka dengan cerita dia tersesat di kawasan puncak, sampai seseorang menolongnya dan mengantarnya sampai persimpangan komplek rumahnya. Icha pun berpesan pada suaminya agar media massa tidak mengetahui bahwa dia telah hilang beberapa hari. Di satu sisi Icha merasakan jijik dan terhina luar biasa oleh kelakuan para pria bejat yang merampok tubuhnya luar dalam, tapi di pihak lain, alam bawah sadarnya mengatakan ingin kembali merasakan pengalaman yang penuh sensasi itu. Suaminya tidak pernah memberikannya kepuasan sexual sedahsyat yoris. masih terkenang bagaimana tubuhnya diremuk oleh kekuatan orgasme yang bagaikan ledakan seribu meriam menghajar syaraf seksualnya berkali kali. Tubuhnya yang rindu belaian pria. Icha menemukan muara untuk menyalurkan hasrat seksualnya yang melimpah. Tidak dari Ikang fauzi suaminya, melainkan yoris, pria yang bisa membawanya ke awang-awang kenikmatan duniawi yang selama ini dia cari-cari. Sekarang icha harus membuat sebuah scenario agar apa yang terjadi padanya selama beberapa hari menghilang dari rumah dapat disamarkan. Ia tidak ingin suami dan kedua anaknya tahu apa yang telah menimpanya.
*********************************
Lima hari setelahnya
“Lightingnya gimana?” teriak sutradara melalui TOA yang dipegangnya. Wajahnya pucat entah karena stress atau kelelahan. Sedari tadi dia sibuk berteriak sampai serak mengatur seluruh kru. Sedianya syuting hari itu akan diselesaikan hari itu juga, tapi semuanya berantakan ketika generator untuk tata cahaya meledak.
“Wah… parah Boss…” kata seorang kru. Perawakannya kurus dengan rambut gondrong diikat ekor kuda. Wajahnya tirus dan cekung mirip seorang pecandu narkoba. Dia bertugas sebagai kru peralatan yang biasanya melakukan bongkar pasang.
“Parah apanya?” tanya si sutradara melotot.
“Gensetnya… pan tadi Si Boss udah lihat sendiri..” katanya kalem.
‘Gua gak mau tahu ya..” si sutradara mulai naik darah. “Dalam satu jam semuanya harus sudah siap… kalau nggak..” Si sutradara tidak meneruskan ucapannya. “Dan elo Mad, elo bereskan itu kamera sebelum kena hujan,” kata si sutradara menunjuk ke atas. Langit memang terlihat gelap karena mendung. Sebuah keadaan yang tidak menguntungkan untuk meneruskan syuting. Belum lagi kru bertampang tirus itu menjawab, seorang petugas di bagian kamera berteriak keras.
“SOMAD………!!! bantuin gua angkat kabel …!!”
“Sial..!” kru yang ternyata bernama Somad itu mengutuk pendek sebelum melesat menuju orang yang memanggilnya. Gulungan kabel besar besar sudah menunggunya untuk diangkat.
“Mau dibawa ke mana Bang..?” tanya Somad gemetar karena keberatan membawa kabel sebanyak itu. Badannya yang kurus seolah tidak mampu menahan berat kabel yang diangkatnya sehingga orang-orang khawatir kalau sebentar lagi Somad akan roboh tidak sanggup mengangkat kabel segitu banyak. Meski begitu ternyata Somad mampu mengangkatnya, kendati kakinya yang terbungkus celana hipster ketat sedikit gemetar.
“Bawa ke wardrobe sono, tapi jangan tercampur sama properti yang lain,” kata kru yang memerintahnya. “hati-hati juga, di sana banyak kostum, jangan sampai elo salah taruh..”
Yang lainnya tertawa mendengar ledekan itu, tapi Somad santai saja seolah tidak terjadi apa-apa. Dia berjalan terhuyung membawa gulungan kabel menuju tempat penyimpanan properti. Yang dimaksud sebagai tempat penyimpanan properti itu ternyata sebuah karavan (rumah mobil) yang disulap menjadi gudang berjalan bercat warna oranye dan hitam sewarna dengan logo rumah produksi pemiliknya, yakni artis cantik yang juga politisi, Marisa Grace Haque Fauzi. Ukurannya cukup besar sehingga pas kalau disebut sebagai rumah berjalan. Agak kesulitan Somad membuka pintu tempat penyimpanan. Ruang dalamnya yang sempit makin terlihat sempit karena dipenuhi barang, mulai dari tumpukan peti yang entah apa isinya, deretan rak dengan puluhan baju kostum syuting yang tergantung, gulungan kabel dan tumpukan barang lain yang kelihatannya merupakan properti usang. Pandangan Somad mengarah pada sebuah peti kecil berwarna hitam seukuran kopor baju.
“Wah..” Somad nyengir. “Ini kan kamera Ikagami terbaru..” kata Somad.
Dan meskipun tampangnya bego, otak Somad tidak setolol wajahnya. Dia pernah diajari oleh salah satu kru bagaimana cara mengoperasikan kamera itu. Lalu dengan gaya kameraman profesional dia mulai mengulik kamera digital canggih itu.
“Wah…” Somad ternganga. “Memory cardnya masih ada. Pasti ada kru yang lupa mencabutnya, wah.. akan gue laporin sama Boss..” katanya pada dirinya sendiri. Somad masih ingat kehebatan kamera di tangannya. Zoomnya mampu menjangkau jarak sampai seratus meter lebih, karena itu kamera ini sangat pas untuk megambil gambar Long Range, sementara close up shoot nya juga sangat mengagumkan, dia ingat petunjuk kawannya kalau kamera ini mampu meng close up wajah orang yang berdiri dengan jarak 150 meter tanpa cacat sedikitpun.Keasyikan Somad mengagumi kamera itu mendadak buyar ketika ada orang lain yang berjalan mendekat. Somad kelimpungan setengah mati ketika orang itu makin mendekat. Apalagi saat dengan jelas Somad mendengar gagang pintu diputar. Dengan gugup, tanpa sempat mengembalikan kamera mahal yang dipegangnya, Somad segera menutup peti penyimpanan kamera dan membawa kamera canggih di tangannya bersembunyi. Dengan gerakan seperti seekor tupai, Somad melompat masuk ke sela-sela tumpukan kostum syuting yang tergantung di rak yang ada di dekatnya, tepat ketika pintu terbuka.
“Elo gila! Ngapain elo ke sini..?” Somad samar-samar mendengar percakapan antara seorang laki-laki dan perempuan, yang, meskipun dilontarkan dengan setengah berbisik, tapi jelas kalau kedua orang itu tengah bertengkar.
”Nggak usah marah begitu deh Cha..” suara pria diiringi tawa lunak terdengar. “Gue udah bilang kan, kapanpun gue mau, gue bakal minta ke elo..”
“Tapi tidak di sini!” terdengar suara wanita dengan nada jengkel seolah nyaris menangis. “Elo bisa nunggu sampai gue selesai kan?”
“Nah.. itu persoalannya..” kata si pria lagi. “Gue nggak bisa nunggu lagi.. Tapi kalau elo nggak mau ya nggak apa-apa, sebentar lagi semua orang bakal tahu perempuan macam apa elo itu..”
“Jangan!” si wanita berkata tertahan dengan nada ketakutan. “Jangan.. baik, saya mau.. tapi jangan sampai ada yang tahu..”
“Ah.. di sini tidak ada siapa-siapa.. semua orang sedang sibuk di luar sono..” kata si pria kalem.
Somad yang bersembunyi merasa ketakutan setangah mati mendengar percakapan bernada ancaman itu. Dia sedapat mungkin berusaha tidak menimbulkan suara yang mencurigakan, dan selama beberapa menit dia berhasil melakukannya, sampai suara-suara ganjil membuatnya penasaran. Tadinya Somad bertekad tidak akan melihat apapun yang mereka lakukan, tapi suara-suara ganjil itu membuat darah Somad seolah bergolak. Desahan-desahan nikmat yang tertangkap telinga Somad menggedor jantung pemuda itu. Dengan mengerahkan segenap keberanian yang dimilikinya Somad mencoba melihat apa yang sebenarnya dilakukan oleh sepasang pria dan wanita itu. Jantung Somad seolah berhenti berdetak selama beberapa detik saat dia melihat apa yang terjadi. Sebuah pemandangan erotis terpampang di hadapannya. Seorang wanita cantik bertubuh indah, dalam keadaan setengah telanjang, hanya megenakan baju, begelantungan di tubuh seorang pria hitam dan berbadan kekar, pria itu menyetubuhi wanita itu sambil berdiri. Kedua kaki wanita itu mengapit melingkari pinggang si pria. celana panjang begitu pula dengan celana dalam mereka tergeletak di lantai, sedangkan baju safari yang dipakai si wanita terangkat ke atas dengan Bra merosot dari tempatnya sehingga payudara indah si wanita itu terlihat begitu jelas, sementara si pria, yang sama sekali jauh dari tampan, hanya pria itu berbadan kekar. celananya melorot sampai sebatas lutut, penisnya jelas-jelas membenam di dalam liang vagina si wanita, tengah menyetubuhi wanita cantik yang mengenakan jilbab itu dengan gerakan kasar, sementara mulutnya menjejali leher wanita yang mengenakan jilbab itu dengan cumbuan kasar. Dan jantung Somad makin tidak karuan ketika dia tahu siapa wanita yang tengah disetubuhi oleh si pria.
‘Itu… itu…” Somad menutup mulutnya menahan diri sekuat tenaga agar tidak mengeluarkan suara bahkan sebuah bisikan sekalipun.
Dia tidak pernah menyangka akan melihat sebuah adegan yang sama sekali bukan rekayasa dimana wanita yang sedang berhubungan badan itu adalah seorang artis cantik dan terkenal, Marisa Grace Haque, seorang yang selama ini somad kenal sebagai wanita yang taat dan setia pada suami. yang juga pemilik rumah produksi tempat dia bekerja tengah digagahi oleh pria yang bukan suaminya. yang sama sekali tidak ada seujung kukunya kalau dibanding dengan wanita cantik tersebut. Entah mendapat bisikan dari mana, Somad tiba-tiba menyalakan kamera Ikagami super canggih yang tanpa sadar digenggamnya begitu erat, dan dari balik lapisan kostum yang tergantung di rak, Somad mulai mengabadikan adegan erotis itu. Kehebatan kamera yang ada di tangan Somad dimanfaatkan dengan baik oleh pemuda itu. Gambar close up Icha yang melenguh-lenguh ditangkap dengan sempurna.
“Oohhh… aahhh… aahhh… oohh.. oohh.. aahh.. aahh..” erangan dan desahan terdengar dari mulut Icha, meski semula terpaksa, tapi jelas sekali kalau wanita cantik itu sagat menikmati hubungan seksual gila yang dia lakukan saat ini.
Meski begitu tampaknya pria itu tidak mau mengambil terlalu banyak, hanya limabelas menit lamanya kedua orang itu melakukan hubungan seks. Icha turun dari pelukan pria berpostur tegap itu, icha yang tadi disetubuhi pria itu sambil berdiri, belakangan ini mudah sekali mengalami orgasme, tidak mampu menahan sensasi dari dalam tubuhnya itu, dengan erangan tertahan dia melepaskan gelombang orgasmenya, sementara pada saat yang hampir bersamaan pria yang menyetubuhinya pun mengerang lirih dan melepaskan spermanya di dalam liang vagina artis cantik itu. Tangan pria tersebut menahan dan meremas kedua pantat icha yang montok seolah ia tak mau melepaskan icha yang tak kalah menikmati orgasmenya. Terlihat pria itu melepaskan icha yang bergelayut di tubuhnya.
“Sekarang kau pergi yoris…” kata Icha yang merapikan pakaiannya dengan tergesa-gesa saat ada orang yang memanggil-manggil namanya.
Pria yang ternyata adalah Yoris itu hanya mesam-mesem sambil menarik retsleting celananya.
“Nanti malam kita terusi lagi…” katanya pendek sambil mengambil rokok dari saku bajunya, lalu dengan santainya Yoris berjalan keluar seloah tidak terjadi apa-apa.
Icha bergegas merapikan pakaiannya dan berjalan keluar dari tempat terkutuk itu. Terdengar seorang kru berbicara dengan pemilik production house itu yang dijawab dengan bentakan galak oleh Icha.
Somad, yang meskipun sudah selesai menyaksikan adegan –sekali seumur hidup- barusan, kaku di tempat persembunyiannya. Wajahnya pucat pasi, sementara tangannya menggenggam erat kamera canggih yang dipegangnya seolah takut kamera itu bakal berteriak mengenai apa yang baru saja dia rekam. Baru setelah lewat sekian detik, Somad menghela nafas panjang sekali. Dirinya baru sadar kalau dia dari tadi menahan nafas begitu lama.
‘Oke Mad.. oke.. tenang..” kata Somad pada dirinya sendiri.
Jantung pemuda kurus itu berdetak dua kali lebih kencang, tanpa sadar dia memegang penisnya yang tegang menyaksikan adegan seks yang terpampang di hadapannya. Celana dalamnya terasa lengket oleh cairan kental, tanpa sadar rupanya sperma Somad ikut keluar akibat tidak tahan. Lalu dengan gemetar, Somad mengembalikan kamera yang dipegangnya ke dalam pei penyimpanan, tapi entah apa yang mendorongnya, Somad mengambil kartu memori tempat penyimpanan flm dari kamera itu. Sepanjang malam Somad tidak bisa tidur nyenyak. Langit-langit kamar kostnya yang kosong dipelototi terus menerus dan selalu saja adegan hubungan seksual antara Marisa haque, wanita pemilik rumah produksi ini dan Yoris muncul di sana. Kejadian yang diabadikannya dengan kamera itu terus-menerus melekat dalam pikirannya. Dipandanginya foto Icha yang dipajang di kamarnya dengan pikiran melantur tidak jelas. Tidak tahan melihat foto wanita yang tadi pagi dilihatnya nyaris telanjang, Somad segera kabur ke kamar mandi dan disanalah dia beronani. Somad, adalah pria yang senantiasa mempuyai fantasi seksual gila terhadap artis setengah baya namun masih tetap cantik itu, mereka bersedia membayar berapapun untuk bisa berhubungan badan dengan Marisa haque, bahkan jika seandainya ada iblis yang menawarkan diri membantu dengan imbalan menukar jiwa mereka sebagai imbalan mereka hampir bisa dipastikan akan menerimanya. Somad bekerja dengan pikiran kalut. Ribuan rencana kini memenuhi otaknya yang setengah kriminal, sehingga kalau seandainya sebuah mesin, orang akan mampu mendengar roda gigi di dalam otak Somad berputar puluhan kali lebih kencang. Meski begitu dia tidak mampu menentukan pilihan apa yang akan diambilnya dengan kejadian yang dialaminya kemarin.
‘Bagaimana caranya..?” begitu terus menerus Somad menggumam tak jelas.
Berkali-kali dia ditegur karena teledor melakukan kerjanya. Semua rekan kerjanya bingung dengan kelakuan Somad yang ganjil. Beberapa mengira kalau Somad kerasukan setan yang ada di lokasi syuting yang buru-buru disanggah oleh rekan yang lain. Somad baru berhenti bergumam sendiri saat dia melihat seorang kru mencabut kartu memori dari kamera dan dipindah ke card reader yang ada di laptopnya. Spontan Somad meraba saku celananya dimana kartu memori yang menyimpan adegan seksual Icha dengan Yoris tersimpan. Dengan tekun Somad memperhatikan bagaimana kru tersebut memindah isi kartu memori ke dalam hard disk. Otak Somad rupanya cukup cerdas untuk mempelajari hal-hal seperti itu, apalagi dengan prospek menyenangkan menunggunya di depan mata. Lalu dengan sedikit memberanikan diri, Somad mulai menanyakan beberapa hal pada kru tersebut.
“Kalau untuk membuat video yang profesional emang rumit Mad. Elo butuh program khusus, misalnya Adobe Director, Adobe Premiere dan After Effect untuk melakukan editing dan memberi efek khusus buat video elo itu, dan elo tahu nggak sekali jadi buat belajar sampai level kayak gitu.” Kata si kru. “Tapi kalau sekedar memindah isi memory card ke CD sih gampang. Elo cukup modal CD writer sama program burner, misalnya Nero.” Kata si kru sambil menunjuk logo program Nero Startsmart pada desktop.
Rupanya keberuntungan sedang memayungi kehidupan Somad belakangan ini, terbukti ketika dia berniat meminjam laptop dari temannya malahan teman Somad tersebut berniat menjual laptopnya dengan harga murah dengan alasan butuh uang. Somad langsung menyetujui untuk membayari laptop temannya itu setelah dia tahu semua kebutuhannya ada pada laptop yang dimaksudkan. Meski begitu baru tiga hari setelah hari keberuntungan itu Somad bisa melaksanakan aksi Mission Impossible nya.
Icha baru saja memasuki mobilnya untuk bersiap pulang ketika seorang kru anak buahnya dari bagian make up memanggilnya.
“Buk.. ini ada yang ketinggalan.” Kata kru pria yang agak kemayu itu.
“Apa ini Han..?” Icha bertanya bingung. Sebuah amplop kecil berwarna coklat, disegel dengan lem agak berlebihan. Tulisan “UNTUK IBU MARISA HAQUE” dengan spidol hitam tertera jelas di bagian depan, meski agak mirip tulisan cakar ayam.
“Buat saya.?” kata Icha seperti ditujukan buat dirinya sendiri.
“Sepertinya emang untuk mbak Icha, kan namanya ditulis jelas.?” kata kru bernama Han itu dengan gaya kenes.
“Dapat dari siapa?” tanya Icha ragu.
“Wah, dari siapa nggak tahu mbak.. soalnya tadi ngegeletak di meja rias .” jawab han, masih dengan gaya kenes.
“Icha tertawa melihat gaya kemayu si Han, dengan sedikit penasaran dia merobek amplop coklat itu. Isinya sebuah Compact Disk putih polos dengan merk murahan. Sebuah catatan dari sepotong kertas bekas sobekan notes yang ada kop rumah produksinya ikut terjatuh saat Icha mengambil CD dari dalam amplopnya.
“Hanya boleh dilihat kalau sudah ada di rumah. Kalau sudah selesai melihat isinya, segera hubungi nomor ini ..” Icha membaca isi catatan. Sebuah nomor telepon CDMA tertera di sana. Penasaran Icha menghidupkan CD player di mobilnya, tapi invalid. CD tidak bisa dibaca oleh player biasa. Tamara paham kalau CD itu hanya bisa dibaca menggunakan komputer.
Agak mengabaikan CD yang diperolehnya secara misterius, Icha mengemudikan mobilnya dengan kecepatan biasa. Begitu sampai di rumahpun Icha masih sempat mandi dan makan malam. Baru ketika akan tidur Icha ingat dengan CD misteriusnya. Sedikit rasa penasaran dan khawatir menyelimuti perasaan Icha yang belakangan ini tidak karuan. Bahkan sebuah perasaan menakutkan bahwa akan ada bencana susulan menyergap perasaan wanita cantik itu, meskipun segera ditepisnya.
Pelan-pelan Icha menyalakan laptopnya dan memasukkan CD ke dalam drivenya. Semula hanya beberapa adegan sinetron yang muncul di layar laptop. Selama beberapa menit semuanya berjalan normal, sampai adegan yang membuat Icha panas dingin. Adegan persetubuhannya dengan Yoris di ruang wardrobe terpampang dengan jelas. Beberapa scene malah menunjukkan dengan jelas ekspresi Icha yang terlihat menikmati hubungan seksual yang dilakukannya. Spontan Icha mengangkat laptop miliknya itu dan membantingnya ke lantai sampai hancur berkeping keping diiringi suara ledakan keras. Masih belum cukup, Icha mengangkat kepingan laptop tersebut dan menghantamkannya ke lantai berkali-kali sampai benar-benar hancur, termasuk CD yang ada di dalamnyapun ikut hancur berkeping-keping. Penderitaan yang dialaminya rupanya bakal bertambah dengan adanya orang lain yang memanfaatkan kelengahan dan keteledorannya. Rasa kesal, malu, marah dan tidak berdaya yang teraduk menjadi satu membuat dada icha seperti diinjak oleh seekor gajah raksasa, dan perlahan tangis wanita cantik itupun pecah tidak kuasa menahan perasaan yang makin menggila di hatinya. Lalu bagaikan orang gila, Icha mengaduk-aduk isi tasnya, mencari catatan yang ditemukannya bersama CD yang memutar kehidupannya kembali ke awal bencana. Segera Icha menyambar HP nya dan menekan nomor yang ada di catatan kecil itu.
“Halo!” Icha mmbentak marah ketika teleponnya tersambung. Suara pria menjawab dari seberang.
“Jadi sudah dilihat isinya buk…?” kata orang itu.
“Jangan macam-macam Bangsat..!” Icha meluapkan emosinya. “Kalau kamu berani macam-macam..”
“Hmm ibu tidak pada posisi yang kuat untuk mengancam buk!” balas pria di seberang dengan tidak kalah galaknya. “Karena rahasia bu icha ada sama gue. Jadi, kalau elo mau selamat, lebih baik elo nurut sama gue.. atau…” pria itu mengulur suaranya, menikmati efek ketakutan yang tengah melanda Icha. “Seluruh dunia akan tahu .. ..”
“Jangan!” Icha mendadak merasa lemah dan takluk mendengar ancaman itu. Tawa kemenangan terdengar dari seberang.
“Jadi.. sekarang ikuti perintah gue, patuhi apa yang gue katakan.. paham?” bentak pria itu. Icha mengiyakan dalam isakan tertahan. Pria itu memerintahkan Icha untuk pergi ke suatu tempat .
Keesokannya icha mengendarai mobilnya sendirian ke tempat yang ditunjukan pria misterius itu, sekarang Icha telah sampai di tempat yang sudah ditentukan itu , Wanita cantik itu terlihat celingukan tidak tahu harus ke mana. Jalanan dimana dia berada saat ini sepi sekali, wajar karena jam sudah menunjukkan hampir jam 10 malam. Deretan ruko dengan rolling door besi kelabu seperti benteng baja yang mengepung Icha, kesemuanya sudah tutup. Sesekali Icha dikagetkan bunyi kelontang kaleng jatuh tersenggol hewan malam. Keremangan lampu penerangan yang terkesan setengah hati makin mengesankan kalau tempat itu merupakan tempat berkumpulnya para pelacur murahan, dan dengan pakaian seadanya yang dia pakai membuat Icha merasa dirinya benar-benar sudah berubah menjadi pelacur pinggir jalan. Mendadak HP icha bergetar tanpa suara. Wanita cantik itu buru-buru mengambilnya. Nomor yang sama seperti yang ada di catatan CD tertera di sana.
“Udah sampai ya..?” tanya pria itu, membuat Icha gelagapan, seolah pria itu bisa melihatnya. Spontan Icha memandang ke segala penjuru, mencari apakah ada orang yang mengawasinya.
“Kalau elo mau cari gue..” kata pria itu sambil tertawa, membuat Icha menghentikan usahanya. “Coba elo lihat di depan elo, ada ruko yang pintunya dicoret-coret pake pilox..”
Icha segera mencari ruko yang dimaksud, tidak mudah mencarinya karena hampir semua pintu ruko sudah dicorat-coret para seniman liar jalanan dengan grafitti yang sesungguhnya sangat indah kalau dipasang di tempat yang pas. Tapi Icha beruntung saat dia melihat sebuah ruko yang rolling door nya tidak tergembok. Icha makin yakin setelah si penelepon mengiyakan bahwa memang ruko yang dilihatnyalah yang dia maksud. Dengan sedikit gemetar Icha mendorong pintu besi kelabu itu dan menutupnya kembali. Butuh beberapa saat bagi mata Icha untuk menyesuakan diri dengan keremangan ruang di dalam ruko yang hanya diterangi sebuah bola lampu kecil.
Icha mengasumsikan kalau dirinya sedang berada di sebuah gudang atau bekas bengkel mobil, kalau menilik barang yang ada di sana dan bau karet bercampur oli bekas yang mendominasi ruangan. Ruangan itu tidak lebih luas dari sebuah garasi dua mobil. Sebuah kompresor ukuran sedang tergeletak di sebelah kiri dinding yang penuh dengan rak berisi onderdil bekas. Tumpukan ban bekas ada di sisi yang lain dan sebuah motor tua karatan dengan kedua bannya kempes teronggok merana di bagian paling ujung ruangan. Di sebelahnya terdapat tumpukan peti yang tertutup lembaran-lembaran tripleks. Icha melihat sebuah tangga besi di dinding paling dalam, menuju ke lantai dua. Di beberapa tempat terserak kaleng-kaleng bekas oli dengan berbagai merk. Mendadak lampu gantung yang menjdi penerangan utama ruangan itu menyala secara serentak, membuat seluruh ruangan menjadi terang benderang. Icha terkesiap kaget, dia merasa saat-saat yang mengerikan itu akan tiba kapan saja. Dalam kondisi terang benderang Icha bisa melihat jelas kalau ruangan tempatnya berada saat ini adalah sebuah bengkel yang tidak terpakai, merujuk pada debu tebal yang melapisi tempat itu dan sarang laba-laba yang menempel di beberapa sudut. Meski begitu Icha sempat melihat ada beberapa tempat yang terlihat sangat bersih, terutama bagian lantai ruangan yang terbuat dari keramik kelabu kusam, seperti ada yang mengepel lantai itu beberapa saat sebelumnya.
“Sampai juga akhirnya..” terdengar suara pria dari arah tangga besi yang menuju lantai dua. Icha yang sibuk memperhatikan keadaan sekeliling tidak menyadari kedatangannya, dia serentak membalikkan badan.
“kamu kan…” Icha terperanjat dengan mata terbelalak setelah mengetahui siapa pria yang mempermainkannya selama ini. Somad, pria yang dikenalnya sebagai kru di rumah produksi miliknya!. “kamu kan….”
“Somad, Buk…” kata Somad meninggalkan basa-basi yang selama ini dia gunakan jika bertemu orang lain. Icha yang kesal dan marah setengah mati langsung mendekati Somad dan menampar wajah pria itu dengan keras.
Somad terdorong ke belakang beberapa langkah. Icha yang tinggi tubuhnya 175 cm tampak menjulang di hadapan Somad yang Cuma 155 cm. Meski begitu, Somad tetaplah seorang pria dengan kekuatan tersendiri. Seketika Somad bangkit dan melancarkan sebuah pukulan keras ke bagian perut Icha, Icha langsung terjatuh dan meringis kesakitan.
“Kesalahan besar buk…” kata Somad memegang pipinya yang masih terasa panas. “Ibuk marisa sudah berbuat kesalahan besar… “ katanya sambil menjambak rambut Icha. “Dan elo bakal menyesal melakukannya..” Somad mendekatkan bibirnya ke telinga Icha dan berkata pelan. “Elo masih ingat film mesum elo yang gue kirim..?” somad mulai bicar tak sopan,
Seketika Icha pucat mendengarnya, dia merasa menyesal bukan main telah menampar Somad, dia menatap wajah Somad dengan ketakutan.
“Kalau gue telepon temen gue sekarang, maka besok pagi, film bokep elo bakal jadi film bokep yang paling dicari di Glodok.” Kata Somad dingin.
“Jangan..” Icha bergidik ngeri. Untuk kesekian kalinya Icha harus takluk pada orang yang sama sekali tidak sebanding dengannya. Tapi Icha tidak berani berbuat macam-macam dengan ancaman itu, kalau sampai ancaman itu terbukti, maka kehidupannya bakal lebih sengsara ketimbang saat ini.
“Jangan.. saya mohon, maafin gue.. maafin gue..!” Icha menghiba dan berlutut di bawah kaki Somad. Seketika mental Somad terangkat, kebanggaan luar biasa membuncah di dalam hatinya, sebagai seorang yang selama ini terpinggirkan, hari ini bisa menaklukkan seorang selebriti cantik dan dihormati banyak orang.
“Baik..” kata Somad dingin, lalu dia mulai melakukan percobaan untuk melihat sampai seberapa jauh dia bisa menguasai artis cantik itu. “gue maafin elo, tapi elo musti ikutin semua perintah gue..”
“I.. iya.. baik.. gue nurut sama elo..” balas Icha.
Somad terkejut sesaat, dia tidak menyangka hasilnya akan seperti ini, jauh di luar pengharapannya. Bahkan jauh lebih besar dari apa yang diinginkannya. Semua rencananya berjalan dengan mulus, semulus wanita cantik yang ada di hadapannya.
“Eh.. baik..” kata Somad agak gugup karena kebingungan dan sudah mulai panas dingin. “Sekarang elo lepasin pakaian elo, sampai bugil..!”
Icha tergagap. Meskipun sudah pernah menghadapi peristiwa seperti ini sebelumnya, tapi tetap saja nalurinya sebagai wanita menolak kalau harus bertelanjang bulat di hadapan pria yang bukan siapa-siapanya, apalagi pria itu adalah orang yang sama sekali tidak pantas disejajarkan dengannya.
“ sadarlah mad.. sadar…” ujar icha berusaha bernegosiasi
“Buka!” Bentak Somad membuat icha gemetar.
“I.. iya.. gue buka..” icha berujar tergagap. Icha membuka kancing baju nya stau persatu,
“ celana mu juga!” perintah somad. Icha pun melepaskan celananya.
“Oohh.. muluss…” Somad meneguk ludah menyaksikan icha mulai melepas pakainannya satu persatu, keindahan paha mulus icha yang bening dengan pinggul yang bulat padat berakhir pada pinggang yang indah.
“Lepas tuh CD nya, .!” perintah Somad jelas.
Icha terisak sesaat, lalu dengan sekali tarik, celana dalam itu langsung lepas dari selangkangannya, menampakkan gundukan vagina yang terawat cermat, tanpa rambut sama sekali karena icha selalu rajin merawat bagian kewanitaannya tersebut. Mengingat icha sudah punya anak, Somad heran sekali melihat vagina majikannya yang terlihat begitu bagus, tapi sesaat kemudian diapun maklum karena wanita itu adalah artis terkenal dan punya banyak uang sehingga tidak sulit baginya utuk melakukan perawatan tubuh.
“Hehehehe… mulus banget nih body elo!, gak disangka wanita seumur elo masih mulus banget.. apalagi toked elo… gede, montok, mulus pula..” puji Somad tanpa basa-basi, meski lebih terdengar sebagai bentuk pelecehan. Icha menjadi malu dan menutupi bagian tubuhnya yang mana saja yang bisa dia tutupi dengan tangannya.
“Eh.. siapa yang suruh elo nutupin pemandangan indah gue..?” kata Somad dengan nada tinggi. Icha gugup mendengarnya dan langsung menyingkirkan tangannya dari tubuhnya sendiri.
“Biar kata lo istri orang, udah emak – emak ,tapi tetap sip, nah elo sekarang buka kaki elo lebar-lebar, lalu angkat tangan elo ke atas kepala..” perintah Somad tajam. Tanpa bisa berbuat banyak, Icha segera menuruti perintah itu, kedua kakinya direnggangkan lebar-lebar membuat belahan vaginanya ikut membuka, dan posisi tangannya yang di atas kepala membuat payudaranya kian mencuat ketat.
“Ohh… muluuss..” Somad mengagumi keindahan tubuh artis senior yang cantik itu,, membuat keseksiannya kian menonjol.
“Sekarang elo pindahin tuh tripleks-tripleks yang ada di situ!” Somad menunjuk ke arah tumpukan tripleks yang menutupi tumpukan peti. Dengan enggan icha mengangkat tripleks-tripleks itu, terlalu berat untuk seorang wanita yang tidak biasa bekerja kasar sepertinya. Icha langsung lemas setelah mengetahui mengapa Somad memerintahkannya memindah tripleks-tripleks itu. Di balik tumpukan tripleks itu rupanya tersembunyi sebuah ranjang kayu usang yang dilapisi kasur tipis yang tidak kalah usangnya. Menjadi jelas baginya kalau sebentar lagi tubuhnya yang mulus bakal menjadi pelampiasan nafsu seksual bagi Somad. Yang mengherankan Icha adalah, bagaimana bisa seorang Somad yang baginya terlihat lugu dan bego bisa merencanakan sampai sedetil ini.
“Elo… elo mau perkosa gue..?” Icha tercekat mengucapkannya.
“Nggak… nggak..” Somad tertawa pelan. “Siapa yang mau perkosa elo..?” Somad tersenyum licik. “ sebenarnya gua demen sama anak lo yang paling besar.. tapi setelah kuperhatikan, ternyata ibunya tak kalah cantik dari anaknya,.. dan Elo musti mau gue entot secara suka rela, paham?”
Ucapan terakhir itu membuat Icha merah padam wajahnya karena malu dan marah.
“kamu gila..!” Icha mendesis marah.
Somad yang terangsang berat itu dengan cepat mendekati icha dan menggumulinya, hingga icha terdorong keatas ranjang.
“Ohh… mulus bangeet…” Somad mulai menaiki tubuh putih mulus Icha yang telanjang bulat dan terlentang pasrah di atas ranjang.
“Nggak… jangan… mmmhh !” Icha menggeleng saat bibir Somad akhirnya melumat bibir seksinya. Tapi tentu saja itu tidak menghentikan Somad untuk menikmati sesuatu yang sedari tadi ditahannya. Tangan kurus pria itu mendekap kepala Icha membuat artis cantik itu tidak berdaya untuk menghindar saat Somad menghujani bibir dan wajah cantiknya dengan kecupan-kecupan.
“setan kau somad.. lepaskannn…. Dasar tak tahu diriii!!! Mmmmhhh..” lama lama makian icha terdengar menjadi mulai mendesah karena lidah Somad mencoba masuk dan menjilat langit-langit mulutnya. “Mmmmhhh..” desah icha tertahan karena mulut mereka masih menyatu. Somad pun menurunkan ciumannya ke arah leher. Dijilati dan diciuminya leher putih tersebut. Tangan kanannya pun mulai bermain main di sekitar puting kiri icha. Jari telunjuknya berputar putar di sekitar ujung putingnya dan terkadang digeseknya pelan sehingga semakin lama icha pun menjadi semakin naik birahinya.
“Oohhh…” Icha mendesah pelan menandakan kalau birahinya mulai naik, sesuatu yang aneh mengingat tadinya dia menolak melakukan hubungan seksual dengan pria kurus itu. Somad pun menurunkan lagi ciumannya ke arah dada kanan icha. Lalu ia mulai menyerang puting payudara Icha dengan lidah dan bibirnya. Dihisap dan terkadang digigit dengan lembut puting kanannya itu membuat Icha serasa terbang melayang. Tangan kanan Somad mulai memencet dan memilin puting kiri icha.
“Ohh…shitt!! Ohhh!! God!!” icha mendesah-desah liar ketika Somad menyentil-nyentilkan lidahnya pada putingnya yang sensitif, kadang disertai gigitan kecil yang membuatnya makin menggelinjang, dia merasa vaginanya mulai basah karena rangsangan-rangsangan itu. Tapi tampaknya Somad tidak mau terburu-buru dalam mengerjai icha. Somad mengangkangkan kaki kedua kaki icha lebih lebar lagi membuat vagina artis senior itu membuka lebar, maka dengan leluasa Somad mulai mengobok-obok daerah paling rahasia icha dengan tangannya. Dielus-elusnya dan diremasinya daerah kemaluan icha yang licin tak berbulu, membuat icha menggeliat dan mendesah nikmat. Desahan icha kian keras saat Somad mulai mengaduk-aduk liang vagina itu menggunakan jarinya.
“Oohh.. ohh.. aahh.. ahh.. kamu apain aku somaddd setannnn!!!!” icha mengerang dan menggeliat tak terkendali merasakan rangsangan Somad yang mengaduk-aduk vaginanya. Akhr-akhir ini Icha merasa dirinya mudah sekali dibangkitkan nafsunya, apalagi jika daerah sensitifnya sudah disentuh. Akhirnya tidak dapat ditahan lagi, gelombang kejut orgasme segera menghantam tubuh artis senior itu.
“Ayo.. Jangan ditahan buk. Keluarin aja.. Ayo..” Somad menyemangati icha sambil terus mengobok-obok vagina artis setengah baya yang tengah terangsang hebat itu, membuat icha makin tak tahan.
“Nnhh.. ngghh.. oohggh.. ohh..” Icha melenguh sambil menggigit bibir. Rangsangan Somad dirasakan kian hebat menyiksa sekujur syarafnya yang sudah menegang. Akhirnya icha menyerah pada libidonya yang kian meledak, tubuhnya kembali mengejang keras dan melengkung kaku sementara kakinya menyepak-nyepak tak terkendali. Seketika cairan vaginanya membanjir membasahi selangkangannya. Dan Somad tahu kalau wanita cantik itu kini sudah siap untuk disetubuhi, dia langsung melepas celana dalamnya, membuat penisnya yang sedari tadi tegang langsung mencuat tegak. Ukurannya sedikit lebih kecil dibanding milik Robert atau Yoris tapi terlihat lebih kokoh dan berurat. Sejenak dipandanginya tubuh putih mulus wanita cantik yang terbaring telanjang bulat itu, kemudian Somad mulai menindih tubuh icha.
“Mmmhh…. Ohh..” Icha mendesah tertahan saat penis Somad membenam di dalam liang vaginanya.
icha merasakan penis Somad berdenyut memenuhi liang vaginanya. Somad melihat reaksi icha bukannya mengendor malah justru makin bersemangat, dilumatnya bibir icha yang seksi itu sambil terus berusaha mendorongkan penisnya sampai seluruhnya terbenam ke dalam vagina icha.
“Ohh.. alot banget punya lo ya!!!..” Somad mengerang saat penisnya membenam seluruhnya di dalam liang vagina icha. icha merasakan kemaluannya seperti terbelah. Dia berusaha melebarkan kakinya selebar mungkin untuk mengurangi rasa sakit itu sehingga membuat Somad lebih leluasa melakukan penetrasi.
“Ngghhh… oohhh…” Somad mendengus-dengus penuh nafsu, desakan seksual sudah sampai di ubun-ubunnya, maka diapun segera menggerakkan pantatnya maju mundur untuk menggenjot vagina artis senior itu dengan penisnya.
“Ngghh… oohh… ohh…” Somad mengerang-erang penuh nikmat tiap kali penisnya memompa liang vagina icha. Gerakannya makin lama makin kuat dan kasar membuat wanita setengah baya itu kewalahan, dan sementara bagian kemaluan mereka bersatu ketat, bibir merekapun bertaut satu sama lain, saling lumat dan saling kulum penuh semangat. Rupanya kepasrahan icha membuat wanita itu merasakan kenikmatan seksual yang diinginkannya. Apalagi Somad cukup lihai dalam melakukan French kiss, lidahnya beraksi di dalam rongga mulut icha dan membelit lidah wanita cantik yang terpelajar itu dengan ketat. Icha yang terangsang membalas perlakuan itu dengan keganasan yang sama. Kepasrahan ditambah ledakan orgasmenya membuat wanita itu melupakan posisinya yang sedang mengalami perkosaan. Tidak tampak lagi Marisa haque yang tadi merasa terhina, yang ada sekarang adalah seorang wanita setengah baya yang haus akan belaian liar, yang siap memuaskan pria yang menidurinya.
Pelan tapi pasti, rintihan kesakitan Icha mulai berubah menjadi desahan-desahan manja. Vaginanya sekarang sudah mampu menerima sodokan penis Somad. Somad juga makin lancar menggenjot vagina majikannya itu. Gerakan sodokan penis Somad makin lama makin cepat dan ganas membuat wanita melenguh-lenguh penuh nikmat.
“Ohh.. ohh.. ahh.. ahh.. nnhh.. nghh..ohh..” Icha menggeliat-geliat menikmati setiap sodokan penis Somad pada vaginanya.
Selama hampir sepuluh menit Somad menggenjot vagina bosnya yang masih alot itu, sampai akhirnya pertahanan icha jebol. Diiringi dengan rintihan panjang, icha merasakan sensasi kuat menjalari sekujur tubuhnya. Tubuhnya menegang dan melengkung ke belakang, tangannya dengan kuat mencengkeram punggung Somad. Vaginanya berdenyut kuat sekali seperti meremas penis Somad. Di ambang klimaks, tanpa sadar icha memeluk Somad dan dibalas dengan pagutan di mulutnya. Mereka berpagutan sampai icha mendesis panjang dengan tubuh mengejang, tangannya mencengkeram erat-erat pundak Somad sampai kuku-kukunya membenam di punggung pria kurus itu.
“Aahhhhhhkkkhhhhh…. Oohhhhhhh….” Icha mengejang dan merintih keras, orgasmenya meledak menghantam seluruh syaraf kenikmatan seksualnya. Sesaat kemudian tubuhnya melemas kembali dan tergolek di ranjang. Nafasnya memburu membuat payudaranya naik turun.
Somad sendiri merasa cengkeraman vagina Icha seolah hendak membobol pertahanannya juga, tapi dia harus berterima kasih pada obat kuat yang diminumnya sebelum ini karena penisnya tetap menegang dan mampu menahan desakan ejakulasi yang sudah sampai di ujung kepalanya. Tanpa menunggu apakah Icha siap, dia langusung menarik tubuh telanjang wanita cantik, yang adalah orang yang menggajinya setiap bukan itu dan memposisikannya menungging dengan posisi pantat lebih tinggi dari kepala lalu dilebarkannya kedua paha mulus wanita itu sampai liang vaginanya kembali membuka.
”Ehssss…..” Icha mengerang sambil menggigit bibir ketika penis Somad kembali membenam di dalam liang vaginanya. Kali ini tanpa kesulitan karena vagina itu sudah benar-benar basah. Maka kembali Somad menikmati jepitan liang vagina Icha pada penisnya dengan menyodok-nyodokkan penisnya kuat kuat di dalam liang vagina wanita itu.
“Nhh… ngghh.. ohh… ohhh…” Somad melenguh-lenguh menikmati sepenuhnya bersetubuhan yang dilakukannya.
Betapa besar perbedaan yang dirasakannya karena selama ini Somad hanya mampu melakukan hubungan seksual dengan pelacur murahan, sekarang yang tenah disetubuhinya adalah seorang wanita yang tidak saja cantik dan seksi tapi juga berstatus sebagai seorang artis terkenal, dan kenikmatan lebih yang dia rasakan adalah kenyataan bahwa artis cantik itu sudah sepenuhnya ada dalam kekuasaannya sehingga kapan saja dia mau dia bisa memintanya untuk bersenggama lagi dan lagi. Kali ini dimintanya icha mengangkangi penisnya sementara dia sendiri terlentang di atas kasur. Posisi itu membuat icha leluasa bergerak. Dengan penuh semangat Icha menggerakkan pantatnya naik turun sehingga penis Somad yang menyatu ketat di dalam vaginanya terpompa dengan keras.
Desahan nafas diimbangi dengan suara kecipak akibat gesekan dua kemaluan mereka yang menyatu membuat gairah mereka kian terpacu. Ditambah lagi Somad yang kemudian sibuk menikmati kedua belah payudara icha yang menggantung bebas dengan remasan lembut dan jilatan jilatan pada kedua puting payudara itu membuat birahi icha kian tak terbendung lagi. Sejenak icha kembali lupa daratan, icha hanyut oleh dorongan seksual liar akibar permainan somad, karyawannya yang kurang ajar itu.
Dan ketika keduanya sudah mendekati puncak, Somad memeluk erat tubuh mulus bosnya itu dan kembali menindih tubuh telanjang itu. Icha, yang memang telah menjadi wanita jablay, menyambutnya dengan ciuman ganas di bibir Somad sambil melingkarkan kedua kakinya di pinggang Somad, membuat pria itu leluasa menyodokkan penisnya kuat-kuat. Selama beberapa menit mereka berpagutan sementara bagian selangkangan mereka saling menyatu ketat, akhirnya keduanya tidak tahan lagi dan melepaskan orgasmenya. Icha yang lebih dulu jebol, tubuhnya kembali mengejang dan gemetar, cengkeraman tangannya kian erat membuat kukunya menggores punggung Somad, sementara kedua kakinya kian kuat melingkar di pinggang pria itu.
“OOOHH..!!! AAAHH…..!!!” Marisa haque mengerang keras, tubuhnya melengkung ke belakang seperti hendak melemparkan pria yang tengah menindihnya ke udara. Diinding vaginanya berkontraksi keras, lebih keras dari sebelumnya membuat Somad merasa sebentar lagi penisnya bakal terbetot lepas. Kekuatan kontraksi dinding vagina icha yang begitu kuat membuat Somad tidak bisa lagi menahan ejakulasinya.
“Oohhhh…. Oohhhhh….” Somad mengejang ketika spermanya menyembur deras mengisi rahim wanita cantik itu. Dia menyodokkan penisnya sedalam yang dia mampu untuk menuntaskan ejakulasinya. Selama beberapa detik Somad merasakan tubuhnya melontar ke angkasa, segenap kesadarannya tersapu habis saat itu, yang ada hanyalah naluri seksualnya yang membawanya ke puncak kenikmatan yang paling dicari oleh setiap pria di muka bumi ini. Dan selama beberapa detik kedua anak manusia berbeda status itu tenggelam dalam kenikmatan seksual yang menghantam sekujur syaraf mereka.
“Ohh… ohh…” Somad terengah lemas menindih tubuh telanjang Icha.
Sensasi seksual yang diperolehnya membuat sekujur tubuhnya lemas seperti baru saja berlari ribuan kilometer. Dirasakannya tubuh Icha yang lembut dan haus sensasi seksual bergerak tidak teratur akibat deru nafasnya yang tersengal. Tubuhnya yang mulus seperti tidak punya tenaga lagi sehingga dibiarkannya tubuh Somad tergeletak menindihnya. Tanpa terasa sudah hampir tengah malam ketika persetubuhan mereka selesai. Icha beruntung Somad tidak menahannya di tempat itu semalam penuh dengan begitu dia bisa pulang dan beristirahat di rumah. Meski begitu Somad mengisyaratkan kalau Icha masih harus merelakan tubuhnya dinikmati oleh pria itu.

NURLAELAH

Kejadian ini sudah berlangsung lama sekali, tapi tiap detil kejadiannya masih kekenang hingga sekarang. Waktu itu aku masih menjadi seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi yang cukup terkenal di Bandung.
Sore itu, kira-kira jam 5.30 sore, aku pulang kuliah naik bus kota bersama teman cewek sekelasku yang sedang dalam masa pendekatan. Di sekitar daerah tegalega , para penumpang sudah banyak yang turun sehingga banyak kursi kosong tak berpenumpang, aku dan temanku melihat seorang gadis manis berjilbab lebar dan bergaun longgar yang panjang sedang sesenggukkan menangis dengan ekspresi wajah yang kelihatan bingung.
Temanku menyentuh tanganku dan berkata “Ded… (namaku Dedi), perhatikan gadis berjilbab itu? Kelihatannya dia seperti yang bingung. Coba kamu tanyain, siapa tahu dia memerlukan bantuan !” sambil mendorongkan tubuhku agar aku menghampiri gadis berjilbab tersebut.
Mataku menatap mata teman ceweku yang sebenarnya sedang dalam masa pendekatan ini dan berkata padanya : “Kamu ‘nggak apa-apa kalau aku nanyain dia ? ‘Ntar kamu cemburu dan ngambek, khan bisa gawat !”
“Nggaklah Ded…, kan aku yang nyuruh kamu , lagi pula tujuannya ‘khan menolong orang yang sedang kesusahan “ katanya sambil menerus memaksaku untuk menanyai gadis berjilbab tersebut.
Akhirnya aku kalah , walaupun sebenarnya aku kasihan pada gadis tersebut dan ingin menolongnya tapi aku masih menjaga perasaan ceweku ini dan kebutulan dia yang minta. Aku berdiri dan melangkah menghampiri gadis berjilbab itu dan duduk disampingnya. Dia kaget melihat orang asing duduk disampingnya padahal masih banyak kursi lain yang kosong.
“Jangan curiga dulu, Neng ! “ kataku menenangkannya.
“Saya dan teman saya dibelakang..” kataku sambil menunjukkan tanganku ke arah teman cewekku dan gadis berjilbab inipun memandang temen cewekku dan melemparkan senyum manisnya sambil mengangguk. Lalu lanjutku lagi “Dari tadi kami melihat Eneng seperti yang sedang bingung dan menangis. Ada apa ? Mungkin kami bisa membantu ?” kataku sambil menatapnya dengan penuh kesungguhan.
Dia menatapku dan beralih menatap teman cewekku kemudian berkata padaku “benar kang…, saya lagi bingung. Bingung nggak bisa pulang ke rumah karena sudah kemalaman..”
“Emangnya Eneng mau kemana dan dari mana ?” tanyaku
“ke Majalaya” jawabnya menyebutkan nama suatu kecamatan di kabupaten Bandung yang letaknya berada di sebelah tenggara kota Bandung.

“Saya baru pulang dari Pasantren di Tasikmalaya dan akan melanjutkan kuliah di IAIN Sunan Gunung Jati, datang ke terminal Kebon Kelapa jam 5 sore tadi ( waktu kejadian ini terjadi terminal Kebon kelapa masih ada dan belum dipindahkan ke terminal Leuwi Panjang). Padahal sebentar lagi magrib, dan bila lepas magrib maka angkot ataupun bus yang ke Majalaya sudah jarang. Saya takut kang… takut terjadi apa-apa pada diri saya” Ceritanya menerangkan siapa dirinya sambil bingung dan mulai kembali mengeluarkan air mata dan terisak
“Oohhh….gitu…, kalau gitu bagaimana kalau akang antar sampai ke rumah ?” kataku semangat menawarkan jasa ingin menolong gadis manis berjilbab yang baru keluar dari pasantren ini.
Dia menatapku gembira, tapi kemudian dia menatap ceweku dan berkata “Bagaimana dengan si Teteh ? Apa dia mengijinkan dan tidak marah ?”
“Tenang…, nanti aku akan minta ijin padanya dan lagi pula dari tadi dia kok yang mendorong diriku untuk menolong Eneng..” jawabku
“Oh ya neng, nama Eneng siapa ? nama Saya Dedi saya kuliah di …..” Kataku memperkenalkan diri dan menyebutkan nama sebuah pertinggi yang sudah dikenalnya
“Nama saya Nurlaelah, akang boleh panggil saya Elah. Saya alumnus Aliyah yang terdapat di Pansantren. Sebenarnya saya juga ingin kuliah ke sana, tapi orang tua menganjurkan saya untuk daftar ke IAIN” katanya lagi menjelaskan siapa dirinya.
“Sebentar ya…, aku mau ngomong dulu ke temanku..” kataku, lalu aku berdiri dan menghampiri ceweku yang duduk sendiri sambil memperhatikan diriku ngobrol dengan gadis berjilbab yang sedang bingung.
“Siapa dia dan ada apa dengannya ?” tanya ceweku begitu aku duduk disampingnya. Lalu kuterangkan siapa dia sebenarnya dan kenapa dia menangis..
“Ohhh gitu…, antar aja atuh ke rumahnya, apalagi orangnya cantik…!” katanya tapi ada nada cemburu yang kutangkap dari kata-kata tersebut.
“Benar nich, boleh kuantar…, kamu ikhlas. Kalau kamu larang juga aku tidak akan mengantar gadis itu !” kataku pada ceweku memberikan penekanan bahwa aku lebih berat pada ceweku dibandingkan cewe manis berjilbab lebar yang membutuhkan pertolonganku.
Tapi ceweku menjawab dengan sungguh-sungguh “Benar ..aku serius…kasihan dia, tapi kamu jangan macam-macam ya padanya.. kamu hanya ngantar kerumahnya setelah itu langsung pulang jangan merayu-rayu segala…” Aku aneh waktu mendengar kalmatnya yang terakhir, karena ada nada kekhawatiran dan kecemburuan. Apakah itu berarti bahwa teman ceweku ini juga sedang mendekatiku dan berusaha supaya jadi pacarku, aku berbunga-bunga memikirkan hal ini.
Begitu bus kota tiba di pool terakhir di daerah Cigereleng Mohamad Toha, semua penumpang turun, kemudian Elah menghampiri teman ceweku dan berkata “Makasih The yah , telah mengijinkan si Akang mengantarkan saya ke rumah. Saya tidak tahu apa yang terjadi kalau tidak ketemu Teteh dan Akang “
“’Nggak apa-apa…, sok aja , semoga selamat di jalan “ kata ceweku pada Elah sambil tersenyum. Kemudian kami menunggu angkot yang akan ditumpangi oleh ceweku. Setelah ceweku naik angkot maka aku dan Elah menunggu angkot yang menuju ke arah Majalaya yang masih sepi dan jarang ada angkot pada saat itu.
Akhirnya aku mengantar Elah ke rumahnya yang letaknya dipinggir sawah yang tak jauh dari jalan raya yang menuju ke arah ibu kota kecamatan Majalaya. Di rumahnya hanya ada Ibu dan Bapaknya berdua. Sebab orang tua hanya memiliki tiga orang putri yang sudah dewasa sedangkan Elah adalah putri bungsu sedangkan putri pertamanya sudah menikah dan tinggal di kota Bandung dan putri keduanya juga sudah menikah dan tinggal di Bogor. Sehingga dalam keseharian di rumah itu orang tua Elah hanya tinggal berdua.
Mereka sangat berterima kasih atas kesediaanku mengantar anak mereka yang kemalaman di jalan. Aku tak berlama-lama di rumah Elah, hanya sebentar duduk dan minum lalu pamit mohon diri untuk segera pulang.
Bererapa hari setelah kejadian itu, aku mendapat surat dari Elah yang dia kirimkan melalui alamat kampusku yang isinya tentang ucapan rasa terimakasih darinya dan keluarganya yang sangat besar padaku karena telah mengantarkan dirinya pulang ke rumah. Pujian dan sanjungan yang dia tuliskan dalam surat itu kurasakan sangat berlebihan dan membuatku tersanjung bahkan di akhir suratnya dia sangat mengharapkan kehadiranku untuk sering-sering main ke rumahnya.
Tapi surat yang kuterima itu tidak kutanggapi dan akhirnya kejadian itu berlalu begitu saja, tanpa aku berusaha untuk mengingatnya. Namun , sebulan setelah peristiwa itu sahabat dekatku Odang mengajakku untuk menemaninya ke Majalaya karena ada urusan yang harus dia selesaikan.
Pada saat aku sudah berada di Majalaya, aku teringat akan Elah yang pernah kuantarkan dulu, maka aku berkata pada Odang : “Dang, aku punya kenalan cewe cantik berjilbab di daerah sini. Setelah urusanmu selesai, kita main kerumahnya yuk !” ajakku.
“Ayo… apalagi kalau cantik dan berjilbab mah, aku paling suka dengan cewe cantik berjilbab..” kata temanku ini bersemangat.
Setelah urusan temanku ini selesai, kami langsung menuju ke rumah Elah, namun rupanya kami kurang beruntung. Karena Elah tidak ada di rumah tapi di rumah kakaknya di Bandung. Akhirnya kami pulang dengan kecewa.
Tiga hari setelah aku ke rumahnya, datang lagi surat dari Elah melalui alamat kampusku yang isinya tentang penyesalannya yang tidak bisa bertemu denganku dan permohonan maafnya yang teramat dalam padaku karena telah membuatku kecewa. Dan di akhir suratnya dia gambarkan peta tempat tinggal kakaknya di Bandung dan sangat mengharapkan aku bisa mengunjunginya di sana, karena sekarang dia tinggal dengan kakaknya di Bandung.
Akhirnya aku memutuskan untuk mengunjunginya, karena merasa kasihan padanya yang telah susah payah menggambarkan peta tempat tinggalnya pada ku dan pastinya sangat mengharapkan untuk bisa bertemu denganku. Maka pada hari jum’at sore sekitar jam 3.30 setelah selesai kuliah aku berniat berangkat ke rumah kakaknya Elah langsung dari kampusku. Dan aku tiba di rumahnya sekitar jam 4.30.
Walaupun dia menggunakan jilbab pada saat menyambutku, namun jilbab itu tidak mampu menyembunyikan kegembiraan dan kebahagiannya pada saat bertemu denganku.Kami ngobrol cukup lama dan iseng-iseng aku berkata padanya
“Kalau besok Akang datang malam mingguan ke sini, ada yang marah ‘ngga ?” dia langsung menjawab dengan spontan dan gembira penuh harap
“Siapa yang akan marah kang ? Saya mah disini orang baru, belum ada yang kenal. Akang mungkin yang bakal dimarahin dan diputusin sama si Teteh kalau malam mingguan ke sini ? “ tanyanya menyelidiki apakah aku sudah punya pacar atau belum.
“Akang mah Lah , saat in ‘nggak punya pacar. Yang kemarin itu adalah teman kuliah Akang, bukan pacar Akang. Kalau dia pacar Akang, masa dia menyuruh pacarnya untuk mengantar cewe cantik lain ke rumah ?” jawabku memberi alasan sambil memuji kecantikannya secara tidak langsung
“Kalau gitu, Elah akan nunggu kedatangan Akang besok, janji Kang ya!” katanya gembira.
“Iya Akang janji, besok Akang kesini ngapelin Elah..” Kataku kembali berjanji. Dia sangat gembira setelah mendengar janji dariku bahwa aku akan datang malam mingguan.
Menjelang magrib aku pamit pulang. Dan dengan berat hati Elah mengizinkan aku pulang dan mengantarkan aku sampai ke depan pagar rumahnya.
Keesokkan harinya setelah magrib aku bersiap-siap untuk malam mingguan ke rumah Elah. Aku datang ke rumahnya sekitar jam 7.15 malam. Dia menyambutku dengan mengenakan jilbab, baju lengan panjang dan serta rok panjang. Dia kelihatan sangat cantik dan segar saat itu. Aku tercengang memandangnya.
“Ada apa Kang ? kok bengong ?” Tanyanya padaku melihat aku bengong dengan mulut terbuka.
“Oh…’nggak. Elah kelihatannya cantik sekali “ kataku gugup tak mampu menyembunyikan keterkesimaanku melihat kecantikannya
“Ah..Akang mah..merayu. Cantikan juga Teteh teman Akang yang kemarin itu “ katanya tersipu malu.
Aku duduk di kursi panjang yang terdapat di ruang tamu. Setelah dia menyuguhi air minum dan kue-kue dia menutup pintu yang menghubungkan ruang tamu dengan ruang tengah. Alasannya agar keponakannya yang berumur 3 tahun tidak mengganggu mengacak-ngacak minuman dan kue yang disuguhkan padaku. Jadi hanya kami berdua di ruang tamu itu yang hanya di terangi oleh lampu pijar 5 watt..
Dia duduk disampingku. Aku gelisah, karena seumur hidup aku belum pernah duduk berdampingan berdua-duaan. Karena pacaran yang kulakukan sejak SMA dulu hanya sebatas jalan-jalan, jajan dan bila main ke rumah juga aku akan duduk dengan kursi yang berbeda dengan kursi yang diduduki pacarku dulu.
Sedangkan saat ini aku duduk berdampingan dengan gadis cantik yang dengan beraninya mendekatkan badan dan wajahnya ke depan wajahku. Tentu saja hal ini membuat aku gugup, aku selalu membuang muka bila Elah bicara sambil memandangku. Hingga pada suatu waktu, setelah aku membuang muka dan kembali menghadapkan wajahku ke wajahnya . Elah langsung menyerangku dengan menyosor bibirku.
Aku gugup dan kaget, tak tahu berbuat apa-apa. Aku hanya terdiam merasakan bibirku dilumat oleh Elah. Jujur….sampai aku tingkat dua saat itu belum pernah merasakan berciuman dengan seorang gadis.
Badanku bergetar seperti dialiri listrik, namun bibirku merasakan manisnya bibir dan air liur Elah, birahiku terdongkrak dengan cepat, maka secara naluri aku membalas ciuman dan lumatan bibir Elah padaku. Dan secara reflek tanganku memeluknya erat-erat sehingga percumbuan yang kami lakukan semakin panas dan lama.
Setelah bibirku merasakan kaku aku melepaskan pagutan bibirku dari bibir Elah. Sambil kembali duduk berdampingan, aku berkata pada Elah “Kok Elah demikian lihainya berciuman ? Akang mah baru saat ini mengalami apa itu ciuman ?” tantaku padanya penuh selidik.
“Elah suka melakukan ini waktu di Aliyah dulu dengan kakak kelas yang menjadi pacar Ellah yang sekarang sudah putus…” jawabnya menerangkan
Oh…pantas saja dia sangat berpengalaman dalam berciuman. “Tapi apa ‘nggak takut dosa ?” tanyaku lagi polos padanya. Dan aku memang bego dalam hal ini.
“Kata kakak kelasku dulu, dosanya akan terhapus , kalau setelah melakukan percumbuan kitanya bersuci kembali” jawabnya memberikan alasan.
Ouh.. rupanya gadis ini masih sangat lugu sehingga bisa ditipu oleh kakak kelasnya dulu. Tapi saat itu aku tak terlalu memperdulikannya, dan kembali bibirku mencium bibirnya. Dan kembali kami terlibat percumbuan bibir yang panas dan menggairahkan, nafsuku sudah menguasaiku, penisku sudah sangat tegang dan keras mendorong celana jean yang kukenakan sehingga menimbulkan rasa nyeri pada batang penis dan selangkangannku.
Dengan malu-malu meluruskan posisi batang penisku, Elah melihatnya dan hanya tersenyum seolah tahu apa yang terjadi pada penisku. Kemudian dengan malu-malu , ragu-ragu namun penuh nafsu kucoba untuk meremas buah dada Elah dari luar bajunya. Ternyata dia diam saja, malah memberi kesempatan dengan mendongakkan kepala dan melenguh nikmat dengan desahan yang merangsang…”Ouh….kang..”
Nafsuku semakin berada diubun-ubun, tangan kiriku meyibakkan jilbab yang dkenakannya dan bibirku langsung lehernya yang putih jenjang dan menggairahkan, sehigga kepalaku berada dibalik jilbab.. Mata Elah terpejam menikmati apa yang kulakukan padanya sambil mengerang “Ouh…euh….Kang…..kang… ouh..”
Aku semakin berani, maka dengan tergesa-gesa aku berusaha membuka kancing bajunya. Karena aku tidak punya pengalaman maka aku menarik kancing bajunya denga keras, saking kerasnya tarikanku membuat kancing itu copot. Aku malu pada Elah dan berkata dengan tampang bloon “Maaf … Lah, kancingmu copot !”. Tapi dia tidak memperdulikannya, dengan napas yang meburu tersengal-sengal dia membantu membukakan kancing baju dan Bhnya sekalian. Rupanya Elah sudah dikendalikan oleh nafsunya sendiri sehingga sudah tidak malu-malu lagi padaku.
Begitu buah dadanya terbuka, maka tampaklah pemandangan indah yang baru pertama kali aku melihatnya selama aku dewasa. Buah dada gadis remaja yang montok putih dan mulus dengan putting yang menantang tegak. Pemandangan ini membuat mataku nanar. Bibirku langsung menciumi dan menjilati buah dada itu. Dan akhirnya bibir dan lidahku asyik memilin putting susunya yang tegak merangsang. Mulut Elah semakin tak bisa diam terus menerus mengerang dan mendesah menahan nikmat. Dia membalas membuka sleting celanaku dan mengeluarkan penis tegangku dari cd, tanpa ragu-ragu dia remas-remas dan kocok-kocok penisku membuat aku terhenyak merasakan nikmatnya permainan tangan yang diberikan oleh Elah pada penisku
“Oukh…ouch…hohh….” Aku mengerang melayang-layang
Tiba-tiba…, dengan nafsu yang mengebu-gebu. Elah mengagetku dengan melakukan sesuatu yang tak kuduga-duga. Kepalanya menunduk, lidahnya langsung menjilati penisku yang sudah sangat keras dan tegang berdiri dengah gagahnya. Tanganku tersentak dan badanku seolah-olah dialiri listrik ribuan volt
Seeerrr….. bergetar seluruh tubuh ini ketika lidah basah nan panas membara terus terus menjilati dan diselingi dengan mulutnya yang mengemut dan menghisap penisku. Aku semakin tak tahan, seluruh bulu yang ada di tangan dan tengkukku seolah berdiri dengan perasaan nikmat yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata. Hanya bibirku saja tanpa sadar mengeluarkan keluhan dan erangan nikmat
“Ouh…. Lah…. Ouh……”
Aku terus melayang dan melayang dengan mata yang terbeliak-beliak menyaksikan pemandangan sensasional dari seorang gadis berkerudung sedang mengoral penisku dengan lihainya. Kakiku terkejang-kejang menerima deraan nikmat ini.
Tak lama kemudian jari tangannya menggantikan mulutnya yang bekerja cukup lama memberikan kenikmatan pada penisku. Mulutnya kembali mencari menciumi wajah dan bibirku dengan panas membara. Luar biasa kemampuan gadis berjilbab ini dalam memberikan kepuasan pada laki-laki. Aku dibuat terus dan terus melayang tanpa diberi kesempatan untuk menghirup napas dengan tenang. Nafasku terus menerus dibuatnya berpacu mengejar sesuatu yang belum pernah kualami sebelumnya.
Tanganku bergerak mencari kepuasan tambahan, tanganku berusaha menyingkapkan rok panjangnya dan mengusap-ngusap paha yang mutih mulus menggairahkan, membuat nafsu semakin membungbung tinggi. Kemudian dengan perlahan namun pasti tanganku menyelusup kebalik cd-nya dan mengubek-ngubek vaginanya yang terasa lembut ditimbuni oleh jembut yang lebat dan lembut.
Kembali kepuasan dan nafasku terhenti mendapatkan pengalaman yang yang pertama kali kulakukan yaitu menyentuh vagina seorang wanita dengan penuh nafsu. Asaku melayang dan aku merasa nerveous dan surprise yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata. Vagina itu terasa lembab dan sedikit basah terutama tepat di bagian lipatan bibir vagina.
Dan ketika jari-jariku berusaha menyibakkan bibir vagina itu dengan lembut dan berusaha menggesekkan jari tengahku kebagian dalam lipatan yang sudah sangat basah dan menggairahkan. Tiba-tiba tanganku dipegang dan ditahannya seraya berkata “Jangan dipegang-pegang daerah sana Kang ! Saya suka tidak kuat… “ katanya dengan nafas yang tersengal-sengal, kemudian sambungnya “Biar Akang Saya puasin aja Kang. Saya akan sangat puas bila melihat Akang puas sebab saya sangat mencintai Akang, karena Akang begitu baik pada Elah”
Setelah itu kembali mulut dan tangannya memberikan kenikmatan padaku dan membuatku melayang-layang kembali. Gerakan mulut, bibir dan lidahnya demikian hebatnya memberikan kenikmatan padaku, ditambahkan dengan tangan halusnya yang mempermainkan buah pelir dan panggal penisku yang tak terjangkau oleh mulutnya membuat kenikmatan ini seolah-olah datang bertubi-tubi tiada henti.
Hingga akhirnya penglihatanku terasa gelap, nafasku terhenti dan tanpa dapat kukendalikan tubuhku mengejang kaku dan akhirnya ada dorongan dalam tubuhku melalui penisku melepaskan sperma demikian kuat dan derasnya membuat aku menjerit tertahan menahan nikmat yang tak terkira
“Aaaahh……”
Cret…cret…cret…., spermaku terpancar dari penisku yang masih berada di dalam mulutnya yang seksi. Mulutnya tidak mau melepaskan penisku walaupun pada saat itu penisku terus menembakkan sperma beberapa kali, bahkan dengan rakusnya penisku dihisap-hisapnya hingga sperma yang kusemprotkan langsung ditelannya dengan lahap. Hingga akhirnya spermaku habis tak bersisa . Tubuhku secara perlahan-lahan mengendur dan napasku tersengal-sengal seperti orang yang kehabisan oksigen. Tangan dan kakiku sangat lelah dan lunglai tak bertenaga. Akhirnya badanku kusandarkan di sofa dengan nafas yang masih tersengal-sengal menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang telah diberikan oleh gadis berjilbab yang sangat cantik dan menggairahkan ini.
Dia mengambil air dalam cangkir yang ada di atas meja tamu dan meminumnya dengan tergesa-gesa seperti orang yang kehausan karena habis bekerja keras. Kemudian memandangku dengan pandangan penuh kepuasan karena telah berhasil memberikan kenikmatan yang tak terhingga kepada pria yang sangat dikagumi.
“Akang puas ?” Tanyanya padaku
“Banget…” jawabku lemah sambil mengangguk
“Lah…., kamu betul-betul luar biasa seperti yang sudah sangat berpengalaman. Betul-betul diluar dugaan melihat penampilan Elah yang anggun dan selalu menggunakan jilbab .” kataku melanjutkan mengomentarinya.
“Seperti yang saya ceritakan tadi kang, pacarku dulu sering mencumbuku waktu masih di Aliyah. Dan saya jadi ketagihan untuk melakukan itu. Makanya waktu tadi Akang meraba-raba vagina saya , Saya menolaknya sebab biasanya kalau vagina udah digesek dan dipermainkan. Saya suka tidak tahan untuk menjerit dan melanjutkan yang lebih jauh. Sedangkan disini tempatnya tidak memungkinkan.” Ceritanya panjang lebar.
Waktu telah menunjukkan jam 11 malam, maka dengan terpaksa aku pamit pulang. Elah mengijinkan dengan nada terpaksa. Kami beres-beres merapihkan pakaian yang kusut karena percumbuan yang demikian panjang dan melelahkan, serta tentu saja dengan kepuasan yang tak terlupakan dalam hidupku. Sebelum pulang kami bercumbu kembali sebagai acara penutup dan Elah menegaskan padaku “Minggu depan datang lagi ya, Kang !” sambil bibirnya mengecup mesra bibirku.
Akupun menjawabnya dengan anggukan dan membalas kecupannya. Dan setelah itu akupun pulang dengan pengalaman baru dan tubuh melayang ringan seringan kapas , sambil mulut tersenyum puas dan nafas terasa lapang.
Selama seminggu sesudah itu, Aku selalu gelisah, tak sabar menunggu malam minggu berikutnya. Selalu saja terbayang apa yang kami lakukan malam itu dan masih kurasakan hisapan dan jilatan lidahnya yang luar biasa pada penisku yang membuat spermaku tersedot keluar begitu banyak sehingga lututku serasa mau copot.
Malam yang ditunggu-tunggupun akhirnya datang juga dan seperti malam minggu sebelumnya, jam 7 malam aku sudah ada di depan rumahnya dengan bayangan dikepala akan mendapatkan sesuatu yang nikmat seperti malam minggu sebelumnya atau bahkan mungkin lebih.
Elah membuka pintu dan menyambutku dengan mesra dan tatapan mata yang memancarkan luapan kerinduan yang menggelora bagaikan seorang gadis yang sudah bertahun-tahun tidak dijenguk oleh kekasihnya. Elah mengenakan kaos longgar lengan panjang dengan jilbab yang tak pernah lepas dari tubuhnya serta rok panjang yang longgar pula. Malam itu kulihat Elah sangat cantik dan menawan serta farfum yang dia kenakan begitu cepat membangkitkan kelaki-lakianku.
Dia mempersilahkan aku masuk ke ruang tamu dan aku duduk di sofa panjang. Elah masuk ke dapur untuk mengambil air dan penganan yang akan ia suguhkan padaku. Aku menantinya dengan perasaan yang tidak sabar. Setelah ia menyuguhkan air dan penganan di meja tamu, kemudian ia dengan manjanya duduk disampingku sambil menggelayut manja dan berbisik “Saya kangen berat ke Akang… rasanya seminggu ‘ngga ketemu sama Akang bagaikan bertahun-tahun…” katanya diakhiri dengan mengecup mesra pipiku.
Badanku menjauh darinya seraya berkata-kata “Jangan begitu ach…malu dilihat sama Tetehmu atau keponakanmu !” sebab saat itu pintu ruang tamu belum tertutup sehingga aku masih bisa melihat keadaan ruang tengah.
“Tenang aja…Kang. ‘Ngga ada siapa-siapa. Teteh dan keluarganya lagi menjenguk Bapak dan Ema di Majalaya . Dan saya disuruh Teteh untuk jaga rumah..” katanya menerangkan kondisi rumah yang tidak ada siapa-siapa. Hatiku langsung berbunga-bunga membayangkan bahwa aku mungkin akan lebih bebas bermesraan dengan Elah yang cantik ini.
Maka tanpa ragu-ragu tanganku membelai jilbab yang menempel dikepalanya dan bibirku langsung mencium bibirnya dengan gemas..
Serrr….darahku berdesir dengan cepat menikmati bibirnya yang lembut dan basah menggairahkan. Dan Elahpun membalas ciumanku dengan tak kalah mesranya, mulutnya menghisap bibirku dalam-dalam seperti orang kehausan. Hisapannya demikian lama dan menghanyutkan. Tangannya dengan lincah mencopoti kancing bajuku satu persatu dan tangannya menyelusup ke bali bajuku dan langsung membelai dadaku dengan mesra serta memainkan putting susuku dengan memilin-milinnya.
Kemudiannya kepalanya mengarah ke dadaku dan menjilati serta menciumi seluruh dadaku memberikan rangsangan-rangsangan yang membuat berahi bangkit dengan cepat. Aku dibuatnya melayang dan mendengus
“Ouhh…. Lah…Kamu kok pinter banget sich …?” kataku terbata-bata menahan nafas yang tersengal-sengal menahan nafsu. Penisku langsung mengeras dengan hebat.
“Kan…semua ini untuk Akang…, Orang yang Elah cintai dan sayangi..” katanya sambil terus menjilati dada dan leherku.
Tanganku secara naluri mulai menelusup ke balik kaos panjang yang Elah kenakan mencari-cari buah dada Elah yang bulat dan montok. Aku terpana dan heran, ternyata Elah tidak mengenakan BH. Aku berkomentar heran “Kok.. Elah ‘nggak pake BH ?”
“Khan…biar Akang gampang meremas-remas dan menciuminya, daripada nanti kancingnya copot lagi ” Jawabnya sambil tersenyum manis menggodaku mengingatkan kecerobohanku yang mengakibatkan kancing bajunya lepas seminggu yang lalu. Aku hanya tersenyum malu mengingat kebodohanku minggu lalu
Kaos panjang itu langsung aku tarik ke atas dan tanganku langsung meremas buah dada yang menggairahkan ini dan bibirku langsung menciumi dan menjilati buah dada Elah yang sebelahnya. Elah langsung mengerang dan melenguh dengan lepas tanpa tertahan “Ouh….Kang…ouh…”
Tangan dan bibirku terus dengan intensif mempermainkan kedua buah dada dan putting susu Elah yang sudah tegak menantang. Dan Kepala Elah terdongak dengan terus-menerus mengerang menikmati rangsangan yang kuberikan
“Euh…euh…euh…oh…Kang….Kang…”
Tanganku yang satu lagi mulai menarik rok panjangnya ke atas dan menari-nari mulai dari betis, lutut hingga paha kemudian mengusap-ngusapnya dengan lembut dan penuh gairah.
Elah semakin menggelinjang dan mengerang. Kemudian tanganku bergerak keatas menuju selangkangan Elah. Kembali aku terpana ternyata Elah tidak mengenakan CD, karena jariku langsung meraba bulu-bulu jembutnya Elah ketika tiba di selangkangannya. Aku terdiam dan memandangnya heran.
Rupanya Elah mengerti akan keherananku dan langsung menjawab “Biar praktis Kang, karena saya yakin pasti Akang akan membongkar CD Elah…Ya udah . Elah lepas aja “ katanya kembali menggodaku.
Aku langsung turun dari sofa dan dengan pantatku kudorong meja tamu ke belakang supaya badan dan wajahku bisa berhadapan dengan selangkangan Elah. Dan kusibakkan rok panjang itu Dan..
Deg…jantung seolah berhenti berdetak begitu melihat pemandangan yang baru kualami seumur hidup, di hadapanku tampak vagina indah yang dihiasi oleh jembut-jembut yang lebat namun halus dari seorang gadis cantik yang masih mengenakan jilbab walaupun bentuknya sudah tak karuan.
Kembali naluri kelaki-lakian bekerja secara reflek, wajahku langsung menghampiri vagina indah yang menggairahkan dan membuat penisku semakin keras ini, bibirku langsung menciumi seluruh permukaan vagina itu tanpa ragu dan sungkan
Ouhh…. Betapa harum dan menggairahkannya vagina ini. Bibirku menciuminya dengan penuh nafsu dan nafas yang tersengal-sengal. Lidahku bergerak dari bawah ketas sepanjang lipatan bibir vagina indah ini.
“Auh….auh….auw……Ouhh…Kang..ouh kang “ Elah terus meracau seiring dengan bibirku yang bergerak tak bisa diam menciumi dan menjilati vaginanya yang menggairahkan ini.
Bibirku terus bergerak menikmati sensani vagina yang baru pertama kali kurasakan. Hingga akhirnya Erangan, lenguhan dan kata-kata meracau yang keluar dari mulut Elah semakin sering dan nyaring dan gerakan badan yang melonjak-lonjak tak terkendali
“Ouh…Kang…Ouh…Kang…, saya … ‘ngga kuat…saya … ‘nggak kuat Ouuuuhhhh….”
Tiba-tiba Elah berdiri dan berkata “Jangan di sini Kang ! Kita ke kamar Elah aja” lalu tangannya menarik tanganku dan membingbing ku ke kamarnya. Dengan tergesa-gesa Elah menarik badanku menuju kamarnya dan tanpa menutup kamarnya kembali Elah langsung menarik badanku ke tempat tidur dan mendorongku hingga jatuh telentang dikasurnya yang empuk. Lalu dengan tergesa-gesa penuh nafsu tangannya berusaha membuka celanaku sekaligus dengan celana dalamku hingga bagian bawahku menjadi telanjang bulat dengan penis yang berdiri tegak dengan gagahnya. Aku merasa malu, karena baru pertama aku telanjang bulat di depan seorang gadis. Tampaknya Elah tak memperdulikan rasa maluku. Dia terus menyerangku, telapak tangannya meraih pangkal penisku dan mengocoknya, sementara mulutnya langsung melahap penisku dengan rakus dan penuh nafsu. Bibir dan lidahnya bekerja dengan lincahnya memberikan kenikmatan yang tak terperi sehingga aku terlonjak-lonjak dan melenguh…”Ouh…upsss ouh….”
Elah terus memberikan kenikmatan padaku dengan mempermainkan penisku oleh bibir dan lidahnya. Sampai akhirnya dia merasa tak tahan dia berdiri dan mencopoti jilbab, kaos panjang dan rok panjang yang ia kenakan. Dihadapanku tampaklah seorang bidadari cantik yang telanjang sedang merangkak menghampiriku yang sedang telentang menahan nafsu yang menggebu.
Elah langsung memelukku , namun langsung kugulingkan dia hingga posisinya di bawah. Dan badanku bergeser ke bawah agar wajahku bisa berhadapan kembali dengan vaginanya yang sekarang tampak lebih indah dibandingkan dengan tadi waktu di ruang tamu karena sudah tidak terhalam oleh rok panjangnya lagi.
Bajuku belum lepas sehingga terasa mengganggu maka aku langsung melepaskannya dengan tergesa-gesa. Lalu kedua tanganku langsung merengkuh pantat Elah yang mulus menggairahkan dan bibirku kembali menciumi vagina Elah yang sudah semakin basah. Lidahku mengorek-ngorek liang sempit yang terhalang oleh lipatan bibir vaginanya
“Auw….auw…” jeritnya setiap kali lidahku menyentuh liang vagina Elah. Namun tanganku terus meremas pantat Elah dan lidahku terus mengulas-ngulas celah vagina Elah hingga nampak basah mengkilat
“Auwhhh … auwhhh…” jeritnya semakin panjang. Badannya terlonjak-lonjak tak terkendali lagi dan kedua tangannya mulai meremas dan mencengkram kepalaku seperti yang sedang menahan sesuatu, hingga akhirnya pantatnya menegang kaku terangkat ke atas dan kedua tangannya menekan kepalaku hingga wajahku rapat dengan vaginanya disertai dengan jeritan panjang seperti tercekik..
“Aaaaaaakkhhh…..” Diakhiri dengan kedutan pantat yang menggetarkan tanganku dan liang di vaginanyapun berdenyut-denyut berkotraksi meremas-remas ujung lidahku yang sedang menelusurinya.
Lalu setelah itu…badannya terhempas dan dari mulutnya keluar desahan panjang
“Hhuhh……” disertai nafas yang tersengal-sengal seperti yang baru selesai melakukan lari sprint. Dan badannya diam lemas seolah tak bertenaga…
“Sudah dulu kang…. Saya cape…” katanya padaku.
Aku yang belum mengerti apa yang sedang terjadi hanya termangu sambil menahan nafsu yang masih menggebu. Kedua tangannya menarik lemah badanku agar bisa berhadapan dan berpelukan, kemudian dia berkata…”Akang…hebat… Saya baru aja keluar… Pacar saya dulu waktu di Aliyah ‘nggak pernah membuat saya bisa melayang dan menghempaskan seperti ini.”
“Tapi malah Dia saja yang keluar dan membasahi mulut atau selangkangan Elah setiap kali kami bercumbu” lanjutnya lagi.
“Oh gitu…” sahutku..tidak terlalu memperhatikan apa yang diucapkannya, karena gairah nafsuku masih menari-nari dikepalaku dan penisku yang keras dan tegang perlu penyaluran. Aku menciuminya kembali untuk menuntaskan nafsuku. Dengan nafas yang memburu tangankupun bergerak liar membelai dan meremas buah dadanya montok menggemaskan, rasanya tak pernah bosan-bosan bagiku jika seharian aku harus mempermainkan buah dada indah ini.
Mulut, bibir dan lidah serta tanganku secara intensif terus-menerus secara konstan memberikan rangsangan-rangsangan kenikmatan kepada Elah. Usahaku berhasil, gairah Elah kembali bengkit dan Elah mulai membalas ciumanku dengan panas dan bergairah, Badan Elah bergelinjang-gelinjang menahan nafsu yang kembali membludak dalam dirinya. Tangan kananku bergerak kearah selangkangannya dan jari tengahku dengan lincah menari-nari dibelahan bibir vagina yang kurasakan basah, klirotisnya ku tekan dan kupilin. Elah mengerang…cukup keras “Ouh…..Kang…”
Kembali jari tengahku menekan klitorisnya dan menari-nari di atasnya, erangan dan lenguhannya semakin keras dan terengah-engah
“Auw…. Aouh….Oh…..Kang…, Elah .. ‘ngga tahan…” Katanya mendesah seperti menahan derita nikmat yang tak terperi. Kemudian pahanya terbuka semakin lebar dan pinggulnya bergoyang-goyang erotis sambil mengerang dan mengeluh “Ouh….Ah….”
Aku sudah tak sabar dan naluriku menuntunku untuk memposisikan diriku diantara dua paha yang terbuka lebar dengan vagina yang berwarna merah muda mempesona. Dan kuarahkan ujung penisku ke depan liang vagina Elah, lalu dengan terburu-buru aku menekankan pantatku.
Penisku bukannya masuk ke dalam liang vagina yang sempit itu, tapi terpelset kea rah depan. Berkali-kali kucoba…., selalu meleset kadang ke belakang, ke samping atau kedepan. Keringatku semakin bercucuran dan dalam kati aku merasa malu pada Elah. Masa aku yang mahasiswa ini tidak bisa memasukkan penis yang sudah tegang kedalam vaginanya. Namun aku terus mencoba walaupun selalu gagal. Akhir aku menyerah dan berkata pada Elah
“Kok susah sich masuknya ? Akang sudah ‘nggak tahan nich..!”
“Pacar Elah juga dulu ‘nggak bisa masuk-masuk, makanya dia selalu keluarkan maninya di selangkangan Elah, karena udah ‘nggak bisa menahan nafsunya lagi. Jadi aja keluar diluar…”
Oh.. kalau gitu berarti vagina Elah masih perawan, sebab belum pernah diterobos oleh penis sebelumnya, pantas aja susah.
Setelah tahu bahwa sesungguhnya Elah masih perawan, maka aku mulai berhati-hati dan lebih konsentrasi. Jari-jariku menyibakkan lipatan bibir yang menutup liang vagina, kuperhatikan dengan seksama, ternyata di bagian bawah lipatan bibir vagina itu terdapat sebuah lubang yang sangat sempit. Aku arahkan kepala penisku yang sudah sangat tegang ke lubang yang sangat sempit itu. Kutekan secara perlahan pantatku agar ujung penisku menekan dan menerobos lobang sempit itu. Agak susah dan terlihat Elah menyeringai.
Kudorong lagi sedikit…., ujung kepala penisku agak masuk, kulihat Elah semakin menyeringai dan terlihat seperti meringis.
Kudorong lagi agak keras…, lobang itu terbuka sedikit. Elah menjerit lirih “Aduhhh Kang…”, Kuhentikan gerakanku tapi Elah berkata lagi “jangan hentikan Kang, terus aja.” Rupanya dorongan nafsu Elah mengalahkan rasa perih dari selaput darahnya yang mulai terkoyak.
Kudorong lagi dengan keras hingga kepala penisku bisa masuk kedalam liang vaginanya. Elah kembali menjerit lirih sambil menahan badanku “Aaauuuhhh…”. Sedangkan aku merasa nerveous begitu kepala penisku berada dalam liang vagina Elah. Berjuta-juta perasaan yang tak kumengerti melayang-layang diatas kepalaku. Aku tak bisa menjelaskan rasa apa itu. Setelah tahanan tangan Elah melemah, kembali kudorongkan penisku hingga amblas sampai ke pangkal paha
“Aukh…” jerit Elah sambil memeluk erat tubuhku. Kuhentikan gerakanku menikmati sensasi yang luar biasa ini. Setelah sensasi itu berkurang kucoba mencabut penisku sedikit demi sedikit. Pergesekan antara kulit penisku dengan dinding vagina Elah yang basah berdenyut menghasilkan kenikmatan yang tiada tara, demikian juga nampaknya bagi Elah, sebab jerit lirihnya diselingi dengan erangan nikmat
“Aduh….Ouh…..” antara perih dan nikmat dirasakan Elah secara bersamaan. Ketika hanya kepala penis yang masih tertanam di dalam liang vagina Elah, aku hentikan gerakan mencabut dan kudorong penisku kedalam untuk kembali menyelam menikmati sensasi gesekan penis dengan dinding vagina yang basah berdenyut tiada henti
“Ouh….” Erangku menahan nikmat
Gerakan keluar masuk penisku di dalam vagina Elah kulakukan berulang dengan kecepatan yang konstan. Jerit lirih kesakitan Elah telah hilang secara total tergantikan oleh sensasi kenikmatan yang juga pertama kali dirasakannya..
“Ouh…Kang….nikmat…, Ouh Kang…. Ouhhhh…” demikian erangan dan lenguhan Elah keluar dari mulutnya berulang-ulang.
Hingga akhirnya pinggul Elah turut bergerak memberikan tambahan sensasi nikmat yang berlebihan bagi diriku maupun dirinya
“Auh…auh… hehh….”Dengusan dan erangan bersatu dalam keriuhan deru nafas kami. Rasa nikmat ini terus melayang-layangkanku dan Elah sehingga erangan nikmatku bersahutan dengan erangan nikmat Elah. Sehingga mengahasilkan suatu konser desahan kenikmatan yang bisa membuat terangsang bagi yang mendengarnya.
Gerakanku dan goyangan pinggul Elah semakin cepat dan mulai kejang-kejang tanpa dapat dikendalikan. Dan deraan nikmatpun semakin membuat kami lupa diri. Aku dan Elah terus mendengus dan mengerang bersahutan dengan gerakan yang sudah tidak beraturan lagi, seolah sedang menggapai nikmat yang semakin lama semakin bertambah tinggi.
“Ouh…Kang…., ouh…nikmat….ouh…..auwh…” Elah semakin meracau
“Oh … Lah…. Oh ….. heks.. heks….” Dengus nikmatkupun semakin nyaring
Tiba-tiba ada dorongan tenaga yang sangat besar dari dalam tubuhku yang tidak bisa kulawan. Badanku melenting kejang kaku, penisku tertanam dalam menekan vagina Elah hingga ke pangkalnya dan dari mulutku keluar jeritan nikmat yang panjang tak tertahan “Aaaahkkks…..”
Pada saat yang samapun Elah mengalami hal yang sama. Badannya melenting, kukunya menancam dipunggungku dan pinggulnya naik menekan selangkanganku serta kepala terdongak dan keluar jeritan panjang “Aaaaaaahhhhkkkks……..”
Sedetik kemudian…. Cret….cret…cret… spermaku keluar dengan derasnya membasahi seluruh rongga liang vagina Elah dan disambut dengan kontraksi yang sangat hebat dari dalam liang vagina Elah yang memeras dan memijit-mijit batang penisku serta menghisap-hisap seluruh sperma yang terpancar dari ujung penisku menghasilkan suatu puncak kenikmatan yang tak terbandingkan secara bersamaan yang kami rasakan.
Setelah itu, kurasakan badanku seolah melayang ringan jatuh terhempas diatas tubuh Elah yang juga merasakan hal yang sama seperti yang kurasakan..
“Hhwahhhhhsss…..” napas kami keluar seperti orang yang sangat kelelahan. Dengan napas yang ngos-ngosan kami saling berpandangan dengan rasa puas dan nikmat. Kemudian bibirku mencium mesra bibir Elah dan disambutnyapun dengan mesra “Wuih…. enak banget Kang…., baru kali ini Elah merasakan hal yang seperti ini “ katanya dengan nafas yang masih tersengal-sengal
“Akang juga sama geulis….. Ini adalah pengalaman pertama Akang..” jawabku.
Kemudian badanku kugulirkan kesamping tubuh Elah sehingga penis tercabut dari liang vagina Elah. Kuperhatikan ada lelehan sperma kental yang berwarna putih bercampur dengan warna kemerahan yang keluar dari liang vagina. Rupanya Elah memang benar-benar masih perawan. Jadi selama ini pacarnya belum memerawani Elah secara sempurna, mungkin karena kondisi lingkungan Aliyah atau pasentren tidak memungkinkan mereka berdua dapat melakukan persetubuhan dengan tenang sehingga percumbuan yang mereka lakukan selalu terburu-buru, sehingga pacar Elah yang dulu hanya memikirkan bagaimana agar spermanya cepat keluar tanpa bisa menembus selaput dara Elah yang mesih menjaga keperawanannya.
Kami berpelukan cukup lama mengumpulkan semua kesadaran yang sempat hilang sambil menormalkan helaaan napas yang tersengal-sengal akibat percumbuan yang demikian lama.
Sambil berbaring kuperhatikan tubuh gadis cantik yang biasanya berjilbab ini dalam keadaan telanjang tergolek lemah. Oh… betapa indahnya…, betapa putih dan mulusnya…, tanganku membelai dan mengusap tubuh indah yang basah oleh keringat ini. Matanya memandangku mesra dan bibirnya tersenyum manis menggiurkan. Kucium lagi bibir lembutnya dan tanganku membelai serta meremas buah dadanya yang montok merangsang.
Tak terasa gairahku bangkit kembali, perlahan namun pasti penis mulai mengeras kembali. Dan Elahpun merasakan hal yang sama, gairahnya mulai bangkit kembali dan kembali kami berciuman dan berpelukan bergulingan di kasur.
Kami kembali bercumbu dengan penuh gairah dan penisku kuarahkan kembali ke liang vaginanya. Kali ini penisku dapat masuk dengan mudah, dan persetubuhan kali inipun berlangsung lebih panas dan lebih menggairahkan dari percumbuan sebelumnya.
Percumbuan kami terhenti setelah aku melihat waktu telah menunjukkan jam 11.30 malam. Maka dengan terpaksa aku pamit pulang dengan janji akan mendatanginya lagi malam minggu berikutnya.
Malam minggu berikutnya, aku mendatanginya dengan harapan kami bisa kembali mereguk kenikmatan secera bersama-sama. Namun harapanku tak terlaksana karena ternyata dia sedang haid dan lagi pula keluarga kakaknya ada di rumah. Dan sebagai gantinya saat itu Elah memang betul-betul menservisku secara sempurna di ruang tamu. Dengan mengenakan jilbab dan baju longgar, Elah mengoral penisku dengan cara yang sangat bervariasi sehingga spermaku sampai muncrat membasahi wajah dan baju yang dia kenakan. Sungguh luar biasa pelayanan sex dari gadis berjilbab ini.
Hari sabtu berikutnya, tanpa memberitahukan terlebih dahulu padaku, sekitar jam 1 siang, Elah datang ke rumahku mengendarai mobil Jimny dengan mengenakan pakaian seperti biasa yaitu jilbab lebar dengan baju longgar yang panjang..dan saat itu memang aku tidak ada jadwal kuliah.
“Yuk, Kang kita jalan-jalan malam mingguan ke pemandian air panas Ranca Upas di daerah Ciwidey..!” Ajaknya padaku.
“Pake apa dan dengan siapa ?” tanyaku
“Pake Jimny itu, Kang. Kita berdua aja..” jawabnya sambil menunjuk Jimny putih yang diparkir di depan rumahku.
“Tapi Akang belum bisa nyetir..” kataku malu-malu
“’Ga apa-apa atuh, Kang. Biar saya aja yang nyetir. Cuek aja…” jawabnya pula
“Ok dech, kalo gitu mah…” jawabku bersemangat
Aku siap-siap dan tak lama kemudian kami berangkat. Di perjalanan Elah bercerita bahwa mobil Jimny itu adalah milik kakaknya yang nomor dua yang sekarang sedang menginap di rumah kakaknya yang pertama, jadi di rumahnya saat ini ramai dengan keponakannya. Sehingga daripada menggangu kemesraan kami, maka Elah berinisiatif padaku untuk bermesraan di luar rumah. Tentu saja aku gembira mendengar ceritanya.
Sepanjang perjalanan tangan kananku selalu mengusap-ngusap paha Elah yang tertutupi olah rok panjangnya. Namun tetap saja mampu memberikan kehangatan dan rangsangan kenikmatan pada diri Elah yang bisa membuat matanya merem-melek merasakan sensasi nikmat dan napasnya melenguh nikmat sambil tetap konsentrasi pada kemudi yang sedang dipegangnya.
“Jangan terlalu akh Kang…, nanti celaka….! Lagi di jalan nich..!” katanya dengan napas yang menderu. Aku sadar untuk tidak melakukan hal yang jauh lagi yang bisa mencelakakan kami berdua. Namun usapan dan belaian mesra selalu kulakukan di sepanjang perjalanan itu. Membuat dirinya nyaman dalam perjalan, sehingga tak terasa kami sudah tiba di tempat yang kami tuju sekita jam 4 sore
Kami masuk ketempat itu bagaikan pasangan muda suami istri, karena terlihat sangat mesra. Kami berjalan-jalan sambil berpelukan erat menahan hawa dingin pegunungan di daerah Ciwidey ini, sambil menikmati pemandangan alam yang indah dan romantis. Setelah lelah jalan-jalan, kami menyewa sebuah kamar mandi untuk keluarga yang di dalamnya terdapat kolam air panas dengan ukuran 2 X 2 meter.
Begitu masuk kamar mandi dan mengunci pintu kamar mandi kami langsung berpelukan erat dengan bibir yang saling berpagut mesra. Percumbuan itu kami lakukan cukup lama sambil berdiri sehingga akhirnya kami hentikan dan kubisikan “ sambil berendam air panas Yuk !” ajakku, Elah menatapku mesra dan mengangguk setuju.
Dengan tergesa-gesa kami menanggalkan semua pakaian yang melekat di badan sehingga kami telanjan bulat. Penisku telah berdiri tegak dan Elah dengan gemasnya meremas penisku sambil berkata manja “Iihhh … ini burung, kok sudah berdiri tegak lagi. ?” diakhiri dengan mengecup mesra kepala penisku. Aku hanya tersenyum bangga melihat kelakuan Elah yang menggemaskan ini.
Kemudian dia kembali berdiri tegak. Tampaklah putting buah dadanya sudah tegak menantang dan secara spontan bibirku langsung menghisapnya dengan penuh gairah Elah mengeluh “Uuhh…” tapi mendorong badanku seraya berkata “katanya pingin sambil berendam…?” protesnya sambil tersenyum. Maka kubimbing Elah dan kami berduapun masuk ke dalam kolam air panas yang kedalamannya hanya sebatas pinggang.
Di dalam kolam, air panas itu begitu menghangatkan dan membuat nyaman di tengah suasan pegunungan yang dingin menusuk tulang. Kami berpelukan dan berpagutan bibir dengan gairah yang berapi-api, tanganku meremas-remas buah dadanya yang montok membulat, badannya kesandarkan dipinggir kolam. Lalu mulutku mulai menyosor buah dada menggemaskan itu penuh dengan nafsu, bibirku menghisap dan mengecup seluruh bagian buah dada itu, dan lidahku menjilat-jilat dan akhirnya mengulum dan menghisap putting susu yang semakin tegak menjulang.
“Ouh…ouh…..” erangan Elah mulai terdengar sambil meremas-remas rambutku dan terkadang menariknya dengan cengkraman yang seperti sedang menahan nikmat yang tak tertahan. Kemudian dengan ganas tangannya menarik kepalaku dan mengarahkan wajahku ke wajahnya da bibirnya langsung menyosor bibirku dengan nafsu yang menggebu dan napas yang memburu.
Ciuman Elah begitu liar, lidah dan bibirnya menyusuri bibir, pipi, telinga lalu turun ke leher, menghisap-hisap leherku membuat aku terpejam menahan nikmat dan rangsangan yang semakin menggila. Kemudian bibir dan lidahnya turun menjilati dadaku hingga ke putting susuku yang telah berdiri kaku. Tangannya bergerak ke bawah kedalam air kolam yang hangat menggapai penisku yang sangat tegang dan mengocoknya dengan irama yang menghanyutkan memberikan kenikmatan tiada henti.
Tangan kiriku merengkuh tubuhnya memeluk erat, bibirku mencium bibirnya dan menghisapnya dalam penuh nafsu serta tangan kananku mengarah ke vaginanya mengusap dan mengobel seluruh permukaan vaginanya. Tubuh Elah mulai tak bisa diam, bibirnya melepaskan dir dari pagutanku dan kepalanya terdongak ke belakang serta mengerang “Ouh….ouhh….Kang…..ouh…”
Erangannya semakin meningkatkan nafsuku semakin tinggi dan tinggi. Jariku mulai mencari celah lipatan liang vagina Elah dan mengoreknya dari bawah hingga ke atas menuju klitorisnya yang sudah semakin membesar menonjol keras. Dan begitu jari tengahku menyentuh dan menekan klitorisnya, Erangan Elah semakin keras “Auh…Ah..”
Jariku terus mempermainkan vaginanya. Pinggul Elah bergoyang dan bergetar menahan nikmat yang kuberikan desisan dan erangannya semakin nyaring “Ouh…..”.
Akhirnya jari tengahku menussuk liang vagina Elah, Tubuh Elah bergetar, matanya mendelik serta menjerit “Auwh…..auw…” Gelinjang tubuh Elah semakin liar.
Jari tengahku semakin mengocok-ngocok vagina Elah keluar masuk masuk dengan cepat hingga ke pangkal jariku.
“Oh … Kang…. Elah …’ngga tahan…Elah…ngga tahan…” racaunya… lalu
“Oh…Kang…. Masukkan…masukkan….ouh…” pintanya padaku memelas dengan nafas yang semakin tersengal-sengal diburu nafsu yang semakin membludak.
Sebenarnya akupun sudah tak tahan ingin segera memasukkan penis tegangku ke dalam vaginanya yang nikmat. Aku arahkan penis tegangku ke vagina Elah, kakiku kutekukkan, Elah membuka pahanya memberi jalan bagi penisku, tangan kanannya meraih penisku dan mengarahkan kepala penisku tepat didepan liang vaginanya. Setelah dirasakannya pas, dia memajukan pinggulnya.Aku langsung mengerti pantatku mendorong penisku dan
Blesss….perlahan-lahan penisku masuk……”Ouh….” Elah mengerang sambil memejamkan matanya rapat-rapat seolah sangat menikmati proses itu. Aku merasakan proses penetrasi di dalam air hangat ini memberikan sensasi nikmat yang sangat berbeda. Nikmat luar biasa “Wwhohh…” Akupun mendesah nikmat…
Pantatku semakin kutekan dalam-dalam sehingga seluruh penisku dapat masuk hingga ke pangkalnya, kaki Elah terangkat dan tangannya memeluk erat tubuhku. Lalu kami diam selama beberapa saat menikmati penetrasi didalam air hangat yang nikmat luar biasa..Dinding vagina Elah berdenyut-denyut memberikan sensasi kenikmatan yang membuat mataku terbeliak-beliak menahan nikmat.
Perlahan-lahan aku mulai menggoyang pantatku agar penisku bisa keluar masuk vagina Elah memberikan gesekan antara batang penis dan dinding liang vagina Elah yang semakin berdenyut dan menghisap-hisap liar batang penisku. Aku semakin melayang dan Elahpun semakin mengerang dan mengeluh nikmat “Ahhh…”
Pinggul Elah turut bergoyang erotis didalam air memberikan tambahan sensasi nikmat. Air kolam bergolak seiring dengan gerakan kami yang makin lama semakin cepat dan liar. Bunyi berkecipaknya air kolam bersatu padu dengan erangan serta lenguhan Aku dan Elah yang saling bersahutan.
Makin lama gerakan kami makin tak terkendali, riak dan bunyi berkecipaknya air semakin nyaring. Dan erangan dan lenguhan Elah sudah berganti dengan jeritan-jeritan nikmat yang semakin tak dapat dikendalikannya
“Aouh…aouhhh…oh…oh…..”
Dengusankupun semakin cepat seiring dengan gerakan pantatku yang semakin menghentak-hentak cepat dan keras membuat tubuh Elah terlonjak-lonjak. Hingga akhirnya aku merasakan desiran darahku mengalir begitu cepat dan melemparkan tubuhku tinggi melayang. Pantatku kehentakan keras kedepan hingga seluruh penisku menancap dalam hingga ke pangkalnya di dalam vagina Elah. Badanku melenting kaku dan dari mulutku keluar teriakan tertahan “Aaakkhhhhss…”
Pinggul Elahpun menyambut tekanan pantatku dengan arah yang berlawanan membuat kedua selangkangan kami menempel erat. Badannya melenting kaku dan dari mulutnyapun keluar teriakan panjang menahan nikmat “Aaaaaaaaaahhhhkkkk….”
Sesaat kemudian…
Cret…cret…cret….spermaku menyemprot dengan deras di dalam vagina Elah disambut dengan denyutan vagina Elah sangat keras memijit dan memeras badan penisku serta hisapan-hisapan yang menyedot habis seluruh spermaku di dalam veginanya.
Kedua tubuh kami terdiam kaku menikmati puncak orgasme secara bersamaan dalam suasana sensasi nikmat yang sukar diucapkan. Mataku berkunang-kunang menahan nikmat yang menghilangkan hampir seluruh kesadaran yang ada dalam diriku. Perasaan kami seolah-olah sedang melayang tinggi, lalu
“Hhhooahhhh….” Secara bersamaan kami mengeluarkan napas lepas merasakan tubuh kami melayang jatuh terhempas ke dasar jurang yang sangat dalam. Riak air kolam perlahan-lahan mulai tenang, seiring tenangnya tubuh kami menyisakan rasa cape dan lelah yang teramat sangat.
Sesaat kami merasakan tubuh kami lunglai tak bertenaga di dalam air kolam yang hangat. Sambil berpelukan kami menjaga keseimbangan agar tidak tenggelam ke dasar kolam merasakan sisa-sisa kenikmatan dan kepuasan yang masih terus kami rasakan selama beberapa saat.
Setelah kesadaran dan tenaga kami berangsur-angsur pulih. Kami lanjutkan dengan mandi dan bercengkrama mesra di dalam kolam. Setelah cukup puas mandi berendam, kami keluar dari kolam dan berpakaian dengan perasaan yang sangat bahagia. Aku semakin merasa cinta pada gadis berjilbab yang luar biasa ini.
Kami pulang dari Ranca Upas sebelum magrib dan tiba di rumah Elah sekitar jam 8 malam. Dan karena suasan rumah sangat ramai oleh keluarga kakaknya Elah, maka aku tidak berlama-lama di rumahnya dan akupun pamit pulang.
Sejak saat itu aku semakin memantapkan diri untuk menjadi kekasih Elah dan kami saling mencintai. Aku sudah melupakan perasaanku pada cewe teman sekampusku yang tadinya akan kupacari, karena aku telah menemukan seorang gadis berjilbab yang bisa memberikan kebahagiaan padaku.
Namun enam bulan setelah aku mengikat hubungan cinta dengan Elah. Suatu hari Elah menemuiku sambil menangis. Dia bercerita bahwa dia telah dilamar oleh mantan pacarnya waktu di pasantren dulu yang ternyata sampai sekarang masih mencintainya dan lagipula dia merasa berdosa pada Elah karena telah menodai Elah pada waktu mereka masih di pasantren Tasikmalaya. Ternyata mantan pacar Elah itu adalah putra seorang ulama yang cukup ternama di daerah Tasikmalaya dan keluarga Elah sangat setuju atas lamaran tersebut.
Mereka memaksa Elah untuk menerima lamaran tersebut membuat Elah tidak berdaya untuk menolaknya. Dengan perasaan duka yang sangat dalam aku tidak dapat berbuat banyak. Terpaksa aku relakan Elah yang sangat kucintai ini untuk menikah dengan orang lain.
Oh…Elah…semoga engkau bahagia dengan suamimu….
TAMAT

LINA

Hai, sudah lama sekali gak ketemu denganku ya? Sekarang aku, wawan, akan kembali menceritakan pengalaman yang kudapat dengan seorang mahasiswi berjilbab baru-baru ini.
Pada suatu hari, aku sedang berjalan dan melihat sebuah pengumuman tentang sebuah kursus les privat bahasa inggris. “Diampu oleh mahasiswi bahasa inggris tingkat akhir yang sangat kompeten di bidangnya” kata pengumuman itu.
Wah, mahasiswi, pikirku. Langsung saja aku coba untuk mengontak dan mendaftar lewat nomor yang tertera di pengumuman itu.
Akhirnya, siang itu juga, setelah janjian di rumah baruku yang kecl namun terawatt rapi (yaiyalah, biaya perawatanya aja 2juta sebulan!), aku menunggu dia. Tidak sampai 5 menit dari waktu yang disepakati, bel pintu depan berbunyi dan ketika kubuka, kulihat sesosok wajah cantik yang berjilbab, tersenyum didepan pintu.
“Assalamu alaikum.. mas wawan ya?” kata dia. Segera saja kupersilahkan masuk dan kubawa ke ruang dalam rumahku, agar lebih pribadi hehe.

rupanya gadis manis berjilbab hitam ini namanya Lina, mahasiswi tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi negri terkenal. Manis juga, pikirku. Kulitnya putih langsat, tinggi, lebih pendek sedikit dari aku. Kira – kira sekitar 165 cm. Wajahnya oval dengan hidung yang mancung. Yang paling menggairahkan adalah bibirnya. Kecil merah muda merekah.. Badannya lumayan bagus, agak kurus tapi montok, terutama bagian pantat dan dadanya. Ia mengenakan rok hitam panjang dan baju yang longgar. Buahdadanya yang besar nampak menyembul dari balik jilbab dan baju hitamnya. Lina ini baru brumur 21 tahun. Masih muda juga, pikirku.
Setelah beberapa lama berbincang2 dan masuk ke materi, terlihat Lina agak gelisah. Tentu saja gelisah, karena sudah kucampur obat perangsang diminumannya hehe.
“Eh,… mas… bisa pinjem kamar mandinya“, tanya Lina beberapa saat kemudian.. Kelihatannya Mahasiswi berjilbab cantik itu sudah gak kuat. Biasa terjadi pada yang terangsang, mereka langsung ke kemar mandi. Yang gak kuat lagsung masturbasi sendiri, yang kuat Cuma membasahi muka agar sadar.
“Bisa,… masuk aja…. Sepi koq, nggak ada siapa – siapa. Kamu jalan terus aja, ntar kamar mandinya di sebelah kiri.“ Jawabku. Sengaka kuberi kamar mandi yang slotnya agak rusak sehingga gak bisa dikunci hehe. Langsung saja Lina bergegas menuju kamar mandi, entah mau apa hehe. Langsung saja ku ikuti dirinya perlahan.
Beberapa saat kudiam didepan pintu kamar mand, sampai kudengar desahan dan rintihan Lina, wah, ternata dia gak kuat, udah pegang2 sendiri kataku hehe. Langusng saja aku masuk ke dalam kamar mandi. Kudapati si Mahasiswi berjilbab montok itu ini duduk di kloset sambil memeknya terbuka lebar. Roknya sudah tersingkap keatas. Tangannya mengelus2 memeknya keenakan.
“Eh,.. sorry mbak, cuma mau nganterin sabun….“, kataku. Agak lama juga kami berdua terpaku. Lalu perlahan – lahan aku mendekati Mahasiswi berjilbab cantik itu yang masih termangu. Wajahnya merah padam, sebagian malu, sebagian lagi gak kuat menahan birahi. Kepalanya menggeleng pelan, namun tangannya tidak mampu berhenti memegang memeknya. tanganku mulai mengocok kontolku dengan pelan dari luar celana jeansku. Mahasiswi berjilbab cantik itu merhatiin apa yang aku sambil terus memegang memeknya.
“Tolong dong sekalian pegang kontolku, mbak…..“, pintaku sambil mendekat. Lina kelihatan ragu.
Kuhampirinya dengan pelan. Kutarik tangannya dan kutuntun ke kontolku. Dipegangnya kontolku dengan ragu ragu. Kemudian dengan lembut ia mulai mengocok kontolku turun naik. Kesampaian juga keinginanku untuk dikocok tangan halus itu.
“Ahh… enak sekali mbak….uh…“. rintihku. tanpa disuruh tanganku mulai merengkuh payudaranya yang sintal.
“Ssshh.., ahh…jangan… “ Lina merintih keenakan. Tak kuhiraukan omongannya, tanganku mulai merogoh payudaranya. Mahasiswi berjilbab cantik itu semakin terangsang. tangannya mulai mempercepat ritme gosokannya di memeknya dan kontolku. Segera tanganku menyibakkan jilbabnya kepundaknya, lalu mencopoti kancing baju dan BH nya. Segera setelah baju dan BH nya jatuh ke lantai, payudara Lina dapat terlihat dengan jelas. Padat sekali dan berwarna putih mulus dengan puting susu yang berwarna pink. Putting susu itu membusung kedepan memperlihatkan lancipnya payudara Mahasiswi berjilbab montok itu. Langsung kuremas payudara kirinya sementara tangan kananku memilin – milin dan menarik putting susu kanannya.
“Ah……“ Lina semakin merintih keenakan. Kudekatkan kepalaku ke dadanya, ku hisap – hisap puting kanannya. Lina semakin menggelinjang. Tangan kananku mulai bergerak turun, mengelus – elus perutnya yang padat. Karena terangsang, dengan cepat aku melorotkan celana jeans dan cd ku. Kontolku langsung menyembul keluar memperlihatkan seluruh bentuknya. Mata Mahasiswi berjilbab montok itu tak lepas – lepasnya dari kontolku.
Tangannya mulai membelai buah pelirku dengan ganas semantara tangannya yang lain semakin keras mengocok memeknya.
Nikmat sekali rasanya gesekan tangannya dengan kontolku. Rasa enaknya sampai ke seluruh urat sarafku sehingga tanpa kusadari badanku mulai bergetar keenakan. Kedua tanganku segera bergerak menjelajah ke bagian memek Lina.
Segera kutemukan clitoris di belahan memeknya. Lina telah mencukur habis jembutnya sehingga terasa memeknya licin dan bersih. Memek model begini yang membuat aku terangsang hebat. Kubuka belahan memeknya. Tangan Mahasiswi berjilbab cantik itu yang satu berpindah dari memeknya, membantu memberi kenikmatan di kontolku.
“Ah……enaaak… “ Lina mengejang keenakan begitu ku gosok dengan lembut clitorisnya. Kuputar – putar clitorisnya dengan ibujariku sementara jari tengahku mulai masuk ke liang senggamanya yang sudah basah kuyup.
Melihat Lina sudah terangsang berat, langusng kusodorkan kontolku ke mulutnya. dengan ganas kontolku kumasukkan ke dalam mulutnya. Sedotannya terasa enak sekali. Lidah Mahasiswi berjilbab cantik itu yang bermain – main di bagian sensitifku sementara mulutnya yang menghisap maju mundur membuatku kesetanan. Tanganku meremas – remas payudara dan pantatnya dengan kuat, lebih kuat dari sedotannya.
“mmmmmmm…..“, Mahasiswi berjilbab montok itu mengeluh keenakan. Beberapa detik kemudian rasa enak itu tak dapat kutahan lagi.
“Ahhh… mbak, aku mau klimaks nih….uh…..“. Lina tak menyahut, hanya mempercepat gerakan mulut dan lidahnya. Tak dapat kutahan lagi, spermaku keluar dengan derasnya. Begitu banyaknya yang keluar sampai – sampai spermaku menetes keluar dari mulutnya. Setelah 6 sampai 7 kali semprotan, aku pun lemas keenakan.
Lina tau kalau aku sudah puas, ia mulai mengendorkan sedotannya, lalu kemudian melepaskan kontolku dari mulutnya. Lina rupanya telah menelan semua spermaku, sedangkan tetesan sperma yang sempat lolos dari mulutnya menetes ke jilbab dan payudaranya.
Walaupun telah mencapai klimaks, kontolku tetap nggak mau kendur juga. Langusng kutarik Mahasiswi berjilbab cantik itu berdiri, aku berganti duduk di kloset. Kuposisikan dia membelakangiku. Ia bereaksi menarik rok hitamnya keatas pinggangsehingga semakin memamerkan memeknya dari belakang. bagus bener bentuknya, pikirku. Memek yang bersih licin itu berwarna merah jambu. Karena tak ada sehelai rambutpun yang menutupinya, dengan jelas dapat kulihat setiap lekuk memeknya. Memek yang basah kuyup dengan bibir yang merekah itu menantangku. Tak boleh kulewatkan kesempatan untuk ngerasain memek cewek ini. Kuremas memeknya dari belakang, kugesek clitorisnya dengan semua jari – jariku. Kugosok – gosok clitorisnya dengan cepat.
“sssss… cepetan mas,… cepet masukin kontolmu… aku udah gak tahan….. ssss“, Lina memohon. Lalu dengan jari telunjuk dan jari tengah kubuka bibir memeknya. Kontolku tanpa basa basi langsung kuhujamkan keliang vaginanya yang sudah terbuka.
“Ahhh…“, Lina merintih keenakan karena kontolku bener – bener menuh – menuhin memeknya dari dalam. Dengan beberapa kali desakan, kontolku kudorong mentok ke liang rahimnya. Memek Mahasiswi berjilbab cantik itu bener – bener seret rasanya. Enak sekali ngerasain memek yang seret anget basah itu. Kali ini kugerakkan pinggangku maju mundur secara kuat, Lina tampaknya menyukainya.
“terusss… ahh…. Lebih cepat… lebih cepat…. Ahhh….“ Tangan kiri Lina mulai menggesek – gesek clitorisnya sendiri menggantikan tanganku. Kupercepat gerakan ku sampai sampai terdengar bunyi gesekan kontolku dengan memek Lina. Kupegang pinggang Mahasiswi berjilbab cantik itu dengan kedua tanganku untuk membantu kontolku keluar masuk. Lina juga tak mau tinggal diam, ia memutar – mutar pinggulnya dengan kencang. Tak lama kemudian Lina mulai menggelinjang, menggelepar – gelepar sambil merintih keenakan. Tak sampai lima detik kemudian tubuhnya menegang. Sambil berteriak keenakan Mahasiswi berjilbab montok itu mencapai klimaks. Kurasakan denyutan memeknya memijat – mijat kontolku dengan kerasnya. Keadaan ini membuat kontolku muntah untuk kedua kalinya. Kami berdua merintih keenakan.
Sedetik kemudian kami colapse di lantai porselen putih kamar mandi itu. Kami berdua terengah – engah, mengatur nafas yang mungkin terlupakan sewaktu kami berdua asik tadi. Kupeluk Lina dari belakang. Kudekatkan bibirku ketelinganya.
“Makasih ya mbak“, bisikku dengan agak parau. Kuciumi tengkuknya dengan lembut, lalu perlahan – lahan kujilati kupingnya sambil merintih untuk memancing Mahasiswi berjilbab cantik itu kembali. Kontolku masih tetap ngaceng, mau minta lagi. Ku tempelkan kontolku ke pantatnya, perlahan kugesek – gesekkan.
Tanganku mulai beraksi lagi. Kujelajahi memeknya yang kian basah. Spermaku meleleh keluar dari memeknya dan membasahi pahanya. Kumainkan cairan putih itu. Clitorisnya yang mulai lemas kembali menegang. Tanganku mulai naik ke atas, meremas – remas payudaranya yang padat. Mula – mula lembut kemudian mengeras dan mengeras. Lina merintih keenakan. Pantatnya yang sintal mulai digosok – gosokkan ke belakang sehingga menyentuh kontolku.
Tak tahan lagi kumasukkan kontolku ke memeknya dari belakang. Kutindih tubuh Lina. Lina yang dalam posisi telungkup dan berada di bawah tak bisa berbuat banyak. Di rentangkannya kakinya yang mulus dan jenjang itu untuk mempermudah kontolku masuk.
Dengan tangan yang terus meremas – remas dan memilin – milin payudara serta putingnya itu aku memompa Mahasiswi berjilbab montok itu dengan sangat bernafsu.
“Oh… enak sekali mas….“,katanya tersengal – sengal. Kuciumi tengkuknya dengan ganas. Lina hanya bisa menggelepar keenakan. Tak lama kemudian Lina klimaks untuk kedua kalinya. Tanpa memperdulikan Mahasiswi berjilbab cantik itu yang terus mengejang kupercepat ayunan kontolku. Bunyi yang dihasilkan dari kecepatan dan basahnya memek Lina membuatku makin bernafsu. Lama sekali Mahasiswi berjilbab cantik itu mengejang keenakan sampai akhirnya aku keluar juga. Kali iniku semprotkan spermaku ke pantatnya. Karena udah tiga kali aku klimaks, air maniku tak sebanyak semprotan yang pertama dan kedua, tapi cukuplah untuk membasahi pantat Lina yang merangsang itu. Akhirnya aku colapse lagi di atas mahasiswi berjilbab cantik itu. Mahasiswi itu kunikmati semalaman, merintih2 sampai pagi dirumahku

KIRANI

Suatu hari, saya bertemu dengan rekan sesama hunter yang sedang berkunjung dikota saya. Ternyata pengalamannya mencari gadis gadis berjilbab sangat banyak, apalagi gadis2 penjaga toko yang ebrjilbab, namun bisa dipakai (bispak). Akhirnya saya diajak oleh Herry, rekan saya itu untuk diajari cara mencari gadis b ispak berjilbab. Katanya, yang penting kita berani kenalan. Kalo mereka udah mau diajak kenalan, dan juga mau diajak pulang bareng, sudah jelas mereka adalah gadis yang bisa dipakai. Akhirnya kami langsung menuju ke daerah timur kotaku, dimana banyak pertokoan.
Sesampainya di sana toko-toko sudah mau tutup, dan kami memasuki salah satu toko serba ada di sana. Langsung saja saya menuju counter pakaian, sambil berkeliling pura-pura mau membeli pakaian. Kebetulan toko sudah sepi karena mau tutup, dan pengunjungnya hanya beberapa orang. “Mau cari baju apa Mas?” tanyanya. Waktu saya lihat ke arah suara tadi, ternyata wanita penjaga counter yang cantik dan lugu. Jilbab seragam yang tipis dan halus dan baju kaos berkerah ketatnya membuatku hampir ngiler. “Ini Mbak, mau cari jeans ini yang nomor 32 ada nggak ya?” tanyaku. Si Mbak berjilbab itu pun mencarikan jeans yang saya maksud. Karena letaknya di bagian bawah, maka si Mbak berjilbab itu mencari dengan membungkukkan badan. Karena roknya yanga gak ketat, pantatnya yangs emok terlihat jelas didepanku, sampai terlihat alur celana dalamnya. “Wah gile bener nih.. semok banget.” Pikiran saya jadi ngeres nggak karuan lihat pemandangan di depan saya.
“Yang ini Mas?”, tanyanya.
“Oh.. ya..”, jawabku.
Lalu si Mbak berjilbab pun menuliskan bon untuk dikasihkan ke kasir.
“Mmm.. Mbak.. boleh tahu namanya?” tanyaku mengawali pembicaraan.
“Kirani”, katanya.
“Wawan”, kataku sambil mengulurkan tanganku.
“Ini Mas bonnya”, katanya.
“Makasih, mmh.. Mbak pulang jam berapa?” tanyaku.
“Ntar jam 9.30″, jawabnya.
“Ada yang nganter?” tanyaku lagi.
“sendirian, cuman dekat mas” tanya Kirani menantang.
“Wah, kebetulan, mau dianter?”, jawabku mantap.
“emm… boleh deh..” jawabnya sambil tersenyum. Waaaa ini dia mangsa baru jawab saya.
Tak lama kemudian ada pengumuman bahwa toko mau tutup, dan saya pun membayar barang belanjaan, dan menunggu bersama teman saya di luar di depan pintu tempat karyawan toko keluar. Tak lama kemudian terlihatlah Gadis berjilbab itu menuju ke arahku.
“Kelamaan nunggunya ya Mas?” tanyanya.
“Wah, kalau nunggu wanita secakep Kirani sih rasanya sangat lama”, kataku.
“Ah mas bisa aja..” kata Kirani sambil tersipu malu.
Kami bertiga pun meninggalkan toko tersebut.
“Emang Kirani rumahnya di mana?” tanyaku.
“Saya di Jalan S”, katanya.
“Oohh, okelah!” jawabku.
Kami pun menuju tempat parkir dan saya starter Katana tahun 90-an yang sudah menemani saya selama 5 tahun ini.
“Mas, saya turunin di sini Mas..” kata Herry saat mobil melewati panti pijat di Jalan S. Dan mobil pun kuhentikan, Herry turun langsung masuk ke panti pijat. Wah ini anak memang gila beneran.
“Itu sudah deket kok Mas, kost Kirani”, kata gadis berjilbab itu.
“Yah kiri, di situ.” katanya lagi.
Kami pun turun, saat di tempat kos penghuninya sudah tidur semua, tapi karena Kirani memiliki kunci sendiri, kami pun tak ada kesulitan untuk masuk. Aku berjalan dibelakangnya, menelan ludah melihat kemontokan pantat gadis manis berjilbab itu.
“silakan duduk dulu Mas!” kata gadis berjilbab itu.
Dan Kirani pun pergi ke dapur membuat minuman. Kamar Kirani ukurannya 3 X 4 meter, di dalamnya hanya ada televisi, VCD, sama kursi. Meja dan tempat tidur. Tempat tidurnya diletakkan di bawah di atas karpet. Kubuka2 koleksi VCD-nya, wah ini ada VCD xx-nya. Pas saya lihat 2 VCD, Gadis berjilbab itu pun masuk dengan membawakan segelas STMJ dan memakai kaos lengan panjang ketat, jilbab cekak biru dan rok panjang hitam berbahan halus.
“Wah, semakin kelihatan seksi nih anak”, pikirku.
“Nih diminum Mas, biar anget”, kata gadis berjilbab itu.
“Kirani.. kamu suka ya lihat film-film macem ginian?” tanyaku.
“emang itu VCD apa mas?” kata Gadis berjilbab itu sambil terlihat bngung. “Punya temen kost, kali…. Biasanya emang mereka suka nontn film disini kalo aku lagi kerja..” jawab gadis berjilbab itu lugu. Aku semakin bernafsu. Wah, kebetulan, bisa diajak nonton kayak gini.
“mas stel yah? Kali aja bagus..”kataku. .
“Yah, gapapa…” kata Kirani. .
Aku pun mulai menyalakan VCD dan menontonnya. Dasarnya VCD hardcore, langsung saja yang ditampilkan seorang wanita yang diikat tangan kakinya di ranjang dan ditutup matanya, disetubuhi oleh lelaki dengan nafsunya. “Ahh.. no.. no.. uhshh..” jerit wanita tersebut sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. “waduh, kok film kayak gitu,mas…”, kata Kirani sambil kelabakan.
“udah, gapapa… kita tonton aja, yuk…” kataku sambil memegang pergelangan tangannya dan menariknya pelan duduk disampingku. Akihrnya Gadis berjilbab itu pun mau duduk di samping saya. Terlihat lagi kemudian ikatan tali itu dilepas, dan si wanita menungging, dan si lelaki berdiri di belakangnya, dan mulai menyetubuhinya dengan gaya anjing. “Ohh.. yess.. ahh.. ahh.. yess.. yess..” jerit wanita tersebut.
Kiranipun terlihat serba salah. Cara duduknya berubah2, namun matanya terpaku kepada layar TV. Nampaknya gadis cantik berjilbab ini mulai menyukai seks. Pelan-pelan aku merangkul pinggulnya yang sekal. Gadis itu diam saja, sambil matanya tetap terpaku di layar TV. Pelan kutarik Kirani duduk semakin mendekat ke tubuhku, sampai dada Gadis berjilbab itu bergesekan dengan lenganku. Kirani diam saja. Dari bibir indahnya terdengar sedikit desahan pelan. Nafasnya juga mulai berat.
“Wah, kayaknya dia terangsang nih”, pikir saya. Kemudian adegan pun semakin seru, si wanita menggoyang maju mundurkan pantatnya mengimbangi laju kemaluan laki-laki tersebut ke dalam ke kemaluannya.
“Oohh baby, yess.. ahhk”, jerit wanita tersebut dan Gadis berjilbab itu pun semakin menggesekkan dadanya ke lenganku dan akhirnya saya beranikan diri untuk memegang dada Kirani, Gadis berjilbab itu tiba2 melihat padaku. Mata kami saling menatap. Kulihat matanya sayu penuh birahi. Aku remas dadanya,
“jangan mas..” rintih Kirani pelan. Namun aku tahu, itu hanya kata2 saja. Tubuhnya tidak benar2 berontak, dan tatapan matanya justru semakin sayu birah.. aku terus meremas dada ranumnya dari luar kausnya, dan perlahan ku beranikan diri untuk mencium bibir Kirani, beberapa saat, dibalas dengan ciuman pula oleh Gadis berjilbab itu.
Akhirnya saya dan Kirani pun terlibat dalam acara pagut memagut yang sangat seru. Jilbabnya sudah lusuh kuremasi. Lidah kami saling melilit satu sama lain. Kemudian kusibakkan kaos ketat lengan panjang Gadis berjilbab itu pelan2. Setelah kaosnya tersibak memperlihatkan bra yang menampung buas dada sekalnya, kuciumi lagi wajah gadis cantik berjilbab itu serta kurapihkan lagi jilbabnya yang sedikit berantakan. Aku benar2 terangsang dengan gadis2 yang memakai jilbab. Langsung saya menciumi bibirnya dengan ganas, “Mmm”, dan dibalas dengan ganas pula oleh Gadis berjilbab itu.
Kemudian Kirani pun mendesah, “Oohh.. shh.. shh”, dan kemudian saya buka kaitan bra Kirani dengan gigi saya dan terpampang di depan mata saya gundukan gunung kembar berbentuk kerucut dengan puncaknya berwarna merah muda milik gadis berjilbab cantik yang lugu itu. Langsung saya jilati dari lembah gunung kembar tersebut terus menuju ke puncaknya. “Aakhh.. okhh.. Mas.. shh.. jangann.. jangan Mas.. jangan.. jangan… hentikan Mas..” hanya kata itu yang keluar dari bibir Gadis berjilbab itu. Wah masih pura2 gak mau juga ni cewe, padahal udah2 jelas2 dia mau kok,. Tak lama kemudian ujung gunung kembar itupun berubah menjadi keras seperti penghapus pensil dan semakin keras saja. Selanjutnya habis mengerjakan tugas di puncak gunung, saya turun sedikit menuju lembah dan tepat di atas pusar saya jilati lagi.
“Wah tubuhmu memang lezat, Kirani, mmh.. slurpp”, kata saya sambil menjilat dan menghisap-hisap tubuh Kirani.
“Ahh.. shh.. ukhh.. ss..” desah Kirani.
Kemudian saya mulai menyibak rok panjang Kirani keatas dan membuka celana dalam warna kremnya. Dan akhirnya, saya langsung turun ke daerah selangkangan Kirani. Posisi Kirani sekarang tidur di sofa dengan jilbab rapi masih dikenakan, namun buah dadanya sudah terhidang rapi tanpa ditutupi apapun. kaki gadis cantik berjilbab itu mengangkang membentuk huruf M dan saya duduk di bawah dan menjilati pangkal paha Gadis berjilbab itu. “Mmm.. mm.. slurpp.. mmh.. saya jilati seluruh permukaan rambut di daerah segitiga terlarang tersebut di situ tumbuh dengan lebatnya rambut-rambut halus bagaikan hutan tropis Kalimantan sebelum kebakaran. Kujilati hingga rambut di situ basah semua, dan kemudian saya menuju ke bibir-bibir kemaluan Kirani. Kujilati bibir-bibir indah tersebut dengan ganasnya, “Okhh.. akkhh.. yess.. Mas.. ahh..” desah Gadis berjilbab itu sambil mengangkat pinggulnya.
Kemudian kusingkap kedua bibir untuk mengetahui rahasia di dalam kemaluan Kirani. Terlihat dengan jelas tonjolan daging yang ada di dalamnya dan kujilati dengan lidahku. “Ohh.. di situu terus Mas.. akhh.. oukhh.. akk”, jerit Gadis berjilbab itu saat saya jilati daging, yang biasa disebut klitoris.
Setelah menjilati daging tersebut, kumasukkan tanganku ke dalamnya terasa ada yang menyedot jariku. dan kugesek-gesekkan jari-jariku ke dalam kemaluan Kirani dan terasa daging yang bergelombang-gelombang di dalamnya. Mungkin ini yang disebut G-spot pikir saya. Langsung saja saya korek-korek daerah situ. Gadis berjilbab itu pun semakin tak terkendali, “Aahh.. sshh.. ohkk.. uhh.. yess, Mas Wawannn.. teruss.. ahkkh..” jerit Kirani semakin nggak jelas. Saya semakin memperbesar frekuensi mengobrak-abrik daerah tersebut, yang makin lama terasa semakin basah dan semakin menyedot-nyedot jariku. Tak lama kemudian, “Ohh.. Mas Wawany.. shh.. akkhh..” jerit Gadis berjilbab itu mengejang tanda mencapai klimaks, dan jariku di dalamnya pun semakin basah oleh semburan air dari dalam kemaluan Kirani. Kemudian saya keluarkan tangan saya dari cengkeraman kemaluan Kirani dan menciumi Gadis berjilbab itu. “Sudah puas sayang?” tanya saya. Gadis berjilbab itu pun tersenyum. Wajah lugunya yang masih etrbalut jilbab terlihat sangat puas.
Kemudian karena saya juga ingin dipuaskan, segera kubimbing Kirani duduk, dan saya langsung melepaskan celana sayan dan duduk di sofa, pelan saya tarik gadis cantik itu mendekat sampai wajahnya berada dihadapan kontol saya yang telah tegak perkasa.
“ayo, jilat jilat sayang..” kataku menyemangati sambil sedikit menarik jilbab Kirani agar wajahnya semakin mendekat ke kontol saya. dan Kirani pelan2 menjuurkan lidahnya, mulai menjilati kemaluan saya. Gadis berjilbab itu saya tuntun menjilat kantung kemaluan saya. Matanya sekali-kali melirik ke arah saya,s eolah ingin memastikan jilatannya memang memuaskan saya. Kemudian Kirani menjilati batangan saya yang 7 inchi menyusuri jejak urat-urat yang menonjol di situ. Saya cuma bisa bilang, “Ahh.. ohh.. shh”, saat Gadis berjilbab itu menjilati batangan saya. Kirani pun lalu mulai menjilati kepala kemaluan saya yang seperti helm astronot sambil memainkan lubangnya dengan lidah yang menari-nari di atasnya. kemaluan saya pun semakin tegang saja, dan kemudian Kirani mulai memasukkan dan mengeluarkan kemaluan saya di dalam mulut Gadis berjilbab itu dengan frekuensi tinggi, sehingga dengan gerak reflek saya maju mundurkan kemaluan saya sambil memegangi Gadis itu yang masih berjilbab. Setelah hampir 6 menit berlalu. Saya sudah merasa puas mengerjai wajah dan mulut Kirani, segera dengans edkit kasar saya hempaskan gadis berjilbab itu kembali terlentang disofa.
Kemudian kuambil kondom special bawaan dari jakarta. Ketika kukenakan di kemaluan, Kirani sempat tertawa mengikik. “lucu seperti ikan lele, ada sungutnya.” Kata gadis berjilbab itu dengan lugunya. Kirani terlihat sudah pasrah, bahkan terlihat tidak sabar dengan tidur telentang dan kaki Gadis berjilbab itu membentuk huruf M. kugesek2kan kepala penis saya untuk melumasinya sambil melontarkan pertanyaan kotor, “kamu udah gak perawan yah, Kirani?” wajahnya yang merah padam karena birahi terlihat menatapku tajam, namun lalu mengangguk. “dasar..” kataku, “ternyata kamu doyan ngentot yah.”
Langsung saya masukkan kemaluan saya ke dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. Wah, ternyata masih seret juga nih lubangnya pikir saya. Dan dengan dorongan sedikit tenaga masuklah batang saya ke dalam cengkraman kemaluan Kirani. Saya dorong keluar masuk kemaluan saya ke dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. “Aahh.. oohh.. shh.. akhh.. shh.. teruss.. Mas.. ahh..” desah Kirani semakin tak beraturan. Kemudian saya berhenti, kemaluan saya di dalam kemaluan Gadis berjilbab itu dan memainkannya seperti orang sedang menahan air pipis. “Ih.. kamu nakal.. Mas..” dan Kirani ganti membalasnya dengan perlakuan seperti saya. Saat Kirani melakukan hal tersebut, kemaluan Gadis berjilbab itu terasa menjepit-jepit seluruh batang kemaluan saya secara periodik, dan membuat saya tak bisa mengendalikan diri.
Kemudian saya genjot lagi kemaluan saya dan menggesekkan sungut-sungut pada kondom, sepertinya membuat sensasi tersendiri pada kemaluan Kirani, “Ahh.. oohh.. Mas Wawan.. sungut lelemu.. ohkss.. akk.. yes ahh.. ohkk..” jerit Kirani menikmati sungut lele dan Kirani pun menggoyangkan pinggulnya semakin kuat dan berbunyi kecipak-cipak saat saya memasuk-keluarkan kejantanan saya di dalam kewanitaan Gadis berjilbab itu yang makin basah.
Setelah 15 menit kemudian Kirani mendesah, “Mas Wawan.. ouchh.. akuu.. mmaauu.. akh, sampaii.” Tak lama kemudian terasa tumpahan cairan dari kemaluan Kirani membuat batang kemaluan saya panas dan terasa ada yang menghisap-hisap kemaluan saya yang membuat saya tak bisa mengendalikan diri, dan keluarlah lahar panas dari kemaluan saya pada kantong kondom di dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. Kami berdua pun lemas dalam kenikmatan. Saya biarkan kemaluan saya di dalam kemaluan Kirani sampai hilang hisapan-hisapan dari kemaluan Gadis berjilbab itu. Kemudian kukeluarkan kemaluan saya dan saya lepas kondom dan saya berikan ke Kirani. “Nih, sumbangkan ke bank sperma”, kata saya. Gadis berjilbab itu pun tersenyum genit, dan pergi ke kamar mandi untuk membuang kondom tersebut. Kemudian kami pun tertidur dengan tubuh tanpa busana sampai keesokan harinya. Pagi hari ketika gadis berjilbab itu bangun dan membersihkan diri, segera kuserbu dia dari belakang dan kembali memberi gadis lugu berjilbab itu kenikmatan untuk kesekian kali. Sangat nikmat ternyata, memek seorang gadis penjaga toko berjilbab.
TAMAT

YANI, POPPY DAN UMI

Tiap pagi, gue lewat depan rumah itu. Makanya, gue tahu penghuninya keluarga muda dengan anak balita satu. Nyonya rumah namanya Yani. Doi lulusan IKIP Seni Tari. Udah lama juga sih gue perhatiin doi. Tapi gue baru kenal ama perempuan Klaten itu lewat lakinya yang pelukis.
Doi orangnya nggak cakep-cakep banget. Tapi tampangnya yang khas Jawa, lembut dan pasrah itu bikin gue betah ngelihatin mukanya kalo pas bertamu ke rumahnya. Apalagi dia enak juga diajak ngomong, suaranya itu senada dengan wajah pasrahnya. Gue jadi suka bayangin dia merintih-rintih di bawah siksaan gue.
Nah, suatu hari lakinya jadi kaya mendadak karena ada order lukisan dalam jumlah besar. Terus, dia ngontrak rumah sebelah buat Yani sama anaknya. Rumah yang sekarang dijadiin galeri lukis.
Doi yang sebelumnya sering cerita kalo lakinya sibuk banget, sekarang cerita repotnya ngurus rumah dan anaknya yang umur 3 tahun sendirian. Itu sebabnya dia ngajak adiknya Poppy dan ponakannya Umi untuk tinggal serumah. Tampang dua cewek itu mirip banget sama Yani, cuma dua-duanya lebih seger dan imut-imut. Akhirnya gue tahu juga kalo di rumah itu, sering cuma ada tiga cewek tadi sama satu anak balita.
Nafsu juga gue waktu temen gue ngasih usul yang menarik. Langsung saja gue telepon Yani malem itu. Gue rubah suara gue biar nggak dikenal.

“Choirun ada?”
“Nggak ada, lagi mancing. Ini siapa ya?”
Huh bego, pikirku. Dia kagak tahu kalo lakinya lagi maen sama Linda, tante Chinese yang gatal !
“Mbak Yani sendiri ya?”
“Nggak, sama Poppy dan Umi,”
“Ya sudah, besok saja,”
Tiga temen gue langsung bersorak begitu pasti malam itu lakinya Yani nggak di rumah. Kami berempat pun segera berjalan ke rumah dekat gerbang perumahan itu. Tiga temen gue sudah siap dengan ‘peralatan’nya, lalu mengetuk pintu.
Seorang perempuan mengintip dari balik korden.
“Siapa ya?”
“Kami dari Polres bu, ada yang ingin kami sampaikan,” sahut teman gue yang badannya memang mirip polisi.
Tak lama kemudian pintu terbuka, tiga temen gue masuk. Dari jauh gue lihat Poppy dan Umi ikut menemui mereka.
“Maaf bu, suami ibu kami tangkap satu jam lalu,”
“Lho, kenapa?” Yani terlonjak.
“Ia kedapatan menghisap ganja…”
“Nggak mungkin!” perempuan itu memiawik.
“Tapi begitulah kenyataannya. Kami juga dapat perintah menggeledah rumah ini. Ini suratnya,”
Yani tak dapat menolak, dibiarkannya ketiga ‘polisi’ itu menggeledah rumahnya. Dasar nakal, seorang temen gue sudah menyiapkan seplastik ganja dan kemudian ia teriak, “Ada di bawah kasur sini, komandan!”
Temenku yang paling besar memandang Yani dengan tajam. “Sekarang kalian bertiga ikut ke kantor polisi!” tegasnya.
“Tapi…tapi…saya nggak tahu bagaimana barang itu ada di situ…” kata Yani terbata-bata.
“Sekarang ibu bantu kami, ikut saja ke kantor polisi, juga dua adik ini,”
Akhirnya ketiga cewek itu mau juga ikut, setelah sebelumnya Yani menitipkan anaknya ke Bu Tukiran. Temen gue pinter juga, dia pinjam mobil Feroza Yani dengan alasan mereka cuma bawa motor. Lewat handphone, salah satu temen gue ngasih tahu.
“Beres Dan, siap cabut,” katanya. Gue segera pakai topeng ski, ambil kunci mobil dan duduk di belakang stir.
Sebelum masuk, kaget juga tiga cewek itu karena tangan mereka diborgol di belakang punggung. “Kami nggak ingin repot nantinya,” alasan temen gue.
Hanya beberapa saat saja, mobil pun berjalan. Yani duduk di tengah dengan satu temen gue menjaga pintu. Sedang Poppy dan Umi di belakang dijaga dua lagi temen gue.
Baru jalan 100 meteran di jalan menurun ke arah Kasongan, tiga temen gue itu ketawa ngakak. “Gampang banget…” kata mereka. Tentu saja tiga cewek itu bingung. Apalagi Yani kini terpaksa duduk merapat jendela karena dipepet lelaki besar di sebelahnya.
“Kalian tidak akan kami bawa ke kantor polisi, seneng kan nggak perlu lihat pistol? Tapi jangan khawatir, nanti kita tunjukin pistol yang lain,” desisnya.
“Eh…eh…apa-apaan ini?” Yani ketakutan. “Eiiiiii….awwwhhhh…kurangajj…awwwhhhh…” Yani menjerit dan meronta, sebab tiba-tiba kedua payudaranya ditangkap dua telapak tangan yang besar, lalu diremas-remas keras seenaknya. Dua gadis di belakang juga menjerit-jerit ketika payudara mereka pun diperlakukan sama.
Lelaki itu lalu menyingkapkan jilbab Yani dan dengan nafsu kembali mencengkeram payudara montok itu. Yani makin keras menjerit. Lalu tiba-tiba…breetttt….bagian muka jubah tipisnya koyak sehingga memperlihatkan tonjolan buah dadanya yang berbungkus BH coklat muda.
“Wah, susu yang segar,” kata temen gue.
“Jangannn…tolong…jangaann…” Yani menangis.
“Jangan cerewet, kalian bertiga tidak usah bawel, nurut saja atau tempik kalian kuculek pake belati ini!” kali ini temen gue mulai mengancam dengan menyentuhkan ujung belati ke permukaan payudara Yani yang menyembul dari BH-nya.
Di belakang, Poppy dan Umi terisak-isak. Blus keduanya sudah lepas, tinggal rok yang menutupi bagian bawah tubuh muda dan mulus itu. Keduanya pun memiawik berbarengan ketika penutup dada mereka direnggut hingga putus.
“Wah…wah…ini susu yang indah…” kata kedua temen gue di belakang. “Coba lihat punya Nyonya ini…” lanjut mereka.
Temen gue di depan pun bertindak cepat, memutus tali antara dua cup BH Yani. Yani terisak, buah dadanya kini telanjang dan…..”Awwwwww….” ia menjerit agak keras ketika kedua putingnya dijepit dan ditarik serta diguncang-guncangkan. Kedua temen gue di belakang ketawa dan ikut-ikutan melakukan hal yang sama pada puting Umi dan Poppy.
Yani meronta-ronta tapi sia-sia saja ketika tubuhnya dibaringkan di jok mobil, lalu temen gue duduk di atas perutnya, memunggungi dan menyingkapkan bagian bawah jubahnya. Kedua kaki telanjangnya menendang-nendang, tapi ia kesakitan juga waktu kedua bagian dalam paha mulusnya dicengkeram keras. Ia menjerit lagi waktu selangkangannya yang ditutupi celana dalam putih digebuk sampai bunyi berdebuk. Dengan kasar, jari-jari temen gue menyingkapkan kain segitiga itu hingga memiawnya yang berjembut agak lebat terbuka. Tanpa ba bi bu, ditusukkannya telunjuknya ke lubang memiaw Yani.
“Aaaaakhhhh….” Yani menjerit kesakitan. memiawnya yang kering membuat tusukan itu jadi amat menyakitkan. Tapi temen gue itu nekad terus nyodok-nyodok memiaw yang legit itu. Malah waktu telunjuknya sudah terasa agak licin, dia tambah jari tengah. Lagi-lagi Yani menjerit kesakitan. Tapi nggak kapok juga temen gue itu. Sebentar saja sudah tiga jari yang nyodok-nyodok memiaw perempuan manja itu.
Di belakang, Poppy dan Umi juga merintih-rintih, sebab dua lelaki yang bersama mereka kini mengisap-isap pentil susu mereka sambil terus meremas-remas teteknya yang kenyal. Poppy pertama kali memiawik waktu tangan temen gue menelusup sampai ke balik celdamnya dan meremas-remas memiawnya sambil sesekali mencabuti jembutnya. Umi akhirnya juga mendapat penghinaan yang sama, bahkan ia merasa klentitnya lecet karena terus diuyel-uyel dengan kasar.
Mobil akhirnya sampai ke rumah besar punya temen gue yang asyik ngobok-obok memiaw Yani. Gue buka pintu belakang mobil. Di dalam, gue liat Poppy dan Umi yang topless, cuman pake rok doank! Dan yang lebih bikin gue kaget lagi, ternyata tongkol dua temen gue lagi dijilatin ama dua perawan itu. Toket kedua anak itu kelihatan mulai memerah karena terus diremet-remet. Terang aja gue tersentak, tapi gue sendiri gak bisa berbuat apa-apa lagi! Soalnya gue sendiri nggak tahan, terus ikut mencet pentil kanan Poppy dan pentil kiri Umi.
“Nggghhhhh….” dua cewek itu cuma bisa mengerang karena dua tongkol ada di mulut mereka.
Terus gue buka pintu tengah. Buset, di dalam, temen gue masih asyik menjilati memiaw Yani dan menyodok-nyodok lubangnya dengan tiga jari. Yani sudah tidak menjerit-jerit lagi. Yang terdengar sekarang cuma rintihannya, persis seperti bayangan gue.
Nggak tahan, gue naik, terus gue pegangin kepala perempuan berjilbab itu.
“Emut tongkol gue, kalau nggak, gue potong tetek lu!” kata gue sambil nyodorin tongkol yang udah ngaceng sejak tadi. Tangan kiri gue mencengkeram tetek kanan Yani yang montok sampai ke pangkalnya. Tangan kanan gue menahan kepala Yani biar tetep menghadap tongkol.
Yani nyerah, dia buka mulutnya. Cepet gue masukin tongkol gue sampe ke pangkalnya.
“Diemut!” bentak gue sambil menambah tenaga remasan di buah dadanya.
Gue ngerasain kenikmatan yang luar bisa banget waktu tongkol gue diemut-emutnya sambil merintih-rintih.
Biar gampang, sama temen gue tadi, gue gotong cewek itu dan gue lempar ke lantai garasi. Yani menjerit kesakitan dan makin keras jeritannya waktu jubahnya gue lucuti, begitu juga rok dalam dan celdamnya. Terlihatlah memiawnya yang terpelihara rapi, dengan bulu-bulu halus yang diatur dengan indahnya. Gue mainkan itilnya yang ada di dalam bibir memiawnya sampai dia berkelojotan ke kanan-ke kiri.
Sekarang temen gue yang jongkok di depan muka cewek itu dan memaksanya berkaraoke. Dari belakangnya, tanpa banyak bicara, gue langsung ngent*t cewek itu.
“Aunghhhhhh…” Yani mengerang panjang waktu tongkol gue nyodok memiawnya sampai mentok. memiawnya lumayan rapet dan legit biarpun dia sudah punya anak satu.
Ada seperempat jam gue kocok memiawnya pake tongkol, terus gue suruh dia nungging. Dari depan, temen gue masih ngent*t mulutnya sambil memegangi kepala cewek berjilbab itu.
Dari belakang, pemandangan itu bikin gue makin nafsu. Gue remet keras-keras memiawnya pake tangan kiri, terus telunjuk kanan gue tusukin ke pantatnya. Yani mengerang lagi waktu gue gerakin telunjuk gue berputar-putar supaya lobang kecil itu jadi lebar. Begitu mulai lebar, gue masukin tongkol ke dalamnya.
Tubuh Yani mengejang hebat, erangannya juga terdengar amat heboh. Tapi tetep gue paksa tongkol gue biar susahnya bukan main. Sampe akhirnya tongkol gue masuk sampai ke pangkal, gue tarik lagi sampai tinggal kepalanya yang kejepit. Terus dengan tiba-tiba gue dorong sekuat tenaga.
“Aaaaaakhhhhh…..” Yani melepas tongkol temen gue dan menjerit keras. Tapi rupanya pas temen gue sampai puncak kenikmatannya. Akibatnya air maninya nyemprot muka Yani sampai belepotan.
Cuek, gue genjot terus pantat perempuan montok itu biar dia menangis-nangis kesakitan. Malah sekarang gue peluk dia sambil kedua teteknya gue remes-remes. Temen gue yang barusan nyemprot sekarang malah masukin dua jarinya ke lubang memiaw Yani dan diputar-putar. Ini bikin Yani makin kesakitan.
Gue ngerasa tongkol gue udah peka banget. Jadi makin cepet gue genjot dan langsung gue banting cewek itu. Yani nggak sempet mengelak, waktu tongkol gue tempelkan ke mulutnya dan gue paksa dia mengulumnya.
“Crooottt…crottt…crottt…” air mani gue nyemprot sampai tiga kali ke dalam mulutnya. Yani sudah mau menumpahkannya, jadi gue pencet pentilnya dan gue tarik ke atas.
“Telen!” bentak gue. Sambil merem, Yani menelannya semua, lalu menekuk tubuhnya sambil menangis. Dengan ujung jilbabnya gue dan temen gue mengelap tongkol yang berlendir. Dari celah pantat bundar Yani gue lihat ada darah keluar.
Lagi asyik ngelihatin tubuh bugil Yani, gue dengar ketawa ngakak dua temen gue. Lalu terlihat Poppy dan Umi turun dari mobil dan jalan sempoyongan. Gue melotot. Dua cewek itu nyaris bugil. Jilbab mereka disampirkan ke belakang sehingga teteknya yang kemerahan bekas diremas-remas bebas terlihat, dengan pentilnya yang kecoklat-coklatan. Dua-duanya terisak-isak, di sekitar bibir dua cewek hitam manis itu belepotan lendir putih.
Yang menarik, rok mereka sudah lepas, tinggal celdam putih milik Poppy dan kuning muda Umi. Malah celdam Poppy dibikin temen gue terangkat tinggi sampai nyelip di bibir memiawnya. Akibatnya, bibir memiawnya kanan dan kiri kelihatan gemuk dan jembutnya menyembul ke kanan dan kiri. Nggak tahan, gue pepet anak itu ke mobil, terus tangan gue mulai merayapi selangkangannya. Tangan gue mulai bermain-main di bibir vaginanya yang njepit celananya.
“Jangaann…ampun oommm…” rintihnya. “Adduhhhh…” pekik mahasiswi UAD itu, karena gue cabut beberapa helai jembutnya.
Dari bawah gue cengkeram tetek kanan Poppy yang nggak seberapa gede tapi kenyal itu, terus gue dorong ke atas sampai putingnya ngacung, lalu gue sedot kuat-kuat. Poppy meronta kesakitan, apalagi kemudian gue tarik celdamnya ke atas. Poppy memiawik waktu celdamnya akhirnya putus.
Gue terus melorot dan gue paksa cewek itu nyodorin memiawnya buat gue hisap. Gue mainin itilnya dengan lidah gue, bahkan sampai gue sedot pakai mulut gue! Poppy makin kelojotan dan mendesah. Sementara itu, gue lihat Umi lagi dipaksa menyepong tongkol temen gue. Sedang Yani sudah mulai disodomi lagi. Malah, dia dipaksa telentang dengan tongkol menusuk pantatnya, lalu memiawnya disodok dari depan. Kedengeran Yani menjerit-jerit kesakitan.
“Aihhh…” Poppy memiawik waktu telunjuk gue masuk satu ruas ke lubang pantatnya, terus gue dorong ke depan sampai lubang memiawnya merekah dan kelihatan lorong yang merah dan basah, gue jilatin sampai cewek 21 tahun itu menggeliat-geliat.
“Aduhh…jangaann…” Poppy menjerit waktu gue tiba-tiba berdiri sambil mengangkat kaki kirinya.
Tapi gue nggak peduli, tongkol gue pas banget nunjuk memiawnya. Terus gue kucek-kucek memiaw anak itu, sampai mulai terasa basah. Terus gue pegang tongkol gue dan gue paksa masuk kepalanya ke celah bibir memiawnya. Kepala tongkol gue terasa seperti direndam di air hangat. Poppy menjerit makin nggak karuan waktu tangan kiri gue mencengkeram tetek kanannya sampai ke pangkalnya sekuat tenaga. Malah, daging kenyal itu sampai terasa seperti remuk.
“Aaaakkhh….auhhhhh….ouchhh…aiiiii….sakkkiiittt….adduhhhhh….” Poppy menjerit histeris waktu gue dorong pinggang ke depan dengan tiba-tiba dan sekuat tenaga. tongkol gue masuk sampai ke pangkalnya. Malah kerasa kepalanya sampai mentok ke dasar memiawnya. Begitu mentok gue berhenti sebentar. Gadis itu sesenggukan, nafasnya tersengal-sengal. Tapi yang paling asyik, gue merasa tongkol gue di dalam memiawnya seperti dibasahi cairan hangat. Belakangan gue tahu yang hangat itu darah keperawanannya.
Dengan gerakan kasar dan tiba-tiba, gue kocok tongkol gue di dalam memiaw Poppy. Terasa sempit banget dan kering. Gue sih enak, tapi akibatnya Poppy menjerit-jerit kesakitan dan minta ampun. Poppy masih merintih-rintih waktu tongkol gue tarik keluar, terus gue jongkok di depan selangkangannya. Langsung gue masukin empat jari ke dalam lubang memiawnya yang masih menganga.
“Aucchhhhh…sakkkiiittt…aaahhhh…” Poppy menjerit lagi waktu empat jari gue puter-puter di dalam memiawnya. Waktu gue tarik keluar empat jari gue yang basah lendir dan darah, cewek itu jatuh melorot sambil terus menangis.
“Hey, bawa sini perawan satu itu, lu ambil memiaw yang ini. Pantatnya buat gue ya!” teriak gue ke teman yang lagi asyik ngucek-ngucek memiaw Umi.
Temen gue cepat bangun lalu menyeret kedua kaki Umi dan menggeletakkan cewek imut-imut itu di dekat kaki gue. Tanpa banyak bicara, dia terus mendorong Poppy yang menangis sambil duduk bersimpuh sehingga jatuh terlentang.
Gue tarik Umi sampai kepalanya berbantalkan paha gue, menghadap Poppy yang lagi digarap ulang. Gue remas-remas pelan kedua payudaranya yang kenyal. Cewek itu menangis.
“Kamu paling muda, jadi memiawmu pasti paling enak. Kamu mau tongkolku masuk memiawmu?” kata gue sambil memilin-milin putingnya yang hitam dan mungil tetapi tebal.
“Huuu…jangaaannn…huuu…” ABG itu menangis lagi.
“Lihat Bu Lik Yani dan Bu Lik Poppy itu…memiawnya sudah jebol…kalau kamu nggak mau seperti mereka, kamu harus nurutin apa kata gue, ngerti? Sekarang lihat ini,”
Gue lalu menghampiri Yani yang sedang dient*t dan disodomi berbarengan. Gue pegang kepala Yani yang lagi menjerit-jerit kesakitan. Lalu gue paksa dia mengulum tongkol gue lagi sampai tongkol gue basah. Terus gue suruh temen gue yang lagi nyodok memiaw Yani bangun, gantian dia memasukkan tongkolnya ke mulut Yani. Terus gue suruh pindah tongkol temen gue satunya dari pantat ke memiaw.
Badan Yani kelojotan dan gemeteran waktu gue paksa tongkol gue ikut masuk memiawnya. Temen gue yang dari tadi menyodomi dia rupanya nggak tahan lama lagi. Dia cepat-cepat menggerakkan tongkolnya maju mundur. Yani menjerit histeris, sebab dua tongkol di dalam memiawnya bikin memiawnya seperti mau sobek.
Temen gue rupanya nggak tahan. Nggak lama dia ngecrot di dalam memiaw Yani. Yang di atas juga gitu, dia ngecrot lumayan banyak di dalam mulut Yani. Yani ambruk, lemes di lantai.
Sekarang gue balik ke Poppy yang lagi menjerit-jerit karena dipaksa duduk di atas tongkol temen gue. Kedua teteknya dicengkeram sehingga dia terpaksa bergerak-gerak naik turun. Dari belakang, gue dorong punggung Poppy yang mulus sampai dia ambruk di atas dada temen gue.
“Kamu nggak mau disodomi juga kan. Lihat nih,” kata gue lagi kepada Umi yang makin kenceng nangisnya.
Poppy menjerit melengking waktu telunjuk gue paksa masuk ke lubang anusnya. Rapet banget, jadi gue paksa satu telunjuk lagi masuk dan gue gerak-gerakin, bikin lubangnya makin lebar. Sampai cukupan buat masuknya kepala tongkol, gue sodok aja.
Kepala tongkol gue sekarang kejepit pantat Poppy. Gue dorong dua senti, Poppy menjerit lagi. Mundur satu senti lalu maju tiga senti. Poppy makin keras menjerit. Lalu mundur lagi satu senti dan dengan tenaga penuh….
“Aaaaaachhhhh…aauuhhhhh….saakkkiiitt….nggghhhhh….” Poppy menjerit histeris. tongkol gue masuk sampai pangkalnya ke dalam lubang pantatnya. Sempit banget, sampai kerasa tongkol gue seperti remuk di dalam. Tapi terus gue genjot agak lama.
Lima menitan, gue lepas dan dua temen gue yang tadi ngerjain Yani udah siap di belakang Poppy, mau gantiin. Gue balik ke Umi, sementara Poppy mulai menjerit lagi waktu pantatnya disodomi lagi. Tapi jeritannya hilang waktu mulutnya juga diperkosa.
“Gimana? Kamu mau nurut?” kata gue sambil jongkok di sebelah Umi dan mengucek-ucek memiawnya yang berjembut tipis.
“I…iya…iya…” katanya terbata-bata.
“Bagus, sekarang bersihin tongkolku,” kata gue sambil berdiri, menyodorkan tongkol gue yang basah air mani temen gue dan darah dari pantat Poppy. Umi menelan ludahnya, tampangnya tampak jijik. Tapi karena takut, dia jilat juga tongkol gue.
Gila, gue kayak di awang-awang, apalagi dia terus mulai menyedot-nyedot tongkol gue. Setelah lama dia nyepong gue, gue liat tiga temen gue udah selesai. Poppy kayaknya pingsan. memiaw, pantat dan mulutnya belepotan air mani.
“Gue juga bersihin dong,” kata temen-temen gue berbarengan.
Umi nggak punya pilihan lain. Akhirnya gadis imut-imut itu berjongkok di depan empat lelaki, menjilati dan menyepong tongkol-tongkol berlendir. Tidak cuma itu, dia juga gue suruh jilat seluruh air mani di badan Yani dan Poppy. Malah, dari memiaw Yani gue sendokin air mani dan gue suapin ke mulut Umi yang berbibir mungil itu.
“Huuu…huuu…sudahh…saya mau pulang…” Umi terisak sambil duduk bersimpuh.
“Boleh, tapi kamu harus joget dulu,” kata gue sambil melepas ikatan di tangannya.
Umi seperti kebingungan. Tapi tiba-tiba ia menjerit karena temen gue tahu-tahu menyabetkan ikat pinggangnya, kena payudara kirinya. “Ayo cepet joget!” bentaknya.
Takut-takut Umi berdiri, tapi kali ini temen gue yang lain menampar pantatnya dari belakang. “Joget yang hot!” bentaknya.
Akhirnya Umi mulai meliuk-liukkan tubuhnya. Merangsang banget, gadis berjilbab tapi bugil, joget di depan gue. Gue tunjuk selangkangannya. “Ayo, gerakin pinggulmu maju mundur sampai memiawmu kena telunjukku ini,” kata gue.
Umi nurut. Pinggulnya maju mundur sampai memiawnya yang berjembut tipis nyenggol telunjuk gue. Pas mau nyenggol kelima kalinya, sengaja gue sodok agak kenceng sampai seperti menusuk klentitnya. Umi menjerit kesakitan.
Sekarang dia malah ketakutan waktu tiga temen gue ikut joget di sekelilingnya sambil memegang-megang buah dada, pantat dan memiawnya.
“Jogetmu bikin aku ngaceng nih!” kata gue sambil mengacungkan tongkol gue yang emang udah tegang banget.
Temen-temen gue ketawa ngakak lalu memegangi kedua tangan Umi dan menelentangkannya di lantai.
“Aaahhh….janngaaaannnn….kalian jahaaaattt…aaahhhh…” Umi menjerit dan meronta-ronta. Satu kakinya dipegangi temen gue, satu lagi gue pegangin, ngangkang lebar banget.
Umi nangis lagi, waktu ngerasa memiawnya mulai kesenggol kepala tongkol gue. Cewek mungil ini menjerit keras waktu jari gue dan temen gue menarik bibir memiawnya ke kanan dan kiri. Terus, tongkol gue mulai masuk 4 senti dan tarikan langsung dilepas. Sekarang tongkol gue kejepit memiaw perawan yang sempit.
Gue ambil posisi, pegangan dua buah dadanya yang mulus sambil jempol dan telunjuk gue menjepit pentilnya.
“Aku harus adil dong, masak saudaramu dapat tongkol, kamu nggak?” kata gue sambil dengan tiba-tiba mendorong tongkol gue maju dengan kekuatan penuh. Akibatnya luar biasa. Umi menjerit sangat keras. Gue sendiri merasa tongkol gue merobek sesuatu yang sangat liat. Begitu tongkol gue mentok ke dasar memiawnya, gue berhenti sebentar. Kerasa memiawnya berdenyut-denyut meremas-remas tongkol gue. Pelan-pelan gue merasa ada cairan hangat membasahi tongkol gue. Itu pasti darah perawannya.
Akhirnya, ABG imut-imut itu menjerit-jerit tak berhenti waktu tongkol gue kocok dengan gerak cepat di dalam memiawnya. Apalagi temen-temen gue asyik meremas-remas teteknya. Malah, kerasa ada yang mulai nusuk pantatnya pakai jari. Ada lagi yang memaksanya ngemut tongkolnya.
Nggak lama, gue pindah tongkol ke pantatnya setelah Umi dibikin nungging. Lagi-lagi Umi menjerit histeris, sebab pantatnya yang lebih sempit dari memiawnya itu tetap bisa gue jebol pakai tongkol gue. Seperti dua cewek lainnya, sekarang Umi telentang di atas dada gue, terus memiawnya yang berdarah disodok tongkol temen gue dari depan. Mulutnya sekarang malah dipaksa ngemut dua tongkol sekaligus.
Sekarang Umi gue paksa nungging di atas dada temen gue sambil tongkolnya tetap di dalam memiaw cewek yang baru lulus SMU itu. Dua tongkol masih berebut masuk mulutnya. Dari belakang, sekarang gue coba masukin tongkol gue, bareng tongkol temen gue yang sudah masuk duluan.
Umi merintih kesakitan, waktu tongkol gue bisa masuk. Pas tongkol temen gue masuk sampai pangkalnya, gue sodok keras-keras sampai tongkol gue juga masuk sampai pangkal. Umi memiawik keras, sebab terasa ada yang ‘krekk’ di dalam memiawnya. Selaput daranya mungkin sobek lebih lebar lagi.
Gue ambil tongkol karet punya temen gue, terus gue tusukin jauh-jauh ke dalam anusnya. memiawnya jadi terasa tambah sempit aja. Umi mengerang panjang waktu gue nggak tahan lagi, ngocokkan tongkol beneran dan tongkol karet makin cepat.
“Minggir…minggir…” kata gue ke dua temen gue yang lagi memperkosa mulut Umi. Cepet gue masukin tongkol gue ke dalam mulut berbibir mungil itu dan, sedetik kemudian, air mani gue tumpah banyak banget di dalam mulutnya.
Umi sudah lemas waktu dia ditelentangin dan tiga temen gue antri ngocok cepat-cepat lalu nembak di dalam mulutnya.
Cewek itu betul-betul tak berdaya. Saat temen gue yang terakhir nyemprot ke dalam mulutnya, dia malah sudah pingsan. Mulutnya yang terbuka betul-betul putih, penuh air mani. Malah, wajah imut-imutnya juga ikut basah.
***
Tiga cewek itu sekarang sudah di mobil lagi. Mulut-mulut mereka yang penuh air mani sudah dilakban, sedang tangan diikat di belakang punggung. Tiga cewek bugil itu digeletakkan begitu saja di lantai tengah mobil. Yani yang pertama siuman, merintih dan menggeliat. Dua temen gue yang jaga di jok tengah lalu mengangkatnya hingga duduk di tengah-tengah. Lagi-lagi payudara montoknya diremas-remas dan putingnya disedot-sedot. Yani cuma bisa merintih.
Tapi ia mengerang kesakitan waktu dua ujung gagang kuas lukis yang runcing didorong di atas dua putingnya sampai tak bisa maju lagi.
“Ini bagus dan menarik,” kata temen gue lalu mengikat empat kuas dengan karet gelang di dua ujung gagang kuas, masing-masing dua kuas. Ia lalu merenggangkan kedua kuas dan menyelipkan payudara Yani di antaranya. Selanjutnya, tarikan dilepas sehingga kuas kembali merapat dan menjepit erat gumpalan daging montok itu di pangkalnya. Dua buah dada Yani diperlakukan seperti itu, sehingga menggelembung dan makin lama makin terlihat merah kehitaman. Yani merintih dan menggeliat-geliat kesakitan.
Lalu Poppy yang menyusul siuman juga diperlakukan sama. Terakhir, begitu sampai Kasongan, Umi siuman. Perlakuan yang diterimanya nyaris sama. Bedanya, cuma dua kuas yang menjepit di payudaranya. Tapi, pasti sakit sekali karena yang dijepit adalah dua putingnya sekaligus.
Rumah Yani dini hari itu sepi sekali. Maka mobil langsung masuk garasi yang memiliki pintu tembus ke kamar Yani. Tiga pigura besar langsung disiapkan temen-temen gue. Lalu cewek-cewek yang masih menggeliat kesakitan itu, kita ‘pigura’ dengan tangan terikat di frame atas, kaki di frame bawah.
“Ini pasti lucu,” kata temen gue sambil bawa masuk dongkrak mobil. Diputarnya dongkrak sehingga bagian pengangkat turun merapat dan ulirnya yang berdiameter tiga senti menonjol tiga senti. Lalu dibuatnya Umi duduk di atas dongkrak. Otomatis besi berulir menusuk memiawnya. Lalu diputarnya lagi dongkrak sehingga turun dan besi berulir naik. Umi mengerang kesakitan, sebab begitu besi pengangkat rapat, besi berulir itu mencuat ke dalam memiawnya sedalam 10 senti lebih. Darah perawannya bercampur air manipun menetes ke dongkrak dan lantai keramik putih.
Sedang Yani dan Poppy dipigura pada posisi berdiri. Dua puting Yani dan Poppy lalu disentuh dengan raket nyamuk. Sekejap tapi dua cewek itu langsung melonjak dan mengerang kesakitan. Lalu gagang raket ditusukkan ke dalam memiaw Poppy. Lubang pantatnya dimasuki lima kuas dengan bulu di dalam. Di memiaw Yani gue masukin dua baterai besar dan satu di pantatnya.
Tiga buah pancing lalu gue ikat di pigura Yani. Lalu, tiga kail gue tancapkan di pentil dan klitorisnya. Yani mengerang hebat waktu tali pancing gue gulung sampai menarik tiga titik peka itu. Sampai akhirnya, Yani pingsan lagi.
“Kamu berdua harus pingsan lagi ya?” kata gue kepada Poppy dan Umi yang ketakutan waktu ngelihat enam tusuk gigi lancip di tangan gue.
Pertama-tama Poppy yang mengerang hebat waktu dua tusuk gigi gue tancepin di dua pentilnya sampai lima senti. Darah lalu mengalir dan menetes lewat ujung tusuk gigi. Waktu klentitnya yang gue tusuk dari bawah sampai tembus ke atas, Poppy mengerang lagi dan tubuhnya kejang sampai akhirnya lemas, pingsan.
Sekarang Umi yang ketakutan. Gue tarik satu persatu putingnya, gue tusuk tembus melintang sehingga nyangkut di gagang kuas. Darah juga menitik lewat ujung tusuk gigi. Seperti Poppy, dia juga pingsan waktu klentitnya juga gue tusuk tembus melintang.
***
Keadaan sepi, gue dan temen-temen membuka lebar korden ruang tamu, lalu menyalakan lampu. Cepat kami cabut dari situ sambil melihat pemandangan indah di ruang tamu…
***
Seminggu kemudian, gue mampir ke rumahnya. Berlagak nggak tahu, toh Yani, Poppy dan Umi juga nggak tahu kalo gue yang merkosa mereka. Tapi gue kaget juga waktu yang membuka pintu bukan mereka, tapi seorang gadis berjilbab putih panjang dan jubah ungu.
“Saya Kantuningsih. Saya kos di sini,” kata gadis berwajah khas Jawa itu.
“Bu Yani kemana?”
“Bu Yani sekarang tinggal di Klaten…” sahutnya.
Ow… ow… gue kecewa. Tapi entar dulu, kapan-kapan si Kantun ini perlu disodok juga memiawnya. Temen-temen gue harus dikasih tau !
Betapa mempesonanya wanita ini. dibalik kesopanan pakaian tersembunyi pesona liar.